PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ae Jung
berlari keluar sekolah karena takut Tuan Koo masuk dan melihat ember kain pel.
Tuan Koo akhirnya sampai ke depan sekolah, Ae Jung langsung menghadangnya dengan
kain pel memperingatkan agar Jangan mendekat.
“Jika
mendekat, kau akan menyesal!” kata Ae Jung. Tuan Koo mengeluarkan sesuatu dari
sakunya. Ae Jung sudah bersikap-siap dengan kain pel
“Produser
Noh Ae Jung?” kata Tuan Koo mencoba mendekat. Ae Jung langsung mengunakan kai
pel.
“Aku tak
menganggapmu orang yang kejam. Tapi kau sangat jahat. Jika mau menakutiku, kau
sudah berhasil. Sekarang pergilah. Pergi!” kata Ae Jung. Tuan Koo binggung
dirinya seperti itu
“Aku kira
saat paling menakutkan adalah waktu aku memutuskan melahirkan anakku sendiri. Tapi
ternyata tidak. Saat ini aku benar-benar takut. Aku takut anakku dipermalukan
karena ibunya yang begini, dan aku takut kalian melukai anakku.” Ucap Ae Jung.
Tuan Koo hanya bisa terdiam.
“Aku
benar-benar sangat takut hingga seluruh tubuhku gemetar. Aku akan berlutut di
depan penulis, atau menemuimu untuk menyerahkan pergelangan tanganku. Jadi,
jangan pernah datang lagi ke sekolah ini.” Kata Ae Jung.
Saat itu
Dong Chan datang memanggil Tuan Koo ayah. Ae Jung tersadar kalau memanggilnya
Ayah.
Di
ruangan, Guru Oh gelisah karena Ae Jung belum juga masuk tapi akhirnya memulai
rapat dan akan mendengarkan saran untuk pengajaran yang akan datang. Saat itu
Nyonya Choi masuk dan kaget karena tak melihat Ae Jung dalam ruangan.
“Aku
adalah nenek Noh Ha-nee, yang belum lama pindah ke sekolah ini.” Ucap Nyonya
Choi.
Semua ibu
langsun berbisik tak percaya kalau Nyonya Choi itu bisa datang ke sekolah.
Nyonya Choi tak peduli memberikan salam an berharap mereka bisa akrab. Akhirnya
Guru Oh memulai rapat setelah Nyonya Choi duduk dibagian ujung meja.
“Baiklah.
Mari kembali ke pertemuan kelas kita. Aku ingin mendengarkan ide soal pengajaran
yang ada setiap semester. Apa ada pembicara yang ingin kalian rekomendasikan.”
Kata Guru Oh
Semua ibu
berbisik karena tak ada dan berpikir itu tugas dari ibu lainya. Tiba-tiba
Nyonya Choi mengangkat tanganyam mengusulkan Bagaimana jika Cheon Eok-man.
Semua ibu-ibu tak percaya kalau yang dimaksud Penulis Cheon Eok-man, karena dia
akan ke Hollywood
“Apa kau
mengenalnya? Dia sangat terkenal di Hollywood.” Bisik seorang ibu. Ibu yang
lain mengakutidak mengenalnya.
“Dia yang
menulis film terkenal itu.” Kata ibu lain. Nyonya Choi yang mendengarnya pun
bisa tersenyum karena menyebut nama dengan benar walaupun tak mengenalnya.
Ae Jung
akhirnya membungkuk meminta maaf karena Perkataanmnya tadi pasti merusak nama
baik Tuan Koo. Tuan Koo ingin tahu
Bagaimana Ae Jung mengenal anaknya. Ae Jung ingin memberitahu yang
sebenarnya, tapi Dong Chan menatapnya memohon agar tak memberitahu.
“Sebenarnya
dia teman anakku. Anakku baru pindah ke sini, dan anakmu mau berteman dengan
anakku.” Ucap Ae Jung. Dong Chan pun memutuskan untuk pamit pergi.
“Anakmu
sangat sopan kepadamu. Apa kau Mau masuk bersama? Pertemuannya kelasnya di
sebelah sini.” Kata Ae Jung untuk pergi bersama.
“Kau
masuk lebih dahulu saja. Kali ini sepertinya aku tak bisa menghadirinya.” Kata
Tuan Koo pergi ke arah Dong Chan.. Ae Jung menganguk mengerti.
Ae Jung
berjalan di lorong sekolah bertanya-tanya bagaimana hubungan ayah dan anak bisa
sekaku itu. Saat itu Nyonya Choi keluar ruangan dengan para ibu yang
mengerubunginya meminta tolong bantuanya.
Ae Jung kaget melihat ibunya yang datan.
“Biar
kuperkenalkan... Ini Ibunya Ha-nee. Dia anakku.” Kata Nyonya Choi. Semua pun
memohon agar membantu dan pamit pergi dengan sopan. Ae Jun bingung.
“Ibu
melakukan hal baik hari ini.” Ucap Nyonya Choi bangga. Ae Jung bingung bertanya
apa itu.
Dong Chan
duduk di bawah tangga sendirian, sementara teman-temanya berkelompok untuk
makan dikantin bersama. Tuan Koo melihat dari depan pintu, seperti tahu kalau
anaknya dikucilkan. Dong Chan akhirnya mengirim pesan pada Tuan Kim.
“Kukira Paman
yang akan datang hari ini? Aku tak suka Ayah yang datang.”
Dong Chan
seperti merasakan ada orang yang memperhatikanya, tapi saat menengok kebelakang
tak ada siapapun. Sepertinya Tuan Koo sudah pergi. Dong Chan akhirnya makan
roti dan tersedak dengan terus batuk-batuk. Tiba-tiba Ha Nee datang memberikan
susu agar Dong Chan tak tersedak.
“Kenapa
kau makan sendiri?” ucap Ha Nee yang ikut duduk makan roti. Dong Chan pikir Ha
Nee juga makan sendiri.
“Aku tak
sendiri. Aku makan denganmu.” Ucap Ha Nee. Dong Chan tersenyum mendengarnya.
“Katanya
hari ini ada pertemuan kelas. Apa Ibumu datang?” kata Ha Nee. Dong Chan
menjawab Tidak.
“Ibuku
tak bisa datang... Dia sudah meninggal.” Kata Dong Chan. Ha Nee merasa mereka
mirip. Dong Chan melongo bingung.
“Ayahku
sudah dianggap meninggal. Ada hal seperti itu. Kita masih terlalu muda untuk
paham.” Kata Ha Nee.
Saat itu
terdengar suara Nyonya Choi mengeluh Memang ia itu kenapa. Ae Jung mengeluh
kalau ibunya sudah membuatnya gila. Ha Nee melihat teriakan ibu dan Neneknya
kaget dan langsun mendekat untuk menguping.
“Kenapa tiba-tiba
Cheon Eok-man mau mengajar kelas di sini?” ucap Ae Jung. Nyonya Choi pikir Semua
suka itu.
“Kenapa
kau menentangnya? Kesampingkan egomu sesekali dan minta bantuannya.” Ucap
Nyonya Choi
“Maksudku,
bagaimana bisa... Astaga, bagaimana bisa aku meminta itu? Ibu membuatku gila”
ucap Ae Jun kesal
“Ini demi
anakmu. Kenapa tidak bisa? Dengan begitu orang-orang akan menganggapmu hebat dan
memperlakukan Ha-nee dengan baik.” Kata Nyonya Choi
“Baiklah!
Karena Ibu, aku akan sangat kerepotan!” kata Ae Jung kesal dan berjalan pergi.
Nyonya Choi bingung dengan tingkah anaknya.
“Pergilah
tanpa bertemu Ha-nee!”teriak Ae Jung. Nyonya Choi hanya bisa mengeluh kesal
dengan tingkah anaknya.
Saat itu
Guru Oh datang menyapa Nyonya Choi. Nyonya Choi bertanya apa akan makan siang.
Guru Oh membenarkan lalu merasa Tadi belum memberikan salam dengan benar.
Nyonya Choi merasa tak masalah. Saat itu Diam-diam Ha Nee mencoba menguping.
“Apa Kau
tak ingat aku?” tanya Guru Oh. Nyonya Choi terlihat bingung mencoba mengingatnya.
“Aku Oh
Yeon-woo.”kata Guru Oh. Nyonya Choi pun baru mengingat Yeon-woo dan tak percaya
kalau sudah jadi guru.
Ae Jung
kembali ke kantor dengan penuh amarah mengumpat “Si berengsek Cheon Eok-man dan
mengeluh Kenapa semua heboh karena dia. Hye Jin pikir Mustahil tak heboh karena dia
karena Hari ini Penulis Cheon nomor satu di pencarian internet. Ae Jung kaget
"Penulis
Misterius, Cheon Eok-man, Akhirnya Muncul. Ini kesempatan emas untuk bertemu
penulis terbaik, Cheon Eok-man. Konser Buku Cheon Eok-man!" kata Hye Jin
membaca selembaran [CHEON EOK-MAN AKHIRNYA MUNCUL]
“Semua
orang heboh.” Kata Hye Jin. Ae Jung bertanya Apa Hye Jin sangat menyukai
karyanya melihat banyak tumpukan buku diatas meja.
“Ya.
Sangat... Aku mau membaca ulang lagi semua bukunya. Besok kita akan pergi ke
konser bukunya, 'kan?” ucap Hye Jin. Ae Jung bingung melihat tiket KONSER BUKU
CHEON EOK-MAN UNTUK PACAR.
“Itu
Masih kupikirkan.” Kata Ae Jung. Hye Jin berkomenatr Tapi setelah membaca bukunya lagi,
“kau sangat
mirip dengan tokoh utamanya. Saat berpikir, kau menggigit ibu jari. Kau cepat tidur
saat menyandarkan kepala. Kau juga terus terang dan tidak perhitungan.” Ucap
Hye Jin
“ Apa? Bahkan
judulnya mmengingatkanku pada namamu. Cinta Itu Tidak Ada Tidak ada Ae-Jung, seperti
"aejeong" yang berarti cinta.” Ucap Hye Jin. Ae Jung mengeluh
mendengarnya.
“Tapi kau
tak jahat seperti wanita di buku ini. Hanya saja tokohnya agak mengingatkanku
kepadamu... Sungguh, aku tak berkata buruk tentangmu. Sepertinya wanita di buku
ini akan cantik. Mirip kau yang cantik ini.” Kata Hye Jin.
Ae Jung
hanya bisa terdiam, akhirnya Hye Jin mengalihkan pembicaran dengan menawarkan
Ae Jung kopi.
Ae Jung
masuk kamar mengingat ucapan Hye Jin Kau sangat mirip dengan tokoh utamanya.”
Akhirnya Ia membuka buku yang ditulis oleh Dae Oh [KARYA TERBAIK KONTES SASTRA
MUSIM SEMI TAHUNAN -CINTA ITU TIDAK ADA</i> OLEH CHEON EOK-MAN]
[Dia
menghilang, meninggalkanku secara tiba-tiba. Karena wanita yang merenggut
segalanya dariku, aku jatuh sakit. Jangan pegang pedangmu dengan tangan kiri. Sebelah
kiri dekat dengan jantung Itu membuat pedangmu bergetar.]
Ae Jung
mengingat saat musim bunga sakura mengambil foto bersama dengan Dae Oh. Dae Oh
terkesima dengan kecantikan Ae Jung pun diam-diam mengambil gambarnya.
“Itu alasan pedangku bergetar di
depanmu. Sampai saat itu aku tak tahu bahwa pedang wanita yang aku cintai
mengincar leherku.”
Flash Back
“Aku
diberi tahu untuk melihat lensa kamera dengan mata kiri. Mata kiri lebih dekat
dengan jantung. Jadi, lebih mudah mengerahkan perasaanmu ke foto.” Ucap Ae Jung
mengambil foto Dae Oh. Keduanya seperti punya hubungan baik.
“Jangan
pegang pedangmu dengan tangan kiri. Sebelah kiri dekat dengan jantung. Itu
membuat pedangmu bergetar.” Ucap Si pemeran wanita dan Ae Jung merasa kalau Dae
Oh mengambil kalimat dan mengubuhnya.
“Ternyata
itu alasannya. Itu alasan pedangku bergetar di depanmu. Apakah itu alasannya?
Saat aku melihatmu jantungku berdebar.”
Dae Oh
melihat Ae Jung seperti sangat terkesima dan mengingat semua perasaan tulus
yang berubah jadi benci.
Poster [KONSER
BUKU CHEON EOK-MAN UNTUK PACAR] sudah berterbaran diruangan ruangan. Beberapa
pegawa menjatuhkan beberapa buku. Tuan Hong langsung mengomel agar jangan
sampai barangnya rusak karena Banyak penggemar luar negeri datang hanya untuk
membeli ini.
“Apa Ada
yang bisa dibantu?” tanya seorang pegawai melihat Ae Jung yang datang.
“Di mana
ruang kepala editor?” tanya Ae Jung. Si pegawai ingin tahu Ada urusan apa. Ae Jung mengaku mau bertemu
dengannya.
“Aku
harus bertemu Kepala Editor.” Ucap Ae Jung lalu berjalan masuk. Tuan Hong
mengeluh melihatnya. Ae Jun memperlihatkan SURAT BUKTI ISI
“Kau tahu
siapa aku setelah melihat ini, 'kan?” ucap Ae Jung. Tuan Hong pikir teryata
sudah sampai kepada Ae Jung.
“Aku
khawatir suratnya tersasar. “ kata Tuan Hong gugup. Ae Jun pun meminta maaf
“Aku tak
akan melepas hak cipta sekalipun kau bayar uang pembatalan sepuluh kali lipat.”
Kata Ae Jung
“Dengar,
Nona Noh. Setahuku, dia tanda tangan sebesar ratusan ribu won untuk minuman. Itu kontrak lama dan tidak sah. Kau mau apa
dengan surat yang tak punya kekuatan di mata hukum? Demi nama baik Penulis
Cheon, dan sebagai agennya, tadinya aku mau membiarkanmu, tapi...” ucap Tuan
Hon.
“Tadinya
aku juga mau begitu... Tapi tak bisa.” Kata Ae Jung. Tuan Hong kesal merasa Ae
Jung itu sudah gila
“Ya. Aku
sudah gila. Aku tak punya apa pun sekarang. Sampaikan kepada Penulis Cheon bahwa
aku juga punya bagian di buku itu. Karena itu...aku yang harus melakukannya.” Ucap
Ae Jung lalu beranjak pergi.
“Sepertinya
wanita bernama Noh Ae Jung itu adalah wanita gila. Dia tak bisa diajak
berbicara. Dia memiliki kontrak konyolyang kau tanda tangani secara diam-diam.”
ucap Tuan Hong bertemu dengan Dae Oh yang sedang dandan.
“Tadinya
aku ingin selesaikan sendiri. Tapi ternyata dia tak mudah menyerah.” Ucap Tuan
Hong kesa
“Pak
Hong... Makin banyak hal yang dilakukan tanpa bersepakat denganku.” Kata Dae Oh
“Bukan
begitu... Sebagai agenmu, aku berencana untuk menangani masalah ini dengan
baik. Bagaimana kau akan menangani Nona Noh Ae Jung?” Kata Tuan Hong
“Jangan
khawatir. Aku akan menanganinya dengan baik. Atur rapat dengannya.” Kata Dae Oh
“Apa? Kau
serius? Apa kau akan bekerja dengannya?”ucap Tuan Hong. Dae Oh pikir ituTak
mungkin.
“Aku punya
uang untuk membayar uang penalti. Serta banyak studio yang ingin mengontrakku. Aku
harus memberi tahu levelnya.” Ucap Dae Oh sombong. Tuan Hong langsung memujinya
keren.
“Pertama-tama,
atur rapat dengan dia, dan beri dia kursi terbaik.” Kata Dae Oh. Tuan Hong
menganguk mengerti.
Disebuah
ruangan dengan panggung yang masih kosong, tapi sudah banyak bangku yang
kosong. Hye Jin senang karena Sepertinya hati Pak Cheon berubah dan mengajak
mereka bertemu. Ae Jung memina agar Hye Jin Jangan lengah sampai akhir.
“Tidak
sampai kita mendapatkan jawaban yang kita mau. Apa Kau paham? Ingat itu!” ucap
Ae Jung. Hye Jin menganguk mengert.
Ryu Jin
masuk menutup wajahnya dengan topi seperti mencari seseorang dan melihat
spanduk bertuliskan [PENULIS BERBAKAT CHEON EOK-MAN, PEMENANG BOOKER PRIZE
2019, CHEON EOK-MAN, MAUKAH KAU MENJADI PACAR-KU?] Dibalik layar, Dae Oh
tersenyum bahagia melihat Ae Jung akhirnya datang ke acaranya.
“Dia
pemenang Booker Prize dan terpilih sebagai penulis terlaris oleh The New York
Times. Novel ini terjual lebih dari 5 juta kopi di seluruh dunia.” Ucap MC
masuk ke panggung. Ryu Jin melihat lampu mulai gelap dan duduk dibangku yang
kosong
“Tepatnya,
5,92 juta kopi.” Kata Dae Oh meralatnya.
MC akhirnay memberitahu tepatnya penulis yang sudah menjual 5,92 juta
kopi
“Dia
Cheon Eok-man, penulis yang menulis Pacar< Akhirnya Penulis Cheon
menunjukkan diri!” ucap MC. Dae Oh langsung keluar menyapa pengemarnya hanya Ae
Jung terlihat terpaksa datang.
“Ini kali
pertamamu menunjukkan diri, dan para penggemarmu di dunia berkumpul untuk
melihatmu.” Ucap MC
“Ya,
benar sekali. Tapi aku benar-benar kaget.” Ucap Da Oh. MC membahas Dae Oh
dianggap sebagai seorang penulis yang tak berwajah, tapi ternyata punya dan
sangat tampan.
Dae Oh
malu mengucapkan terimakasih, tapi Ae Jung makin kesal mendengarnya. MC pikir
Seharusnya Dae Oh menunjukkan wajahmu
dari awal. Dae Oh pun mengoda kalau itu benar dan Mungkin jika begitu mereka akan
lebih cepat bertemu menatap ke arah Ae Jung.
“Jika
begitu, kau bisa bertemu para penggemarmu...” kata MC. Dae Jung un meminta maaf
karena terlambat sambil membungkuk.
“Para penggemarnya
sangat mencintainya. Suasana di sini sangat panas! Mari pertahankan suasana
ini, dan memulai pertanyaan pertama kita. Buku ini belum terbit, dan tak banyak
orang yang tahu..”ucap MC.
“Namun,
di antara penggemar lamamu, ini karyamu yang sangat terkenal. Ini juga karya
pertamamu. Cinta Itu Tidak Ada Mari kita bicarakan ini Tapi yang menarik, ada
sebuah rumor yang mengatakan karya debutmu adalah autobiografimu.” Kata MC
“Itu mengandung
sedikit fiksi, tapi bisa juga dibilang begitu. Karena itu adalah karya yang
kubuat setelah berpisah dengan wanita yang kucintai 14 tahun lalu.” Kata Dae Oh
memberikan penekanan. Ae Jung terdiam dan Ryu Jin yang mendengarnya terlihat
gugup.
“Maksudmu,
apa prajurit wanita yang disukai oleh si pahlawan?”tanya MC. Dae Oh
membenarkan.
“Tapi
nyatanya, Apa wanita itu adalah pembunuh sadis?” tanya MC. Dae Oh membenarkan.
“Apa Pembunuh
yang kidal?” tanya MC. Dae Oh memuji tebakan yang Sempurna.
“Pantas
saja... Bagian perkenalannya sangat tragis.” Kata MC. Dae Oh mencoba
menjelaskan
“Itu...
Aku tak ingat pasti, tapi kalimat pertamanya... "Dia menghilang, meninggalkanku
secara tiba-tiba. Karena wanita yang merenggut segalanya dariku, aku jatuh
sakit." Kata Dae Oh menatap Ae Jung
Ae Jung
hanya terdiam sementara Hye Jin terikesima dengan Dae Oh yang menurutnya sangat
hebat.
“Setelah
itu, aku benar-benar frustrasi dan berlari setiap hari. Aku merasa lebih baik
mati saat itu. Tapi berkat tragedi itu, aku bisa menulis novel dan memulai
karier menulisku.” Ucap Dae Oh bangga
“Ini Memang
ironis. Jika begitu, bisa dibilang bahwa dia orang penting yang membuat
kariermu sampai di sini.” Kata MC
“Ya, bisa
juga dianggap begitu. Terkadang aku berpikir akan suatu hal. "Jika wanita
itu membaca novel ini, apa yang akan dia pikirkan?" kata Dae Oh memberikan
sindiran.
“Mungkin
saat ini dia sedang membaca novelmu dari suatu tempat.” Kata MC. Dae Oh pikir
harus bertanya saja padanya. D MC terlihat bingung.
“Karena
tak bisa bertanya langsung kepadanya, aku mau bertanya kepada pembaca yang ada
di sini saja.”ucap Dae Oh. MC pun meminta penggemar agar menunjuk tangan dan
meminta Dae Oh memilih.
“Baris
keenam, wanita yang berambut pendek dan memakai jaket putih.” Ucap Dae Oh. Hye
Jin bahagia karena ditunjuk oleh Dae Oh.
“Orang di
sampingmu, yang memakai baju garis-garis hitam. Berikan mikrofonnya.” Ucap Dae
Oh. Ae Jung hanya diam saja. Hye Jin menyuruh Ae Jung agar mengambilnya karena
sudah beruntung.
“Aku mau
bertanya. Jika kau tokoh utama pria di novel ini, bagaimana perasaanmu?.” Ucap
Dae Oh Ae Jung hanya diam saja. Dari kejauhan Ryu Jin melihat dengan gugup.
“Silakan
bicara, Jangan berpikir terlalu keras. Itu akan menyiksamu. Silakan bagikan
opinimu.” Kata Dae Oh. Hye Jin pun meminta agar Ae Jung bicara.
“Tak apa-apa
jika kau tak bisa menjawab. Haruskah kita berikan kesempatan kepada yang lain?”
kata MC
“Rasanya
pasti mengerikan.” Ucap Ae Jung. Dae Oh kaget mendengar kata
"Mengerikan"
“Itu
Jawaban yang menarik.”kata Dae Oh. MC piir Bisa saja begitu. Karena Tokoh utama wanita di
novel Dae Oh yang menyakiti tokoh utama pria tampak seperti penjahat yang tak
pernah ada di novel romansa.
“Bukan...
Maksudku, wanita itu yang merasa ngeri. Tadi kau berkata bahwa wanita itu
pergi, merenggut segalanya darimu. Tapi pikiranku berbeda. Bisa saja... kau yang
pergi dan merenggut segalanya darinya.” Ucap Ae Jung. Dae Oh terdiam dan
suasana langsung berubah jadi dingin.
“Mari
kita ganti suasananya. Jika bicara tentang Cheon Eok-man, kita juga harus
bicara tentang Hollywood.” Kata MC.
Ae Jung
akhirnya memilih untuk keluar dari ruangan, Jin melihat dan mencoba mengejar Ae
Jung tapi banyak orang yang mengenalnya dan langsung mengerubunginya. Jin akhirnya kembali ke gedung karna banyak
fans yang mengejarnya.
Di
ruanngan sudah kosong, Dae Oh duduk sendirian didepan panggung. MC datang
memuji Dae Oh yang sudah berkerja dengan bagus. Dae Oh pikir MC juga
seperti itu. MC akhirnya menanyakan keadaan
Dae Oh. Dae Oh mengaku baik-baik saja.
“Tapi ada
apa dengan wanita tadi? Dia sangat aneh. Dia tiba-tiba sangat fokus dan
berkata, "Bisa saja kau yang pergi dan merenggut segalanya darinya." Bisa-bisa
orang kira dia mantan pacarmu. Benar, 'kan?” ucap MC. Dae Oh kaget mendengarnya.
“Banyak
orang aneh, ya?” ucap Dae Oh. MC melihat
wajah Dae Oh merasa Jawabannya sangat aneh dan pamit pergi. Dae Oh pun merasa
kesal sendiri karena sikapnya itu terasa aneh.
Ae Jung
berjalan dengan tatapan kosong mengingat yang dikatakan Dae Oh “Dia menghilang.”
Flash Back
Ditengah
hujan deras, Aepe Jung membawa payung seperti melihat kamar Dae Oh yang kosong.
Ia pun berjalan ditengah hujan dan itu sama dengan yang dilakuannya sekarang
seperti tanpa arah.
“Siapa yang
menghilang lebih dahulu?” gumam Ae Jung dan mengingat ucapan Dae Oh “Meninggalkanku
secara tiba-tiba.
“Siapa
yang pergi lebih dahulu?” balas Ae Jung dan Dae Oh menjawab “Karena wanita yang
merenggut segalanya dariku, aku jatuh sakit.”
Ae Jung dimasa
lalu akhirnya menjalani hidupnya karena ditinggal Dae Oh lebih dulu. Ae Jung
menyeberang jalan tapi sebuah mobil hampir menabraknya dan membuatnya terjatuh.
Ha Nee
duduk dimeja makan melihat neneknya yang sedang memasak lalu teringat dengan
percakapan Ha Nee dengan guru Oh.
Flash Back
“Kau masih
sama dengan 14 tahun lalu.” Kata Nyonya Choi. Ha Nee yang mendengar tak percaya
kalau neneknya sudah mengenal "Empat
belas tahun lalu"
“Dahulu,
aku terus menunggunya.” Kata Guru Oh. Nyonya Choi pun meminta Jika guru Oh ada waktu, datanglah ke
rumahnya sesudah pulang kerja.
“Ayo
makan bersama.” Ucap Nyonya Choi. Ha Nee melihat neneknya sangat dekat dengan
Guru Oh mulai merasa curiga.
“Ha-nee...
Jika kau ke loteng, di dalam kardus kuning ada banyak piring-piring lamaku... Tolong
bawa turun.” Kata Nyonya Choi yang sibuk memasak. Ha Nee menganguk mengerti.
“Nenek...
Apa kau dan Pak Oh saling mengenal?” tanya Ha Nee penasaran dan curiga.
“Aku
sudah katakan tadi, dahulu kami tinggal di wilayah yang sama.. Ayo Tak ada
waktu. Cepat ambil piringnya.” Kata Nyonya Choi. Ha Nee menganguk mengerti.
Ha Nee
pergi ke loteng mencari kardus dengan senter lalu menemukan dibagian bawah. Ia
mengangkat kardus yang berat diatasnya agar bisa mengambil piring tapi malah
menjatuhkanya terihat ID Card dan bku ibunya [JURUSAN TEATER DAN FILM NOH AE-JUNG]
Ia pun
melihat foto ibunya saat di UNIVERSITAS HANKUK 2006 JURUSAN TEATER DAN FILM dengan
IMPIAN MENJADI NYATA.
Ia
menemukan poster film ibunya bertuliskan [SUTRADARA: OH DAE-O AKTOR: RYU JIN PRODUSER:
NOH AE-JUNG]
Tuan Koo
melihat Ae Jung akhirnya sadar. Ae Jung bingun melihat Tuan Koo malah ada di
rumah sakit denganya. Tuan Koo mengaku
Ae Jung hampir tertabrak mobilnya jadi akan ganti seluruh kerugiannya. Ae Jung
tak percaya menurutnya Tuan Koodatang untuk mengawasinya.
“Kalau
begitu, bisa kau lupakan utang itu? Aku tak mungkin menagihmu sebesar satu
miliar won untuk kecelakaan itu, 'kan? Sayang sekali... Tadinya aku pikir aku
beruntung karena tertabrak mobilmu.” Ucap Ae Jung
“ Bayarkan
biaya rumah sakitnya. Aku harus ke suatu tempat.”kata Ae Jung mencoba
melepaskan infusnya.
“Jangan
ke mana-mana. Kau tak boleh banyak bergerak. Istirahat dahulu di sini.” Kata Tuan
Koo
“Jangan
begini. Aku harus bertemu Cheon Eok-man. Aku harus menjalankan misi yang kau
berikan. Aku mau melakukan hal yang kau suruh, tapi kau menginginkanku
beristirahat, bahkan memberikan ganti rugi. Kenapa kau terus membuatku merasa
tenang?” kata Ae Jung melepaskan jarum dan juga turun dari ranjangnya
“Aku
sudah hampir runtuh. Jika kau terus membuatku tenang,maka aku bisa benar-benar
runtuh. Aku bahkan sangat kaget dengan diriku yang masih sanggup bertahan.”ucap
Ae Jung lalu beranjak pergi.
Ae Jung
pergi ke cafe seperti masih berharap bisa bertemu dengan Dae Oh, tapi tak ada
siapaun disana. Dae Oh seperti membuat acara fanmeetng ditempat lain dengan memberikan
tanda tangan dan semua fansnya pun berbaris rapih.
“Hei...
Cine 31 ingin membuat tayangan spesial tentangmu. Sepertinya kita harus
membatalkan rapat dengan Thumb Film.” Ucap Tuan Hong datang deagn seorang
reporter
“Mereka
ingin membuat tayangan spesial tentangku, jadi, tentu saja.” Kata Dae Oh. Tuan
Hong pun memuji keputusan Dae Oh
“Tolong
batalkan rapat dengan Thumb Film.”kata Dae Oh. Tuan Hong menganguk mengerti
Ae Jung
duduk diam didepan cafe dan tiba-tiba hujan mulai turun. Ha Nee sedang
membereskan buku tak sengaja melihat tulisan UNTUK ANAKKU NANTI, AYAH: OH lalu
membukanya dan tertulis
[AYAH: OH
YEON-WOO IBU: NOH AE-JUNG, 2 SEPTEMBER 2006 HA-NEE YANG BERHARGA] Ha Nee
melotot kaget dan bertanya-taya kenapa nama Guru Oh ada dalam bukunya dan juga
gambar foto saat dikandungan.
Bel rumah
bunyi, Guru Oh datang dengan membawa sebuah cake. Ae Jung terlihat basah kuyup
didepan cafe, tiba-tiba datang seseorang membawakan payung. Ae Jung terdiam
melihat yang datang adalah Dae Oh. Dae Oh pun membiarkan tubuhnya basah.
Bersambung ke episode 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar