Soo Ho
bertanya apa yang dilakukanya, karena Tuan Lee yang mengatakan akan melatih
orang menjadi tangguh. Tuan Lee mengejek
So Ho yang ingat semua yang dikatakan. Soo Ho merasa kalau Orang mungkin salah
paham kalau Tuan Lee menyukai Penulis Song.
“Tapi memang
benar... Aku suka Song Geu Rim.” Ungkap Tuan Lee. Keduanya saling menatap
dingin.
“Bagaimana
jika aku mengatakan itu?” ejek Tuan Lee. Soo Ho merasa kalau Tuan Lee sedang
mempermainkanya.
“Seorang
penulis yang terus mengikuti artisnya kemana-mana dan melakukan semua yang dia
inginkan. Jadi Bagaimana menurutmu? Dia menandatangani 'Kontrak Song Geu Rim',
melakukan semua perintahmu, harus datang jika kau menelepon, dan dia tidak
diperbolehkan mengeluh jika naskahnya ditolak, Geu Rim kelihatan menakjubkan
bagimu, benarkan begitu?” ucap Tuan Lee
“Apa
seperti itu kelihatannya?” tanya Soo Ho. Tuan Lee pikir seperti itu
pendapatnya.
“Aku akan
senang jika aku salah.” Komentar Tuan Lee
“Kau
seharusnya, jangan lagi merangkul bahunya dan berbicara santai padanya.” Tegas
Soo Ho
“Aku
merangkul bahu semua orang dan berbicara dengan santai kepada mereka.” Balas
Tuan Lee
Soo Ho
ingin tahu apakah itu artinya Tuan Lee menyukai Geu Rim atau tidak. Tuan Lee
menegaskan kalau kalau tadi bilang menyukai Geu Rim dan menurutnya juga kalau
menyukai Soo Ho juga. Ia pikir kalau
wajar bagi seorang PD menyukai penulis dan DJ-nya. Soo Ho tak banyak bicara
memilih untuk pergi.
Soo Ho
menatap Geu Rim yang tertidur lalu ingin menarik selimut. Geu Rim terbangun dan
kaget melihat Soo Ho yang ada didepan matanya. Soo Ho mengomel menyuruh Geu Rim
masuk ke kamar bukan tidur di lorong. Geu Rim membalas dengan Soo Ho malah
jalan-jalan di malam hari.
“Khawatirkanlah
dirimu. Bagaimana kau bisa tidur di tempat seperti ini? Bagus sekali kau, tidur
di lorong dimana semua orang lewat.” Ejek Soo Ho sinis
“Aku
memang selalu begini. Apa masalahnya?” balas Geu Rim. Soo Ho tak percaya Geu
Rim kalau selalu seperti itu.
“Kau
benar-benar harus ingat kalau kau seorang aktor. Jadi Jangan ikuti aku.” Tegas
Geu Rim.
“Aku
tidak hanya mengikutimu. Aku sangat sibuk dengan jadwal yang padat.” Balas Soo
Ho lalu membuang selimut Tuan Lee dan memberikan selimut miliknya.
Geu Rim
binggung apa sebenernya yang diberikan Soo Ho, saat itu ponselnya berdering dan
ada telp dari Eun Jung, pasien yang akan jadi bintang tamu radio mereka.
Eun Jung
menangis tersedu-sedu. Geu Rim bertanya apa yang terjadi. Eun Jung terus saja
menangis dengan Soo Ho hanya bisa menatapnya. Geu Rim meminta Eun Jung berhenti
menangis dan mengatkaan padanya. Eun Jung mengatakan kalau tidak ingin tampil di acara besok.
“Aku
dicampakkan. Dia mengabaikan telpon dan SMS-ku.” Ucap Eun Jung menangis
“Siapa?
Siapa maksudmu?” tanya Geu Rim binggung
“Cinta
pertamaku.” Kata Eun Jung, Geu Rim dan Soo Ho hanya bisa saling menatap
binggung.
Geu Rim
berjalan bersama Soo Ho pikir tahu kalau seperti itu rasanya dicampakan dan
menurutnya Hidup memang ada pahit manisnya. Ia juga tahu tapi tidak bisa bicara
lagi. Soo Ho berkomentar kalau Geu Rim itu
berbicara dengan baik.
“Apa Kau
sedang mengolok-olokku? Acaranya besok. Apa yang akan kita lakukan? Eun Jung
itu fans-mu, kan?” ucap Geu Rim kesal
“Memangnya
kenapa?” tanya Soo Ho seperti tak peduli. Geu Rim makin kesal mendengarnya.
“Mengapa
kau selalu bersikap pura-pura tak tahu?” keluh Geu Rim
“Memangnya
kenapa? Kau mau berbuat apa untukku jika aku bisa membujuknya?” ucap Soo Ho
“Apa Kau
anak kecil dan suka membuat kesepakatan begini? Ini juga acaramu.” Kata Geu
Rim. Soo Ho pikir kalau Geu Rim tak mau juga tak masalah untuknya.
“Aku akan
melakukan apapun yang diinginkan oleh bintang tercinta kita.” Ucap Geu Rim
dengan nada penekanan.
Soo Ho
memastikan kalau itu Apapun dan Berapa permintaan. Geu Rim pikir satu
permintaan. Soo Ho meminta 2. Geu Rim mengeluh Soo Ho yang memang sangat
kekanak-kanakan. Soo Ho pikir Geu Rim tak mau.
Akhirnya Geu Rim menyetujuinya dan Soo Ho pun bisa tersenyum
mendengarnya.
Eun Jung
bertemu dengan Soo Ho menceritakan kalau Sebenarnya sudah merencanakan untuk
mengungkapkan perasaannya di siaran besok jadi itu yang ingin dikatakan. Soo Ho
pikir Eun Jung yang menyukainya. Eun Jung membenarkan.
“Tapi
bukan pada seorang pria. Aku tidak menyukaimu seperti itu. Aku menyuruhnya
datang ke acara besok, dan bilang kalau ada yang ingin ku katakan. Aku mengirim
banyak SMS, tapi dia tidak membalas atau mengangkat teleponnya.” Cerita Eun
Jung kesal
“Aku tahu
betul bagaimana rasanya.” Balas Soo Ho.
“Katanya,
dia terlalu sibuk untuk berbicara sekarang.” Ungkap Eun Jung
“Yang dia
katakan hanya acara radio.” Kata Soo Ho yang pernah merasakan
“Dia
berjanji untuk datang dan menontonku di acara itu, tapi dia berubah pikiran!”
ungkap Eun Jung
“Kau
pasti sangat marah.” Balas Soo Ho. Eun Jung heran Soo Ho yang bisa
mengetahuinya.
“Karena aku
marah dengan si brengsek itu.” Ungkap Soo Ho. Eun Jung binggung siapa yang
dimaksud “Brengsek itu”
Di
rumahnya, Tuan Lee mendengarkan piringan hitam lalu menemukan sebuah foto
dengan Geu Rim dan juga Ra Hee, seperti punya kenangan banyak. Eun Jung menduga
kalau brengsek itu adalah pria yang terlihat seperti tunawisma.
“Kasar
sekali jika memanggilnya tunawisma.” Kata Soo Ho menahan tawa. Eun Jung pikir
Soo Ho itu lebih tampan. Soo Ho pikir seperti itu dengan bangga.
“Jadi,
kau menyukai penulis itu, kan?” ucap Eun Jung. Soo Ho hanya tersenyum. Eun Jung
penasaran apa maksudnya “Ya atau tidak”
“Mengapa
aku harus menjawabnya?” pikir Soo Ho
“Aku
sangat cemburu. Lalu.. Apa yang dia katakan?” tanya Eun Jung penasaran.
“Sebenarnya,
disinilah masalah bermula. Aku berada di posisi yang sama denganmu. Dia sangat
mencintai radio, itu yang selalu dia pikirkan” cerita Soo Ho.
Eun Jung
ingin tahu apa yang terjadi selanjutnya, Soo Ho pikir Eun Jung sebagai
penggemanya, jadi meminta izin untk bisa memberitahukanya. Eun Jung tiba-tiba menyuruh Soo Ho diam
karena ada Geu Rim yang datang. Geu Rim membawakan minum, bertanya apakah Eun
Jung sudah memutuskan.
“Unnie,
kami berdua perlu berbicara secara pribadi.” Ucap Eun Jung
“Kami
sebagai DJ perlu persiapan. Bisa tolong beri kami luang?” balas Soo Ho
“Apa Kau
menyuruhku pergi? Bagaimana bisa kalian berbicara tanpa penulisnya?” kata Geu
Rim seperti diusir begitu saja.
“Pergilah,
dan tulis naskahnya. Kau suka menulis itu, kan?” kata Soo Ho. Geu Rim akhirnya
pergi tapi setelah itu kembali membalikan badan.
“Aku
benar-benar pergi.” Kata Geu Rim. Soo Ho pun membiarkan Geu Rim untuk pergi.
Geu Rim
menerima telp Tuan Lee memberitahu, menurutnya Tidak perlu khawatir, karena Soo
Ho sedang mengurusnya. Tuan Lee tak percaya mendengarnya. Geu Rim pikir Soo Ho
ternyata lebih baik dari yang diduga bahkan tidak diperbolehkan ikut campur.
“Oke.
Jangan sampai kena flu dan gunakan selimutnya.” Ucap Tuan Lee. Geu Rim binggung
apa maksud Selimut yang dikatakan Tuan Lee.
Saat itu
juga Soo Ho menelp mengingatkan Jangan
lupakan kesepakatan mereka. Geu Rim kaget kalau Eun Jung mau melakukanya. Soo Ho hanya memintaa agar Geu Rim tak
melupakan kalau boleh n minta 2 permintaan.
“Ah.
Katakan dulu, apa dia mau?” tanya Geu Rim penasaran.
“Ya, dia
mau. Jangan lupa kesepakatannya.” Ucap Soo Ho
“Apa yang
sedang kau rencanakan?” tanya Geu Rim.
“Itu
terserah padaku... Jangan lupa gunakan selimutnya.” Kata Soo Ho lalu menutup
telpnya.
“Dia
selalu bersikap semaunya.. termasuk naskah dan ciuman...” keluh Geu Rim lalu
terdiam lalu mengajak untuk segera masuk kamar dan tidur.
Saat
masuk kamar menatap ibunya yang tertidur lelap dan ada dua selimut yang
diberikan Tuan Lee dan juga Soo Ho.
Soo Ho
masuk kamar, Jason berkomentar Soo Ho yang banyak berubah dan Sudah 12 hari
sejak tidak meminta pil ,bahan tidur nyenyak akhir-akhir ini juga. Soo Ho balik
bertanya apakah Jason sibuk akhir-akhir ini, karena sebelumnya mengatakan ingin
bersamanya 24 jam sehari.
“Aku
tersentuh bahwa kau sudah banyak berubah. Aku memeriksa perubahanmu dalam
banyak aspek.” Komentar Jason
“Dokter...
Menurutmu Di area mana yang paling banyak berubah?” tanya Soo Ho
“Kau
mulai melakukan percakapan.” Jawab Jason. Soo Ho ingin tahu kapan melakukan hal
itu.
“Dulu kau
hanya bisa menjawab apa yang ada dalam naskahmu. Kau sudah mulai memberikan
jawaban yang jujur. Dan Juga, kau mulai menyukai seseorang dengan tulus. Aku
terharu, temanku.” Ungkap Jason. Soo Ho terdiam seperti tak percaya kalau ada
banyak perubahan setelah berkerja di Radio.
Soo Ho
berjalan dengan ibu dan ayahnya menegaskan tidak akan melakukannya,mulai Film,
maupun drama, atau Jin Tae Ri. Nyonya Nam ingn tahu rencana Soo Ho, apakah
punya jalan lain
“Apa
perusahaan dalam situasi yang mencekam?” tanya Soo Ho
“Kau akan
kehilangan kontrak iklan jika tidak syuting drama. Kau harus menunjukkan
wajahmu untuk mendapatkan uang.” Kata Nyonya Nam
“Dia
benar. Kau harus mendengarkannya Aku harus berada di sini karena kau juga..”
Komenta Tuan Ji pada anaknya.
“Makanya,
kau harus segera keluar dari radio” ucap Nyonya Nam sambil menekan tombol lift.
“Aku akan
terus jadi DJ radio.” Tegas Soo Ho, Tuan Ji menatap anaknya setelah itu mereka
masuk ke dalam lift yang sudah terbuka.
“Kontrak
drama telah dicap. Jika kau melanggar kontrak sekarang, maka kau harus
bertanggung jawab. untuk apa yang terjadi. Haruskah aku bertanggung jawab atas apa
yang tidak aku tanda tangani? Kau bukan anakku, tapi aku bertanggung jawab
untukmu.” Tegas Nyonya Nam. Soo Ho hanya diam saja seperti sangat sedih.
“Karena
sambil membicarakan ini, bisa tolong berikan Da Seul... peran dalam drama Soo
Ho?” ucap Tuan Lee. Nyonya Nam mengumpat menyuruh Tuan Lee diam.
“Dia
memarahiku berhari-hari.” Ucap Tuan Lee merengek
“Urus
kekacauan yang kau buat dan Berhenti menggangguku. Dari semua kekacauan yang
kau buat, maka Soo Ho saja sudah sangat berat untuk ditangani.” Kata Nyonya Nam
sinis
“Mengapa
kau selalu begitu mengancam? Kau tahu aku tidak dapat melakukan apapun tanpa
dirimu. Kau biasanya tidak begini. Tolong bantu aku.” Ucap Tuan Lee mencoba
merayu istrinya
“Bagaimana
bisa kau memintaku untuk hal seperti itu?” kata Nyonya Nam dan akhirnya
meluapkan amarah dengan memukul suaminya. Tuan Ji mengeluh kesakitan dan Soo Ho
hanya terdiam saja melihat pertengkaran ayah dan ibunya.
Saat itu
pintu lift terbuka dan sampai di Lantai 1. Nyonya Nam akhirnya mengajak mereka
keluar dan berusaha seperti keluarga bahagia. Tuan Ji menarik anaknya mengeluh
dengan sikap Soo Ho dan meminta agar melakukan saja drama yang diinginkan
Nyonya Nam.
“Kita
harus selalu mendengarkan perintahnya.” Ucap Tuan Ji.
“Ayah... Aku
benar-benar ingin berhenti.” Kata Soo Ho. Tuan Ji pikir Sudah terlambat.
“Apa yang
bisa kita lakukan sekarang? Jadi Dengarkan saja dia. Dan Juga, lakukan dramanya...
Lalu, berikan Da Seul...” ucap Tuan Ji
“Ayah...
Tolong, hentikan... Tidak masalah denganku, tapi sebaiknya jangan lakukan itu
Ibu.” Ucap Soo Ho menatap sinis pada ayahnya lalu pergi.
Tuan Ji
tak percaya anaknya yang baru saja melotot lalu berteriak memanggilnya.
Tuan Lee
berjalan dilorong bertemu dengan Seung Hoo yang membahas kalau akan siaran di
luar kantor lagi. Tuan Lee membenarkan dan bertanya balik kenapa Seung Hoo
membahasnya. Seung Goo pikir kalau itu dilakukan karena Song Geu Rim
“Bagaimana
bisa kau merekam acara di sana hanya karena ibunya dirawat di rumah sakit? Aku
tahu Geu Rim anak kesukaanmu, tapi..” keluh Seung Goo yang langsung di sela
Tuan Lee.
“Bukan
karena dia. Tapi Aku pergi ke sana untuk merekam acara radio. Apa Sudah selesai?”
kata Tuan Lee berjalan pergi. Seung Goo berteriak kalau ia belum selesai bicar sambil
mengumpat.
“Itulah
yang seharusnya aku katakan, tapi dia menarik telingaku.” Keluh Seung Goo
memegang telinga yang sebelumnya ditarik Tuan Lee.
Geu Rim
duduk didepan ruangan, saat itu Tuan Lee datang membawakan sekotak makan karena
tahu Geu Rim pasti belum makan. Geu Rim
kaget karena Tuan Lee yang mengetahuinya.
“Aku
tidak bisa makan makanan rumah sakit. Lalu Bagaimana ibumu?” tanya Tuan Lee
“Dia jauh
lebih baik.” Jawab Geu Rim. Tuan Lee ingin tahu dengan Soo Ho. Geu Rim hanya
tersenyum.
Di ruang
rawat
Soo Ho
sudah dikerubungi banyak pasien yang meminta tanda tangan dan Foto. Eun Jung
yang duduk disampingnya terlihat sangat senang.
Ibu dri Eun Jung menerima pesan dari ponselnya “Aku mengirimkan
uangnya.” Lalu matanya menatap ke arah anaknya yang terlihat bahagia.
“Hei...
Jangan ribut begitu... Soo Ho dan aku sudah saling chat bersama. Benar 'kan,
Oppa?” ucap Eun Jung bangga. Soo Ho terlihat binggung tapi akhirnya menganguk
setuju. Beberapa orang merasa kalau Tidak mungkin.
“Apa
Tidak bisa lebih natural? Senyum lebar padaku.” Bisik Eun Jung. Soo Ho pun
akhirnya memberikan senyumanya.
Beberapa
orang meminta kembali tandatangan Soo Ho, Geu Rim dan Tuan Lee melihat dari
depan pintu. Tuan Lee seperti tak
percaya kalau orang yang tersenyum itu benar-benar Soo Ho yang dikenalnya.
“Saat Eun
Jung bilang kalau tidak mau jadi DJ, maka dia membujuknya dengan menjanjikan
memberikan tanda tangan untuk teman-temannya. Dia pintar sekali bernegosiasi.”
Cerita Geu Rim lalu melihat Soo Ho yang selalu memegang kepalanya.
Akhirnya
di ruangan dengan podium, semua pasien dan keluar berkumpul untuk mendengarkan
siaran Soo Ho. Geu Rim melihat So Ho ada panggung memegang kepalanya, lalu
menanyakan keadaanya. Soo Ho terlihat binggung dengan perhatian Geu Rim.
“Kau
tidak terlihat baik... Aku khawatir.” Ungkap Geu Rim. Soo Ho mengaku baik-baik saja. Lalu akhirnya siaran Live pun
dimulai
“Hari
ini, aku berada di tempat yang istimewa dengan seseorang yang istimewa untuk Ji
Soo Ho Radio Romance. Mari kita mulai.” Ucap Soo Ho, saat itu Nyonya Nam, Tuan
Ji mendengarkan siaran Soo Ho.
“Halo,
aku adalah penggemar berat Ji Soo Ho Radio Romance, Lee Eun Jung. Aku mendapat
undangan khusus... untuk menjadi DJ dengan Soo Ho Oppa untuk hari ini.” Cerita
Eun Jung dan seorang pengemudi motor mendengarkan siaran dari ponselnya.
“Sebenarnya,
Selama setengah dari umurku, aku hidup di dalam satu ruang. Beberapa orang
sangat membenci tempat ini, kadang ada beberapa orang yang menangis saat mereka
datang kesini. Namun, aku tidak banyak menangis disini. Itu karena, Jika aku
menangis, orang lain akan menangis lebih keras dariku.”Cerita Eun Jung.
“Bisa kau
memberitahu kami... siapa orang itu?” tanya Soo Ho
“Orang
itu berjanji akan datang hari ini. Itulah sebabnya aku menunggunya, saat
menjadi seorang DJ. Namun, dia tidak datang. Tapi aku tahu dia mendengarkan ini
dimanapun dia berada, itu sebabnya aku memutuskan untuk datang ke sini.”ucap Eun
Jung
“Aku
sangat penasaran ingin tahu siapa orangnya.” Tanya Soo Ho
“Dia
adalah cinta pertamaku, dan orang yang tidak dapat datang kesini. Namun, dia
adalah orang yang paling aku rindukan. Ayah! Apa Ayah dengar? Ibu terlalu sibuk
merawatku, dan Ayah terlalu sibuk mencari uang untukku. Kita hampir tidak
bertemu sebulan sekali.” Cerita Eun Jung dan Pria yang mendengarkan masih
mengemudikan mobilnya.
“Itu
sebabnya... Aku selalu cemburu. setiap kali aku melihat keluargamu. Kalian
bertiga selalu bersama dan Selalu tersenyum.” Cerita Eun Jung.
Soo Ho
hanya bisa terdiam mendengarnya, Geu Rim menuliskan dilaptopnya untuk Soo Ho
“Bersikaplah natural, lalu tanggapi...” Eun Jun menceritakan kalau Ayahnya
bekerja sebagai tukang antar jadi Itulah sebabnya selalu memakai headset untuk
mendengarkan radio saat mengirim barang.
Nyonya
Nam dan Tuan Ji mendengarkan siaran dengan diam, Ayah Eun Jung akhirnya
berhenti dan membuka helmnya. Eun Jung kembali memanggil ayahnya, lalu berkata
“Apa Ayah bisa mendengar suaraku?” dan mengaku kalau sedikit marah karena ayahnya
yang tidak datang hari ini.
“tapi aku
akan memaafkan Ayah karena Ayah adalah cinta pertamaku. Soo Ho DJ-nim, hal apa
yang paling banyak dibicarakan dengan keluarga?” tanya Eun Jung
Soo Ho
terdiam teringat kembali yang dikatakan ibunya saat di dalam lift “Kau bukanlah
anakku, tapi aku bertanggung jawab untukmu.” Lalu ayahnya berkata sambil
mengeluh “Nak, kau kenapa? Kita harus selalu mendengarkan perintahnya.” Geu Rim melihat Soo Ho hanya terdiam kembali
menuliskan pesan “ Soo Ho, kau harus menanggapi.”
“Entahlah...
Kurasa... kami saling bicara hari ini, tapi aku tidak bisa mengingatnya. Kurasa
itu bukanlah sebuah percakapan.” Ucap Soo Ho kembali terdiam
“Soo Ho,
perkenalkan lagu berikutnya sesuai naskah.” Tulis Geu Rim pada laptopnya lalu
menatap Soo Ho dengan wajah sedih.
Ia
teringat kata-kata Nyonya Nam “ Apa kau tahu betapa berharganya perkataan dan
tindakan Soo Ho, pada setiap menitnya? Menurutmu, hidupmu ini milikmu sendiri?
Mengapa kau terus bersikap semaunya?” Soo Ho yang sempat terdiam akhirnya
mengatakan untuk mendengarkan sebuah
lagu.
Nyonya
Nam dan Tuan Ji, ternyata mendengarkan dari dalam satu ruangan. Tuan Ji
memanggl istrinya “Presdir Nam” meminta agar memBiarkan saja anak mereka terus
melakukan acara radio, karena menurutnya itu bagus. Nyonya Nam yang kesal
menyuruh suaminya agar Berhenti mengoceh karena menurutnya Soo Ho perlu syuting
drama.
Ayah Eun
Jung datang dan duduk disamping istrinya. Tuan Lee memberikan mereka akan
mulai. Soo Ho mulai berbicara kalau Sebelum mengakhiri, apa ada sesuatu yang
ingin Eun Jung katakan. Eun Jung mengaku ingin mengatakan sesuatu kepada Ayah.
“Ayah...
Aku minta maaf... karena merebut cinta pertama Ayah. Maafkan aku karena telah
membuat Ayah. menampung semua air mata yang tidak akan aku teteskan. Ayah...
Berhentilah menangis untukku. Dan... Aku rindu...” ungkap Eun Jung dengan
menahan tangis tak percaya melihat ayahnya yang datang. Soo Ho tetap diam melihatnya.
Eun Jung
keluar dari ruang siaran dengan ayah dan ibunya sambil melambaikan tangan pada
Soo Ho dan Geu Rim. Soo Ho Menceritakan kalau ayahnya meninggal karena
kecelakaan mobil jadi ia kehilangan dengan tiba-tiba, sampai tidak bisa
mengatakan satu kata pun hari itu.
“Jadi,
saat kau mengatakan, kalau kau tidak bisa mengingat apa yang kau katakan pada
ayahmu, hatiku terasa hancur.” Ungkap Geu Rim. Soo Ho seperti tak percaya
mendengarnya.
“Aku tidak
tahu tentang ayahmu.” Ucap Soo Ho. Geu Rim pikir sudah pasti Soo Ho tak tahu.
“Kita
tidak pernah membicarakannya... Tapi Tunggu. Aku sering sekali berbicara
tentang hal-hal seperti itu saat kita bertemu 12 tahun yang lalu di rumah
sakit...Kau lupa, kan?” kata Geu Rim mengejek
“Tidak..
Aku ingat segalanya, tapi kau tidak ingat.” Ejek Soo Ho. Geu Rim hanya bisa tersenyum.
Saat itu
Tuan Lee datang mengajak mereka pergi
keluar dan merayakannya. Geu Rim setuju karena
akan membuat campuran soju dan bir terbaik... Soo Ho langsun melarang
Soo Ho untuk Jangan melakukan hal seperti itu.
“Jadi
begini, mengapa orang-orang melakukan acara radio. Aku adalah pendengar yang
merasa tersentuh.” Ungkap Jason yang ikut bergabung dengan tim Soo Ho.
Tae Ri
berbicara di telp mengaku sudah mengerti semua yang dikatakan, dengan
menegaskan kalau meamng ingin syuting drama,
maka meminta Soo untuk keluar dari acara radionya sebisa mungkin.
“Tae Ri,
berhenti membalas perkataanku, tunjukkan hasilnya. Perkataan tidak memiliki
nilai.” Ucap Nyonya Nam
“Anda
juga belum melakukan apapun. Mengapa mengeluh padaku? Maksudku, kalau di
pikir-pikir, Anda memberikan kontrak hubungan dengan Soo Ho, atau kontrak
drama? Berhenti memantau saja, lakukanlah sesuatu!” kata Tae Ri kesal dan
langsung menutup ponselnya.
Seung Hoo
berkomentar kalau merekas udah tamat karena
Acara Lee Kang sukses tapi DJ mereka menghilang lagi dan bertanya pada
Ra Hee Apa yang terjadi dengan Jay. Ra Hee meminta tak membahasnya karena tidak memiliki kesabaran.
“Aku
menelepon Jin Tae Ri. Kita harus membuatnya berhasil.” Ucap Ra Hee. Saat itu
Tae Ri datang langsung menyuruh Seung Hoo berdiri dan memberikan tempat duduk
untuknya.
“Kita
membutuhkan lebih banyak kursi.” Keluh Seung Hoo memberikan tempat duduknya
untuk Tae Ri
“Apa Kau
ingin aku menjadi DJ pengganti? Apa aku harus setuju saat kau tiba-tiba menelepon?”
ucap Tae Ri dengan gaya aroganya.
“Karena
kau adalah tamu terbaik dan paling populer... di acara kami. Kau tahu itu.
Komentarnya sangat bagus.” Ucap Seung Hoo mencoba memuji
“Kau
terpilih sebagai ratu Ad-lib terbaik Korea. Apa Kau tahu itu?” ucap Ra Hee. Tae Ri mengaku
tidak tahu.
“Aku
memang pandai melakukan ad-lib. .. Dibutuhkan kerja otak. Kau tahu apa artinya
'kan, Ahjumma? Mungkin aku akan mencoba memasukkan ini ke dalam jadwalku. Ini
hanya untuk besok.” Ucap Tae Ri dan Ra Hee mencoba menahan amarah di panggil
Ahjumma.
“Acara
radio Soo Ho sangat sukses. Apa yang kita lakukan? Setidaknya aku mendapat
komentar dari pembenciku. Tapi Penulis kami, penulis yang hanya dapat nol
komentar.” Ucap Tae Ri sinis. Ra Hee meminta agar jangan mengatakan hal itu.
Flash Back
Ra Hee
mengeluh karena Tae Ri mereka hanya mendapatkan komentar negatif dan sama sekali tidak membantu. Geu Rim
menyarakan Ra Hee kalau membuat tema
persaingan satu lawan satu dengan komentar negatif.
“Orang-orang
mungkin mengatakan bahwa acara itu sangat jujur. Jin Tae Ri sangat pandai
berbicara, dan terkenal belakangan ini untuk membuat komentar yang
blak-blakan.” Ucap Geu Rim
Tae Ri
melihat Ra Hee hanya diam saja seperti sedang kerasukan. Ra Hee tak peduli
langsung mencatat point dalam bukunya. Tae Ri lalu bertanya pada Seung Hoo
apakah mengenal Song Geu Rim dengan baik, Seung Goo mengaku sduah bekerja
bersama cukup lama dengan Geu Rim.
“Dia
meninggalkanku saat Lee Kang pulang.” Cerita Seung Hoo
“Song Geu
Rim itu seseorang seperti apa?” tanya Tae Ri penasaran.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar