PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 30 Mei 2016

Sinopsis Beautiful Gong Shim Episode 5 Part 1

Joon So dan Gong Mi sampai di restoran ketika anak masuk parkiran mobilanya diberhentikan, Joon So pikir restoran kehabisan tempat parker dan pasti ada banyak pelanggan. Gong Mi melihat tempat itu adalah restoran yang cukup populer. Joon Soo pikir seperti itu.
Gong Mi menatap ke luar jendela dan melihat adiknya dengan Dan Tae berjalan sambil membungkuk masuk restoran. Gong Shim menyuruh Dan Tae untuk tak mengejeknya dan ingin membungkuk. Dan Tae malah dengan sengaja mengikuti kata-kata Gong Shim. Wajah Gong Mi panik kalau nanti sampai bertemu dengan adiknya didalam restoran sedang berjalan dengan Joon Soo. 


Gong Shim melihat buku menu dan harganya 200 dolar, 150 dolar dan melihat sekeliling ruangan hanya mereka berdua, mata Gong Shim melotot menurutnya harga makananya luar biasa mahal. Dan Tae menyuruh Gong Shim untuk memilih saja yang diinginkanya.
Pelayan datang ingin menanyakan pesanan pelangganya, Gong Shim tiba-tiba menjerit kesakitan sambil megang perutnya. Dan Tae melihat Gong Shim kesakitan panik dan menyuruhnya duduk, Pelayan juga ikut panik melihat Gong Shim yan kesakitan, Gong Shim ingin cepat-cepat pergi.
Ya ampun, kau harus duduk diam. Katakan kepadaku yang kau rasakan.  Bagaimana rasa sakitnya? Haruskah aku menghubungi 911?” ucap Dan Tae panik
Rasanya menyakitkan!” jerit Gong Shim, pelayan pun bertanya keadan Gong Shim yang terus mengerit kesakitan. 

Dan Tae dan Gong Shim akhirnya keluar restoran dari pintu samping, Gong Shim berjalan membungkuk sambi mengaduh kesakitan, Dan Tae meminta Gong Shim mengatakan apa yang dirasakanya, Gong Shim hanya mengatakan pokoknya menyakitkan.
Kita harus pergi ke rumah sakit. Apakah rasanya sangat sakit? Apakah kau baik-baik saja?” kata Dan Tae panik, Gong Shim mengajak Dan Tae untuk cepat pergi.
Di depan restoran, Gong Mi melihat dari kejauhan adiknya dan Dan Tae keluar dar restoran. Joon Soo datang mengajak Gong Mi untuk masuk. Gong Mi yang fokus melihat adiknya pergi sangat kaget melihat Joon Soo sudah ada didepanya. Joon Soo meminta maaf karena berpikir telah membuatnya kaget, Gong Mi merasa tak perlu dipikirkan, petugas parkir memanggil Dan Tae meminta untuk menitipkan mobilnya. Joon Soo pun memberikan kunci mobil pada petugas parkir. 

Dan Tae makin panik dan berjalan cepat agar Gong Shim tak mengaduh kesakitan, Gong Shim tiba-tiba langsung berdiri dengan tegak mengatakan sudah merasa jauh lebih baik sekarang. Dan Tae binggung bertanya apa sebenarnya yang sedang dilakukan Gong Shim.
Apa kau tidak melihat menunya? Rata-rata harganya adalah 100 dolar untuk setiap orang. Apakah kau sudah gila?” kata Gong Shim
“Astaga,  Kau anggap aku ini apa?!! Aku punya uang untuk membayarnya. Ayo kita kembali ke restoran.” Ucap Dan Tae menariknya, Gong Shim tiba-tiba menjerit kesakitan di lengannya.

Kau tidak bisa menipuku kali ini.” kata Dan Tak tak ingin di tipu lagi dengan mengjulurka lidah mengejeknya, Gong Shim mengatakan kalau ini memang benar-benar menyakitkan.
Kenapa kau begitu ceroboh? Kau selalu memberiku masalah.” Keluh Gong Shim kesal, Dan Tae pun akhirnya tertunduk meminta maaf. Gong Shim pun mengajak mereka pergi saja, Dan Tae menurut dengan menuntun Gong Shim mengikutinya berjalan sambil membungkuk. 


Semua jenis sushi ditaruh diatas meja, Joon Soo mengaku tidak tahu ternyata Gong Mi itu terkenal dan pernah melihatnya di TV, lalu mengetahu kalau profesi Gong Mi itu seorang pengacara. Gong Mi  tersenyum malu, karena Joon Soo ternyata sudah mengenalinya, padahal ia mencoba menolak untuk tidak tampil di TV
Ya, itu memang aku yang kau lihat di TV. Semua orang mengatakan kepadaku kalau aku terlihat berbeda di TV. Aku terkejut karena kau mengenaliku.” Ucap Gong Mi merendah
Jujur saja aku tidak melihat banyak perbedaan.” Komenta Joon Soo, Gong Mi tersenyum bahagia lalu memberikan kartu namanya dengan memperkenalkan namanya.
Namaku Suk Joon Soo.... Maaf, aku tidak punya kartu nama.” Ucap Joon Soo seperti tak ingin membuka identitasnya sebagai pegawa Star Grup.

Gong Mi pura-pura tak perlu mengetahuinya, karena sebelumnya Joon Soo berkata bekerja di dekat tempat kursus mereka. Joon Soo membenarkan dan  akan membuka restoran baru di dekat Tempat kursus. Gong Mi mengodanya kalau Joon Soo itu seorang koki. Joon Soo tersenyum mengelengkan kepala kalau  bukan koki dan mengaku hanya seorang manajer, bahkan tidak bisa memasak.
Seorang manager restoran datang ingin menyapa, tapi Joon Soo memberikan kode untuk tak menyapanya, lalu mengajak Gong Mi untuk mulai makan. Gong Mi menegaskan dari awal lebih dulu kalau mereka sekarang akan bayar masing-masing. Joon Soo setuju.
Apakah kau terkejut?” tanya Gong Mi, Joon Soo mengaku sedikit terkejut.
Saat aku fokus pada sesuatu, Aku benar-benar bisa tenggelam di dalamnya dan menyelesaikannya. Aku minta maaf jika membuatmu merasa terintimidasi.” Cerita Gong Mi, Joon Soo pikir tak perlu mengkhawatirkanya.

Kemarin saat hujan, kau memberiku tumpangan. Aku tidak bisa berhenti memikirkan tentangmu setelah itu. Kurasa kau orang yang baik Kita juga memiliki selera yang sama. Aku merasa baik tentang kau.” Ungkap Gong Mi terlihat berani terus terang, Joon Soo terlihat tak enak hati mengaku juga seperti itu.
Aku juga... merasa baik... tentang kau. Permasalahannya adalah, jika kau membandingkan dirimu dengan seorang pelari cepat, Aku lebih seperti pelari marathon yang berusaha santai dalam menggunakan waktuku. Aku mengatur langkah dan menyelesaikannya sampai akhir.” Jelas Joon Soo
Bolehkah aku menganggapnya... itu sebagai jawaban atas pertanyaanku?” kata Gong Mi
Akan lebih baik jika kau berpikir bahwa kau baru saja mendapatkan... seorang teman baik.” Ucap Joon Soo
Jadi aku baru saja ditolak... dan mendapat teman baik pada waktu yang sama. Benarkan?” kata Gong Mi dengan terlihat sedikit bercanda, Joon Soo tak menjawab. Gong Mi mengalihkan suasana dengan memulai makan yang terlihat sangat nikmat. 

Gong Shim dan Dan Tae berjalan sambil membungkuk dan memegang pinggangnya. Gong Shim menyuruh Dan Ta tak perlu mengoloknya seperti itu karena Dan Tae lah yang membuatnya jadi harus berjalan membungkuk. Dan Tae hanya tersenyum, Gong Shim mengingat malam sebelumnya harus mengendong Dan Tae karena mabuk berat.
Berhenti mengejekku.” Teriak Gong Shim kesal, tiba-tiba kakinya terselengkat kakinya sendir dan akan jatuh dengan wajah menyentuh aspal. Dan Tae yang bisa melihat kejadian selanjutanya langsung menahan dadanya, beberapa centi sebelum wajah Gong Shim menyentuh aspal.
Gong Shim panik menatap Dan Tae yang menahanya, lalu Dan Tae pun membantu Gong Shim untuk berdiri kembali. Gong Shi langsung mendorong Dan Tae untuk menjauh sambil memegang pinggangnya.

Jika aku tidak menangkapmu, maka kau bisa saja melukai hidungmu.” Tegas Dan Tae sombong, Gong Shim pun mengucapakan terimakasih dengan nada menyindir. Dan Tae pun mengangkat jempolnya dengan rasa bangga.
Gong Shim mengeluh melihat tali sepatunya yang lepas ketika ingin membungkuk pinggangnya terasa sangat sakit. Dan Tae melihatnya langsung berjongkok ingin memperbaikinya, Gong Shim menarik kakinya merasa tak perlu Dan Tae melakukanya karena ia bisa melakukannya sendiri. Dan Tae menyuruh Gong Shim tak perlu banyak bergerak dan memperbaiki tali sepatunya yang lepas karena tahu Gong Shim itu tidak bisa membungkuk ke depan.
Apa yang harus kita makan untuk makan malam? Jokbal baik untuk sakit di otot.” Kata Dan Tae, Gong Shim terlihat percaya begitu saja. 
Aku tidak tahu, aku hanya melihat Ada tempat penjual jokbal di sini.” Kata Dan Tae melihat toko daging babi didepannya.
Jika kau tidak menjadi pengacara, kau pasti sudah menipu.” Keluh Gong Shim, Dan Tae mengangguk setuju, mengajak Dan Tae untuk cepat pergi saja karena sudah kelaparan.


Sepiring Jokbal bawang putih sudah tersedia diatas meja, Dan Tae pun berterima kasih lalu memasangkan celemek lebih dulu pada Gong Shim sebelum makan. Gong Shim mengeluh yang dilakukan Dan Tae, tapi Dan Tae seperti merasa bersalah dengan menuangkan segelas air minum juga, lalu meminta Gong Shim mengulurkan tanganya dengan menaruh sumpit ditangan Gong Shim dengan benar.
Apakah kau pikir bisa menggunakan sumpitmu?” tanya Dan Tae khawatir
Tentu saja aku bisa. Kalau tidak, aku akan mati kelaparan.” Kata Gong Shim kesal
Karena aku menyebabkanmu sakit, kau bisa melampiaskan kemarahanmu kepadaku semaumu.” Kata Dan Tae lalu memilihakn Potongan daging akan terasa lebih enak dan menaruh di piring Gong Shim untuk memulai memakanya.
Kau bersikap terlalu baik.” Komentar Gong Shim terlihat tak nyaman
Apa maksudmu? Aku harus menjagamu karena sudah membuatmu seperti itu.” Kata Dan Tae menyuruh Gong Shim untuk segera makan.

Gong Shim meminum air lebih dulu tapi malah membuatnya kelesek dan terbatuk-batuk. Dan Tae tersenyum melihat wig Gong Shim yang naik turun saat terbatuk lalu menurunkan wig yang bentuknya bergeser dan memperbaikinya, setelah selesai memuji Gong Shim yang sudah terlihat cantik. Gong Shim memegang hidungnya.
Dan Tae melihat hidung Gong Shim yang meler lalu mengambil tissue dan langsung mendekat, Gong Shim mengumpat Dan Tae itu sudah gila. Dan Tae tetap menaruh tissu dihidung Gong Shim seperti anak kecil yang mengelap hidungnya. Setelah selesai wajahnya terlihat senang.
Gong Shim memperbaiki wignya dengan wajah kesal mulai makan daging babinya. Dan Tae melihat rambut Gong Shim yang menyentuh piring makannya karena terlalu membungkuk. Gong Shim mulai mengunyahnya mengatakan sangat enak. Dan Tae mencari sesuai di dekat meja kasir.
“Mari kita ikat rambutmu untuk kali ini.” ucap Dan Tae sudah memegang karet gelang untuk mengikat rambut Gong Shim
Apa yang kau lakukan?” teriak Gong Shim kesal menghindari tangan Dan Tae yang ingin menyentuh rambutnya.

Aku melihat rambutmu terkena makanannya. Apa kau tidak menyadarinya? Kau tidak bisa memegangi rambutmu karena bahumu sakit. Jadi lebih baik kita mengikatnya.” Kata Dan Tae menguncir dua rambut Gong Shim setelah itu menyuruhnya untuk makan sebanyak yang dinginkanya.
Gong Shim mengoyangkan kepala yang sudah di ikat dua, terdengar bunyi lonceng, Dan Tae seperti terhipnotis oleh kecantikan wajah Gong Shim. Gong Shim bertanya apalagi sekarang yang Dan Tae lihat dalam dirinya, berpikir pasti berusaha untuk mengejeknya dan meminta untuk tak melakukanya lagi.
Aku tidak tahan hanya melihatnya.” Ucap Dan Tae, Gong Shim tak mengerti maksudnya.
Aku yakin Jook Soo akan senang melihatmu sekarang.” Kata Dan Tae
Kenapa kau tiba-tiba menyebutkan namanya? Jangan menyebutkan kalau kita sedang bersama-sama.” Kata Gong Shim dingin, Dan Tae mengatakan kalau hanya bercanda saja.
Bahkan jika itu hanya bercanda, jangan menyebutkan namanya saat kita bersama-sama. Aku serius.” Tegas Gong Shim, Dan Tae mengangguk mengerti lalu menatap Gong Shim yang terlihat sedih.

Gong Mi duduk dimeja kerjanya sambil mengingat kata-kata Joon Soo saat direstoran.
Akan lebih baik jika kau berpikir bahwa kau mendapatkan... seorang teman baik.
Sepertinya Gong Mi tampak tak percaya ternyata Joon Soo tak menanggapi perasaanya untuk bisa lebih dekat dan dianggap sebagai teman wanita yang terdekat. 

Dan Tae sedang sarapan didepan minimarket, Gong Shim baru keluar rumah berjalan dengan cepat. Dan Tae mendekatinya  sambil mengaku tidak berharap untuk bertemu didepan rumah, lalu bertanya apakah Gong Shm akan pergi kerja. Gong Shim menyuruh Dan Tae tak menganggunya karena sudah terlambat. Tapi Dan Tae terus mengikutinya dari sampai ke taman.
Bagaimana dengan sakit pinggangmu?” tanya Dan Tae, Gong Shim mengatakan baik-baik saja dan Jangan mengkhawatirkannya, menyuruhnya untuk pulang saja karena Masih terlalu dini untuk mendengar leluconnya.
Aku juga sedang dalam perjalanan untuk bekerja.” Kata Dan Tae, Gong Shim  kaget kalau Dan Tae akan datang ke perusahaan tempatnya berkerja. Dan Tae membenarkan.
“Jadi Kau mendapat pekerjaan di perusahaan kami? Kenapa kau terus mengunjungi perusahaan kami?” jerit Gong Shim heran

Ini karena masalah yang kusebabkan dan Aku masih menangani masalah itu.” Akui Dan Tae
Apa yang kau lakukan... sampai kau harus terus datang ke perusahaan kami?” tanya Gong Shim penasaran
Aku sebenarnya... mengores mobil ketua dan membuatnya rusak.”kata Dan Tae terdengar dengan rasa bangga, Gong Shim menjerit kaget.
“Astaga.... Kau membuatku tidak bisa berkata-kata. Bagaimana kau bisa sampai menggores mobil jika kau tidak memiliki satu pun?” keluh Gong Shim lalu teringat kalau sudah terlambat sambil mengomel karena berbicara dengan Dan Tae dan memperingatkan agar tak mengikutinya lagi. 

Gong Shim berlari dengan cepat ketika melihat busnya datang agar tak tertinggal, tapi kakinya kembali tersengkal dan akhirnya membuat wajahnya sukses mencium aspal seperti gambar korban kecelakaan di TKP, ia menjerit kesakitan. Orang-orang yang menunggu di halte menertawakan Gong Shim yang terjatuh begitu juga orang-orang yang ada di dalam bus. Gong Shim akhirnya memilih untuk menelungkupkan wajahnya untuk menutupi rasa malunya, lalu berharap agar busnya cepat pergi dan tak perlu memperdulikanya.
Tiba-tiba wajahnya terangkat, Dan Tae sudah mengangkatnya, Gong Shim seperti superman yang siap terbang. Semua menjerit dan memberikan tepuk tangan, Dan Tae pun  dengan bangga mengangkat badan Gong Shim sampai didepan pintu bus. Gong Shim menutup wajahnya karena malu, Dan Tae menurunkan Gong Shim dan mendorongnya untuk segera masuk ke dalam bus.
Semua penumpang didalam bus merasa terpana dengan memujinya itu sangat keren. Dan Tae ikut naik bus melambaikan tangga bangga. Supir meminta untuk membayar dua kali, Dan Tae pun setuju karena Gong Shim belum membayar busnya. Gong Shim langsung turun dari pintu belakang, semua menjerit melihat Gong Shim yang melarikan diri. Dan Tae pun ikut turun dan langsung masuk taksi yang diberhentikan Gong Shim. 

Dan Tae tertawa bahagia berhasil menaikannya ke bus tapi  merasa heran kenapa harus turun dari bus, padahal ia hampir saja akan naik sendirian lalu menanyakan lutut Gong Shim yang terluka. Gong Shim kesal melihat Dan Tae ingin memegang lututnya.
Apakah kau bangga pada dirimu atas apa yang sudah dilakukan tadi?”kata Gong Shim, Dan Tae mengangguk menurutnya tak ada yang salah dengan  merasa bangga.
Bukankah aku sudah melakukannya dengan baik? Coba kau perhatikan   Kau berlari seperti ini dan kemudian kau jatuh. Lalu aku mengangkatmu seperti ini... dan menaikkanmu di dalam bus.” Cerita Dan Tae dengan memperagakan mengunakan jari dan telapak tanganya.

Apakah kau tidak tahu kenapa aku turun untuk naik taksi yang mahal? Aku malu dan Aku sedang menunggunya pergi karena malu.  Kenapa kau harus menjemputku dan memaksaku masuk?” jerit Gong Shim
Dan Tae bertanya apakah ia melakukan kesalahan lagi. Gong Shim membenarkan lalu menyuruh untuk mulai menjaga jarak sekarang. Dan Tae pun mundur, karena tubuhnya yang tinggi ketika mobil berguncang kepala terbentur. Gong Shim hanya bisa mengeleng dan Dan Tae menahan rasa sakit sambil mengusap-ngusap kepalanya. 


Sesampai dilobby, Dan Tae mengucapkan salam perpisahan. Gong Shim menatap sinis. Dan Tae berharap Semoga harim Gong Shim menyenangkan di tempat kerja. Gong Shim ingat kalau Dan Tae mengatakkan ada urusan dikantornya.
Apakah kau tidak mengadakan pertemuan?” tanya Gong Shim
“Ya...  Tentu saja... Tapi aku datang dua jam lebih awal, sepertinya Aku harus pergi menunggu di sebuah kedai kopi.” Ucap Dan Tae
Gong Shim mengeluh menyuruh Dan Tae itu membuka matanya dan cepat sadar dari tidurnya lalu beranjak pergi. Dan Tae mengikuti gaya bicara Gong Shim yang mengejeknya. 

Joon Soo baru keluar dari lobby melihat Gong Shim ingin menyapanya dengan senyuman. Gong Shim dengan dingin hanya membungkuk lalu masuk ke dalam kantor, Joon Soo binggung tiba-tiba Gong Shm bersikap dingin. Dan Tae melihatnya teringat dengan kata-kata Gong Shim saat minum bersama.
Masih... lebih menyakitkan... karena Joon Soo. Sangat memalukan untuk mendengar... bahwa dia hanya baik padaku... karena dia mengasihaniku. Aku sangat bodoh.” 

Kantor firma hukum
Gong Mi terlihat kaget lalu berbicara pada Direktur Song kalau ia  tidak bersalah karena tidak pernah memalsukan barang buktinya. Direktur Song berteriak tak percaya karena Pengacara Choi baru saja mengaku. Gong Mi tak percaya Pengacara Choi bisa melakukan hal ini padanya dan ingin tahu alasanya melakukan hal yang tidak benar.
Mari kita jujur saja... Kau dan aku memalsukan bukti... untuk kasus pembajakan merek dagang. Aku punya bukti... kau menyingkirkan desain merek dagang secara sengaja.” Kata Pengacara Choi
Aku membuangnya karena pengacara Choi berkata kita tidak membutuhkannya.” Ucap Gong Mi membela dir
Apa yang kau bicarakan? Kau sudah tahu apa itu. Aku sudah mengatakannya kepadamu kalau kita memanipulasi bukti.” Kata Pengacara Choi merasa tak bersalah
“Astaga... Apakah kau tidak tahu firma hukum kita harus tutup... jika mereka menyelidiki dugaan pemalsuan bukti? Apakah kau ingin menghancurkan perusahaan kita?” kata Direktur Song
Ini surat pengunduran diriku. Jika kita mau bertanggung jawab atas apa yang terjadi, itu tidak akan membahayakan perusahaan. Maafkan aku.” Kata Pengacara Choi memberikan surat pengunduran diri lalu pergi.
Gong Mi tetap merasa benar-benar tidak bersalah. Direktur Song merasa Gong Mi itu tidak mendengar Pengacara Choi kalau itu adalah tanggung jawabnya dan tidak ada hubungannya dengan perusahaan. Gong Mi tak bisa menerima keputusan begitu saja, Direktur Choi menyuruh Gong Mi  menyerahkan surat pengunduran dirinya sekarang, tapi akhirnya mengubah kalau Gong Mi dipecat lalu menyuruhnya untuk segera keluar ruanganya segera. 


Didepan ruangan
Gong Mi bertanya pada Pengacara Choi. Apakah dengan keadaan ini membuatnya merasa lebih baik. Pengacara Choi sudah menegaskan dari awal kalau ia tidak akan meninggalkannya sendirian.
Aku tidak perlu bekerja di sebuah firma hukum dan akan melakukan apa pun untuk menghancurkanmu. Keluargamu tidak akan mampu membantumu mendirikan firma hokum sendiri. Aku akan mendirikan firma hukumku sendiri. Jika kau tidak punya tempat untuk pergi, aku bisa mempekerjakanmu.” Ucap Pengacara Choi tersenyum licik lalu menepuk Gong Mi dan pergi. 

Di ruangan Nyonya Nam
Nyonya Nam berteriak marah untuk apa datang ke tempat itu, Joon Soo menjelaskan kalau ini pembukaan restoran jadi harus datang. Nyonya Nam mengatakan itu restoran Joon Soo jadi tak ada hubungan denganya.
Ini adalah restoran untuk mengembangkan produk dengan label kita sendiri dan itu bukan restoranku, Ini restoran perusahaan kita.” Ucap Joon Soo
Apa kau bilang? Beraninya kau mengatakan itu milik kita? Ini Sangat tidak pantas.” Teriak Nyonya Nam, Joon Soo terlihat sedih mendengarnya. 

Dan Tae baru datang, Sek Nyonya Nam minta Dan Tae untuk menunggu sebentar, Dan Tae pun berdiri didepan ruangan terdengar teriakan Nyonya Nam dari dalam ruangan.
Kenapa kau salah paham dalam menerimanya? Aku hanya...” kata Joon Soo berusaha untuk tenang
Kau... seperti keluargamu. Kalian semua... mendaftarkan kematian Joon Pyo. Seluruh keluargamu sudah menyusun rencana untuk mencuri kekayaanku. Aku tidak menganggap mu sebagai cucuku.” Tegas Nyonya Nam sinis
Kalau begitu aku tidak akan.. menunggumu pada saat pembukaan.” Kata Joon Soo pasrah dengan menahan rasa sedihnya.
Dan Tae masih menunggu diluar, Joon Soo melihat Dan Tae ada didepan pintu memilih untuk berjalan begitu saja karena sedang merasa sedih. Dan Tae memikirkan tentang masalah Joon Soo dengan neneknya, Joon Soo memilih untuk menenangkan diri diatap menatap langit luas. 

Nyonya Nam pun menyambut Dan Tae sebagai pengacara,  mengatakan sudah memberi lebih banyak waktu karena Dan Tae memintanya, jadi harus sekarang saat memberinya jawaban
Aku memintamu... untuk menemukan cucuku Joon Pyo untukku. Apa Kau akan melakukannya?” tanya Nyonya Nam terlihat sangat berharap
Maaf, nyonya....  Menurutku itu bukan pekerjaan yang bisa aku lakukan. Karena Ini bukan sesuatu yang sesuai bidangku.” Kata Dan Tae
Apakah itu jawabanmu?” tanya Nyonya Nam terlihat kecewa
Maafkan aku.... Aku yakin kau sudah mencoba untuk menemukannya secara profesional, tapi akan lebih baik jika kau menemukan seseorang yang lebih baik dibandingkan aku... untuk membantumu.” Ucap Dan Tae
Aku sudah mencoba segalanya. Terakhir kali aku melihatnya... adalah saat... dia berusia empat tahun.” Cerita Nyonya Nam mengingatnya dengan wajah sedih 

Flash Back
[26 tahun lalu]
Nyonya Yum menyapa semua tamu yang datang diacara ulang tahun anaknya, Suk Joon Soo nampak masih kecil digendong oleh Tuan Suk.
Ibu Joon Pyo membawa Joon Pyo... ke acara pesta ulang tahun Joon Soo. Itu terakhir kalinya.
Joon Pyo memegang tangan ibunya keluar dari lift terlihat sangat bersemangat. Nyonya Yum yang melihat Joon Pyo dengan ibunya datang terlihat tak begitu nyaman, lalu berjalan mendekatinya.
Apa yang membawamu kemari?” tanya Nyonya Yum mendekati keduaya.
Apa maksudmu? Tentu saja kita harus datang ke ulang tahun Joon Soo.” Kata ibu Joon Pyo lalu meminta anaknya untuk menyapa Nyonya Num sebagai bibinya. Joon Pyo pun membungkuk badannya lalu melihat ada badut, lalu berkumpul dengan teman-teman yang lain. Ibu Joon Pyo berpesan untuk tak lari karena mungkin akan jatuh.
Tae Hee.... Jangan terlalu sedih tentang... Ibu dan Ayah yang tidak datang.” Kata Ibu Joon Pyo menyampaikan pesan
Ini bukan Abad Pertengahan. Aku tahu suamiku lahir di luar nikah, tapi mereka memperlakukan kami seperti kami tidak ada. Sulit bagiku untuk memahaminya tapi Bagaimanapun, terima kasih sudah datang.” Kata Nyonya Yum
“Ahh... Tidak masalah.... kau harus pergi dan menyapa tamumu.” Ucap Ibu Joon Pyo. Nyonya Yum pun pergi meninggalkanya dan Ibu Joon Pyo mencari-cari anaknya yang tadi ingin melihat badut. 

Nyonya Nam sedang ada dirumah menerima telp, seorang pria bertanya Apakah ini rumah Joon Pyo. Nyonya Nam membenarkan kalau ini adalah rumahnya.
Jika kau ingin dia kembali, persiapkan 100 ribu dolar.” Kata si pria mengancam, Nyonya Nam duduk lemas disofa mendengarnya.
Apakah dia baik-baik saja?” tanya Nyonya Nam khawatir
Saat itu Joon Pyo terlihat berjalan digandeng oleh seorang pria dengan melihat ada sebuah tiang penunjuk bus kota. Ibu Joon Pyo berteriak memanggil anaknya yang tak ada di dalam ruangan, Nyonya Yum juga mengikutinya dari belakang.
Bus kota lewat di seberang jalan, Ibu Joon Pyo melihat anaknya yang dibawa oleh seorang pria. Setelah bus berjalan pergi, Ibu Joon Pyo berlari menyebarang dengan berteriak histeris. Joon Pyo melihat ibunya, ternyata pria yang membawanya adalah Dae Chul. Tiba-tiba truk melaju kencang dari belakang, ibu Joon Pyo mencoba terus berlari.

Joon Pyo melihat ibunya saat itu matanya bisa melihat kejadian pelahan, Ibunya pun tertabrak truk dan langsung terpelanting lalu tergeletak di aspal dengan kepala yang penuh darah. Joon Pyo langsung tak sadarkan diri, Dae Chul langsung mengendong Joon Pyo dengan wajah panik. Nyonya Yum diseberang jalan panik melihat adiknya yang membaca Joon Pyo.
Ibu Joon Pyo melihat tatto kupu-kupu ditangan pria yang membawa anaknya. Dae Chul dan Nyonya Yum memilih untuk cepat pergi berpura-pura tak mengetahu yang terjadi. Semua orang langsung mengerubungi Ibu Joon Pyo terlihat masih sadarkan diri, salah seorang berteriak meminta untuk segera menelp ambulance. Ibu Joon Pyo masih bisa memanggil nama anaknya dan kupu-kupu, setelah itu meninggal ditempat. 


Setiap kali aku melihat anak-anak pergi ke tempat penitipan anak, aku bertanya-tanya apakah Joon Pyo pergi ke tempat penitipan anak Setiap kali aku melihat siswa yang mengenakan seragam, aku bertanya-tanya apakah Joon Pyo juga bersekolah. Setiap kali aku melihat anak-anak muda, aku bertanya-tanya apakah dia tumbuh menjadi orang yang baik.” Cerita Nyonya Nam sedih
Kau akan berasumsi bahwa orang-orang lupa... seiring waktu, benarkan? Tidak ada satu hari pun... aku lupa tentang dia. Seperti itulah anak-anak” ungkap Nyonya Nam
Dan Tae yang bisa mendengarnya nampak bisa merasakan kesedihan, Nyonya Nam mengatakan kalau memang ia seorang wanita tua, tapi selalu mengingatnya selama bertahun-tahun. Dan telah bertemu ribuan orang jika tidak memiliki pandangan terhadap orang-orang, itu berarti ia menjalani hidupku dengan salah.
Pengacara Ahn, tolong pikirkan kembali? Aku tidak akan meminta kepadamu lagi. Tapi... tolong jangan katakan kepada siapapun... Aku memintamu untuk menemukan Joon Pyo.” Ucap Nyonya Nam penuh harapan, Dan Tae pun bisa mengerti. 


Joon Soo sibuk di ruanganya, sampai tak menyadari Dan Tae masuk ke ruangan.  Dan Tae mendekati Joon Soo dengan berdiri sangat dekat dengan melihat berkas yang sedang dikerjakan temanya. Joon Soo sangat kaget melihat Dan Tae sangat dekat denganya, lalu keduanya sama-sama tersenyum sumringah.
Aku sudah selesai bertemu dengan ketua, tapi Aku bisa kembali nanti jika kau sedang sibuk.” Ucap Dan Tae
Tidak... Silahkan duduk.  Aku ingin mendiskusikan sesuatu denganmu.” Kata Joon Soo lalu mengajaknya duduk disofa, Dan Tae pun meminta izin  untuk bertanya lebih dulu.
Apa... Gong Shim... mengabaikanmu?” tanya Dan Tae, Joon Soo mengaku juga tak mengerti.
Ini adalah masalah dari kalian semua orang kaya. Bagaimana bisa kau tidak mengerti?  Itu tidak menarik.” Keluh Dan Tae lalu kebingungan untuk mengatakan dalam kata-kata yang lebih halus.

Apa yang aku katakan maksudnya, saat Gong Shim melihatmu, bukankah dia bertindak seolah-olah kau tidak ada dan mencoba untuk menghindarimu?” ucap Dan Tae, Joon Soo membenarkan
Aku melihatnya pagi ini dan seperti itu sikapnya. Tapi... bagaimana kau tahu itu?” kata Dan Tae Heran, Joon Soo mengaku kalau ia memilih keahlian.
Itu karena kalian tinggal di gedung yang sama. Benarkan?” tebak Joon Soo mengoda, Dan Tae pikir seperti itu lalu kembali kebinggungan untuk mengatakan tapi menurutnya Yang terbaik adalah dengan langsung kepada intinya.
Joon Soo... Apakah kau pernah mengatakan hal ini kepada Shim? Apakah kau mengatakan kepadanya bahwa kau baik kepadanya... karena kau kasihan kepadanya?” ucap Dan Tae
Joon Soo pikir itu tak mungkin dan bertanya balik kenapa Dan Tae mengatakan itu. Lalu mengingat kembali saat diruangan ayahnya ia berbicara dengan ibunya. 


Flash Back
Itu karena kau terlalu baik, maka dari itu sebabnya perempuan dengan latar belakang yang buruk mengejarmu. Apa aku salah?” ucap Nyonya Yum Sinis, Joon Soo membenarkan kata-kata ibunya
Jangan melakukannya karena kasihan, Kau tidak perlu merasa menyesal Oke?” kata Ibunya, Joon Soo mengerti dan tanpa sadar ternyata ada Gong Shim dikolong meja mendengarnya.
Joon Soo pun menduga kalau Gong Shim bisa mendengrnya, Dan Tae merasa Gong Shim itu salah paham, bahkan kesalahpahaman yang besar, lalu bertanya-tanya darimana Gong Shim mendengarnya, apakah dikolong meja. Joon Soo pikir dicelah pintu yang tak tertutup rapat, dengan wajah panik bertanya bagaimana cara menembus kesalahanya dan ingin segera menemuinya saja.

Apa pendapatmu tentang dia?” tanya Dan Tae dengan wajah penasaran, Joon Soo tak mengerti maksudnya.
Apa yang kau... pikirkan tentang dia?” ucap Dan Tae
Dia manis Dan dia membuatku bahagia saat aku melihatnya, lalu Bagaimana denganmu?” tanya Joon Soo balik
Aku belum memikirkan tentang hal itu. Dia seperti adikku dan Seseorang yang tidak pernah mendengarkanmu.” Ucap Dan Tae seperti menutup perasannya.
Dan Tae.... Aku juga ingin memberitahukan sesuatu kepadamu.” Kata Joon Soo dengan wajah serius. Dan Tae pun mempersilahkanya.
 
Di atap gedung.
Joon Soo pikir Dan Tae itu sudah mendengar apa yang dikatakan nenek kepadany di depan ruangan. Dan Tae membenarkan, tapi bukan itu tujuanya datang tapi tak sengaja mendengarnya. Joon Soo menceritakan hubungan dengan neneknya tidak terlalu baik.
“Bahkan Tidak pernah baik. Apa kau pernah mendengar tentang Joon Pyo... dari dia?” tanya Joon Soo
Aku mendengar bahwa kau pernah memiliki sepupu yang lebih tua.” Kata Dan Tae
Alasan kenapa hubunganku dengannya tidak terlalu baik... adalah karena satu hal. Dia adalah Joon Pyo. Dia berpikir bahwa Joon Pyo hilang karena aku. Itu sebabnya...aku berharap... dia akan kembali hidup. Jika itu terjadi, kurasa hubunganku akan baik... dengan Joon Pyo dan nenekku.” Kata Joon Soo dengan sangat berharap dan wajah sedihnya, Dan Tae hanya diam tanpa memberikan tanggapan, hanya memegang pundaknya agar bisa tenang. 
bersambung ke part 2 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

5 komentar:

  1. Makasih mba buat sinopsisnya... sdh ditunggu2 dr kmrn. Ini aja bangun tidur lgsg ngecek gong shim. He3...

    BalasHapus
  2. Makasih mba buat sinopsisnya... sdh ditunggu2 dr kmrn. Ini aja bangun tidur lgsg ngecek gong shim. He3...

    BalasHapus
  3. mba yang episode 2 & 4 kok gak bisa dibuka ya...

    BalasHapus