PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ae Jung
pergi ke sebuah bar dengan membawa soju sendiri. Kang Sook Hee menemani Ae Jung
minum lalu bertanya Berapa yang dibawa kabur CEO berengsek
itu, Ae Jung memberitahu Sekitar
sepuluh. Sook Hee langsung memberikan 10 juta Won.
“Sepuluh
miliar won.” Kata Ae Jung. Sook Hee langsung mengumpat marah.
“Ternyata
dalam menjalani hidup tak boleh berkata kata "terburuk" sembarangan.
Kenapa? Karena bisa saja itu bukan hal yang terburuk.” Ucap Ae Jung. Sook Hee
memilih salah satu wine dan menyuruh Ae Jung meminumnya.
“Ini
traktiranku untuk orang paling menyedihkan di Bumi hari ini.” Ucap Sook Hee.
“Sook-hee.
Kenapa hal yang terburuk datang bersamaan begini?” keluh Ae Jung. Sook Hee
mengaku tak tahu.
“Tapi bukankah
karena datang bersama, mereka akan pergi bersama juga?” ucap Sook Hee
“Tidak...
Tak akan begitu. Karena 14 tahun lalu juga tak begitu. Jika saja waktu itu aku
tak bertemu dia, apa semua akan berubah?” ucap Ae Jung seperti menyesali
kehidupanya.
Dikamar,
Ha Nee memainkan lampu kamarnya dengan wajah kesal. Ia lalu mengingat yang
dikatakan orang tua Han Chan Yeong “Jika kau terlalu memanjakannya, terlihat
sekali dia dibesarkan tanpa ayah.”
“Apa
maksudnya terlihat jelas? Aku sempurna begini.” Ucap Ha Nee menatap wajahnya di
cermin.
Saat
terdengar suara Ae Jung pulang memanggil ibunya. Ha Nee mengintip dari depan
pintu. Nyonya Choi mengeluh Ae Jung yang baru saja minum. Ae Jung mengaku hanya
sedikit dan memberikan makanan pada ibunya.
“Di mana
Ha-nee? Apa Dia ada di kamar?” kata Ae Jung. Ha Nee langsung bergegas berbaring
dikamarnya berpura-pura tidur.
Ae Jung
masuk ke dalam kamar anaknya, memegang tangan anaknya dengan wajah sedih. Ia
akhirnya hanya bisa menangis sambil memeluk anaknya. Ha Nee hanya bisa terdiam.
Guru Oh duduk
di bus mengingat ucapan Ae Jung “Aku adalah ayah sekaligus ibunya.” Wajahnya
terlihat gelisah lalu meihat Ae Jung yang berlari untuk sampai ke halte bus.
Akhirnya Tuan Oh meminta sopir Berhenti
dan menunggu sebentar.
“Maaf...
Terima kasih. Maafkan aku... Ahh.. Lelah sekali.” ucap Ae Jung akhirnya naik ke
bus dengan nafas terengah-engah. Guru Oh berdiri disamping Ae Jung tapi Ae Jung
tak menyadarinya.
Bus
tiba-tiba mulai berjalan, Ae Jung tak bisa mengimbangi kakinya dan Guru Oh
menahanya agar Ae Jung tak jatuh. Ae Jung panik memegang berkas ditanganya lalu
bingung karena basah terkena kuah. Guru Oh berkomentar Sepertinya itu barang
penting.
“Ya. Ini
proposal yang kubuat berhari-hari. Bagaimana ini? Tapi terima kasih.” Ucap Ae
Jung dan tersadar kalau pria yang dikenalnya.
“Halo...
Kau wali kelas Ha-nee, 'kan? Senang bertemu kau.” Ucap Ae Jung menyapa Guru Oh
dan tiba-tiba bus mengerem mendadak.
Guru Oh kembali menahan Ae Jung denga
memeluknya agar tak jatuh. Ae Jung pun jatuh di dada Guru Oh dengan wajah panik
dan langsung berdiri meminta maaf karena hampir jatuh.
“Ternyata
kau masih belum mengenaliku.” Kata Guru Oh. Ae Jung terlihat bingung.
“Lama tak
bertemu, Ae Jung Nuna” ucap Guru Oh. Ae
Jung terdiam menatap Guru Oh.
Flash Back
Seseorang
jatuh dengan earphone terlempar, lalu terdengar jeritan. Saat itu Guru Oh
keluar dari bak yang ada dibagian atas seperti sedang berendam.
Ae Jung
duduk di kursi dekat pintu keluar, tiba-tiba guru Oh mengetuk jendela agar
membuka jendelanya. Ae Jung bingung karena harus membuka jendela ini, tapi
akhirnya membuka jendela juga.
“Aku
sangat merindukanmu. Jangan khawatir. Aku akan menjaga Ha-nee.” Ucap Tuan Oh.
Ae Jung menganguk mengerti.
“Selamat
jalan. Cepat pergi.” kata Ae Jung menahan malu. Tuan Oh melambaikan tangan agar
Sampai bertemu lagi.
“Aku akan
meneleponmu!” teriak Tuan Oh mengejar bus yang dinaiki bus.
“Kenapa
dia harus menjadi wali kelas Ha-nee? Aku hampir gila.” Kata Ae Jung mengeluh
kesal
Guru Oh
terlihat bahagia bertemu engan Ae Jung bermain basket dan membereskanya. Ia
berbaring dengan senyuman bahagia, saat itu Ha Nee masuk ke dalam ruangan
olahraga.
“Sepertinya
kau sedang bahagia.” Ucap Ha Nee. Guru Oh malu dan mengakuinya.
“Minum
Ini. Terima kasih sudah memercayaiku kemarin.” Ucap Ha Nee memberikan minum dan
langsung pamit pergi. Guru Oh memanggilnya.
“Ha-nee...
Jika kau mengalami kesulitan, beri tahu aku, ya? Terima kasih minumannya.” Kata
Guru Oh mengelus kepala Ha Nee seperti anaknya.
Ha Nee
tersenyum lalu berjalan pergi. Guru Oh pun membereskan bola basket. Ha Nee
mengintip dari pintu dengan senyuman bahagia.
Ae Jung
memegang naskah “SUAMI DI ANTARA BUNGA”
menunggu didepan pintu. Saat itu beberapa orang mencoba masuk, Ae Jung
berusaha masuk tapi penjaga bisa menahanya agar tak masuk. Akhrinya seorang pria akan keluar dan Ae Jung
pun langsung menghampirinya.
“Halo... Aku
Produser Noh Ae-jeong dari Thumb Film. Aku sudah minta rapat tentang investasi
film kami.” Ucap Ae Jung
“Kudengar
Thumb Film sudah bangkrut.” Ucap si pria. Ae Jung mengaku mereka tak bangkrut.
“Keadaan
kami memang kurang bagus, tapi ada film yang kami siapkan. Kau bisa tahu jika
membacanya. Naskah ini sangat bagus.” Kata Ae Jung memberikan naskahnya.
“Kudengar
film ini sedang disiapkan perusahaan lain.” Ucap si pria melihat naskah Ae Jung
“Tak
mungkin. Film ini sudah kontrak dengan perusahaan kami sejak lama.” Kata Ae
Jung yakin
“Kudengar
film ini sudah dijual ke perusahaan lain. Biar kuberi tahu agar kau tak ke perusahaan
lain dan dipermalukan. Tak ada satu perusahaan pun yang mau berinvestasi di
Thumb Film.” Kata Si Pria. Ae Jung memanggilnya tapi Si pria tak peduli
Ae Jung
datang ke sebuah rumah bertemu dengan seorang pria mengaku sebagai produser
Thumb Film, Si pria mengeluh degan Ae Jung yang akan terus begini, Ae Jung
mengaku mendengar rumor aneh dari luar.
“Ada
rumor tak masuk akal bahwa kau sekarang bekerja dengan perusahaan lain.
Orang-orang memang pandai memanaskan suasana, ya?” ucap Ae Jung tak percaya.
“Maaf,
Produser Noh... Kudengar Pak Wang kabur. Dia yang lebih dahulu memutuskan
kontrak.” Kata Si penulis. Ae Jung kaget mendengarnya.
“Tapi
baguslah jika begitu. Itu lebih baik daripada menyerahkan filmku kepada
perusahaan yang tak kompeten.” Kata Si pria.
“Ada aku
di sini... Tolong teken kontrak lagi denganku. Kau mengenalku. Aku sudah
bekerja dengan sangat keras dari awal bertemu denganmu. Aku akan berusaha keras
agar hasil karyamu bisa diluncurkan...” ucap Ae Jung
“
Menyerahlah.” Kata si pria. Ae Jung langsung berlutut memohon pada Si pria.
“Produser
Noh... Ini film pertamamu, 'kan? Apa kau yakin bisa mendapatkan semua biaya
produksi dan artis yang aku mau untuk tampil di filmku?” tanya si pria. Ae Jung
terlihat bingung menjawabnya.
“Aku tahu
kau sudah berbulan-bulan berusaha keras, tapi kau tak mampu memproduksi
karyaku.” Ucap si pria. Ae Jung pun hanya bisa terdiam.
Ae Jung
melihat berkas THUMB FILM, CINTA MUSIM PANAS yang ditinggalkan oleh CEO Wang.
Ia langsung membuang papan nama CEO WANG SEONG-GYU. Hye Jin masuk ruangan bertanya
Apa ada masalah di luar.
“Tak ada
apa-apa. Ayo kita jual semua yang bisa menghasilkan uang di sini. Setidaknya
kau bisa pakai itu untuk gajimu.” Ucap Ae Jung mengeluarkan peralatan gofl.
“Keadaanmu
lebih darurat daripada aku.” Kata Hye Ji. Ae Jung mengaku tak apa-apa.
“Sementara
ini, aku memutuskan akan fokus pada si berengsek itu.” Ucap Ae Jung. Hye Ji
terlihat bingung.
“Jika dia
tertangkap, maka aku akan memegang lehernya, melemparkannya ke aspal, dan
memukul wajahnya. Aku akan menghabisi dia. Sungguh.” Ucap Ae Jung kesal membanting
kertas dan tanganya malah terkena sobekan kertas.
“Apa kau
baik-baik saja? Itu Berdarah.” Ucap Hye Jin kasihan. Ae Jung hanya mengisapnya
dan terus mengumpat kesal
“Buang
barang-barang ini!” kata Ae Jung. Hye Jin mengerti dan melihat sebuah naskah,
berkomentar sepertinya tulisan yang sudah tua.
“Mau
tulisan apa pun itu, bakar saja semuanya!” ucap Ae Jung marah Hye Jin menganguk
mengerti.
“Tapi...
sepertinya ini ditulis oleh Penulis Cheon Eok-man.” Kata Hye Jin. Ae Jung
langsun mengambil naskah.
Ae Jung
melihat isi naskah dengan memastikan yang menuliskan “Cheon Eok-man.” Lalu
mengingat saat Hye Jin melihat kertas yang sudah sangat lama. Tapi Ae Jung tak
pedui karena sudah Tuan Wang hanya meninggalkan semua sampah ini!
Ae Jung
meihat judul cerita CINTA ITU TIDAK ADA dan memastikan dengan surat yang dibawa
dari rumah Tuan Wang. Ia memanggil
Hye-jin untuk mengambil Tisu basah. Hye Jin bergegas mengambil Tisu basah.
Setelah
itu Ae Jung membersihkan sedikit dibagian bawah agar terlihat tanda tangan
seperti dokter yang sedang membedah pasienya.
Mereka pun berteriak bahagia melihat “CHEON EOK-MAN”
“Mustahil.
Ini kontrak hak cipta...” ucap Hye Jin
tak percaya.
“Ini
ditanda tangani penulis terkenal Cheon Eok-man?” kata Ae Jung tak percaya.
Keduanya pun langsung menjerit bahagia.
“Berhasil!
Kita selamat!” teriak Hye Jin. Ae Jung pun ikut bahagia karena mereka pasti
akan berhasil.
Mereka
pun pergi ke sebuah rumah dengan taman yang cukup luas. Hye Jin meihat Rumahnya
sangat bagus. Ae Jung pun merasa Bos Nine Capital memang berbeda dan rumah yang
sangat besar, lalu melihat meja yang banyak pecahan gelas
“Saat itu
Hye Jin memanggi Ae Jung menunjuk sesuatu.
Dari arah dalam rumah terlihat dua anjing berlari kearah mereka sambil
mengonggong, Keduanya panik berlari ketakutan menyelamatkan diri tapi tak ada
jalan keluar akhirnya hanya bisa duduk ketakutan.
Anak buah
Tuan Ko datang bersama dengan Tuan Koo,
yang menyuruh anjing itu mundur. Anjing itu pun menurut, Tuan Koo dengan tangan
yang penuh darah langsung mengeluarkan botol air kerasnya dan mencuci tanganya.
“Aku
diberi tahu bahwa kau ingin bicara denganku.” Ucap Tuan Koo. Ae Jung gugup
melihat darah ditangan Tuan Koo mencoba untuk bicara.
“Silakan
duduk dan bicara.” Kata Tuan Koo. Ae Jung mengaku Sebenarnya mau membuat kesepakatan dengan
Tuan Koo. Tuan Koo bingung apa itu
Kesepakatan.
“Ini
surat kontrak hak cipta dengan Penulis Cheon Eok-man, penulis nomor satu tahun
2020 yang paling diincar para investor. Aku akan membuat film itu, mendapat
sepuluh juta penonton, dan membayar utang secara tunai kepadamu.” Ucap Ae Jung
memberikan surat kontrak.
“Aku tak
yakin. Apa kau bisa mendapatkan investor dengan studio film yang ditinggalkan
CEO-nya?” kata Tuan Koo
Ae Jung
terdiam mengingat yang dikatakan si penulis sebelumnya “Tak ada satu perusahaan
pun yang mau berinvestasi di Thumb Film. Kau tak mampu memproduksi karyaku.
“Sekalipun
kau punya hak cipta, apa kau yakin bisa menemukan investor untuk filmmu? Sepertinya
kita berdua sama-sama sibuk. Silakan pergi.” ucap Tuan Koo beranjak pergi
“Kalau
begitu, tolong jadilah investor kami.” Kata Ae Jung. Hye Jin ketakutan melihat
Tuan Koo melemaskan otot dilehernya seperti ingin memberikan pelajaran.
Ae Jung
juga sempat kekuatan tapi mencoba terlihat berani. Tuan Koo membuka bajunya
terlihat banyak tato dan juga bekas luka jahitan. Ae Jung mulai takut dan Hye
Jin berdiri disamping Ae Jung karena sangat takut.
“Aku...
berinvestasi kepada orang yang bisa dipercaya. Jika hal itu menghasilkan uang,
aku bisa percaya seseorang dan berinvestasi sebanyak apa pun. Bahkan
mempertaruhkan nyawa.” Ucap Tuan Koo berganti baju karena terkena darah.
“Jika kau
beri kesempatan, aku akan buktikan bahwa aku, Noh Ae-jung, memiliki kemampuan
sebagai produser.” Kata Ae Jung yakin tapi Hye Jin ketakutan meminta Hye Jin
agar berhenti.
“Maksudmu,
kau rela mempertaruhkan nyawamu untuk investasi ini?” tanya Tuan Koo
“Aku
yakin. Karena nyawaku bergantung pada keluargaku.” Kata Ae Jung
“Baiklah.
Aku akan memberimu satu kesempatan.” Kata Tuan Koo. Mereka pun memikirkan
tentang Satu kesempatan.
“Pertama,
aku butuh seseorang untuk menulis naskah itu.
Cheon Eok-man, si penulis asli, harus melakukannya.” Kata Tuan Koo.
Keduanya melonggo kaget.
“Aktornya...
Ryu Jin? Aku penggemar Ryu Jin...” ucap Tuan Koo melihat berita di koran “ AKTOR
RYU JIN DEBUT DI HOLLYWOOD?” Ae Jung kaget kalau Tuan Koo memilih Ryu Jin.
“Ryu Jin
yang akan main film di Hollywood?” kata Hye Jin memastikan
“Apakah
aktornya harus Ryu Jin? Banyak aktor lain selain dia.” Kata Ae Jung
“Aktornya
harus Ryu Jin, dan penulisnya harus Cheon Eok-man. Jika kau berhasil, bukan
hanya utangmu dilunasi, tapi aku juga akan menjadi investor filmmu. Sepuluh
miliar won.” Kata Tuan Koo.Ae Jun menjerit kaget mendengar Sepuluh miliar won.
Akhirnya
Ae Jung keluar dengan surat kontrak dan memastikan uangnya 10 milliar won. Ia mengingat ucapan Tuan Koo Aku memberimu
waktu delapan hari. Jika tak bisa menepatinya, bersiaplah menerima akibatnya.
Sementara
Tuan Koo pergi ke bawah tanah bertemu dengan pria yang sudah babak belur. Lalu
berbicara dengan bahasa mandarin agar memperingatkan supaya Bilang kepadanya
agar tak mencarinya lagi dan lain kali jika melihatnya,maka akan membunuhnya.
Disebuah acara
jumpa warawan, sudah banyak fans dan wartawan berkumpul. Ae Jung berdiri
dipaling belakang terlihat gugup karena ada banyak fans Ryu Jin yang datang.
Hye Jin menelp kalau hampir sampai di
rumah Penulis Cheon.
“Bagaimana
keadaan di sana?” tanya Hye Jin. Ae Jung pikir
Sepertinya tak mudah Tapi harus mencobanya.
“Kau bilang
kalian saling mengenal. Aku yakin dia tak akan mengabaikanmu.” Kata Hye Jin. Ae
Jung pun yakin kalau bisa.
“Dahulu
hubungan kami benar-benar istimewa.” Kata Ae Jung dengan senyuman bahagia.
Saat
kuliah, Ae Jung memanggil Jin sebagai seniornya dan langsung meminta agar
menciumnya.
Saat itu
Ryu Jin pun naik keatas pangung dan banyak fans berteriak histeris. Ae Jung pun
ikut berdiri masuk ke barisan fans. Wartawan
membahas Belum lama ini Ryu Jin diundang ke Hollywood, dan pagi ini baru saja
kembali.
“Apakah
hasilnya baik?” tanya wartawan. Ryu Jin
menjawabhanya mencoba melakukan yang terbaik dan Selalu lakukan yang terbaik.
“Apa Kau
bertemu langsung dengan Sutradara James Caramel?” tanya wartawan.
“Sutradara
James sangat suka makanan Korea.” Kata Ryu Jin. Wartawan bertanya Apa artinya
Ryu Jin sudah pasti akan bermain film di Hollywood
“Pekan
depan, aku akan menemui James di bawah matahari California dengan segelas
mojito di tanganku.” Kata Ryu Jin.
“Siapa
lawan mainmu?” tanya wartawan. Ryu Jin menjawab
Tidak boleh beri tahu.
“Karena
banyak penggemar yang menunggu, aku akan segera mengadakan konferensi pers. Aku
menantikan film hari ini, dan semoga akan ditonton banyak orang. Terima kasih.”
Kata Ryu Jin lalu berjalan pergi.
Ae Jung
memangil Ryu Jin saat berjalan pergi. Semua fans pun mengikuti Ryu Jin. Ryu Jin
mendengar suar Ae Jung yang dikenalnya, tapi saat menengok semua fans sudah
mendoronganya. Ryu Jin pun jatuh, managernya panik meminta agar jangan diambil
foto. Ae Jung pun tengelam dibelakang fans.
Hye Jin
melihat berita di ponselnya [PENGGEMAR BERAT RYU JIN MERANGSEK MASUK SAAT
PRATAYANG FILM] dan memastikan kalau akhirnya Ae Jung tak bertemu dengannya. Ae
Jun meminum semua air mengatakan akan coba lagi dan akan ke kantor agensinya, atau
ke rumahnya.
“Benar.
Karena kau bilang dahulu kalian punya hubungan istimewa, pasti ada kesempatan.”
Kata Hye Jin yakin.
“Istimewa?
Hubungan kami memang hampir istimewa.” Kata Ae Jung mengingatnya.
Flash Back
Semua anggota
anak baru berkumpul dalam sebuah ruangan. Ae Jung duduk meminum air keras pada
sebuah panci. Ia lalu mengeluh kalau tak kuat menghabiskan semuanya dan akan
terima hukuman saja.
Beberapa anak
mengusulkan Tari seksi, Menulis nama dengan bokong. Tapi senior merasa kalau
melihat sisa miras ini, Ae Jung harus mencium seseorang untuk menebusnya. Semua
pun mendukungnya.
Ae Jung
pun langsung menyetujuinya, semua anak wanita mengaku iri dan ingin tahu Ae
Jung akan mencium siapa. Ae Jun mengatakan kalau akan menentukan siapa orangnya lalu bergegas
keluar dari ruangan. Semua berlari
keluar ruangan dan terlihat pria yang baru bangun.
Ae Jung
memanggil Jin yang ada diluar ruangan, Ryu
Jin menatap Ae Jung. Ae Jung gugup meminta sesuatu dan akhirnya memberanikan
diri untuk bisa menciumnya. Ryu Jin kaget dan tiba-tiba terdengar suara
histeris.
Seorang
mahasiswa terlihat muntah karena terlalu banyak minum. Mereka pun merasa jijik
melihatnya. Ae Jung melihat dari kejauhan. Ryu Jin pikir terlalu banyak orang
dan mengajak agar pergi ke tempat lain, tapi Ae Jung malah berlari karena
sepatunya ada didepan rumah.
Ryu Jin
bingung ditinggalkan begitu saja dan Ae Jung bergegas untuk menyelamatkan
sepatunya, tapi sepatunya sudah terkena muntah.
Ae Jung
mengeluh kesal meremas botol minumnya karena gaga mencium Ryu Jin. Hye Jin
mengeluh mendengar cerita karena mereka itu tak akan bisa mengambilnya dari
Hollywood. Ae Jung pikir kenapa tak bisa. Karna mereka punya penulis terhebat, Penulis
Cheon Eok-man.
“Aku tak
yakin... Dia menolak teleponku.” Kata Hye Jin. Ae Jung kaget kalau dia menolak
telepon Hye Jin.
Di kamar
hotel, Ryu Jin mengingat kalau mendengar suara Ae Jung yang memanggilnya tapi
tak melihat wajahnya. Tuan Myung Kwae Nam datang dengan wajah panik dan datang
membawa obat. Ryu Jin mengaku tak masalah dengan luka ditanganya.
“Tak bisa
begitu... Seharusnya wanita itu menabrakku saja. Bagaimana jika ada bekas luka?”
ucap Tuan Myung sebagai manager.
“Jangan
cemas.” Kata Ryu Jin akhirnya membiarkan Tuan Myung memberikan obat.
“Aku
sungguh tak apa-apa. Justru aku bahagia. Ada penggemar yang sangat mencintaiku sampai
melempar tubuhnya.” Ucap Jin
“Jin. Terkadang
aku merasa bangga menjadi manajermu. Tidak... Aku bangga menjadi sahabatmu.” Kata
Tuan Myung
“Kau tahu,
'kan? Walaupun dunia berubah, persaudaraan akan bertahan selamanya. Paham?”
kata Ryu Jin. Tuan Myung langsung memeluknya
Saat itu
Nyonya Jennifer Song datang langsung mengomel karea penggemar itu bisa merangsek masuk lalu
menendang Tuan Myung karena membiarkan Jin jatuh. Tuan Myung menahan rasa
sakitnya sambil meminta maaf. Ryu Jin langsung memarahi Nyonya Song.
“Maaf.
Aku kelewatan, ya? Aku takut kau terluka parah. Kau pasti lelah karena audisi dan
acara pratayang film tadi. Selagi menunggu James Caramel mengabarimu, bagaimana
jika kita adakan pesta kembalinya dirimu? Aku sudah pesan tempat.”ucap Nyonya Song
“Adakan
pestanya tanpa aku. Aku sudah punya janji.”kata Ryu Jin. Nyonya Song ingin tahu
Dengan siapa
“Tak ada
yang memberi tahu aku.” Ucap Nyonya Son. Ryu Jin menjawab Dengan Kwae-nam. Tuan Myung langsung
tersenyum
“Ayo kita
pergi minum-minum, Kwae-nam.” Kata Ryu Jin membawa jaketnya. Tuan Myung pun
bergegas pergi meninggalkan Nyonya Song.
Di dalam
kamarnya, Ae Jun berkonsentari menuliskan email untuk penulis Cheon.
“INI NOH AE-JEONG
DARI THUMB FILM... HALO, PAK CHEON EOK-MAN.. AKU MENGIRIMIMU SUREL, KARENA
INGIN MEMBUAT FILM DENGAN NASKAH YANG KAU TULIS, SALAM, NOH AE-JEONG DARI THUMB
FILM”
Ia pun
berdoa memohon pada Pak Cheon untuk Sekali saja baca surel yang dikirimkan
karena Masa depan mereka bergantung pada balasan emailnya.
“Aku
berdoa kepada semua dewa di muka bumi ini. Tolong aku sekali ini saja. Kumohon.”
Kata Ae Jun akhirnya mengklik send dan email pun terkirim.
Akhirnya
Ia melihat buku KONTES SASTRA MUSIM SEMI TAHUNAN dan bertanya-tanya semenarik apa buku ini hingga semua orang
suka Cheon Eok-man, lalu mulai membacanya.
"Cinta
Itu Tidak Ada” DIA MENGHILANG, MENINGGALKANKU SECARA TIBA-TIBA
Di
ceritakan seorang pria dan wanita di jaman dulu bertarung dengan pedanganya.
"Saat tahu bahwa keinginan
pemenang akan dikabulkan, aku mengayunkan pedang dengan sekuat tenaga, berpikir
bahwa akhirnya aku bisa menyatakan perasaanku. Saat kali pertama aku
menggenggam tangannya dan kami saling menatap, aku merasa menjauh."
“Jangan
pegang pedangmu dengan tangan kiri. Sebelah kiri dekat dengan jantung. Itu membuat
pedangmu bergetar.” Ucap si wanita.
“Ternyata
itu alasannya... Itu alasan pedangku bergetar di depanmu.” Kata si pria.
"Sampai
saat itu aku tak tahu bahwa pedang wanita yang aku cintai mengincar
leherku."
Ae Jung
membaca cerita Tuan Cheon pun merasa kalau cerita itu hebat tapi tak percaya kalau
perempuan ini berkhianat. Ia pun berkometar Ini drama historis, ada kisah
romantis dan aksi jadi Benar-benar bagus.
Ae Jung
terbangun dengan bunyi ponselnya, lalu melihat pesan yang masuk.
“INI
CHEON EOK-MAN, JIKA KAU LUANG, AKU INGIN BERTEMU. DI KEDAI KOPI HOTEL MARAGON
CITY PUKUL 13.00 HARI INI”
Ae Jung
langsung membuka matanya lebar-lebar tak percaya kalau Tun Cheon membalas
pesanya. Ia lalu keluar kamarm berteriak memeluk ibunya dan berputar
memberitahu kalau Cheon Eok-man membalas. Surelnya. Nyonya Choi bingung dengan
tingkah anaknya dan kemblai masuk ke dalam kamar.
“Nenek,
kenapa Ibu?” tanya Ha Nee. Nyonya Choi mengaku tak tahu dan dikamar Ae Jung
berteriak memanggil Cheon Eok-man
“Siapa
Cheon Eok-man?” tanya Nyonya Choi. Ha Nee pun tak tahu tapi Ae Jung tetap saja
berteriak bahagia didalam kamar.
“Penulis
Cheon mau segera bertemu. Itu karyanya sebelum terkenal, jadi, sangat spesial
baginya.” Ucap Ae Jung berbicara ditelp dengan Hye Jin.
“Astaga.
Kita akan sukses.” Kata Hye Jin bahagia. Ae Jun meminta agar Tenang, dan
bersabarlah karena pasti akan membujuknya.
Saat itu
ponsel di tutup oleh Hye Jin dan Ae Jung mencoba untuk menelp Tuan Cheon ingin
tahu dimana keberadaanya. Beberapa orang mengangkat telp, Ae Jung tak mendengar
pria itu sudah bicara dengan yang lain, lalu berjalan masuk ke dalam restoran.
Saat itu
seorang pria mengangkat telpnya, Ae Jung kaget dan berusaha bersembunyi dibalik
dinding. Penulis Cheon pun bertanya apakah Ini Produser Noh Ae Jung. Tapi Ae
Jung panik langsung menutup ponselnya seperti punya cerita yang buruk dengan
Penulis Cheon.
Ryu Jin
dirumah sedan membaca naskah “SANG PENGAWAL” dengan berita di TV “PENGGEMAR
BERAT MERANGSEK MASUK” tapi tak sadar kalau Ae Jung sempat terekam oleh kamera
sebelum jatuh.
Di rumah,
Tuan Koo menonton video terlihat seorang wanita sedang merayakan sesuatu. Guru
Oh membuka sebuah buku puisi berjudul “MEMIKIRKANMU ADALAH BAGIAN HIDUPKU” dan
ada sebuah surat yang masih disimpanya untuk Ae Jung.
Ae Jung
mencari sosok Tuan Cheon didepanya tapi tak terlihat, ternyata Tuan Cheon sudah
berdiri didepanya. Tuan Cheon pun dengan gaya angkuhnya memberitahu kalau namanya
Cheon Eok-man. Ae Jung terlihat panik melihat Tuan Cheon.
Bersambung
ke episode 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar