PS :
All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Nyonya
Kim duduk dengan memegang kepalanya lalu mengingat masa lalunya saat pergi
menemui Min Ju dan Jin Ho di sebuah ruangan. Jin Ho dan Min Ju berdiri
bersebelahan, dan Nyonya Kim terdiam saat melihat keduanya mengunakan cincin
couple.
Hyun Joo
mengandakan rapat dan bertanya Bagaimana pertemuan Mi Ok dengan You-Gyo-Girl. Mi Ok mengaku bertemu
dengan You-Gyo-Girl dan melakukan percakapan hangat tentang pekerjaannya. Ia
pikir penulis You luar biasa.
“Aku akan
datang ke rumahnya sambil membawa kontrak hari ini.” Kata Mi Ok
“Astaga,
bagus sekali. Dia seniman webtoon penting untuk platform kita. Tolong urus ini
dengan baik.” Ucap Hyun Joo. Mi Ok menganguk mengerti.
Saat itu
ponsel Hyun Joo bergetar, Seo Yon melihat nama
"Do Gyum" dan ingin melihat pesan apa yang dikirimkannya. Hyun
Joo membaca psan dari Do Gyum.
“Hyun Joo,
Apa kau luang setelah bekerja, bukan? Ayo ke Galeri Seni Seoul bersama. Ada
pameran yang ingin kulihat.”
Saat itu
Seo Yoo seperti bisa membaca pesan dari Do Gyum. Hyun Joo melihat Seo Yoon maki
mendekat pun bertanya ada apa. Seo Yoon malu langsung mengelengkan kepala.
Dan pesan
lain masuk ke ponsel Hyun Joo “Halo. Kita pernah bertemu beberapa saat lalu. Aku
pimpinan Yayasan Medis Sejong. Bisa luangkan waktumu hari ini?”
Nyonya
Kim menunggu dengan wajah tegang meminum segelas air putih. Hyun Joo pun datang
lalu meyapa nyonya Kimmengaku tidak tahu kalau Nyonya Kim itu ibunya Nona Han
Seo Yoon. Nyonya Kim merendahkalau Putrinya hanya bekerja sebagai sekretaris.
“Aku
selalu khawatir dia mungkin akan menghalangi orang lain.” Ucap Nyonya Kim
“Tidak...
Nona Han bekerja sangat keras dan pekerjaannya baik. Kau tidak perlu khawatir.”
Kata Hyun Joo
“Aku
senang mendengarnya. Omong-omong, kau mirip seseorang yang kukenal. Itu hampir
membuatku berpikir kau mungkin putrinya.” Kata Nyonya Kim. Hyun Joo terlihat
bingung.
“Dia temanku
dari Universitas Hanguk. Dia meninggal di usia muda dalam kecelakaan. Aku
sangat sedih.” Ungkap Nyonya Kim
“Ibuku
masih hidup dan sehat. Jadi, tidak mungkin aku putri temanmu.” Ucap Hyun Joo.
Nyonya Kim pikir itu benar.
Saat itu
Ji Woo menelp dan Hyun Joo langsung mengangkatnya lalu memberitahu kalau akan
tiba 10 menit lagi. Ia pu meminta maaf
pada Nyonay Kim karena sudah punya janji temu. Nyonya Kim berkomentar Hyun Joo
yang punya Janji temu sepulang kerja.
“Tampaknya
kamu dekat dengannya.” Komentar Nyonya Kim sinis. Hyun Joo bingung.
“Saat
memutuskan memacari Pak Hwang, Apa kamu tahu pria macam apa dia?” kata Nyonya
Kim
“Kurasa
ada kesalahpahaman. Pak Hwang dan aku tidak berpacaran.” Ucap Hyun Joo
“Syukurlah...
Kumohon ingat ini.. Pak Hwang bukan orang baik.” Kata Nyonya Kim sinis. Hyun
Joo hanya bisa terdiam
Mi Ok
masuk ke sebuah lift sambil menelp, seorang wanita menahan pintu untuk masuk.
Mi Ok berbicara ditelp tentang penulis
You kalau Dia menggambar webtun berdasarkan pengalamannya dan menurutnya seperti
wanita lembut.
“Tapi dia
bilang tidak bisa jika ciumannya tanpa gerakan lidah... Ya. Astaga, dia
mengencani berbagai pria... Jika dia putriku, aku akan menyuruhnya segera
berhenti dan mengirimnya ke biara setelah mencukur rambutnya.” Ucap MiOk
“Dengar. Apa
Kamu pikir orang tuanya tahu yang dia lakukan?” ucap Mi Ok lalu berjalan keluar
dari lift dan memutuskan telpnya. Ia pun menekan bel rumah tak ada yang
menyahut, tapi ibu yang di lift berdiri dibelakangnya.
“Permisi,
Bu... Kenapa kamu terus mengikutiku?” ucap Mi Ok heran
“Aku
tidak mengikutimu.. Itu rumah putriku.” Kata Si ibu. Mi Ok kaget kalau wanita
itu adalah ibu dari Penulis You, dan tadi membahasnya didalam lift.
Hyun Joo duduk
didalam mobil dan hanya bisa terdiam, karena mengingat ucapan Nyonya Kim “Pak
Hwang bukan orang baik.” Ji Woo melihat Hyun Joo hanya diam saja bertanya
apakah gugup. Hyun Joo mengaku tidak.
Tapi Ji Woo melihat Hyun Joo yang tampak gelisah.
“Omong-omong,
apa kau dekat dengan Pimpinan Yayasan Sejong?” tanya Hyun Joo ingin memastikan.
“Aku
tidak punya koneksi pribadi dengannya. Kami bertemu untuk kali pertama saat aku
menandatangani pemeriksaan rumah sakit beberapa bulan lalu. Tapi kenapa kamu
bertanya?” kata Ji Woo
“Aku
menemuinya sebentar sore tadi. Dia ingin bertemu denganku.”akui Hyun Joo
“Apa yang
kau bicarakan?” tanya Ji Woo. Hyun Joo mengaku Nyonya Kim bertanya apa putrinya baik-baik saja di
perusahaan.
Saat itu
Do Gyum menelp lalu mengaku tidak tahu kapan sesinya akan berakhir jadi
memutukskan kalau ke galeri lain kali saja. Do Gyum mengaku akan menunggu
karena butuh untuk alur cerita berikutnya. Hyun Joo pun mengerti dan akan
menelp begitu selesai.
Hyun Joo
dibawa ke ruangan dokter, yang bertanya apakah tidak punya pengalaman dengan
hipnoterapi. Hyun Joo mengaku Tidak pernah Jadi
menantikannya dan juga takut dan ingin tahu kenapa mengalami mimpi buruk
yang sama.
“Aku juga
penasaran kenapa tidak melihat wajah pria itu dalam mimpiku.” Ucap Hyun Joo
“Ada
banyak hal yang harus kita cari tahu. Karena ini hari pertamamu, mari kita
mulai dari kenangan paling mendasar.” Ucap Dokter
“Tolong
urus dia dengan baik.” Pesan Ji Woo. Dokter menganguk mengerti dan megajak Hyun
Joo masuk.
“Tutup
matamu perlahan. Dan fokus pada pernapasanmu. Saat tubuh dan pikiranmu
tenang,maka kau akan tertidur. Itu akan makin dalam. Sekarang, ayo ke tempat
yang kamu lihat di mimpimu. Bisa di mana saja.” Ucap Dokter
Pikiran
Hyun Joo melayang saat ada dibawah pohon sakura. Dokter ingin tau apa yang
dilihat Hyun Joo. Hyun Joo menjawab
kalau meliat Pohon sakura. Hyun Joo dimasa lalu sedang duduk dan berdoa terus
menerus tanpa henti.
“Tolong izinkan
suamiku kembali padaku.” Ucap Hyun Joo dimasalalu dan sampai berganti musim
dingin, ia akhirnya tak sadarkan diri.
“Aku
berdoa kepada pohon itu...Aku berdoa agar suamiku kembali. Tapi... Aku mati
sendirian.” Ucap Hyun Joo
“Apa
suamimu tidak kembali?” tanya Dokter. Hyun Joo menjawab tidak.
“Sekarang,
bisakah kau berbalik?” kata Dokter dan Hyun Joo menguba pikiran pada saat tak
sadarkan diri dimusim panas.
“Seseorang
mendekatimu.” Kata Dokter. Hyun Joo melihat seorang pria datang dan wajahnya
tersenyum bahagia memeluk suaminya yang akhirnya pulang lalu memeluknya.
Ji Woo
yang sedang menunggu dengan wajah gugup bertanya apada Hyun Joo saat baru saja
keluar. Hyun Joo mengaku Jauh lebih baik daripada dugaannya dan merasa sedikit
bebas. Ji Woo pun bisa mengucap syukur.
Hyun Joo pun mengucapkan Terima kasih.
“Pak
Hwang, maafkan aku. Aku sudah ada rencana, harus pergi.” kata Hyun Joo
“Bu Seo..
Jadi, ada hal mendesak. Tapi kau harus ikut denganku.” Ucap Ji Woo langsung
menarik Hyun Joo.
Do Gyum
suda menunggu di depan gedung Pameran "Seni Kontemporer Internasional
2020" saat itu Seo Yoon datang dan langsung memanggil Do Gyum seperti tak
sengaja bertemu. Do Gyum pun menyapanya.
Seo Yoon mengakuLucu bertemu dengan Do Gyum dan sangat mengejutkan.
Saat itu
pesan dari Hyun Joo masuk. Do Gyum membacanya [Aku ada urusan mendesak. Aku
sungguh tidak bisa hari ini. Maafkan aku.] wajahnya terlihat kecewa.
“Jika kau
tidak menunggu siapa pun, apa mau lihat pamerannya bersama?” kata Seo Yoon. Do
Gyum hanya terdiam.
Di sebuah
restoran, Hyun Joo bingung kalau ini yang dianggap mendesak oleh Ji Woo. Ji Woo
membenarkan dengan mengajak Hyun Joo ke restoran "Sup Nasi" Seorang
bibi datang bertanya Mau pesan apa. Ji Woo menjawab ingin memesan hidangan yang
paling lama dibuat di sini.
“Ini sup
nasimu.” Ucap pelayan datang membawa sup nasi yang cepat datang. Ji Woo
terlihat bingung karena ingin berlama-lama dengan Hyun Joo.
“Permisi...
Aku meminta hidangan yang paling lama dibuat di sini.” Kata Ji Woo
“Kami hanya
menyajikan sup nasi di sini... Tertulis di sana... Selamat menikmati.” Ucap Si
pelayan. Ji Woo pun tak bisa berkata-kata
“Kau bisa
Santai saja. Bahkan jika aku pergi sekarang, galeri akan segera tutup. Aku juga
sudah mengabari Do Gyum bahwa aku tidak bisa datang.” Kata Hyun Joo tahu kalau
Ji Woo tak ingin dirinya pergi.
“Kukira kau
akan marah.” Komentar Ji Woo. Hyun Joo mengaku tidak marah dan mengajak Ji Woo
makan saja sebelum dingin.
“Kapan
janji temu berikutnya?” tanya Ji Woo. Hyun Joo menjawab Di hari yang sama pekan
depan.
“Aku bisa
ke sana sendiri mulai pekan depan.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo mengaku Tidak apa-apa
karena juga ada janji dengannya.
“Apa Kau
menemuinya karena serangan panikmu?” tanya Hyun Joo. Ji Woo membenarkan.
“Sudah
berapa lama?” tanya Hyun Joo. Ji Woo juga tak tahu dan merasa sudah lebih dari
10 tahun. Hyun Joo ingin tahu Bagaimana awalnya?
“Aku ke
Sokcho untuk wisata keluarga saat usiaku sembilan tahun. Aku mengalami kecelakaan
di sana dan mengalami koma. Serta trauma yang kudapat dari kecelakaan masih
menyiksaku.” Kata Ji Woo. Hyun Joo kaget Ji Woo mengalami Kecelakaan?
“Kurasa
aku terlalu menyombongkan kemampuan renangku. Aku berusaha menyelamatkan seorang
gadis yang jatuh ke air. Dan itu nyaris membuatku terbunuh.” Cerita Ji Woo
“Apa yang
terjadi pada gadis itu?Apa Kau bertemu dengannya?” tanya Hyun Joo
“Tidak,
aku hanya dengar dia berhasil bertahan. Setelah memikirkannya, entah bagaimana
keadaannya. Gadis itu mengenakan gaun merah.” Kata Ji Woo
“Apa Kau
tidak menyesal? Jika tidak membantunya, kau tidak akan terkena serangan panik.”
ucap Hyun Joo
“Kau benar.
Tapi... Aku tidak pernah menyesalinya.”akui Ji Woo. Hyun Joo pikir Jika menjadi
Ji Woo, maka akan sangat menyesalinya.
“Pak
Hwang... Kurasa kau pria yang baik.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo tersenyum
mengucapkan Terima kasih atas pujiannya tapi menurutnya ia bukan pria yang
baik. Hyun Joo hanya diam saja.
Nyonya
Jung sibuk memilih baju yang dibelikan Ji Woo padanya. Sementara Tuan Seo sibuk
memperlihatkan daging sapi Korea terbaik yang dikirim oleh calon menantunya Do
Gyum dengan nada menyindir Sayang sekali hanya makan ini sendirian.
“Kecuali
kau mencicipinya, kau tidak akan tahu rasanya. Astaga. Aku hanya memasukkannya
ke mulutku, tapi langsung meleleh.” Ucap Tuan Seo bangga memperlihatkan daging
ditangana. Nyonya Jung sudah siap membuka mulutnya tapi Tuan Seo sengaja hanya
mengodanya.
“Pakaian
bermerek yang dibelikan calon menantuku akan bau karena dagingnya. Pergilah ke
halaman depan dan panggang di sana.” Kata Nyonya Jung kesal. Tiba-tiba
terdengar bunyi suara bel.
“Apa Do
Gyum mengirimiku hadiah lain? Siapa itu?” kata Tuan Seo bergegas berjalan ke
interkom.
“Aku
hendak mengantarkan kursi pijat.” Kata kurir. Nyonya Jung yakin itu pasti dari
Pak Hwang.
“Aku
bilang kepadanya tempo hari bahwa bahuku sakit.” Kata Nyonya Jung sakit.
Tapi
ternyata hadiah itu dari Do Gyum. Tuan Seo pun dengan wajah bahagia mencoba
kursi pijat merasa kalau Ini pas sekali lalu menyindir pria kaya itu sudah
selesai mengirim hadiah setelah membelikannya pakaian. Dan mengejek. Ji Woo pasti
menjadi kaya karena hemat. Nyonya Jung memilih untuk pergi.
“Astaga.
Ada pemadaman listrik? Ada apa dengan ini?” ucap Tuan Seo panik melihat lampu
dirumahnya mati dan memanggil istrinya.
“Bisa
bantu aku keluar dari sini?” kata Tuan Seo. Nyonya Jung datang malah mengoda
Tuan Seo dengan tongkat bulu. Tuan Seo meminta agar berhenti.
“Tunggu
sampai listriknya menyala. Aku tidak akan membiarkanmu...” kata Nyonya Jung
terus mengelitiknya. Tuan Seo mengeluh agar jangan telinganya.
Hyun Joo
diantar pulang oleh Ji Woo sampai ke rumah. Setelah Hyun Joo masuk. Sek Nam menelp Ji Woo
memberitahu kalau tidak menemukan makam yang terkait dengan Pimpinan Kim di
taman peringatan jaditidak tahu kenapa dia ada di sana.
Ia
mengingat ucapan Hyun Joo sebelumnya “Apa kamu dekat dengan Pimpinan Yayasan
Sejong? Aku menemuinya sebentar sore ini. Dia ingin bertemu denganku.”
“Aku
harus mencari tahu lebih banyak tentang Pimpinan Kim.” kata Ji Woo pada Sek
Nam.
***
Hyun Joo
datang ke rumah orang tuanya bingung melihat ada kursi pijat Tuan Seo keluar
kamar mengaku sedang tertidur sebentar. Hyun Joo bertanya Di mana Ibu. Tuan Seo
memberitahu Nyonya Jung yang kabur ke rumah Yeong Eun.
“Maksud
ayah, dia datang berkunjung. Kau mau mengambil foto, bukan?” kata Tuan Seo
“Ya... Omong-omong,
kenapa ada kursi pijat?” tanya Hyun Joo heran.
Tuan Seo gugup dan mengaku membelinya.
“Apa?. Saat
aku menawarkan, ayah bilang tidak usah.” Kata Hyun Joo. Tuan Seo membenark dan mengaku tiba-tiba
lutut ayah sakit.
“Coba Periksa
foto-fotonya.” Kata Tuan Seo mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Ayah,
saat aku jatuh ke laut, bukankah ada anak lain yang jatuh ke air juga?” tanya
Hyun Joo melihat foto dengan ayah dan ibunya.
“Ya... Anak
itu diselamatkan bersamamu. Anak laki-laki yang sekiranya satu atau dua tahun
lebih tua darimu. Kenapa kamu bertanya?” cerita Tuan Seo
“Bukan
apa-apa.” Ucap Hyun Joo lalu mengingat yang dikatakan Ji Woo “Gadis itu
mengenakan gaun merah.” Lalu bergegas pamit pergi.
Hyun Joo
keluar rumah dengan tatapan kosong mengingat kenangan masa lalunya.
Flash Back
Hyun Joo
sibuk bermain pasir di pantai. Seorang pria datang karena tadi Tuan Seo bilang
ingin menyewa payung, Tuan Seo pun bertanya apakah Hyun Joo mau melihat-lihat
payung. Hyun Joo mengaku
ingin bermain lagi di sini.
“Kalau
begitu, ayah akan melihat payungnya. Kau tetaplah di sini dan bermain.” Kata
Tuan Seo. Hyun Joo mengerti.
Hyun Joo
melihat ada tanaman dibatu yang menarik dan akan mengambilnya, tapi kakinya
tergelicir dan akhirnya jatuh kepantai. Seorang berteriak memberitahu Ada yang
jatuh ke air. Saat itu seorang anak datang menyelamatkan Hyun Joo yang
tengelam.
Hyun Joo
mengingat kenangan akhirnya menelp Ji Woo kalau Ada yang ingin disampaikan jadi
meminta agar bertemu sekarang. Ji Woo sudah menunggu didepan rumah, Hyun Joo
datang dengan taksi. Ji Woo bertanya Apa terjadi sesuatu?
“Apa yang
ingin kamu katakan kepadaku selarut ini?” tanya Ji Woo heran.
“Begini,
dia baik-baik saja. Gadis yang kau selamatkan.” Ucap Hyun Joo memberikan sebuah
foto pada Ji Wo
Flash Back
Hyun Joo
yang tak sadarkan diri akhirnya ditarik oleh dua pria ke perahu. Ji Woo seperti
masih bisa bertahan, tapi setelah beberapa detik tanganya lemas dan akhirnya
tenggalam sebelum ditarik ke atas perahu.
Keduanya
saling menatap, Ji Woo melihata Hyun Joo saat masih kecil begitu juga
sebaliknya. Hyun Joo berkaca-kaca melihat Ji Woo yang masih kecil
menyelamatkanya.
“Maafkan
aku. Karena aku...” ucap Hyun Joo merasa bersalah. Ji Woo mengaku tak perlu.
“Aku
bersyukur kau baik-baik saja.” Ucap Ji Woo mengelus kepala Hyun Joo. Keduanya
pun tersenyum.
Hyun Joo
dirumah mencari di internet "Cara Membuat Kantong Obat" lalu memulai
menjahit dengan benang.
Di sebuah
ballroom terlihat tulisan "Mempelai Pria Seo Ho Jun" Nyonya Jung dan
Tuan Seo saling menatap sinis karena sedang tak akur. Teman-teman Hyun Joo pun datang, Min Jung
memuji Ji Woo tampak gagah dengan setelan itu. Tuan Seo pun bangga
mendengarnya.
“Min
Jung, kenapa kamu tidak mengajak suamimu dan Su Bin?” tanya Tuan Seo
“Dia
sangat sibuk Dan ibuku menjaga Su Bin.” Kata Min Jung. Nyonya Jung pikir ini Menyedihkan
sekali.
“Kalian
harus mengajak pacar ke pernikahan kami. Dan kamu, Yeong Eun. Apa Kamu mau kujodohkan
dengan seorang pria? Dia teman keluarga. Dia bekerja di perusahaan besar. Dia sangat
bisa diandalkan dan baik.” Kata Nyonya Jung
“Terima
kasih, tapi aku sangat sibuk belakangan ini.” Ucap Yeong Eun menolak halus.
“Begitu
rupanya. Kau sibuk.” Ucap Nyonya Jung. Hyun Joo pun meminta mereka agar bicara
nanti. Keduanya pun menyuruh teman Hyun Joo makan karena pasti lapar.
“Kenapa
kamu menolak? Kamu seharusnya mengiakan.” Kata Min Jung hera saat masuk
ballroom.
“Kau
tidak bisa membaca yang tersirat, ya? Jika mereka bilang dia "baik",
artinya dia tidak tampan.” Kata Yeong Eun. Ji An yang ada dibelakang pun menyetujuinya.
Ji Woo
akhirnya memulai acara merayakan hari jadi pernikahan Tuan Seo dan Nyonya
Jung yang ke-35, mereka akan memotong
kuenya. Beberapa tamu melihat keduanya yang terlihat cantik dan tampan saat
naik ke atas panggung.
“Beri
mereka tepuk tangan meriah saat memotong kuenya.” Ucap Ji Woo. Tuan Seo dan
Nyonya Jung akan memotong kue dengan tulisan
"Ibu, Ayah. Selamat ulang tahun pernikahan ke-35!"
“Tunggu.
Kurasa kita tidak boleh memotongnya seperti ini.” Kata Nyonya Jung
“Itu
karena kita mencoba memotong kuenya bersama. Biar aku saja.” Ucap Tuan Seo
mengambil pisau dan akan memotongnya di bagian gambar leher.
“Jika kau
melakukan itu, maka kau akan memotong leher kita.” Keluh Nyonya Jung
“Apa yang
harus kulakukan? Haruskah aku membuat sashimi dengan ini? Tapi ini kue.” Kata
Tuan Seo.
Nyonya
Jung merasa Tuan Seo itu sedang bercanda. Tuan Jug pikir kalau Memotong kue
hanyalah formalitas. Hyun Joo bingung melihat ibu dan ayahnya adu mulut hanya
untuk memotong kue. Keduanya akhirnya saling tarik menarik pisau dan menyenggol
kue, kue pun terjatuh dilantai.
Semua
menjerit dan Ji Woo yang ada diatas panggung pun hanya bisa melonggo. Hyun Joo
pun mengeluh pada kedua orang tuanya. Ji Woo akhirnya meminta semua tamu
memberikan tepuk tangan meriah adn mengucapkan Terima kasih banyak sudah hadir
di pesta hari jadi orang tua Hyun Joo.
Nyonya
Jung mengeluh kalau Ini memalukan. Tuan Seo pikir Semua berakhir di tempat yang
sama jadi tidak masalah bagaimana memotongnya. Nyonya Jung kesal suaminya yang
marah. Hyun Joo mengeluh pada keduanya yang masih saja bertengkar.
“Ada apa
dengan kalian? Ada sesuatu, bukan?” tanya Hyun Joo heran. Keduanya mengaku tak
ada apa-apa.
“Apa
Kalian baik-baik saja?” tanya Ji Woo datang. Tuan Soe mengaku Tidak apa-apa dan
mengucapkanTerima kasih sudah mengadakan pesta.
“Aku
tidak berbuat banyak...Ayah. Biar kutuangkan minum... Ibu. Ayah. Selamat.” Ucap Ji Woo sopan.
“Terima
kasih, menantuku... Putraku.”kata Tuan Seo buru-buru mengubah ucapanya. Hyun
Joo bingung melihat tingkah kedua orang tuanya.
“Kenapa
dia terlambat sekali?” keluh Nyonya Jung mencari seseorang. Hyun Joo bertanya
siapa yang dimaksud. Nyonya Jung mengaku bukan apa-apa.
“Astaga,
Ho Jun. Young Soon.. Selamat... Biar kutuangkan minum.” Kata seorang pria datang
ke tempat Orang tua Hyun Joo. mereka pun minum bersama.
“Young
Soon, kamu pasti sudah bekerja sangat keras. Kamu membesarkan anak-anakmu
dengan baik.” Kata si pria pada Nyonya Jung
“Astaga,
aku tidak berbuat banyak. Mereka tumbuh sendiri.” Kata Nyonya Jung merendah.
“Astaga.
Mereka anak-anak terbaik. Mereka mengadakan pesta hari jadi untuk kita.
Beberapa saat lalu, Do Gyum membeli kursi pijat mahal itu.” Kata Tuan Seo
bangga. Do Gyum panik menahan Tuan Seo agar tak bicara.
“Do Gyum
membeli kursi pijat? Ayah bilang ayah yang membelinya.” Kata Hyun Joo kaget.
“Dia
terus bersikeras mau membelikannya. Jadi, ayah bilang tidak butuh. Tapi apakah
lututku sakit?” kata Tuan Seo. Ji Woo menganguk kalau itu Mungkin.
“Itu sebabnya
ayah membelinya sendir.. Aku hanya minum segelas. Ada apa denganku? Sudah
mabuk?” kata Tuan Seo panik.
Saat itu
datang Ji Woo menyapa Nyonya Jung
mengucapakn Selamat. Nyonya Jung pun dengan bangga menyapa Ji Woo sebagai
putranya yaitu CEO yang mengelola bisnis
lalu memperkenalkan pada temanya pada Ji Woo adalah CEO di perusahaan Hyun Joo
dan menjalankan bisnis.
“ Ayo.. Duduklah.
Makanlah bersama kami.” Ucap Nyonya Jung mengajak Ji Woo duduk
“Ini meja
untuk keluarga. Kenapa dia duduk dengan kita? Ada banyak kursi di pojok.” Kata Tuan
Seo tak suka dengan Ji Woo
“Aku akan
duduk dengan pegawaiku.” Ucap Ji Woo. Nyonya Jung pikir Tidak ada banyak tempat
di sana.
“Kamu
harus makan di sini. Duduklah... Silakan duduk.” Kata Nyonya Jung, Tapi Ji Woo
merasa tak enak memilih untuk menolaknya.
“Ini meja
untuk keluarga.” Kata Tuan Seo dengan nada tinggi. Hyun Joo kaget langsung
menatap ayahnya.
“Itu
sebabnya dia harus duduk di meja ini.” Kata Nyonya Jung. Tuan Seo bertanya Apa
dia keluarga kita?
“Bukankah
sudah kubilang? Aku ingin Do Gyum sebagai menantuku.” Kata Tuan Seo. Do Gyum
melonggo bngung
“Aku
sudah menjelaskannya. Aku menginginkan Pak Hwang sebagai menantuku!” balas
Nyonya Jung. Kali ini Ji Woo yang bingung.
Semua
tamu yang mendengarnya tak percaya melihat kedua orang tua Hyun Joo membahas
tentang "menantu" Nyonya Jung mengaku
berniat memperkenalkannya kepada kerabat mereka. Hyun Joo seperti malu
dengan tingkah ayah dan ibunya.
“Semuanya.
Aku tahu ini mendadak... Sudah resmi bahwa CEO Farmasi Sunwoo, Pak Hwang Ji
Woo, adalah menantu kami.” Kata Nyonya Jung
“Apa
maksudmu? Aku tidak bisa menerima ini. Menantu resmi keluarga kita adalah Do
Gyum.” Kata Tuan Seo
“Aku juga
tidak bisa menerima ini. Pak Hwang adalah menantuku.” Kata Nyonya Jung.
Keduanya terus
adu mulut antara Do Gyun dan Ji Woo sebagai menantunya. Ji Woo akhirnya
berteriak dengan memegang mic meminta agar berhenti. Semua tamu pun hanya bisa
terdiam.
“Kenapa
kalian yang memilih suamiku? Aku yang akan memilih!” ucap Hyun Joo. Orang tua
Hyun Joo pun kaget melihat anak mereka.
“Kalau begitu,
apa kamu akan menikah?” tanya Keduanya. Hyun Joo menjawab akan menikah.
“Orang..
yang akan.. kunikahi adalah...” ucap Hyun Joo menatap ke arah Ji Woo dan Ji Woo.
Bersambung ke episode 17
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar