PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 18 September 2018

Sinopsis 100 Days My Prince Episode 3 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN


Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Jung Je Yoon menatap tulisan yang masih digantung. Soo Jin datang mengatakan kalau Putra Mahkota harus segera kembali. Je Yoon pikir Ini bukan waktunya baginya untuk kembali. Soo Jin juga berpikir seperti itu tapi ingin tahu,
“apakah ini jawaban yang dia inginkan.” Kata Soo Jin.  Je Yoon membenarkan.
“Itu adalah pertanyaan yang dia pecahkan sendiri.” Jelas Je Yoon yakin 


Flash Back
Je Yoon menceritakan saat Malam tabib itu dibunuh, seseorang melihat dua pria di rumahnya. Lee Yeol memerintahkan Je Yoon agar Jangan menyelidiki lebih jauh dan Tinggal jauh dari kasus ini.
“Yang mulia... Bolehkah aku bertanya mengapa jawabanku salah?” kata Je Yoon. Lee Yeol menatap Je Yoon. 

Keduanya pergi ke tempat digantungnya soal. Je Yoon pikir Lee Yeol harus menyelesaikan yang satu ini dengan kecerdasan, dan bukan pengetahuan. Lalu Ada segi empat dalam huruf secara berurutan mulai dari 1 hingga 5. Jadi yang kosong membutuhkan surat dengan tiga persegi panjang.
“Jadi, jawabanku adalah huruf Mandarin untuk jaring Namun, mengapa kau berkata, itu benar dan salah pada saat yang sama?” kata Je Yoon.
“kau telah menafsirkan pertanyaan dengan pemikiran yang dangkal dan membuat kalimat itu terdengar tidak logis.” Kata Lee Yeol lalu menuliskan jawabanya.
“Jawabanku adalah surat China untuk dianut” jelas Lee Yeol. Je yoon membaca itu adalah “Merangkul." Artinya "Masyarakat memeluk 10.000 akar."
“Benar, aku ingin kamu melengkapi jawabannya... dengan huruf Cina yang memiliki tiga persegi panjang” ucap Lee Yeol
“Maafkanku.. Jadi itulah yang terjadi.” Kata Je Yoon langsung tertunduk 


“Aku merasa sangat tidak nyaman karena dia selalu bilang itu tidak nyaman. Sekarang dia tidak ada, aku merasa lebih tidak nyaman... Aku berharap dia segera kembali.” ungkap Soo Ji. Je Yoon hanya bisa terdiam mengingat kembali yang dikatakan Soo Ji.

Flash Back
Lee Yeol mengaku kalau Itu bukan jawaban yang diinginkan, tetapi melihat Je Yoon itu tampaknya cepat tanggap jadi akan mengingatnya untuk tujuan besar.
“Aku anak seorang selir... Apakah kau masih ingatku?” kata Je Yoon
“Senang mendengarnya... Aku hampir cemburu jika kau tidak memiliki kelemahan itu.” Ungkap Lee Yeol
Je Yoon menatap tulisan Lee Yeol sangat berharap segera kembali juga.



Goo Dol mengajak Won Deuk masuk gudang jerami mengaku  tidak pernah datang dengan pria lain sebelumnya. Won Deuk seperti enggan masuk, Goo Dol segera menyuruh Won Deuk masuk saja dengan memberitahu kalau tempat ini adalah gudang jerami di dekat sinis.
“Jadi kalian berdua pasti melakukan ini dan itu...disini.” kata  Goo Dol dengan senyuman
“Apa maksudnya.... Melakukan ini dan itu?” ucap Won Deuk binggung. Goo Dol hanya memejamkan matanya ingin memberitahu tapi sepertinya Won Deuk tak mengerti.
“Coba Lihatlah sekeliling secara perlahan, maka kau akan menemukan kembali ingatanmu setelah melakukannya. Dan Kau harus Bayar ekstra untuk ini.” Ucap Goo Dol menunjuk jerami dengan tumpukan tinggi.
Won Deuk pikir kalau tidak bisa memikirkan ide apa pun. Goo Dol mengeluh Won Deuk masih sangat omong kosong, menurutnya kalau di malam hari itu dengan mengambarkan saat Won Deuk membuka pintu dan Hong Shim pasti berdiri di tempat itu.
“Dia pasti terlihat lebih cantik karena malam itu gelap... Jadi kau harus memeluk eratnya. Dengan Memeluknya, aku yakin pasti membuatmu ingin melepaskan pakaiannya... Kalian berdua pasti jatuh di tempat tidur jerami ini bersama.” Kata Goo Dol 

Won Deuk membayangkan yang dikatakan Goo Dol saat membuka pintu lalu memeluk Hong Shim setelah itu mereka berbaring diatas jerami.  Tapi menurutnya kalau tak mungkin melakukan itu. Goo Dol pun mencoba mengerti dan berpikir cerita yang lain.
“kau pasti di sini dulu... Lalu Hong Shim pasti membuka pintu dan melangkah masuk.... kau harus bilang padanya untuk memutuskan hubungan , karena harus bergabung dengan militer. Tapi Hong Shim sudah terlalu tua untuk menikah, jadi dia pasti tidak ingin kehilanganmu. Dia pasti sengaja melompat padamu. Jadi kau harus jatuh pada akhirnya.” Cerita Goo Dol
“Tidak, tidak mungkin aku terlibat dalam kejadian seperti itu.” Ucap Won Deuk setelah membayangkan yang terjadi.
“Kenapa tidak ada lagi? Kenapa kau terus bilang begitu itu tidak benar?Aku baru saja menjadi pria yang sudah menikah juga. Aku bisa gila, ingin menikahi seseorang. Tapi.. aku merasa tidak nyaman dengan pernikahanku di depanku sendiri. Itu juga tidak terasa nyata.” Ungkap Goo Dol merasa sedih
“ Tapi ini hebat sekarang karena aku sudah menikah dan ini Lebih baik dari yang diharapkan... Jadi .. Pikirkan malam yang panjang... Ada seseorang yang berbaring di sebelahmu... Menurutmu, apa yang akan kau lakukan dengannya?” kata Goo Dol membayangkan.
“Hanya memikirkannya saja sangat tidak nyaman.” Ungkap Won Deuk. Goo Dol pikir Won Deuk lebih baik  Menyerahlah dan hanya mengatur pemikirannya sambil menepuk bagian dada. Won Deuk hanya bisa menatap binggung. 


Hong Shim berada di tempat doa orang tuanya dengan tumpukan batu mengatakan kalau sampai bersatu kembali dengan kakaknya, maka akan bertahan dengan segenap kekuatanku.
“Kami harus membuat kuburan untuk kalian bersama, dan membawakan kesemek kering favoritmu juga.... ,Oke, aku akan membawakanmu kue madu daripada kesemek kering. Aku tahu kau selalu mengawasiku... Tapi tolong jangan untuk hari ini... Putrimu... menikah tanpa dirimu.” Ungkap Hong Shim kembali menahan air matanya. 

Saat itu Goo Dol datang , Hong Shim buru-buru menghapus air matanya bertanya dimana Won Deuk dengan wajah panik.  Goo Dok mengatakan kalau ada di gudang jerami sengaja membawa ksana untuk agar mengingat kembali kejadian di malam itu.
“Namun dia sepertinya merasa tidak nyaman... Dia harus butuh waktu sendirian.” Kata Goo Dol. Won Deuk mengumpat kesal mendengarnya lalu bergegas. 

Hong Shim membuat pintu dan bisa bernafas lega Won Deuk masih ada didalam. Won Deuk menyuruh Hong Shim agar mendekat, Hong Shim mengeluh pada Won Deuk yang berani memerintahnya. Won Deuk mengaku kalau  tidak memiliki ingatan dengannya dengan menatap Hong Shim yang berdiri depannya.
“Itu Karena kau kehilangan ingatanmu.” Kata Hong Shim mencari alasan.
“Hatiku... tidak merasakan apa-apa... bahkan ketika aku melihatmu seperti ini.” Ucap Woo Deuk
“Kurasa kamu kehilangan perasaanmu juga.” Kata Hong Shim. Won Deuk ingin membahas pernikahan...
“Kau tidak bisa menghindarinya... Putra Mahkota telah memerintahkan semua lajang untuk menikah hari ini.” Kata Hong Shim. Won Deuk binggung membahas Putra Mahkota. 


Saat itu panglima dan beberapa pengawal berada di hutan, mereka diperintahkan agar menemukan Lee Yeol yang mungkin keadaan sudah tidak sadar dan terluka. Mereka pun berpencar mencari sesuatu, salah satu panglima melihat busur panah milik Lee Yeol.
“Aku memerintahkanmu untuk menyingkirkan... semua jejak.” Kata Panglima pada salah satu pengawal. Si pengawal hanya bisa meminta maaf.
“Ini adalah misimu untuk menyingkirkan bukti tanpa membiarkan para pengawal kerajaan lainnya mengetahuinya. Aku tidak akan memaafkanmu jika kau melakukan kesalahan.” Tegas panglima. Pengawal pun menganguk mengerti. 

Hong Shim memberitahu kalau bukan satu-satunya yang putus asa untuk menikah, tapi Won Deuk akan dihukum juga jika bersikeras untuk tidak melakukannya. Ia pun bertanya apakah Won Deuk ingin melihat bokongnya yang luka. Won Deuk memalingkan wajahnya mengaku tak perlu.
“Bukankah lebih baik menikah daripada dipukul di bokong sampai mati?” kata Hong Shim memberikan pilihan.
“Keduanya sangat tidak nyaman.” Ungkap Won Deuk.
“Namun, kau harus memilih 1 dari 2, jadi pikirkanlah dulu.” Kata Hong Shim. Won Deuk mengaku kalau harus pulang.
“kau tidak ingat di mana rumahmu” pikir Hong Shim. Won Deuk merasa kalau Hong Shim yang harus mengingatnya karena dimulai dari dia.
“Tolong aku.. Jika kau pergi, makaaku akan menjadi selir Tuan Park yang kelima... Aku tahu aku sangat rendahan, tapi aku tidak ingin dipermalukan oleh lelaki tua itu. Jadi tolong selamatkanku.” Ucap Hong Shim memohon. 



Gubernur mengeluh karena pernikahannya tidak dimulai dan ingin tahu apa yang ditunggu lagi. Tuan Park dengan wajah panik mengaku kalau persiapannya belum selesai. Gubernur pikir harus kembali dan melaporkan ini kepada pemerintah.
“Matahari akan segera terbenam, jadi cepatlah.” Tegas Gubernur. Tuan Park mengaku mengerti.
Tuan Park akhirnya pergi menemui Ayah Hong Shim dkk ingin tahu keberadaan Won Deuk sekarang. Semua hanya bisa tertunduk,  Tuan Park Park panik berpikir kalau Won Deuk itu kabur lagi dan menyuruh agar segera pergi mencarinya.
“Apa kau benar-benar tidak tahu?” tanya Teman Hong Shim. Goo Dol megaku tak tahu apapun. 

Won Deuk tetap diam, Hong Shim ingin tahu apakah Won Deuk  tidak akan pergi ke pernikahan bahkan jika akan menjadi selirnya. Won Deuk menatap Hong Shim berpikir kalau harus pergi dengannya dulu. Hong Shim pikir Won Deuk menyuruhya untuk kabur bersama.
“Aku memberitahumu bahwa kita harus melewati masalah ini dulu.” Kata Won Deuk
“Apa yang akan membuat berbeda? Ke mana pun aku pergi, aku akan tetap menjadi perawan tua. Jika aku tidak beruntung, aku harus menikah dengan pria yang tidak kusukai. Dalam kasus terburuk, aku akan menjadi selir pria. Aku tidak berpikir bisa mengantarmu pulang.” Jelas Hong Shim
“Aku akan pergi ke kantor hakim... Ayahku akan berada dalam masalah jika aku tidak muncul.” Ucap Hong Shim berjalan dengan wajah sedih, tak sengaja kakinya malah tersandung.
“Dasar.. Kau sangat bodoh... Perhatikan langkahmu.” Ucap Won Deuk menahan Hong Shim sebelum jatuh. Hong Shim terdiam karena mengingatkan pada seseorang. Woo Deuk pun berjalan ke depan pintu.
“Kenapa kamu berdiri di sana?.. Jalanlah didepanku.” Kata Won Deuk. Hong Shim menegaskan kalau tidak bisa mengantarmu pulang.
“Aku tidak ingat jalannya...ke kantor hakim.” kata Won Deuk. Hong Shim terlihat bahagia mendengarnya. 



Keduanya melewati jalan dengan hamparan bunga berwarna kuning. Hong Shim berjalan lebih dulu sambil berlari lalu mengeluh pada Won Deuk yang tak ingin lari, karena harus tiba di sana sebelum matahari terbenam. Won Deuk mengaku tidak ingin berlari.
“Aku tidak berpikir akan melewatkan atau berlari seperti yang kau lakukan. Itulah hatiku yang bilang.” Kata Won Deuk. Hong Shim akhirnya menarik tangan Won Deuk.
“Apa ini?” kata Won Deuk akan marah. Hong Shim tak peduli menarik Won Deuk untuk berlari. Won Deuk pun mengikutinya. 

Tuan Park memberitahu kalau Pengantin pria dan wanita menghilang, Tuan Park Sun Do yang ingin menikahi Hong Shim mulai menghasut kalau Mereka tidak menaati Putra Mahkota dan menipu gubernur. Gubernur pun memarahi Tuan Jung.
“Kenapa kamu hanya duduk di sini? Cepat Bawa mereka masuk.” Kata Gubernur. Tuan Jung pun memerintahkan Tuan park agar membawa pria itu.
“Matahari masih di atas sana. Itu belum sepenuhnya terbenam.” Kata Tuan Park
“Tangkap pasangan itu segera.” Tegas Tuan Jung tak peduli. Akhirnya Tuan Park tak bisa menolaknya akan melakukanya.
Tapi saat itu Hong Shim dan Won Deuk akhirnya datang. Tuan Park dengan wajah bahagia kalau dapat memulai pernikahanya sekarang. Ayah Hong Shim pun bahagia karena anaknya akahirnya menikah begitu juga warga yang lainya. 

Hong Shim dan Won Deuk sudah memakai pakaian pengantin Joseon dengan duduk saling berhadapan.  Saat itu di langit, awan mulai bergerak seperti akan berubah jadi hitam mereka pikir kalau akan turun hujan.
“Hari mulai gelap... Coba Lihat.. Hujan akan turun karena kau akan menikah. Sepertinya akan hujan.” Ucap Tuan Park berbisik pada Hong Shim. Hong Shim hanya bisa diam
“Penganti akan membungkuk dua kali sekarang.” Kata Tuan Park memulai upacara. Lalu Pengantin pria akan membungkuk sekali Setelah itu kedua Mempelai pria dan wanita akan membungkuk.
Keduanya melakukan acara penikahan tapi matahari tak terbenam malah naik lagi. Hong Shim mengeluh kalau tak akan turun hujan. Tuan Park beralasan kalau acara pernikahan belum selesai jadi Penyempurnaan masih tersisa.
“Pencampuran energi yin dan yang... akan membawa hujan.” Ucap Tuan Park. Won Deuk seperti mengingat kalau ada yang bicara tentang Yin dan yang...


Je Yoon bertemu dengan Gubenur yang terlihat binggung. Gubernur ingin tahu apa yang dilakukan. Je Yoon pikir dirinya seorang perwira dan ini adalah Kantor Distrik Ibukota.
“Bukan itu maksudku... Ini hari terakhir setiap bulan. Bagaimana dengan pernikahanmu?” kata Gubernur.
“Aku tidak bisa menikah sendiri... aku butuh seorang wanita.” Kata Je Yoon
“Aku merasa kasihan terhadap para petani. Para bangsawan tidak mengambil perintah Putra Mahkota secara serius. “Komentar Gubernur.
“Dunia ini tidak adil. Itu menghancurkan hatiku.” Ungkap Je Yoon
“Kau tampak baik-baik saja untuk seseorang dengan patah hati.” Balas Gubernur melihat Je Yoon tersenyum.
“Aku pikir masa depanku akan menjadi lebih cerah. Berkat Putra Mahkota, aku mungkin mendapat promosi dan menikah juga.” Kata Je Yoon dengan wajah bahagia. 


Je Yoon berjalan di jembatan, lalu berhenti karena terdengar suara “ Tetap di sana.” Ingatanya kembali saat pertama kali bertemu dengan Hong Shim.
“jangan berpikir untuk menggodaku.” Ucap Hong Shim. Je Yoon tersenyum bahagia dan tersadar kalau melihat sosok Mon Yeon berdiri di tepi jembatan.
Mon Yeon teringat dengan kenangan sebelumnya. 

Flash Back
Yi Seo menangis ketakutan berbaring di tumpukan daun. Seok ha mengaku akan pergi dan memancing mereka jadi ketika mulutnya mulai menggonggong akan bergerak menjauhlah dan Yi Seo harus berlari. Yi Seo tak mau karena ingin mati saja lalu bisa bertemu Ayah lagi.
“Jangan bilang begitu.. kau mendengarkan apa yang Ayah bilang... Kita harus hidup. Ini adalah perintahnya... Apakah kau akan membangkang karena Ayah sudah mati?” ucap Seok Ha pada adiknya.
“Jangan pergi... Apa yang harus aku lakukan...tanpamu?” ucap Hong Shim
“Jika kita berpisah, datanglah ke Jembatan Mojeong pada tanggal 15 setiap bulan. Jadi Tetaplah kuat... Ketika tidak ada gerakan, larilah... “ perintah Seok Ha pada adiknya dan berusaha tegar menutup wajah adiknya dengan daun. 


Hong Shim duduk diam di depan rumah. Kkeut Nyeot datang bertanya apa yang memikirkanya. Hong Shim menyangkal sambil menghapus air matanya. Kkeut Nyeo melihat Hong Shim menangis.
“Kenapa? Kamu tidak dipaksa menikah kan, bahkan kau dan Won Deuk sudah bertunangan.” Ucap Kkeut Nyeo
“Aku tahu.. dan merasa senang... Itu tidak terasa nyata.” Ungkap Hong Shim mencoba bahagia
“Aku sangat iri, kau harus menikah dengan pria yang kau sukai, jadi Masuklah ke dalam. Suamimu sedang menunggumu.” Kata Kkeut Nyeo mengoda. 


Keduanya duduk dalam ruangan, Won Deuk melihat sekeliling melihat lampu yang masih menyala lalu bertanya apakah hanya ia satu-satunya yang tidak nyaman. Hong Shim mengaku tidak nyaman juga.  Won Deuk mengaku kalau kalau menikah karena tak punya pilihan.
“Tapi aku masih tidak ingat masa laluku... Karena itu, kau tidak akan menyentuh rambut di tubuhku.” Tegas Won Deuk. Hong Shim menganguk mengerti dengan nada mengoda.
“Semuanya di sini terlihat tidak nyaman.” Ucap Won Deuk lalu Hong Shim lalu berjalan mendekat suaminya.
“Beraninya kau. Apa kau tidak mendengarkan peringatanku tadi?” ucap Won Deuk mundur.
“Kami adalah pasangan yang sudah menikah sekarang, jadi kita harus bermalam bersama.” Kata Hong Shim berani menarik tali pada pakaian Won Deuk. 


Won Deuk melihat bajunya yang sudah dibuka berbalik dengan mendorong Hong Shim akhirnya berbaring dibawahnya. Hong Shim ingin melepaskan tanganya, tapi Won Deuk sudah menahanya dengan erat. Saat itu juga Goo Dol sengaja membolongi bagian pintu.
“Won Deuk yakin sepertinya sudah terdorong.” Ucap Goo Dol bahagia setelah mengintip. Beberapa orang yang berada didepan pintu ingin melihatnya juga.
“Hei.. Apa yang sedang kamu lakukan? Sudah pulanglah!” teriak Ayah Hong Shim terlihat marah melihat semua tetangganya.
“Ini tidak seperti kelihatannya... Kami hanya khawatir tentang Won Deuk. Dia mungkin lupa apa yang harus dia lakukan di malam hari.” Kata Goo Dol
“Dia terlihat seperti pria, siapapun bisa melakukan apa saja. Jadi jangan khawatir dan pulanglah.” Tegas Ayah Hong Shim menyuruh semua pergi dengan mengancam mengunakan kayu. Semua pun bergegas pergi. 



Hong Shim masih terdiam melihat Won Deuk ada diatas tubuhya, Won Deuk menegaskan kalau sudah mengatakan jangan menyentuh rambut di tubuhnya. Hong Shim pikir kalau Won Deuk yang menyentuhknya lebih dulu. Won Deuk tersadar kalau memegang tangan Hong Shim.
“Aku memperingatkanmu... Jangan mencoba melakukan sesuatu yang tidak senonoh denganku lagi....” tegas Won Deuk mengikat kembali bajunya.
“Begitulah cara untuk menikah.” Komenta Hong Shim sambil membuka bajuya. Won Deuk terlihat marah .
“Aku membuka baju untuk pergi tidur.. Jadi Jangan salah paham. Aku tidak peduli dengan mereka yang tidak menyukaiku... aku akan berbaring di sini, jadi kau...” ucap Hong Shim memasang alas tidurnya.
“ Aku tidak akan berbaring...Aku tidak bisa tidur di kamar yang kotor seperti ini.” Ucap Won Deuk
Hong Shim tak peduli karena  akan tidur sekarang mencoba untuk santai berbaring. Won Deuk bersandari di dinding mengeluh kalau hari ini adalah hari yang panjang dan melelahkan. Hong Shim memilih untuk memiringkan badanya untuk mencoba tidur. Won Deuk kembali mengeluh Bagaimana akan menghabiskan malam yang panjang ini. 



Lampu mulai dimatikan, saat itu Hong Shim terbangun dan diam-diam menarik tali baju Won Deuk untuk membukanya. Won Deuk yang tertidur pulas tanpa sadar ikatan bajunya sudah terlepas.
Sementara di luar rumah, Ayah Hong Shim mengali tanah untuk mengubur baju Won Deuk saat ditemukan dengan panah.
“Maaf, tapi aku tidak bisa.. biarkan Hong Shim menjadi selir seseorang dan dia juga tidak meninggalkanku.. Ingatanmu tidak akan pernah kembali. kau dan Hong Shim harus hidup bahagia selamanya.” Ucap Ayah Hong Shim lalu mengubur pakaian Won Deuk. 

Won Deuk terbangun dari tidurnya dan tersadar kalau sudah tak mengunakan pakaian. Saat itu Hong Shim masuk ruangan, Won Deuk panik bertanya apa yang dilakukan Hong Shim tadi malam. Hong Shim dengan santai kalau melepaskan pakaiannya. Won Deuk panik
“Tidak mungkin...” ucap Won Deuk berpikiran aneh. Hong Shim menunjuk kalau sudah menggantung pakaian Won Deuk.
“Jika kita bosan satu sama lain, maka akan memotong pita itu. Jika seseorang melakukan itu, maka kita akan berpisah tanpa ragu-ragu.” Jelas Hong Shim
“Apa kau tidak memohon padaku untuk menikahimu?” kata Won Deuk. Hong Shim pikir lebih baik hiduplah dengan senang hati selamanya.
“Ini adalah tawaran yang layak. Aku akan mengambilnya, jadi berikan aku baju baru.” Kata Won Deuk.
Hong Shim menujuk kalau baju ada disampingnya. Won Deuk menatap baju yang lusuh mengatakan kalau itu bukan yang baru jadi  tidak akan memakainya, bahkan menurutnya kalau itu  tidak bisa menyebut pakaian.  Hong Shim tak peduli karena Won Deuk  ingin tetap telanjang tak usah memakainya.
“Lagipula kau memiliki tubuh yang bagus juga” komentar Hong Shim mengoda. Won Deuk terdiam hanya bisa menutup badanya. 


Akhirnya Won Deuk keluar dengan pakaian yang diberikan Hong Shim,  Ayah Hong Shim menyapa menantunya. Won Deuk mengaku kalau Lengannya pendek dan bahannya lusuh bahkan jahitannya sangat mengerikan.
“Mereka cocok denganmu, kau terlihat sempurna di dalamnya.” Komentar Hong Shim. Won Deuk mengeluh dengan yang dikatakan Hong Shim
“Mereka mengatakan wajah tampan membuat pakaian terlihat bagus.” Ungkap Hong Shim. Ayah Hong Shim setuju.
“Kau sangat tampan sehingga kamu bisa melakukan apa saja. Jadi Sekarang duduklah dan makan sarapan.” Kata Hong Shim
“Apa aku satu-satunya yang tidak nyaman dengan cairan hitam ini?” keluh Won Deuk melihat makanan diatas meja.
“Jangan beri tahu aku, bahwa kau sangat pemilih makanan.” Keluh Hong Shim.
Bagaimana aku bisa pilih-pilih ketika tidak ada yang dimakan? Ini adalah makanan yang diberikan kepada babi dan anjing.” Komentar Won Deuk. 


Hong Shim tak terima karena dianggap Won Deuk itu memanggil mereka babi dan anjing. Ayah Hong Shim menahan anaknya agar tak marah, Lalu berbicara pada Won Deuk kalau makana itu terlihat tak menarik, tapi Hong Shim itu koki yang hebat jadi meminta agar mencobanya. Won Deuk tak ingin disentuh oleh Ayah Hong Shim saat akan menaruh sendok ditanganya.
“Won Deuk, bagaimana berani kau berbicara seperti itu dengan ayahku? Siapa yang mengajarimu bersikap kasar?” ucap Hong Shim membela ayahnya.
“Hong Shim, aku bisa mengatakan hal yang sama padamu! Bagaimana kamu bisa memanggil suamimu dengan namanya?” kata ayah Hong Shim.
“Kau lebih baik makan ini sekarang. Atau kau akan berada dalam masalah... kau harus menyeberangi gunung dan sungai untuk sampai ke rumahmu. Aku tidak akan peduli meski itu terlalu sulit untukmu.” Kata Hong Shim
“Apa Dia akan pergi ke rumahnya?” tanya Ayah Hong Shim panik
“Dia harus pergi mengambil pakaian dan barang-barangnya.”kata Hong Shim. Ayah Hong Shim melarang karena tidak boleh ada barang semacam itu.
“Setidaknya harus ada sepotong celana dalamnya.” Keluh Hong Shim. Tuan Hong Shim pikir kalau tak memberitahu anaknya.
“Orang tuanya meninggal ketika dia muda. Dia tinggal sendirian di sebuah rumah kosong di pegunungan. Tapi rumahnya terbakar menjadi abu... yang membuatnya bergabung dengan militer.” Kata Tuan Hong Shim.
Hong Shim kaget mendengarnya, begitu juga Won Deuk yang baru tahu tentang asal usulnya. Hong Shim tak percaya kalau ayanya menikah dengan pengemis tanpa uang. Won Deuk pun tak percaya kalau dirinya seorang yatim piatu dan tidak punya uang. 



Won Deuk duduk diam dalam ruangan seperti masih terlihat shock. Semangkuk makanan masih utuh, Ayah Hong Shim khawatir karena Won Deuk sama sekali tidak menyentuh makanannya dan berpikir kalau memasak menu lainya.
“Kelaparan akan menjadi lauknya jadi enak... Dia akan datang untuk makan baik jika dia terus kelaparan.” Kata Hong Shim
“Ngomong-ngomong, bagaimana bisa seseorang tidak memiliki apa-apa dengannya? Apa kau berpikir untuk memperkenalkan pria semacam itu kepadaku?” ucap Hong Shim sedih
“Tetap saja, dia pria yang baik, meskipun latar belakangnya yang miskin.” Kata Ayah Hong Shim yakin.
“Tidak, dia punya sesuatu... Dia melayani militer tiga kali... Dia melayani tugas militer atas nama seorang tuan yang besar juga.” Kata Hong Shim bangga. Ayahnya pun setuju.
“Aku harus pergi melihat mereka. Keluarga itu harus memberikannya uang, jadi aku akan mengambilnya.” Ucap Hong Shim yakin. Ayahnya binggung apa yang akan dilakukan Hong Shim. 


Hong Shim masuk kamar menyuruh Won Deuk untuk berdiri, keduanya sudah berjalan di hutan. Won Deuk mengaku tidak inga siapa yang melayani tugas militer. Hong Shim pikir kalau Won Deuk   akan ingat setelah sampai di sana.
“Aku tidak ingin menghabiskan dengaku untuk sesuatu yang tidak pasti.” Ucap Won Deuk.  
“kau melalui begitu banyak masalah untuk melayani militer bagi mereka. Jadi kau harus  sudah dibayar untuk itu. Jangan mengeluh dan ikutin aku saja.” Ungkap  Hong Shim berjalan lebih dulu. 

Dua pria menghadang Hong Shim dan Won Deuk ingin tahu mau kemana. Hong Shim dengan berani mengatakan akan pergi ke desa bagian atas. Si pria meminta agar Hong Shim membayar Bayar 5 Yang untuk desa atas dan 2 yang untuk desa berikutnya, lalu 10 Yang untuk rute 2 arah dari sebelah desa atas.
“Hentikan omong kosong dan minggirlah. Kami sedang sibuk.” Ucap Hong Shim berani melawan
“kau tidak dapat melewati itu.” Ucap Si pria menghadangnya.Hong Shim heran karena mereka harus bayar tiba-tiba
“Aku sudah datang dan pergi di jalan ini ratusan kali.” Kata Hong Shim.
“Maka kamu harus membayar untuk yang terakhir itu juga... Kalau Ratusan kali... Berapa banyak seharusnya?” kata Si pria mulai menghitung
“Itu harus lebih dari 1.000 yang untuk memulai.” Ucap Won Deuk. Hong Shim menatap kesal
“Sepertinya kau tidak mampu membayarnya.  kita kembali saja.” Kata Won Deuk akan berjalan pulang.
Hong Shim menahanya, karena tak takut dengan dua pria yang ada didepanya, lalu mengancam kalau akan melaporkan kalian ke kantor hakim kalau tak minggir. Dua pria itu dengan bangga kalau tidak akan terjadi.



Won Deuk terbangun dan terasadar kalau sudah berbaring didepan Hong Shim, lalu berusaha melepaskan diri. Hong Shim pun terbangun lalu bertanya Apa yang terjadi. Won Deuk pikir kalau itu yang ingin ditanyakan.
“Sangat tidak nyaman jika tubuh kita saling menempel..” kata Won Deuk
“Bukan hanya kau. aku merasa tidak nyaman juga.” Ungkap Hon Shim
“Kita harus melarikan diri dari situasi ini dengan cepat.” Kata Won Deuk mencoba melakukan sesuatu.
“Di mana kau pikir kamu meletakkan tanganmu itu? Lepaskan itu.” Tegas Hong Shim meraskan Won Deuk memegang tanganya.
Won Deuk mengaku tidak mencoba menyentuhnya,  tapi hanya mencoba untuk mengambil tangannya, karena harus mengeluarkannya untuk melakukan sesuatu. Hong Shim menyuruh Won Deuk agar Jangan bergerak dan diam.
“Kita tidak bisa keluar dari sini seperti ini..” ucap Hong Shim. Won Deuk ingin tahu apa yang dilakukan dan dinginkan sekarang.
“Kita harus berguling bersama dan kau berguling sekarang” kata Hong Shim.
Won Deuk menolak untuk berguliing. Hong Shim binggung. Won Deuk mengatakan kalau ingin tetap seperti ini. Hong Shim makin binggung.
Bersambung ke episode 4

Cek My Wattpad... Kang Daniel 

Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar