“Segalanya...sudah
selesai...Soo Ho... Aku ingin... kalian berdua... bahagia selamanya... Tidak
peduli apa yang terjadi.” Ucap Baek Hee sekuat tenaga. Soo Ho dan Hae Ra
menangis sedih melihatnya.
Ingatan
Baek Hee kembali ke masa lalu yang melakukan kesalahan, mengendong Boon Yi
pertama kali dan melihat dari kejauhan saat Boon Yi memiliki luka bakar. Dan
akhirnya Boon Yi serta Myung Soo bersatu menjadi pasangan suami istri yang
menikah. Keduanya memberikan hormat pada Baek Hee.
Baek Hee
akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, Hae Ra menangis dan Soo Ho mencoba
untuk tegar walaupun sangat sedih kehilangan Baek Hee yang membuat hidupnya
beruntung.
Papan di
depan pohon bertuliskan “R.I.P. Jang Baek Hee”. Hae Ra dan Soo Ho menaruh buket
bunga dan berdoa untuk Baek Hee yang meninggal. Pesan dari Baek Hee seperti terkena oleh
keduanya “Aku ingin kalian berdua bersama selama-lamanya.”
“Tidak
peduli apa yang terjadi Kami akan bersama.” Ucap Soo Ho menyakinnya Baek Hee
lalu memeluk Hae Ra yang ada disampingnya.
Sharon
terlihat hanya berdiam diri di rumahnya dengan topi menutupi semua rambut
ubannya. Sementara Hae Ra membereskan semua barang-barang di rumah Baek Hee
lalu melihat sebuah buku yang ditinggalkan dalam kotak dan memanggil Soo Ho
untuk membaca bersama.
“Aku Berharap bahwa Soo Ho dan Hae
Ra akan membaca ini.. Aku merasa akan pergi sebelum musim dingin usai. Walaupun
Aku tidak tahu musim dingin yang mana.” Baek Hee
sengaja menuliskan dalam buku karena semakin lama kesehatan yang menurun karena
semakin tua.
“Aku akan mulai menulis apa yang
ingin kukatakan padamu dalam buku harianku. Ngomong-ngomong, Aku ingin
memberimu dua hadiah kecil. Kuharap kau menyukainya.”
“Aku akan memberikan rumahku dan
hanok di Bukchon untuk Jung Hae Ra. Properti
dan bangunan di Geumseong-dong, dan tanah di Daejeon dan Yeosu akan diberikan
kepada Moon Soo Ho.”
Hae Ra
menatap rumah yang selama ini di tempati oleh Baek Hee, lalu pergi ke kantor
Soo Ho dengan seorang notaris untuk memberikan tanda tanganya. Ia sempat ragu
tapi Soo Ho menyakinkannya, lalu memberikan tanda tangan sebuah rumah dari Baek
Hee.
“Hae Ra,
kau bisa ambil semua pakaian dan perhiasanku. Aku tahu Itu bukan gayamu, tapi akan
ada sesuatu yang kau suka.”
Hae Ra
menatap rumah yang diberikan Baek Hee, dan Tuan Han pun ikut berdiri
disampingnya. Hae Ra pikir Tempat ini layak
dilestarikan sebagai bangunan warisan.
“Silakan
bicarakan dengan balai kota tentang hal itu.” Ucap Hae Ra.
“Jadi kau
menyumbangkannya?”tanya Tuan Han kaget. Hae Ra menganguk yakin.
“Baik. Aku
akan menghubungi kantor kota.” Kata Tuan Han. Hae Ra mengaku kalau ingin mereka
membuka toko buku kecil.
Seung Goo
masuk toko terlihat binggung melihat sosok yang tak dikenalnya berada dalam
ruangan, lalu bertanya siapa itu. Sharon melirik memperlihatkan wajahnya. Seung
Goo kaget melihat Sharon dengan rambut berubah dan bagian tanganya yang
keriput.
“Apa kau Sharon?
Apa yang terjadi?” ucap Seung Goo kaget.
“Seung
Goo... Tinggalkan tempat ini.” Perintah Sharon. Seung Goo yang mendengarnya
langsung menolak.
“Lakukan
saja seperti yang kukatakan.” Tegas Sharon.
Tuan Park
berusaha menelp sharon tapi ponselnya tak aktif, dengan wajah kesal orang itu tidak menjawab
teleponnya. Gon hanya terdiam melihat tingkah ayahnya. Tuan Park merasa Para investor tidak berubah pikiran.
“Kurasa
dia kembali dan tidak melakukan apapun. Dia seharusnya tidak menganggapku sebagai
pengantar surat kabar yang malang.” Ucap Tuan Park merasa kesal pada Sharon.
“Pak
Kim... Ayo datangi tokonya dengan juru kamera nanti. Kita syuting sesuatu untuk
mengancamnya.” Perintah Tuan Park. Sek Kim pun mengerti akan menyiapkanya.
“Siapa
yang akan kau ancam hari ini?” tanya Gon melihat sikap ayahnya yang belum
berubah.
“Kenapa kau
santai sekali? Dasar bodoh! Orang yang paling bodoh akan lebih baik darimu. Kau
lebih baik Pergi kunjungi para investor, dan berlutut atau semacamnya. Dasar Kau
anak tak tahu malu.” Ucap Tuan Park mengomel lalu mengajak Sek Kim untuk pergi.
“Aku akan
melindungimu, agar kau tidak akan menjadi lebih jahat.” Ucap Gon melihat
ayahnya pergi.
Soo Ho
dan Hae Ra membaca buku harian yang ditinggalkan Baek Hee, lalu Soo Ho pikir
kalau Hari ini cukup sekian dan akan menyimpannya di dalam laci lalu berharap tidak
perlu mengeluarkannya lagi.
“Kau
tidak akan seperti itu, Jangan khawatir”
ucap Hae Ra menyakinkan.
“Kudengar
kau memutuskan untuk menyumbangkan rumah itu.” Ucap Soo Ho mencoba mengalihkan
pembicaran
“Aku
ingin membuatnya menjadi toko buku kecil. Mereka bilang akan mempertimbangkannya
dengan baik.”kata Hae Ra penuh semangat.
“Apa kau
tidak akan menyesalinya nanti?” tanya Soo Ho. Hae Ra mengeleng. Soo Ho merasa
tak yakin. Hae Ra menyakinkan itu memang keputusanya. So Ho tersenyum bahagia.
Keduanya
membereskan pakaian yang ada dress room. Soo Ho melihat sebuah kemeja dan
bertanya apakah Hae Ra yang membelikanya. Hae Ra mengelengkan kepala karena tidak
pernah membeli baju untuk Soo Ho. Lalu Soo Ho berpikir kalau Bibi Lee yang
membelikanya.
“Bibi Sook
Hee tidak tahu pakaian pria.” Ucap Hae Ra. Soo Ho pikir akan membuang pakaian
yang tidak biasa.
“Tapi itu
dibuat dengan kain yang bagus.” Kata Hae Ra melihat baju yang dibuang oleh Soo
Ho
“Rasanya
seperti salah satu pakaian yang dibuat oleh Sharon.” Ucap Hae Ra lalu meminta
Soo Ho dengan panggilan “Oppa” agar membuang semua kemejanya.
“Hae Ra,
kita sudah menikah, jadi tidak bisakah kita memanggil sebutan lainnya? Memanggil
suamimu dengan namanya itu terasa canggung.” Kata Soo Ho
“Apa yang
salahnya itu? Itulah yang dilakukan semua orang.” Pikir Hae Ra
“Aku
ingin kau memanggilku dengan sesuatu yang lain.” Kata Soo Ho. Hae Ra ingin tahu
Soo Ho ingin di panggil seperti apa.
“Kau bisa
memanggilku "Sayang".” Kata Soo Ho malu-malu. Hae Ra akhirnya
mengodanya dengan berkata “Ayo kita tidur, Sayang.” Keduanya tertawa dan Soo Ho
menerima telp dari seseorang.
Gon masuk
ke dalam ruangan Soo Ho yang sudah menunggu sambil Maaf karena meminta untuk
datang selarut ini. Soo Ho pun menyuruh Gon agar duduk. Gon duduk dengan wajah
serius menatap Soo Ho.
“Katakan
padaku lebih banyak apa yang kau ketahui
tentang ayahku.” Ucap Gon
“Aku yakin
kau tahu lebih baik dariku.” Kata Soo Ho
“Aku akan
menghentikannya agar dia tidak merusak dirinya sendiri lagi.” Kata Gon. Soo Ho
seperti tak yakin Soo Ho akan
menghentikannya.
“Apa Kau
akan membuat dia mengaku atau apapun itu?” tanya Soo Ho
“Dia
bukan tipe yang mau mengaku.” Kata Gon sudah tahu sifat ayahnya.
Tuan Park
masuk ke dalam toko Sharon dengan seorang wartawan yang sibuk mengambil gambar
lalu memanggil Seo Rin. Sharon hanya
duduk diam dengan rambut yang memutih dan tangan yang berkerut.
“Kenapa
kau tidak menjawab panggilanku? Darimana kau belajar untuk mengabaikan orang?
Noona.... Kau dimana, Choi Seo rin? Seo Rin Noona..” teriak Tuan Park tapi
Sharon tetap diam dalam ruangan.
Gon dan
Young Mi sudah berada dalam mobil. Young Mi terlihat binggung bertanya kemana
mereka akan pergi. Gon hanya diam saja.
Soo Ho
berada dalam ruangan memberitahu komentar pada Tuan Han kalau melihat Gon itu orang
baik. Tuan Han tak banyak bicara, sementara Young Mi kaget dan binggung karena
Gon mengantarnya ke kantor kejaksaaan.
“Penyidik
Jaksa Jung Jin Woo akan menunggumu. Jadi Beritahu dia apa yang kau lihat.
Katakan padanya semua yang ayahku lakukan.” Ucap Gon
“Aku
tidak bisa... Kenapa harus aku? Lalu Apa yang akan terjadi denganmu?” kata
Young Mi tak ingin Gon sedih
“Kita harus
menghentikannya, Young Mi... Jadi Lakukanlah demi aku.” Tegas Gon.
Akhirnya
Young Mi keluar dari mobil sambil menatap sedih, Gon yang ada dimobil pun hanya
bisa menangis karena terpaksa membuat ayahnya masuk penjara.
Mobil
Tuan Park yang sedang melaju tiba-tiba di hadang dari depan. Seorang pria dari
Kantor Jaksa Seoul Barat memberikan surat perintah untuk Tuan Park Chul Min,
meminta agar ikut mereka. Tuan Park hanya terdiam.
Hae Ra
ada di kantor kembali melayani pelanggan yang ingin membuat rute perjalanan untuk
15 malam dan 16 hari di eropa lalu akan mengirimkan e-mail jam 3 sore.
“Wahh... Alangkah
senangnya melakukan perjalanan 16 hari di Eropa.” Komentar Hae Ra setelah
menutup telp.
“Kau juga
bisa tinggal di Roma.” Ejek Ji Hee. Ketua Tim pikir Begitulah besarnya kekuatan
cinta.
“Kau membuat
pilihan yang tepat untuk putus dengannya. Fokus pada pekerjaanmu mulai
sekarang.” Ejek Ketua Tim pada Ji Hee. Ji Hee yang malu meminta Ketua Tim untuk
tak membongkar rahasianya.
Tuan Han
berkumpul dengan semua timnya diruangan Soo Ho memberitahu kalau Polisi telah
menangkap dan menggeledah Rumah Ketua Park jadi akan segera memulai
penyelidikan pajak. Chan Ki dengan penuh semangat memberitahu Penduduk kota
Geumseong-dong juga positif terhadap bisnis mereka.
“Kau tidak
menuntut dia bahkan setelah diserang. Warga baru tahu tentang hal itu” cerita
pegawai lainya.
“Dan itu
menggerakkan hati mereka. Semuanya berjalan sesuai keinginanmu.” Ucap Tuan Park
“Apa
rahasia dibalik keberuntunganmu?” tanya Chan Ki penasaran. Soo Ho hanya terdiam
dan memberikan senyuman.
Hae Ra
memberikan Kontrak Hadiah Properti Real Estat pada Bibi Lee karena ingin
tinggal di hanok. Bibi Lee pikir tak mungkin bisa menerimanya dan tidak bisa
mengambil ini. Hae Ra pikir Bibi Lee tak perlu khawatir karena terdaftar atas
namanya.
“Aku
tidak memberikannya secara cuma-cuma.” Ucap Hae Ra santai
“Hae
Ra... Ada sesuatu yang ingin kuakui padamu. Sejujurnya, aku bukan bibimu.” Akui
Bibi Lee
“Aku
tahu. Bibi adalah saudara tiri ibuku.” Kata Hae Ra santai.Bibi Lee mengaku
kalau sejujurnya itu tak benar.
Bibi Lee
menceritakan saat bertemu dengan Baek Hee di depan rumah, dan Baek Hee adalah orang menyelamatkannya
saat melompat ke Sungai Han, lalu
membawanya ke rumah sakit, dan melunasi hutangnya.
“Lalu dia
memintaku untuk mengurus anak kecil... Dia adalah Ibu Jang, maksudku.” Cerita
Bibi Lee. Hae Ra kaget mendengarnya.
“Dia
menyuruhku untuk tidak mengatakannya sampai kau menikah.” Akui Bibi Lee.
“Kenapa
dia melakukan itu? Kenapa dia menghubungkan kita?” ucap Hae Ra heran
“Dalam
kehidupan kita sebelumnya, dia berkata bahwa Dia mengambil anakku dan
menukarnya dengan anak lain. Jadi dia mengatakan sesuatu yang aneh tentang
bagaimana kita harus mengambil anak masing-masing dan merawat mereka. Lalu siapa anak... yang
dia rawat ?” ucap Bibi Lee yang tak sadar kalau anaknya dimasa lalu adalah
Sharon.
Sharon
duduk didepan Seung Goo seperti ingin segera pergi. Seung Goo mengatakan kalau
hanya akan menganggap ini sebagai liburan panjang karena menurutnya Sharon
Tailor adalah tempatnya akan bekerja sepanjang hidupku. Sharon hanya diam
dengan wajah ditutup topi.
“Dan
Sharon, kau mungkin memiliki masalah emosi, tapi aku suka desainmu. Selain itu aku
pergi untuk memberi Baek Hee beberapa bunga. Mereka berdua menguburnya di
tempat yang bagus dengan banyak sinar matahari.” Cerita Seung Goo ada akan
pamit pergi berlibur.
“Aku
minta tolong.” Ucap Sharon memberikan sebuah tas pada Seung Goo.
Seung Goo
datang ke tempat Soo Ho dan Hae Ra dengan sebuah tas, menyampaikan yang
dikatakan Sharon kalau itu hadiah terakhirnya dan memberikannya. Soo Ho menatap
sinis seperti enggan berhubungan lagi Sharon, sementara Hae Ra tak bisa
berkata-kata lagi.
“Ini
adalah pakaian Hae Ra..” ucap Seung Goo.
Soo Ho
sengaja menyalakan api dan mulai membakar pakaian yang diberikan Sharon.
Sementara Sharon duduk di ruanganya, terlihat wajahnya berubah menjadi tua dan
keriput. Api mulai membesar, saat itu kaki Sharon mulai ikut terbakar juga.
Kenangan
di masa lalu pun datang, Sharon yang sombong memberikan besi panas pada wajah
Boon Yi. Tubuh Sharon terbakar dan wajahnya semakin keriput. Seo Rin mengingat
kejadian saat membakar rumah dan menatap mata Soo Ho yang ikut terbakar
didalamnya.
Api mulai
membakar semua tubuh Sharon, Hae Ra dan Soo Ho terus menatap api yang membakar
semua pakaian yang diberikan Sharon. Akhirnya Sharon berubah jadi abu dan hanya
tubuhnya yang hilang, sementara baju, sepatu dan topinya jatuh begitu saja di
lantai.
Tuan Park
berada di ruang interogasi, mengelak kalau bukan seperti itu dan yakin kalau
mereka keliru tentang sesuatu. Jaksa memperlihatkan sebuah foto kalau itu
adalah gambar yang kau ambil di kantor lamanya dengan banyak kardus yang
ditumpuk dalam ruangan.
“Karyawanku
selalu memotret barang yang dibeli. Ini hanya salah satu dari foto-foto itu.”
Komentar Tuan Park.
“Kau bisa
lihat, Jaket navy ini di pojok... Itu seragam sekolah, kan? Kenapa ini di
kantormu? Kami sudah mengeceknya Seragam Park Gon bukan warna ini... Kami
memeriksa, dan ada Kemungkinan besar jaket ini sama.” Ucap Jaksa memberikan
foto yang dipakai Hae ra.
“Kau melepas
label nama Moon dari jaket, dan membuangnya dekat tempat kau menguburkan Pak
Jung.” Ucap Jaksa. Tuan Park menyangkalnya.
Hae Ra
memberikan keterangan pada jaksa kalau Tuan Park datang dan membantu
keluarganya pindah jadi tidak menyadarinya karena sibuk, lalu sadar kalau seragam
Soo Ho dan ranselnya hilang.
“Apa yang
telah kusaksikan terakhir kali itu benar” kata Young Mi juga keterangan.
“Kami
mengira kehilangannya saat bepergian.” Ucap Hae Ra
“Lalu Gon
menyusuri jalan itu demi ayahnya Dan aku mengatakan yang sebenarnya demi Gon.”
Ucap Young Mi
Berita Di
TV “Ketua Park Chul Min, seorang ahli perdagangan properti spekulatif,
ditangkap. Dia diselidiki atas pembunuhan, percobaan pembunuhan, penghindaran
pajak, penggelapan, dan banyak lainnya. Surat perintah penahanan dikeluarkan
karena seorang saksi baru. Dilaporkan dari Kejaksaan Barat, Kim Yoo Ri dari
Berita CBM.”
Tuan Park
dengan tangan diborgol dan ditutupi handuk keluar dari kantor kejaksaan, tapi
wajahnya seperti tak banyak penyesalan.
Bersambung
ke Part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar