PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 10 Februari 2018

Sinopsis Black Knight Episode 20 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
“Segalanya...sudah selesai...Soo Ho... Aku ingin... kalian berdua... bahagia selamanya... Tidak peduli apa yang terjadi.” Ucap Baek Hee sekuat tenaga. Soo Ho dan Hae Ra menangis sedih melihatnya.
Ingatan Baek Hee kembali ke masa lalu yang melakukan kesalahan, mengendong Boon Yi pertama kali dan melihat dari kejauhan saat Boon Yi memiliki luka bakar. Dan akhirnya Boon Yi serta Myung Soo bersatu menjadi pasangan suami istri yang menikah. Keduanya memberikan hormat pada Baek Hee.
Baek Hee akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, Hae Ra menangis dan Soo Ho mencoba untuk tegar walaupun sangat sedih kehilangan Baek Hee yang membuat hidupnya beruntung. 

Papan di depan pohon bertuliskan “R.I.P. Jang Baek Hee”. Hae Ra dan Soo Ho menaruh buket bunga dan berdoa untuk Baek Hee yang meninggal.   Pesan dari Baek Hee seperti terkena oleh keduanya “Aku ingin kalian berdua bersama selama-lamanya.”
“Tidak peduli apa yang terjadi Kami akan bersama.” Ucap Soo Ho menyakinnya Baek Hee lalu memeluk Hae Ra yang ada disampingnya. 

Sharon terlihat hanya berdiam diri di rumahnya dengan topi menutupi semua rambut ubannya. Sementara Hae Ra membereskan semua barang-barang di rumah Baek Hee lalu melihat sebuah buku yang ditinggalkan dalam kotak dan memanggil Soo Ho untuk membaca bersama.
“Aku Berharap bahwa Soo Ho dan Hae Ra akan membaca ini.. Aku merasa akan pergi sebelum musim dingin usai. Walaupun Aku tidak tahu musim dingin yang mana.” Baek Hee sengaja menuliskan dalam buku karena semakin lama kesehatan yang menurun karena semakin tua.
“Aku akan mulai menulis apa yang ingin kukatakan padamu dalam buku harianku. Ngomong-ngomong, Aku ingin memberimu dua hadiah kecil. Kuharap kau menyukainya.”
“Aku akan memberikan rumahku dan hanok di Bukchon  untuk Jung Hae Ra. Properti dan bangunan di Geumseong-dong, dan tanah di Daejeon dan Yeosu akan diberikan kepada Moon Soo Ho.”
Hae Ra menatap rumah yang selama ini di tempati oleh Baek Hee, lalu pergi ke kantor Soo Ho dengan seorang notaris untuk memberikan tanda tanganya. Ia sempat ragu tapi Soo Ho menyakinkannya, lalu memberikan tanda tangan sebuah rumah dari Baek Hee.
“Hae Ra, kau bisa ambil semua pakaian dan perhiasanku. Aku tahu Itu bukan gayamu, tapi akan ada sesuatu yang kau suka.” 


Hae Ra menatap rumah yang diberikan Baek Hee, dan Tuan Han pun ikut berdiri disampingnya. Hae Ra pikir Tempat ini  layak dilestarikan sebagai bangunan warisan.
“Silakan bicarakan dengan balai kota tentang hal itu.” Ucap Hae Ra.
“Jadi kau menyumbangkannya?”tanya Tuan Han kaget. Hae Ra menganguk yakin.
“Baik. Aku akan menghubungi kantor kota.” Kata Tuan Han. Hae Ra mengaku kalau ingin mereka membuka toko buku kecil.

Seung Goo masuk toko terlihat binggung melihat sosok yang tak dikenalnya berada dalam ruangan, lalu bertanya siapa itu. Sharon melirik memperlihatkan wajahnya. Seung Goo kaget melihat Sharon dengan rambut berubah dan bagian tanganya yang keriput.
“Apa kau Sharon? Apa yang terjadi?” ucap Seung Goo kaget.
“Seung Goo... Tinggalkan tempat ini.” Perintah Sharon. Seung Goo yang mendengarnya langsung menolak.
“Lakukan saja seperti yang kukatakan.” Tegas Sharon. 

Tuan Park berusaha menelp sharon tapi ponselnya tak aktif,  dengan wajah kesal orang itu tidak menjawab teleponnya. Gon hanya terdiam melihat tingkah ayahnya. Tuan Park merasa  Para investor tidak berubah pikiran.
“Kurasa dia kembali dan tidak melakukan apapun. Dia seharusnya tidak menganggapku sebagai pengantar surat kabar yang malang.” Ucap Tuan Park merasa kesal pada Sharon.
“Pak Kim... Ayo datangi tokonya dengan juru kamera nanti. Kita syuting sesuatu untuk mengancamnya.” Perintah Tuan Park. Sek Kim pun mengerti akan menyiapkanya.
“Siapa yang akan kau ancam hari ini?” tanya Gon melihat sikap ayahnya yang belum berubah.
“Kenapa kau santai sekali? Dasar bodoh! Orang yang paling bodoh akan lebih baik darimu. Kau lebih baik Pergi kunjungi para investor, dan berlutut atau semacamnya. Dasar Kau anak tak tahu malu.” Ucap Tuan Park mengomel lalu mengajak Sek Kim untuk pergi.
“Aku akan melindungimu, agar kau tidak akan menjadi lebih jahat.” Ucap Gon melihat ayahnya pergi. 


Soo Ho dan Hae Ra membaca buku harian yang ditinggalkan Baek Hee, lalu Soo Ho pikir kalau Hari ini cukup sekian dan akan menyimpannya di dalam laci lalu berharap tidak perlu mengeluarkannya lagi.
“Kau tidak akan seperti itu,  Jangan khawatir” ucap Hae Ra menyakinkan.
“Kudengar kau memutuskan untuk menyumbangkan rumah itu.” Ucap Soo Ho mencoba mengalihkan pembicaran
“Aku ingin membuatnya menjadi toko buku kecil. Mereka bilang akan mempertimbangkannya dengan baik.”kata Hae Ra penuh semangat.
“Apa kau tidak akan menyesalinya nanti?” tanya Soo Ho. Hae Ra mengeleng. Soo Ho merasa tak yakin. Hae Ra menyakinkan itu memang keputusanya. So Ho tersenyum bahagia.  

Keduanya membereskan pakaian yang ada dress room. Soo Ho melihat sebuah kemeja dan bertanya apakah Hae Ra yang membelikanya. Hae Ra mengelengkan kepala karena tidak pernah membeli baju untuk Soo Ho. Lalu Soo Ho berpikir kalau Bibi Lee yang membelikanya.
“Bibi Sook Hee tidak tahu pakaian pria.” Ucap Hae Ra. Soo Ho pikir akan membuang pakaian yang tidak biasa.
“Tapi itu dibuat dengan kain yang bagus.” Kata Hae Ra melihat baju yang dibuang oleh Soo Ho
“Rasanya seperti salah satu pakaian yang dibuat oleh Sharon.” Ucap Hae Ra lalu meminta Soo Ho dengan panggilan “Oppa” agar membuang semua kemejanya.
“Hae Ra, kita sudah menikah, jadi tidak bisakah kita memanggil sebutan lainnya? Memanggil suamimu dengan namanya itu terasa canggung.” Kata Soo Ho
“Apa yang salahnya itu? Itulah yang dilakukan semua orang.” Pikir Hae Ra
“Aku ingin kau memanggilku dengan sesuatu yang lain.” Kata Soo Ho. Hae Ra ingin tahu Soo Ho ingin di panggil seperti apa.
“Kau bisa memanggilku "Sayang".” Kata Soo Ho malu-malu. Hae Ra akhirnya mengodanya dengan berkata “Ayo kita tidur, Sayang.” Keduanya tertawa dan Soo Ho menerima telp dari seseorang. 


Gon masuk ke dalam ruangan Soo Ho yang sudah menunggu sambil Maaf karena meminta untuk datang selarut ini. Soo Ho pun menyuruh Gon agar duduk. Gon duduk dengan wajah serius menatap Soo Ho.
“Katakan padaku lebih banyak  apa yang kau ketahui tentang ayahku.” Ucap Gon
“Aku yakin kau tahu lebih baik dariku.” Kata Soo Ho
“Aku akan menghentikannya agar dia tidak merusak dirinya sendiri lagi.” Kata Gon. Soo Ho seperti tak yakin Soo Ho  akan menghentikannya.
“Apa Kau akan membuat dia mengaku atau apapun itu?” tanya Soo Ho
“Dia bukan tipe yang mau mengaku.” Kata Gon sudah tahu sifat ayahnya. 

Tuan Park masuk ke dalam toko Sharon dengan seorang wartawan yang sibuk mengambil gambar lalu memanggil Seo Rin.  Sharon hanya duduk diam dengan rambut yang memutih dan tangan yang berkerut.
“Kenapa kau tidak menjawab panggilanku? Darimana kau belajar untuk mengabaikan orang? Noona.... Kau dimana, Choi Seo rin? Seo Rin Noona..” teriak Tuan Park tapi Sharon tetap diam dalam ruangan.
Gon dan Young Mi sudah berada dalam mobil. Young Mi terlihat binggung bertanya kemana mereka akan pergi.  Gon hanya diam saja. 

Soo Ho berada dalam ruangan memberitahu komentar pada Tuan Han kalau melihat Gon itu orang baik. Tuan Han tak banyak bicara, sementara Young Mi kaget dan binggung karena Gon mengantarnya ke kantor kejaksaaan. 
“Penyidik Jaksa Jung Jin Woo akan menunggumu. Jadi Beritahu dia apa yang kau lihat. Katakan padanya semua yang ayahku lakukan.” Ucap Gon
“Aku tidak bisa... Kenapa harus aku? Lalu Apa yang akan terjadi denganmu?” kata Young Mi tak ingin Gon sedih
“Kita harus menghentikannya, Young Mi... Jadi Lakukanlah demi aku.” Tegas Gon.

Akhirnya Young Mi keluar dari mobil sambil menatap sedih, Gon yang ada dimobil pun hanya bisa menangis karena terpaksa membuat ayahnya masuk penjara.
Mobil Tuan Park yang sedang melaju tiba-tiba di hadang dari depan. Seorang pria dari Kantor Jaksa Seoul Barat memberikan surat perintah untuk Tuan Park Chul Min, meminta agar ikut mereka. Tuan Park hanya terdiam. 


Hae Ra ada di kantor kembali melayani pelanggan yang ingin membuat rute perjalanan untuk 15 malam dan 16 hari di eropa lalu akan mengirimkan e-mail jam 3 sore.
“Wahh... Alangkah senangnya melakukan perjalanan 16 hari di Eropa.” Komentar Hae Ra setelah menutup telp.
“Kau juga bisa tinggal di Roma.” Ejek Ji Hee. Ketua Tim pikir Begitulah besarnya kekuatan cinta.
“Kau membuat pilihan yang tepat untuk putus dengannya. Fokus pada pekerjaanmu mulai sekarang.” Ejek Ketua Tim pada Ji Hee. Ji Hee yang malu meminta Ketua Tim untuk tak membongkar rahasianya. 

Tuan Han berkumpul dengan semua timnya diruangan Soo Ho memberitahu kalau Polisi telah menangkap dan menggeledah Rumah Ketua Park jadi akan segera memulai penyelidikan pajak. Chan Ki dengan penuh semangat memberitahu Penduduk kota Geumseong-dong juga positif terhadap bisnis mereka.
“Kau tidak menuntut dia bahkan setelah diserang. Warga baru tahu tentang hal itu” cerita pegawai lainya.
“Dan itu menggerakkan hati mereka. Semuanya berjalan sesuai keinginanmu.” Ucap Tuan Park
“Apa rahasia dibalik keberuntunganmu?” tanya Chan Ki penasaran. Soo Ho hanya terdiam dan memberikan senyuman. 

Hae Ra memberikan Kontrak Hadiah Properti Real Estat pada Bibi Lee karena ingin tinggal di hanok. Bibi Lee pikir tak mungkin bisa menerimanya dan tidak bisa mengambil ini. Hae Ra pikir Bibi Lee tak perlu khawatir karena terdaftar atas namanya.
“Aku tidak memberikannya secara cuma-cuma.” Ucap Hae Ra santai
“Hae Ra... Ada sesuatu yang ingin kuakui padamu. Sejujurnya, aku bukan bibimu.” Akui Bibi Lee
“Aku tahu. Bibi adalah saudara tiri ibuku.” Kata Hae Ra santai.Bibi Lee mengaku kalau sejujurnya itu tak benar.
Bibi Lee menceritakan saat bertemu dengan Baek Hee di depan rumah,  dan Baek Hee adalah orang menyelamatkannya saat melompat ke Sungai Han,  lalu membawanya ke rumah sakit, dan melunasi hutangnya.
“Lalu dia memintaku untuk mengurus anak kecil... Dia adalah Ibu Jang, maksudku.” Cerita Bibi Lee. Hae Ra kaget mendengarnya.
“Dia menyuruhku untuk tidak mengatakannya sampai kau menikah.” Akui Bibi Lee.
“Kenapa dia melakukan itu? Kenapa dia menghubungkan kita?” ucap Hae Ra heran
“Dalam kehidupan kita sebelumnya, dia berkata bahwa Dia mengambil anakku dan menukarnya dengan anak lain. Jadi dia mengatakan sesuatu yang aneh tentang bagaimana kita harus mengambil anak masing-masing  dan merawat mereka. Lalu siapa anak... yang dia rawat ?” ucap Bibi Lee yang tak sadar kalau anaknya dimasa lalu adalah Sharon. 

Sharon duduk didepan Seung Goo seperti ingin segera pergi. Seung Goo mengatakan kalau hanya akan menganggap ini sebagai liburan panjang karena menurutnya Sharon Tailor adalah tempatnya akan bekerja sepanjang hidupku. Sharon hanya diam dengan wajah ditutup topi.
“Dan Sharon, kau mungkin memiliki masalah emosi, tapi aku suka desainmu. Selain itu aku pergi untuk memberi Baek Hee beberapa bunga. Mereka berdua menguburnya di tempat yang bagus dengan banyak sinar matahari.” Cerita Seung Goo ada akan pamit pergi berlibur.
“Aku minta tolong.” Ucap Sharon memberikan sebuah tas pada Seung Goo.

Seung Goo datang ke tempat Soo Ho dan Hae Ra dengan sebuah tas, menyampaikan yang dikatakan Sharon kalau itu hadiah terakhirnya dan memberikannya. Soo Ho menatap sinis seperti enggan berhubungan lagi Sharon, sementara Hae Ra tak bisa berkata-kata lagi.
“Ini adalah pakaian Hae Ra..” ucap Seung Goo. 


Soo Ho sengaja menyalakan api dan mulai membakar pakaian yang diberikan Sharon. Sementara Sharon duduk di ruanganya, terlihat wajahnya berubah menjadi tua dan keriput. Api mulai membesar, saat itu kaki Sharon mulai ikut terbakar juga.
Kenangan di masa lalu pun datang, Sharon yang sombong memberikan besi panas pada wajah Boon Yi. Tubuh Sharon terbakar dan wajahnya semakin keriput. Seo Rin mengingat kejadian saat membakar rumah dan menatap mata Soo Ho yang ikut terbakar didalamnya.
Api mulai membakar semua tubuh Sharon, Hae Ra dan Soo Ho terus menatap api yang membakar semua pakaian yang diberikan Sharon. Akhirnya Sharon berubah jadi abu dan hanya tubuhnya yang hilang, sementara baju, sepatu dan topinya jatuh begitu saja di lantai. 


Tuan Park berada di ruang interogasi, mengelak kalau bukan seperti itu dan yakin kalau mereka keliru tentang sesuatu. Jaksa memperlihatkan sebuah foto kalau itu adalah gambar yang kau ambil di kantor lamanya dengan banyak kardus yang ditumpuk dalam ruangan.
“Karyawanku selalu memotret barang yang dibeli. Ini hanya salah satu dari foto-foto itu.” Komentar Tuan Park.
“Kau bisa lihat, Jaket navy ini di pojok... Itu seragam sekolah, kan? Kenapa ini di kantormu? Kami sudah mengeceknya Seragam Park Gon bukan warna ini... Kami memeriksa, dan ada Kemungkinan besar jaket ini sama.” Ucap Jaksa memberikan foto yang dipakai Hae ra.
“Kau melepas label nama Moon dari jaket, dan membuangnya dekat tempat kau menguburkan Pak Jung.” Ucap Jaksa. Tuan Park menyangkalnya. 


Hae Ra memberikan keterangan pada jaksa kalau Tuan Park datang dan membantu keluarganya pindah jadi tidak menyadarinya karena sibuk, lalu sadar kalau seragam Soo Ho dan ranselnya hilang.
“Apa yang telah kusaksikan terakhir kali itu benar” kata Young Mi juga keterangan.
“Kami mengira kehilangannya saat bepergian.” Ucap Hae Ra
“Lalu Gon menyusuri jalan itu demi ayahnya Dan aku mengatakan yang sebenarnya demi Gon.” Ucap Young Mi
Berita Di TV “Ketua Park Chul Min, seorang ahli perdagangan properti spekulatif, ditangkap. Dia diselidiki atas pembunuhan, percobaan pembunuhan, penghindaran pajak, penggelapan, dan banyak lainnya. Surat perintah penahanan dikeluarkan karena seorang saksi baru. Dilaporkan dari Kejaksaan Barat, Kim Yoo Ri dari Berita CBM.”
Tuan Park dengan tangan diborgol dan ditutupi handuk keluar dari kantor kejaksaan, tapi wajahnya seperti tak banyak penyesalan.
Bersambung ke Part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar