PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Seorang
wanita berjalan dilorong lalu berdiri didepan pintu, saat itu dibalik pintu Oh
Si Un menguping mendengar si wanita akhirnya pergi karena ketukan sepatu mulai
menjauh. Seo Hyun Joo naik ke atap gedung melihat pegawai sedang menarik tali.
Si Un
bisa bernafas lega karena Hyun Joo sudah pergi dan melihat poster "Malaikat
Tersenyum, Yu Na". Bantalnya dibagian belakang kursinya pun terlihat sanga
disayangi Si Un lalu mengajak bicara kalau Inilah yang dirasakan dengan tatapan
penuh cinta.
“Apa yang
kau syukuri?” ucap Si Un yang sangat menyukai idol Yu Na. Saat itu pesan
masuk dikomputernya
“Pak Oh,
di mana kau? Apa Kau masih di Ulsan?”tulis Hyun Joo. Si Un membalas dengan
helaan nafas
“Ya, aku
di Ulsan, dan aku mengunjungi ibuku di rumah sakit.” Balas Si Un
"Kapan
episode berikutnya siap?" tanya Hyun Joo. Si Un kesal akhirnya menjatuhkan
bantal Yu Na lalu menyuruh agar berbaring
sebentar.
“Kau
tidak bisa istirahat. Kami juga sudah menghabiskan semua naskah sementara. Kau
harus memikirkan penggemar yang menunggu webtunmu.” Balas Hyun Joo. Si Un
mengelus kesal akhirnya menelp Hyun Joo.
“Halo?
Dengar, Bu Seo Jangan lakukan ini kepada orang yang merawat ibunya yang sakit.
Kau tahu betapa sakitnya ibuku.” Ucap Si Un menahan tangisnya.
“Aku tahu
kamu memuja idolamu, bukan mengurus ibumu. Gaun Yu Na cantik. Warna merahnya
bagus” kata Hyun Joo
“Yu Na
tidak hanya cantik memakai warna merah, tapi juga biru!”kata Si Un lalu
tersadar kalau foto itu ada di layar Komputernya.
“Apa ini?
Apa dia memasang kamera pengawas di studioku?” ucap Si Un panik menutup telp
dan memeriksa sekeliling ruanganya.
“Pak Oh..”
sapa Hyun Joo yang mengelantung didepan kaca. Si Un melongo kaget Hyun Joo bisa
naik padahal ia ada di lantai sembilan dan mengumpat Hyun Joo memang gila.
“Pak
Oh.... Haruskah kubuka jendelanya Atau kamu bersedia membukakan pintu untukku?”
ucap Hyun Joo. Si Un tak peduli dan beranjak pergi.
“Lantas,
aku akan masuk lewat jendela! Satu... Dua... Tiga!” kata Hyun Joo sudah siap
mengayunkan kakinya. Si Un hanya bisa
berteriak histeris.
Hwang Ji
Woo berjalan ke sebuah tebing dengan ombak laut yang sangat besar. Ia melempar
bunga dan langsung menatap jauh ke dalam lautan, wajahnya terlihat dingin.
Hyun Joo
akhirnya duduk didepan Si Un memberikan minum berkomentar kalau sudah bekerja
keras, menurutnya Bagaimana orang bisa hidup hanya dengan bekerja, jadi meminta
agar Si Un minum saja sebagai penggemar. Si Un sambil minum menatap Hyun Joo.
“Bu
Seo... Bagaimana kau tahu aku di Seoul?” tanya Si Un penasaran.
“Aku
memeriksa forum penggemar Yu Na untuk ulasanmu
tentang konser, album, dan acara tanda tangan penggemarnya.” Kata Hyun
Joo
“Apa Kau
mengawasiku?” kata Si Un marah. Hyun Joo mengaku tidak mengawasinya tapi mengarahkannya.
“Ahh...
Yang benar saja... Lalu Kenapa kau punya ini? Apa ini? Bukankah ini yang kau
pakai tahun lalu saat kita bekerja?” kata Si Un melihat sebuah kain. Hyun Joo
membenarkan.
Flash Back
Hyun Joo
memakai baju balet, lalu melakukan pemanasan. Si Un sudah siap mengambar dan
meminta agar Lakukan pose para model. Hyun Joo langsung membungkuk badan dan
menaruh tanganya diatas pinggang. Si Un lalu meminta agar Pose dengan tulang
selangka.
“Astaga,
ini luar biasa... Apa Bisa putar sedikit? Lalu Kau bisa melakukan split seperti
pesenam? Tidak, lakukan split kaki. Kakimu...” kata Si Un.
Hyun Joo
terlihat tak bisa melakukan meluruskan kakinya. Si Un pun mendorong Hyun Joo
agar bisa melakukan split. Hyun Joo berteriak histeris.
“Kau
dapat pemandangan indah berkat celanaku yang robek. Karena inilah aku senang
membantu kalian.” Ucap Hyun Joo. Si Un pun menganguk mengerti.
“Lalu Milik
siapa ini?” tanya Si Un menatap alat pembersih karpet. Hyun Joo mmberitahu Pak
Lee terobsesi dengan kebersihan.
**
Flash Back
“Dia tidak
bisa fokus pada pekerjaannya saat dia melihat sehelai rambut karena dia akan
kesal.”
Tuan Lee
melihat sekeliling kamarnya, dan panik melihat sesuatu diatas tempat tidurnya.
Hyun Joo langsung membersihkanya. Tuan Lee terus panik kalo melihat sesuatu
yang kosong.
“Apa ini?
Apa seseorang menggambar webtun tentang kuartet perkusi tradisional Korea?”
tanya Si Un mengambil yang lainya.
“Itu
bukan instrumen. Itu memiliki tujuan yang berbeda” kata Hyu Joo.
Flash Back
Seorang
pria plotos sedang tertidur didepan komputernya. Hyun Joo datang langsung
memaikan alat musiknya. Tuan Joo langsung terbangun kalau tidak tidur dan
terjaga. Hyun Joo meminta agar bekerja.
“Pak Joo
lemah dan mudah tertidur. Jadi, aku harus membangunkannya saat dia bekerja.”
Ucap Hyun Joo
“Bu
Seo... Kenapa kau tidak bisa normal seperti produser webtun lainnya? Begitu
rupanya. Jika kau normal, kau tidak akan menjadi ketua tim di usiamu ini.” Ucap
Si Un
“Sebenarnya,
ada tujuan yang lebih penting daripada promosi.” Kata Hyun Joo. Si Un ingin
tahuApa itu?
“Akan kuberi
tahu setelah rapat selesai. Jika kau ingin tahu, mari mulai rapat kita.” Kata
Hyun Joo
Saat itu
telp Si Un berdering dan melihat nama "Sekretaris Nam" lalu terlihat
gugup dan menutupnya. Hyun Joo bertanya Kenapa tidak menjawabnya. Si Un
berkomentar kalau itu telp punya Hyun Joo yang berdering.
“Min
Jeong, aku akan pergi nanti. Apa?? Bukan pukul 4 sore?” kata Hyun Joo panik
Si Un
akhirnya mengangkat telp dari Sek Nam sambil melihat Hyun Joo yang keluar dari
rumah dan menaiki taksi. Sek Nam
bertanya apakah sudah melakukan sesuai instruksinya. Si Un mengaku sudah dan akan diselesaikan pada akhir pekan ini.
“Omong-omong,
kapan kau akan mengirim sisa uangnya?” tanya Si Un
“Setelah
semuanya selesai, kami akan segera mentransfer. Kau harus merahasiakan ini apa
pun yang terjadi.” Kata Tuan Nam lalu menutup telpnya.
“Pak,
sepertinya semua akan berjalan sesuai rencana.” Kata Tua Nam pada Ji Woo yang
berdiri didepan makam. Ji Woo memuji Tuan Nam sudah Kerja bagus.
“Beri aku
sedikit waktu lagi. Kita akan segera bertemu.” Ucap Ji Woo dan terlihat nama
"Mendiang Song Min Ju" lalu berjalan pergi.
Hyun Joo
terburu-buru masuk ke dalam sebuah gedung. Di dalam ruangan terlihat pasangan
yang menikah dan semua tamu memberikan tepuk tangan. Hyun Joo akhirnya duduk
dimeja dengan temanya sambil meminta maaf.
“Kamu
terlambat karena sibuk mengasuh seniman webtoon.” Komentar Kang Min Jung
“Hei,
santai saja. Jika tidak, kau akan benar-benar sakit.” Ucap Song Ji An
“Tidak
ada pilihan. Semua episode harus diunggah tepat waktu. Aku hanya perlu
melakukan ini satu pekan lagi” ucap Hyun Joo penuh semangat
“Hei.. Kau
menghabiskan banyak waktu untuk memperbaiki riasanmu. Apa ini untuk kencan
buta?” kata Hyun Joo melihat Oh Young Eun.
“Aku akan
membeli buket nanti. Aku satu-satunya teman lajang yang dia punya. Entahlah.
Dengan keberuntungan ini, aku mungkin bertemu seseorang.” Kata Young Eun yakin
“Tidak...
Jika membawanya pulang, kau hanya akan bertemu serangga.” Ejek Min Jung
“Jika aku
bertemu seseorang, pertemanan kita berakhir.” Balas Young Eun.
Saat itu
Young Eun melihat di cermin ada seorang pria yang datang berjalan ke arahnya.
Ji An pun melihat pria tampan berjalan dengan penuh keyakinan ke arah meja
mereka. Young Eun pun yakin akan bisa berhenti menjadi teman Min Jung.
“Dia
terlihat sangat tampan.” Ucap Ji An terus menatapnya. Hyun Joo hanya bisa
terdiam melihat tingkah temanya.
“Oh Young
Eun , 34 tahun. Dia reporter lepas. Kami berempat mengambil foto dari TK. Dia
lajang di antara kami.”
Seorang
pria akhirnya sampai dimeja mereka dan meminta nomor telp. Young Eun malu-malu
akan mengambil ponsel si pria, tapi ternyata pria itu mengarahkan ponselnya
pada Hyun Joo. Semua hanya bisa melonggo melihatnya, begitu juga Hyun Joo.
“Maafkan
aku. Tapi aku meninggalkan nomorku di rumah.. Maksudku... Apa yang kukatakan? Ponselku
tertinggal di rumah.” Kata Hyun Joo menolak halus.
“Bagaimana
denganku?.. Aku punya ponsel dan nomor. Tapi aku tidak punya pacar.” Kata Ji Ah
tapi saat itu telpnya berdering dan pamit untuk mengangkatnya.
“Hei,
sudah kubilang jangan memanggilku "sayang".Kita sudah lama bercerai.
Berhenti memanggilku begitu!”teriak Ji Ah
Ji Ah
menikah dan melakukan perayaan seperti biasanya, tapi seperti lebih agresif
pada sang pria.
“Jin Ah
menikah dan cepat bercerai seperti kecepatan 5G. Sudah setahun sejak dia
bercerai. Dia mengajar di akademi.”
Saat itu
Ji Ah tersadar kalau sedang di tempat pernikah dan kembali duduk sambil
mengeluh mantan suaminya itu tidak pernah membantu. Mi Jung pikir Seharusnya Ji
Ah sudah memblokir nomornya sejak lama da ingin tahu alasan tidak memblokir
nomor telepon mantan suaminya.
“Hei..
Apa Kau membeli tas baru?” kata Hyun Joo melihat tas temanya.
“Suamiku
membeli ini dalam perjalanan pulang dari perjalanan bisnisnya. Bukankah ini
bagus?” ucap Min Jung tersenyum bahagia.
Min Jung
bersama dengan keluarga kecil dan anak yang masih balita digendong oleh
suaminya. Ia melihat sebuah tas dan meminta agar dibelikan oleh suaminya.
“Min Jung
menikah begitu dia lulus kuliah. Dia selalu menyombongkan suaminya yang sukses
dan putri pintarnya.”
Akhirnya
MC meminta agar teman mempelai berfoto
sekarang dan melempar buket. Young Eun sudah siap menangkapnya karena ingin
segera memiliki pasangan lalu menikah.
“Aku tidak menikah, bercerai, atau
lajang.”
Semua
sudah bersiap dan buket bunga pun terlempar, tapi mengarah pada Hyun Joo. Hyun Joo bingung berjalan mundur seolah ingi
mengambilnya tapi malah membuatnya terjatuh.
Flash Back
Hyun Joo
tercebur ke dalam air dan tak bisa berenang, dari atas terdengar kepanikan
meminta memanggil Hyun Joo dan meminta tolong. Saat itu Hyun Joo melihat sebuah
pohon bunga sakura yang cukup besar dan indah.
Ia
melihat dirinya yang mengunakan pakaian hanbook dengan seorang pria harus
berpisah. Di tahun yang lainya, Hyun Joo memanggil suaminya yang sedang
berjalan dengan seorang pria. Lalu saat sedang banyak demo menentang Konstitusi Yushin dan meminta agar
mengusir diktatornya.
Hyun Joo
berada dalam kerumunan orang terjatuh dan cincinya lepas. Ia membaca surat "Jangan
menungguku. Maafkan aku." Ia terjatuh memanggil Jin Ho dengan wajah
kebingungan ditengah demo.
Hyun Joo
yang masih kecil terbangun dari tidurnya dan langsung melotot. Ayah dan ibunya
kaget melihat Hyun Joo akhirnya tersadar memastika kalau baik-baik saja. Ibunya
menangis karena mengira tidak akan
bangun.
“Aku
haus. “ ucap Hyun Joo. Ibunya pun meminta pada ayah Hyun Joo agar bisa
mengambil air.
“Baiklah.
Ini, putriku. Minumlah.” Kata Ayah Hyun Joo. Hyun Joo tiba-tiba berbicara seperti orang dewasa
“Aku
ingin soju, bukan air. Kurasa aku tidak akan mabuk meski minum satu botol
penuh.” Kata Hyun Joo. Ayah Hyun Joo mengerti dan ingin membelikanya. Ibunya
langsung menyadarkan suaminya.
“Dari
mana kamu belajar bicara seperti itu?” tanya Ibu Hyun Joo heran melihat tingkah
anaknya.
“Aku
tidak mempelajarinya. Aku ingat semuanya. Kehidupan sebelumnya. Ketiganya.”
Kata Hyun Joo. Keduanya kaget kalau Hyun Joo tahu Kehidupan sebelumnya.
“Apa Kau
tahu aku menikahi pria yang sama di ketiga kehidupan itu? Pikirkan semua sakit
hati yang diberikan bedebah itu kepadaku.” kata Hyun Joo. Keduanya makin panik
akhirnya memanggil Dokter.
“Menurutku,
saat dia koma, dia bermimpi dalam alam bawah sadarnya. Dia percaya mimpi itu
nyata. Dia masih muda. Mari kita awasi dia.” Ucap Dokter. Sang ayah pun hanya
bisa memeluk anaknya.
Di
sekolah, Seorang anak memberitahu cita-citanya kalau akan punya banyak anak,
membentuk sebuah orkestra, dan membuat musik yang indah. Ibu guru pun meminta
agar semua murid memberika tepuk tangan. Dan mereka akan mendengarkan impian
Hyun Joo berikutnya. Ayah Hyun Joo sudah siap merekamnya.
“Impianku
adalah tidak akan menikah.” Kata Hyun Joo dan menulikan kalimat "Tidak ada
pernikahan" dalam huruf mandarin. Semua yang mendengarnya hanya bisa
melonggo.
“Dengan
kata lain, aku tidak akan menikah.” Kata Hyun Joo. Seorang anak mengeluh Bagaimana
itu bisa menjadi impian.
“Hyun
Joo, kamu berjanji akan menikahiku.” Kata anak pria. Hyun Joo pikir anak itu juga
meminta Kim So Eun dari Kelas Rusa
“Kalau
begitu, Apa dia simpananmu? Hatiku benar-benar busuk karena di kehidupanku
sebelumnya, suamiku meninggalkanku. Kau tidak punya harapan, Anak Muda.”ucap
Hyun Joo. Si anak pria pun hanya bisa menangis histeris. Ayah dan Ibu Hyun Joo
pun kebingungan.
“Hari itu, orang tuaku membawaku ke
rumah sakit pengajaran, dan melalui masa psikoterapi yang panjang, aku mulai melupakan
kenangan masa laluku. Lalu aku...”
Hyun Joo
terus diterapi dengan cara mengambar dan akhirnya tumbuh dewasa. Seorang pria
datang memberikan Hyun Joo minum yang sedang belajar.
"Tahun
2001, Aku menjadi murid biasa yang mengkhawatirkan nilai dan pacarnya.”
Hyun Joo
bahagia duduk dengan seorang pria yang dikencaninya. Tapi pria itu malah
memintanya putus memberikan alasan kalau Ibunya
menyuruh berhenti memacari Hyun Joo
karena nilainya turun. Hyun Joo terlihat kesal mendengarnya.
“Kau tidak
pernah dapat nilai bagus.” Keluh Hyun Joo. Si prai merasa tetap harus
mendengarkan ibunya.
“Dia
menyuruhmu mengembalikan semua yang kuberikan.” Kata Si pria. Hyun Joo
melepaskan cincin dan bandana yang dipakainya.
“Apa Kau
puas?” ucap Hyun Joo kesal. Saat itu si pria memakan popcorn diatas meja dengan
cepat. Hyun Joo heran apa yang dilakukan pria itu.
“Aku juga
yang membeli ini.” Kata si pria tak mau rugi. Hyun Joo pun akhirnya memberikan
pukulan.
“Nomor satu di daftar mantan
pacarku adalah anak manja yang luar biasa.”
"Tahun
2008"
Hyun Joo
menelp pacarnya bertanya dimana keberadanya. Seorang pria yang sedang berjalan
memeluk seorang wanita mengau sangat merindukan dan hingga berniat menemuinya.
“Tunggulah
sebentar lagi. Kudengar hari ini akan hujan. Kau harus bergegas.” Ucap Hyun Joo
dan saat itu juga tumpahan air mengenai kepala si pria dan basah kuyup.
Si pria
melonggo melihat Hyun Joo ada diatap dan mengacungkan jari tengahnya karena
merasa dikhianti.
“Nomor dua adalah perayu yang
pantas disiram air. Setelah itu... Astaga, melelahkan membicarakan mereka.”
Hyun Joo
mulai melakukan kencan buta, seorang pria dengan kaos bunga-bunga dan jaket
kulit datang menemuinya. Si pria menyapa Hyun Joo yang sudah lama sekali tak
bertemu dan mengaku baru membeli bajunya, meminta pendapat Hyun Joo. Hyun Joo
hanya bisa tertawa.
“Kurasa...
Bagaimana, ya? Menurutku metode insersi dalam mengajar sangat buruk.” Ucap si
pria lain dengan sangat yakin
“Ini
metode rote, bukan metode insersi, Bodoh.” Keluh Hyun Joo dalam hati dan
melakuan kencan yang lainya.
“Aku
membuat rekening bank untuk biaya kencan kita. Kau bisa masukkan gaji bulanan
ke sini mulai sekarang.” Ucap seorang pria.
“Berani
sekali kau ingin menipuku? .” Keluh Hyun
Joo kesal
"Tahun
2015"
Acara di
TV seorang wanita berkomentar “Semua pria sama saja” Hyun Joo sedang berkumpul
dengan temanya pun berkomentar kalau memang semua pria itu sama saja dan ingin
tahu apakah temanya menyuruh untuk
mengencaninya atau tidak.
“Kau
harus mengencaninya.” Kata Ji An. Min Jung menegasskan Ini seperti mobil. Cari
mobil baru, lalu singkirkan dia saat sudah tua.
“Seperti
yang kulakukan, beli mobil mewah yang bisa kau naiki selamanya. Ucap Min Jung
“Kenapa
kau tidak lakukan sendiri sebelum memerintahnya?” ejek Ji Ah
“Kau
harus naik mobil? Kau punya dua kaki agar bisa berjalan-jalan.” Kaa Min Jung
“Kau
tidak tahu apa yang kau bicarakan. Saat semua orang pergi untuk bepergian
dengan mobil, kau akan berjalan-jalan di lingkunganmu?” kata Young Eun.
Saat itu
telp Hyun Joo berdering, sementara dua teman lainya mencoba mengubah penampilan
Young Eun agar melepaskan kacamatanya. Keduanya berkomentar kalau Young Eun
terlihat cantik. Hyun Joo menerima telp dari My Toon dan langsung mengucapkan
Terima kasih, dan menutup telpnya.
“My Toon?
Bukankah itu tempat kamu mengirim webtun untuk sebuah kontes? Apa Kau menang?”
tanya Min Jung penuh semangat
“Aku belum
tahu. Mereka ingin aku datang, Aku harus pergi. Aku akan meneleponmu nanti.”
ucap Hyun Joo. Semua pun mendukung Hyun Jo agar segera pergi saja.
“Semoga
berhasil!.. Sekarang kau seniman webtoon!” ucap Min Jung bahagia.
“Saat itulah aku bertemu dengannya.
Pria yang menunjukkan kepadaku tidak semua pria sama.”
Hyun Joo
berlari akan masuk gedung, karena terburu-buru tasnya terbuka dan semua kertas
dan alat gambarnya terjatuh. Ia mengeluh mengambil semuanya dan saat itu
seorang pria menolongnya. Mereka pun jatuh cinta pada pandangan pertama.
Hyun Joo
berkencan dengan ganti empat musim lalu keduanya duduk disebuah restoran.
“Kuharap
kamu bersedia.” Ucap si pria melamar Hyun Joo dengan memberikan cincin.
"Tahun
2016"
Iringan
musik terdengar dibagian luar restoran, tiga teman Hyun Joo duduk bersama.
Young Eun mengaku mau pernikahan di luar
ruangan. Min Jung pikir Pernikahan luar ruangan memang bagus dan ingin
melakukanya.
“Kurasa
mereka mengadakan pesta pertunangan di tempat seperti ini.” Ucap Ibu Hyun Joo
“Kurasa
begitu... Keluarga besan kita pasti terlambat Apa ada kemacetan?.” Kata Ayah
Hyun Joo sibuk merapihkan dasinya.
“Do Gyum
bilang dia akan mengambil cuti untuk datang.” Kata Ibu Hyun Joo.
Saat itu
Hyun Joo keluar dengan gaun dan sebuket bunga, semua memuji kalau Hyun Joo
tampak cantik. Hyun Joo tersenyum menyapa semua tamu dan naik keatas pangung
mengucapkan yang Pertama, ingin berterima kasih karena sudah meluangkan waktu untuk
datang ke sini hari ini.
“Dia
seharusnya menyambut tamu dengan calon suaminya. Kenapa dia melakukannya
sendiri? Aku mulai gugup.” Ucap Ibu Hyun Joo melihat anaknya yang berdiri
sendiri.
“Aku akan
memperkenalkan pasanganku kepada teman dan orang tuaku yang tercinta.” Ucap
Hyun Joo.
Temanya
pikir kalau pasangan Hyun Joo itu terlambat dan mencari-cari keberadanya. Saat
itu Seorang pria dengan pakaian tentara sudah datang dan siap masuk ke
restoran.
“Pasanganku,
yang akan kucintai dan kupercayai sampai aku mati, adalah... Pasanganku adalah diriku
sendiri, Seo Hyun Joo.” ucap Hyun Joo. Semua langsung melonggo kaget
mendengarnya.
“Apa yang
baru saja dia katakan?” ucap ibunya shock. Ayahnya pun tak bisa berkata-kata
mendengarnya.
“Apa dia
mau membuat masalah? Apa maksudmu? Apa kalian putus? Kenapa kalian putus? Apa
terjadi sesuatu?” tanya sang ayah berbisik.
“Aku
mencoba membayangkan seperti apa aku setelah menikah. Tapi sekeras apa pun
usahaku, aku tidak bisa membayangkannya. Aku takut orang asing akan menjadi
keluargaku. Aku bingung memikirkan melahirkan dan membesarkan anak.” Akui Hyun
Joo
“Aku
khawatir akan cuti kerja sebelum berkarier. Semakin aku memikirkan pernikahan, aku
hanya bisa memikirkan alasan kenapa aku tidak perlu menikah, dan aku tidak bisa
berpikir aku harus melakukannya. Kurasa bisa dibilang aku tidak cocok menikah.”
Kata Hyun Joo
“Lalu apa
yang cocok untukmu?” tanya ibunya berteriak marah . Hyun Joo menegaskan akan
menyokong dirinya bukan suaminya.
“Aku akan
berkorban demi impianku, bukan impian anakku. Daripada mencari seluruh hidupku
untuk jatuh cinta, aku akan berbagi suka dan duka dengan pekerjaan yang kuinginkan
seumur hidupku.” Kata Hyun Joo
“Apa
maksudmu kau tidak akan menikah atau berkencan dan hidup sendiri?” ucap Min
Jung
“Berkencan?
Aku akan melakukan itu... Dengan diriku sendiri. “ ucap Hyun Joo yakin. Semua
hanya bisa melonggo lagi.
“Mereka bilang
asmara abadi dimulai saat mencintai diri sendiri... Semuanya.. Apa Kau pernah
dengar pepatah, "Pernikahan seperti bunga milenium"? Artinya
menemukan orang untuk dinikahi sama lelahnya dengan bunga yang mekar sekali
dalam 1.000 tahun.” Ucap Hyun Joo
“ Namun,
alih-alih menunggu bunga mekar selama 1.000 tahun, aku ingin membudidayakan
ladang bunga yang kuinginkan.” Kata Hyun Joo
“Seo Hyun
Joo. Sudah kuduga kau akan melakukan hal seperti ini.” Kata Young Eun
“Aku akan
hidup setiap hari semaksimal mungkin, jadi, tolong beri aku banyak uang
selamat.” Kata Hyun Joo penuh semangat, Beberapa orang mengeluh tapi yang
lainya juga memberikan dukungan
Do Gyum
hanya bisa tertawa dengan tingkah Hyun Joo, Ibu Hyun Joo tak bisa menahan lagi
amarahnya dan langsung berteriak karena Do Gyum berkometar Hyun Joo itu hebat.
“Hebat apanya? Kakakmu baru saja memberi tahu
semua orang dia tidak akan pernah menikah dan mati sendirian! Hei... Kemarilah,
Berengsek. Uang selamatku akan menjadi uang damai!” teriak Ibu Hyun Joo.
Hyun Joo
pun kabur berlindung pada Do Gyum, sang ayah menahan ibunya dan Akhirnya Tuan
Seo serta Do Gyum menahan ibu Hyun Jo yang sangat marah.
“Apa yang
harus kulakukan dengannya? Dasar pengkhianat! Kulakukan segalanya untukmu!”
teriak Ibu Hyun Joo dan saat itu ada seorang pria datang melihat kegaduhan
diacara penikahan.
“Kedua deklarasiku
untuk tidak menikah berakhir sebagai film komedi laga, tapi genrenya tidak
penting. Yang penting adalah keyakinan bahwa itu akan berakhir bahagia. Kukira
hidupku tanpa pernikahan akan selalu bahagia. Namun...”
"Empat
tahun kemudian, tahun 2020"
Hyun Joo
menempatkan foto pernikahanya yang sendiri didalam rumah, dengan naskah "The
Boy Whom Only I Can See" saat itu ponselnya berdering. Hyun Joo yang
tertidur mengangkat telp dari Direktur In. Tuan In bertanya apakah Hyun Joo
sedang tidur
“Bagaimana
kau bisa tidur saat mengacaukan pekerjaanmu?” sindir Tuan In. Hyun Joo langsung
terbangun dan bertanya Apa terjadi sesuatu
“Webtoon
Senin belum diperbarui! Lalu, bagaimana?” ucap Tuan In marah. Hyun Joo yakin
kalau itu Tidak mungkin.
“Aku
mengaturnya agar diunggah sebelum tidur semalam.” Kata Hyun Joo
“Apa
maksudmu? Orang-orang berkomentar untuk mengeluh!” teriak Tuan In. Hyun Joo
melihat postingan webtoon "Satu pekan lalu"
“Kurasa
kau harus bertanya pada tim teknik.Tidak ada webtoon atau novel web yang
diunggah hari ini.” Ucap Hyun Joo
“Begitukah?
Lalu kenapa? Apa Kau memintaku melakukannya?” teriak Tuan In
“Tidak,
Pak. Aku akan mengurusnya... Sampai jumpa.” Kata Hyun Joo lalu menutup telpnya.
“Pak Ko.
Maaf menelepon pagi-pagi sekali. Tidak ada webtoon untuk hari ini yang diperbarui... Ya. Bisakah kamu
memeriksanya? Terima kasih.” Kata Hyun Joo
"142 jam 53 menit sebelum Hari-H. Impian akan terwujud."
“Baik.
Mari kita lalui enam hari berikutnya. Maka aku bisa melakukan apa pun yang kumau.” Teriak Hyun Joo bahagia.
Papan
nama "CEO Hwang Ji Woo" Ji Woo sibuk melihat di komputernya sedang
mencari tahu tentang "Seo Hyun Joo" Ketukan pintu terdengar. Ji Woo
menyuruh masuk dengan menutup layar komputernya. Sek Nam memberitahu rapat dewan sudah siap. Ji Woo langsung
meminum obat.
“Apa Kau
akan baik-baik saja? Haruskah aku menelepon Dokter Jung?” ucap Sek Nam. Ji Woo
hanya diam meminum obatnya.
“Berikutnya,
kita akan membahas status perkembangan Trisima, biosimilar untuk keganasan
hematologis. Trisima sedang menjalani uji klinis ketigauntuk pasien limfoma folikuler
di lebih dari 40 negara. Akan kujelaskan detailnya sembari kutunjukkan
statistiknya.” Ucap seorang pria akan memperlihatkan statistiknya, tapi malah
sebuah video diputar.
“Sudah
kubilang, sulit membuat kesepakatan dengan obat baru yang sudah melewati uji
klinis.” Ucap seorang pria
“Tapi
masih ada waktu sampai hasilnya keluar. Kami akan memberimu 200.000 dolar. “
kata pria lainya untuk menyogok
“Tidak,
biar kuberi tahu. Itu terlalu berbahaya. Aku tidak mau berurusan dengan ini
lagi.” Tegas si pria.
Semua
orang yang ada didalam ruangan kaget mendengarnya Ji Woo pun terdiam seperti
sudah mengetahuinya. Seorang pria kebingungan karena terbuka sikap buruknya,
semua anggota direksi pun bertanya-tanya Apa benar seseorang berusaha menyelinapkan
bioteknologi mereka.
“Pak
Park... Benarkah itu?” kata Ji Woo memastikan. Tuan Park meminta maaf mengaku diberi
tahu seorang pembeli dari Tiongkok menghubungi mereka begitu mulai melakukan uji klinis untuk Trisima.
“Pak Bae
menelepon dan memberitahuku itu.” Ucap Tuan Park. Tuan Bae marah karena merasa
menjebaknya dan menyangkalnya.
“Kudengar
kau ke Tiongkok pekan lalu dan menandatangani kontrak.” Kata Ji Woo. Tuan Bae
terus menyangkalnya.
“Aku di
Singapura pekan lalu untuk perjalanan bisnis. Jika kamu mau, akan kutunjukkan
catatan keberangkatan dan kedatanganku.” Ucap Tuan Bae menyakinkan.
“Bagaimana
dengan catatan panggilan ponselmu?” kata Ji Woo lalu memperlihatkan peta tempat ponsel "Bae Jae Jun, dari "Korea,
Singapura, Tiongkok"
“Coba
Lihat, dia pergi ke Beijing... Sulit dipercaya. “ komentar dewan direksi. Tuan
Bae pun tak bisa berkelit dan langsung berlutut didepan Ji Woo.
“Maafkan
aku, Pak... Aku belum memberi mereka apa pun. Tolong maafkan aku sekali ini
saja.” Ucap Tuan Bae.
“Tim
Audit akan memutuskan akan menuntutmu atau tidak. Mari jadwalkan tanggal lain
untuk presentasi.” Ucap Ji Woo dingin. Tuan Bae memohon tapi Ji Woo seperti tak
peduli.
**
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar