Direktur
Kang masih berbicara dengan Geu Rim meminta agar bisa merekam 10 dari 100
siaran.dan pastikan agar tidak terjadi insiden apapun dan mengancam kalau
acaranya akan dibatalkan lagi. Ia juga meminta agar Geu Rim membuat Ji Soo Ho
nyaman.
“Itulah
bagian dari tugasmu. Kau tahu maksudku, 'kan?” ucap Direkur Kang. Geu Rim
binggung tapi akhirnya menganguk mengerti. Direktur Kang pun memujinya.
Geu Rim
memanggil Soo Ho akan meninggalkan gedung, Akhirnya Soo Ho bertanya apakah Geu
Rim tahu yang sudah terjadi hari ini.
Geu Rim hanya bisa meminta maaf mengaku ingin memberitah lebih dulu tapi Tuan
Lee mengatakan ingin memberikan kejutan.
“Poin
nomor 3 isinya, aku bisa berhenti kapanpun. Sudah kubilang aku akan mencoba
selama sebulan tapi Aku masih memikirkannya.” Ucap Soo Ho sangat kecewa. Geu
Rim menahan Soo Ho
“Kalau
begitu, tolong bawa ponsel ini... Aku hampir gila karena DJ siaranku selalu
saja menghilang. Ini bisa jadi penyelamat dan Angkatlah saat aku meneleponmu.”
Ucap Geu Rim memberikan ponselnya.
“Penulis
Song Geu Rim... Sudah cukup. Kenapa kau selalu membuat situasi yang tak
terduga...” kata Manager Kim datang, Soo Ho tak ingin berlama-lama mengajak
pergi saja.
“Aku
takkan mengulanginya lagi.” Kata Geu Rim membungkuk meminta maaf dan mengeluh
kalau Setiap hari selalu jadi seperti ini.
Nyonya
Nam membaca artikel dari tabnya [Apa Ji Soo Ho Tidak Sadar Bahwa Dia Sedang
Siaran Langsung?] lalu meminta Sek Ah agar Pecat semua anggota tim perencanaan
Soo Ho dan menyuruhnya segera keluar.
Tuan Ji
sibuk dengan ponselnya mengirimkan pesan pada Da Seul “Aku segera sampai. 5
menit lagi.” Lalu berkomentar Ji Soo Ho itu imut. Nyonya Nam berteriak marah
kalau Putera Tuan Ji pasti sudah gila dan sekarang hanya dam saja.
“Aku akan
menemuinya sekarang...” ucap Tuan Ji akan bergegas pergi. Nyonya Nam dengan
sinis menyuruh suaminya duduk.
“Aku yang
akan bicara dengannya.” Kata Tuan Ji. Nyonya Nam tak peduli menyuruh suaminya
duduk kembali. Tuan Ji pun tak bisa melawan.
Nyonya
Nam menelp Ra Hee ingin tahu persiapannya, merasa kalau sudah melakukan yang
terbaik jadi sekarang giliran Ra Hee.
Soo Ho
masuk rumah melihat botol minumnya yang belum dibersihkan dan teringat kembali
saat dirinya yang tak sadar sudah menyetujui kalau siaranya akan langsung. Ia
akhirnya masuk ke dalam ruangan menemukan note yang ditinggalkan Jason dengan
kursi untuk Ji Soo Ho.
“Aku menunggumu kau akan duduk disini
dan bicara denganku. Aku akan pura-pura tak
mengenalmu lagi. Jangan cari aku”
Soo Ho
mencoba untuk tidur tapi teringat kegagalan yang dilakukan saat siaran langsung
terkena umpatan ayah dari penelp. Tuan Lee yang mengatakan "Kontrak
berdasarkan kepercayaan bersama. Dokumen yang berisi kesepakatan." Sama
seperti yang dikatakan.
“Jika kau
mengacaukan siaranku, maka aku tak segan untuk membunuhmu.” Tegas Tuan Lee.
Soo Ho
menatap ponsel yang diberikan Geu Rim lalu melihat foto Geu Rim dengan Tuan Lee
yang bersampingan. Ia teringat dengan ucapan Geu Rim yang meminta agar
mengangkat ponsel kalau menelpnya. Soo Ho berusaha kembali tertidur dengan
memainkan lampu tidurnya.
Ra Hee
sedang membentuk kukunya memanggil Tornado dengan panggilan Tahun Ke-Tujuh” kalau baru saja dipecat.
Tornado binggung, Ra Hee pikir kalau Tornado harusnya marah karena Geu Rim
sudah enak kerjanya setelah merekrut seorang pria.
“Kapan
kalian akan jadi penulis utama?” ejek Ra Lee lalu meminta agar membelikan roti.
“Tak ada
yang bisa kusuruh-suruh lagi setelah
Mong Geu Rim pergi.” Kata Ra Lee akhirnya Tornado keluar dari ruangan.
Geu Rim
masuk ruangan menyapa Tornado, Tornado hanya menatap sinis. Geu Rim bingung
dengan sikap seniornya lalu mendekati Ra Hee karena memanggilnya. Ra Hee
menyuruh Geu Rim untuk duduk lebih dulu. Dan menyuruh dua penulisnya keluar
karena Hanya penulis utama yang boleh tinggal.
“Song Geu
Rim... Apa Kau mau membantuku?” ucap Ra Hee. Geu Rim bertanya membantu apa.
“Itu...
Apa yang biasanya kau lakukan saat masih bekerja denganku.” Kata Ra Hee
menunjuk banyak yang belum dibungkus. Geu Rim binggung karena harus melakukan
Semuanya.
“Jadi mau
bagaimana lagi, Aku belum punya asisten
penulis lagi.” Kata Ra Hee.
Soo Ho
melihat semua artikel tentang dirinya [Kekacauan Radio Ji Soo Ho] dan komentar
dari para Netizen “Radio Ji Soo Ho akan gagal. Siaran itu bukanlah siaran personal. Tidak
sopan sekali... Kecelakaan siaran yang terbaik... Kuyakin dia pasti kaget. Aku
harap bisa lihat wajahnya.”
Ponsel
Geu Rim berdering, saat itu terlihat nama
[Manajer Ji Soo Ho] dan Soo Ho mengangkatnya. Jason memanggil Geu Rim
dengan panggilan Lady Kamikaze. Soo Ho dengan santai mendengarnya.
“Aku lagi
marah dengan Soo Ho, jadi pergi menjauh darinya. Ada masalah apa? Aku sudah
baca artikelnya dan Dia buat kacau semuanya. Dia tak apa-apa, 'kan?” ucap
Jason.
Soo Ho
menjawab kalau baik-baik saja. Jason panik kalau yang mengangkat Soo Ho dan
langsung menutupnya.
Geu Rim
diluar ruangan membawa papan bertuslian "Jay's Let's Meet At 6PM"
dimulai hari ini jadi Untuk
merayakannya, maka Jay yang akan mentraktir. Seung Goo berada diruangan
bertanya Berapa penelepon yang menunggu. Ra Hee mengatakan ada Delapan.
Keduanya penuh semangat, tapi saat akan high five langsung memalingkan wajah.
“Kalau
Anda tahu jawabannya, Santa sedang menunggu di Sinchon Dia akan memberikan
hadiah saat tiba. Pertanyaan pertama, berapa banyak jumlah yang ada di...” ucap
Jay, tapi saat itu Tae Ri menyelanya.
“Untuk
drama apa aku, Jin Tae Ri, memenangkan penghargaan aktris anak terbaik? Kalian
bisa Tebak drama apa?” kata Tae Ri. Semua binggung dengan tingkah Tae Ri malah
menyela ucapan Jay. Ra Hee pikir kalau Sudah menduga.
“Ji Soo
Ho juga main drama itu. Kami itu seperti
Yeo Jin Goo dan Kim So Hyun.” Kata Tae Ri bangga
Akhirnya
Jay menemuikan jawab “Highlight.” Dengan memberitahu penelp di nomor 4422 benar
jadi bisa datang ke Sinchon. Ra Hee mengeluh kesal melihat tingkah Tae Ri. Geu
Rim yang di luar memangil pemenang dan memberikan hadiah bahkan mengambil foto.
“Setelah
lagu ini selesai,silahkan pergilah ke Hongdae dan dapatkan hadiah Anda.” Ucap
Jay.
Geu Rim
pergi ke bagian kosong dibawah gedung kembali membagikan hadian pada cara Ra
Hee untuk promosi. Seorang pendengar yang menerima hadiah paling besar
memberikan kue ikan karena cuaca yang dingin Geu Rim pun mengucapkan Terima
kasih menerimanya.
Tornado,
GaMoom dan Jang Man duduk bersama. Ga Moom merasa selalu ingin minum tiap hari karena bahkan
tak bisa menghitung berapa jumlah penulis utama yang berada di atasnya. Tornado
pikir mereka tahu salah siapa hingga
diperlakukan seperti ini. Jang Man ingin tahu siapa orangnya.
“Song Geu
Rim.” Ucap Tornado, Ga Moom pikir Bukan
seperti itu karena Geu Rim jadi Santa
sendiri pada bulan Februari.
“Apa Kau
tak kasihan dengannya?” ucap Ga Moom. Jang Man pikir lebih baik Geu Rim ergi ke
JH saja karena Ada banyak penulis disana.
“JH
sepertinya menyokongnya. Mereka menulis kontrak terpisah dan dia selalu ke
kantor JH.” Kata Jang Man curiga
“Hei...
Kalau kau tak tahu apa-apa, lebih baik tutup saja mulutmu.” Kata Gamoom
memperingat Jang Man.
“Apa
kalian sudah lihat kontrak yang ditandatangani Ji Soo Ho dan Geu Rim?” tanya
Tornado penasaran.
Geu Rim
masuk dalam ruang siaran, semua orang sudah pulang dan akhirnya meninggalkan
baju kostumnya lalu keluar dengan wajah sedih dan duduk di tempat
persembunyianya. Tuan Moon datang dengan bir melihat Geu Rim heran karena
penulis yang berhasil mendapatkan Ji Soo Ho malah murung.
“Pak...,
aku hanya tak bisa menemukan jalan keluarnya.” Ucap Geu Rim. Tuan Moon bingung
maksudnya apa.
“Maksudku,
aku akhirnya jadi penulis utama, tapi aku tak bisa melakukan siaran berdasarkan
naskahku dan penulis lain malah menjauhiku. Bahkan Hari ini pun, aku merasa
lelah karena jadi Santa seharian tapi semua ini menghangatkanku” cerita Geu Rim
“Pak...
Kenapa hidup seperti ini? Sebentar manis, sebentar pahit. Kenapa semua itu
terjadi?” keluh Geu Rim seperti sudah melalaui hidup setengah abad.
“Berhenti
bicarakan hidup seperti orang tua saja. Mengomentari kehidupan itu hal yang
kuno, kau pasti tahu.” Ejek Tuan Moon.
“Bapak
tak pernah mendukungku sekali pun.” Keluh Geu Rim lalu mengikutinya pergi.
Keduanya
duduk di ruangan siaran dengan memutar piringan hitam. Geu Rim membaca naskah
merasa tak percaya kalau tulisan penulis senior bagus sekali menurutnya Kalau
menulis di tempat seperti sekarang maka pasti
akan terinspirasi sekali dan bisa menulis dengan baik.
“ ItuMana
mungkin...” ejek Tuan Moon. Geu Rim seperti tak mengubrisnya.
“Bukankah
itu lebih bagus kalau tim kita bisa siaran di tempat ini? Apa kau mendengarkan
siaranku tiap hari?” tanya Geu Rim
“Kemarin
aku sibuk.” Kata Tuan Moon seperti tak peduli dengan Geu Rim.
“Acara
kami juga sering gagal.” Ungkap Geu Rim sedih.
“Kau
bilang Penggemar 10 tahun? Itu tak
berguna juga, 'kan?” kata Tuan Moon. Geu Rim pikir bukan seperti itu mendekati
Tuan Moon.
“Apa Kau
tahu bagaimana Sticky Notes ditemukan? Sticky Notes adalah barang gagal setelah
mereka ingin membuat perekat yang kuat. Itulah kegagalan yang berbuah manis... “
jelas Tuan Moon tentang Note yang selama ini mereka gunakan.
“Jadi Geu
Rim... Terus lakukan hal yang Kau pikir akan terus gagal hingga kau bisa
membuatnya jadi sebuah hal yang berhasil.” Nasehat Tuan Moon. Geu Rim setuju.
Saat
perjalanan pulang Geu Rim melihat buku harian dengan note yang menempel dan menulis
di bagian akhir "Kegagalan pasti akan berhasil." Sementara Soo Ho di
rumah melihat kembali artikel yang ada di internet dengan tertulis [Aktor Ji Soo Ho Membuat Kesalahan di Siaran
Radio] lalu komentar lebih baik “Tetap saja lucu walaupun dia buat kesalahan. Besok, aku akan
dengar radio lagi. Senang sekali bisa mendengarnya di radio.”
Lalu
dikagetkan dengan artikel yang berkaitan [Ji Soo Ho Akan Berkolaborasi dengan
Kim Sang Soo!] lalu membaca isinya dan keluar dari kamarnya.
Nyonya
Nam sedang melihat jaket bulu dan saat itu Tae Ri masuk tanpa bisa dicegah oleh
pegawainya. Tae Ri memuji Nyonya Nam kalau
Hari ini hebat sekali. Nyonya Nam tak mengubrisnya terus memilih
pakaianya. Tae Ri pikir bahkan berhasil membuatnya jadi pencarian teratas.
“Apa Anda
mendengarnya?” ucap Tae Ri. Nyonya Nam tetap diam sibuk memilih pakaian yang
digantung.
“Bagaimana
kalau aku pakai dress ini untuk acara donasi JH besok? Dua minggu lagi, kan?
Apa Ibu tak mau membelikannya untukku sebagai kado supaya aku bisa memakainya?”
ucap Tae Ri. Nyonya Nam memanggil pegawai toko
“Dari
sini sampai sana.” Kata Nyonya Nam menunjuk satu gantung baju. Pegawai pun
mengatakan kalau akan menyiapkannya.
“Itu kado
untukmu dan Sebaiknya aku pindah mal saja. Tempat ini tak bagus.” Kata Nyonya
Nam pada Tae Ri lalu melangkah pergi.
Nyonya
Nam sibuk menata makanan di atas meja, Soo Ho mengeluh dengan yang Nyonya Nam
lakukan. Tuan Ji meminta Soo Ho agar membuatnya
tak nyaman karena Sutradara Kim Sang Soo akan datang 10 menit lagi jadi
menyuruh duduk.
“Berhentilah
membawakan siaran radio. Kau pasti tahu kenapa meskipun Ibu tak memberitahumu
alasannya.” Ucap Nyonya Nam.
“Jangan
dianggap serius, Nak... Ayah disini karenamu. Reality show itu hanya bertahan
sebulan saja... Kalau begitu, kita bisa melakukannya setahun.” Bisik Tuan Ji
lalu mengajak untuk makan bersama
Saat itu
terdengar suara bunyi ponsel berdering, Tuan Ji pikir itu bukan nada dering
ponsel istrinya. Soo Ho mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya, Nyonya Nam
melirik sinis dan juga kaget. Soo Ho melihat ponsel Geu Rim yang bertuliskan
Ibu dan sengaja merejectnya.
“Apa Kau
baru beli ponsel?” ucap Nyonya Nam. Soo Ho mengaku tidak. Ponsel Geu Rim
kembali berdering, Soo Ho akhirnya mengangkat telp Ibu Geu Rim dan langsung
bergegas pergi. Nyonya Nam menahan amarah seperti sangat marah melihat tingkah
Soo Ho mulai membangkang.
Ibu Geu
Rim seperti tersesat di jalan, Soo Ho melihat dari kejauhan sempat binggung
akhirnya menghampiri Ibu Geu Rim mengaku kalau ia adalah pria yang ditelepon
tadi dan temannya Song Geu Rim. Ibu Geu Rim terlihat gembira bisa bertemu
dengan Soo Ho.
Keduanya
akhirnya naik mobil bersama, Suasana terasa canggung. Ibu Geu Rim akhirnya
meminta izin agar bisa mendengar radio. Soo Ho pun menyalakan radio dan
menanyakan keadaan Ibu Geu Rim.
“Tasku
tiba-tiba hilang... Ini bukan pertama kalinya, tapi aku merasa aneh tanpa
dompetku... Terima kasih..” ucap Ibu Geu Rim. Soo Ho seperti bisa bernafas
lega.
“Tapi...,
Apa kau dengar siaran Geu Rim kemarin?” ucap Ibu Geu Rim. Soo Ho sedikit gugup
mengaku kalau mendengarnya.
“Ji Soo
Ho manis sekali, ya... Dia sudah mirip seorang DJ sungguhan di siarannya... Dia pasti anak kurang
ajar.” Kata Nyonya Nam mengejek. Soo Ho hanya bisa terdiam karena Nyonya Nam
seperti tak tahu kalau penyiarnya adalah dirinya.
Nyonya Jo
bisa dengan cepat berjalan ke depan kulkas hanya dengan merabanya, Soo Ho ingin
membantu tapi Nyonya Jo bisa mengeluarkan semua makanan dalam plastik. Ia
berpikir kalau Nyonya Jo itu tak bisa naik tangga sendiri.
“Semua
itu bohong... Aku malah ingin menggenggam tanganmu dan membuatkanmu makan
malam. Jadi Duduklah.” Ucap Nyonya Jo memasukan nasi dalam plastik ke dalam
microwive.
“Aku
sungguh ingin membuatkanmu makanan.” Kata Nyonya Jo. Soo Ho hanya bisa terdiam
seperti tak percaya Nyonya Jo yang buta bisa menyiapkan semuanya.
“Apa kau
sedang menatapku dengan rasa kagum?” kata Nyonya Jo. Soo Ho mengelak walaupun
bingung karena sekarang meja sudah penuh dengan lauk.
“Saat kau
tak bisa melihat, ada banyak hal yang bisa kau lihat. Karena aku tak bisa
melihat..., maka aku bisa tahu suara indah puteriku. Kau bisa merasakan
kebaikan yang datang dari orang baik. Dalam hidup, kau mungkin akan gagal
sekali. Tapi kau pasti akan lebih banyak
sukses.” Ucap Nyonya Jo mengajak Soo Ho duduk.
Soo Ho
akan mulai makan, saat itu juga Geu Rim masuk rumah. Geu Rim kaget melihat Soo Ho sudah ada
dirumahnya. Soo Ho meminta agar Geu Rim tak memanggil namanya.
“Geu
Rim... Aku jadi bersahabat dengan anak kurang ajar itu.” Kata Nyonya Jo. Soo Ho
kaget ternyata Nyonya Jo mengetahui kalau ia penyiar.
“Apa
maksud ibu? Ji Soo Ho bukan anak kurang ajar...” kata Geu Rim membela. Nyonya Jo
pikir Memang benar. Geu Rim membela.
Ketiganya
akhirnya makan bersama, Geu Rim memberikan lauk di sendok ibunya. Soo Ho
melihatnya seperti ini karena ada kehangatan, saat itu Tuan Lee masak
berkomentar kalau Baunya enak sekali dan meminta sup pada ibu Geu Rim. Soo Ho
kaget kalau Tuan Lee masuk rumah seperti sudah sering datang. Nyonya Jo pun menyuruh agar Tuan Lee makan
bersama.
Tuan Lee
memberikan hadiah pada Nyonya Jo mengaku kalau ingin memberikannya setelah
makan malam tapi buku itu edisi paling baru. Nyonya Jo senang menerima buku
braile dari PD Lee. Tuan Lee meminta agar Jangan panggil seperti itu karena
mereka selalu makan bersama.
“Kita
sudah seperti ibu dan anak.” Ucap Tuan Lee. Soo Ho makin cemberut. Nyonya Jo
seperti akan memikirkanya.
“Setelah
ini, kita akan minum teh di rumahku.” Kata Tuan Lee. Nyonya Jo pun
menyetujuinya.
Di
ruangan seperti taman buatan, Ketiganya duduk selain Soo Ho. Tuan Lee mengaku
Karena yoga dan teh herbal jadi tidak gampang stres dan membagikan pada Nyonya
Jo dan juga Geu Rim. Ia lalu memanggil Maknae,
menanyakan naskahnya. Geu Rim akan mengambilnya dan beranjak pergi.
“Apa kita
akan siaran langsung besok?” tanya Soo Ho
“Kau
terlahir untuk menjadi seorang DJ. Berkatmu, siaran kita akan meraup jumlah
pendengar tertinggi.” Puji Tuan Lee.
“Bagaimana
kalau aku menolak?” kata Soo Ho. Tuan Lee pikia tak mungkin.
“Aku
mungkin hanya tahu beberapa hal tentangmu, tapi kau itu tak punya nyali. Kau tak
bisa menyusahkan orang lain. Terutama mengenai hal yang sudah kau sepakati.”
Kata Tuan Lee memikirkan merasa kalau Semuanya ada di kontrak kalau Soo Ho yang
tak punya keberanian.
“Kau
ingat apa yang kau katakan, bukan? Kau akan berhenti apabila aku tak menyukai
proposalnya. Aku masih boleh berhenti setelah satu bulan percobaan.” Ucap Soo
Ho dengan nada tinggi.
“Soo
Ho...” ucap Tuan Lee. Soo Ho menyahut, tapi Tuan Lee sedang berbicara dengan
pohon didepanya.
“Nama
tanaman ini namanya Soo Ho.. Tanaman ini
malaikat pelindung disini.” Jelas Tuan Lee kembali berbicara pada
tanamanya.
“Soo
Ho... Kau harus jaga amarahmu... Itulah satu-satunya cara agar kau bisa tumbuh
besar.” Kata Tuan Lee seperti sengaja menasehati Soo Ho melalui tanaman.
Geu Rim
memberikan naskah segmen dan pembukaannya. Tuan Lee melihatnya lalu memuji
kalau naskahnya sudah Bagus lalu menyindir kalau tak yakin tim Soo Ho akan
memilihnya. Geu Rim pamit pergi dan memberikan syal Soo Ho yang dipinjamkan
sebelumnya.
“Apa Kau
pemiliknya? Pantas saja.” Komenta Nyonya Jo mengetahui Syal yang dipakai oleh anaknya.
“Perbaiki
pembukaannya... Malam ini, kita akan bekerja.” Kata Tuan Lee pada Geu Rim
“Tidak...
Aku butuh kau untuk melatihku.” Ucap Soo Ho. Geu Rim kaget mendengarnya.
“Ibu.... Boleh
kupinjam puteri Ibu malam ini?” kata Soo Ho pada Ibu Geu Rim. Semua yang ada
diruangan binggung.
Keduanya
berada dalam mobil dengan suasana canggung. Geu Rim ingin bicara tapi Soo Ho
lebih dulu mengaku khawatir soal siaran besok. Geu Rim pikir itu Benar karena
selalu gugup setiap siaran langsung. Soo Ho meminta agar Geu Rim bisa
mengajarinya dengan menatapnya.
“Tentu
saja. Aku akan mengajarimu dengan baik.”kata Geu Rim terlihat kembali bersikap
positif. Soo Ho hanya diam dengan wajah gugup.
Geu Rim
mengambar di papan seperti ada banyak bintang, lalu Soo Ho hanya menatap Geu
Rim yang menjelaskanya.
“Apa Kau tahu
ekuisi gelombang elektrik? Kita tak bisa melihatnya, tapi lapisan rekletif
berada di langit. Inilah yang membuat kita bisa siaran radio. Suara radio
menjadi cahaya di langit... Seperti ini. Berkilauan.” Jelas Geu Rim.
“Itulah
sebabnya, suara yang kita hasilkan menjadi sebuah cahaya di langit. Suara itu
dikirim kepada pendengar kita dan semua suara yang berasal darimu dan aku di
stasiun berkilauan di langit. Inilah radio. Kita membuat suara menjadi sebuah
cahaya.” Jelas Geu Rim. Soo Ho tetap menatap Geu Rim dalam diam.
Geu Rim
mengajak Soo Ho ke ruangan siaran yang sudah melegenda selama 30 tahun lalu
pergi ke bagian papan yang ditempel surat pendengar dan ada satu surat milik
Geu Rim yang masih di tempat. Geu Rim pikir Soo Ho sudah melihat di videonya.
“Mata
ibuku pertama kali dioperasi saat aku berusia 14 tahun. Sejak saat itu, aku tak
menonton TV lagi. Aku tak mau tertawa dan menangis sementara ibuku tak dapat
melihat dunia yang kulihat. Itulah yang kurasakan saat aku kecil dulu.” Cerita
Geu Rim. Soo Ho ikut menatap Geu Rim.
“Jadi,
radio selalu kunyalakan saat aku dan ibu berada di rumah. Aku ingin mendengar
dunia yang dia dengarkan. Tapi aku jatuh cinta pada saat itu. Semua cerita yang
ada di radio seperti kehidupan sehari-hari sampai kukira itu ceritaku sendiri. Begitulah
aku menenangkan diriku Aku belajar untuk menyemangati diri sendiri..” Cerita
Geu Rim. Soo Ho tak banyak komentar berjalan pergi dan saat itu terlihat foto
Soo Ho masa remaja tertempel disana.
Keduanya
dalam ruangan siaran, Geu Rim menjelaskan Di radio, tujuh detik tanpa suara dikategorikan
sebagai kecelakaan siaran jadi tu sebabnya mereka harus mempersiapkan sebuah
lagu. Ia pikir Soo Ho bisa tak
mengatakan apapun selama 7 detik tapi waktu yang sangat lama bagi siaran radio
jadi meminta agar mencobanya.
Soo Ho
terdiam dan Geu Rim mulai menghitungnya sampai 7 detik, kalau itu dalam radio Rasanya lama sekali, jadi Soo Ho tak boleh diam saja. Ia memberitahu
tahu tombol kalau Soo Ho merasa terkejut, karena DJ bisa memainkan lagu.
“Dan Juga,
kau sudah membuka e-mailnya.” Ucap Geu Rim. Soo Ho membenarkan.
“Bagaimana
naskahnya? Maksudku... Apa Kau sudah membacanya?” tanya Geu Rim. Soo Ho mengaku
sudah
“Kalau
begitu, aku sudah melewati tahap pertama.” Jelas Geu Rim.
Soo Ho
menatap Geu Rim yang berbaring didepannya, Geu Rim seperti tertidur pulas di
meja siaran. Sampai akhirnya Geu Rim
terbangun dari tidurnya dan keduanya saling menatap. Soo Ho mengaku kalau penasaran
tentang Geu Rim. Geu Rim binggung dengan ucapan Soo Ho.
Bersambung
ke episode 6
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar