“Aku... Aku
sudah lama ingin memberitahumu... Aku ingin memberitahunya sekarang... Malam
itu juga... Itulah yang ingin kukatakan.” Ucap Soo Ho. Geu Rim ingin tahu apa
itu.
“Aku
menyukaimu... Aku... menyukaimu.” Akui Soo Hoo. Geu Rim sedikit kaget tapi bisa
menahan sikapnya.
“Kenapa
kau menyukaiku? Padahal Pacarmu padahal ada di sini.” Ucap Geu Rim. Soo Ho
kaget mendengarnya.
“Aku
tidak suka ini. Ini terlalu tidak nyaman. Aku sungguh ingin menjadi DJ dan
penulis...” ungkap Geu Rim. Soo Ho langsung menolaknya.
“Kau
janji akan mengajariku radio itu seperti apa..., dan bagaimana radio bisa
mengubah hidupku. Kau janji tidak akan muncul di depanku lagi..., tapi kau akan
selalu di sampingku. Apa Kau ingat pernah bilang begitu?” kata Soo Ho
“Aku akan
melakukannya sekarang. Dan dengan sungguh-sungguh, serta total, aku akan berada
di sampingmu mulai sekarang. Apa Kau mengerti? Sampai kau mengenaliku.” Tegas
Soo Ho
“Apa
maksudmu, sampai aku mengenalimu?” tanya Geu Rim heran
“Jika aku
bertindak seperti sebelumnya..., maka aku merasa akan kehilanganmu... Seperti
hari itu... Aku mengenalmu. Kita sudah lama saling mengenal.” Ungkap Soo Ho.
Geu Rim hanya bisa terdiam.
Tae Ri
terlihat kesal sambil meminum wine. Sementara Manager Kim menyapa Semua
wartawan mengucapkan selamat malam dan berjanji akan di telpnya. Setelah itu
berjalan mendekati Tae Ri, tapi Tae Ri langsung menampar dengan yang dilakukan
Manager Kim.
“Kenapa
kau menjadi seperti ini dan bekerja dengan CEO Nam? Sudah kubilang ini bahaya
dan Sudah kularang.” Ucap Manager Kim marah
“Jadi Apa
CEO Nam mempermainkanku?” kata Tae Ri
marah. Manager Kim hanya diam saja.
Tae Ri
melihat Soo Ho dengan Geu Rim dan langsung memanggilnya, dengan sinis bertanya
kenapa ada di sisi ruangan lainya. Ia dengan tegas kalau Soo Ho lupa hari ini
harusnya mengumumkan hubungan asmara mereka lalu meminta Geu Rim untuk pergi
karena sedang bicara.
“Kami
yang tadi sedang bicara... Jadi kaulah yang mengganggu kami...” ucap Soo Hoo
lalu mengajak Geu Rim agar bicara di luar saja. Tae Ri berteriak marah.
“Aku
mengerti... Aku ingin mendengar penjelasanmu, tapi...sepertinya kau harus bicara dengan Tae Ri dulu. Barulah kita
bicara sesudahnya.” Ucap Geu Rim berjalan keluar rumah.
Soo Ho
ingin mengejarnya, Tae Ri menahanya mengajak untuk Bicara dengannya dulu.
Nyonya
Nam berada dalam galeri teringat ucapan Soo Ho yang berani menolaknya “Hentikan
semuanya.. Aku tidak akan melakukan hal seperti ini. Apa Ibu tak tahu
berbisnis? Ibu tidak bisa mengendalikanku
dengan kemauan Ibu dan Ibu baru memberitahuku sesudahnya.”
“Mereka
ingin tahu kapan mereka bisa bertemu dengan Ji Soo Ho untuk membahas drama yang
telah Anda tandatangani kontraknya.” Ucap Sek Ah
“Dimana
Jin Tae Ri?” tanya Nyonya Nam sinis
“Sekretaris
Kim menyuruh semua orang..., dan Ji Soo Ho sedang bersama Jin Tae Ri sekarang.”
Ucap Sek Ah. Nyonya Nam meminta agar Tae Ri kemari besok.
Soo Ho
tak bisa terima kalau dianggap mereka berpacaran. Tae Ri pikir kalau mereka
tidak ingin pacaran di bawah kontrak,
maka menawarkan So untuk pacaran sungguhan. Soo Ho bertanya apakah Tae Ri tidak
takut berhubungan dengannya.
“Aku
malah lebih takut kalau dilupakan. Aku malah lebih takut kalau orang tidak
mengenaliku. Aku tidak ingin menjadi
lebih menyedihkan lagi. Jadi berhentilah sebelum kau lebih menjadi
menyedihkan lagi. Beberapa foto saja sudah cukup, Yang pasti hidupmu takkan
terluka sekali.” Kata Tae Ri merengek
“Dulu
kita begitu dekat... Ji Soo Ho... Apa Kau tidak kasihan padaku?” ungkap Tae Ri
“Kalau
begitu...memangnya aku terlihat bahagia
di matamu?” kata Soo Ho merasakan hidupnya juga tertekan lalu pergi
meninggalkanya.
Geu Rim
berjalan pulang, teringat kembali saat Soo Ho di sekolah mengatakan “Kau...sungguh
tidak mengingatku?” lalu menutup matanya dan menciumnya. Setelah itu mengakui
perasaanya kalau menyukainya dan sudah mengenalnya.
“Kita
sudah lama saling mengenal.” Ungkap Soo Ho yang membuat Geu Rim binggung.
Geu Rim
menatap ponselnya, seperti kebingungan ingin menelp Soo Ho atau managernya.
Tapi akhirnya memilih masuk rumah dan memanggil ibunya, tapi tak terlihat di
ruang tengah, kamar tidur, wajahnya langsung panik lalu membuka pintu kamar
mandi. Nyonya Jo ternyata sudah tergeletak di lantai tak sadarkan diri.
Soo Ho
sampai didepan rumah Geu Rim, sementara Geu Rim menelp Ambulance untuk cepat
datang dan tidak tahu kapan Ibunya. kehilangan kesadaran. Ia mencoba
menyadarkan ibunya yang pingsan, saat itu Soo Ho menelp.
“Apa Kau
sudah masuk rumah?” ucap Soo Ho. Geu Rim panik memberitahu tentang ibunya. Soo
Ho akhirnya keluar dari mobil.
Akhirnya
Nyonya Jo dibawa ke IGD dengan Soo Ho dan Geu Rim. Setelah diperiksa Dokter,
Geu Rim memegang tangan ibunya sambil mengingat yang dikatakan dokter
sebelumnya.
“Entah
sebanyak apa dia sudah terbiasa dengan sekelilingnya..., tetap saja besar
risiko dia mengalami bahaya. Pasien juga terlalu banyak bekerja. Dia pasti
mengalami pusing parah.” Ucap Dokter
“Ibu,
maafkan aku... Aku selalu meninggalkanmu sendirian... Aku minta maaf.” Ucap Geu
Rim. Soo Ho melihat dari kejauhan kalau Geu Rim sedang bersedih lalu menelp
seseorang.
“Ini Ji
Soo Ho... Ada yang harus kutanyakan tentang Dr. Yoon.” Ucap Soo Ho berjalan
pergi
Nyonya Jo
di pindah ke ruangan rawat VIP, Geu Rim heran kenapa ibunya tiba-tiba di
pindahkan. Perawat memberitahu alau
Semua biayanya telah dibayar dan Geu Rim tinggal menekan bel-nya jika perlu
apapun. Geu Rim seperti bisa tahu siapa yang melakukanya.
“Apa
ibumu sudah membaik?” ucap Soo Ho saat mengangkat telp Geu Rim. Geu Rim yakin
kalau itu pasti Soo Ho yang melakukanya.
“Maksudku
soal kamar rumah sakitnya...Aku saja sudah punya hutang. Aku jadi tidak enak.”
Ucap Geu Rim
“Ya. Aku
melakukannya biar kau merasa tidak enak... Kau juga begitu terhadapku. Kau
membuatku mengkhawatirkanmu dengan membuatku merasa tidak enak. Begitulah
keadaan kita sekarang.” Ucap Soo Ho. Geu Rim binggung dengan sikap Soo Ho.
“Ini
bukan strategi yang buruk, jadi aku memutuskan
meniru caramu.” Tegas Soo Ho
“Ji Soo
Ho.. bisa-bisanya kau bercanda sekarang?” kata Geu Rim kesal
“Dengar,
Penulis Song... Bagaimana kau bisa menganggapnya candaan sekarang? Kau pasti lelah karena apa
yang menimpa ibumu. Jadi Tidurlah saja tanpa
berpikir yang tidak-tidak.” Kata Soo Ho
“Bagaimana
soal perkataanmu sebelumnya?” tanya Geu Rim. Soo Ho pikir kalau Geu Rim tidak
akan mengingatnya jadi menyuruh tidur saja.
Di
ruangan rapat
Seorang
petinggi bertanya Kenapa Ji Soo Ho tidak hadir. Nyonya Nam memberiikan alasan
kalau Jadwal Soo Ho yang terlalu penuh dengan menyakinkan kalau Pertemuan
berikutnya, Soo Ho pasti hadir.
“Karena
dia sudah ada jadwal siaran radio, apa dia sanggup syuting di luar negeri? Apa
dia akan tetap melakukan siaran
radionya?” ucap Petinggi lainya.
“Kita 'kan
sudah tandatangan kontrak. Apa lagi yang harus kami pastikan untuk membuat
kalian yakin? Sebagai gantinya, izinkan aku
memperkenalkan Jin Tae Ri sebagai pujaan
hatinya.” Ucap Nyonya Nam
Tae Ri
dengan ramah menyapa semua orang yang akan berkerja sama kontrak.
Direktur
Kang kaget membaca berita [Ji Soo Ho Mengumumkan Produksi "Who Am I"] lalu berpikir kalau Soo
Ho akan syuting luar negeri setelah mengurus jadwal radio dan bertanya pada
Tuan Lee apa yang terjadi pada berita penyiarnya.
“Padahal
'kan baru sebulan dia siaran radio!
Jangan bilang... kau juga tidak tahu tentang ini. Memangnya ini masuk akal?”
ucap Direktur Kang marah
“Aku juga
mana bisa memprediksi sifat seorang bintang yang berubah-ubah... Tapi...,
masalah ini, aku akan mengurusnya.” Tegas Tuan Lee yakin.
Diatas
meja sebuah berkas [Proposal produksi drama "Who Am I"] Tuan Ji
terlihat marah melihat Nyonya Nam hanya diam saja karena menurutnya Jin Tae Ri
itu terkenal karena kegilaannya dengan wajah panik kalau merilis fotonya.
“Tidak bisakah
kau mengendalikan anakmu? Kau tak berhak bicara denganku seperti itu.” Ucap
Nyonya Nam. Tuan Ji terlihat binggung.
“Jung Da
Seul!.. Aku yang mengurus dia untukmu... Jadi anakmu, bagaimana? Bagaimana
kalau kau berperan seperti ayah untuk dia?” kata Nyonya Nam marah
“Apa? Aku
belum pernah menjadi ayah sampai
sekarang. Mana bisa aku langsung bisa bertindak seperti ayah?” kata Tuan Ji.
Saat itu
Soo Ho datang dengan wajah kesal karena
harus tahu jadwal perkerjaanya lewat berita. Nyonya Nam pikir Soo Ho
yang duluan menyinggung soal bisnis. Akhirnya Soo Ho melihat berkas film yang
ditawarkan padanya.
“Terlalu
banyak sekali syuting di luar negerinya. Bukannya ini terlalu sulit dengan
jadwalku yang sekarang?” komentar Soo Ho
“Maka,
batalkan saja radio itu.” Kata Nyonya Nam. Tuan Ji langsung menyetujuinya.
“Siaran
radio tidak cukup berkelas bagi kita.”
Komentar Tuan Ji mencoba membujuk anaknya.
“Aku...ingin
melakukannya. Itu hal pertama yang ingin kulakukan. Aku akan melakukan
segalanya.., tapi untuk yang ini, tolong diurus lagi.” Tegas Soo Ho
“Kita tak
ada pilihan... Seperti yang sudah kau ketahui,
Jin Tae Ri menuntutnya... Kau sudah lihat fotonya, kan?” kata Nyonya Nam
“Jadi
kenapa Ibu membuatku yang menanggung ini semua? Itu 'kan kesalahannya Ayah!”
kata Soo Ho kesal. Tuan Ji pun hanya diam saja.
“Dua hari
dari sekarang..., kita ada upacara donasi di rumah sakit. Jadi Datanglah.” Kata
Nyonya Nam. Soo Ho seperti tak peduli lalu keluar dari rumahnya.
Nyonya Jo
akhirnya terbangun dari tidrunya. Geu Rim melihat ibunya langsung mengeluh
karena Nyonya Jo yang tertidur selama 12 jam dan juga pingsan. Ia juga memarahi
ibunya yang tak memberitahu kalau selama ini meminum obat.
“Nak...
Ibu bisa merasakan kalau kau marah sekali.” Ucap Nyonya Nam. Geu Rim heran
ibunya bisa tahu itu.
“Ibu
minta maaf... Ibu sungguh minta maaf... Akhir-akhir ini, kau sangat sibuk.”
Kata Nyonya Jo
“Betapapun
sibuknya aku, tidak ada yang lebih berharga
dari Ibu. Jika Ibu sakit tanpa bilang-bilang ke aku lagi...” ucap Geu
Rim mengancam. Ibunya bertanya kenapa dan
apa yang akan dilakukannya.
“Apa
maksudnya, "Kenapa?" Jika Ibu membuatku panik lagi..., maka aku akan
selalu menempel pada Ibu 24 jam sehari. Itu Menakutkan dan Menyeramkan, kan?”
kata Geu Rim akhirnya bisa mengoda ibunya.
“Wahh....
Ibu sangat takut.” Ejek Nyonya Jo. Geu Rim akhirnya memberitah ibunya kalau
rumah sakit ini tempat ibunya menjalani operasi mata. Nyonya Nam seperti tak
percaya.
Nyonya
Nam sedang berbicara dengan pegawainya, saat itu Tuan Lee datang menyapa Nyonya
Nam akhirnya keduanya berjalan di dalam Galeri Lukisan. Nyonya Nam berkomentar
Sungguh malang sekali bagi Tuan Lee dan menurutnya kalau inilah dunia bisnis.
“Tapi ini
tak pantas... Belum sebulan dia di radio,
tapi Anda sudah memanfaatkan media.” Kata Tuan Lee
“Situasi
bisa berubah kapanpun.” Komentar Nyonya Nam sinis. Tuan Lee menegaskan kalau
itu tak bisa sama sekali.
“Radio
bukanlah bisnis, tapi sebuah hubungan. Pendengar percaya dan menantikan Ji Soo
Ho. Anda seharusnya tidak boleh memanfaatkan manipulasi media. Itu tidak adil.
Benar, 'kan? Karena Anda seorang profesional.” Kata Tuan Lee sedikit menyindir
“Tapi aku
sudah membahasnya dengan Soo Ho...” ucap Nyonya Nam yakin. Tuan Ler pikir kalau
itu belum dilakukan.
“Ji Soo
Ho bukan orang seperti itu... Dia bertanggung jawab dan orang yang menepati janjinya.
Tapi Anda tidak seperti Ji Soo Ho. Jadi Aku mengerti sekarang. Aku yakin itu
bukan ide Ji Soo Ho.” Ucap Tuan Lee lalu pamit pergi. Nyonya Nam hanya diam
saja. Tuan Lee tiba-tiba kembali mendekati Nyonya Nam.
“Tapi
lukisan ini... Sama sekali tidak cocok dengan tempat ini. Sama seperti suhu
perasaan yang berbeda..., ruangan juga memiliki suhu. Namun, tempat ini dingin
seperti es. Sayangnya, ruang ini tidak bisa bisa membuat mahakarya ini jadi
diperhatikan.” Komentar Tuan Lee lalu benar-benar berjalan pergi.
Hoon Jung
terlihat kesal menerima telp meminta agar berhenti menelp dan akan mengirimkannya, setelah itu mengeluh
kalau mengganggu orang saja. Saat itu Tuan Lee datang heran melihat Hoon Jung
yang sendirian. Hoon Jung mengaku
Karena hanya ia yang rajin bekerja. Tuan
Lee menanyakan keberadaan Song Geu Rim.
“Ibunya
dirawat di rumah sakit. Apa Dia tak meneleponmu?” ucap Hoon Jung.
Soo Ho
dan Tae Ri melakukan pemotretaan terlihat mesra, setelah itu keduanya terlihat
tak saling sapa. Soo Ho pergi ke sisi lain mencoba menelp seseorang tapi tak
diangkat, lalu mengeluh kalau seperti ini keadaanya maka tidak mau punya
ponsel. PD memanggilnya kalau mulai
sekarang.
Akhirnya
Soo Ho dan Tae Ri kembali mengambil gambar,
PD meminta Keduanya untuk Saling berpandangan. Soo Ho dan Tae Ri
melakukan dengan Profesional. PD akan menghentikan sejenak karena akan periksa
hasilnya lebih dulu.
Soo Ho
kembali mencoba menelp tapi belum juga diangkat, lalu PD kembali memanggil
untuk memulai lagi. Soo Ho melakukan adegan Selfie dan menguploudnya di social
media dengan caption [Ji Soo Ho saat
syuting iklan] Setelah itu kembali menelp, tapi belum juga diangkat.
“Dia lagi
teleponan sama siapa sebenarnya?” keluh Soo Ho kesal karena ponsel yang
ditelpnya sibuk.
Geu Rim
sedang mengobrol dengan temanya di telp
menanyakan tentang siaranya. Ia pikir Ji
Soo Ho punya penulis sendiri jadi mungkin bisa membantu. Temanya mengejek
kalau Tim Soo Ho memang penulis yang
lebih baik darimu.
“Ucapanmu
tak sopan sekali..., tapi ada benarnya juga.” Komentar Geu Rim. Temanya langsun
meminta maaf.
“Tapi...,
kelanjutan siaran memang lebih penting.” Kata Geu Rim. Temanya memberitahu Geu
Rim kalau managernya menelp dan akan menelpnya lagi.
Saat itu
seorang Pasien anak kecil memanggil Geu Rim bertanya Apa seorang staf Radio
Romance. Geu Rim membenarkan. Si anak
merasa tak percaya kalau Geu Rim seorang staf Radio Romance dan terlihat sangat
bahagia.
“Aku
penggemar berat! Aku dengar siarannya kemarin... Daebak.” Ungkap Si Pasien tak percaya.
Geu Rim pun juga seperti senang ada yang memperhatikanya.
“Aku sungguh
ingin bertemu denganmu.” Kata Pasien. Geu Rim kaget kalau anak itu ingin
bertemu denganya bukan Soo Ho.
“Kenapa
kau tidak pilih ceritaku? Padahal aku selalu yang duluan kirim cerita tiap
hari?” ucap Si Pasien. Geu Rim pun tak bisa berkata-kata.
Geu Rim
mengajak ibunya berjalan-jalan dengan kursi roda, lalu menceritakan kalau baru
saja bertemu penggemarnya. Ibunya seperti tak percaya, Geu Rim pikir Sebenarnya
tidak juga karena Lebih tepatnya, bukan penggemar dirinya tapi penggemar acara mereka.
“Mungkin
saja dia penggemar Ji Soo Ho... Intinya, dia bilang... dia mendengar semua siaran kami. Hebat, kan?” cerita Geu Rim
bangga.
“Tapi
'kan siaran kalian masih baru.” Komentar Nyonya Nam
“Ibu... Tempat
ini mengingatkanku pada masa lalu.” Ucap Geu Rim.
Akhirnya
Geu Rim mengajak Nyonya Nam berjalan di taman, seperti bisa melihat Geu Rim
yang dulu suka duduk sambil mendengarkan radio. Lalu Geu Rim yang duduk
sendirian di depan ruang rawat, Geu Rim masih
ingat kalau sudah menghabiskan banyak waktu di koridor. Nyonya Nam pun
masih mengingatnya kalau Geu Rim cukup lama di lorong rumah sakit.
Geu Rim
mendorong ibunya melalui jalan akan menanjak, seperti bisa melihat dirinya
mengunakan seragam belajar berjalan dengan tongkat. Ia bisa melihat saat duduk
bersama seseorang bertanya Apa kesukaannya.
“Dengan
Datang kesini mengingatkan Ibu akan cinta pertamamu. Dan kau... kencan rahasia
tanpa memberitahu Ibu.” Goda Nyonya Jo. Geu Rim mengeluh ibunya yang suka
mengoda.
“Kau
sangat aneh... Bisa-bisanya kau suka pada seseorang padahal kau tidak tahu
penampilannya?” ucap Nyonya Jo. Geu Rim juga merasa heran mengaku kalau pasti
sangat aneh.
Ra Hee
melihat berita berjudul [Ji Soo Ho Mengumumkan Produksi "Who Am I"] dengan wajah tak
percaya kalau Ji Soo Ho keluar, lalu tertawa bahagia. Saat itu Hoon Jung datang sambil mengeluh
karena Seung Soo selalu meminta berkas padanya.
“Lalu
Nasib kalian bagaimana ini? Kalian selalu membuat kesalahan saat siaran langsung..., dan PD kalian itu
gila. Sebelumnya Song Geu Rim tidak punya bakat, dan sekarang DJ kalian?11 Apa kalian mau
ganti DJ dalam waktu kurang dari sebulan?” ucap Ra Hee sambil tertawa seperti
orang gila
“Apa dia
selalu seperti ini?” bisik Hoon Jung. Seung Soo membenarkan. Hoon Jung mengaku
kalau sangat takut.
“Tak apa.
Dia tidak akan menyakitimu.” Balas Seung Soo. Hoon Jung menganguk setuju
“Apa staf
termuda kalian melarikan diri? Bukannya besok kalian ada siaran? Dasar Gila
kalian... Aku khawatir pada kalian.” Ucap Ra Hee terus tertawa
“Jika
orang terlalu banyak khawatir..., mereka
bisa menjadi gila.”bisik Seung Soo. Hoon Jung berpikiran yang sama melihat
tingkah Ra Hee lalu bergegas pergi.
Soo Ho
dan Tae Ri melakukan wawancara setelah permotretan. Wartawan membahas berita tentang drama yang akan dibintangi
merkea berdua, seperti tak percaya kalau mereka
akan menyaksikan keduanya dalam sebuah drama.
“Ya... Banyak
orang ingin melihat kami. Kami akan menargetkan penghargaan pasangan terbaik
tahun ini.” Ungkap Tae Ri percaya diri.
“Aku akan
mempertimbangkannya.., namun karena acara radio tersebut mungkin sulit
untuk membintangi sebuah drama. Siaran
radioku baru jalan beberapa minggu. Jadi Untuk saat ini, aku ingin fokus ke pendengarku.
Itulah tugasku juga.” Ucap Soo Ho. Tae Ri yang mendengarnya menahan rasa kesal.
“Apa kau
sangat suka radio Atau, apa kau suka penulis radionya? Kenapa kau tidak mau
main drama? Apa Kau sesuka itu sama Song Geu Rim? Apa kau harus siaran radio dengannya?”
ucap Tae Ri marah saat ada didalam
mobil. Soo Ho dengan santai membenarkanya.
Tae Ri hanya bisa mendengus kesal.
Saat itu
Tuan Lee datang memanggil Nyonya Jo dengan panggilan “Ibu” dan membawakan
banyak makanan. Geu Rim mendengarkanya mengeluh kalau itu ibunya bukan ibu Tuan
Lee. Nyonya Jo mendengar suara Tuan Lee terlihat senang.
“Ibu
membuatku takut setengah mati dan butuh izin anakmu ini kalau sakit.” Ungkap
Tuan Lee. Nyonya Jo hanya bisa tersenyum.
“Tapi kau
pasti lebih panik dariku. Maaf aku tidak
bisa angkat teleponmu. Kenapa kau tidak
menelepon lagi? Pasti sulit sendirian saat itu. Apa kau menelepon ambulans?”
ucap Tuan Lee
Geu Rim
binggung akan memberitahu kalau Ji Soo Ho yang membantunya. Saat itu pintu
terbuka dan Soo Ho membawakan buah dalam keranjang. Keduanya saling berhadapan
seperti ingin mengambil hati ibu mertua. Saat itu juga banyak orang berkumpul
didepan pintu karena melihat Soo Ho sebagai artis idola mereka.
Akhirnya
pintu di tutup walaupun para fans berdiri didepanya. Geu Rim pikir kalau Soo Ho
itu harus pergi agar ibunya bisa beristirahat. Tuan Lee setuju kalau Soo Ho
harus pergi karena ia yang akan menjaga Nyonya Jo. Geu Rim menyuruh Tuan Lee harus pergi juga.
Tuan Lee
dan Soo Ho keluar dari ruangan, Soo Ho langsung memakai kacamata hitamnya.
Beberapa fans mengejarnya ingin meminta tanda tangan, Tuan Lee pikir ia saja yang tandatangan
dengan mengambil kertas lalu mengejar Soo Ho agar mereka bisa bicara. Keduanya duduk di cafe.
“Aku ingin
mendengar penjelasan soal kau ke luar negeri untuk main drama.” Ucap Tuan Lee.
“Belum
ada yang diputuskan.” Komentar Soo Ho. Tuan Lee pikir itu yang harus
dibicarakan.
“Tapi kau
cocok pakai kacamata hitam. Dan Tidak ada orang di sini, jadi bisa tidak dilepas kacamatanya?” komentar
Tuan Lee. Soo Ho melihat sekeliling akhirnya membuka kacamatanya.
“Pokoknya,
aku akan bertindak hanya berdasarkan perkataanmu. Apapun yang terjadi, mohon konsultasikan dulu. Selama kau DJ
kami..., maka kami hanya percaya apa yang
kau katakan. Dan Juga, karena penulis kita lagi ada kendala karena merawat
ibunya, maka kita mungkin perlu bantuan
dari penulis lain...” ucap Tuan Lee.
“Bagaimana
dengan Penulis Song?” tanya Soo Ho seperti tak setuju.
“Lalu
Bagaimana dengan ibunya Penulis Song?” balas Tuan Lee yang tak ingin membuat
Geu Rim terbebani dengan perkerjaan.
“Tetap
saja, kita perlu memakai naskah Penulis Song.” Tegas Soo Ho. Tuan Lee
menegaskan kalau Geu Rim sedang merawat ibunya dan mengetahui kalau Nyonya Jo
adalah dunia Geu Rim.
“Meski
begitu, kita baru saja mulai siaran pakai naskahnya. Bukankah seharusnya
kita memberinya kesempatan? Kita bisa
mengadakan rapat di rumah sakit..., atau siaran radio di lokasi seperti waktu
siaran di SD itu...” ucap Soo Ho tak ingin jauh dari Geu Rim.
“Dasar...
Kau ini memang suka menghancurkan mood orang.” Keluh Tuan Lee lalu memilih
untuk keluar cafe. Soo Ho heran bertanya kemana Tuan Lee akan pergi.
Ketiganya
akhirnya duduk ditaman, Tuan Lee menceritakan yang dikatakan Soo Ho jadi menurutnya
walaupun sulit, Soo Ho ingin siaran menggunakan naskah jadi ingin tahu pendapat
Geu Rim.
“Aku
berterima kasih, tapi... Aku akan merasa tak enak dan bersalah... dan Bisa jadi
beban, nanti.” ungkap Geu Rim.
“Kau
bukan beban.” Kata Soo Ho dan Tuan Lee berbarengan.
“Tapi
itulah pesonamu... Tidak ada yang bisa membencimu walau kau beban sekalipun.” Ucap Tuan Lee.
Soo Ho hanya terdiam mendengar Tuan Lee memuji Geu Rim.
Ketiganya
berjalan ditaman, Tuan Lee ingin tahu pendapat Geu Rim apa untungnya jika siaran
dari rumah sakit. Geu Rim menceritakan dari dulu sering ke rumah sakit sejak
masih kecil karena ibunya Jadi tahu sedikit tentang kehidupan rumah sakit.
“Orang
jarang tertawa disana atau menangis bersama. Dan itulah yang ingin kuberikan.” Cerita Geu Rim. Tuan Lee pikir
kalau ide yang lumayan.
“Aku suka
itu.” Ungkap Soo Ho penuh semangat. Tuan Lee heran mendengar komentar Soo Ho
yang setuju dengan Geu Rim.
“Baiklah....
Tulislah berdasarkan yang kau katakan.” Perintah Tuan Lee.
“Tapi
PD.. seperti yang kukatakan sebelumnya, aku nanti bisa jadi beban, jadi.
alangkah baiknya minta bantuan pada penulisnya Ji Soo Ho. Apa yang kukatakan
tadi itu cuma pendapatku dan Mana bisa kita siaran di rumah sakit?” kata Geu
Rim
Soo Ho
pikir itu Bisa. Geu Rim merasa kalau mereka tidak perlu melakukannya karena
dirinya. Soo Ho mengaku Ini bukan karena
Geu Rim. Tuan Lee tersenyum mendengarnya.
Bersambung
Ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar