Soo Ho
menarik tangan Geu Rim setelah mengatakan kalau akan ikut acara radio bersama.
Semua orang melihat Geu Rim yang ditarik oleh Soo Ho, Geu Rim sempat melonggo
dan akhirnya menyuruh agar Soo Ho melepaskan tanganya. Soo Ho akhirnya
melepaskan tangan Geu Rim.
“Tindakan
apa yang sedang kau lakukan? Mengapa kau datang kesini? ” ucap Geu Rim heran
“Apa Kau
sungguh tak punya harga diri? Kenapa kau mendengarkan semua itu?” kata Soo Ho.
Geu Rim kaget dengan ucapan Soo Ho seperti
menyindirnya.
“Siapa
dia? Kenapa kau tidak bisa mengatakan apapun padanya?” kata Soo Ho marah
“Benar
juga. Aku sama sekali tak punya harga diri. Itu sebabnya... Aku akan
mengikutimu setelah semua yang kau lakukan.” Kata Geu Rim marah lalu berjalan
pergi. Soo Ho pun hanya diam saja.
Geu Rim
pergi ke tempat Ra Hee, Gamoom melihat Geu Rim langsung bertanya apa yang
terjadi dan ingin tahu ada apa dengan Ra Hee dan juga Ji Soo Ho. Geu Rim malah balik bertanya
apakah Ra Hee sudah pergi. GaMoom menganguk.
“Setelah
kau dan Soo Ho pergi pegangan tangan...” ucap Gamoom. Geu Rim meminta agar Jangan
di bahas lagi.
“Dia
heboh sekali tadi sebelum pergi. Apa yang terjadi antara kau dan Soo Ho?” ucap
GaMoom. Geu Rim hanya bisa menghela nafas mengajak untuk minum bir.
“Penulis
utamaku menyuruhku untuk menyelesaikan semua ini sebelum pulang. Aku tidak akan
pulang. Dan harus pergi... Kau harus SMS aku, tentang apa yang terjadi antara dirimu
dan Soo Ho. Mengerti?” ucap Ga Moom berjalan pergi.
Geu Rim
masuk ke dalam ruangan menatap meja kerjanya dengan wajah sedih, lalu berjalan
ke depan jendela yang bisa melihat pemandangan kota Seoul di malam hari, saat
itu ada Soo Ho yang berdiri juga. Ia pun
akhirnya duduk disisi jendela.
“Apa kau
menonton video yang aku kirimkan? Apa
Semua itu Dari awal sampai akhir?” tanya Geu Rim. Soo Ho menyangkalnya.
“Jika
tidak, bagaimana kau tahu untuk datang ke sini?” sindir Geu Rim lalu menawarkan
bir. Soo Ho menolaknya.
“Selama
beberapa hari ini... Kau terus melihat sisi terburuk dari dalam diriku. Dunia
drama adalah tempat tinggalmu. Aku merasa sangat malu disana. Tapi, radio
adalah tempat tinggalku. Dan aku merasa sama malu nya, sekarang.” Cerita Geu
Rim sambil menangis dan buru-buru menghapusnya.
“Silakan
pergi... Ini tempat persembunyianku... Mengerti? Tolong pergilah.” Kata Geu
Rim. Soo Ho hanya terdiam menatapnya.
“Aku baru
saja mengatakan... dialog terkenalmu.. Aku tidak percaya bisa mengatakannya.
Kau bilang "Pergi sana. Tolong, pergilah sana." Wah Menjengkelkan
sekali.” Ungkap Geu Rim
“Apa Kau
menangis?” kata So Ho. Geu Rim menyangkal kalau menangis menurutnya Soo Ho
hanya bisa asal bicara.
“Aku
tidak akan pernah menangis... dari sesuatu seperti ini. Aku tidak lemah. Aku
tidak akan...” ucap Geu Rim menegaskan.
“Jika aku
berjanji untuk ikut serta di radio, apa kau akan berhenti menangis? Jadi Datanglah
ke rumahku besok.” Kata Soo Ho meantapnya. Geu Rim menatap binggung.
“Kita
akan menandatangani kontrak.” Ucap Soo Ho seperti sangat yakin dengan
keputusanya.
Soo Ho
pulang mengemudikan mobilnya sendiri, lalu masuk rumah dengan wajah panik. Jason melihat Soo Ho pulang sempat berteriak
tak percaya tapi Soo Ho seperti tak mengubris lalu masuk ke kamarnya.
“Bagaimana
bisa seseorang sangat begitu... Maksudku, kau hebat... Kau sempurna.” Ungkap
Jason bahagia. Soo Ho akhirnya keluar dari kamarnya lagi.
“Izinkan
aku bertanya satu hal.” Kata Soo Ho. Jason mengaku Senang sekali mendengarnya,
meminta agar Soo Ho mengajukan 100 pertanyaan saja.
“Mengapa
aku setuju untuk ikut di acara radio?” ucap Soo Ho. Jason kaget kalau Soo Ho
yang akan menjadi DJ
“Aku
tidak tahu.” Ucap Soo Ho. Jason pikir kalau Soo Ho menyetujui itu, karena Lady
Kamikaze
“Bukan
karena Song Geu Rim.” Tegas Soo Ho marah. Jason malah berteriak bahagai dan
memujinya.
“Apa kau
baru saja bersikap emosional padaku?” ungkap Jason melihat sikap So Ho.
Sementara So Ho mengeluh Jason berkata tak masuk akal.
“Mana
mungkin tak masuk akal? Ji Soo Ho yang
aku kenal... tidak akan pernah ikut ke acara harian seperti itu. Ditambah lagi,
siaran langsung yang harus disiarkan dalam 365 hari? Dan Juga, kau tidak akan
pernah berbicara di hadapan publik tanpa naskah. Itulah yang aku ketahui
tentang radio dan kau setuju untuk itu.” ucap Jason tak percaya
“ Wahh.. Lady
Kamikazesangat menakjubkan. Dia membuat harga diriku terluka. Aku telah mencoba
selama berbulan-bulan untuk meruntuhkan tembok yang kau buat untukku, tapi Lady
Kamikaze hanya butuh beberapa hari. Ini Memalukan sekali.” Ungkap Jason
benar-benar tak percaya. Soo Ho hanya bisa diam saja.
Geu Rim
minum di dapur mengingat ucapan Soo Ho “Jika aku berjanji untuk ikut serta di
radio, apa kau akan berhenti menangis? Kita akan menandatangani kontrak.”
Seperti tak percaya dengan yang dikatakan So Ho.
“Apa Ji
Soo Ho sungguh akan jadi DJ kami?” ucap Geu Rim masih tak percaya
Soo Ho
berbaring di tempat tidurnya, seperti kembali susah tidur hanya memainkan
lampunya. Geu Rim juga berusaha agar tidur tapi tetap gelisah seperti masih tak
percaya kalau Soo Ho akan jadi DJ di acara radionya.
Direktur
Kang tak percaya kalau Ji Soo Ho berjanji akan menjadi DJ acara mereka dan
bersedia melakukan acara harian. Geu Rim menganguk. Direktur Kang memastikan
kembali apakah Geu Rim sudah bilangkalau ini acara harian, menurutnya Soo Ho mungkin
tidak tahu.
“Mungkin
dia pikir, acaramu itu seperti acara televisi yang hanya syuting sekali dalam
seminggu. Apa kau yakin?” ucap Direktur Kang. Geu Rim menganguk sangat yakin.
“Kami
belum menandatangani kontrak.” Kata Geu Rim seperti sedikit ragu.
“Buat dia
untuk sepakati kontrak, bagaimanapun caranya. Buat dia sepakat sekarang juga.”
Kata Direktur Park memberikan amplopnya. Geu Rim melihat Surat Perjanjian
“Apa
benar Anda orang yang sama dengan pria yang marah kemarin?” ejek Tuan Lee.
Direktur Park tak mengubrisnya.
“Apa yang
kau lakukan, Nn. Song? Sebaiknya kau pergi.” Kata Direktur Park. Tuan Lee
berdiri kalau akan ikut dengan Geu Rim.
“Tidak
boleh! Kau Mau kemana? Kau tidak bisa pergi kesana. Kau tidak akan membantu
meski kau ikut dengannya. Jadi Kang Sinting, duduk saja.” Ucap Direktur Park.
Tuan Lee pun menganguk setuju dan Geu Rim pun pamit pergi kalau akan pergi
sendiri.
“Hei...
Song Geu Rim! Pastikan dia tandatangan di kertas itu. Jika kau dapat
tandatangannya, maka posisi penulis utama untukmu akan dipertimbangkan. Mengerti?”
ucap Direktur Park. Geu Ri menganguk mengerti.
“Aku
seperti sedang berdoa saja... Namaste. Namaste.” Kata Tuan Lee lalu berjalan
pergi.
Geu Rim
sudah ada didepan rumah Soo Ho, ketika ingin menekan bel seperti ragu dan
merasa belum siap lalu kembali masuk ke dalam mobilnya. Ia berbicara pada
dirinya sendiri kalau benar-benar tidak punya harga diri, bahkan bisa datang ke
rumah Soo Ho setelah semua yang telah dialaminya.
“Meskipun
begitu, aku tidak merekrutnya hanya untuk diriku sendiri. Aku benar-benar ingin
memperkenalkan radio pada Ji Soo Ho. Benar, kan? Jadi Ayo turun.” Ucap Geu Rim
menyakinkan dirinya.
“Tunggu
sebentar, Song Geu Rim... Kita luruskan dulu faktanya.” Ucap Geu Rim mengingat
yang terjadi pada dirinya.
Flash Back
Geu Rim
yang sedang berjalan, tiba-tiba terjatuh. Soo Ho dengan gaya sombongnya meminta
maaf karena Kakinya terlalu panjang. Geu Rim pikir Soo Ho itu sengaja
menyandungnya. Soo Ho mengelak.
“Itu
terjadi karena dia memang punya kaki panjang. Saat aku bertanya padanya, dia berkata,
"Tentu saja tidak." Akan salah kalau aku masih meragukannya.” Pikir
Geu Rim dan kembali mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Soo Ho
dan Geu Rim bertemu kembali di lift, saat melihat Ma Nu yang bersadar di bahu
Geu Rim. Soo Ho langsung mendorongnya agar tak bersadar. Geu Rim pun
mengucapkan Terima kasih seperti terkesima dengan sikap Soo Ho.
“Coba
Lihat, kan? Dia bahkan menyelamatkanku.” Ucap Geu Rim menyakinkan diri tapi
kembali mengingat yang dikatakan Soo Ho.
“Kedengarannya
menyenangkan. Apa aku bisa membawa penulis ke hotel juga? Aku tidak pernah
datang ke sini bersama penulis sebelumnya.” Sindir Soo Ho
“Tentang
itu... Lupakan saja. Kita hapus saja masalah itu dari ingatanku.” Ucap Geu Rim
lalu turun dari mobil.
Saat
didepan rumah, Geu Rim seperti masih ragu saat menekan bel, tapi saat itu juga
terdengar seperti pintu rumah terbuk. Geu Rim kaget dan mengaku takut lalu
mendorong pintu yang terbuka tanpa menekan bel lebih dulu.
Geu Rim
dan Soo Ho sudah duduk di ruangan tengah, Geu Rim mencoba untuk bersikap sinis
membahas kalau program itu adalah acara harian jadi artinya Soo Ho harus
meluangkan waktu dua jam setiap hari dalam setahun untuk rekaman.
“Dan
juga, ini bukan media visual, jadi kau tidak akan mendapatkan banyak sorotan
berita. Dan Juga... Gaji perekamanmu... mungkin tidak memuaskan untukmu. Kami
mungkin tidak dapat menawarkan dengan harga yang cukup. Namun, kau bersedia
melakukannya. Terima kasih...” ucap Geu Rim akhirnya menurunkan harga dirinya.
Soo Ho hanya memberikan amplop juga.
“Apa
ini?” tanya Geu Rim binggung. Soo Ho mengatakan kalau ini Surat perjanjian. Geu
Rim binggung tiba-tiba Soo Ho memberikan Surat perjanjian.
“Coba
dilihat, dan katakan apakah kau sanggup atau tidak.” Ucap Soo Ho.
Geu Rim
membaca permintaan Soo Ho “Nomor 1. Tidak ada acara langsung. Acaranya harus sudah
selesai direkam. Nomor 2. Ji Soo Ho memiliki hak untuk naskah dan tamu.Nomor 3.
Ji Soo Ho bisa berhenti kapanpun dia mau. Nomor 4. Song Geu Rim harus setuju
untuk segala sesuatu yang dikatakan oleh Ji Soo Ho.”
“Apa
ini?.. Ini tidak masuk akal.” Ucap Geu Rim. Soo Ho pikir itu sangat
disayangkan.
“Tapi
kebajikan radio adalah menyiarkan acara langsung. Jika tidak ingin siaran
secara langsung...” ucap Geu Rim.
“Aku
hanya ingin melakukannya saat semuanya sudah beres.” Ungkap Soo Ho
“PD
(Sutradara Produksi) dan staf yang akan memutuskan naskah dan tamu nya.” Kata
Geu Rim membahas poin kedua
“Sudah ku
katakan, aku yang akan memutuskan” tegas Soo Ho
“Dan
Juga, bagaimana bisa kau berhenti kapan pun kau mau? Setelah program radio
dimulai, acaranya akan direncanakan untuk jangka panjang. Paling sebentar,
hanya selama setahun.” Kata Geu Rim
“Aku akan
mencobanya selama sebulan, setelah itu aku putuskan lagi nanti.” Kata Soo Ho
“Tapi...
di poin terakhir “Song Geu Rim harus setuju...”Apa-apaan yang ini? Apa aku
mendaftar untuk menjadi seorang budak?” kata Geu Rim
“Kau bisa
mempertimbangkannya, lalu hubungi aku, karena Aku punya jadwal lain.” Kata Soo
Ho. Geu Rim menahanya dan mengaku bisa mengerti permintaanya.
“Aku akan
menghubungimu setelah berbicara dengan atasanku da nBisa tolong lihat kontrak
kami juga? Oh, ya. Bagaimana kami bisa menghubungimu? Kau tidak punya ponsel.”kata
Geu Rim
“Apa Kau
mau nomorku?” kata Jason menuruni tangga. Geu Rim binggung tapi akhirnya
menyetujuinya dan memberikan ponselnya. Jason langsung memberikan nomor
ponselnya. Soo Ho melirik dingin.
“Terima
kasih dan Aku akan pergi sekarang.” Ucap Geu Rim bergegas keluar dari rumah.
Soo Ho tak menatapnya seolah-olah tak peduli.
“Apa yang
ingin kau katakan?” ucap Soo Ho sinis melihat Jason
“Aku...
Hatiku jadi berdesir. Aku tidak sabar untuk melihat ekspresi wajahmu. di
hadapan Lady Kamikaze nanti. Lalu Bagaimana jika Lady Kamikaze setuju dengan
kontrak yang kau buat?” kata Jason
“Tidak
mungkin dia akan setuju.” Kata Soo Ho. Jason pikir kalau Geu Rim pasti
menyetujuinya. Soo Ho mulai kesal.
“Bukankah
akan sangat menyenangkan baginya untuk bekerja denganmu? Aku sangat berharap
dia menandatangani kontraknya. Aku tidak mengerti mengapa kau marah, tapi kau
terlihat seksi saat sedang marah” komentar Jason. Soo Ho kembali tak bisa
berkata-kata lagi.
“Aku kira
sudah tahu luar dalamnya melalui DJ DJ yang dulu, tapi ternyata artis papan
atas, berada di luar bayanganku. Aku harus mengasah ketrampilanku.” Komentar
Geu Rim berjalan keluar dan menatap rumah Soo Ho.
Geu Rim
datang menemui Tuan Lee sedang melakukan meditasi. Tuan lee melihat Geu Rim
yang hanya diam saja dan bertanya apa yang dibawanya. Geu Rim seperti tak bisa
berkata-kata. Tuan Lee bertanya apakah Soo Ho setuju. Geum memberitahu kalau
Soo Ho setuju tapi...
“Ada apa?
Apa dia menyalahgunakan kekuasaannya? Apa Dia ingin punya hak atas naskah dan
tamu?” ucap Tuan Lee. Geu Rim kaget Tuan Lee bisa mengetahuinya.
“Apa Dia
menolak siaran langsung?” kata Tuan Lee. Geu Rim kaget untuk kedua kalinya.
“Aku
sudah melakukan acara radio selama bertahun-tahun... Coba kulihat.” Ucap Tuan
Lee. Geu Rim panik melihat Tuan Lee yang membaca Surat Perjanjian sebagai DJ
Radio.
“Tak apa.
Katakan saja padanya untuk menandatanganinya.” Kata Tuan Lee. Geu Rim binggung
Tuan Lee yang menyetujui begitu saja.
“Beritahu
dia untuk datang dan menandatangani kontraknya.” Kata Tuan Lee. Geu Rim pikir
kalau acara mereka siaran langsung. Tuan Lee membenarkan.
“Bagaimana
jika Ji Soo Ho mengatakan kalau dia setuju, lalu nanti dia bertingkah?” kata
Geu Rim khawatir.
“Aku
adalah Lee Kang. Tapi, bagaimana bisa kau membuat Ji Soo Ho setuju? Ternyata
Kau benar-benar berbakat dalam hal itu. Jangan khawatir. Kau membawa Ji Soo Ho,
jadi kau adalah penulis utamaku” kata Tuan Lee menyakinkan Geu Rim.
Tuan Lee
memberitahu Direktur Park tidak akan mengadakan
acara harian. Direktur Park berteriak marah,
mengetahui Tuan Lee yang tidak akan mengadakan acara harian. Tuan Lee
yakin kalau Acara harian akan gagal.
“Yang
terbaik adalah menyiarkan dua acara pada jadwal waktu yang sama yaitu Bersama
dengan Seung Soo dan La Hee. Kedua tim kami bisa berbaur dengan baik. Acara
punyamu berlangsung tiga hari, lalu acara kami berlangsung tiga hari, maka Yang
dapat rating tinggi, bisa dapat jadwal hari minggu. Bagaimana?” ucap Tuan Lee.
Semua hanya bisa melonggo binggung.
“Maksudku,
daripada setiap hari susah-susah, kita harus lakukan dengan benar, meski hanya
satu hari, dan dipersiapkan dengan baik.” Jelas Soo Ho
“Apa
Maksudmu acara kalian harus saingan?” kata Tuan Park. Soo Ho pikir itu Tepat
sekali dan mereka bisa menganggap seperti itu.
“Pasaran
media telah berubah. Jika ada alasan mengapa radio gagal, kita harus mengikuti
alasan-alasan lain supaya berhasil. Kau pikir Mengapa radio bisa gagal? Karena
kita tidak pernah mencoba apapun. Kita tidak pernah menantang diri kita
sendiri. Itulah sebabnya gagal. Jadi Ayo kita lakukan” ucap Tuan Lee. Ra Hee
dan Seung Goo hanya bisa menghela nafas.
Seung Goo
menarik kerah Tuan Lee saat keluar ruangan dan mengumpat marah. Ia tak terima
kalau mereka dianggap saingan. Tuan Lee terlihat santai memberikan salam
Namaste, kalau harus saling sapa dulu. Seung Goo tak peduli kalau mereka saling
menyapa.
“Kenapa?
Kenapa kau marah? Aku tidak mengerti.” Ucap Tuan Lee seperti santai.
“Kau
pasti menganggapku bawahanmu, dan ingin membawaku jadi suruhanmu, tapi...” kata
Seung Goo. Tuan Lee melepaskan tangan Seung Goo dan menatapnya dengan wajah
serius.
“Begini, Teman
sekelas... Itu... Kau bukan jadi suruhanku. Aku mengusulkan agar kita
mengadakan kompetisi yang penuh kehormatan. Dan kau sudah dipecat. Jadi Kau
harus mengalahkanku... dengan radiomu, setidaknya sekali. Benar, kan?” ucap Tuan
Lee. Seung Goo pun tak bisa berkata-kata lagi.
Soo Ho
dan lawan mainya mulai melakukan adegan fighting, dan pedang yang ada ditangan
Soo Ho akhirnya di leher aktor. Dengan suara yang jelas Soo Ho meminta agar
aktor itu mendengarkan ucapanya.
“Lain
kali, pedang ini tidak akan berhenti disini. Ini adalah peringatan terakhirku.”
Ucap Soo Ho seperti penuh dendam.
Flash Back
Soo Ho
memberikan pukulan diwajah lawan mainya saat akan membawa Geu Rim yang mabuk.
Si aktor jatuh kebingungan melihat Soo Ho yang tiba-tiba memukulnya, sementara
Geu Rim jatuh di pelukan Soo Ho karena tak sadarkan diri.
“Haruskah
aku menghubungi wartawan disini? Apa Kau sudah gila?” ucap si aktor tak terima
“Kalau
begitu, aku akan memanggil polisi. Jika
kau melakukan ini lagi, maka Aku akan benar-benar membunuhmu.” Kata Soo Ho.
Setelah
adegan selesai, Sutradra berteriak “Cut”
lalu memuji Soo Ho yang sudah seperti menyorotkan laser dari matanya
membuat pesonanya yang luar biasa. Soo
Ho pun melihat hasilnya di layar monitor, sementara Geu Ri membaca kembali
surat perjanjian.
“Nomor 1.
Tidak ada acara langsung.” Geu Rim menuliskan note “Acaranya harus sudah
selesai direkam. Rekaman memiliki sisi baik tersendiri. Stabil, dan bagus untuk
kesehatan mentalmu.”
“Nomor 2.
Ji Soo Ho memiliki hak untuk acara, naskah dan tamu.” Dan Geu Rim menuliskan
note “Ji Soo Ho adalah artis terkenal, jadi para tamunya pasti artis terkenal
juga. Ini akan sangat menguntungkan untuk kita.”
“Nomor 3.
Ji Soo Ho bisa berhenti kapanpun dia mau.” Geu Rim menuliskan “Kita bisa
memastikan dia tidak pernah mau berhenti. Ini akan menjadi motivasi untuk
bekerja keras.”
“Nomor 4.
Song Geu Rim harus setuju untuk segala sesuatu yang dikatakan oleh Ji Soo Ho.”
Geu Rim pun menuliskan “Aku bisa mendengarkan dengan baik. Mendengarkan sangat
penting dalam sebuah hubungan.”
Geu Rim
terlihat bahagia karena bisa membuat solusi dari semua perjanjian yang dibuat
Soo Ho lalu menelp seseorang.
Jason
mengangkat telpnya, Geu Rim memperkenalkan lebih dulu Song Geu Rim, penulis
radio. Jason sengaja nyaringkan suara kalau Lady Kamikaze menelpnya. Soo Ho
sedang menyentir diam-diam mendengarkanya. Jason pikir kalau Geu Rim yang
menelponnya itu pasti..
“Ya, aku
menelepon tentang kontrak Ji Soo Ho. Setelah membahasnya dengan PD (Sutradara
Produksi), kami setuju untuk melanjutkan dengan persyaratan yang dia minta Jika
kau memberitahuku kapan ia punya waktu luang, maka Aku akan melapor ke Manajer
Stasiun Radio, dan dia baru bisa datang ke stasiun radio untuk menandatangani
kontrak.” Ucap Geu Rim
“Oh,
begitu. Baiklah.. Aku akan menyampaikan pesannya ke Soo Ho.” Kata Jason. Soo Ho
hanya diam saja.
Soo Ho
akan masuk kamar hanya duduk diam, seperti tak percaya kalau Geu Rim menerima
semua permintaanya lalu keluar dari kamar meminta Jason meminjamkan ponselnya.
Jason memberikan persyaratan kalau memang meminjamkan maka Soo Ho Setuju
melakukan konsultasi. Soo Ho merengek agar Jason segera memberikannya.
“Aku
ingin manajer pengelola dan penulis ada pada pertemuan besok. Harap tinjau data
yang aku minta.” Ucap Soo Ho menelp seseorang.
Esok
harinya, profile Tuan Lee sudah ada di layar. Seseorang memberiahu kalau PD
acara untuk Soo Ho bernama Lee Kang, berumur 34 tahun dan julukan adalah
legendadi dunia radio. Mereka tahu kalau Tuan Lee selalu mendapat rating
pertama, apabila memegang sebuah acara di Radio.
“Dia
memenangkan penghargaan acara terbaik di tahun 2011 dan 2013. Dia dikenal
memiliki watak yang mengerikan,jadi dia dipaksa untuk mengambil cuti 2 tahun
dan baru saja kembali dari India Itu sebabnya kami tidak bisa mencari tahu
bagaimana program dia selanjutnya, dan bagaimana kami harus menulis dialog
Anda.” Jelas Manager. Soo Ho meminta mereka melanjutkan yang lain. Foto Geu Rim
pun terlihat.
“Dia
sudah menjadi asisten penulis selama empat tahun. Tidak ada contoh tulisan Song
Geu Rim, jadi kami tidak bisa menemukan apapun. Dia terkenal karena bisa
merekrut tamu di acaranya, seperti Song Hye Gyo, Sohn Suk Hee, dan Kim Soo
Hyun.Itulah sebabnya kami tidak tahu apa yang akan dia tulis, dan apa yang
harus kami tulis untuk naskah Anda.Ini Sulit untuk di terawang.” Ucap Manager
lainya.
“Aku akan
mendengarkan sisanya saat aku pulang. Aku akan melakukan acara radio dengan
naskah yang kalian tulis. Jadi silahkan mulai mempersiapkan.” Tegas Soo Ho
berjalan keluar. Keduanya menganguk setuju.
Saat itu seorang wanita masuk ruangan.
“Ny.
Nam... ingin bertemu dengan Anda sebelum Anda pergi.” Kata si wanita. Soo Ho
tak banyak bicara berjalan keluar ruangan.
Tae Ri
datang menemui Nyonya Nam meminta agar
dijadiak sebagai tamu di acara radio Soo Ho. Nyonya Nam tak mengerti maksud
ucapan Tae Ri. Tae Ri mengejek kalau Nyonya Nam itu pasti selalu bertanya hal yang sudah dimengerti
sambil mengeluh itu sangat Payah sekali.
“Anda
tidak bisa membodohi siapapun. Dia dan aku memenangkan penghargaan akting
bersama sebagai aktor cilik, Jadi Lumayan juga, mengadakan reuni 10 tahun di
acara radio. Anda akan mengikat kami bersama dan menulis banyak artikel tentang
kami, kan?” ucap Tae Ri. Nyonya Nam hanya diam
“Aku
membawa foto ini pada Anda lebih dulu dan Aku sangat setia, Jadi Anda juga harus menunjukkan sedikit
kesetiaan padaku, bukankah begitu?” kata Tae Ri memperlihatkan foto Tuan Ji
dengan seorang wanita.
“Siapa
yang mendukungmu?” tanya Nyonya Nam. Tae Ri pikir Nyonya Nam jangan bicara
seperti itu.
“Hanya
saja saat aku pergi ke suatu tempat untuk makan, mereka selalu datang untuk
makan di sana. Lalu Saat aku belanja, dan Da Seul selalu datang ke toko. Tapi
suami Anda yang selalu membayar. Jadi Aku tahu dari situ.” Cerita Tae Ri
“Apa Yang
kau inginkan, hanya ada di acara Radio dengannya?” kata Nyonya Nam. Tae pikir
kalau memang tidak akan cukup.
“Itu baru
permulaan dan Aku akan pergi sekarang.” Kata Tae Ri lalu keluar dari ruangan.
Saat
keluar Tae Ri menyapa Soo Ho yang akan masuk, tapi Soo Ho hanya diam saja. Tae
Ri mengeluh menurutnya Ketika seseorang
berkata, "Hai," maka harus mengatakan, "Hai" juga. Soo Ho
seperti tak peduli. Tae Ri memberitahu kalau mereka akan sering sering bertemu.
Soo Ho
memilih untuk masuk ke ruangan ibunya, Tae Ri pun menyapa manager Kim dan sikap
sang Manager seperti tak peduli. Tae Ri makin mengeluh melihat sikap Manager
Kim yang seharusnya menyapanya lebih dulu.
“Artisnya
dan manajernya, dua duanya mengabaikan aku.” Keluh Tae Ri akan pergi dan
kembali memanggil manager Kim
“Tapi,
Ahjussi... Bisa lakukan sesuatu untukku? Ini memang naskah yang payah tapi demi
masa lalu.” Ucap Tae Ri seperti ingin merencanakan sesuatu.
Bersambung ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar