PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ae Jung
pergi dari rumah, Yeon Woo yang sedang berolahraga memanggil Ae Jung bertanya
apakah akan berangkat kerja. Ae Jung
menganguk dan bertanya baru selesai olahraga. Yeon Woo berkomentar Sepertinya
Ae Jung pucat hari ini. Ae Jung seperti tak menyadarinya.
“Omong-omong,
Yeon-woo. Apa ada masalah dengan Ha-nee di sekolah?” kata Ae Jung
“Entahlah.
Kenapa?” tanya Yeon Woo. Ae Jung mengaku begitu sibuk, jadi, merasa kurang
memperhatikannya.
“Jika
boleh, aku ingin menghadiri komite orang tua murid. Itu bisa membantu Ha-nee,
'kan?”kata Ae Jung. Yeon Woo pikir seperti itu.
“Tapi Ha-nee
beradaptasi dengan baik, jadi, tak perlu cemas.” Kata Yeon Woo. Ae Jung seperti
tak percaya mendengarnya.
“Sepertinya,
kau yang sedang memiliki masalah. Semalam kau juga minum sangat banyak.” Kata
Yeon Woo
“Semalam
aku merayakan sesuatu. Apa Semalam kau melihatku dibawa pulang? Aku tak
melakukan kesalahan, 'kan?” kata Ae Jung panik.
Yeon Woo
kaget mengingat saat Ae Jung menariknya dan berada diatas tubuhnya. Ia pun
kebingungan karena takut Ae Jung berpikiran yang lain dan berpikir kalau itu
Kesalahan. Ia mengaku tak tahu dan merasa kalau itu Mungkin. Ae Jung yakin kalau sudah melakukan
sesuatu pada Yeon Woo.
“Tapi
kenapa aku tak ingat? Yeon-woo, maafkan aku.Lupakan semua hal yang terjadi semalam
Maafkan aku. Aku akan ganti kerugianmu dengan cara apa pun.” Ucap Ae Jung
“Dengan
cara apa?” tanya Yeon Woo. Ae Jung bingung bertanya Baiklah. Apa yang harus
dilakukan.
“Kau bisa
menonton bioskop denganku. Kau sudah berjanji. Kau tak lupa, 'kan?” kata Yeon
Woo. Ae Jung pun langsung menyetujuinya. Bioskop? Ya
“Jadi
Film apa yang bagus? Laga? Komedi?” tanya Yeon Woo penuh semangat, tapi saat
itu telp Ae Jung berdering dan harus mengangkatnya.
Ae Jung
bertemu dengan Nyonya Song meminta maaf karena Seharusnya langsung menemuinya Tapi malah mendatanginya. Nyonya Song menatap
sinis duduk disamping Manager Myung. Ae Jung pu mengucapkan Terima kasih.
“Aku
penasaran kau sehebat apa sehingga Jin melepaskan debut Hollywood.” Ucap Nyonya
Song setelah memberikan kartu namanya.
“Hebat? Tidak.
Aku masih perlu berusaha keras. Aku akan berusaha agar Jin bisa lebih bersinar
di film ini daripada di film lain. Aku tahu benar saat apa Jin paling
bersinar.” Kata Ae Jung
“Ternyata
begitu... Itu karena kalian satu universitas.” Kata Nyonya Song. Ae Jung
membenarkan.
“Dia
adalah panutanku saat kami masih di universitas.” Kata Ae Jung. Tiba-tiba
Nyonya Song langsung membanting gelas dan airnya mengenai Manager Myung. Ae
Jung panik menanyakan keadaanya.
“Setelah
Ryu debut, banyak orang menelepon.Ada yang mau meminjam uang, ada yang menjual
produk. Jadi Paham maksudku, 'kan? Menurutku, kejadian kali ini juga tak begitu
berbeda.” Komentar Nyonya Song. Ae Jung hanya bisa tertunduk.
“Ini
hanya salah satu hal yang Jin lakukan karena merasa kasihan kepada juniornya.
Tapi aku adalah pebisnis. Aku harus objektif. Apakah film ini pantas
menggantikan debut Jin di Hollywood?” ucap Nyonya Song. Ae Jung terdiam mendengarnya
Ryu Jin
melihat [DAFTAR CALON PEMERAN UTAMA WANITA] lalu mengeluh bertanya Apa ini. Dae
Oh juga melihatnya. Ae Jung memberitahu
kalau Ini daftar aktris untuk pemeran
utama wanita yang Bu Song ingin rekrut untuk film mereka.
“Dia
memang tak masuk akal. Wanita itu berbuat seenaknya kepadamu, Jin.”komentar Dae Oh.
“Jika
bisa merekrut salah satunya untuk film kita, maka film kita akan dipenuhi
bintang.” kata Hye Jin
“Bagaimana
jika kita gagal memenuhi permintaannya?” tanya Tuan Koo. Ae Jung menjawab kalau
Ryu Jin tak bisa bermain di film mereka.
“Aku akan
pergi menemui Bu Song.” Kata Ryu Jin marah. Ae Jung menahanya meminta agar Jangan
lakukan itu.
“Aku
sungguh baik-baik saja.” Kata Ae Jung. Ryu Jin dengan wajah gugup kalau
keberatan dengan ini.
“Jika kita
berhasil membujuk salah satu dari mereka, itu juga sebuah keuntungan untuk
kita.” Kata Ae Jung
“ Nona
Noh, apa kau belum paham juga? Ini tak bisa diselesaikan dengan kerja keras.”
Jelas Dae Oh.
“Tidak. Agar
film kita bisa berhasil, aku akan melakukan tugasku.” Tegas Ae Jung sambil
mengingat yang dikatakan Nyonya Song.
Nyony
Song mengatakan “Jika tak bisa merekrut salah satu aktris ini, Thumb Film akan
membayar biaya pelanggaran kontrak dengan Hollywood.”
Ae Jung
mencuci tanganya dan yakin kalau pasti bisa.
Ryu Jin
berdiri diatap gedung merasa dan harus
membantunya. Semua ini terjadi karena dirinya jadi harus membereskan... Tuan
Koo menyela kalau bukan salah Ryu Jin tapi salah dirinya karena Sejak awal salah memberi Ae Jung syarat untuk
merekrut Ryu Jin.
“Seharusnya
aku mengubah pikiranku dan memilih aktor lain untuk film ini.” Kata Tuan Koo
“Kau gila?
Aku sudah menolak Hollywood untuk film ini. Omong kosong apa...” kata Ryu Jin
marah
“Sudahlah
kalian berdua. Aku akan mengurus ini.Apa Kalian tak tahu Nona Noh sangat
bertanggung jawab? Jika aktor utama dan investornya turun tangan,maka dia akan
sangat marah.” Ucap Dae Oh bangga.
“Bukannya
itu sama untukmu?” ejek Ryu Jin. Dae Oh menegaskan pada RyuJin kalau ia adalah penanggung jawab dan
sutradara film ini.
“Jika kau
turun tangan, kau hanya akan
memprovokasi Bu Song. Bu Song ingin balas dendam kepadamu. Dan Kau juga jangan
ikut campur.” Ucap Dae Oh pada Tuan Kim
“Kau
bilang, Jangan ikut campur?” ucap Tuan Koo sinis dengan tatapan membunuh. Dae
Oh ketakutan mengaku bukan seperti itu maksudnya.
“Maksudku,
kau tak perlu mengurusnya. Kau paham soal peminjaman uang, tapi bukan soal
dunia hiburan. Hal seperti ini biasa terjadi di dunia hiburan.” Ucap Dae Oh
“Lantas,
apa kau punya solusi bagus soal ini?” tanya Ryu Jin yang bergerak ketakutan melihat
tatapan Tuan Koo.
“Aku akan
pikirkan mulai sekarang.” Ucap Dae Oh. Ryu JIn mengejek Dae Oh sungguh naif.
“Kau
hanya penuh semangat. Padahal kau bahkan tak punya nomor ponsel artis-artis
terkenal.” Kata Ryu Jin.
“Benar.
Dia pasti hanya bekerja di dalam ruangan sambil menulis cerita. Dia pasti tak
punya kenalan untuk membereskan masalah ini.” Kata Tuan Koo ikut mengejek. Dae
Oh hanya bisa menghela nafas.
Yeon Woo
gelisah dimeja kerjanya lalu mencari keyword [CHEON EOK-MAN] dan menemukan [CHEON EOK-MAN, PENULIS NOVEL, KENAPA NOVEL
“PACAR” CHEON EOK-MAN MEMENANGKAN BOOKER PRIZE?]
“Perhatian.”
Teriak Kepala Sekolah. Guru Jang pun ikut berteriak Perhatian agar semua guru
mendengarnya. Kepsek pun meminta Guru Jang berhenti.
“Seperti
yang kita tahu, Bu Kim sedang cuti melahirkan, sekarang tidak ada penanggung
jawab komite orang tua murid. Aku harap ada yang bisa menggantikannya.” Ucap
Kepsek.
Guru Oh
pun mengingat ucapan Ae Jung “Jika boleh, aku ingin menghadiri komite orang tua
murid.” Lalu mengangkat tangan dan berbarengan dengan Guru Jang yang duduk
dibelakang.
“Aku! Aku
berdiri lebih dahulu.” Ucap Guru Jang. Guru Oh bingung.
Akhirnya
mengajak Keduanya melakukan Gunting, batu, kertas. Ha Nee melihat dari depan jendela kelas lalu
mengeku kalau sedang sangat bingung, tapi Pak Oh sedang bersantai begitu. Dong
Chan hanya bisa menganguk setuju saja.
Ha Nee
mencoba agar menelp Yu Jin tapi tak diangkat lalu mengeluh Ryu Jin tak
mengangkatnya. Ia pun ingin tahu Kenapa Ryu Jin datang ke sekolah jika mengabaikannya
lagi.
“Mungkin
dia punya kebenaran penting yang dia sembunyikan darimu.” Ucap Dong Chan.
"Kebenaran"?”
kata Ha Nee memikirkanya dengan wajah serius.
Ae Jung
ada dimobil memastikan mereka bisa
bertemu dia jika pergi ke sana, Hye Jin membenarkan kalau sudah memastikan semua artikel dan klub
penggemarnya. Lalu Joo A-rin akan
menghadiri acara pembukaan gerai sementara hari ini.
“Jika
kita pergi sekarang, mungkin kita bisa bertemu dengannya.” Kata Hye Jin. Ae
Jung kaget mendengarnya.
“Apa itu
Mungkin? Astaga.. Kenapa sekarang? Kenapa semua aktris iniantara hamil, sudah
menikah, atau dihukum karena mabuk saat mengemudi? Ini membuatku gila. Aku
sudah bilang ke semua bahwa bisa lakukan ini.” Keluh Ae Jung
“Tapi
menurutmu, apa akan ada gunanya kita ke sana? Kudengar butuh enam bulan bagi
dia untuk membaca skrip.” Kata Hye Jin.
A Rin
menuruni eskalator, managernya memberitahu ada kamera di lantai dua sebelah
kiri. A Rin langsung berpose, Manager memberitahu arah pukul 01.00, timur laut.
A Ri kembali berpose. Manager pun berbisk Ada kamera arah pukul 11.00, barat
laut.
“Ada anak
kecil jatuh di sana. Akan bagus jika kau membantunya.” Bisik Manager melihat
seorang anak duduk dilantai. A Rin pun mendekati anak yang menangis.
“Nak,
kenapa kau menangis? Ada apa?” tanya A Rin yang butuh perhatian. Si anak sedang
makan es krim menangis melihat A Rin lalu memanggilnya “Ibu”
“Di mana
ibumu?” tanya A Rin. Si anak terus memanggil “Ibu” berjalan ke arah A Rin.
“Baiklah,
jangan kemari... Jangan mendekat... Jangan ke sini. Jangan dekati aku.” Gumam A
Rin panik. Tapi si anak langsung memeluk A Rin sambil menangis.
Manager
mengeluh melihat baju A Rin Tertempel banyak es krim. A Rin mengejek Apa ini
gambaran yang ingin ditunjukkan. Manager mengatakan A Rin malaikat Asia dan Malaikat
suka anak kecil. A Rin mengeluh mendengar dianggap malaikat.
“Apa aku
seperti malaikat bagimu?” ejek A Rin mengeluarkan tempat rokok. Manager
memberikan asbak tapi sudah penuh dan juga bau sekali dan langsung menyemprotkan
parfum.
“Kwang
Soo.. Berhati-hatilah.” Keluh Ae Rin. Kwang Soo pun meminta maaf
“A-rin,
kau sadar telah menjadi duta antirokok, 'kan?” kata Kwang Soo memperingati.
“Tentu.
Makanya kau harus tutup mulut.” Ucap A Rin. Kwang Soo mengeluh dengan ucapan A Rin
lalu meminta menunggu karena akan membuang puntung rokok.
“Jangan
merokok dahulu, abu rokoknya akan berjatuhan.” Kata Kwang Soo. A Rin mengeluh
managernya yang terlalu berisik.
“Hei,
Kwang Soo.. Beli minum juga. Mulutku tak enak. Beli minuman segar.” Ucap A
Rin.Kwang Soo menganguk sambil menahan amarah
“Seharusnya
aku berhenti bekerja dengannya.”keluh Kwang Soo berjalan pergi.
Saat itu
Ae Jung dan Hye Jin masuk parkiran dan tahu Kwang Soo manajer Joo A-rin lalu menghampirinya. Kwang
Soo gugup tak mengakuinya lalu bertanya Ada urusan apa. Ae Jun pun senang
karena dugaanya benar kalau Kwang Soo adalah Manager A Rin.
“Ini
naskah kami. Kami akan segera membuat film, dan kami mau bekerja sama
dengannya. Aku Noh Ae-jeong,produser dari Thumb Film. Aku bawa naskah untuk
Nona Joo... Tolong terima ini.” Ucap Ae Jung. Kwang Soo gugup menerima sambil
menutupi A Rin yang sedang merokok di mobil.
Tiba-tiba
terdengar teriakan “ Di mana A-rin? Ke mana dia?”. Kwang Soo melihat tiga fans
A Rin membawa papan. Ae Jung bingung tiba-tiba dibelakang ada banyak fans yang
berlari kearah mereka. Akhirnya Kwang Soo berlari masuk ke dalam mobil.
Ae Jung
panik melihat papan nama [ PACAR NASIONAL BERI AKU KESEMPATAN AKU MENCINTAIMU,
JOO A-RIN A-RIN, PAMAN DATANG] Kwang Soo menyuruh A Rin agar menutup pintu
karena Mereka datang. A Rin bingung
bertanya kenapa.
“Jendelanya!
Rokokmu! Cepat!” teriak Kwang Soo. A Rin panik langsung menutup pintu bertanya
Mereka melihatnaya
“Entahlah.
Cepat matikan rokokmu. Kenapa kau buang ke luar?” keluh Kwang Soo dan mobil pun
pergi.
Saat itu
Ae Jung serta Hye Jin langsung berada ditengah fans A Rin. Terlihat sebuah tempat sampah yang tertinggal
di pakiran.
Ae Jung
dan Hye Jin akhirnya pulang, Dae Oh keluar ruangan melihat keduanya bertanya
Dari mana saja, karena tampak berantakan. Ae Jung mengaku mau merekrut aktris, tapi hampir mati
karena penggemarnya. Dae Oh bertanya “Aktris? Siapa?”
“A-rin,
sang pembuat kisah menyentuh.” Ucap Hye Jin. Dae Oh memastikan Joo A-rin lalu
melihat artikel MALAIKAT ASIA JOO A-RIN BERHATI MALAIKAT
“Dia
berbakat dan baik. Dia cantik.” Kata Dae Oh. Hye Jin membenarkan dan juga tak
ada aktris lain selain dia.
“Jadwal
aktris lain tidak cocok.” Kata Hye Jin. Dae Oh memastikan apakah Tak seorang
pun. Hye Jin mengaku Tak seorang pun.
“Begitu
rupanya... Bu Song sengaja memilih aktris yang mustahil direkrut.” Kata Dae Oh
“Tidak.
Itu hanya kebetulan. Mereka semua memang aktris terkenal.” Kata Ae jung
“Kenapa
kau polos sekali? Bagaimana bisa aku membiarkanmu jika kau begini? Kau membuat
orang lain tak tenang. Hye-jin, kau pasti kesusahan bersamanya.” Kata Dae OH
“Katamu kau
muak dan lelah terhadapnya, tapi sebenarnya kau mencemaskannya, 'kan?” ucap Hye
Jin. Dae Oh dan Ae Jung menjawab tidak dan menyuruh Hye Jin agar Sadar dan Jangan
ikut campur.
Ae Jung
dan Dae Oh keluar dari gedung, Dae Oh menegaksan kaau tak mau Ae Jung salah paham kalau bukan
mencemaskannya tapi Sebagai sutradara,
melihat semua situasi ini sangat mengesalkan. Jadi meminta agar jangan salah
paham dan jatuh hati kepadanya.
“Kau
benar-benar lucu. Kau sungguh percaya diri.” Keluh Ae Jung kesal.
“Aku
memang pantas percaya diri. Coba Lihat aku. Tinggiku...” ucap Dae Oh bangga.
Tapi dibanding tiga pria lainya ia yang paling pendek dan hanya bisa
berjongkok.
“Tinggiku
memang standar, tapi wajahku... Benar. Tapi aku pria yang peka. Pria harus
punya kepekaan.” Ucap Dae Oh. Ae Jung hanya diam saja.
Saat itu
hujan turun dengan deras. Dae Oh dengan bangga kalau ingin menawarkan untuk
mengantarnya. Ae Jung dengan sinis menolaknya menyuruh agar Dae Oh pulang saja.
“Selain
itu, aku pasti bisa mendapatkan Joo A-rin. Jadi, jangan ikut campur soal ini.”tegas
Ae Jung lalu berjalan pergi tanpa payung.
Ae Jung
terus menerobos hujan, sampai akhirnya Dae Oh tiba-tiba datang membawa
payung. Ae Jung bingung apa
maksudnya. Dae Oh mengejek Ae Jung yang
tak bisa lihat kalau Ini payung.
“Aku
membelinya. Aku sudah berumur dan punya status di masyarakat. Tak mungkin aku
menariknya kembali.” ucap Dae Oh. Ae Jung hanya bisa terdiam mengingat yang
dilakukan Dae Oh.
“Kenapa? Apa
Kau jatuh hati kepadaku?” ucap Dae Oh saat membawa payung besar.
“ Kau
bisa Bawa payung ini.” Kata Dae Oh bangga. Ae Jung menolak menyuruh Dae Oh yang
pakai saja melangkah pergi dan naik ke bus.
“Seharusnya
dia naik bus dibelakang. Bus itu tak
akan mengantar dia sampai ke depan rumahnya.” Ucap Ae Jung.
Flash Back
TAHUN 2005
Ae Jung berlari mencari tempat teduh lalu mengeluh
karena tiba-tiba hujan. Ia pun kebingungan karena sudah terlambat.Tiba-tiba
seseorang memanggilnya. Ae Jung kaget melihat Dae Oh datang dengan payung besar
untuk bangku.
“Dari
mana kau dapat itu?” tanya Ae Jung bingung. Dae Oh dengan bangga memberitahu
kalau Payungnya sangat besar dan
mengajak untuk berbagi.
“Hei,
bukankah kau mengambilnya dari sana?”kata Ae Jung melihat cafe didepanya. Dae
Oh membenarkan. Ae Jung tak percaya
dengan tingkah Dae Oh.
“Kenapa?
Apa Kau jatuh hati kepadaku?” ucap Dae Oh bangga melihat tatapan Ae Jung. Ae
Jung hanya diam saja.
“Kenapa
kau? Kau pasti benar-benar jatuh hati kepadaku. Tapi aku memang tampak keren.”
Ucap Dae Oh bangga.
“Hei! Apa
yang kau lakukan?”teriak pegawai toko karena tahu payunganya diambil.
Dae Oh
panik dan merasa kalau Ini masalah lalu mengajak agar Cepat lari. Keduanya pun berlari melewati hujan seperti
adegan film dengan payung besar.
Dae Oh
yang mengemudikan mobil mengingat kenangan dengan Hyun Jung.
Dae Oh
melihat berkas [TANTANGAN RELAI TRANSKRIPSI] Tuan Hwang pun duduk menunggu
dengan wajah gugup. Dae Oh memastikan kalau ni mirip tantangan ember es atau semacam
tantangan di antara para selebritas
“Sudahlah.
Tak usah sok tertarik dengan itu. Aku hanya bertanya karena pihak penyelenggara
terus memintaku agar kau bisa menjadi orang yang memulai kampanye ini. Aku hanya bertanya karena aku
agenmu Lagi pula, kau selalu menolak semua saran yang...”ucap Tuan Hwang
“Ayo
lakukan ini... Langsung lakukan malam ini. Aku bisa menunjuk orang selanjutnya,
'kan? Sesukaku?” kata Dae Oh. Tuan Hwang membenarkan.
Manager
Myung masuk ke rumah memberitahu kalau sudah perbaiki ponselnya. Ryu Jin
seperti sedang mandi. Manager Myung pkir Walaupun tetap tak ada yang bisa Ryu
Jin harus lakukan sekarang sambil mengambil minum.
Saat itu
ponsel Ryu Jin berbunyi dan Manager Myung meihat [LAMPIRAN FOTO PUTRI AE-JUNG]
dan langsung membacanya [JIN, AKU MAU BICARA, Ibuku mengirim pesan ini kepadamu
14 tahun lalu.Apa yang ingin ibuku katakan? Kau pasti tahu sesuatu, 'kan? Apa
kau mengenal ayahku?]
Ha Nee
mengeluh kesal karena Ryu Jin tak membalasnya lagi tapi saat itu juga Ryu Jin
menelpnya. Ha Nee pun mengangkatnya dan ternyata manager Myung yang menelp Ha
Nee.
“Aku mau
minta tolong satu hal. Tolong jangan hubungi Jin lagi. Jin tak akan bisa
menolongmu. Itu urusanmu untuk mencari ayahmu... Tunggu. Mungkin, seharusnya
Kau tak mencari ayahmu. Pasti ada alasan dia tak menghubungimu sampai saat...”
ucap Manager Myung
Dan saat
itu Ryu Jin keluar kamar mandi langsung mengambil ponsel dari tangan manager
Myung. Ha Nee bingung mencoba memanggil tapi
ponsel Ryu Jin sudah ditutup.
Ryu Jin
marah karena manager Myung berani menelp Ha Nee tanpa sepengetahunya. Manager
Myung meminta Ryu Jin agar Teruslah berpura-pura tak tahu dan Ia sebagai
manager Ryu Jin jadi harus melindungi apa yang telah dicapai.
“Kwae-nam...
Bukan seperti ini... Kau Pulanglah.” Ucap Ryu Ji menahan emosinya.
“Bagaimana
jika Bu Song tahu? Kau akan...” kata Manager Myung. Ryu Jin berteriak marah.
“Begini.
Teruslah menyangkalnya. Akan kuurus...” kata Manager Myung. Ryu Jin marah pda
Manager Myung
Ryu Jin
mencoba menenangkan diri dan akhirnya mencoba menelp Ha Nee. Ha Nee marah pada
Ryu Jin. Ryu Jin mencoba menjelaskan tapi Ha Nee sudah lebih dulu bicara dan
sangat marah.
“Bilang
saja tidak. Siapa kau berani melarangku mencari ayahku?” ucap Ha Nee lalu menutup telp.
Ryu Jin
pin Cuma bisa terdiam dan membaca pesan Ha Nee [APA KAU MENGENAL AYAHKU? Apa
yang ingin ibuku katakan?] Lalumeningat apa yang terjadi.
Flash Back
Di malam
hari dan hujan deras, Ae Jung bertemu dengan Ryu Jin terlihat sangat frutasi
lalu menangis dibahunya. Sementara pagi hari, Dae Oh terbangun dari tidurnya
merasakan kepalanya sakit dan bingung dengan keberadanya.
Ia lalu
melihat note yang dituliskan Ae Jung [JIN, AKU PULANG LEBIH DAHULU, LUPAKAN
KEJADIAN SEMALAM]
Yeon Woo
menunggu di depan bioskop melihat surat yang masih disimpa dalam buku. Ae Jung
pun akhirnya datang meminta maaf karena sudah menunggu lama, Yeon Woo mengaku masih
ada waktu. Ae Jung pikir kalau mereka terlambat sudah terlambat untuk masuk ke
dalam.
***
Di rumah,
Ae Rin mengeluh melihat Kwang Soo yang datang padahal ini hari istirahatnya. Kwang Soo mengaku itu
tak penting dan meminta agar bisa melihatnya. Ae Rin melihat postingan video di
ponselnya HALO, INI CHEON EOK-MAN
“Halo,
Joo A-rin Aku Penulis Cheon Eok-man. Untuk Tantangan Relai Transkripsi, aku memutuskan
untuk menunjukmu. Lihatlah.. Apa Kau bisa lihat ini? Melalui iniaku harap kau
bisa bekerja samadalam film pertamaku.”
Ae Rin
tak percaya mengetahui tentang Da Oh lalu membuka album foto SMAnya. Kwang Woo
bingung alasan Kwang Soo membuka album
foto SMAnya. Ae Rin terus mencari seseorang yang dikenalnya.
“Sekarang,
anggap saja kau bertemu aku setelah 14 tahun. Apa kau bisa mengenaliku?” ucap
Ae Rin memperlihatkan foto dan namanya. KO HYO-SIM
“Apa ini
kau?” ucap Kwang Soo tak bisa menahan tawa. Ae Rin pun langsung menendangnya
meminta agar Jawab pertanyaannya.
“Jadi,
ada sesuatu di antara kau dan Pak Cheon? “ tanya Kwang Soo. Ae Rin ingin tahu Jawab
saja bisa atau tidak.
“Entahlah.
Sepertinya tidak, kecuali kau memberitahuku.” Kata Kwang Soo. Ae Rin seperti
tak percaya mendengarnya.
“Semua
tentangmu palsu. Nama, umur, sifatmu juga... Selama kau tak menunjukkan tanda
pengenalmu, aku yakin tak akan ada yang tahu.” Ucap Kwang Soo. Ae Rin pun bisa
percaya.
“Ayo,
lakukan.. Mari balas pesannya. Aku akan melakukan tantangan enkripsi itu.” Kata
Ae Rin
“Maksudmu
"transkripsi", bukan "enkripsi".” Jelas Kwang Soo. Ae Rin
pikir kalau lebih baik bilang mereka akan menemuinya.
“Aku, Joo
A-rin, akan menemui Cheon Eok-man.” Kata Ae Rin yakin.
Di rumah,
Dae Oh mengeluh kalau Mencari nafkah itu sulit sambil makan dan kaget melihat
postingan di ponselnya kalau Joo A-rin.
“Penulis
Cheon, terima kasih sudah buat aku berpartisipasi di tantangan ini. Sebuah
kehormatan jika bisa bermain dalam filmmu. Ini semua adalah takdir. Ayo kita
bertemu.”
“Apa? Dia
langsung menjawabnya? "Kehormatan"? Apa aku sehebat itu? “ ucap Dae
Oh tak percaya
“Yah..
Memang...Aku bahkan sudah masuk Hollywood. Benar...Wajar dia mau bekerja sama
denganku... Tentu saja... Apa seharusnya aku tak perlu mengirimkan video itu?
Astaga. Memalukan saja. Kalian semua sudah meremehkanku. Lalu yang Pertama, aku
harus beri tahu Ae Jung” kata Dae Oh lalu mencari nama Ae Jung di ponselnya.
Ae Jung
menonton film dengan fokus tapi Yeon Woo sibuk menatap Ae Jung. Sampai akhirnya
Ae Jung tersadar kalau Yeon Woo menatapnya. Yeon Woo pun mengalihkan pandangan
sambil makan popcorn dan minum coke.
“Yeon-woo...
Ada yang menempel.”kata Ae Jung. Yeon Woo mencoba mencari di wajahnya. Ae Jung
mencoba membantu, Yeon Woo gugup saat Ae Jung megang bibirnya.
Sementara
Dae Oh bingung karena Ae Jung tak bisa dihubungi lalu mengeluh kalau Kenapa dia
mematikan ponselnya, padahal tidak tahu soal berita ini jadi yakin dia akan
sangat senang. Ae Jung sedang menunggu bus di halte. Yeon Woo terlihat gugup.
“Yeon-woo.
Bagaimana film tadi? Sudah lama hatiku tak merasa sehangat ini. Dia sutradara
kesukaanku sejak kecil.” Ucap Ae Jung. Yeon Woo mengkau bagus.
“Ada apa
dengan reaksimu semalaman ini? "Ya, bagus." "Tentu." Kau
terus begitu malam ini. Beri tahu aku pendapatmu. Aku penasaran.” kata Ae Jung
heran.
“Itu...
bagus.” Kata Yeon Woo seperti gugup. Ae Jung teringat harus menelepon ibunya dan menanyakan keadaan
Ha-nee.
“Apa?
"Oh Dae-o"? Kenapa dia meneleponku berkali-kali? Yeon-woo, sebentar.
Aku telepon dia dahulu.” Ucap Ae Jung dan tiba-tiba Yeon Woo menatap Ae Jung
dengan wajah serius.
“Aku tak
tahu bagaimana film itu. Aku sama sekali tidak ingat.” Kata Yeon Woo
mengalihkan Ae Jung agar tak menelp Dae Oh. Ae Jung bingung dengan ucapan Yeon
Woo.
“Sepertinya...
aku sangat menyukaimu. Makin kupikirkan, aku makin kesal” akui Yeon Woo. Ae
Jung terdiam dan saat itu bus mereka pun lewat.
Tak jauh
dari halte, Dae Oh menunggu di mobil terlihat sangat marah dan sengaja
memundurkan mobil. Cipratan air pun mengarah pada Ae Jung dan Yeon Woo yang
berdiri di halte.
Bersambung ke episode 6
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar