PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 29 Juli 2020

Sinopsis Men Are Men Episode 16

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Nyonya Kim duduk dengan memegang kepalanya lalu mengingat masa lalunya saat pergi menemui Min Ju dan Jin Ho di sebuah ruangan. Jin Ho dan Min Ju berdiri bersebelahan, dan Nyonya Kim terdiam saat melihat keduanya mengunakan cincin couple. 

Hyun Joo mengandakan rapat dan bertanya Bagaimana pertemuan Mi Ok  dengan You-Gyo-Girl. Mi Ok mengaku bertemu dengan You-Gyo-Girl dan melakukan percakapan hangat tentang pekerjaannya. Ia pikir penulis You luar biasa.
“Aku akan datang ke rumahnya sambil membawa kontrak hari ini.” Kata Mi Ok
“Astaga, bagus sekali. Dia seniman webtoon penting untuk platform kita. Tolong urus ini dengan baik.” Ucap Hyun Joo. Mi Ok menganguk mengerti.
Saat itu ponsel Hyun Joo bergetar, Seo Yon melihat nama  "Do Gyum" dan ingin melihat pesan apa yang dikirimkannya. Hyun Joo membaca psan dari Do Gyum.
“Hyun Joo, Apa kau luang setelah bekerja, bukan? Ayo ke Galeri Seni Seoul bersama. Ada pameran yang ingin kulihat.”
Saat itu Seo Yoo seperti bisa membaca pesan dari Do Gyum. Hyun Joo melihat Seo Yoon maki mendekat pun bertanya ada apa. Seo Yoon malu langsung mengelengkan kepala. 
Dan pesan lain masuk ke ponsel Hyun Joo “Halo. Kita pernah bertemu beberapa saat lalu. Aku pimpinan Yayasan Medis Sejong. Bisa luangkan waktumu hari ini?” 


Nyonya Kim menunggu dengan wajah tegang meminum segelas air putih. Hyun Joo pun datang lalu meyapa nyonya Kimmengaku tidak tahu kalau Nyonya Kim itu ibunya Nona Han Seo Yoon. Nyonya Kim merendahkalau Putrinya hanya bekerja sebagai sekretaris.
“Aku selalu khawatir dia mungkin akan menghalangi orang lain.” Ucap Nyonya Kim
“Tidak... Nona Han bekerja sangat keras dan pekerjaannya baik. Kau tidak perlu khawatir.” Kata Hyun Joo
“Aku senang mendengarnya. Omong-omong, kau mirip seseorang yang kukenal. Itu hampir membuatku berpikir kau mungkin putrinya.” Kata Nyonya Kim. Hyun Joo terlihat bingung.
“Dia temanku dari Universitas Hanguk. Dia meninggal di usia muda dalam kecelakaan. Aku sangat sedih.” Ungkap Nyonya Kim
“Ibuku masih hidup dan sehat. Jadi, tidak mungkin aku putri temanmu.” Ucap Hyun Joo. Nyonya Kim pikir itu benar.
Saat itu Ji Woo menelp dan Hyun Joo langsung mengangkatnya lalu memberitahu kalau akan tiba 10 menit lagi.  Ia pu meminta maaf pada Nyonay Kim karena sudah punya janji temu. Nyonya Kim berkomentar Hyun Joo yang punya Janji temu sepulang kerja.
“Tampaknya kamu dekat dengannya.” Komentar Nyonya Kim sinis. Hyun Joo bingung.
“Saat memutuskan memacari Pak Hwang, Apa kamu tahu pria macam apa dia?” kata Nyonya Kim
“Kurasa ada kesalahpahaman. Pak Hwang dan aku tidak berpacaran.” Ucap Hyun Joo
“Syukurlah... Kumohon ingat ini.. Pak Hwang bukan orang baik.” Kata Nyonya Kim sinis. Hyun Joo hanya bisa terdiam



Mi Ok masuk ke sebuah lift sambil menelp, seorang wanita menahan pintu untuk masuk. Mi Ok  berbicara ditelp tentang penulis You kalau Dia menggambar webtun berdasarkan pengalamannya dan menurutnya seperti wanita lembut.
“Tapi dia bilang tidak bisa jika ciumannya tanpa gerakan lidah... Ya. Astaga, dia mengencani berbagai pria... Jika dia putriku, aku akan menyuruhnya segera berhenti dan mengirimnya ke biara setelah mencukur rambutnya.” Ucap MiOk
“Dengar. Apa Kamu pikir orang tuanya tahu yang dia lakukan?” ucap Mi Ok lalu berjalan keluar dari lift dan memutuskan telpnya. Ia pun menekan bel rumah tak ada yang menyahut, tapi ibu yang di lift berdiri dibelakangnya. 
“Permisi, Bu... Kenapa kamu terus mengikutiku?” ucap Mi Ok heran
“Aku tidak mengikutimu.. Itu rumah putriku.” Kata Si ibu. Mi Ok kaget kalau wanita itu adalah ibu dari Penulis You, dan tadi membahasnya didalam lift. 


Hyun Joo duduk didalam mobil dan hanya bisa terdiam, karena mengingat ucapan Nyonya Kim “Pak Hwang bukan orang baik.” Ji Woo melihat Hyun Joo hanya diam saja bertanya apakah gugup. Hyun Joo mengaku tidak.  Tapi Ji Woo melihat Hyun Joo yang tampak gelisah.
“Omong-omong, apa kau dekat dengan Pimpinan Yayasan Sejong?” tanya Hyun Joo ingin memastikan.
“Aku tidak punya koneksi pribadi dengannya. Kami bertemu untuk kali pertama saat aku menandatangani pemeriksaan rumah sakit beberapa bulan lalu. Tapi kenapa kamu bertanya?” kata Ji Woo
“Aku menemuinya sebentar sore tadi. Dia ingin bertemu denganku.”akui Hyun Joo
“Apa yang kau bicarakan?” tanya Ji Woo. Hyun Joo mengaku Nyonya Kim  bertanya apa putrinya baik-baik saja di perusahaan.
Saat itu Do Gyum menelp lalu mengaku tidak tahu kapan sesinya akan berakhir jadi memutukskan kalau ke galeri lain kali saja. Do Gyum mengaku akan menunggu karena butuh untuk alur cerita berikutnya. Hyun Joo pun mengerti dan akan menelp begitu selesai.


Hyun Joo dibawa ke ruangan dokter, yang bertanya apakah tidak punya pengalaman dengan hipnoterapi. Hyun Joo mengaku Tidak pernah Jadi  menantikannya dan juga takut dan ingin tahu kenapa mengalami mimpi buruk yang sama.
“Aku juga penasaran kenapa tidak melihat wajah pria itu dalam mimpiku.” Ucap  Hyun Joo
“Ada banyak hal yang harus kita cari tahu. Karena ini hari pertamamu, mari kita mulai dari kenangan paling mendasar.” Ucap Dokter
“Tolong urus dia dengan baik.” Pesan Ji Woo. Dokter menganguk mengerti dan megajak Hyun Joo masuk.

“Tutup matamu perlahan. Dan fokus pada pernapasanmu. Saat tubuh dan pikiranmu tenang,maka kau akan tertidur. Itu akan makin dalam. Sekarang, ayo ke tempat yang kamu lihat di mimpimu. Bisa di mana saja.” Ucap Dokter
Pikiran Hyun Joo melayang saat ada dibawah pohon sakura. Dokter ingin tau apa yang dilihat Hyun Joo.  Hyun Joo menjawab kalau meliat Pohon sakura. Hyun Joo dimasa lalu sedang duduk dan berdoa terus menerus tanpa henti.
“Tolong izinkan suamiku kembali padaku.” Ucap Hyun Joo dimasalalu dan sampai berganti musim dingin, ia akhirnya tak sadarkan diri.
“Aku berdoa kepada pohon itu...Aku berdoa agar suamiku kembali. Tapi... Aku mati sendirian.” Ucap Hyun Joo
“Apa suamimu tidak kembali?” tanya Dokter. Hyun Joo menjawab tidak.
“Sekarang, bisakah kau berbalik?” kata Dokter dan Hyun Joo menguba pikiran pada saat tak sadarkan diri dimusim panas.
“Seseorang mendekatimu.” Kata Dokter. Hyun Joo melihat seorang pria datang dan wajahnya tersenyum bahagia memeluk suaminya yang akhirnya pulang  lalu memeluknya. 



Ji Woo yang sedang menunggu dengan wajah gugup bertanya apada Hyun Joo saat baru saja keluar. Hyun Joo mengaku Jauh lebih baik daripada dugaannya dan merasa sedikit bebas. Ji Woo pun bisa mengucap syukur.  Hyun Joo pun mengucapkan Terima kasih.
“Pak Hwang, maafkan aku. Aku sudah ada rencana, harus pergi.” kata Hyun Joo
“Bu Seo.. Jadi, ada hal mendesak. Tapi kau harus ikut denganku.” Ucap Ji Woo langsung menarik Hyun Joo. 

Do Gyum suda menunggu di depan gedung Pameran "Seni Kontemporer Internasional 2020" saat itu Seo Yoon datang dan langsung memanggil Do Gyum seperti tak sengaja bertemu. Do Gyum pun menyapanya.  Seo Yoon mengakuLucu bertemu dengan Do Gyum dan sangat mengejutkan.
Saat itu pesan dari Hyun Joo masuk. Do Gyum membacanya [Aku ada urusan mendesak. Aku sungguh tidak bisa hari ini. Maafkan aku.] wajahnya terlihat kecewa.
“Jika kau tidak menunggu siapa pun, apa mau lihat pamerannya bersama?” kata Seo Yoon. Do Gyum hanya terdiam. 

Di sebuah restoran, Hyun Joo bingung kalau ini yang dianggap mendesak oleh Ji Woo. Ji Woo membenarkan dengan mengajak Hyun Joo ke restoran "Sup Nasi" Seorang bibi datang bertanya Mau pesan apa. Ji Woo menjawab ingin memesan hidangan yang paling lama dibuat di sini.
“Ini sup nasimu.” Ucap pelayan datang membawa sup nasi yang cepat datang. Ji Woo terlihat bingung karena ingin berlama-lama dengan Hyun Joo.
“Permisi... Aku meminta hidangan yang paling lama dibuat di sini.” Kata Ji Woo
“Kami hanya menyajikan sup nasi di sini... Tertulis di sana... Selamat menikmati.” Ucap Si pelayan. Ji Woo pun tak bisa berkata-kata
“Kau bisa Santai saja. Bahkan jika aku pergi sekarang, galeri akan segera tutup. Aku juga sudah mengabari Do Gyum bahwa aku tidak bisa datang.” Kata Hyun Joo tahu kalau Ji Woo tak ingin dirinya pergi.
“Kukira kau akan marah.” Komentar Ji Woo. Hyun Joo mengaku tidak marah dan mengajak Ji Woo makan saja sebelum dingin.
“Kapan janji temu berikutnya?” tanya Ji Woo. Hyun Joo menjawab Di hari yang sama pekan depan.
“Aku bisa ke sana sendiri mulai pekan depan.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo mengaku Tidak apa-apa karena juga ada janji dengannya.
“Apa Kau menemuinya karena serangan panikmu?” tanya Hyun Joo. Ji Woo membenarkan.
“Sudah berapa lama?” tanya Hyun Joo. Ji Woo juga tak tahu dan merasa sudah lebih dari 10 tahun. Hyun Joo ingin tahu Bagaimana awalnya?
“Aku ke Sokcho untuk wisata keluarga saat usiaku sembilan tahun. Aku mengalami kecelakaan di sana dan mengalami koma. Serta trauma yang kudapat dari kecelakaan masih menyiksaku.” Kata Ji Woo. Hyun Joo kaget Ji Woo mengalami Kecelakaan?
“Kurasa aku terlalu menyombongkan kemampuan renangku. Aku berusaha menyelamatkan seorang gadis yang jatuh ke air. Dan itu nyaris membuatku terbunuh.” Cerita Ji Woo
“Apa yang terjadi pada gadis itu?Apa Kau bertemu dengannya?” tanya Hyun Joo
“Tidak, aku hanya dengar dia berhasil bertahan. Setelah memikirkannya, entah bagaimana keadaannya. Gadis itu mengenakan gaun merah.” Kata Ji Woo
“Apa Kau tidak menyesal? Jika tidak membantunya, kau tidak akan terkena serangan panik.” ucap Hyun Joo
“Kau benar. Tapi... Aku tidak pernah menyesalinya.”akui Ji Woo. Hyun Joo pikir Jika menjadi Ji Woo, maka akan sangat menyesalinya.
“Pak Hwang... Kurasa kau pria yang baik.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo tersenyum mengucapkan Terima kasih atas pujiannya tapi menurutnya ia bukan pria yang baik. Hyun Joo hanya diam saja. 




Nyonya Jung sibuk memilih baju yang dibelikan Ji Woo padanya. Sementara Tuan Seo sibuk memperlihatkan daging sapi Korea terbaik yang dikirim oleh calon menantunya Do Gyum dengan  nada menyindir  Sayang sekali hanya makan ini sendirian.
“Kecuali kau mencicipinya, kau tidak akan tahu rasanya. Astaga. Aku hanya memasukkannya ke mulutku, tapi langsung meleleh.” Ucap Tuan Seo bangga memperlihatkan daging ditangana. Nyonya Jung sudah siap membuka mulutnya tapi Tuan Seo sengaja hanya mengodanya.
“Pakaian bermerek yang dibelikan calon menantuku akan bau karena dagingnya. Pergilah ke halaman depan dan panggang di sana.” Kata Nyonya Jung kesal. Tiba-tiba terdengar bunyi suara bel.
“Apa Do Gyum mengirimiku hadiah lain? Siapa itu?” kata Tuan Seo bergegas berjalan ke interkom.
“Aku hendak mengantarkan kursi pijat.” Kata kurir. Nyonya Jung yakin itu pasti dari Pak Hwang.
“Aku bilang kepadanya tempo hari bahwa bahuku sakit.” Kata Nyonya Jung sakit.
Tapi ternyata hadiah itu dari Do Gyum. Tuan Seo pun dengan wajah bahagia mencoba kursi pijat merasa kalau Ini pas sekali lalu menyindir pria kaya itu sudah selesai mengirim hadiah setelah membelikannya pakaian. Dan mengejek. Ji Woo pasti menjadi kaya karena hemat. Nyonya Jung memilih untuk pergi.
“Astaga. Ada pemadaman listrik? Ada apa dengan ini?” ucap Tuan Seo panik melihat lampu dirumahnya mati dan memanggil istrinya.
“Bisa bantu aku keluar dari sini?” kata Tuan Seo. Nyonya Jung datang malah mengoda Tuan Seo dengan tongkat bulu. Tuan Seo meminta agar berhenti.
“Tunggu sampai listriknya menyala. Aku tidak akan membiarkanmu...” kata Nyonya Jung terus mengelitiknya. Tuan Seo mengeluh agar jangan telinganya. 



Hyun Joo diantar pulang oleh Ji Woo sampai ke rumah. Setelah  Hyun Joo masuk. Sek Nam menelp Ji Woo memberitahu kalau tidak menemukan makam yang terkait dengan Pimpinan Kim di taman peringatan jaditidak tahu kenapa dia ada di sana.
Ia mengingat ucapan Hyun Joo sebelumnya “Apa kamu dekat dengan Pimpinan Yayasan Sejong? Aku menemuinya sebentar sore ini. Dia ingin bertemu denganku.”
“Aku harus mencari tahu lebih banyak tentang Pimpinan Kim.” kata Ji Woo pada Sek Nam.
***
Hyun Joo datang ke rumah orang tuanya bingung melihat ada kursi pijat Tuan Seo keluar kamar mengaku sedang tertidur sebentar. Hyun Joo bertanya Di mana Ibu. Tuan Seo memberitahu Nyonya Jung yang kabur ke rumah Yeong Eun.

“Maksud ayah, dia datang berkunjung. Kau mau mengambil foto, bukan?” kata Tuan Seo
“Ya... Omong-omong, kenapa ada kursi pijat?” tanya Hyun Joo heran.  Tuan Seo gugup dan mengaku membelinya.
“Apa?. Saat aku menawarkan, ayah bilang tidak usah.” Kata Hyun Joo.  Tuan Seo membenark dan mengaku tiba-tiba lutut ayah sakit.
“Coba Periksa foto-fotonya.” Kata Tuan Seo mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Ayah, saat aku jatuh ke laut, bukankah ada anak lain yang jatuh ke air juga?” tanya Hyun Joo melihat foto dengan ayah dan ibunya.
“Ya... Anak itu diselamatkan bersamamu. Anak laki-laki yang sekiranya satu atau dua tahun lebih tua darimu. Kenapa kamu bertanya?” cerita Tuan Seo
“Bukan apa-apa.” Ucap Hyun Joo lalu mengingat yang dikatakan Ji Woo “Gadis itu mengenakan gaun merah.” Lalu bergegas pamit pergi. 

Hyun Joo keluar rumah dengan tatapan kosong mengingat kenangan masa lalunya.
Flash Back
Hyun Joo sibuk bermain pasir di pantai. Seorang pria datang karena tadi Tuan Seo bilang ingin menyewa payung, Tuan Seo pun bertanya apakah Hyun Joo mau melihat-lihat payung. Hyun Joo mengaku
 ingin bermain lagi di sini.
“Kalau begitu, ayah akan melihat payungnya. Kau tetaplah di sini dan bermain.” Kata Tuan Seo. Hyun Joo mengerti.
Hyun Joo melihat ada tanaman dibatu yang menarik dan akan mengambilnya, tapi kakinya tergelicir dan akhirnya jatuh kepantai. Seorang berteriak memberitahu Ada yang jatuh ke air. Saat itu seorang anak datang menyelamatkan Hyun Joo yang tengelam. 

Hyun Joo mengingat kenangan akhirnya menelp Ji Woo kalau Ada yang ingin disampaikan jadi meminta agar bertemu sekarang. Ji Woo sudah menunggu didepan rumah, Hyun Joo datang dengan taksi. Ji Woo bertanya Apa terjadi sesuatu?
“Apa yang ingin kamu katakan kepadaku selarut ini?” tanya Ji Woo heran.
“Begini, dia baik-baik saja. Gadis yang kau selamatkan.” Ucap Hyun Joo memberikan sebuah foto pada Ji Wo
Flash Back
Hyun Joo yang tak sadarkan diri akhirnya ditarik oleh dua pria ke perahu. Ji Woo seperti masih bisa bertahan, tapi setelah beberapa detik tanganya lemas dan akhirnya tenggalam sebelum ditarik ke atas perahu.
Keduanya saling menatap, Ji Woo melihata Hyun Joo saat masih kecil begitu juga sebaliknya. Hyun Joo berkaca-kaca melihat Ji Woo yang masih kecil menyelamatkanya.
“Maafkan aku. Karena aku...” ucap Hyun Joo merasa bersalah. Ji Woo mengaku tak perlu.
“Aku bersyukur kau baik-baik saja.” Ucap Ji Woo mengelus kepala Hyun Joo. Keduanya pun tersenyum.
Hyun Joo dirumah mencari di internet "Cara Membuat Kantong Obat" lalu memulai menjahit dengan benang. 



Di sebuah ballroom terlihat tulisan "Mempelai Pria Seo Ho Jun" Nyonya Jung dan Tuan Seo saling menatap sinis karena sedang tak akur.  Teman-teman Hyun Joo pun datang, Min Jung memuji Ji Woo tampak gagah dengan setelan itu. Tuan Seo pun bangga mendengarnya.
“Min Jung, kenapa kamu tidak mengajak suamimu dan Su Bin?” tanya Tuan Seo
“Dia sangat sibuk Dan ibuku menjaga Su Bin.” Kata Min Jung. Nyonya Jung pikir ini Menyedihkan sekali.
“Kalian harus mengajak pacar ke pernikahan kami. Dan kamu, Yeong Eun. Apa Kamu mau kujodohkan dengan seorang pria? Dia teman keluarga. Dia bekerja di perusahaan besar. Dia sangat bisa diandalkan dan baik.” Kata Nyonya Jung
“Terima kasih, tapi aku sangat sibuk belakangan ini.” Ucap Yeong Eun menolak halus.
“Begitu rupanya. Kau sibuk.” Ucap Nyonya Jung. Hyun Joo pun meminta mereka agar bicara nanti. Keduanya pun menyuruh teman Hyun Joo makan karena pasti lapar.


“Kenapa kamu menolak? Kamu seharusnya mengiakan.” Kata Min Jung hera saat masuk ballroom.
“Kau tidak bisa membaca yang tersirat, ya? Jika mereka bilang dia "baik", artinya dia tidak tampan.” Kata Yeong Eun. Ji An yang ada dibelakang pun menyetujuinya.

Ji Woo akhirnya memulai acara merayakan hari jadi pernikahan Tuan Seo dan Nyonya Jung  yang ke-35, mereka akan memotong kuenya. Beberapa tamu melihat keduanya yang terlihat cantik dan tampan saat naik ke atas panggung.
“Beri mereka tepuk tangan meriah saat memotong kuenya.” Ucap Ji Woo. Tuan Seo dan Nyonya Jung akan memotong kue dengan tulisan  "Ibu, Ayah. Selamat ulang tahun pernikahan ke-35!"
“Tunggu. Kurasa kita tidak boleh memotongnya seperti ini.” Kata Nyonya Jung
“Itu karena kita mencoba memotong kuenya bersama. Biar aku saja.” Ucap Tuan Seo mengambil pisau dan akan memotongnya di bagian gambar leher.
“Jika kau melakukan itu, maka kau akan memotong leher kita.” Keluh Nyonya Jung
“Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku membuat sashimi dengan ini? Tapi ini kue.” Kata Tuan Seo.
Nyonya Jung merasa Tuan Seo itu sedang bercanda. Tuan Jug pikir kalau Memotong kue hanyalah formalitas. Hyun Joo bingung melihat ibu dan ayahnya adu mulut hanya untuk memotong kue. Keduanya akhirnya saling tarik menarik pisau dan menyenggol kue, kue pun terjatuh dilantai.
Semua menjerit dan Ji Woo yang ada diatas panggung pun hanya bisa melonggo. Hyun Joo pun mengeluh pada kedua orang tuanya. Ji Woo akhirnya meminta semua tamu memberikan tepuk tangan meriah adn mengucapkan Terima kasih banyak sudah hadir di pesta hari jadi orang tua Hyun Joo. 


Nyonya Jung mengeluh kalau Ini memalukan. Tuan Seo pikir Semua berakhir di tempat yang sama jadi tidak masalah bagaimana memotongnya. Nyonya Jung kesal suaminya yang marah. Hyun Joo mengeluh pada keduanya yang masih saja bertengkar.
“Ada apa dengan kalian? Ada sesuatu, bukan?” tanya Hyun Joo heran. Keduanya mengaku tak ada apa-apa.
“Apa Kalian baik-baik saja?” tanya Ji Woo datang. Tuan Soe mengaku Tidak apa-apa dan mengucapkanTerima kasih sudah mengadakan pesta.
“Aku tidak berbuat banyak...Ayah. Biar kutuangkan minum...  Ibu. Ayah. Selamat.” Ucap Ji Woo sopan.
“Terima kasih, menantuku... Putraku.”kata Tuan Seo buru-buru mengubah ucapanya. Hyun Joo bingung melihat tingkah kedua orang tuanya.
“Kenapa dia terlambat sekali?” keluh Nyonya Jung mencari seseorang. Hyun Joo bertanya siapa yang dimaksud. Nyonya Jung mengaku bukan apa-apa. 

“Astaga, Ho Jun. Young Soon.. Selamat... Biar kutuangkan minum.” Kata seorang pria datang ke tempat Orang tua Hyun Joo. mereka pun minum bersama.
“Young Soon, kamu pasti sudah bekerja sangat keras. Kamu membesarkan anak-anakmu dengan baik.” Kata si pria pada Nyonya Jung
“Astaga, aku tidak berbuat banyak. Mereka tumbuh sendiri.” Kata Nyonya Jung merendah.
“Astaga. Mereka anak-anak terbaik. Mereka mengadakan pesta hari jadi untuk kita. Beberapa saat lalu, Do Gyum membeli kursi pijat mahal itu.” Kata Tuan Seo bangga. Do Gyum panik menahan Tuan Seo agar tak bicara.
“Do Gyum membeli kursi pijat? Ayah bilang ayah yang membelinya.” Kata Hyun Joo kaget.
“Dia terus bersikeras mau membelikannya. Jadi, ayah bilang tidak butuh. Tapi apakah lututku sakit?” kata Tuan Seo. Ji Woo menganguk kalau itu Mungkin.
“Itu sebabnya ayah membelinya sendir.. Aku hanya minum segelas. Ada apa denganku? Sudah mabuk?” kata Tuan Seo panik. 


Saat itu datang  Ji Woo menyapa Nyonya Jung mengucapakn Selamat. Nyonya Jung pun dengan bangga menyapa Ji Woo sebagai putranya  yaitu CEO yang mengelola bisnis lalu memperkenalkan pada temanya pada Ji Woo adalah CEO di perusahaan Hyun Joo dan menjalankan bisnis.
“ Ayo.. Duduklah. Makanlah bersama kami.” Ucap Nyonya Jung mengajak Ji Woo duduk
“Ini meja untuk keluarga. Kenapa dia duduk dengan kita? Ada banyak kursi di pojok.” Kata Tuan Seo tak suka dengan Ji Woo
“Aku akan duduk dengan pegawaiku.” Ucap Ji Woo. Nyonya Jung pikir Tidak ada banyak tempat di sana.
“Kamu harus makan di sini. Duduklah... Silakan duduk.” Kata Nyonya Jung, Tapi Ji Woo merasa tak enak memilih untuk menolaknya.
“Ini meja untuk keluarga.” Kata Tuan Seo dengan nada tinggi. Hyun Joo kaget langsung menatap ayahnya.
“Itu sebabnya dia harus duduk di meja ini.” Kata Nyonya Jung. Tuan Seo bertanya Apa dia keluarga kita?
“Bukankah sudah kubilang? Aku ingin Do Gyum sebagai menantuku.” Kata Tuan Seo. Do Gyum melonggo bngung
“Aku sudah menjelaskannya. Aku menginginkan Pak Hwang sebagai menantuku!” balas Nyonya Jung. Kali ini Ji Woo yang bingung.
Semua tamu yang mendengarnya tak percaya melihat kedua orang tua Hyun Joo membahas tentang "menantu" Nyonya Jung mengaku  berniat memperkenalkannya kepada kerabat mereka. Hyun Joo seperti malu dengan tingkah ayah dan ibunya.
“Semuanya. Aku tahu ini mendadak... Sudah resmi bahwa CEO Farmasi Sunwoo, Pak Hwang Ji Woo, adalah menantu kami.” Kata Nyonya Jung
“Apa maksudmu? Aku tidak bisa menerima ini. Menantu resmi keluarga kita adalah Do Gyum.” Kata Tuan Seo
“Aku juga tidak bisa menerima ini. Pak Hwang adalah menantuku.” Kata Nyonya Jung. 




Keduanya terus adu mulut antara Do Gyun dan Ji Woo sebagai menantunya. Ji Woo akhirnya berteriak dengan memegang mic meminta agar berhenti. Semua tamu pun hanya bisa terdiam.
“Kenapa kalian yang memilih suamiku? Aku yang akan memilih!” ucap Hyun Joo. Orang tua Hyun Joo pun kaget melihat anak mereka.
“Kalau begitu, apa kamu akan menikah?” tanya Keduanya. Hyun Joo menjawab akan menikah.
“Orang.. yang akan.. kunikahi adalah...” ucap Hyun Joo menatap  ke arah Ji Woo dan Ji Woo.
Bersambung ke episode 17



Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar