PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 23 Mei 2016

Sinopsis Beautiful Gong Shim Episode 3 Part 2

Gong Shim menatap ponselnya memikirkan akankah terjadi masalah ketika melakukanya, lalu mencoba menyadarkan dirinya kalau ia harus mencari segala informasi tentang Ahn Dan Tae untuk bosnya dan ia hanya . melakukan pekerjaannya saja.  Ia menelp Dan Tae dengan sengaja menutup satu hidungnya agar membuat suara sengau, mengaku bernama Gong Shim. Dan Tae sedang minum sampai menumpahkan minumanya mendengar suara Gong Shim yang sengau.
Apa yang kau lakukan? Apakah kau terkena flu atau sesuatu? Darimana suara hidung itu?” keluh Dan Tae
Aku tidak terkena flu.” Kata Gong Shim masih menutup hidungnya.
Lalu suara apa itu? Kau terdengar sangat aneh dan membuatku takut.” Komentar Dan Tae
Apakah kau punya waktu malam ini?” tanya Gong Shim melepaskan tanganya dari hidung
Tidak.. aku sibuk, karena Aku harus menemui seseorang.” Kata Dan Tae

Gong Shim nampak sedih, Dan Tae bertanya ada apa memanggnya. Gong Shim mengatakan tak perlu dipikirkan, karena hanya sedang ingin minum-minum. Dan Tae teringat dengan kata-kata teman Gong Shim yang di tangga darurat.
Kau dipekerjakan karena wajah yang jelek dan karakteristik yang mengerikan. Ini semua karena kau bisa tetap mengawasi presiden.” Ucap temannya yang sirik
Gong Shim beralasan karena mereka itu bertetangga, tapi tidak pernah benar-benar saling mengenal dan merasa kalau selama ini sangat tidak ramah pada Dan Tae.  Akhirnya Dan Tae langsung setuju untuk minum-minum bersama. Gong Shim pikir sebelumnya Dan Tae mengatakan kalau sedang sibuk. Dan Tae beralasan Orang-orang yang akan ditemui hari ini tidak minum sama sekali jadi untuk minum bersama itu sesuatu yang hebat. Gong Shim bertanya dimana mereka akan bertemu. 


Gong Shim dengan lirikan penuh rencana mengajak Dan Tae untuk minum bersama. Lalu Gong Shim seperti sudah tahu tentang sekolah menengah, jadi ingin tahu tentang kehidupan sekolah tinggimu dan bertanya apakah Dan Tae itu pembuat onar dan meminta untuk menceritakan lebih spesifik. Dan Tae membenarkan kalau ia belajar dan pengacau.
Ngomong-ngomong, kenapa kau tiba-tiba begitu tertarik mendengar kisah hidupku?” tanya Dan Tae heran
Tentu saja, aku tertarik.... Kita hanya mengobrol sebagai teman.” Kata Gong Shim lalu berusaha menyakinkan dengan menuangkan segelas bir untuk Dan Tae.
Kita butuh lebih banyak. Biar aku bawa lagi beberapa botol lagi. Aku harus pergi ke toilet terlebih dulu.” Ucap Dan Tae lalu pergi meninggalkan Gong Shim. 

Gong Shim yang melihat Dan Tae sangat yakin pria itu bukan tipenya sama sekali, tapi menurutnya tetangganya itu sangat tertutup dan seorang peminum yang baik jadi ia harus membuat Dan Tae minum lebih banyak karena Tidak ada yang bisa menyimpan rahasia ketika mabuk. Ia membuat ramuan minuman sedikit soju untuknya dan juga gelas untuk Dan Tae dengan campuran Soju lebih banyak dibanding bir, lalu memasukan sendoknya agar membuat buih.
Seorang bibi menghampiri Gong Shim memberitahu perlu tambahan meja untuk kelompok dan meminta izin suapay Gong Shim pindah ke meja yang lebih kecil. Gong Shim tidak keberatan sama sekali. Bibi itu pun membantu memindahkan, tapi terlihat gelasnya tertukar. Dan Tae pun kembali dari toilet membaca sebotol soju dan Bir lagi.
Gong Shim pun mengajak Dan Tae untuk  minum sekali teguk, dan memastikan agar Dan Tae meminumnya sampai habis. Dan Tae dengan sangat yakin akan meminumanya sampai habis. Gong Shim tersenyum melihat Dan Tae lebih dulu meminum gelas ramuannya. Dan Tae selesai minum lebih dulu. Gong Shim seperti menyadari kalau rasa minumnya terasa soju yang lebih banyak tapi ia harus tetap menghabiskanya.
Seharusnya kau memasukan lebih banyak Soju kedalam minumanku.” Kata  Dan Tae
Apa aku boleh melakukannya?” ucap Gong Shim lalu jatuh tak sadarkan diri diatas meja.Gong Shim sempat panik melihatnya berusaha membangunkanya. Beberapa saat kemudian, Gong Sim nampak sudah sadar, dan Dan Tae masuk ada duduk didepanya. 
Jujur saja, aku biasanya tidak mengatakan ini kepada orang lain. Tapi aku sedikit... bodoh.” Akui Gong Shim, Dan Tae tahu Gong Shim itu  memang terlihat bodoh.
Aku tidak berbicara tentang bagaimana aku terlihat bodoh. Apa kau tahu? Aku masih belum sepenuhnya hapal tabel perkalian. Berapa 7 kali 6?” ucap Gong Shim dan Dan Tae menjawab dengan cepat 42.
Wow...  kau pintar.Aku tidak tahu kenapa aku sangat buruk dengan tabel perkalian, Ahn Dan Taek.” Komentar Gong Shim

Dan Tae memberitahu kalau Gong Shim salah menyebutkan namanya, Gong Shim tetap memanggilnya Dan Taek lalu bertanya Apakah Gong Shim pernah melihat kakaknya. Dan Tae menganggu pernah. Gong Shim pikir Dan Tae itu pasti menyukai kakaknya, Dan Tae pikir Gong Shim itu sudah mabuk lalu mengajak untuk segera pergi saja.
Semua pria... menyukai kakakku. Mereka semua jatuh cinta kepadanya. Kenapa? Karena dia cantik. Apakah kau tahu apa kesalahan terbesarku? Wajah jelekku. Ini adalah... kesalahanku.” Ucap Gong Shim, Dan Tae terdiam mendengarnya, terlihat ikut merasa sedih.
Apakah kau tahu permainan favoritku? Permainan Petak umpet. Sejak aku masih muda, orang tuaku tidak terlalu peduli kepadaku. Mereka hanya mencari kakakku dan hanya memanggilnya. Saat itulah... aku akan mulai bersembunyi sendiri... ke suatu tempat yang tidak bisa mereka temukan. Kemudian mereka akan mencariku saat larut malam. Bahkan saat itu, aku... masih merasa senang karena mereka datang mencariku. Itu sebabnya aku terus bersembunyi. Kau tidak tahu seberapa baik aku bisa bersembunyi. “ Cerita Gong Shim
Gong Shim pun melihat gelasnya sudah kosong dan ingin nambah lagi, Dan Tae mengambil gelasnya karena sudah cukup untuk hari ini dan mengajaknya pulang. Gong Shim merengek tak ingin pulang sambil menceritakan makan ayam stik untuk pertama kalinya saat berusia 20 tahun. Lalu menceritakan alasan adalaha  Setiap kali kami memesan ayam, hanya ayah dan kakak yang boleh memakannya. Sementara ia tidak tahu kalau rasanya itu ternyata sangat enak. Dan Tae hanya bisa menatap sedih Gong Shim yang mendapat perlakuan tak baik dari keluarganya. 


Gong Shim berjalan terhuyung-huyung,  Dan Tae dibelakang berusaha untuk menjaganya agar tak terjatuh. Gong Shim kembali salah memanggil namanya lalu mengajak untuk pergi pergi ke restoran Gamjatang dan minum satu botol lagi. Dan Tae merasa Gong Shim sudah cukup minum jadi lebih baik pulang saja. Gong Shim menolaknya dengan melepaskan tangan Dan Tae yang menariknya pulang
“ Dasar... Kau payah sekali.... Baiklah. Aku akan pulang jika kau bermain petak-umpet denganku, Hanya satu putaran. Aku akan pulang setelah itu.” Ucap Gong Shim. Dan Tae pun setuju mereka main petak umpet Hanya satu putaran saja
Gong Shim tersenyum, Dan Tae menyuruh Gong Shim untuk cepat pergi dan berlari. Gong Shim berlari sambil menjerit bahagia, Dan Tae mulai mencari-cari sambil memanggilnya dan terlihat kebinggungan kemana pergi tetangganya itu. Ketika melihat di tumpukan sampah plastik. Dan Tae melihat sesuatu yang bergerak diatas sampah, lalu menarik plastiknya. Gong Shim tertawa dibalik plastik. Dan Tae hanya bisa melonggo melihat Gong Shim yang memilih tempat sembunyinya.
Kau tidak akan menemukanku jika aku tidak tertawa.... Ini gila.... Aku perlu foto untuk membuktikannya.”kata Gong Shim lalu meminta agar memberikan kantung plastiknya.
Dan Tae dengan wajah terpaksa mengambil gambar Gong Shim yang mengunakan aksesoris plastik di kepalanya. Gong Shim tertawa bahagia karena melihat Dan Tae itu berjalan bolak-balik yang menurutnya lucu. Dan Tae hanya bisa mengangguk-angguk setuju saja.
“Gong Shim... Kau tidak seharusnya bersembunyi di tempat seperti ini. Aku tidak bisa mengatakan apapun. Ini salah.” Kata Dan Tae
Lagi pula, kau terlambat menemukanku, Kau harus bermain lagi dan menghitung sampai 10 terlebih dulu.” Ucap Gong Shim lalu kembali berlari untuk bersembunyi. Dan Tae pun tak bisa menghalanginya. 


Dan Tae kembali mencari di tempat-tempat yang aneh, seperti di kolong mobil.  Wajahnya nampak kesal karena tak menemukanya dan mengajaknya untuk pulang saja. Tiba-tiba langkahnya terhenti, wajahnya tersenyum lalu menyuruh Gong Shim untuk segera keluar dan melangkah mundur.
Kau tidak seharusnya bersembunyi di tempat seperti ini. Gong Shim, aku sudah menangkapmu.” Ucap Dan Tae melihat rambut Gong Shim yang keluar dari rumah anjing.
Tapi ternyata yang keluar adalah anjing yang mengunakan wig Gong Shim, Dan Tae menjerit kaget sampai terjungkal. Lalu kembali bangun mencari Gong Shim, didepan sebuah ember besar telihat sepatu Gong Shim. 

Perlahan membuka tutup ember dan betapa kagetnya melihat Gong Shim sudah ada didalam ember dan tertidur. Dan Tae hanya bisa menghela nafas melihat tingkah Gong Shim. Dan Tae pun mengajak pulang Gong Shim dengan mengendongnya, Gong Shim kali ini memanggil Dan Tae “sopir penganti,” untuk memintanya agar menurunkanya di toko di ujung jalan. Dan Tae mengerti dengan nada suara seperti melayani majikanya. 
 Supir penganti, Apakah kau pernah melihat seseorang dipekerjakan karena jelek? Apa pentingnya mendapatkan pekerjaan? Kenapa mereka menyiksaku? Aku... tidak memiliki pendidikan yang baik, keluarga yang bergengsi, ataupun pengalaman. Aku tidak berguna Tapi aku dipekerjakan... karena wajah jelekku. Bukankah itu menakjubkan? Aku juga memiliki harga diri. Tapi... Aku tidak bisa mengatakan apa-apa. Tidak ada yang keluar dari mulutku.” Cerita Gong Shim, Dan Tae pun tak banyak bicara.
Tuan.... Bisakah kau membangunkanku setelah kita sampai?” kata Gong Shim
Dan Tae terus berjalan mengendong Gong Shim melewati taman, menaiki puluhan tangga melewati kantor Firma Hukum Guleum miliknya. 


Pagi harinya
Gong Shim nampak bergetar ketikan ingin mengoleskan lipstik di bibirnya, mulutnya masih sangat mual. Gong Mi tanpa peduli menyuruh adiknya minggir sambil mencari-cari baju pakaian yang cocok. Gong Shim berusaha menahan rasa mualnya, Gong Mi mengeluh adiknya itu sangat bau alkohol. Gong Shim mengeluh merasa sekarat.
Kupikir kau akan bekerja.  Kenapa kau minum banyak sekali?” komentar Gong Mi
Aku juga menyesal, jadi jangan memarahiku.” Balas Gong Shim kesal berdiri untuk mencari pakaianya.
Hei.... Apakah kau dekat dengan Direktur Seok Joon Soo?” tanya Gong Mi penasaran.
Maaf, tapi aku tidak bisa mengatakan apapun tentang dia.” Kata Gong Shim mengingat ucapan Nyonya Yum

Gong Mi mengejek adiknya itu konyol, Gong Shim pun balik bertanya bagaimana kakaknya bisa tahu Joon Soo. Gong Mi menceritakan Joon Soo adalah salah satu yang melawan perusahaan lain dalam sebuah kasus. Gong Shim pun bisa mengerti lalu mencari bajunya, terdengar bunyi suara ponsel. Gong Mi melirik ada pesan masuk dari Seok Joon Soo. Gong Shim langsung berlari melihatnya, dengan senyuman membawa pesan dari Joon Soo. Gong Mi berusaha mengintip.
Apakah kau ingat tempat kursus mebel yang kuceritakan? Salah satu siswanya keluar, jadi mereka memiliki tempat kosong. Kau bisa mendaftarkan diri saat makan siang. Lokasinya terletak di belakang kantor pos Seogyo-dong. Namanya, "Beetle Furniture". Aku akan menemuimu di sana malam ini.
Ibu Gong Shim masuk kamar meminta anak bungsunya mencicipi sup yang dibuatnya. Gong Shim pun meluar dari kamar. Gong Mi mencari kesempatan dengan membaca pesan yang dikirim Joon Soo ke ponsel adiknya. 

Dan Tae tersenyum bahagia melihat makanan  Hwangtaeguk” instant dalam microwive dan makan di luar minimarket. Gong Shim baru keluar rumah berpura-pura acuh, berjalan begitu saja. Dan Tae pun memanggilnya, lalu bertanya apakah sudah makan sup pereda mabuk, karea tahu tadi malam sudah makan banyak sekali.
Tolong lupakan apa yang terjadi kemarin. Aku sangat menghargainya.” Kata Gong Shim
Tentu saja. Aku akan melupakannya dan juga harus menghapus semua fotonya.” Ucap Dan Tae melihat ponslenya, Gong Shim mengingat kejadian semalam, seperti menyadari ditempat tempat sampah mengunakan plastiknya dan meminta Dan Tae mengambil gambarnya.
Ia langsung mengambil ponsel dari tangan Dan Tae yang sedang duduk, Dan Tae langsung berdiri menghalangi Gong Shim yang ingin mengambilnya. Gong Shim bertanya apakah Dan Tae belum menghapusnya. Dan Tae mengatakan belum karena akan mengirimkannya kepada Gong Shim sebelum menghapusnya.
Semuanya cukup bagus jadi Kau harus melihatnya dan Kau bisa menghapusnya sendiri setelah itu.” Kata Dan Tae.
Aku ingin melihat kau menghapusnya.” Balas Gong Shim dengan wajah penuh pengharapan
Jangan khawatir. Apakah kau pikir aku akan menyimpannya... dan mengirim mereka ke Joon Soo atau yang lainya?” kata Dan Tae lalu menekan tanda send.

“Pada Joon Soo, Aku tidak akan mengatakan apapun. Kita akan menyimpannya sebagai rahasia.” Ucap Dan Tae dengan mengunci mulutnya seperti risleting.
Gong Shim menyuruh Dan Tae segera mengirimkanya lalu menghapus semuanya. Dan Tae mengatakan sudah mengirimkanya. Gong Shim melihat ponselnya belum menerimanya, tapi Dan Tae yakin sudah mengirimkanya, lalu melihat ternyata fotonya malah tak sengaja terkirim ke Joon Soo. Gong Shim melihat wajah Dan Tae yang berubah dan bertanya apa yang terjadi.
Saat berbicara tentang Joon Soo, aku tidak sengaja mengirim kepadanya.” Akui Dan Tae, Gong Shim menjerit dan langsung mengambil ponsel dari tangan Dan Tae.
Terlihat Joon Soo membalas dengan tawa yang banyak, Gong Shim panik apa yang akan dilakukanya sekarang. Dan Tae berpura-pura tak terjadi sesuatu dengan bersikap tenang, ketika akan melangkah pergi rambutnya langsung ditarik oleh Gong Shim dengan penuh amarah. Gong Shim berteriak mengajak Dan Tae untuk mati bersama saja. Dae Tae sambil menjerit kesakitan menyuruh Gong Shim untuk segera pergi kerja saja. 


Dae Hwang pun menerima laporan kalau Gong Shim tidak menemukan apapun tentang Ahn Dan Tae. Gong Shim pun hanya bisa meminta maaf,  Dae Hwang mengerti lalu mengangkat dua jarinya dan menjelaskan kalau itu bukan tanda perdamaian tapi akan memberikan waktu dua hari.
Cari tahu apa yang dilakukan Ahn Dan Tae dan laporkan kepadaku secara rinci. Jika kau tidak melakukan ini dengan baik, kau akan berada di posisi yang kurang menguntungkan. Ingat itu.” Ucap Dae Hwang memberi peringatan. Gong Shim pun tak bisa protes lalu keluar dari ruangan. 

Gong Mi memainkan pulpenya dan nampak gelisah, teringat kembali pesan Joon Soo yang dikirimkan pada ponsel adiknya.
Apakah kau ingat  tempat kursus mebel yang aku ceritakan? Salah satu siswanya keluar, jadi mereka memiliki tempat kosong. Kau bisa pergi untuk mendaftarkan diri saat makan siang.Lalu melihat jam tanganya sudah pukul 12 siang. 

Gong Shim melihat jam di ponselnya tepat jam 12, lalu nampak kebinggungan sambil bergumam sendirian.
Ini sudah jam makan siang. Jika aku mendaftar untuk kelas itu,  maka aku akan bertemu dengan Direktur Seok nanti malam.” Gumam Gong Shim
Ketika berjalan ke keluar kantor ponselnya berdering, Gong Mi menelp adiknya menanyakan keberadanya. Gong Shim memberitahu kalau ia sedang berkerja.  Gong Mi tahu sekarang sudah jam makan siang, lalu meminta tolong adiknya agar mampir ke rumah dan mengambilkan stempel miliknya. Gong Shim mengatakan harus pergi ke Seogyo-dong dan ayah ibunya juga ada dirumah jadi bisa meminta tolong.
Gong Mi mengatakan kalau ini penting dan ingin membawa langsung ke kantornya, Gong Shim menegaskan dirinya juga sibuk menyuruh untuk mengambilnya sendiri. Gong Mi mengatakan kalau klien ada diruangan jad tak mungkin meninggalkanya, dan adiknya itu tidak akan memakan waktu lama. Gong Shim mengumpat kakaknya itu sangat menjengkelkan yang melakukan hal ini padanya. Gong Mi tersenyum licik setelah menutup telpnya.
Gong Shim sampai rumah langsung ke kamar kakaknya untuk mencari stample, menanyakan dimana kakaknya menyimpanya.  Wajahnya nampak kesal ternyata kakaknya itu sudah menemukan di kantornya, kembali mengomel kakaknya yang tidak mencarinya dengan benar bahkan memintanya datang ke rumah. Dengan wajah penuh amarah memilih untuk menutup telpnya saja. 

Di tempat kursus
Gong Shim datang untuk mendaftar, si pengajar meminta maaf karena kelasnya sudah penuh. Gong Shim kaget karena sebelumnya diberitahu kalau ada tempat yang kosong. Si pengajar membenarkan tapi baru saja ada seseorang yang mendaftarkan kursus ditempat mereka. Gong Shim tampak sedih mendengarnya.
Si pengajar juga meminta maaf karena baginya yang pertama kali datang maka yang akan dilayaninya. Gong Shim bisa mengerti dengan wajah sedih keluar dari tempat kursus. 

Di sebuah taman.
Joon Soo duduk ditaman bersama Dan Tae sambil minum kopi merasa udaranya sangat nyaman. Dan Tae mengutarkan ingin meminta bantuannya, yaitu menghapus gambar Gong Shim di tempat sampah dengan plastik sebagai penutup kepalanya. Joon Soo tertawa mendengarnya.
Kau orang yang mengirimkannya kepadaku. Kenapa aku harus menghapusnya? Aku tidak bisa melakukannya, karena Aku menyimpannya agar bisa melihatnya saat sedang sedih.” ucap Joon Soo
“Gong Shim hampir menarik semua rambutkukarena mengirimkan gambar itu. Aku mengirimnya secara tidak sengaja. Tidak bisakah kau menghapusnya untukku?” kata Dan Tae memohon.
Aku akan memikirkannya.” Kata Joon Soo dengan senyumanya.
“Ahh.. Jangan terlalu keras kepadaku. Aku bahkan membelikanmu makan siang.” Ucap Dan Tae
Joon Soo mengeluarkan dompetnya berpikir Dan Tae ingin membayarnya kembali. Dan Tae menjelaskan bukan itu maksudnya, ketika ingin menjelaskan tentang foto itu seperti tak bisa mengungkapkan dengan katanya dan kembali meminta agar Joon Soo menghapusnya saja.
Ngomong-ngomong, bagaimana dia bisa ada dalam tumpukan itu?” tanya Joon Soo heran dan ingin tertawa lagi mengingat foto Gong Shim
“Gong Shim... ingin bermain petak umpet.” Cerita Dan Tae, Joon Soo pikir itu pasti menyenangkan, Dan Tae memberitahhu kalau semua itu karena alkohol.
Aku juga ingin mabuk dan mengila. Aku tidak pernah melakukan itu sebelumnya.” Cerita Joon Soo
Dan Tae pun menyarankan Joon Soo minum dengan Gong Shim. Keduanya pun tertawa bersama. Joon Soo memberitahu  akan menemui Gong Shim nanti malam dan tidak tahu apakah bisa mengendalikan dirinya. Dan Tae terlihat sedikit merubah mimik wajahnya mengetahui Joon Soo akan bertemu Gong Shim lalu bertanya akan bertemu dimana. Joon Soo mengingatkan tentang cerita kalau menyukai furniture dan Gong Shim juga tertarik jadi akan belajar bersama dan akan bertemu nanti di tempat kursus. Dan Tae mengangguk mengerti walaupun dari wajahnya nampak terlihat kekecewaan. 


Dan Tae mulai menyerut kayu dan mengukurnya terlihat tanganya sudah mulai terbiasa melakukannya, lalu melihat meja kosong yang belum terisi, berpikir Gong Shim itu datang terlambat dalam kelas. Si pengajar datang dengan Gong Mi masuk ke dalam kelas.
Perhatian, semuanya... Kita memiliki siswa baru yang bergabung kelas kita hari ini Dia akan memperkenalkan dirinya.” Ucap Si pengajar
Halo... senang bertemu denganmu. Namaku Gong Mi. Aku datang karena tidak senang dengan kursi di pasaran. Aku berharap untuk belajar bersama dengan dengan kalian.” Kata Gong Mi
Si pengajar pun menujukan meja yang akan digunakan Gong Mi selama mengikuti kursus, sambil menjelaskan semua fungsinya. Gong Mi nampak tak peduli memilih untuk melirik ke arah Dan Tae yang ada di dalam kelas. Sementara Dan Tae terlihat asik dengan kayu-kayunya dan tak begitu tertarik dengan Gong Mi, karena yang diharapkan itu Gong Shim. 

Gong Shim datang ke kantor Dan Tae tapi tak melihat ada orang didalam ruangan, lalu bertanya-tanya kenapa kantornya dibiarkan kosong begitu saja. Ia pun berjalan ke meja Dan Tae melihat ada beberapa foto seperti sebuah tindak kekerasanya dan sebagi buktinya, tiba-tiba kaca jendela kantor Dan Tae pecah karena di lempar batu. Gong Shim yang kaget memilih untuk jongko didepan meja. Beberapa orang datang dengan membawa balok kayu, dan langsung menghancurkan semua barang yang ada didalam ruangan. Gong Shim ketakutan dan tak tahu harus berbuat apa. 
Apakah kau bekerja di sini? Dimana Ahn Dan Tae?” tanya si preman berjas, Gong Shim menjawab kalau ia tidak bekerja di sini.
Kemana perginya Dan Tae? Dimana dia? Katakan kepadaku!!!” teriak si preman berjas dengan menjatuhkan telp dan ingin memukul Gong Shim
Aku tidak tahu. Kenapa kau melakukan ini? Kau... seharusnya tidak melakukan hal ini.” ucap Gong Shim berusaha berdiri
Si pria nampak marah dan ingin memukulnya, tiba-tiba tanganya ditahan oleh seorang, Dan Tae datang menahan agar si pria tak memukul Gong Shim. Lalu ia mendekati Gong Shim untuk menanyakan keadaanya dan memastikan kalau orang –orang itu tak melukai sebelumnya. Gong Shim nampak ketakutan menganggukan kepalanya.
Apakah kau Pengacara Ahn? Kami sudah memperingatkanmu untuk tidak terlibat dalam urusan kami. Apa Kau ingin mati?” ucap si preman mengancam.
Minta maaf karena sudah membuat kantorku berantakan dan karena sudah menakut-nakuti wanita ini. Dasar Kau sembrono!! “ ucap Dan Tae melihat seluruh ruangan yang berantakan dan Gong Shim yang berdiri dibelakangnya nampak ketakutan.
Si pria berpikir Dan Tae itu minta dihajar,  Dan Tae bertanya apakah pria itu ingin melakukan ini melalui hukum atau dengan tinju, dengan mata penuh amarah. Akhirnya Dan Tae keluar seorang pria ingin memukul dengan balok kayu, dimatanya seperti sudah bisa memprediksi kemana arah si pipa dan bisa menghindarinya.
Gong Shim yang melihatnya nampak makin ketakutan, karena Dan Tae harus melawan beberapa preman. Dan Tae pun bisa melumpuhkan satu preman dengan memilitir tanganya, lalu preman keduanya dilumpukan dengan melemparnya ke arah dinding.
Si preman yang membawa pipa besi ingin memukul bagian kepala tapi Gong Shim dengan matanya bisa menghindarinya seperti gaya Matrix, dan ia pun bisa dengan cepat melumpuhkan dua orang sekaligus dengan membuat tamparan dengan kakinya. 


Setelah itu ia mendekati Gong Shim yang nampak duduk lemas, dibawah tangan dengan memastikan kembali keadaanya. Gong Shim mengangguk dan Dan Tae nampak tersenyum mendengarnya. Sebuah mobil polisi datang, bersama Ji Won yang berlari ke kantornya, untuk memastikan Dan Tae baik-baik saja. Dan Tae mengatakan baik-baik saja.
Kupikir lebih baik kau menyelesaikan masalah di sana terlebih dulu.” Kata Ji Won nampak terengah-engah. Dan Tae pun menemui kepala polisi yang membawa preman.
Aku minta maaf karena sudah menyebabkan masalah. Apakah aku harus pergi bersamamu?” ucap Dan Tae, Polisi membenarkan.
Gong Shim nampak sedih melihat Dan Tae, sementara Dan Tae menatap kearah Gong Shim sambil tersenyum memberikan lambaian tanganya untuk pamit pergi ke kantor polisi. Gong Shim dan Ji Won pun melihat mobil polisi yang membawa Dan Tae dan anak buahnya pergi. 


Gong Shim sambil membereskan barang-barang yang jatuh di kantor Dan Tae, tak percaya ternyata tetangganya itu adalah mantan narapidana. Ji Won mengatakan kalau lebih tepatnya  Dan Tae adalah seorang pengacara dengan catatan kriminal.
Tidak lama setelah dia masuk sekolah tinggi, dia terlibat perkelahian dengan seorang pengganggu. Si pengganggu itu adalah anak dari salah satu dewan direksi di sekolah dan Hanya Dan Tae yang dikirim masuk ke penjara. Dia tidak dilindungi oleh hokum karena dia miskin dan tak berdaya.”Cerita Ji Won
Jadi itu sebabnya dia menjadi seorang pengacara. Dia ingin membantu orang-orang yang diperlakukan tidak adil. ” kata Gong Shim seperti merasa bersalah dengan pikiran negatif tentang Dan Tae.
Tidak, kurasa itu karena dia merasa bersalah.” Pikir Ji Won, Gong Shim binggung
Saat Dan Tae...di penjara, ibunya meninggal. Dia merasa bersalah karena tidak ada untuk ibunya saat dia meninggal. Jadi dia mencoba untuk menebusnya dengan membantu orang yang membutuhkan.” Cerita Ji Won, Gong Shim melihat sebuah figura yang pecah dan foto kelulusan Dan Tae dengan semua keluarganya.


Dan Tae pun baru pulang memanggil Bibi Choi Ji Won, dan bertanya apakah sudah merapihkan semua barang diruangan mereka. Ji Won mengangguk karena Gong Shim yang juga membantunya.
“Ahh.. yah.. Kalian berdua hidup di rumah yang sama. Kenapa kalian tidak pulang bersama-sama? Hari ini cukup melelahkan jadi Kau harus pulang.” Ucap Ji Won.
Gong Shim mengerti dan Dan Tae pun pamit pulang oleh bibinya, didepan pintu terlihat standing banner bertuliskan (Penasihat Hukum Gratis Nasihat Masyarakat)

Keduanya berjalan ditaman, dengan wajah letih Gong Shim merasa anak mati tadi, bahkan mungkin saja mereka berdua bisa saja mati. Dan Tae balik bertanya kenapa Gong Shim malah menantang si pria dan sangat berani.
Mereka tiba-tiba masuk dan mulai menjatuhkan barang-barang. Aku tidak bisa hanya duduk dan menonton.” Ucap Gong Shim lalu merasakan sakit dibagian tanganya.
Dan Tae bertanya ada apa, tapi Gong Shim menutupnya kalau tak ada apa-apa. Dan Tae yakin pasti ada sesuatu lalu menarik tangan Gong Shim untuk melihatnya dan melihat ada luka dibagian pengelangan tangan. Gong Shim menariknya mengaku baik-baik saja, tapi Dan Tae bersikeras untuk melihatnya kembali.
kau tidak baik-baik saja dan Kau berdarah. Jika kau terluka, seharusnya kau mengatakannya kepadaku.” Jerit Dan Tae marah lalu mengenggam tangan Gong Shim untuk mengajaknya pergi.

Gong Shim tiba-tiba menarik tangan Dan Tae dan meminta untuk menunggu sebentar, tanganya langsung memegang wajah Dan Tae dan menjerit. Dan Tae nampak kaget dan seperti merasakan sesuatu yang bergejolak dalam dirinya. Gong Shim terus memegang wajah Dan Tae sambil di putar atas bawah dan menjerit kebinggungan. Ia membuka rambut yang menutupi dahi Dan Tae kalau ada luka goresan.
Dan Tae melirik binggung, Gong Shim tersadar kalau ia memegang wajah Dan Tae dan terlihat khawatir lalu berjalan mundur, Keduanya saling menatap terlihat nampak canggung. 
bersambung ke episode 4


FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

6 komentar:

  1. Seru bgt cerita y,makasih sinopsisy d tunggu kelanjutan y.

    BalasHapus
  2. Lanjutkan oennii,,fighting!

    BalasHapus
  3. Lanjutkan oennii,,fighting!

    BalasHapus
  4. ceritanya keren...sederhana tapi bikin aq senyum-senyum terus...suka sm interaksi Gong Shim sm Dan Tae and Joon So..kasihan Gong Mi, cantik tapi nggak tulus kayaknya
    Tlg tetep lanjutin sinopnya ya unnie

    BalasHapus
  5. Semangat terus ya nulisnya!!cerita ini bagus kok...konflik keluarga yang ada pe diskrimanisian aku rsa ckup mnarik utk d tinton.Hwaiting!

    BalasHapus