Soo Ho
melihat Geu Rim terbangun dari tidurnya, lalu keduanya saling menatap. Soo Ho
pun mengaku kalau penasaran tentang Geu Rim. Tiba-tiba seseorang masuk ke
ruangan kontrol, keduanya langsung bersembunyi di bawah meja.
“Kenapa
kau menggangguku?” keluh Hoon Jung pada seniornya.
“Tunjukkan
saja “cue sheet”nya. Kalau sudah selesai kupinjam, nanti kukembalikan.” Kata
Seung Goo
“Kau itu
pasti mau lihat proposalnya.” Ucap Hoon Jung. Seung Goo tak peduli meminta
Seung Goo agar memberikan saja.
“Kenapa
kita tidak menyapanya saja?” bisik Geu Rim. Soo Ho menyuruh Geu Rim diam saja
agar mendengarnya.
“Penampilanmu
makin bagus saja semenjak kau kerja sama Lee Gang PD. Apa Kau senang?” ejek
Seung Goo. Hoon Jung mengeluh senang dari mananya.
“Aku
malah ingin membunuhnya. Kami saja bekerja semalaman sampai tak tidur. PD.. kenapa
kau tidak memasukkanku di tim-mu? Padahal 'kan kerjaanku bagus.” Ucap Hoon
Jung. Seung Goo malah mengumpat muak dengan Hoon Jung meminta agar memberikan
yang diminta. Hoon Jung ingn mengambil dalam ruang siaran.
Soo Ho
dan Geu Rim sudah duduk di ruang siaran membahas tentang siaran. Soo Ho melihat
susunan siaran yang dibuat Geu Rim saat mengucapkan “bridge”. Geu Rim
memberitahu kalau sudah menandainya.
“Kalian
berdua sedang apa?” tanya Hoon Jung binggung melihat keduanya.
“Kami
sedang latihan mau siaran.” Kata Soo Ho. Hoon Jung heran di jam 7 pagi.
“Aku
daritadi membantunya.” Ucap Geu Rim. Soo Ho pikir biasanya penulis dan DJ itu seperti satu orang. Seung
Goo tak percaya kalau mereka menjadi Satu orang.
“Bisakah
kau menuliskan bagaimana aku harus bereaksi di bagian sini?” ucap Soo Ho tak
peduli, Geu Rim menganguk mengerti seolah-olah tak ada Hoon Jung. Seung Goo
melihat dari ruang kontrol tak bisa berkomentar.
Jang Ma
tak percaya kalau Soo Ho dan Geu Rim yang menghabiskan malam bersama. Hoon Jung
menceritakan Ji Soo Ho bekerja sangat keras, bahkan keduanya membaca
naskah di ruang siaran. Jang Ma pikir mereka
tidur bersama. Ga Moom berteriak tak percaya karena mereka hanya Omong kosong.
“Song Geu
Rim, dasar tidak sopan... Kalian belum tahu, kan? Kalau menghabiskan malam di
ruang siaran radio berduaan pasti nanti ada masalah terjadi.” Ucap Tornado.
Hoon Jung meminta agar jangan bicara seperti itu.
“Tunggu Sebentar.
Song Geu Rim dan Ra Ra Hee Siapa yang pendengarnya lebih banyak?” ucap Ga Moom
penasaran.
“Tapi
hidup kita pasti akan lebih tenang jika
Penulis Ra yang menang.” Pikir Jang Man
Ga Moom
mendukung Song Geu Rim, Hong Jung juga
yakin yang menang, karena ada si Namaste. Tornado hanya bisa menghela nafas
mendengarnya.
Direktur
Park memberitahu KBC telah melakukan penelitian khusus untuk mendapatkan rating
dari pendengar terkait dua acara mereka.
Tuan Lee, Seung Goo dan juga Ra Hee sudah duduk menunggu. Direktur bertanya-tanya apakah garis miring ke atas
untuk rating untuk acara radio di
stasiun mereka. Ketiganya tegang menunggu.
“Baiklah...
Apa ini rating dari "Radio Romance"-nya Ji Soo Ho Atau, "Let's
Meet at 6PM"-nya si Jay? Apa kalian Tebak acara siapa ini?” ucap Direktur
Park mengoda.
Ra Hee
seperti yakin kalau akan menang dan
akhirnya Direktur Park memberitahu kalau itu acara Ji Soo Ho. Tuan Lee
terlihat bahagia mendengarnya dan berbanding terbalik dengan Ra Hee dan Seung
Goo yang kecewa.
“Kita
sudah sepakat yang kalah akan bekerja hari Minggu juga... Kerja di hari libur
itu menyenangkan tahu.. Tapi tim kami harus jalan-jalan.” Ucap Tuan Lee
bahagia. Direktur Park pun memperbolehkanya.
“Oh,
ya... Siaran kami selanjutnya, kami akan
memakai ruangannya Sung Woo.” Kata Tuan Lee. Ketiganya kaget
mendengarnya.
“Apa Kau
sudah dapat izin darinya?” tanya Direktur Park. Tuan Lee hanya menjawab “Namaste.”
Lalu pamit pergi.
“Hei!
Hasil kerjamu ini bagus..., tapi tunggu sampai satu siaran lagi.” Kata Direktur Park. Tuan Lee
menolak dan berjalan keluar dari ruangan.
“Dasar
berandal itu. .. Aku memang tidak bisa membencinya.” Ungkap Direktur Park
bangga.
Ra Hee
menahan amarah ingin tahu keberadan Geu Rim sekarang, Direktur Park seperti tak
peduli hanya melihat rating yang tinggi untuk siaran radionya dan berharap mempertahankan
seperti ini. Seung Goo dan Ra Hee makin kesal mendengarnya.
Geu Rim
memberikan sandwich pada Soo Ho untuk sarapan, lalu bertanya apa maksud
perkataannya tadi, kalau Soo Ho yang
penasaran. Soo Ho tak bisa makan sandwichnya karena gugup. Geu Rim masih ingat
yang dikatakan Soo Ho saat di ruang siaran.
“Kau
penasaran soal apa?” ucap Geu Rim binggung. Soo Ho ingin menjelaskan tapi Tuan
Lee tiba-tiba datang langsung masuk diantara keduanya dan makan sandwich dari
tangan Geu Rim.
“Kenapa
kau selalu makan punyaku?” keluh Geu Rim. Tuan Lee mengejek Geu Rim pelit. Soo Ho yang kesal menyuruh Tuan Lee makan
sandwich miliknya saja dengan menyodorkan pada mulut Pdnya. Tuan Lee dengan
senang hati menerimanya bahkan mengucapkan terimakasih.
“Ji Soo
Ho-ssi, berkat kau rating pendengar kami sangat tinggi.” Ucap Tuan Lee bangga.
Soo Ho tak peduli karena Tuan Lee mengangguk kebersamanya dengan Geu Rim
“Untuk
itu, kita harus pergi jalan-jalan hari
ini. Jadi Ayo berangkat!” kata Tuan Lee.
Ketiga
berada di parkiran, Geu Rim bertanya apakah Soo Ho yang sungguh tidak ikut. Soo Ho menolak karena ada
jadwal besok dan harus mempersiapkan. Tuan Lee pikir itu tak mungkin karena Soo Ho tidak boleh berhalangan hadir. Soo Ho
ingin tahu alasananya.
“Karena
kita akan mencari sponsor Jadi kami butuh wajahmu.” Ucap Tuan Lee. Soo Ho hanya
bisa terdiam
Semua
bertemu dengan Tuan Moon di restoran. Tuan Moon langsung menolak. Tuan Lee
ingin tahu alasanya. Tuan Moon pikir kenapa mereka harus siaran di ruangany
sambil mengumpat kesal. Soo Ho hanya terdiam mendengar ucapan Tuan Moon.
“Apa Pikirmu
aku akan membolehkan kalian jika ada Ji Soo Ho?” ucap Tuan Moo mengejek.
“Bukankah
hal yang baik kalau dia siaran di ruangan Bapak? Rating kami tinggi sekali.”
Ucap Geu Rim merayu
“Dan
juga..., jika Ji Soo Ho siaran di ruangan Bapak, maka Bapak juga dapat
untungnya.” Ucap Tuan Lee menyakinkan.
“ Selain
itu Juga, jika Ji Soo Ho siaran di ruangan Bapak...,dia pasti akan memutar lagu,
jadi kerjaanku tak berat-berat amat...” kata Hoon Jung polos lalu akhirnya
meminta maaf.
“Ayolah...
Sudah menjadi impianku tampil di ruangan radio Bapak. Jika Bapak meminjamkan
ruangannya..., berarti aku benar-benar
sudah berhasil, kan?” ucap Geu Rim menuangkan arak beras
“Izinkan
kami untuk merayakan Ji Soo Ho memasuki dunia radio. Ruang siaran yang
melegenda.” Ucap Tuan Lee memberikan lauk untuk Tuan Moon.
“Ji Soo
Ho, kenapa kau tidak bilang apa-apa? Kenapa kau ingin siaran di ruanganku?”
ucap Tuan Moon melihat Soo Ho
“Aku
memang tidak mau dan tidak peduli meski bukan di ruangan Bapak sekalipun.
Menurutku semua ruangan sama saja.” Ucap Soo Ho yang membuat semua orang panik.
“Aku akan
meminjamkannya padamu.” Ucap Tuan Moon. Geu Rim dkk berubah jadi kaget dan
akhirnya Tuan Moon mengulang ucapanya.
“Aku akan
meminjamkannya padamu. Tapi gantinya, pergilah mendaki denganku setiap hari.”
Ucap Tuan Moon. Soo Ho kaget mendengarnya ingin tahu maksudnya.
“Kau
bilang semua ruangan sam jadi aku akan mengajarimu kalau semua ruangan itu
beda. Jadi Mulai dari siaran selanjutnya, pakai saja ruanganku.” Ucap Soo Ho.
Semua menganguk setuju dan bahagia.
Geu Rim
keluar dari restoran mengikuti Tuan Moon mengaku seperti merasa dikhianati. Tuan Moon heran dengan komentar
juniornya, Geu Rim Pergi mendaki bersama itu tahap ketiga dari persahabatan
jadi kenapa malah mengajak Soo Ho mendaki.
“Karena
dia tampan. Dia itu orang yang tidak tahu bagaimana pentingnya ruangan siaran. Jadi aku harus
mengajarinya.” Tegas Tuan Moon. Geu Rim tak percaya mendengarnya.
“Kenapa
aku tidak diajari seperti itu juga?” ucap Geu Rim kesal. Tuan Moon seperti tak
peduli berjalan pergi untuk mulai mendaki
Tuan Lee
pikir Efek Ji Soo Ho memang luar biasa karena tidak pernah gagal jika ada Ji
Soo, lalu ingin menuangkan arak beras. Soo Ho langsung menolaknya.
“Karena
kita sudah dapat sponsor ruangan mari
kita cari sponsor yang lain.” Ucap Tuan Lee. Soo Ho ingin pamit saja karena
sudah banyak fans yang menatapnya. Tuan Lee mengajak Soo Ho melakukan sesuatu.
Tuan Lee
membuat garis lurus didepan restorna mengatakan
Siapa pun yang menang, maka berhak memutuskan. Soo Ho menolak. Tuan Lee
kesal dengan sikap Soo Ho karena menurutnya ini dunia persaingan.
“Apa
jangan-jangan kau jarang olahraga?” ejek Tuan Lee. Soo Ho tak mau diremehkan
begitu saja.
Keduanya
bersiap-siap untuk melempar gelas kertas ke dalam tong sampah, sampai akhirnya
kedua gelas melayang dan hanya gelas milik Tuan Lee masuk ke dalam tong sampah.
Tuan Lee berteriak bahagia karena akan menyuruh Soo Ho ikut denganya.
Tuan Lee
membawa sekotak makanan di pundaknya sambil menaiki tangga. Hoon Jung dengan
kelelahan bertanya kemana mereka akan pergi. Tuan lee mengatakan harus kasih
hadiah pada pendengar mereka. Hoon Jung mengeluh hadiah apa yang diberikan
dengan cuaca yang sangat dingin.
Ketiga
masuk ke dalam sebuah lab yang cukup gelap, hanya ada sinar dari jendela
kecil. Tuan Lee bertanya apakah pria itu
bos All Natural Labs dan yang menulis ke acara radio mereka. Tuan Lab membenarkan
terlihat binggung karena kedatangan dari tim radio.
“Aku PD
Lee Kang.. Anda meneliti tentang perawatan kulit untuk semua umur..., tapi
orang-orang dari segala umur menolak
produk Anda jadi Anda yang tidak bisa membeli ramen karena hutang...” ucap Tuan
Lee. Tuan Lab hanya bisa terdiam mengingat surat yang dituliskan.
Flash Back
Tuan Lab
menuliskan surat pada acara Ji Soo Ho “Aku benci saat
orang bilang "menderita itu ada baiknya." Aku bekerja sepanjang
malam, tapi utang tetap menumpuk. Jangankan beli rumah. bahkan Bayar sewa bulan
ini saja, aku belum lunas.”
Tuan Lab
makan mie instant seperti biasa lalu menerima pesan dari pacarnya, [Hubungan
kita sampai disini saja.] Dengan penuh amarah ingin membanting botol-botol
hasil penelitianya tapi ditahannya.
“Nyatanya,
jika kau bermimpi, maka kau malah makin jadi bodoh. Tapi ada banyak orang bodoh
sepertiku yang menulis ke stasiun radio.”
“Tapi...
Aku tidak bisa hidup seperti orang bodoh
lagi. Aku sudah kehabisan dana untuk melakukan penelitian.” Cerita Tuan Lab
“Kami
akan membeli kosmetik Anda dari acara kami.” Kata Tuan Lee berpikir kalau Hoon
Jung yang sudah sudah buat anggaran mereka.
“Banyak
pihak yang mau mensponsori kita karena Soo Ho. Jadi kenapa kita harus membayar..
“ bisik Hoon Jung. Tuan Lee memilih untuk pergi ke arah Ji Soo
“Ji Soo
Ho dan kami mensponsori All Natural Labs. Kami akan mensponsori Anda dan akan
memasarkan produk Anda pada pendengar kami. Tepatnya Ji Soo Ho yang akan mempromosikannya.” Ucap Tuan Lee memeluk
Soo Ho dengan sangat yakin. Soo Ho langsung melepaskan tangan Tuan Lee dengan
wajah sinis.
“Lalu, aku juga dengar kemarin kalau kegagalan
itu bisa menjadi kesuksesan... Jangan menyerah. Kami mendukungmu.” Kata Geu Rim
juga memberikan semangat.
Jason berbicara
di atas panggung seminar memberitahu Pasiennya masih menolak di-terap dan
menderita insomnia kronis. Ia menceritakan alasanya Karena menjalani hidup yang
palsu dan dituntut oleh dunia, maka takut menunjukkan dirinya yang sebenarnya
dan menolak menunjukkan bagaimana jati dirinya
Saat itu
Tuan Lee dkk sudah membawa semua obat yang dibuat oleh Tuan Lab untuk
dipasarkan pada acara mereka.
“Namun
ada perubahan yang penting baru-baru ini. Bukan karena keadaan..., tapi dia telah
memutuskan pilihan yang berbeda karena seseorang. Aku akan terus memantau
keputusan itu beserta perubahannya.” Ucap Jason diatas panggung seperti yakin
dengan penjelasanya.
Nyonya
Nam berkomentar Manager Kim yang tidak
bisa mengendalikan Soo Ho lagi. Manager
Kim memberitahu kalau Soo Ho sedang bersama tim radio. Nyonya Nam pikir maka
dari itu, karena Soo Ho jarang bisa
langsung akrab dengan orang sekitarnya tapi sekarang berbeda.
“Bukankah
itu aneh?” ucap Nyonya Nam seperti tak ingin Soo Ho bersosialisasi.
“Tetap
saja..., dia sepertinya sudah membuka hatinya...” kata Manager Kim membela
“Ya,
makanya itu... Itu aneh... Kau mengerti perkataanku, 'kan?” ucap Nyonya Nam
sinis. Manager Kim hanya menganguk mengerti tanpa mengelak. Akhirnya Nyonya Nam
menyuruh Manager Kim keluar saja.
Ia lalu
mengangkat telp dari seseorang, memberitahu kalau sudah menyuruh Jin Tae Ri
kesana dan bertanya apakah sudah bertemu dia. Manager Kim masih mendengarnya
dan keluar dari ruangan dengan menahan amarah.
Tae Ri
bertemu dengan dua pria seperti pemimpin perusahaan. Si pria dengan kepala
setengah botak berkomentar kalau tidak pernah melihat Tae Ri di TV lagi. Tae Ri pikir Bukannya "tidak
pernah." Pria lainya berkomentar Tae Ri tidak cukup bagus buat jadi model
komersial kulkas mereka.
“Omo. Jika
maksud Bapak, aku tidak cukup bagus, haruskah aku balas dengan "Ya, aku cukup bagus"? Bapak
harusnya lebih tahu. Apa aku cukup bagus untuk syuting iklan komersial kulkas
Bapak?” komentar Tae Ri
“Berarti
gosip itu memang benar.” Kata Si Pria setengah botak mengejek.
“Pak
Botak, tadi Bapak bilang "gosip itu benar." Rumor apa maksudnya itu?”
tanya Tae Ri berani melawan.
“Kau ini
memang tak takut sama sekali, Kau itu tidak populer makanya kau disuruh ke
sini.” Komentar si pria
“Aku
lebih baik dari kalian yang menyuruhku
kesini. Kalian pecundang yang bahkan tidak berhasil merekrut aktris yang tidak
populer sepertiku.” Komentar Tae Ri. Si
pria botak tak bisa menahan amarah langsung menarik rambut Tae Ri.
Tuan
Botak tak percaya kalau Tae Ri yang bersikap seperti binatang Top. Saat itu
Manager Kim datang menatap sinis karena Tae Ri dijambak oleh pria tua bangka.
Si pria heran kenapa Manager Kim datang berpikir kalau akan menemui Tae Ri.
“Memangnya
aku anak kecil?” ucap Tae Ri marah. Manager Kim menyuruh Tae Ri diam dan
menariknya keluar dari ruangan.
Manager
Kim menarik Tae Ri ke depan ruangan dan Tae Ri terlihat gemetar menutupi
wajahnya. Tae Ri menarik nafas panjang karena seperti tak bisa berbuat apa-apa.
Manager Kim akhirnya kembali masuk ke dalam ruangan meminta maaf pada kedua
petinggi.
“Jika dia
ada salah, mohon maafkan dia. Jika dia kurang sopan, mohon dimaklumi.”
Ucap Manager Kim memohon maaf.
“Beraninya
anak itu... Awasi dia yang benar! Orang seperti itu nanti bisa-bisa
mengkhianatimu.” Teriak Si pria botak. Manager Kim pun meminta izin agar
menuangkan minuman.
“Tapi,
Pak.... Apa Bapak bisa memberikan dia iklan komersial?” ucap Manager Kim dengan
nada lembut. Si pria mengancam melihat Manager Kim itu sudah gila.
“Siapa
yang mau mempekerjakan orang seperti
dia?” ucap Si pria botak menghina.
“Makanya...
Kalau Bapak bahkan tidak mau mempekerjakannya, kenapa Bapak memukul dan
menjambak rambutnya?” teriak Manager Kim marah ingin membanting botol tapi
akhirnya menuangkan kembali pada Tuan Botak.
Tuan
Botak ketakutan dengan tangan gemetar menerima dari Manager Kim. Manager Kim
mengatakan kalau yang bayar tagihan minum dan pamit pergi sopan.
Manager
Kim keluar dari ruangan berjalan begitu saja. Tae Ri memanggil Manager Kim
meminta agar lebh cepat memberikan padanya.
Manager Kim hanya diam saja, seperti masih setia dengan Soo Ho
“Aku akan
memanfaatkan Soo Ho dengan segala cara. Aku tahu masa lalunya dan kau punya
buktinya.” Ucap Tae Ri. Manager Kim tetap diam saja.
Tuan Lee
melihat Geu Rim berbicara dengan Soo Ho didepan rumah. Soo Ho bertanya kemana
Geu Rim akan pergi sekarang. Geu Rim mengatakan harus bekerja semalaman di
studio lalu memberikan naskah yang sudah direvisi.
“Ini
sepertinya satu-satunya cara yang kupunya sekarang.” Ucap Geu Rim. Soo Ho
melihat naskah “Ji Soo Ho's Radio Romance”
“Hei...
Maknae, ayo... “ ucap Tuan Lee memanggil Geu Rim. Akhirnya Geu Rim pun pamit
pergi pada Soo Ho untuk masuk mobil.
“Tapi
kenapa kau panggil Penulis Geu Rim "Maknae" lagi? Bukankah dia
penulis utama? Ada anak baru (maknae) yang baru kerja, aku jadi bingung.” Keluh
Soo Ho kesal
“Kenapa
bingung? Aku memang memanggil Geu Rim "Maknae" dan Lagipula, kurasa
anak baru yang satu itu sudah berhenti, Soalnya
dia tidak bisa dihubungi.” Kata Tuan Lee
“Tetap
saja, jangan panggil dia "Maknae"... Dia itu penulis utama...” kata
Soo Ho kesal
“Tapi kau
saja memperlakukan dia, seperti anak baru. Meski tentu saja, berbeda dari perlakuanku padanya.” Kata Tuan Lee. Soo Ho
ingin tahu maksudnya.
“Kau mengabaikan
naskah tulisannya dan menyuruh-nyuruh dia. Kau memperlakukan penulis utama kita
seperti anak baru... Baiklah kalau begitu. Kami pamit sekarang.. Sampai jumpa
besok karena Dia dan aku akan kerja semalaman hari ini.” Ucap Tuan Lee akan
masuk mobil
Soo Ho
berteriak memanggil Penulis Song Geu Rim untuk mengajaknya bicara. Geu Rim yang
ada di mobil lalu akhirnya kembali bertemu dengan Soo Ho. Soo Ho
memberitahu ada pemotretan di luar kota
besok. Geu Rim tahu karena pemotretan Soo Ho selesai jam 2 siang besok.
“Tapi
bagaimana jika aku terlambat siaran
langsung?” ucap Soo Ho. Geu Rim binggung mendengarnya.
“Aku
tidak bisa terlambat, jadi sekarang aku ingin menggunakan syarat keempat
kontrak Song Geu Rim.” Kata Soo Ho.
Geu Rim
seperti mengingat kontraknya [Song Geu Rim tidak boleh menolak permintaan Ji
Soo Ho.] Akhirnya Geu Rim pergi ke
toilet mengingat permintaan Soo Ho kalau ingin diantar olehnya besok.
“Memangnya
aku supirnya apa?” ucap Geu Rim kesal dan mengingat yang dikatakan Soo Ho
“Jadi, kau
tidak boleh semalaman terus bersama Lee PD malam ini dan kau harus tidur di
rumahmu sendiri agar besok, kau bisa menyetir dengan aman.” Ucap Soo Ho
“Itu,
biar aku yang urus.” Kata Geu Rim kesal lalu keluar dari toilet.
Ra Hee
memikirkan kalau nanti rating mereka turun lagi setelah memberikan begitu
banyak hadiah. Seung Goo pikir kalau hal ini aneh dan ingin tahu alasan JH malah mensponsori mereka bukannya artis
mereka sendiri.
“Jangan
khawatirkan soal yang tidak penting..., fokus
saja dengan rating kita ini. Mengerti?” ucap Ra Hee tak ingin membahasnya.
Geu Rim
baru keluar dari toilet menyapa Ra Hee kalau sudah Kerja bagus untuk
siaran hari ini. Ra Hee yang
mendengarnya berpikir kalau Geu Rim yang mengejeknya. Geu Rim mengaku kalau
tidak seperti itu maksudnya.
“Apa
sebenarnya peranmu di tim itu?” ucap Ra Hee. Geu Rim binggung apa maksudnya.
“Aku
tahu, Tim Ji Soo Ho 'kan yang menulis naskahnya? Jadi apa sebenarnya yang kau
lakukan sebagai penulis? Apa kau pikir
kalian dapat rating tertinggi karena dirimu?” sindir Ra Hee. Geu Rim hanya bisa
dia saja.
“Menyebalkan
sekali rasanya melihat siapapun bisa
jadi penulis utama.” Ucap Ra Hee sinis lalu beranjak pergi.
Geu Rim
masuk ke dalam kamarnya, mengingat kembali yang dikatakan Ra Hee “Aku tahu, Tim
Ji Soo Ho 'kan yang menulis naskahnya? Jadi apa sebenarnya yang kau lakukan sebagai penulis?. Ia membuka buku harian
kembali membaca quote [Kegagalan bisa menjadi kesuksesan]
Sementara
Soo Ho dirumah membaca naskah “Ji Soo Ho's Radio Romance” yang dibuat oleh Geu
Rim. Saat itu ponsel Geu Rim berdering dan itu telp dari ibu Geu Rim lagi. Soo
Ho pun mengangkatnya. Tapi ternyata Geu
Rim yang menelp Soo Ho dari ponsel ibunya. Keduanya tiba-tiba membahas Naskahnya.
“Bagaimana
naskahnya?” tanya Geu Rim. Soo Ho mengatakan
belum sempat membaca semuanya untuk persiapan siaran besok, jadi...
“Tak apa.
Setidaknya kau membacanya.” Komentar Geu Rim. Soo Ho mengerti dan ingin menutup
telpnya.
“Apa
Teleponnya sudah mau kaututup?” keluh Geu Rim. Soo Ho heran bertanya apa yang
akan dikatakan lagi.
“Ji Soo
Ho... Aku sangat ingin menulis naskah yang bagus. Jika naskahku bagus..., maka kau
pasti akan menggunakan naskahku suatu hari nanti. benar, 'kan?” ucap Geu Rim.
Soo Ho membenarkan terus mendengar GeU Rim yang berbicara.
“Jadi,
seorang DJ harus lebih banyak berkomunikasi
dengan penulisnya. Karena aku yang menulis apa yang ingin kau katakan lewat
mic. Walaupun sekarang, belum terwujud... “kata Geu Rim.
“Tapi,
apa kau tak tersinggung?” tanya Soo Ho, Geu Rim binggung maksud ucapanya.
“Karena
aku tidak menggunakan naskahmu saat siaran.” Jelas Soo Ho. Geu Rim mengaku
Memang agak menyebalkan, tapi bisa melakukan apapun.
“Aku akan
menganggapnya, berarti aku harus menulis naskah yang sangat bagus. Memang
menyebalkan..., tapi aku memang belum cukup mahir menulis. Tapi kalau
dipikir-pikir lagi, aku tidak marah padamu, tapi pada diriku sendiri karena
tidak bisa menulis.” Ucap Geu Rim, dan keduanya sama-sama ke dapur menuangkan
minuman.
“Aku mau
tanya... Ini pertanyaan pribadi... Kenapa kau tidak pakai ponsel?” kata Geu Rim
penasaran.
“Buat apa
aku pakai ponsel?... Lagipula tak ada orang juga yang mau kuhubungi. Tak ada
orang yang kuhubungi Dan tidak ada orang yang mau meneleponku.” Ucap Soo Ho
“Keegoisanmu
memang tidak mengenal batas, Kenapa tak
ada orang yang Kau hubungi? Itu ada aku. Lee Gang PD-nim. Manajermu. Terus
kenapa pula tidak ada orang yang mau
menghubungimu? Saat aku buntu menulis dan penasaran apa yang kau suka atau kata-kata
apa yang kau gunakan..., maka kau bisa angkat telepon dariku.” Ucap Geu Rim.
Soo Ho terdiam mendengarnya.
“Ji Soo
Ho... Tak bisakah kau beli ponsel?” kata Geu Rim. Soo Ho bertanya kalau memang
membelinya maka kenapa.
“Kalau
kubeli..., apa kau akan meneleponku setiap hari?” kata Soo Ho. Geu Rim
kebingungan mendengarnya.
Soo Ho
bertanya apakah Geu Rim ada dirumah, Geu Rim membenarkan. Soo Ho menyuruh Geu
Rim agar tidur karena harus menyetir. Geu Rim pun menutup telpnya. Geu Rim
kesal mendengar sikap Soo Ho yang menelp Geu Rim.
Soo Ho
dan Da Seul melakukan pemotretan minuman bersama dan terlihat sangat dekat.
Tapi setelah selesai Da Seul pergi begitu saja meninggalkan Soo Ho begitu saja
dan akan melanjutkan setelah makan siang.
Geu Rim
menunggu didalam mobil mengatakan di telp kalau sudah dekat, lalu bertanya Apa
tak masalah kalau mendatanginya. Soo Ho bahagia melhat Geu Rim masuk ke mobil dengan makan siang.
“Ji Soo
Ho... pemotretannya selesai jam berapa? Aku harus pergi ke suatu tempat. Jadi
Aku pinjam dulu mobilnya buat pergi kesana.” Ucap Geu Rim.
“Apa Kau
menyuruhku turun dari mobil?” keluh Soo Ho. Geu Rim akhirnya pergi meninggalkan
tempat pemotretan. Soo Ho hanya menatap sedih melihat kantung makannya.
Seorang
Guru melatih beberapa anak bernyanyi “Selamat tinggal, temanku.. Saat peluit
kabut terdengar Maukah kau menangis untukku,Tanpa ada yang tahu?”. Geu Rim dan
ibu guru melihat dari kejauhan.
“Apa cuma
Sang Goo yang lulus? Apa yang akan terjadi pada mereka?” tanya Geu Rim
“Kami
akan bergabung dengan sekolah terdekat
lainnya. Ada dua anak yang harusnya lulus tahun in tapi Sang Goo saja yang
lulus.” Jelas Bu Guru
“Dimana
dia sekarang?” tanya Geu Rim penasaran.
Geu Rim
berjalan ke lapangan bertemu dengan seorang anak yang terlihat ketus. Si anak
bertanya apakah Geu Rim reporter dan menyuruhnya agar pergi. Geu Rim kaget
dengan sikap Sang Goo. Sang Too tahu kalau Geu Rim datang mau menulis bahan
cerita.
“Kemarin
juga ada beberapa reporter datang.” Ucap Sang Goo sinis.
“Hei,
Sang Goo... Apa kau mengamuk karena kau tidak mau lulus? Kenapa begitu?” ucap
Geu Rim heran
“Bukan
urusanmu.. Pergi. Pergi sana!” ucap Sang Goo. Geu Rim terdiam mengingat dengan
seseorang yang memiliki sikap yang sama.
Soo Ho
dengan sikap ketus selalu mengatakan “Kenapa kau terus muncul di depanku? Kenapa
aku harus memberitahumu? Jika kau tidak ingin melakukannya, lebih baik batalkan saja. Jadi Pergi,
kubilang.”
“Hei.... Aku
jadi ingat seseorang.” Ucap Geu Rim menatap Sang Goo karena memiliki sikap yang
sama dengan Soo Ho.
Ibu Guru
memperlihatkan sebuah foto, disamping Sang Goo memberitahu kalau anak muridnya
yang bernama Gyo Min yang seharusnya lulus bersamaan dengan Sang Goo tapi tidak
akan pernah lulus. Geu Rim terdiam mendengarnya lalu kembali mengemudikan
mobilnya sambil mengingat yang dikatakan ibu guru.
Flash Back
“Aku
tidak bisa memberi tahu anak-anak..., jadi aku bilang dia pergi berobat ke Seoul. Aku tidak ingin mereka
kaget. Namun..., aku tidak menyangka mereka akan menunggu begitu lama untuknya.
Karena itulah Sang Goo tidak mau ikut kelulusan sebelum temannya pulang. Dia susah
sekali dibujuk.” Cerita Ibu Guru.
Da Seul
bertemu dengan Tae Ri yang memakai pakaian yang sama. Tae Ri berbicara dengan
Sutradara kalau sudah dapat telepon dari
CEO Nam dan mengeluh dengan yang dilihatnya.
Dae Seul pun tak percaya dengan Tae Ri mengunakan pakaian yang sama
menanyakan hal yang sama pada Sutradara.
“Da Seul,
maafkan aku, tapi JH Entertainment ingin meminta adanya perubahan.” Ucap Sutradara. Da Seul pikir sutradaranya itu
sedang bercanda.
“Memangnya
masuk akal? Padahal kami ini beda
level.” Ucap Dae Seul sinis. Tae Ri tak mau kalah mengeluh Dae Seul ingin mati
ditanganya. Soo Ho hanya terdiam melihat keduanya mulai adu mulut.
“Hei!..
Kenapa kau selalu menggangguku? Apa yang kau inginkan dariku?” ucap Dae Seul
marah
“Ya, aku
membencimu... Wajahmu tak cantik-cantik, aktingmu juga tak bagus. Jadi aku
marah karena karirmu berhasil semudah
itu.” Ejek Tae Ri. Dae Seul ingin tahu apa yang dinginkan Tae Ri sekarang.
“Pasti
ada alasan kenapa kau tidak berhasil” balas Dae Seul menyindir.
“Hoobaenim...
Kesabaranku ini sebentar lagi mau habis... Jadi tutup mulutmu itu.” Ucap Tae Ri
mengancam. Keduanya saling menjambak dan berteriak menyuruh melepaskan,
akhirnya Soo Ho memilih pergi dari set pemotretan.
Manager
Kim berbicara di telp memberitahu sepertinya ini tidak lancar. Soo Ho langsung
mengambil telp mengeluh Nyonya Nam yang harus seenaknya begini. Nyonya Nam
pikir kalau Yang bertindak seenaknya itu Soo Ho.
“Kau
setuju siaran radio lalu membuat kesalahan
saat siaran langsung. Makanya Ibu tidak punya pilihan lain dan Ibu lagi
sibuk sekarang jadi aku tutup telpnya” ucap Nyonya Nam menutup telp.
Seorang
pria bertanya Apa takkan ada masalah dan sudah bicara dengan Ji Soo Ho, bahkan ada
acara radio harian. Nyonya Nam mengatakan Tak masalah karena pasti bisa sesuai
dengan jadwal lalu memberikan cap pada “Surat Kontrak” atas nama Ji Soo Ho.
Bersambung
ke Part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar