PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yi Sang
mengambil foto awan yang terlihat sangat cerah, seperti ingin memikirkan
nasibnya. Ia lalu melihat pasangan kakek dan nenek duduk bersama, akhirnya ia
mengambil gambar.
Ia
mengingat melihat Ha Ri yang pulang ke rumah dan menahan perasaanya untuk
mendekat. Yi Sang pun berkemah di pinggir danau dengan menatap kearah langit
tanpa bintang, lalu melihat ponselnya. Ia melihat fotoHa Ri seperti sangat
merindukanya.
Ha Ri menuliskan
caption “Seperti biasa, aku baik-baik saja.” Seperti mengisyaratkan pada Yi
Sang. Yi Sang terdiam membaca caption dan foto Ha Ri terlihat baik-baik saja
setelah putus denganya.
"Episode 16, Pertanyaan Tentang Banyak
Hal yang Hilang"
Tuan Nam
melihat Yi Sang sudah menunggu di cafe
dengan wajah kesal bertanya Kapan
kembali. Ji Sang memberitahu Pak Lee baru-baru ini menelepon dan meminta untuk
mengurus pemotretan. Tuan Nam menghela nafas memberitahu Nona Jang baik-baik
saja.
“Dia
baik-baik saja.Apa Kau sudah melupakannya?” tanya Tuan Nam, Yi Sang megaku berusaha
keras menghindarinya.
“Tapi aku
kebetulan melihatnya. Dan itu sudah cukup untuk membuatku runtuh lagi.” Akui Yi
Sang
“Jika kau
merindukannya, temui saja dia.” Kata Tuan Nam, Yi Sang merasa tidak punya
alasan untuk tiba-tiba menemui dan menyapanya.
“Aku tahu
tidak bisa melakukan sesuatu untuk pacarmu itu menyiksa. Sulit melihat pacarmu
merelakan sesuatu yang dia inginkan hanya karena dirimu. Tapi bagaimana jika kau
membuat kalian berdua menderita dengan berpikir seperti itu?” jelas Tuan Nam
“Bukan
berarti aku tidak memahami maksudmu. Tapi menurutku tidak tepat ketika orang
mengatakan mereka berkorban demi pasangan mereka. Orang hanya bilang begitu
karena kurang percaya diri. Aku sangat kecewa padamu karena bersikap seperti
ini Dan sulit bagiku untuk melihatnya..” Kata Tuan Nam, Yi Sang hanya bisa
tertunduk diam.
Tuan Nam
melihat nama diponselnya "Reporter
'The Baby' Jang Ha Ri" lalu bertanya Apa dia akan melahirkan sekarang,
dengan wajah panik mengatakan akan segera ke sana.
“Hei,
bayinya akan lahir. Aku harus merekamnya saat dia melahirkan. Aku akan
meneleponmu kembali.” ucap Tuan Nam bergegas pergi, lalu menaatp Yi Sang
seperti mengisyaratkan sesuatu.
Ha Ri
sampai di rumah sakit, Sang Gon sudah menungu dengan wajah gugup. Ha Ri ingin
tahu Di mana Ji Hye. Sang Gon memberitahu kalau Ji Hey bersiap untuk melahirkan
dan diminta keluar sebentar.
“Dokter
bilang membrannya robek lebih awal, tapi sudah ditangani.” Kata Sang Gon. Ha Ri
pun mengucap syukur.
“Tidak boleh
merekam di ruang persalinan karena mungkin ada keadaan darurat. Kau harus
melakukannya sekarang..” Ucap Sang Gon. Ha Ri menganguk mengerti.
“Dia akan
segera melahirkan. Anda bisa masuk.” Kata Perawat. Sang gon pun bergegas pergi.
Ha Ri pun
bingung mencoba menelp "Nam Soo Chul" tapi telpnya tak dijawab. Ia
terus mencoba menelp Tuan Nam terus karena harus segera masu, tapi saat itu
seseorang datang dengan wajah panik. Ha Ri terdiam dan kaget melihat Yi Sang
yang datang.
“Dia akan
segera masuk ruang persalinan. Merekamlah sekarang.” Ucap Sang Gon keluar
menemui Ha Ri. Ha Ri pun akhirnya bergegas pergi dengan Yi Sang.
Mereka
melihat Ji Hye yang menahan rasa sakitnya. Ha Ri pikir Ji Hyepasti lelah. Ji
Hye pikir Kontraksinya kembali lebih cepat sekarang jadi merasa bayinya akan
segera lahir. Yi Sang hanya terdiam melihat Ji Hye yang menahan rasa sakit.
“Kami
akan menunggu di luar. Setelah bayinya lahir, kami akan memotret bayimu dengan
indah.” Ucap Ha Ri memberi semangat, Ji Hye mengucapkan Terima kasih.
“Bayinya
hampir siap. Serviksnya telah melebar, jadi, kami harus membawanya ke ruang
persalinan sekarang.” Kata perawat datang. Sang Gon pun meminta agar istrinya
bertahan.
"Ruang
Persalinan"
Sang Gon
terlihat gugup duduk menunggu, Yi Sang dan Ha Ri pun tak banyak bicara karena
suasana sangat tegang. Akhirnya Dokter keluar memberitahu Setelah Ji Hye
melahirkan, ada banyak pendarahan karena atoni uterus, jadi menerima transfusi
darah.
“Kami akan
segera melakukan embolisasi. Bayinya bernapas dengan baik. Aku akan memberi
tahu detailnya setelah kondisi bayinya kami periksa di unit perawatan intensif
anak.” Kata Dokter
“Dokter,
kami membutuhkanmu.”ucap Sang Gon panik. Dokter pun menganguk mengerti dan
kembali masuk.
“Dia akan
baik-baik saja.” Kata Ha Ri menenangkan. Yi Sang hanya bisa duduk diam
mendengarnya, wajahnya masih sangat tegang.
Sang Gon
melihat dilayar "Kim J Hye. Bersalin"wajahnya sangat tegang. Ha Ri
dan Yi Sang pun duduk terpisah. Akhirnya dokter keluar, Sang Gon memberitahu
kalau mereka berhasil menghentikan pendarahannya. Tapi Ji Hye tidak sadarkan
diri.
“Kami
akan membawanya ke ICU dan merawatnya di sana. Kita harus melihat bagaimana
pemulihannya malam ini. Kami akan mengawasinya, jadi, jangan terlalu khawatir.”
Kata Dokter
“Maksud
Anda... Ji Hye.” Ucap Song Gon shock dan melihat Ji Hye dibawa keluar untuk
masuk ruangan ICU. Ha Ri terdiam dan akhirnya mengejar Sang Gon.
Sang Gon
bertanya ke bagian perawat ICU “Apa masih terlalu dini untuk memberi tahu
sesuatu?” Perawat mengaku tak bisa memberitahu. Keluarga Ji Hye dan Sang Gon
sudah datang. Sang ibu ingin tahu apa yang dikatakan perawat. Sang Gon
mengatakan belum tahu.
Ibu
keduanya hanya bisa menangis, karena Ji Hye yang tak sadarkan diri. Sang Gon
menyakinkan kalau Ji Hye akan baik-baik
saja. Perawat masuk memanggil keluarga Ji Hye, Sang Gon anak masuk dengan
keluarganya, tapi perawat meminta agar ibu saja dan para bapak menunggu
dirumah.
Ha Ri
duduk di bagian "Perawatan Bayi Baru Lahir" meihat bayi sedang ada
diruangan dengan perawat. Saat itu Yi Sang melihat dari kejauhan, lalu duduk disampingnya bertanya sedang apa
di sini sendirian. Ha Ri yakin Ji Hye mungkin mengkhawatirkan bayinya.
“Aku
tidak bisa menemani bayi Ji Hye untuknya, tapi aku ingin berada di dekatnya. Ibu
kita mempertaruhkan nyawa mereka untuk melahirkan kita, tapi kita melupakan
itu. Jika tahu ini akan terjadi, aku tidak akan menerima foto USG ini.” Ucap Ha
Ri sedih memegang foto dari Ji Hye.
“Aku
seharusnya tidak membiarkannya mendoakan kita. Seharusnya tidak kulakukan.”
Kata Ha Ri. Yi Sang hanya bisa terdiam.
Yi Sang
dan Ha Ri akhirnya menunggu di ruang tunggu, Sang Gon keuar memberitahu kalau
Ji Hye sudah sadar. Yi Sang langsung mengucap syukur dan Ha Ri bertanya Apa Ji
Hye baik-baik saja?
“Ya, dia
mengenaliku dan ingin menemui bayinya. Dia baik-baik saja. Terima kasih. Ini
mimpi buruk bagiku, jadi, aku berterima kasih karena sudah menemaniku. Sebaiknya
kalian pulang dan beristirahat sekarang. Aku akan menghubungimu.” Kata Sang
Gon. Ha Ri menganguk mengerti lalu pamit
pergi dan keduanya sempat tersenyum.
Yi Sang
ingin mengantar Ha Ri pulang karean tampak lelah. Ha Ri pikri Jika akan
mengkhawatirkannya seperti ini, kenapa Yi Sang pergi. Yi Sang hanya bisa
terdiam. Ha ri merasa Sudah jelas mereka berdua perlu pelipur lara, tapi mereka
bahkan tidak bisa saling menanyakan kabar.
“Aku
sudah menyelesaikan PR yang kau berikan. Bagaimana denganmu? Tampaknya tidak
ada yang berubah. Jika kau akan melihatku seperti itu, menjauhlah.” Kata Ha Ri
lalu melangkah pergi. Yi Sang hanya bisa tertunduk diam.
Ha Ri
kembali ke rumah sendirian dan duduk di tempat tidurnya, mengingat kembali yang
dikataka Yi Sang.
Flash Back
Yi sang
mengejar Ha Ri mengaku merindukannya dan merasa tidak cukup baik untuk Ha Ri. Ia yakin harus membahagiakan Ha Ri
bagaimanapun caranya tap khawatir akan menjadi penyebab penderitaannya. Ha Ri mengaku sudah tahu.
“Dan aku
tahu kau berpura-pura tidak kecewa olehku.” Ucap Yi Sang
“Apa Kau
masih khawatir? Karena itukah kau tidak bisa kembali kepadaku meskipun
merindukanku?” kata Ha Ri. Yi Sang terdiam
“Tidak
ada yang berubah. Bukan hanya kau yang terpukul. Aku juga berharap
pengobatannya berhasil, dan aku merasa duniaku runtuh.” Kata Yi Sang
“Jadi,
inikah jawabanmu? Kau benar-benar belum berubah selama tiga bulan terakhir ini.”
Ucap Ha Ri marah dan akan masuk rumah.
“Apa yang
kamu inginkan dariku? Aku khawatir akan menjadi penyebab kesengsaraanmu. Kau
akan menderita dan kesakitan, mana mungkin aku memintamu mengizinkanku
mencintaimu?” ucap Yi Sang
“Kau
melarangku menyerah, tapi kau yang mengibarkan bendera putih dahulu.” Ucap Ha
Ri lalu masuk ke dalam rumah.
Ha Ri
terdiam di kamarnya akhirnya keluar rumah. Yi Sang sangat frustasi duduk di
ruanganya lalumendengar suara bel rumah. Ha Ri datang ke rumah Yi Sang, Yi Sang
terdiam melihat Ha Ri yang datang ke rumahnya, akhirnya keduanya duduk di meja
makan.
“Bagaimana
jika aku menunggu lebih lama? Berapa lama lagi yang kau butuhkan?” tanya Yi
Sang
“Aku tahu
betapa menyedihkannya diriku. Saat kita terpisah, aku tersiksa karena tidak
bersamamu. Dan walaupun kau di sini, aku tetap tidak bisa menunjukkan betapa
aku mencintaimu. Seperti katamu. Tidak ada yang berubah.” Kata Yi Sang
“Sama
seperti Sang Gon dan Ji Hye, aku seharusnya mendampingimu bahkan saat nyawa
kita dalam bahaya. Sudah kubilang aku mencintaimu. Tapi aku terus merasa
bersalah dan gugup.” Ungkap Yi Sang
“Aku ingin
menghentikan itu sekarang. Walau bisa mendatangkan penderitaan, aku ingin
bersamamu. Bolehkah?” kata Yi Sang. Ha Ri menatapnya.
“Siapa
bilang kita akan menderita? Kenapa kau sangat terobsesi untuk bahagia? Lalu
kenapa jika kita terkadang menderita? Wajar untuk berjuang dan terluka.” Kata
Ha Ri
“Meski begitu,
aku tidak akan berubah. Aku tidak akan berubah, jadi, kau juga. Benar, bukan?”
ucap Ha Ri memegang wajah Yi Sang.
Yi Sang
mengendong Ha Ri kekamarnya lalu mulai sangat mendekat seperti ingin
menghabiskan malam keberasamaan mereka.
Ha Ri
berbaring ditempat tidur memperlihatkan kalung yang dipakainya, Yi Sang
tersenyum melihatnya dan meminta agar memberitahu apa jawabannya. Ha Ri mengakutidak
peduli apakah aku akan punya anak atau tidak.
“Aku
tidak peduli aku bersama seseorang atau tidak. Aku hanya ingin bahagia
sendiri.” Ucap Ha ri
“Jadi,
setelah kau memutuskan untuk menyayangi dirimu sendiri, kau memberitahuku bahwa
kau tidak peduli aku tetap bersamamu atau tidak?” ucap Yi Sang.
“Aku tidak
peduli kau kompeten atau tidak. Aku tidak peduli sekaya apa dirimu. Yang
penting adalah aku mencintaimu. Maksudku, aku tidak akan goyah.” Ucap Ha Ri. Yi
Sang tersenyum mendengarnya.
“Aku
tidak akan pernah kabur lagi. Aku bisa bersamamu seperti ini saja sudah cukup
membuatku merasa bersyukur. Kebahagiaan itu sederhana. Pagi seperti ini sudah
cukup membuatku bahagia. Tidurlah lagi. Aku akan membuatkanmu sarapan.” Kata Yi
Sang. Ha Ri pun menarik selimutnya.
Yi Sang
keluar dari kamar memasak sarapan dengan senyuman bahagia berkata “Dunia yang
indah... Ini dunia yang indah.” Sementara Ha Ri di kamar melihat kemeja yang
digantung Yi Sang seperti ingin menganti pakaian seperti di drama.
“Semua
pria menginginkan hal yang sama. Astaga, yang benar saja.” Ucap Ha Ri tersipu
malu.
Yi Sang
sudah ada dimeja makan dan Ha Ri pun keluar dengan kemeja Yi Sang tersipu malu.
Yi Sang hanya bisa melonggo melihat Ha Ri. Ha Ri heran melihat Yi Sangtampak
begitu terkejut. Yi Sang mengaku menyetrika kemeja itu agar bisa dipakai nanti.
“Ahh...
Begitu rupanya... Aku hanya ingin mencobanya.” Ucap Ha ri benar-benar malu lalu
masuk kamar.
“Kenapa
dia memakai kemejaku, bukan pakaiannya sendiri?”kata Yi Sang bingung.
Ha Ri
akhirnya mulai sarapan. Yi Sang memberitahu Ha Ri kalau Matahari terbit dari
timur. Dan di hatinya... Ha ri sudah bisa menebak kalau Yi Sang akan bilang mencintainya, lalu
meminta agar Yi Sang harus berhenti
membuat gombalan seperti itu.
Akhirnya
Ha Ri sibuk melihat ponselnya dan senyumanya terlihat lebar lalu memperlihatkan
pada Yi Sang. Yi Sang melihat foto keluarga Sang Gon lalu berkomentar Bayinya
mirip dengan ibunya. Ha Ri tak percaya kalau Yi Sang bisa melihat itu
“Apa Kau
sudah menyerah untuk punya anak?” tanya Yi Sang memastikan.
“Kurasa
akan menyenangkan punya anak dan berharap bisa hamil kelak. Tapi kurasa aku
tidak akan sedih karena tidak punya anak. Kita bisa bersenang-senang bersama.”
Kata Ha Ri
“Kita
akan baik-baik saja selama kau berhenti melawak ala bapak-bapak” ejek Ha Ri. Yi
Sang hanya terdiam lalu meihat anaknya yang mirip dengan ibunya.
“Ayah..
Apa Ayah menyayangiku? Jika Ayah terus menatapku seperti itu, aku tidak bisa
makan. Kenapa Ayah terus membuat lelucon bapak-bapak padahal kita hidup di
tahun 2020? Ayah membuatku sangat malu.” Ucap Anak Yi Sang. Yi Sang menatap
terus sambil tersenyum
“Pikirkan
sesuatu yang murni dan bersih.” Ucap Ha Ri melihat Yi Sang yang terus
menatapnya.
“Aku
memikirkan sesuatu yang sangat murni sekarang... Makanlah.” Kata Yi Sang dengan
senyuman.
Dokter
Moon memberitahu Seorang anak bisa menjadi keajaiban bagi keduanya dan mereka berusaha maksimal, tapi
itu tidak berhasil. Yi Sang pkir Jadi, pantas mengatakan bahwa punya anak itu
keajaiban.
“Jika
pengobatannya berhasil, itu berarti kami bisa mencoba IVF. Itu akan memberi
kami peluang lebih besar untuk punya anak, bukan?” kata Yi Sang. Dokter Moon
membenarkan.
“Apa Kau
bersedia memulai pengobatan lagi?”kata Dokter Moon
“Setelah
memutuskan, aku mulai ingin punya bayi. Dan sekarang, aku terus ingin punya
bayi.” Kata Yi Sang memutuskan.
Yi Sang
melihat seorang bayi dan langsung mendekat
berkomentar kalau ini menggemaskan sekali dan terlihat tampak tidak
asing. Tapi anak itu malah menangis, Sang bapak yang sedang menelp kesal karena
membuat anaknya menangis
“Yi Sang.”
Ucap Jae Young dan Yi Sang pun kaget ternyata ayah dari anak yang mengemaskan
itu Jae Young lalu mereka pun duduk ditaman.
“Aku tidak
meninggalkan Ha Ri karena berubah pikiran. Mungkin ini bukan topik terbaik
untuk dibicarakan. Tapi sebelum bertemu Ha Ri, aku bersama seseorang selama 17
tahun. Tapi kini, aku akan mencintai Ha Ri bahkan lebih dari itu, dan aku tidak
akan pernah berubah.” Akui Yi Sang
“Aku
tidak pernah bertanya.” Balas Jae Young. Yi Sang mengaku hanya ingin
mendapatkan pengakuan dari Jae Young.
“Aku
tidak akan menjadi teman pria menyebalkan itu lagi, jadi, kau tidak perlu
khawatir. Tapi tentu, aku tidak cukup penting untuk membuat kalian putus.” Ucap
Jae Young
“Kalian
sudah lama saling mengenal. Aku tidak akan pernah bisa mengalahkan itu. Tapi
tidak bisakah kau kembali, dan menjadi sahabatnya lagi?” kata Yi Sang.
“Kau pria
yang sangat aneh. Apa Kau meremehkan atau mencoba mengejekku? Apa yang kamu
lakukan?” keluh Jae Young
“Aku
tidak ingin mengatakan ini, tapi aku menyukaimu.” Kata Yi Sang. Jae Young tak
percaya mendengarnya.
“Bagaimana
dengan Ha Ri? Kurasa seharusnya kita tidak membicarakan ini di taman bermain.”
Kata Jae Young
“ Siapa
tahu? Kita bisa menjadi teman baik.” Kata Yi Sang. Jae Young mengeluh meragukannya karena sudah punya banyak. Tapi
Yi Sang tak seperti itu dan keduanya pun tertawa.
Saat itu
Nyonya Lee mencoba untuk melepaskan tangan menolak dari seorang pria. Si pria
tetap memegang tangan Nyonya Lee, Nyonya Lee meminta agar melepaskan tangannya.
Yi Sang dan Jae Young datang langsung menghampiri dengan tatapan sinis.
“Apa yang
terjadi? Lepaskan dia sekarang.”ucap Jae Young marah, Si pria bertanya siapa
dua pria didepanya.
“Apa Kau
menjual sesuatu kepadanya? Bibi, apa dia mencuri dari Anda?” tanya Yi Sang. Si
pria mengeluh dan bertanya lagi siapa mereka berdua.
“Aku
putranya.” Kata Jae Young dan Yi Sang mengaku sebagai menantunya.
“Tidak perlu
memelototiku seperti itu... Astaga. Pasti rasanya menenangkan memiliki mereka
berdua.” Ucap Si Pria akhirnya beranjak pergi. Nyonya Lee bingung dan ingn
mengejarnay.
“Bibi,
hentikan... Siapa dia?” tanya Jae Young. Yi sang bertanya Apa dia mendekati
karena tahu Nyonya Lee punya uang.
“Anda
terlalu cantik, dan harus berhati-hati dengan pria mengerikan.” Ucap Yi Sang
“Yang
benar saja! Sudah puluhan tahun tidak ada pria yang meminta nomor teleponku. Ini
kesempatanku untuk menghadiri konser Na Hoon A. Apa hak kalian merusak hari
keberuntunganku?” kata Nyonya Lee ksa
“Tapi kau
berkata, "Tidak, tolong jangan." Ucap Jae Young bingung. Nyonya Lee
mengumpat kala sedang jual mahal. Yi
Sang akhirnya meminta maaf.
“Aku
tidak bermaksud menghancurkan kencan Anda.” Kata Yi Sang. Nyonya Lee menatap
sinis pada keduana.
“Tapi senang
melihatmu di sini... Benar sekali. Aku tidak percaya kau merusak peluangnya
untuk berkencan... Omong-omong, aku harus pergi.” kata Nyonya Lee kesal lalu
beranjak pergi.
Eu Ddeum
datang ke ruangan, Hyo Joo bertanya apakah Eu Ddeum Kpunya daftar perusahaan
baru. Eu Ddeum menganguk lalu berkomentar lebih baik fokus pada perusahaan yang
sudah punya kontrak dengan alih-alih
mencari yang baru
“Tidak
cukup.. Memperbaiki kontrak sudah cukup sulit. Pembaruan itu saja tidak akan
menghentikan penghentian "The Baby".” Kata Hyo Joo sambil mengikat
rambutnya.
“Bukankah
sebaiknya kita memperbarui kontrak dahulu untuk berjuang lagi?” ucap Eu ddeum
“Apa Kau
tidak punya semangat juang atau kepercayaan dirimu yang kurang?” sindir Hyo
Joo. Eu Ddeum hanya bisa terdiam. Hyo Joo meminta maaf.
“Aku
hanya berusaha bekerja dengan baik, itu saja. Dahulu, aku melakukan apa yang
kuinginkan tidak mengikuti peraturan atau orang lain. Tapi setelah ingin
bekerja lebih baik, semuanya terlihat kacau, dan aku tidak tahu apa aku bekerja
dengan baik.” Ucap Hyo Joo
“Aku
sudah melihat peningkatan dalam artikelmu baru-baru ini. Baiklah. Mari
bergadang, dan memikirkan cara untuk mendapat lebih banyak tawaran iklan. Aku
akan keluar dan membeli makanan untuk kita.” Kata Eu Ddeum. Hyo Joo pun
menganguk setuju.
Hyo Joo
tertidur disofa. Eu Ddem datang membawa makanan dan mencoba menarik kertas
diwajah Hyo Joo tapi Hyo Joo sudah tiba-tiba langsung terbangun. Hyo Joo
mengeluh karena pasti tertidur. Eu Dddeum tersenyum melihat Hyo Joo.
“Kenapa
kau tertawa?” tanya Hyo Joo Heran. Eu Ddeum
menagku tidak tahu Hyo Joo semanis ini.
“Apa Kau
menggodaku lagi? Aku tidak akan tertipu.” Keluh Hyo Joo. Eu Ddeum memberikan
tissue karena akan membutuhkan ini.
Hyo Joo
bingung, Eu Ddeum menunjuk ke arah pipi. Hyo Joo pun mencoba menghapus
diwajahnya.
***
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar