PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 19 September 2018

Sinopsis 100 Days My Prince Episode 4 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Hong Shim merapihkan alas tidurnya,  Ayahnya heran melihat anaknya ingin tidur denganya padahal sekarang sudah menikah, jadi perlu tidur di ranjang yang sama untuk saling menyayangi satu sama lain dengan suaminya.
“Aku tidak menganggapnya sebagai pernikahan sungguhan. Sekarang aku akan melarikan diri dari masalah ini dulu dan menendang dia keluar setelah semuanya selesai. Tapi sekarang, aku tidak memberi tahu tentang rencanaku. Sampai dia membayar semua hutangnya, aku akan memilikinya di rumah ini tidak peduli apa yang terjadi sebagai tukang, bukan suami.” Tegas Hong Shim
“Kau bilang Tukang?” ucap Ayah Hong Shim kaget mendengarnya. 

Soo Ji mulai mabuk mengaku  tidak seharusnya mengatakan hal ini karena Ini rahasia tertinggi bahkan di dalam istana, jadi tidak seharusnya mengatakan ini pada Je Yoon. Tapi ia akan  membelikan Je Yoon  madu dan akan memberikan sesendok itu setiap hari dan tutup mulut.
“Putra Mahkota pergi untuk ritual hujan dan diserang... Dia menghilang, aku khawatir seperti orang gila, tapi aku tidak punya orang untuk dibicarakan dengan ini. Itu membuatku gila.” Ungkap Soo Ji
“Apa yang terjadi pada Putra Mahkota?” tanya Je Yoon penasaran.
“Aku tidak akan minum di sini jika aku tahu apa yang terjadi padanya. Semuanya akan berakhir jika dia jatuh sakit. Adik perempuanku, keluargaku, dan aku juga... Itu akan baik-baik saja.” Ungkap Soo Ji
“kau ditempatkan dulu di ujian negara.” Kata Je Yoon. Soo Ji mengaku sesuatu.
“Sebenarnya, aku ditempatkan pertama. karena aku mengganti lembar jawaban.” Akui Soo Ji lalu akhirnya terbaring dan Je Yoon memikirkan kalau Yang Mulia menghilang. 


Saat itu pintu terbuka, si wanita mengaku bernama Ae Wol menyapa tamunya, Je Yoon binggung. Ae Wol pun berpura-pura meminta maaf karena masuk ruangan yang salah. Ia menatap Je Yoon dan memastikan kalau orang didepanya Tuan Jung Je Yoon.
“Apa kau tahu siapa aku?” tanya Je Yoon binggung, Ae Wol pun masuk dengan bangga kalau dirinya berubah lebih cantik.
“kau pasti telah melihat wajah ini pada musim semi tiga tahun lalu di Jeojeong. Apa kau ingatku sekarang?” kata Ae Wol melepaskan ikatan rambutnya yang panjang.
“Pergilah jika kamu adalah hantu. Ungkap dirimu jika kamu itu manusia.” kata Je Yoon yang tak mengingatnya. Ae Wol terlihat kecewa.
“Aku minta maaf. Sebenarnya, aku buruk dalam mengingat wajah orang.” Komentr Je Yoon.
“Wajahku bukan tipe yang dapat dengan mudah kau lupakan. Tetap saja, bagaimanapun juga layak menjadi kisaeng... Aku menunggumu sejak aku datang ke Aeryeonjeong dan aku ingin membalas kebaikanmu. Katakan saja padaku, dan aku akan melakukan apa pun untukmu.” Kata Ae Wol mengoda.
“Maka tolong... menagih tagihan untuk minuman malam ini kepadanya.” Ucap Je Yoon lalu keluar ruangan. Ae Wol terlihat kesal melihat Je Yoon pergi. 


Je Yoon mengendong Soo Ji yang sudah mabuk,  saat masuk tak sengaja bertemu dengan Tuan Jung baru masuk. Tuan Jung menyindir kalau ta bisa saat hanya melihat seorang pejabat kelas rendah seperti Je Yoon di panti asuhan Kisaeng ini.
“aku hanya menemani atasanku.” Kata Je Yoon. Tuan Jung melihat kalau itu Kim Soo Ji.
“Apa kau berencana mengambil koneksi dengan Wakil Perdana Menteri? Kemudian, seorang pria rendahan sepertimu tidak bisa bermimpi untuk pergi lebih tinggi kecuali kau menjadi budak seseorang.” Sindir Tuan Jung sinis
“Jangan mengunjungi tempat ini lagi, Ini tidak diizinkan untuk orang rendahan.” Tegas Tuan Jung lalu mengajak tamunya untuk pergi masuk ke dalam.
“Aku percaya lebih baik bagimu untuk tidak datang ke tempat ini juga, kau harus tetap rendah di saat-saat penuh gejolak seperti ini.” Komentar Je Yoon sebelum keluar.
Tamu Tuan Jung mengeluh kalau Je Yoon itu kurang ajar seperti katanya. Tuan Jung memberitahu kalau Je Yoon itu putra seorang selir. Je Yoon membiarkan dengan terus mengendong Soo Ji pulang. 



Je Yoon duduk diruangan, teringat kembali saat bertemu dengan Lee Yeol sebelumnya. “Katakan padaku apa yang kau temukan melalui penyelidikan ini.” Dan kembali membuka lembaran kertas investigasinya.
“Jika terjadi sesuatu pada Yang Mulia, itu bisa dikaitkan dengan kasus ini.” Ucap Je Yoon yakin. 

Hong Shim menempel kertas didepan pintu rumah “Agen Solusi” Won Deuk mengaku kalau tahu itu tulisan "Agen Solusi." Hong Shim mengejek karena Won Duk yang tahu cara membaca. Won Deuk tak terima karena Hong Shim baru saja menertawakannya.
“Berhenti. Jangan bertengkar dari pagi hari...Ngomong-ngomong, apa artinya?” kata Ayah Hong Shim
“Biarkan aku memberitahumu..” ucap Hong Shim penuh semangat. 

Flash Back
Hong Shim memberitahu kalau mereka akan menyelesaikan masalah apa pun selama membayarnya. Semua temanya melonggo dan merasa kalau itu konyol karena Orang bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri jadi tak ada mereka membayar Hong Shim
“Aku tahu... Coba Pikirkan tentang itu. aku tahu kamu membenci cacing. Apa kamu tak ingin bertanya padaku untuk menyingkirkan cacing musim gugurnya?” ucap Hong Shim. Si wanita pikir itu benar juga.
“Goo Dul, kau harus pergi ke Hanyang... untuk mendapatkan marten sebagai penghargaan,kan? Lalu kebetulan sedang bertugas, jadi kamu memintaku untuk pergi, kan? Maka aku...” ucap Hong Shim.
“Benar, aku melakukan itu.” Akui Goo Dul yang memang membutuhkan bantuan dari Hong Shim
“Hong Shim, kau tidak bisa dipercaya. Apa kau tidak bisa bilang bahwa kita harus saling membantu? kau membantu gratis sampai kemarin, tetapi hari ini kamu ingin dibayar?” kata Kkeut Nyeo merangkul lengan suaminya.
“Tidak ada di dunia ini yang gratis.” Tegas Hong Shim bahagia. 


Ayah Hong Shim pikir siapa pun akan datang karena tetangga mereka   hampir tidak mampu membeli makanan. Hong Shim yakin kalau Ada pekerjaan 3D, yaitu Kotor, sulit, berbahaya. Dan Hal yang mereka inginkan harus membayar orang lain untuk diurus.
“Lalu apa kau akan melakukan hal-hal seperti itu mulai sekarang?” ucap Ayah Hong Shim
“Kenapa aku melakukan itu ketika aku punya suami?” kata Hong Shim santai.
“Aku tidak pernah setuju untuk melakukan hal-hal seperti itu” balas Won Duk.
“kau tidak pernah memintaku sebelum mengambil pinjaman 30yang juga kan.” Balas Hong Shim sinis. 
Saat itu seorang wanita datang memanggil Hong Shim kalau membutuhkan bantuannya. Hong Shim dengan bangga memberitahu ayahnya kalau seseorang akan datang dan meminta bayaran dua keping. Temanya mengeluh karena Hong Shim yang menetukan bayaran sebelum mendengar apa itu.
“Aku mungkin harus mengisi lebih banyak setelah aku mendengar apa itu. Apa kau akan mengambil risiko itu?” ucap Hong Shim. Si wanita pun akhirnya setuju kalau akan membayar Dua Pun.
Hong Shim pun menyuruh Won Deuk untuk pergi. Won Deuk menolak untuk pergi karena hatinya bilang untuk tidak melakukannya.
“Apa keberanianmu tidak bilang ini? Apa kau mau jika kau tidak pergi, pakaian dan tempat tidur kau akan disobek-sobek?” ucap Hong Shim mengancam, Won Deuk pun akhirnya pergi. 


Je Yoon pergi menemui pria penjual panah ingin tahu apakah itu  bukan panah yang diedarkan. Si penjual pikir Sekilas, sepertinya busur panah itu salah satu yang di jual tapi ternyata tak sama.
“Ini sangat mahal, tetapi ini sangat sulit dikendalikan. Bahkan jika kamu membelinya, kau tidak akan pernah bisa menembaknya. Jadi kkau bisa ambil ini” ucap si penjual.
“Tidak, terima kasih... Itu bukan untuk diriku sendiri, tapi aku mencari siapa yang membuatnya. Di mana aku dapat menemukan orang itu?” ucap Je Yoon.
“Bagaimana aku tahu itu?” kata si paman. Je Yoon yakin kalau pria itu pasti tahu.
“Aku melihatmu menyelinap masuk dan kelua setelah jam malam. Jadi Dimana istrimu?” tanya Je Yoon mengancam. Si paman akhirnya mengaku kalau Je Yoo bisa Pergi ke Gajaeul.
Moo Yeol diam-diam melihat dari kejauhan saat Je Yoon mencari informasi tentang anak panah. 


Je Yoon pergi ke sebuah rumah dan terlihat banyak busur panah di bagian depan rumah. Lalu berjalan masuk memanggil apakah ada orang di dalam. Seorang pria tua sedang mengasah ujung panah dibagian belakan rumah,  ingin menyahut tapi mulutnya langsung dibekap dan ditarik pergi.
“Apa dia pergi ke suatu tempat?” pikir Je Yoon melihat busur panah yang dibiarkan saja.
Sementara si kakek dibawa Moo Yeon ke tepi jurang dengan wajah ketakuan berjalan mundur kalau  tidak menyimpan catatan apa pu karena itu hanya akan menimbulkan masalah jadi Jangan khawatir.
“Tidak ada yang bisa mengetahui siapa yang membeli busur dan anak panah dariku.” Kata Si kakek menyakinkan.
“Itu kabar baik... Tetapi kita tidak bisa mengatakan tidak ada catatan sama sekali... Kamu tahu yang membeli busur dan anak panah.” Ucap Moo Yeon terus berjalan mendekat
“Itu benar tapi...” kata Moo Yeon dan akhinya membuat si kakek jatuh dari tebing dan mengucapkan Terima kasih atas kerjanya. 


Hong Shim mengeluh tidak bisa buang air karena tidak punya makanan, tapi Won Deuk yang menghabiskan semua uangnya untuk mendekorasi rumah. Won Deuk kembali pulang ke rumah, Hong Shim heran karena Won Deuk belum lama pergi tapi Won Deuk sudah selesai.
“Itu adalah sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh siapa pun.” Kata Won Deuk kesal
Flash Back
Won Deuk tak percaya dengan yang ingin dilakukan wanita itu dan merasa bahkan tidak bisa membicarakannya dengan mulutnya sendiri. Ia tak percaya kalau di minta untuk menemukan cincin yang kamu jatuhkan di jerami dan tumpukan kotoran
“Warnanya kuning keemasan, meskipun tidak terlalu mahal.” Ucap si wanita.
“Maka jangan mencarinya.” Kata Won Deuk kesal
“Ibuku yang terakhir memberikannya kepadaku ketika aku menikah. Jadi Itu sangat berharga bagiku.” Kata Si wanita. Won Deuk menyuruh si wanita mencari sendiri
“Aku lagi sangat sensitif dan akan sakit dengan mudah.”kata Si wanita
“Sekarang kau sudah mendapat luka sekarang. Jadi terus temukan cincinmu.” Ucap Won Deuk dan langsung memasukan tangan si wanita ke dalam tumpukan kotoran. 


Hong Shim tak percaya kalau Won Deuk pergi begitu saja padahal s si wanita itu menawarkan dua pun. Won Deuk menegaskan Bahkan untuk satu juta Yang tidak akan meletakkan tangannya di kotoran. Hong Shim mengerti dengan kembali menyindir Won Deuk.
“Tidak mudah untuk memasukkan tanganmu ke dalam kotoran.” Keluh Hong Shim
“Bau itu membuatku sakit kepala, jadi Bawakan aku baesuk dingin.” Kata Won Deuk. Hong Shim binggung apa itu.
“Apa Kau tidak tahu? Baesuk ... tapi Apa itu? Kenapa nama itu sangat familiar? Baesuk...” ucap Won Deuk juga binggung.
“Aku tidak berpikir kau mengalami amnesia. Tapi Kau hanya bodoh.” Keluh Hong Shim. Won Deuk memikirkan apa itu Baesuk.

Saat itu seorang pria ingin memberikan pekerjaan. Hong Shim pun setuju akan membantu. Won Deuk langsung menolaknya kalau tidak akan pergi. Hong Shim menenangkan kalau harus bertanya terlebih dahulu dan ingin tahu apa yang harus mereka kerjakan.
“Ini sangat mudah, kau hanya perlu berdiri diam.” ucap si pria
“Apakah kau dengar itu?” kata Hong Shim menyakinkan. Won Deuk merasa kalau ini aidak mungkin.

Won Deuk sudah berdiri disungai memastikan kalau hanya harus berdiri diam. Si pria membenarkan kalau hanya berdiri saja dan lintah akan datang. Won Deuk binggung apa itu Lintah. Si pria memberitahu kalau itu binatang yang ada dikakinya.
Won Deuk melihat di kakinya dan ada dua lintah yang menempel, Si pria memberitahu kalau Lintah yang ada di kaki Won Deuk akan menggigit dan menghisap darah dan menjadi gemuk maka akan menjualnya. Won Deuk menjerit ketakutan dan langsung berlari keluar dari sungai. 

Moo Yeon memberitahu Tuan Kim kalau harus pergi ke Gunung Chunwoo, karena Seseorang bertanya tentang panah. Ia mengaku kalau sudah a menembak Putra Mahkota tapi tidak dapat menemukan panah di dalam tubuhnya.
“Jika seseorang menemukan kedua masalah itu saling terhubung...” ucap Moo Yeon khawatir.
“Tidak ada yang akan tahu, Dokter wanita itu dibunuh oleh orang lain.” Jelas Tuan Kim
“Aku akan menemukan seseorang untuk disalahkan.” Ucap Moo Yeon. Tuan Kim menyuruh Moo Yeon agar mengawasi orang itu.
“Ganti semua busur dan panah tapi tetap amankan busur tua itu. Ini akan berguna suatu hari nanti.” perintah Tuan Kim.
“Apakah aku tidak harus pergi ke Gunung Chunwoo? Kupikir... sudah saatnya aku bertindak untuk diriku sendiri... Aku akan pergi sendiri.”kata Tuan Kim. 


Hong Shim binggung melihat Won Deuk pulang tak memakai sepatunya dan cepat sekali. Won Deuk dengan tatapan kosong dan menjijikan mengaku tidak akan pergi lagi menurutnya tak mungkin pria itu bisa meminta melakukan hal yang mengerikan.
“kau hanya harus berdiri diam” ucap Hong Shim. Won Deuk memberitahu kalau diminta untuk mengumpulkan lintah.
“Hal-hal yang kotor dan menggeliat menempel di kakiku. Apa kau melihat darahnya?” kata Won Deuk melihat di kakinya.
“Lalu kau baru saja pergi tanpa dibayar?” keluh Hong Shim kesal
“Jika kau ingin menghasilkan uang, kau pergilah bekerja. Aku tidak akan melakukan itu bahkan jika mereka memberi banyak uang.” Kata Won Deuk
“Sepertinya kau salah paham, Aku tidak memintamu untuk mendukungku Tapi Aku ingin kau bekerja dan membayar kembali pinjaman yang di keluarkan.” Tegas Hong Shim
“Aku akan membayarnya.” Tegas Won Deuk. Hong Shim ingin tahu cara Won Deuk yang bisa membayar kembali sebanyak 30Yang
“Kami butuh satu dekade untuk membayar kembali dengan menjalankan tugas untuk uang kecil itu.” Kata Hong Shim kesal
“Sebaiknya kita membuat 30 Yang sekaligus.” Ucap Won Deuk yakin
“Apa yang dapat kamu lakukan untuk membuat sebanyak itu sekaligus?” tanya Hong Shim
“Aku akan memikirkan itu dan aku tidak mau berpikir sekarang...” jelas Won Deuk.

Saat itu terdenga suara Tuan Park yang memanggil Won Deuk. Won Deuk langsung bergegas memegang sepatunya meminta agar Hong Shim menganggap tidak di rumah. Hong Shim ingin tahu apa yang dilakukan Won Deuk sekarang.
“Di mana Won Deuk? Dimana dia?” tanya Tuan Park tergesah-gesah. Hong Shin ingin tahu alasan Tuan Park mencari Won Deuk.
“Dia adalah yang paling aneh yang pernah aku lihat dalam karir 10 tahunku. Dia menolak mengembalikan sepatu yang dia pinjam untuk pernikahan lalu melarikan diri dariku... Dia cukup hebat. Jadi Bawa mereka ke kantor hakim hari ini atau membayarnya.” Kata Tuan Park
“Aku tidak bisa membayarnya dan Aku akan mengembalikan untukmu sekarang.” Tegas Hong Shim sempat melirik Won Deuk yang sedang bersembunyi.
Won Deuk akan kabur melompati dinding ingin menyelamatkan sepatunya. Hong Shim menahanya untuk tak pergi agar mengembalikanya. Won Deuk menolak karena itu sepatu yang disukainya. 

Raja merasa tak percaya kalau Tuan Kim menawarkan untuk pergi ke Gunung Chunwoo sendiri. Tuan Kim mengaku merasa bersalah,  dan yakin kalau percaya Putra Mahkota akan hidup dan seha karena Lee Yeol sangat ahli dalam seni bela diri.
“Namun, kami tidak mendengar berita, yang membuat aku khawatir.” Ucap Tuan Kim rendah hati.
“Aku mengerti... Aku belum bisa tidur karena perasaan tidak nyaman ini. Suatu hari sebelum pergi hiking ke Gunung Chunwoo, Putra Mahkota bilang sesuatu padaku.” Cerita Raja langsung duduk sejajar dengan Tuan Kim
“Dia bilang memiliki masalah yang sulit untuk dipecahkan. Dia menggambarkannya sebagai sebuah tragedi, lalu aku telah memikirkan tentang apa yang mungkin terjadi. Apa Dia mungkin tahu tentang penyergapan yang akan datang?” kata Raja penasaran.
“kau bisa bertanya kepadanya, ketika dia kembali.” kata Tuan Kim tak memperlihatkan wajahnya yang gelisah.
“Kalau saja aku bisa... Namun, aku tidak bisa menghilangkan perasaan buruk ini. Apa pendapatmu? Siapa yang menurutmu berada di balik serangan terhadap anakku itu?” tanya Raja penasaran
“Jawabannya ada di Gunung Chunwoo. Aku berjanji akan membawa pulang Putra Mahkota. Dan Juga, aku akan menangkap orang-orang di belakang penyergapan dan bunuh mereka dan semua anggota keluarga mereka. Jadi tolong percaya padaku dan tetap kuat.” Kata Tuan Kim
“Aku menaruh kepercayaanku padamu.” Ucap Raja percaya pada besanya. 


Won Deuk berdiri didepan dengan Kkeut Nyeo dan Goo Dul mengatakan kalau tidak ingin pulang menurutnya Hong Shim itu adalah istri yang jahat. Goo Dol berkomentar kalau Won Deuk itu tidak dalam posisi untuk bilang itu.
“Siapa pun akan marah pada kekacauan yang kamu buat. Jadi  pulanglah. Kalian berdua adalah pengantin baru yang harus berderak seperti biji wijen tumis.” Ucap Goo Dul
“Mengapa biji wijen? Tapi Sekarang aku tiba-tiba menginginkan... Sup biji perilla dengan jamur, aku suka rasa panggang.” Kata Won Deuk. Goo Dul hanya bisa menghela nafas. 

Sementara di sisi lain, Hakim  pikir mereka harus bergegas, karena Wakil Perdana Menteri datang ke desa padahal mereka sudah  mengirim hasil panen bahkan di tahun yang ramping. Tuan Park mengeluh dengan ucapan hakim.
“Aku yakin tidak ada yang mendengar... Bagaimanapun, tolong taruh jembatan untukku. aku benar-benar ingin pergi ke Hanyang kali ini. “ kata Hakim memohon
“Cobalah untuk mendapatkan sisi baikku.” Ucap Tuan Park
Saat itu Tuan Park dan rombonganya lewat Goo Dul dkk, Won Deuk hanya terdiam tak ingin membungkuk seperti Goo Dul dan Kkeut Nyeo.  Hakimm memarahi Won Deuk yang tidak membungkuk. Tuan Park pikir Jangan pedulikan Won Deuk karena mereka harus bergegas.
“kau akan membayar untuk ini... Jika kamu tidak membungkuk, karena mereka akan membawa kepalamu.Kau harus membungkuk ketika bangsawan dan wanita juga.” Ucap Goo Dul
“Aku tidak berpikir pernah membungkuk kepada siapa pun.” Ungkap  Won Deuk dan tiba-tiba bisa melihat ingatanya pelayan yang membungkuk.
“Maka kau tidak akan hidup sekarang.” Keluh Goo Dul
“Kau benar tentangku yang hidup meskipun tidak ingat apapun.. Itu sebabnya aku harus pulang.” Kata Won Deuk
“Apakah kamu akan kembali ke Hong Shim?” tanya Goo Dul. Won Deuk mengaku tidak.
“Ini bukan tempat untuk orang sepertiku.” Kata Won Deuk. Goo Dul tak mengerti berpikir kalau Won Deuk akan menimbulkan masalah lagi.


Hong Shim memutar jerami dan tanganya kembali terluka, lalu melihat kain sutra yang menjadi atapnya seperti tak percaya.  Won Deuk pulang ker rumah, Hong Shim ingin tahu kemana Won Deuk karena sudah memiilih rumput liar jadi meminta agar memutar sedotan.
“Kita harus membuat 30 sepatu jerami dalam 3 hari.” Ucap Hong Shim
“Aku tidak akan melakukannya.” Kata Won Deuk. Hong Shim mengeluh Wo Deuk yang memulai lagi.
“Setiap orang di dunia ini harus bekerja untuk mencari nafkah. Mengapa? Itu untuk memberi makan seseorang. Kenapa kau bersikeras tidak bekerja ketika kau bugar dan sehat?” ucap Hong Shim
“Aku bukan Won Deuk, itulah alasanya” kata Won Deuk. Hong Shim binggung apa maksudnya. 


Tuan Park menyambut Tuan Kim ke depan desa, semua membungku memberikan hormat. Tuan Park menawarkan pesta penyambutan desa karena mereka akan  menyiapkan makanan dan minuman di kantor hakim jadi bisa pergi kesana.
“Apa kau pikir aku di sini untuk makan dan minum?” ucap Tuan Kim
“Sama seperti yang kau perintahkan,  kami akan mengirim beberapa pria dengan makanan dan minuman. Bisakah aku bertanya, apa yang terjadi di Gunung Chunwoo?” tanya Tuan Park
“Para penjaga istana telah. melakukan pelatihan rahasia.” Kata Tuan Kim
“Aku mengerti.. Aku tidak tahu bahwa itu adalah sesuatu yang sangat penting, tapi Akan lebih baik jika kau memberitahuku sebelumnya.” Kata Hakim
“Pelatihan itu diperintahkan oleh raja, jadi yang perlu kau lakukan adalah menyediakan para prajurit dengan apa pun yang mereka butuhkan.” Ucap Tuan Kim. Hakim mengerti. Tuan Kim pun mulai menaiki gunung. 


Hong Shim binggung apa maksud ucapan Won Deuk kalau ia bukan Won Deuk. Won Deuk pikir dirinya itu bukan Won Deuk menjelaskan tentang Petunjuk pertama yaitu Ketika pertama kali bangun setelah pingsan ayah Hong Shim menanyakan namaya.
“Kau siapa? Dimana kamu tinggal?” tanya Ayah Hong Shim saat melihat Won Deuk membuka matanya.
“Jika aku Won Deuk, maka dia akan memanggilku begitu dan tidak akan bertanya di mana aku tinggal.” Ucap Won Deuk yakin
“Dia mungkin mencoba untuk melihat apa kamu masih ingat siapa dirimu.” Kata Hong Shim yakin
Won Deuk berjalan lalu meminta Hong Shim memanggil namanya. Hong Shim memanggil nama Won Deuk dan  Won Deuk tak membalikan badanyak. Ia mengartikan kalau kalau Won Deuk namanya maka akan berubah tanpa sadar tapi tidak menanggapi nama itu.
“Apa itu sebabnya kau tidak berpikir kamu Won Deuk?” tanya Hong Shim masih tak percaya
“Petunjuk kedua,  aku tidak pernah membungkuk kepada siapa pun. Ini berarti aku dilahirkan dengan  yang mulia.” Kata Won Deuk.
Saat itua Hong Shim berteriak kalau ada lintah dikaki Won Deuk dan  Won Deuk membungkuk melihatnya. Hong Shim pikir kalau Won Deuk tidak punya masalah membungkuk. Won Deuk memberitahu tentang petunjuk ketika. Hong Shim mengeluh karena masih ada lagi
“Ini adalah petunjuk ketiga.” Kata Won Deuk mendekati Hong Shim dan tubuhnya berada diatas sang istri yang berbaring. Hong Shim terlihat kebingungan.
“Apakah jantungmu berdetak kencang?” tanya Won Deuk. Hong Shim mengaku tidak dan Won Deuk juga tak merasakan apapun.
“”Jika aku benar-benar melamarmu, dan jika kita menghabiskan malam di kincir air, maka hati kita tidak akan setenang ini. Itu sebabnya aku tidak akan melakukan apa yang kau minta. Itu karena aku tidak bisa menerima kenyataan bahwa aku Won Deuk.” Jelas Won Deuk akhirnya kembali berdiri
“Apa itu saja? Kau datang dengan alasan untuk keluar dari permasalahan ini.” Ucap Hong Shim heran
“Ini adalah deduksi yang logis dan rasional.” Pikir Won Deuk.
“Otakmu mungkin tidak ingat, tetapi kau mengetahuinya dengan naluri.” Komentar Hong Shim lalu menarik tangan Won Deuk.
“Bunga sakura, Ini adalah favoritku... Jadi Itu sebabnya kamu menanamnya di sini.Lalu kau menghubungkan jari kelingkingku dan berjanji bahwa kau akan membuatku bahagia. Kamu akan melakukan apa saja untukku jika kami menikah.” Ucap Hong Shim
“Apa Aku melakukannya? Mengapa aku membuat janji seperti itu denganmu?” tanya Won Deuk tak percaya
“Karena kau mencintaiku.. kau bilang kepadaku pada malam ketika bunga sakura yang berjatuhan bahwa kau menyukaiku dan melamarku. Itu sebabnya aku menunggumu. bahkan dengan mendapat 100 pukulan di bokongku” ucap Hong Shim menyakinkan.
“ Tapi... jika kau mengubah kata-kata kamu sekarang, apa yang harusku lakukan? kau harus menepati janjimu karena kau seorang pria. Pria yang kucintai itu pandai menepati janji.” Ucap Hong Shim. Won Deuk

Hong Shim merapihkan alas tidurnya, Ayah Hong Shim mengeluh karena anaknya akan terus tidur di sini. Hong Shi mengaku sangat kesal setiap kali melihat wajah Won Deuk padahal sudah  menunggu seorang penyelamat tapi ternyata yang terjadi malah musuh yang datang.
“Dia bahkan memainkan trik, dia sangat.... Bahkan Dia mengaku bahwa dia bukan Won Deuk... Astaga, apa maksudnya? Bagaimana bisa dia tidak ingat namanya sendiri? Ayah... Apa kau bilang dia sangat rajin?” ucap Hong Shim geram
“Tentu saja, dia benar-benar rajin.” Kata Ayah Hong Shim meyakina.
“Apa yang dia kuasai?” tanya Hong Shim penasaran. Ayah Hong Shim memikirkanya. 


Sementara Won Deuk sedang menatap bunga sakura seperti ingin mengingat kenanganya apakah memang membuat janji.  Di kawasan istana, So Hye berdiri di depan danua dengan bunya yang juga berguguran.
Ayahnya memberitahu kalau akan pergi ke Gunung Chunwoo jadi Sampai mengkonfirmasi kematian Yang Mulia, maka anaknya tidak boleh ketahuan tentang kehamilannya. 

Hong Shim sudah duduk di luar rumah. Won Deuk keluar dari kamar bertanya Di mana semua pakaian sutranya. Hong Shim bertanya apakah lebih baik bagi Won Deuk untuk memiliki tiga setelan pakaian lama atau memiliki 10 pakaian baru. Won Deuk menjawab itu pilihan terakhir.
“Itu adalah 1 dari 10 pakaian itu. aku mendapatkan pakaianya untukmu.” Kata Hong Shim
“Tapi ini bukan sutra dan Ini bukan baju baru” kata Won Seuk melihat bajunya.
“Apa yang salah? Di mataku, pakaian itu jauh lebih baik daripada sutra atau baju baru. Sekarang Pakailah sepatumu dan ikuti Gu Dol.” Kata Hong Shim
“Kami akan dibayar 20 pun. jika kita membawa kendi air ke Gunung Chunwoo, cepatlah... Persaingan akan sengit.” Ucap Goo Dul.
“Aku tidak mau pergi.” Ucap Won Deuk. Hong Shim mengangkat sabitnya yang diasah.
“Aku mendengar... Yang Choon belum menemukan cincinnya dari keranjang madu.” Kata Hong Shim.  Won Deuk langsung bergegas memakai sepatunya.
“Kemana aku harus pergi? Gunung Chunwoo?” uap Won Deuk bergegas pergi. Goo Dul binggung lalu menunjuk jalan ke arah gunung. 


Tuan Kim bertemu dengan kepala pengawal kalau mengatur semua prajurit dan memperluas batas pencarian ke sisi bawah sungai. Jadi Tubuhnya mungkin mengambang di permukaan sekarang. Pengawal menganguk mengerti.

Saat itu Goo Dul dan juga Won Deuk sedang mengangkat air ke gunung, keduanya berhenti di pintu masuk. Goo Dul seperti merasakan tempat menakutkan dan ingin tahu Apakah sesuatu terjadi di dalam gunuh, lalu melihat cara Won Deuk yang mengangkat air salah.
“Itu bukan cara yang tepat untuk menahannya, Kau harus Tarik gagangnya rapat-rapat, atau kamu mungkin menumpahkan air. “ kata Goo Dul mengomel
“Ini terasa menyesakkan.” Ungkap Won Deuk tetap memegang bagian tali di depan dadanya.
“Apa kau tak pernah membawa ember air seperti ini sebelumnya?” sindri Goo Dul
“Aku tidak pernah melakukan ini sebelumnya.” Ucap Won Deuk. Goo Dul mengumpat kalau Goo Dul Pembohong.
“Pria macam apa di negeri ini tidak memiliki pengalaman dalam menggunakan ini. Kecuali kamu seorang bangsawan. Apakah kamu seorang bangsawan?” ejek Goo Dul
“Hei... Kalian berdua di sana... Lebih baik Tenang dan naik.” Perintah pengawal.
Keduanya pun menaiki gunung sambil membawa air.  Won Deuk melihat beberapa pengawal dengan pedang dan juga busur panah. Saat itu ingatan Won Deuk seperti merasakan ingantan kembali datang saat diserang oleh panah dan juga jatuh dari kuda.
Tiba-tiba kepala terasa sakit dan akhirnya terjatuh dan semua air dalam kendi pecah berantakan. Tuan Kim yang sedang lewat tak sadar dengan Won Deuk karena jatuh tertelungkup. Goo Dul panik melihat Won Deuk yang pingsan.


Hong Shim duduk bersama dengan teman-temanya, Kkeut Nyeo mengatakan kalau Rumor sudah merajalela tentang suaminya. Hong Shim binggunga apa itu maksudnya. Kkeut Nyeo tahu kalau Won Deuk itu tidak berguna.
“Hei, dengarkan aku! Sesuatu yang mengerikan terjadi, Hong Shim! Won Deuk telah menyebabkan masalah lagi.” Kata Goo Dul datang dengan terengah-engah. 

Hong Shim pulang melihat Won Deuk duduk lalu memarahinya karena memecahkan kendi air dan mereka harus mengantinya. Ia pikir kalau Won Deuk memang sengaja dan melakukannya dengan tujuan untuk tidak mau berkerja. Won Deuk mengaku kalau itu tidak benar.
“Aku tidak dapat mempercayaimu dan aku sangat membenci Putra Mahkota. Jika bukan karena perintahnya,maka aku tidak akan harus menikah denganmu.” Keluh Hong Shim kesal
“Kau bilang bahwa aku mencintaimu... Kau berkata,kalau kau menungguku.” Ucap Won Deuk.
“Lupakan... kau tidak dapat mengingatnya juga.” Ucap Hong Shim ingin pergi. Won Deuk menahanya.
“Itu adalah siksaan bagiku juga karena aku tidak tahu siapa aku. Jadi Tolong bantu aku... mengingat .. bagaimana aku mencintaimu.” Kata Won Deuk lalu akhirnya jatuh pingsan. Hong Shim binggung karena Won Deuk yang jatuh di pelukanya.
Bersambung ke episode 5

 Cek My Wattpad... Kang Daniel 

Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar