PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 12 September 2018

Sinopsis 100 Days My Prince Episode 2 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Hong Shim mengulurkan tanganya membiarkan bunga sakura jatuh ditangan, teringat dengan saat bertemu dengan Lee Yeol saat masih kecil. Yi Seo memberikan pilihan yang mana yang lebih disukai, salju atau bunga yang berguguran.
“Aku...menyukaimu... Aku akan menikahimu.” Ucap Lee Yeol
Lee Yeol melihat sakura yang berguguran juga mengingat kenanganya, Hong Shim menurunkan penutup kepalanya. Lee Yeol seperti mengenali wajah Yi Seo yang sudah dewasa, saat itu Je Yoon melihat dari kejauhan Hong Shim seperti terkesima.
Hong Shim menyadari tatapan Lee Yeol dan bergegas pergi, Lee Yeol mengejar Hong Shim yang selama ini merasakan kehilangan. Je Yoon melihat Hong Shim yang kabur dengan sengaja membuat Lee Yeol menabrak dirinya. 

Lee Yeol akhirnya kehilangan Hong Shim tak terlihat di matanya, Hong Shim ternyata bersembunyi di bawah jembatan, tapi saat itu  seseorang menepuk pundak Hong Shim dari belakang.
“Dia pasti terlihat seperti itu jika dia masih hidup.” Kata Lee Yeol yang kehilangan Yi Seo
“Aku sudah memberitahumu kalau tidak ada seorangpun dari keluarga itu yang selamat.” Ucap Do Joon
“Cari dia sekali lagi hanya untuk berjaga-jaga.” Tegas Lee Yeol
“Aku sudah mencarinya ke seluruh penjuru negeri selama bertahun-tahun. Dan Sudah jelas dia tidak berhasil selamat, tapi aku tetap melakukannya karena itu perintah darimu. Bagaimana bisa kau masih belum melupakannya?” ucap Do Joon sedikit mengeluh.
“Bukan aku tidak bisa melupakannya. Tapi Dia masih ada di ingatanku karena aku menukar hidup gadis itu dengan pakaian kerajaanku.” Kata Lee Yeol. 


Hong Shim berdiri di depan seorang pria, Jung Je Yoon memperkenalkan kalau dari Kantor Distrik Ibukota dan ingin tahu  melarikan diri dari apa. Hong Shim terlihat binggung dan mengaku hanya terburu-buru karena harus melakukan sesuatu.
“Tas besar itu tidak cocok dengan pakaianmu. Bolehkah aku melihat ke dalam?” kata Je Yoon .
“Tentu.” Ucap Hong Shim memperbolehkanya, tapi berusaha untuk kabur. Je Yoon bisa menahanya dan keduanya sempat sedikit berkelahi dengan kedua tangan dan Hong Shim tak bisa melawanya.
“Kau memiliki kemampuan bela diri yang cukup baik untuk ukuran seorang wanita. Ini semakin mencurigakan.” Kata Je Yoon
“Aku terkejut karena kau mengejarku tiba-tiba malam ini.” Akui Hong Shim berbohong
“Siapa kau, dan dimana kau tinggal?” tanya Je Yoon curiga, Yeon Hong Shim mengaku dari Desa Songjoo.
“Kau pasti belum menikah. Urusan apa yang kau milik di Hanyang dari Desa Songjoo?” tanya Je Yoon
“Aku disini untuk bertemu seseorang.” Kata Hong Shim. Je Yoon pikir yang dimaksud adalah kekasihnya.
“Aku berjanji untuk bertemu saudaraku di jembatan ini tanggal 15 setiap bulannya, apa kau puas? Ngomong-ngomong, kenapa kau memperlakukanku... seperti sedang menginterogasiku ketika aku tidak pernah berbuat salah padamu?” keluh Hong Shim kesal. 



Je Yoon mengaku kalau itu Karena tertarik pada Hong Shim. Hong Shim tak peduli memilih untuk pergi, tapi Je Yoon malah mengikutinya. Ia mengeluh Je Yoon yang terus mengikutinya bukannya pulang ke rumah saja. Je Yoon mengejek kalau Jembatan ini bukan milik Hong Shim.
“Aku datang ke sini untuk menikmati bulan hari ini karena bulannya penuh malam ini... Wah... Indah sekali.” kata Je Yoon duduk di pinggir jembatan menatap langit seperti berpura-pura
“Kau Tetap disana... Jangan coba-coba untuk merayuku.” Tegas Hong Shim memperingati.
“Aku berencana melindungimu... Kau mungkin akan di kejar oleh pria-pria itu lagi. Dan Saudaramu pasti lupa dengan janji kalian. Jadi Aku akan menemuimu di tanggal 15 setiap bulannya.” Ucap Je Yon lalu berjalan pergi. Hong Shim hanya menatapnya. 


Do Joon melaporkankaalu kehilangan pembunuhnya, dan satu-satunya saksi sudah meninggal jadi ingin tahu apa yang akan dilakukan sekarang. Lee Yeol terdiam lalu tiba-tiba wajahnya tersenyum. Do Joon ingin tahu pakah Lee Yeol itu sudah punya ide.
“Aku harus mengadakan sebuah perayaan.” Ucap Do Joon tersenyum bahagia. 

Lee Yeol sudah berganti pakaian dengan baju pangeran berwarna biru, lengkap dengan ikan pinggangnya, mereka pun akan  memulai perayaannya. Semua berada didepan istana menikmati perayaan di dengan musik-musik dari alat musik petik dan taburan drum.
“Aku tadinya akan melewatkan ulang tahun tahun ini karena penyakit Putra Mahkota.” Ucap Raja.
“Aku sudah merasa lebih baik karena kita merayakan perayaan bersamanya dengan situasi yang lebih baik. Aku dengar ratu berdoa pada para dewa setiap hari.” Kata Lee Yeol.
“Pasti kau membaik karena doa-doanya.” Ucap Raja bahagia.
“Aku senang kau sudah sembuh, tapi Putri Mahkota terlihat sangat pucat.” Kata Ratu park melihat ke arah So Hye
“Maafkan aku. Aku tidak tidur dengan baik tadi malam.” Ungkap So Hye. Ratu Park menyindir kalau Kecantikannya tidak berguna.
“Putra Mahkota, kenapa kau tidak merawat istrimu?” sindir Ratu Park pada Lee Yeol
“Orang-orang mungkin merasa bosan karena kita melewatkan pertunjukan tari-tarian. Bolehkah aku melanjukan ke bagian selanjutnya?” ucap Lee Yeol
“Kau pasti merasa terburu-buru. Jadi kau bilang kau menginginkan busur dan panah untuk hadiah ulangtahunmu.” Ucap Raja
“Ada banyak barang berharga di negeri ini, tapi kenapa dia hanya menginginkan busur dan panah untuk hadiah ulang tahunnya?”tanya Ratu Park kembali sindir.
“Aku suka bela diri sejak aku kecil. Sepertinya keahlian itu masih ada di diriku.” Ucap Lee Yeol yakin. 


Flash Back
Do Joon ingin tahu apakah menurut Lee Yeol bisa menangkap pelakunya hanya dengan busur dan panah. Lee Yeol yakin kalau Ada ratusan pengrajin yang membuat panah menurutnya Seluruh panah terlihat sama jika dilihat sekilas.
“Tapi tergantung dari siapa yang membuat dan bahan apa yang digunakan, panah memiliki berbagai macam karakteristik. Panah yang menancap di tenggorokan tabib wanita itu, tidak bisa dengan mudah ditemukan di pasar.” Ucap Lee Yeol
“Batang dan bulunya terbuat dari bahan langka dan lengkungannya yang unik memberitahuku kalau itu berasal dari seorang pembunuh, bukan para berandalan. Hanya keluarga orang yang berpengaruh yang memilki kekuatan untuk mempekerjakan seorang pembunuh.” Kata Lee Yeol yakin
“Tapi, kau tidak tahu... apakah mereka akan memberimu jenis busur dan panah yang sama sebagai hadiahmu.” Ucap Do Joon
“Seekor anjing rendahan dan tidak berguna... bisa memberikan hasil yang mengejutkan pada pemiliknya.” Kata Lee Yeol. 


Lee Yeol duduk menunggu dan seorang Wakil Perdana Menteri Kedua Shin Seung Jo, menawarkan hadiahkan untuk Lee Yeol lalu membuka kotak yang berisi busur panah lengkap. Lee Yeol berkomentar kalau panahnya  terlihat luar biasa dan pasti dari pelatihan militer dan mengaku puas.
“Itu panah pendek dan kecil. Aku tertarik pada panah sejenis itu akhir-akhir ini. Terima kasih.” Kata Lee Yeol melihat hadiah dari Pedana mentri yang lain.
“Yang Mulia, Pangeran Seowon memasuki ruangan.”kata Pelayan yang lain. 

Akhirnya Pangeran Seowon masuk istana menghadap Raja lebih dulu meminta maaf, Ratu Park senang melihat anaknya yang datang.  Pangeran Seowon mengaku  Membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan busur dan panah yang langka ini menurut perintah ibunya. Raja mengaku tak masalah.
“Aku penasaran seberapa langka benda itu.” Ucap Lee Yeol seperti yakin kalau Ratu yang mencoba membunuhnya.
“Aku dengar kau jatuh sakit tapi aku tidak menjengukmu karena kedatanganku bisa membuatmu marah.” Kata Pangeran Seowon menghadap Lee Yeol
“Kenapa aku harus marah? Kita kan saudara... Meskipun berbeda ibu.” Ucap Lee Yeol menyindir. Ratu Park terlihat marah memperingatkan Lee Yeol
“Aku tidak sabar untuk melihat apa yang telah Ratu persiapkan untukku.” Kata Lee Yeol
“Untuk memperingati hari ulang tahunmu, aku mempersembahkan ini atas nama Ratu.” Kata Pangeran Seowon dan membuka kotak berisi busur panah.
“Ini bukan jenis yang sama.” Kata Lee Yeol kaget ternyata bukan busur panah yang sama.
“Ini terbuat dari bambu.” Komentar Lee Yeol setelah memegangnya. Pangeran Seowon kaget karena Lee Yeol mengetahuinya.
“Ini panah yang terbuat dari bahan terbaik terbuat dari bambu yang berusia tiga tahun dan bulu elang.” Ucap Pangeran Seowoon.
“Aku benar-benar menghargai kau membawa ini untukku.” Ucap Lee Yeol sambil bergumam kalau tidak akan bisa menemukan siapa pemanahnya.


“Aku dengar tidak ada seorangpun yang bisa menyamai kemampuan memanahmu. Akan sebaik apa kau dengan semua hadiah in?”Ucap Tuan Kim  menemui menantunya.
“Aku diberitahu untuk bisa menguasai keduanya, sastra dan bela diri jadi aku selalu melaukan yang terbaik.” Kata Lee Yeol
“Wakil Perdana Menteri, aku lihat kau belum memberkan hadiah” ucap Raja.
“Aku tidak memiliki cukup waktu untuk membuatkan satu sebelum perayaannya.” Kata Tuan Kim
“Jarak waktunya sama untuk semua orang. Apa ayah dari Putri Mahkota tidak memiliki hadiah untuk Putra Mahkota?” sindir raja.
“Maksudku bukan begitu. Apa yang aku punya tidak spesial, jadi khawatir kalau Yang Mulia akan kecewa.” Kata Tuan Kim akhirnya membuka busur panah yang dibawanya.
“Ini bukanlah apa-apa dan hanya busur dan panah biasa. Batangnya terbuat dari semak semanggi. Bulunya terbuat dari burung hantu rajawali dan busurnya buatan tangan.” Jelas Tuan Kim. Lee Yeol melotot kaget melihatnya.
“Ini adalah busur dan panah yang sama dengan yang membunuh tabib wanita itu.” Gumam Lee Yeol lalu bertanya Apa ini busur dan panah yang biasanya digunakan Tuan Kim.
“Ya, Yang Mulia... Itu yang selalu aku gunakan untuk berburu.” Kata Tuan Kim
“Apa kau orang yang membunuh tabib wanita itu? Apa kau yang mencoba untuk membunuhku?” kata Lee Yeol melotot tak percaya teringat kembali apa yang dilakukan Tuan Kim saat membunuh ayah Yi Seo
“Aku harap kau meninggalkan rasa marahmu. Dan jangan khawatir dengan anak-anakmu. Mereka akan segera mengikutimu.” Ucap Tuan Kim setelah menusuk Tuan Yoon menyuruh agar mengejar semua keluarganya untuk dibunuh.
“Tidak boleh ada seorangpun dari anggota keluarganya yang hidup.” Tegas Tuan Kim pada semuanya anak buanya.
“Akankah dia membunuhku seperti membunuhnya?” gumam Lee Yeol melotot marah
“Jika Anda kecewa, maka aku akan membuatka yang baru untukmu.” Kata Tuan Kim melihat tatapan Lee Yeol seperti tak suka.
Lee Yeol mengaku Tidak perlu karena panah itu yang diinginkan. Tuan Kim menawarkan kalau menyuruh mereka untuk memainkan musik. Lee Yeol pun menolak dan menegaskan kalau perjamuannya sudah selesai lalu menuruni tempat acara. 

Lee Yeol menuliskan buku harianya dalam kamar.
“Kim Cha Eon sudah membunuh tabib wanita itu. Aku yakin itu untuk menutupi fakta kalau dia mencoba meracuniku. Tapi kenapa? Kenapa dia ingin membunuhku?”
Saat itu terdengar pengawal memberitahu kalau Putri Mahkota datang. Lee Yeol langsung menutup buku dan menaruh dia dalam lagi meja. So Hye datang dengan pengawal wanita dan juga Kasim. Lee Yeol menyindir kalau  Tidak sopan datang tanpa penberitahuan pada malam hari. 

“Tolong suruh mereka meninggalkan ruangan. Aku ingin bicara berdua denganmu.” Kata So Hye
“Kau bilang Berdua? Itu membuatku merasa tidak nyaman.” Ucap Lee Yeol tak suka.
So Hye memohon, akhirnya Lee Yeol pun meminta agar pengawal dan kasim untuk meninggalkan mereka berdua. Setelah itu So Hye duduk di depan suaminya. Lee Yeol mengaku sudah ketinggalan membaca karena acara perjamuan tadi. Jadi meminta agar bicara dengan cepat.
“Kau menyamar dan pergi keluar dari  istana diam-diam baru-baru ini. Aku benar-benar khawatir ketika kau terbaring sakit, tapi sekarang aku bertanya-tanya apa kau benar-benar sakit. Apa mungkin kau berpura-pura sakit untuk menghindari tidur denganku?” ucap So Hye menyindir
“Aku tidak akan pernah melakukan sesuatu yang murahan dan kotor. Aku Putra Mahkota di negeri ini, apa kau lupa?” kata Lee Yeol menyindir.
“Ayahku...mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk membantu Yang Mulia Raja mendapatkan tahta.” Ucap Soo Hye membela diri.
“Apa Dia mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk negeri ini? Ini Aneh. Apa dia tidak mendapatkan tanah di Hanyang dan Gyeonggi? Dan juga, aku mendengar kalau keluargamu memiliki lebih banyak harta dibandingkan Keluarga Kerajaan. Aku yakin itu bukan hanya sekedar rumor.” Kata Lee Yeol menyindir
“Apa karena itu? Apa karena itu kau membenciku? Yang Mulia Raja-lah yang menyarankan pernikahan kita..” ucap So Hye
“Kita berdua tahu kalau pernikahan ini hanya sandiwara, jadi kenapa kau tiba-tiba mempermasalahkanya?” komentar Lee Yeol
“Aku tahu kau menghabiskan malammu mempelajari tata krama. Kau tidak menerima Pelajaran Kerajaan sampai kau datang ke istana ini saat berusia 10 tahun. Lalu Kementerian menyuarakan kekhawatiran mereka.” Ucap So Hye
“Itulah kenapa kau selalu belajar setiap malam selama sepuluh tahun terakhir agar kau menjadi Putra Mahkota yang sempurna. Tapi, tanpa seorang putra, kau tidak akan pernah dianggap begitu.” Ungkap So Hye. 



Lee Yeol mengartikan kalau So Hye menyarankan. supaya mereka memiliki anak. So Hye mangaku untuk pertama dan terakhir kalinya, membuat permintaan yaitu meminta Tolong agar membiarkan dirinya berada di dekapan Lee Yeol malam ini dan akhirnya mendekati Lee Yeol agar menyentuh wajahnya.
“Pasti tidak mudah memberanikan diri untuk mengatakan itu.” Ucap Lee Yeol seperti terlihat gugup menyentuh bibir So Hye.
“Tapi, hatiku... sepertinya tidak bisa... meyakinan tubuhku.” Bisik Lee Yeol lalu melepaskan tanganya dari wajah So Hye.
“Aku tidak memiliki alasan untuk mengkhawatirkan tentang masa depanku tanpa seorang anak. Jadi kumohon pergi.” Tegas Lee Yeol. 

So Hye keluar kamar dengan wajah kesal bertanya Apa ayahnya sudah kembali dari kantornya. Sementara di ruangan Tuan Kim mengingat dengan tatapan Lee Yeol saat menerima hadiah darinya dan bertanya Kenapa menantunya itu menatapnya seperti itu.
“Aku tidak sedang mengharapkanmu.” Ucap Tuan Kim melihat So Hye yang datang.
“Rencanaku tidak berhasil... Aku tidak memiliki banyak waktu.” Kata So Hye
“Aku mengerti... tapi apa maksudmu.” Ucap Tuan Kim. 

Hong Shim berjalan pulang dikagetkan dengan Tuan Park berlari ketakutan dan hampir menabrak. Tuan Park memperingatkan Hong Shim agar jangan lewat jalan itu karena melihat hantu. Hong Shim hanya melonggo mendengarnya karena itu Tidak mungkin.
“Coba kau Tunggu... Dengarkan baik-baik... Apa Kau dengar itu? Lihat apa yang kumaksud?” ucap Tuan Park mendengar lolongan binatang yang dianggap seperti hantu.
“Ini semua salahmu... Kau masih lajang... dan itulah kenapa mereka mengirim hantu!” ucap Tuan Park berlari ketakutan. Hong Shim mengelengkan kepala karena tak habis pikir Tuan Park yang ketakutan. 

Ayah Hong Shim gelisah di depan rumah, Hong Shim menyapa ayahnya yang baru pulang. Ayahnya langsung mengambil tas yang dibawa Hong Shim dan mengajaknya duduk. Hong Shim melihat sesuatu yang ditutup diatas meja. Ayahnya menyuruh membuka saja karena tahu anaknya pasti lapar.
“Apa kau sudah menungguku dari tadi tanpa memakan apapun?” kata Hong Shim khawatir melihat dua mangkuk yang utuh.
“Tentu saja tidak. Ini makan malamku yang kedua. Jadi Makanlah.” Ucap Ayahnya. Hong Shim pun mulai makan dengan wajah gembira.
“Aku tidak ingin kau pergi ke Hanyang lagi mulai bulan depan. Saudaramu tidak muncul dan itulah kenapa kau kembali sendirian. Berjanjilah padaku kau tidak akan pergi ke sana.” Kata Tuan Kim khawatir. Hong Shim langsung menolaknya.
“Saudaramu adalah hal terakhir yang harus kau khawatirkan. Beberapa pria mendatangiku dan menceramahiku tentang pernikahanmu. Kalau begini, aku takut sesuatu yang buruk mungkin terjadi.” Kata Ayah Hong Shim
“Apa yang kau khawatirkan? Aku sudah memberitahu mereka tentang Won Deuk.” Ucap Hong Shim yakin. Tapi Ayah Hong Shim masih saja khawatir. 


Dong Joo melihat Lee Yeol yang tidak tidur sama sekali tadi malam dan Apa sedang mengidentifikasi pelakunya melalui busur dan panah. Lee Yeol menatap panah yang dibawa Tuan Kim untuknya, lalu berbicara pada Dong Joo. 
“Dong Joo... Kalajengking yang harus melewati sungai kecil di punggung seekor katak, ternyata malah menyengat si katak. Jadi Sudah jelas mereka berdua akan tenggelam dan mati. Tapi kenapa dia membunuh katak?” kata Lee Yeol memberikan perumpaan.
“Aku tidak tahu. Itu pertanyaan sulit.” Kata Dong Joon.
“Aku harus tahu jawaban, pertanyaan sulit itu... Ada sesuatu yang harus kau cari tahu sekarang.” Ucap Lee Yeol lalu melepaskan busur panah yang hasilnya membelah busur panah lain. 

Dong Joo pergi menemui seorang tabib yang membawa tumpukan buku. Tabib mengatakan kalau hanya itu jurnal yang tersisa di toko obat. Dong Joo ingin tahu alasanya kenapa hanya itu saja.  Tabib mengatakan kalau Seseorang datang dua hari lalu dan  mengambil semua yang kita miliki.
“Aku pergi ke Ruang Kesehatan Kerajaan, tapi seseorang sudah mengambilnya” ucap Dong Joo melapor
“Siapa orang itu?” tanya Lee Yeo penasaran lalu berjalan melewati tempat saat menerima pelajaranya. 

Seseorang berdiri di depan soal yang diberikan dan memberikan jawaban. Lee Yeol datang langsung membenarkan jawabanya. Je Yoon melihat membalikan badan dan tertunduk. Tapi Lee Yeol juga mengatakan jawaban Je Yoon juga salah.
“Dia Jung Je Yoon, seorang petugas di Kantor Distrik Ibukota,  Petugas Kelas 7” ucap Dong Joo. Lee Yeol akhirnya menatap Je Yoon. 


Keduanya akhirnya bertemu disebuah ruangan. Lee Yeol ingin tahu alasan Je Yoon yang membawa jurnal apotik itu. Je Yoon mengatakan diperintahkan untuk menginvestigasi. pembunuhan tabib wanita beberapa waktu lalu. Lee Yeol ingin Je Yoon memberitahu yang sudah ditemukan.
“Itu bukan disebabkan oleh dendam. Pembunuhan yang disebabkan oleh dendam biasanya bersifat impusif dan membabi-buta. Kebanyakan kematiannya disebabkan oleh luka sayatan atau dicekik.” Jelas Je Yoon.
“Dan Ini juga tidak disebabkan oleh dendam. Tabib wanita itu tidak memiliki teman dekat atau keluarga dan tidak berhubungan dengan tetangga, jadi tidak ada seorang pun yang memiliki dendam padanya. Jadi, asumsiku adalah itu adalah pembunuhan berencana yang disebabkan oleh masalah internal di bagian Kesehatan Kerajaan.” Ucap Je Yoon.
Lee Yeol memikirkan tentang Pembunuhan berencana, Je Yoon mengaku menyelidiki jurnal apotik itu dengan membayangkan apa yang terjadi dengan tabib Sung 

“Tabib wanita Song Sun adalah seorang pemula yang masih dalam masa pelatihan. Jadi Dia ditiadakan dari shift malam. Tapi suatu hari, sesuatu terjadi pada seorang tabib wanita yang biasa berjaga malam. dan Song Sun menggantikan tempatnya.” Jelas Je Yoon.
Tabib Song membungkus obat-obatan dimalam hari, seorang pria juga sudah kelelahan mengaku harus pergi dan tidur. Tabib Song pun mempersilahkan pria itu pergi dan saat itu seorang datang mengatakan kalau ingin segera bergegas.

“Pada tanggal 14 Februari... Jurnalnya tidak menjelaskan dengan detail tentang apa yang terjad hari itu, jadi aku tidak bisa terlalu yakin, tapi keesokan harinya, Song Sun ditugaskan di Gyoyeondang.” Jelas Je Yoon melihat buku
“Kau bilang Gyoyeondang?” tanya Lee Yeol tak percaya. Je  Yoon mengatakan kalau itu adalah Ruangan Putri Mahkota.
“Ini promosi yang sangat cepat Dan sangat tidak biasa.  Pada malam dia dibunuh, seseoran melihat dua pria di rumahnya...” ucap Je Yoon dan langsung disela oleh Lee Yeol
“Jangan lanjutkan investigasinya dan Menjauhlah dari kasus ini. Ini perintah.” Tegas Lee Yeol lalu keluar dari ruangan. Je Yoon terdiam seperti kebingungan. 

“Jika memang Kim Cha Eon adalah orang yang mencoba meracuniku, Putri Mahkota sudah pasti ikut terlibat. Lalu apa yang dia sembunyikan dariku? Kenapa dia mencoba membunuhku? Dia meminta Song Sun menemuinya pada 14 Februari. Mereka bertemu hari itu untuk merencanakan memberi racun untukku.” Gumam Lee Yeol memikirkan.
Flash Back
So Hye menyuruh Tabib Song mencuri daftar makanan yang tidak diperbolehkan diam-diam. Tabib Song mengatakan akan melakukannya. Seperti Lee Yeol membayangkan yang direncankan So Hye.
“Putri Mahkota membatalkan pemeriksaan fisik yang dijadwalkan keesokan harinya. Lalu dia menunjuk Song Sun sebagai tabib pribadinya. Apa itu karena...” gumam Lee Yeol seperti menemukan sesuatu. 

Flash Back
Ia menatap jawaban dari pertanyaan  "To harbor." Lalu membaca  buku Catatan Gyoyeondang,  yaitu catatan kesehatan Putri Mahkota.
"Sibuk mempersiapkan upacara sutera, tidak ada pemeriksaan... Di tandatangani oleh Kim Nae Cheon."
“Meninggalkan istana untuk mengunjungi kerabat yang sakit. Tidak ada pemeriksaan. Di tandatangani oleh Kim Nae Cheon."
“Dia seharusnya melakukan pemeriksaan rutin setiap bulan, tapi dia terus melewatkannya.” Gumam Lee Yeol tersenyum bahagia. 

Dong Joo bertanya Apa Lee Yeol sudah punya jawaban untuk kecurigaan sekarang. Lee Yeol pikir kalau Mungkin sudah tahu jawabannya selama ini. Saat itu pelayan datang memberitahu So Hye kalau Putra Mahkota datang. So Hye terlihat panik dan bergegas berdiri sebelum Lee Yeol datang.
“Yang Mulia, apa yang membawamu kemari tanpa pemberitahuan?” ucap So Hye membungku. 

“Aku terlalu tidak sabar untuk mengirimkan pesan dulu.” Kata Lee Yeol lalu duduk di tempat So Hye biasa duduk.
“Haruskah aku membawakan teh dan makanan?” tanya Pelayan. Lee Yeol menolak
“Tinggalkan kami... Aku ingin berdua dengan istriku.” Ucap Lee Yeol. Pelayan kaget mendengarnya seperti bahagia dan akhirnya berjalan mundur, tapi malah menabrak pintu dan langsung bergegas pergi. 

“Pelayanku sangat terkejut, melihatmu mengunjungiku disini” kata So Hye.
“Kau juga terlihat sangat terkejut dan juga Kau terlihat sangat pucat. Apa kau tidak senang melihatku?” ucap Lee Yeol. So Hye mengaku membenarkan.
“Jadi aku mempersiapkan sesuatu... Kasim Yang, bawa dia masuk.” Kata Lee Yeol. Seorang wanita masuk dengan nampan.
“Kenapa kau membawa tabib wanita?” tanya So Hye mulai panik dan Lee Yeol melihat tangan So Hye meremas bajunya.
“Aku sadar kau akhir-akhir ini terlihat pucat dan lemah. Aku baru tahu kalau kau melewatkan pemeriksaan rutinmu dua bulan ini. Aku khawatir dan membawa tabib bersamaku.” Jelas Lee Yeol.
Ia meminta tabib agar memeriksa denyut jantung dan siapkan resep obat untuk So Hye. Tabib menganguk mengerti, tapi So Hye malah menyembunyikan tanganya dan terlihat makin panik. Lee Yeol memaksa agar segera memeriksa denyut nadinya.
“Yang Mulia... Aku memiliki gangguan pencernaan dan itu akan terlihat dari denyut jantungku. Aku akan diperiksa ketika merasa lebih baik jadi aku tidak akan membuatmu khawatir lagi.” Ucap So Hye menyembunyikan tanganya.
“Ratu memintaku untuk menjagamu. Jadi aku memutuskan untuk mencoba dan melakukannya hari ini.... Sayang sekali.” komentar Lee Yeol dengan nada menyindir. 


So Hye pun meminta maaf. Akhirnya Lee Yeon meminta agar tabib meninggalkan mereka lalu diri dari tempat duduknya, sebelum pergi kembali berbicara dengan So Hye membahas mereka bahkan tidak pernah sekedar berpegangan tangan.
“Tapi Apa kau hamil?” ucap Lee Yeol. So Hye kaget mendengarnya.
“Kenapa kau terlihat sangat terkejut?” sindir Lee Yeol. So Hye mengaku tidak mengerti maksud ucapan Lee Yeol.
“Menurut temanku, istrinya hamil ketika mereka tidak pernah menghabiskan malam bersama. Dia bertanya apa yang harus dia lakukan pada istrinya karena perbuatan jahat sang istri. Jadi Bagaimana menurutmu?” ucap Lee Yeol makin menyindir
“Bagaimana bisa kau bertanya padaku untuk memberi jawaban pada kejadian tragis seperti itu?” kata So Hye mencoba terus mengelak.
“Kau bilang Tragis? Dan lagi, ini adalah sesuatu yang harus dicatat dalam sejarah. Jadi Dia harus dicatat sebagai wanita murahan yang mempermalukan keluarganya.”kata Lee Yeol
“Apa yang akan kau lakukan padanya jika kau jadi temanku?” tanya So Hye
“Aku akan mengatakan "Kau dan keluargamu akan tamat." Tapi Sebelum berkata itu, aku akan memberi wanita itu sedikit waktu untuk membuat keputusan sendiri karena kami sudah menghabiskan waktu bersama.” Ungkap Lee Yeol
“Betapa bijaksananya engkau, Yang Mulia.” Komentar So Hye
“Pada saat yang bersamaan, Akulah Putra Mahkota yang tidak beruntung.’ Komentar Lee Yeol. So Hye hanya bisa terdiam. 



Raja bertanya Apa lukisan naganya sudah jadi, Menteri mengatakan  lukisannya sudah jadi dan terlihat indah dengan naga yang terlihat seperti akan terbang kapanpun jadi yakin ini akan efektif untuk sekarang.  Raja juga berpikir kalau sudah seharusnya.
“Hujan harus turun dalam waktu dekat. Aku merasa terbebani.” Ucap Raja gelisah
“Yang Mulia, aku pikir sebaiknya, kau tidak berpartisipasi pada rital hujan kali ini.” Kata Tuan Kim. Raja dan lainya terlihat kaget mendengarnya.
“Kita sudah melakukan berbagai ritual. Tapi jika kali ini hujan tidak kunjung turun, apa yang menurutmu akan terjadi?” kata Tuan Kim. Raja makin gelisah mendengarnya.

Bersambung ke Part 2

Cek My Wattpad... Kang Daniel 

Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar