PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 20 September 2018

Sinopsis Devilish Joy Episode 5 Part 1

PS : All images credit and content copyright : MBN

Ma Sung berbaring di tempat tidur, tetapi pikirannya seperti melayang saat orang tuanya meninggal. Lalu ia yang masih kecil harus berhadapan dengan jepretan kamera yang menyilaukan dan juga lampu mobil saat tergeletak di jalan.
Saat membuka mata, Dokter Yoon sudah ada didepanya memastikan Ma Sung sudah sadar. Ma Sung tersadar ingin tahu Berapa lama seperti ini. Dokter Yoon menjawab itu sudah dua jam dan ingin tahu apakah Ma Sung ingat kalau alasannya pingsan.
“Hipersensitivitas cahaya,syok, kesulitan bernafas... Dan aku...bahkan mengalami shame death.” Kata Ma Sung
“Aku takut serebrum (otak besar)-mu rusak, akibat impuls saraf optik. Tetap saja, aku merasa bersyukur.” Ungkap Dokter Yoon
“Dan apa yang kau lakukan, sampai hal ini terjadi?” kata Dokter Yoon yang memarahi Sek Yang. Sek Yang pun hanya bisa tertunduk meminta maaf.
“Kau tampil di TV karena wanita itu, Joo Gi Bbeum, kan?” ucap Dokter Yoon. Ma Sung melirik sinis pada Sek Yang pasti bicara mengenai hal itu dan tak bisa mengelak.
“Bukan berarti kau tak dalam bahaya meski  tak sadarkan diri selama 2 jam. Apa yang kau lakukan mulai sekarang itu yang terpenting, jadi Kau harus berhati-hati.” Jelas Dokter Yoon.
Ma Sung mengaku sudah tahu dan meminta maaf pada Dokter Yoon karena sudah membuatnya khawatir. Dokter Yoon menegaskan kalau Ma Sung Jangan menempatkan dirinya dalam bahaya, karena menurutnya Cinta tak sepenting itu.
“Pasien kanker saja tidak diminta untuk berhenti hidup dan menunggu mati.” Komentar Ma Sung
“Aku cuma memastikan sesuatu.” Kata Ma Sung. Dokter Yoon ingin tahu  Memastikan apa.
“Perubahanku belakangan ini.” Jelas Ma Sung. Dokter Yoon ingin tahu Apa yang akan dilakukan setelah memastikannya.
“Entahlah, aku belum memikirkannya sejauh itu. Tapi Pokoknya, jangan beritahu Ketua Gong. Karena tak peduli apapun, kau berada dipihakku, kan?” tegas Ma Sung menatap Dokter Yoon.
Dokter Yoon memalingkan wajahnya seperti tak bisa memberitahu kenyataanya. Ma Sung mengingat Dokter Yoon yang harus mengunjungi seminar HCPS siang ini jadi Sebaiknya bergegas kesana dan mereka bisa  lanjutkan lagi pembicaraan ini nanti.
“Hari ini kau harus banyak istirahat.” Pesan Dokter Yoon. Ma Sung menganguk mengerti seperti ingin segera Dokternya pergi.
“Kenapa kau memberitahunya hal yang tak penting? Kau harus Sadarlah.” Keluh Ma Sung pada Sekertaris Yang. Sek Yang hanya bisa tertunduk diam, Ma Sung pun menyuruh Sek Yang pergi saja. 




Saat itu terdengar teriakan Ki Joon memanggil “Hyung” Ma Sung buru-buru berbaring kembali berpura-pura tidur.  Ki Joon panik sambil menangis ingin tahu apa yang terjadi seperti tak percaya kalau Ma Sung itu memang sakit.
“Kalau aku tahu ini akan terjadi, Aku tak akan mengganggumu dengan memintamu tampil dikuis bersama! Jangan khawatir, Hyung!.. Lain kali, aku akan tampil bersama Nn. Gi Bbeum.” Ucap Ki Joon.
“Apa kau ingin mati!!!” umpat Ma Sung membuka matanya, Ki Joon kaget melihat  Ma Sung masih hidup.
“Kenapa kau kembali ke acara itu setelah dipermalukan?” keluh Ma Sung. Ki Joon berpikir kalau Ma Sung itu mati dan ingin memeluknya. Ma Sung menyuruh Ki Joon agar menjauh.
“Apa? Apa ini? Kau sungguhan sakit?” kata  Ki Joon seperti tak percaya
“Aku cuma terlalu banyak bekerja beberapa hari ini, aku tidak sakit.” Ucap Ma Sung menutupinya
“Kenapa kau seperti orang yang punya penyakit mematikan? Kau membuatku takut!” ungkap Ki Joon khawatir.
Ma Sung ingin tahu “Apa yang terjadi pada kuisnya?” Ki Joon mengatakan kalau itu Sangat buruk dan mengeluh Ma Sung yang pingsan karena tidak bisa menjawab pertanyaan. Ma Sung menegaskan bukan seperti itu., karena sudah tahu jawabannya.
“Jawabannya 7... Jangan bilang, kau tidak bisa menjawab dengan benar?!! Astaga, bagaimana bisa kau salah menjawab pertanyaan yang mudah sekali? dasar Bodoh.” Keluh Ma Sung pada sepupunya.
“Kenapa kau baru sekarang kasih tahunya?” ucap Ki Joon kesal
“Sudahlah... Pokoknya, suruh orang yang berada diluar masuk.” Kata Ma Sung merapihkan rambutnya. Ki Joon binggung Siapa yang dimaksud.
“Orang yang ada diluar... Tunggu... dia belum pergi, kan?” kata Ma Sung penasaran.
Ki Joon mengaku kalau dia sudah pergi. Ma Sung mengumpat kesal pada Gi Bbeum adalah wanita aneh dan menurutnya kalau keadaanya seperti ini karena wanita itu. Ia ingin memastikan kalau Gi Bbeum benar-benar pergi. Ki Joon mengaku kalau Gi Bbeum bahkan tak datang. Wajah Ma Sung terlihat kecewa.


Gi Bbeum menunggu sambil menatap jendela, Ki Joon pun memanggil Gi Bbeum yang masih menunggunya. Gi Bbeum dengan wajah panik ingin tahu kondisi Gong Ma Sung. Ma Sung mengatakan kalau Ma Sung akan baik-baik saja setelah istirahat sejenak dan cuma pura-pura pingsan karena tak tahu jawabannya jadi Tak perlu khawatir.
“Apa kau mau makan tonkatsu malam ini?” tanya Ki Joon. Saat itu telp masuk ke ponsel Gi Bbeum.
“Anu... maaf, sebentar... dari Tn. Gong Ma Sung...” kata Gi Bbeum melihat nama diponselnya.
“Ma Sung sudah punya kekasih! Mereka... bahkan tinggal bersama. Aku melihatnya sendiri.” Kata Ki Joon tak ingin Gi Bbeum mengangkat telp dari Ma Sung. Gi Bbeum kaget seperti tak percaya
 “Ya, aku melihat sepatu wanita dirumahnya. Tak perlu penjelasan apapun selagi wanita itu meninggalkan sepatunya dirumahnya. Kurasa wanita itu akan menjenguknya. Sebaiknya kita jangan mengganggu mereka.” Kata Ki Joon dan akhirnya Gi Bbeum mengabaikan nama  [Gonggalppang]
“Ya.. Kalau begitu mari kita keluar secepatnya.” Kata Ki Joon lalu mengajak Gi Bbeum untuk segera pergi. 

Sek Yang memberitahu Ma Sung kalau Gi Bbeum Tak mengangkatnya dan berpikir keduanya sedang berantem. Ma Sung dengan kesal bertanya bertengkar dengan siapa. Sek Yang pikir Apa perlu dihubungi lagi. Ma Sung yang sudah kesal memilih tak perlu melakukanya.
“Meminta orang yang telah pergi untuk datang kembali itu menyedihkan... Aku mau pulang saja.” Ucap Ma Sung
“Kata Dr. Yoon kau harus tetap disini hari ini.” Kata Sek Yang
“Aku tak suka disini karena membuatku seperti seorang pasien. Aku mau pulang, jadi bawakan pakaianku.” Ucap Ma Sung
“Bagaimana kalau kau pingsan lagi?” kata Sek Yang khawatir.
“Aku tak akan pingsan! Aku akan baik-baik saja... Cepat bawa bajuku!” tegas Ma Sung kesal
“Kau sungguh baik-baik saja, kan?” tanya Sek Yang. Ma Sung menyuruh Sek Yang agar membawa segera bajunya.
Sek Yang menunjuk kalau bajunya sudah di gantung disebelahnya. Ma Sung pun hanya bisa terdiam karena malu lalu menyuruh keluar saja dan menyiapkan mobil. Sek Yang pun berjalan pergi. 


Ma Sung duduk sambil mengambar di bukunya, lalu membaca kembali notenya [Bersaing di "The Brain Q Show", Mengalami gejala hipersensitivitas cahaya selagi menjawab pertanyaan, Shock, kesulitan bernafas, pingsan, tak alami kerusakan otak besar. Mimpi mengenai pemakaman, dan itu saja]
“Apa ini ingatan saat aku kecil?” ucap Ma Sung binggung.
Sementara Gi Bbeum yang gelisah naik ke atap rumahnya yang terlihat seperti gudang, berpikir kalau harus tidur. Di sekelilinganya terlihat umpatan yang berhasil di ambilnya “Karir Joo Gi Bbem hancur total” tapi ada juga tulisan dari fansnya [Aku mencintaimu, Gi Bbeum. Pembawa kegembiraan]
 Ia mengingat kembali saat marah dengan CEO Kim di studio TV dan CEO Kim malah memberikan tamparan di wajahnya.
“Aku begitu menderita selama 3 tahun setelah kehilangan perusahaan akibat dirimu!” ucap CEO Kim marah.  Lalu saat syuting kuis, Ma Sung tiba-tiba merasakan sesak dan Gi Bbeum panik melihat Ma Sung ada didepan kamera.
“Rasanya seperti semuanya adalah salahku.” Ucap Gi Bbeum sedih memegang pipinya yang ditampar oleh CEO Kim. 


Nam Joo kaget mengetahui Gi Bbeum yang ditampar Kim Bum Soo lalu mengumpat.  Gi Bbeum dengan wajah tertunduk merasa kalaumasih sulit menerima cobaan ini jadi yakin CEO Kim juga masih kesal akan hal itu dan memang benar perusahaannya bangkrut karena dirinya.
“Bagaimana itu kesalahanmu? Itu salah Min Hyung Joon!” ucap Nam Joo kesal
“Apa wajahmu baik-baik saja? Besok bisa bengkak. Apa kau punya masker dirumah?” tanya Nam Joo khawatir.
“Ya, Aku punya satu sekarang.”kata Gi Bbeum mengangkat kepalanya terlihat masker rumput laut diwajahnya. 

Ma Sung datang ke rumah Gi Bbeum mencoba mengetuk pintu tapi tak ada yang keluar. Akhirnya ia berjalan kesisi rumah, saat itu Sa Rang membuka jendela yang membuat Ma Sung kaget.
“Oh, Gonggalppang... Kau jadi sering datang... Apa kau sungguh menyukainya?” kata Sa Rang.
“Apa kakakmu ada?” tanya Ma Sung. Sa Rang memanggil kakaknya dan langsung menutup jendela dengan keras.
“Kenapa Ia menutup jendela seperti itu?” keluh Ma Sung dan berjalan kembali. Saa itu Ja Rang membuka jendela lainya.
“Siapa kau?” tanya Ja Rang seperti seorang adik yang melindungi kakaknya dari pria jahat.
“Oh, aku kemari ingin menemui kakakmu.” Kata Ma Sung. Ja Rang tak peduli ingin tahu siapa pria itu.
“Aku pemilik bekas rumah kakakmu.” Ucap Ma Sung bisa memberikan jawaban yang bagus. Ja Rang tak percaya mendengarnya.
“Coba lihat Ini, kau bisa mengecek identitasku.” Kata Ma Sung memperlihatkan ID Cardnya.
“Itu tak memberiku informasi apapun.” Ucap Ja Rang. Saat itu terdengar suara Gi Bbeum ingin tahu siapa yang datang. Ja Rang langsung menutup jendela. Gi Bbeum pun membuka jendela
“Apa yang kau makan? Kenapa ada rumput laut diwajahmu?” komentar Ma Sung melihat wajah Gi Bbeum
Gi Bbeum kaget melihat Ma Sung yang datang, lalu buru-buru menutup telp dari Nam Joo dan melepaskan rumput laut di wajahnya.
“Kenapa kau kemari?” tanya Gi Bbeum. Ma Sung mengeluh karena Gi Bbeum  mengajak bicara didepan tralis besi dan mengajaknya keluar. 

Gi Bbeum mengajak pergi ketempatnya minum dengan Nam Joo. Ma Sung mengeluh Gi Bbeum mengajaknya ke tak ketempat yang tak layak dan harus selalu dijalanan. Gi Bbeum tak peduli meminta Ma Sung segera mengatakan yang dikatakanya.
“Dasar Lancang sekali... Setidaknya, kau memesan sesuatu untuk dimakan.” Ucap Ma Sung dan melihat si bibi penjual tertidur di bangku.
“Apa yang kau inginkan? Cepat kasih tahu.” Kata Ma Sung tak ingin berlama-lama.
“Apa kau tak khawatir saat aku pingsan? Bukankah sewajarnya kau menanyakan apa aku baik-baik saja dan tak terluka?” keluh Ma Sung kesal
“Apa kau kemari hanya ingin menanyakan itu? Kenapa...aku harus khawatir padamu? Orang yang seharusnya khawatir itu adalah wanita yang tinggal bersamamu.” Ucap Gi Bbeum dengan nada cemburu.
“Aku... tinggal bersama seseorang? Aku baru tahu, dengan siapa?” kata Ma Sung binggung dan akhirnya sadar kalau berita itu pasti dari Ki Joon.
“Kau salah paham... Aku tidak tinggal bersama siapapun, kau sudah kerumahku dan pastikan sendiri.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum pikir kalau tak mungkin bisa mengetahuinya.
“Tapi, Apa sungguh kau sama sekali tak mengkhawatirkanku Dan kau tak punya niat untuk menghiburku?” goda Ma Sung dengan terus menatap Gi Bbeum.
“Kenapa kau menatapku seperti itu?” keluh Gi Bbeum merasakan sesuatu saat Ma Sung menatapnya dalam.
“Sejujur, aku sedikit mencemaskanmu. Kenapa kau begitu keras kepala? Lagipula tidak ada hubungan apapun diantara kita.” Kata Gi Bbeum kesal
“Itulah... Hubungan apa yang terjadi antara kita sampai kau menyiksaku seperti ini?” ucap Ma Sung. Gi Bbeum binggung kenapa harus dirinya.
“Aku biasanya tidak keluar malam... Dan saat ini biasa waktuku menulis jurnal dan tidur.” Ucap Ma Sung. Gi Bbeum mengaku sudah tahu.
“Dan aku secara khusus tak berkendara di malam hari. Aku tak pernah lakukan hal menyedihkan, seperti mengejar wanita.” Tegas Ma Sung
“Ya, aku tahu dengan baik selagi kau sudah berkata itu berulang kali. Tapi, apa hubungannya denganku?” Ucap Gi Bbeum.
“Aku tak pernah melakukan hal semacam itu sebelumnya atau berpikir melakukan hal semacam itu sebelumnya. Tapi, kenapa kau selalu membuatku bertaruh nyawa.. jadi Biar kulihat.” Kata Ma Sung tiba-tiba mendekati wajahnya. 


Gi Bbeum panik karena jarak wajahnya dengan Ma Sung sangat dekat,  dan melihat memastikan kalau Gi Bbeum baik-baik saja dan tak terluka. Gi Bbeum makin tak karuan melihat Ma Sung yang ada di depanya. Ma Sung lalu berkomentar kalau ini alasan orang membenci Gi Bbeum.
“Karena kau cantik... Jangan menangis lagi...Karena sulit bagiku melihatmu menangis.” Ucap Ma Sung akhirnya kembali berdiri.
“Aku sudah memastikan kau baik-baik saja, jadi aku akan pergi.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum binggung menatap Ma Sung yang kembali membuat hatinya berdebar. 

Gi Bbeum kembali ke rumah dengan wajah bahagia berbaring di kamarnya. Seperti merasakan perasan jatuh cinta yang hilang. Ma Sung pun kembali menuliskan jurnalnya, lalu wajahnya bisa tersenyum bahagia memiliki kenangan dengan Gi Bbeum. 

Ha Im menatap foto ditanganya, seperti tak percaya kalau foto pria saat masih SD itu adalah Gong Ma Sung, pria yang datang saat kasus kalung bulu. Managernya pun datang, Ha Im memberitahu kalau sudah menemukan cinta pertamanya.
“Wah, ini mustahil, tapi memang benar rupanya.” Kata Managernya tak percaya.
“Apa Kau tahu penulis variety show yang datang terakhir kali? Jadwalkan pertemuan dengan mereka.” Ucap Ha Im penuh semangat ingin bertemu dengan cinta pertamanya. 

Di ruangan, Ma Sung membahas  soal mengubah kosa kata terkait demesia, dari istilah yang sudah ada sebelumnya, karena Akhir ini banyak dilakukan pengubahan kosa kata berkaitan dengan penyakit serius tertentu untuk mengubah persepsi publik.
“Sekarang telah diciptakan istilah baru untuk penyakit skizofrenia dan geriatrik. Sama halnya dengan penyakit demensia konotasi negatif terkait istilah penyakit tersebut bisa mengakibatkan pasien kesulitan untuk memberitahu pada orang lain.” Ucap Ma Sung
“Jepang sudang mengadopsi istilah "Gangguan Kognitif" pengganti demensia. Taiwan dan Hongkong juga telah mengganti istilah dengan yang lebih ramah.” Ucap Dokter lainya.
“Jadi, bersamaan dengan pengerjaan Pusat Pengobatan ini kita juga perlu bekerja untuk mengubah opini publik terkait penyakit ini, agar dirasa lebih baik dan diskriminasi pasien berkurang. Mari pikirkan ide untuk mewujudkannya Dan tolong periksa status donasinya.” Jelas Ma Sung
“Tn. Gong... Daemyung Group seharusnya mengirim donasi mereka minggu ini tapi, tampaknya ada perubahan rencana. Ketua perusahaan tersebut pingsan akibat penglihatan buruk, jadi...” ucap Dokter lain sedikit susah bicara.
“Jadi, sulit untuk mereka memberi donasi pada tepat waktu karena permintaan donasi 1 triliun won.” Jelas Dokter lain menambahkan.
Ma Sung menganguk mengerti, kalau akan cari donatur yang lain, jadi jangan khawatir. Ia pun meminta agar mereka menjadwalkan pertemuan berikutnya minggu ini. Semua dokter mengerti dan keluar dari ruangan. 


Ponsel Ma Sung berdering, Suara Ki Joon langsung terdengar saat dianggkat. Ki Joon mengomel karena Ma Sung itu sangat tega dan pengkhianat, Ma Sung binggung tiba-tiba dianggap Pengkhianat, Ki Joon  ingin tahu apa yang membuat Ma Sung berbicara dengan penuh semangat.
“Pelan-pelan kau jelaskan, supaya aku mengerti.” Ucap Ma Sung. Ki Joon kesal karena Ma Sung bersikap sombong lagi.
“Itu karena kau selalu seperti itu makanya posisimu tinggi!” kata Ki Joon marah. Ma Sung masih tak mengerti posisi apa maksudnya.
“Apa kau itu artis? Kenapa namamu jadi populer, dan masuk penelusuran teratas? Aku memutus hubungan denganmu sampai 500 tahun!” kata Ki Joon marah dan langsung menutup telpnya. Ma Sung binggung tiba-tiba Ki Joon yang marah padanya. 

Ma Sung mencari di internet, Penelusuran teratas, lalu melihat berita dirinya yang sudah masuk berita online karena ikut kuis mengunakan kacamata hitam. Ia panik  bertanya apakah Ketua Gong tahu. Sek Yang pikir kalau mungkin tahu. Ma Sung pun bergegas menelp Ki Joon.
Saat itu Nyonya Gong sudah turun dari mobil dengan beberapa pengawal dan menatap gedung milik anaknya.

Di dalam gedung, CEO Jang mengajak Gi Bbeum untuk pergi. Ki Joon ingin bertanya mau kemana mereka padahal dirinya sedang kesal dan ingi mereka tetap bersamanya. CEO Jang pikir kalau Ki Joon punya tamu yang akan datang.
“Tidak ada yang datang, Cuma akal-akalan Ma Sung saja. “ ucap Ki Joon
“Yah... Tetap saja, aku ingin ke suatu tempat bersama Gi Bbeum.” Kata CEO Jang
“Tapi, mau kemana, CEO Jang?” tanya Gi Bbeum binggung. CEO Jang piir mereka bisa bicarakan sambil jalan. Gi Bbeum mengerti.
“Tapi Mau kemana? Mau kemana? Apa rahasia?” kata Ki Joon menghalangi jalan ketiganya.
Saat itu terdengar suara berat penuh amarah memanggil nama “Sung Ki Joon.” Ki Joon kaget melihat ibunya yang datang ke kantornya. Nyonya Gong ingin menyerang anaknya, Ki Joon memohon kalau Ada orang lain disini.
Nyonya Gong menyuruh anaknya untuk Tutup mulut melempar tas ditanganya. Ki Joon menghindar dengan bersembunyi dibalik tubuh CEO Jang. CEO Jang yang tinggi akhirnya terkena lemparan keras tas milik Nyonya Gong dibagian leher.
Saat itu Ma Sung datang meminta Gi Bbeum dkk untuk semua pergi. CEO Jang sempat binggung tapi akhirnya bergegas pergi dan juga Gi Bbeum seperti shock melihat Nyonya Gong melempar tasnya. Nyonya Gong pun akhirnya menarik Ki Joon untuk melampiaskan amarahnya. Ma Sung pun tak bisa berbuat apa-apa walaupun Ki Joon meminta tolong padanya.


CEO Jang keluar bersama dengan assitantnya sambil memegang lehernya yang terasa sakit. Sang Assitant tak percaya kalau Ketua Sunwoo Group datang dengan Penjagaannya pun ketat di depan gedung dengan mobil yang banyak dan juga pengawal.
“Apa kau baik-baik saja, Pak?” tanya Assitantnya.
“Wah, jantungku berdegup kencang sekali. Sudah berapa tahun lamanya sejak terakhir aku ditampar wanita. Kenapa aku menerima uangnya?” ungkap CEO Jang kesal sendiri.
“Mari bergegas sebelum kita terlibat baku tembak” kata assitant mengajak CEO Jang pergi. Gi Bbeum berjalan dibelakangnya menatap gedung seperti ingin tahu apa yang terjadi didalam. 

Ki Joon sedang di hukum mengangkat dua tangan keatas sambi berlutut, Ibunya duduk dikursi seperti sedang melakukan sidang. Ma Sung tak enak hati ingin ikut berlutut tapi Nyonya Gong menyuruh Ma Sung untuk tetap diam saja.  Ma Sung mengeluh pada bibinya.
“Kau adalah pewaris Sunwoo Group... Jangan terlibat dengan seseorang sepertinya dan melakukan hal bodoh. Jadi Tetap berdiri.” Tegas Nyonya Gong. Ma Sung pun tak berani melawan.
“Bagaimana kuliahmu? Apa kau lulus lebih awal atau cuti?” tanya Nyonya Gong pada anaknya.
“Aku...dikeluarkan.” ucap Ki Joon. Nyonya Gong ingin melempar dengan bantal. Ki Joon mencari perlindungan kalau ibunya sebleumnya sudah memberitahu waktu setahun kalau sudah kuliah tiga tahun.
“Itulah kenapa aku kuliah di luar negeri! Tapi, aku kembali setahun lebih awal, terus apa masalahnya? Ini tidak adil !” ucap Ki Joon membela diri.
“Jadi, itu alasan kau menjerat Ma Sung dan menyeretnya melakukan hal gila seperti tampil di TV? Apa Karena itu tidak terlalu buruk sehingga kau lepas kendali?” ucap Nyonya Gong marah
“Bukan aku yang menginginkannya! Tapi Dia melakukannya atas kemauan sendiri!” akui Ki Joon. Nyonya Gong ingin melempar lagi, Ki Joon langsung berlindung dibalik tubuh Ma Sung.
“Memang benar itu atas kemauanku sendiri. Ki Joon tak melakukan kesalahan apapun.” Ucap Ma Sung menyakinkan bibinya.
“Jika Ma Sung telah memutuskan melakukan sesuatu... Pasti ada alasan baik dibaliknya. Jadi Beritahu aku.” Kata Nyonya Gong
“Orang tak lagi memandang orang kaya dengan hormat Jika kita tidak tampil di TV untuk alasan buruk maka tak ada alasan bagi kita tidak tampil di TV. Bahkan pemimpin para orang kaya sekalipun memiliki arti yang sama yakni sama-sama warga Korea. Dan aku juga ingin kau menepati janjimu pada Ki Joon.” ucap Ma Sung. Ki Joon menganguk setuju.
“Kenapa begitu?” tanya Nyonya Gong sinis. Ma Sung pikir Belakangan, opini publik bisa merusak perusahaan.
“Jika pejabat tertinggi sekelas konglomerat tak menepati janji terhadap putranya maka, tak ada yang akan menghormati perusahaan kita.” Jelas Ma Sung 


Ki Joon bisa tersenyum mendengar ucapan Ma Sung, Nyonya Gong makin kesal melihat anaknya malah tersenyum, lalu berkomentar kalau memang benar banyak orang membicarakan perusahan akibat acara itu, namun opini publik tidak seburuk itu.
“Kumohon jangan marah, namun anggap ini sebagai pemasaran gratis untuk kita tanpa harus memperkerjakan artis lain. Dan aku akan terus mengawasi Ki Joon.” ucap Ma Sung menyakinkan.
“Baiklah. Aku ingin bahagia, aku ingin bebas!” ucap Ki Joon berteriak. Ma Sung meminta agar Ki Joon menutup mulutnya.
“Kau tak berhak bebas selagi ingin menikmati kesenangan dunia. Jadi Temukan kebahagianmu dan batas yang telah kutentukan. Aku beri waktu sebulan untuk selesaikan masalah ini.” Ucap Nyonya Gong. 

CEO Jang pergi ke sebuah tempat melihat sekeliling lalu berkomentar tentang serorang ria yang dulu cepat cemas, namus sekarang sudah berubah bahkan begitu berkharisma jadi membuatnya sangat bangga.
“Jangan gugup, dan tegakkan bahumu.” Perintah CEO Jang. Gi Bbeum pun melakukanya.
Akhirnya Nyonya Gong pun kembali ke mobilnya, Sek Yang mengantarnya sampai ke depan mobil. Tangan Nyonya Gong keluar memanggil Sek Yang agar mendeka, bertanya Apa sudah menyingkirkan yang diperintahkan. Sek Yang mengaku sudah membereskan. Nyonya Gong menoyor kepala Sek Yang lalu mobil pun pergi. Sek Yang mengeluh kalau ingin sekali keluar dari pekerjaannya sekarang. 

CEO Jang dan Gi Bbeum duduk diruangan sudah telah menunggu satu jam dan itu waktu yang lama. CEO Jang pikir mereka lebih baik pergi saja dan kembali lain waktu karena masih punya banyak waktu. Seorang pria tiba-tiba datag meminta maaf karena sudah membuat mereka menunggu lama.
“Aku tak bisa cepat keluar karena punya tamu dari L.A... Maafkan aku.” Ucap si pria.
“Tentu saja, mereka sudah datang jauh-jauh... Tak apa... Maafkan aku mengganggumu selagi kau tengah sibuk.” Kata CEO Jang
“Dan ini Nn. Joo Gi Bbeum, kan?” kata si pria. CEO Jang membenarkan dengan mengingatkan kembali Gi Bbeum penyanyi sambil melakukan tarianya.
Si pria hanya menatap binggung, CEO Jang pun menyuruh Gi Bbeum untuk menyapa pria itu. Gi Bbeum menyapa dengan sopan mengaku sangat menikmati film "Fire." Si prai itu mengaku kalau keponakannya adalah fans berat Gi Bbeum tapi dulu.
“Jadi Berapa usiamu?” tanya Si pria. Gi Bbeum menjawab 30 tahun. Si pria kaget dan berkomenta ternyata waktu cepat berlalu.
“Yah, singkat cerita, kau sendiri tahulan, dia hiatus selama 3 tahun. Mereka yang alami kesulitan adalah pelakon yang lebih baik. Jadi Percayakan padanya, dia akan lakukan pekerjaan hebat.” Ucap CEO Jang memohon. Si Pria pun mengajak CEO Jang untuk bicara berdua saja. 


CEO Jang meminta agar pria itu cukup tampilkan wajahnya sedikit pada proyek filmnya karena  Joo Gi Bbeum cukup cantik untuk ditambahkan ke elemen visual. PD itu membenarkan kalau Gi Bbeum memang cantik Tapi, masalahnya...
“Apa kau tandatangan kontak dengannya?” tanya PD. CEO Jang membenarkan dan berpikir temanya itu tak suka.
“Tak masalah untuk memberinya peran selagi kau yang meminta tapi, kau tahu bagaimana keadaan belakangan ini, Jika para aktis membuat masalah meski mereka telah selesai syuting penayangannya akan hancur dan kami harus mengulang syuting.” Jelas PD
“Lalu Apa kau ingin aku memperkerjakan seseorang yang sudah bermasalah? Meski aku sutradara cerdas, memberi peran padanya sama saja menghina penonton.” Ucap PD. CEO Jang hanya bisa terdiam.
“Wook Jin... Aku berkata seperti ini karena aku mengkhawatirkanmu. Berikan pekerjaan yang memperlihatkan tubuhnya Dan dapatkan uang dari sana. Dia pernah menjadi papan atas, aku yakin kau akan dapat banyak tawaran.” Saran PD
“Aku tak pernah kepikiran kesana.” Ungkap CEO Jang tak ingin menjual tubuh Gi Bbeum.
“Aktor itu cuma produk. Pikirkan bagaimana kau bisa laris menjualnya dibanding harus melibatkan perasaanmu. Kau masih punya hutang, kan?” jelas PD
“Aku tak akan membuat seseorang menderita agar aku bisa bertahan.” Ungkap CEO Jang.
“Itu karena kau begitu lemah sehingga kau kehilangan Lee Ha Im juga. Jika kau gagal kali ini, kau akan benar-benar kehilangan segalanya.. Paham?” kata PD.
Gi Bbeum melihat dari atas hanya bisa terdiam melihat CEO Jang bicara dengan PD untuk pekerjaanya. 



Gi Bbeum dan CEO Jang duduk di warung tenda dan makana pun datang.  CEO Jang ingin memberikan sesuatu, tapi Gi Bbeum berpikiran yang enah ketakutan menutupi badanya. CEO Jang memberitahu kalau akan memberikan jamur dengan wajah kesal mengembalikan kembali mangkuknya. Gi Bbeum mengaku bukan itu maksudnya, dan meminta maaf
“Beraninya dia berlagak sok tinggi cuma karena filmnya laris sekali. Ini Sungguh industri yang kejam.” Ucap CEO Jang kesal langsung menghabiskan mie hanya dalam satu suap saja.
“Permisi... Kenapa porsinya sedikit sekali?” teriak CEO Jang marah, Gi Bbeum yang ketakuan memberikan mangkuk mie miliknya untuk CEO Jang.
“Joo Gi Bbeum... Dengarkan aku baik-baik, Kau Tak usah pakai cara gampang dan Lupakan citra lamamu. Sekarang kau adalah seseorang yang dibenci. Jadi Mari kita pertahankan itu. Berapa banyak anti-fans yang kau dapatkan?” kata CEO Jang
“Kurasa sekitar satu jutaan.” Ucap Gi Bbeum. CEO Jang pun mengajak mereka membuat jadi 10 juta anti-fans.
“Apa? 10 juta? 10 juta terlalu banyak.” Kata Gi Bbeum. CEO Jang pikir Itu artinya 10 juta orang tertarik pada Gi Bbeum.
“Bersiaplah untuk dibenc dan dihina sebagai orang paling dibenci di Korea. Mari mulai dan bangun karirmu dari sana. Sampai kau dapatkan kesempatan untuk membersihkan namamu. Tapi Kalau kau tak mau, jangan dipaksakan.” Kata CEO Jang melihat raut wajah Gi Bbeum.
“Aku akan bekerja keras! Terima kasih, CEO Jang!” ucap Gi Bbeum. CEO Jang binggung untuk apa berterima kasih.
“Aku akan berusaha menjadi orang paling dibenci di Korea. Aku akan bekerja keras membangun karirku! Aku bisa melakukannya! Sekarang aku akan bekerja keras menghabiskan mie ini!” ucap Gi Bbeum kembali duduk menghabiskan mienya.
“Wanita ini sungguh tidak normal.” Ungkap CEO Jang binggung. 

Di rumah, Sek Yang seperti akan melakukan operasi mengunakan senter dikepalaya. Ma Sung seperti tak yakin Sek Yang bisa melakukanya. Sek Yang meminta Ma Sung untuk mempercayakan itu padanya lalu meminta alat ditanganya.
Ma Sung memberikan beberapa alat, tapi Sek Yang kesal karena selalu salah. Ma Sung pun menyuruh Sek Yang mengambil sendiri saja. Sek Yang mengambil alat yang dibutuhkan lalu mengeluarkan pita kaset yang putus lalu memperbaikinya. 

Sek Yang memasang kembali kaset pada walkman, dan suara merdu Gi Bbeum kembali terdengar. Ma Sung berteriak gembira mendengarnya,memuji kalau yang paling memuaskan darisemua yang pernah di lakukan.
“Jadi Bersediakah kau mengabulkan permohananku sekarang?” ucap Sek Yang. Ma Sung sempat binggung, tapi akhirnya meminta Sek Yang mengatakan saja.
“Kumohon pindahkan aku ke departemen perencanaan, Bos!” kata Sek Yang. Ma Sung heran mendengar kepindagan Sek Yang ke Departemen perencanaan
“Aku awalnya meminta ditempatkan disana saat pertama direkrut. Tapi, atasan menugaskanku disini karena kecelakaanmu.” Jelas Sek Yang. Ma Sung bisa mengerti.
“Aku tak meminta banyak, kumohon Aku cuma ingin bekerja di lingkungan yang nyaman, itu saja. Aku ingin bekerja di jam normal dan punya keseharian normal juga Dan aku tak harus menerima pekerjaan di akhir pekan juga. Aku ingin punya pekerjaan normal agar aku bisa punya batasan jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadiku!” kata Sek Yang memohon.
“Ya, aku yakin kau telah melalui banyak kesulitan... Jadi Baiklah...Batas yang jelas antara hidup pribadi dan pekerjaan... Itu sangat penting, kalau begitu pergilah ke departemen perencanaan.” Kata Ma Sung.
“Sungguh? Aku boleh kesana? Oh, terima kasih banyak! Karena aku telah dipindahkah kesana, Apa bisa aku kerja disana secepatnya Dalam minggu ini?” ucap Sek yang penuh semangat.
Ma Sung menganguk setuju dan akan memberikan hadiah kejutan. Sek Yang dengan wajah malu-malu berpikir kalau Ma Sung tak perlu hal semacam itu sambil mengucapkanTerima kasih. Ma Sung mengeluarkan tabnya karena Karena yang dikatakan Sek Yang kalau ia  selalu mengabaikan perkataan sekertarisnya maka sengaja merekamnya.
Sek Yang mendengar suaranya “Bisa aku pinjam uang, Bos? Sekitar 3 juta won?” Ma Sung memperbolehkanya dan meminta Sek Yang agar membayarnya kembali. Sek Yang terdiam mendengarnya.
“Aku sama sekali tak ingat, tapi benda ini mengingatkanku.” Kata Ma Sung. Sek Yang bisa mengerti.
“Jadi, apa kau masih ingin pindah ke departemen perencanaan?” tanya Ma Sung. Sek Yang piir tak  ada alasan untuk pindah.
“Aku... sangat bahagia disini.” Ucap Sek Yang berlebihan. Ma Sung pikir kalau Sek Yang bahagia maka Sek Yang sebaiknya tetap ada diposisinya sekarang. Sek Yang mengaku akan tetap dengan Ma Sung
“Dan karena menjaga keseimbangan itu penting untukmu apa kau mau makan malam disini?” ucap  Ma Sung. Sek Yang pun tak bisa menolak. 



Nam Joo membahas dengan Gi Bbeum kalau melihat Gong Ma Sung di "The Brain Q Show." Dan ingin tahu alasanya ingin masuk TV. Gi Bbeum pikir kalau terjadi begitu saja. Nam Joo menceritakan Semuanya heboh atas penampilan Gi Bbeum di acara itu.
“Bukan cuma cerdas, tapi dia tampan seorang dokter dan pewaris Sunwoo Group. Jadi sangat Aneh kalau tak langsung jatuh hati padanya. Dia sungguh pria berharga.” Ucap Nam Joo bahagia.
“Nam Joo.. Dulu kau bilang dia pria buruk, Apa Sekarang kau menyebutnya pria berharga?” keluh Gi Bbeum
“Yah, dulu karena dia menghilang begitu saja tiga tahun lalu.Tapi kenapa tiga tahun lalu dia tak datang? Apa kau sudah bertanya padanya?” kata Nam Joo
“Dia bahkan tak ingat.” Keluh Gi Bbeum. Nam Joo pikir kalau Gi Bbeum harus menjelaskan sampai Ma Sung bisa mengingatnya.
“Apa bagusnya? Kenyataan bahwa dia tak mengingatnya berarti dia sudah melupakan semuanya.” Komentar Gi Bbeum
“Ini Sayang sekali... Kalau saja dia datang dan menemuimu seperti seharusnya kau tak akan bertemu dengan Min Hyung Joon dan hidupmu tak akan berakhir seperti ini. Bahkan kau tak perlu menderita seperti ini. Bukankah begitu?” komentar Nam Joo sedih. Gi Bbeum tak banyak komentar.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Liverpool 

Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"


PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar