PS :
All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hyun Joo
mendekat mengajak untuk berciuman dan siap mencium Ji Woo. Tapi Ji Woo malah
menghindar dan langsung pamit pergi sekarang. Hyun Joo menatap bingung, Ji Woo
pun pergi keluar dari kamar terlihat gugup.
Do Gyum
sedang mengambar dan melihat ponselnya. Hyun Joo akhirnya menelp meminta maaf
karena ingin menelepon, tapi lupa. Do Gyum mengaku Tidak apa-apa lalu bertanya apa sibuk. Hyun
Joo dengan gugup mengaku sedikit.
“Tapi
tidak apa-apa. Bicaralah.” Kata Hyun Joo. Do Gyum pun mengaku hanya merindukannya.
“Bolehkah
aku menemuimu?” ucap Do Gyum. Hyun Joo terdiam karena sedang berada di Hotel
“Aku
bercanda. Aku tahu kau sibuk. Lagi pula, aku akan menemuimu besok.” Ucap Do
Gyum. Hyun Joo menganguk mengerti akan bertemu besok.
“Hyun
Joo.. apa kamu... Lupakan saja. Selamat malam.” Ucap Do Gyum. Hyun Joo
menganguk mengerti.
Ponsel
Hyun Joo berdering, seorang pria menelp memberitahu dari bar ruang santai Hotel
Hanseo, kalau Pemilik ponsel ini mabuk dan pingsan. Hyun Joo akhirnya pergi ke
bar melihat Ji Woo yang tak sadarkan diri setelah minum.
Akhirnya
Hyun Joo membawa Ji Woo ke kamar dan membaringya. Ia menatap dalam Ji Woo
seperti ingin menciumnya tapi ditahan olehnya. Ji Woo seperti mulai melihat
masa lalunya.
Flash Back
Hyun Joo
dengan pakaian hanbooknya memberikan sapu tangan dengan jahitan bunga pohon
sutra lalu memberitahu kalau Mereka bilang itu mengusir kesialan.
“Tunggulah
sebentar lagi. Aku akan lulus ujian dan kembali.” ucap JiWoo pada istrinya.
Di
kehidupan selanjutanya, Hyun Joo dan Ji Woo sedang berdemo “Rezim Yushin adalah
kediktatoran. Diktator, pergi. Polisi mencoba membubarkan demo. Min Ju terpisah
dengan Jin Ho, Jin Ho pun berteriak memanggil Min Ju.
Hyun Joo
melihat Ji Woo seperti kesulitan bernafas akhirnya melonggrakan keran bajunya.
Tangan Ji Woo menahan tangan Hyun Joo seperti tak ingn pergi, saat itu juga Ji
Woo memanggil nama “Min Ju” Hyun Joo akhirnya pulang dengan wajah sedih karena
Ji Woo memangil nama Min Ju bukan dirinya.
Nyonya
Kim pergi ke sebuah makan menatap "Mendiang Song Min Ju" lalu melihat
ada sebuah buket bunga diatasnya. Ia pun bertanya pada Manager Jung karena Song
Min Ju tidak punya kerabat dekat, Manager Jung membenarkan.
Nyonya
Kim pun pulang hanya terdiam didalam mobil, lalu tiba-tiba melihat mobil yang
datang dengan Sek Nam yang mengemudikan mobilnya.
Hyun Joo
berjalan pulang, Ji Woo menelp bertanya Kapan pulang. Hyun Joo menjawab saat
fajar dan bertanya apakah baik-baik saja. Ji Woo mengau baik-baik saja dan minta maaf soal kemarinkarena membuat ya
tidak nyaman.
“Ah.. Sama
sekali tidak... Pak Hwang. Aku ingin meminta bantuan psikologis yang kau
sebutkan semalam.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo pun mengerti.
“Jika kamu
bilang kamu tidak keberatan, Aku akan membuat janji temu untukmu.” Kata Ji Woo.
Hyun Joo pun setuju dan menyuruh Ji Woo agar istirahat.
Hyun Joo
akan pulang dan melihat Min Jung menunggu didepan rumah. Min Jung melambaikan
tangan dengan senyuman. Hyun Joo menahan amarah dengan tingkah temanya.
Akhirnay keduanya masuk rumah, Min Jung mengaku akan tidur di jalanan jika
bukan karena Hyun Joo.
“Eun
Yeong tidak bisa membantu karena tinggal dengan orang tuanya, tapi ada apa
dengan Jin Ah? Aku yakin dia tidak mengizinkanku masuk karena seorang pria.”
Ucap Min Jung
“Kau bisa
menginap di sini malam ini, tapi pulanglah besok.” Tegas Hyun Joo.
“Apa Kau
juga akan seperti ini? Kau dengar bagaimana dia memperlakukanku.” Keluh Min
Jung
“Jadi, Apa
kamu akan bercerai? Tidak’kan... Sejujurnya, kamu juga salah soal ini.
Setertekan apa pun kau membesarkan anakmu sendirian, kau tidak boleh berutang
tanpa sepengetahuan suamimu.” Jelas Hyun Joo
“Apa Kau
benar-benar memihaknya sekarang? Kau teman yang buruk.” Keluh Min Jung kesal.
“Hanya
untuk sementara. Tapi Kau harus kembali ke keluargamu secepat mungkin.
Mengerti?” tegas Hyun Joo
“Temanku!
Tidak ada yang lebih baik darimu.” Ucap Min Jung memuji. Hyun Joo mengeluh
kalau temanya memuji Hanya di saat seperti ini.
“Aku
harus keluar sebentar lagi. Bisakah kau sendirian di sini?” kata Hyun Joo. Min
Jung bertanya mau kemana
“Foto
pernikahan.” Ucap Hyun Joo. Min Jung
bingung apa maksud Foto
pernikahan.
Do Gyum
baru saja keluar rumah dan melihat Ji Woo baru saja pulang. Ia pun melihat Ji
Woo masih memakain pakaian yang sebelumnya, dan seperti baru pulang mengingat.
Ia pun berpikir kalau Ji Woo baru bermalam. Ji Woo pun terdiam melihat Do Gyum
yang merubah penampilanya.
Di sebuah
studio, Tuan Seo terlihat cemberut dengan Nyonya Jung yang berdiri
disampingnya. Fotographer meminta agar
tersenyum manis agar terlihat cantik. Keduanya tersenyum tapi terlihat
sangat terpaksa. Fotographer meminta agar tersenyum lebih alami.
“Jangan
sentuh aku.” Ucap Nyonya Jung tak suka disentuh oleh suaminya. Tuan Seo pun
meminta agar tautkan lengan denganya.
“Bahuku
kaku, jadi, rasanya sakit. Ambil saja fotonya.” Kata Nyonya Sung tak ingin
dekat-dekat dengan suaminya.
“Ingat saat
kali pertama kalian menikah dan tunjukkan kasih sayang.” Fotographer.
“Pak. Apa
Bisa kita bergegas? Setiap kali memikirkan itu, aku ingin menghela napas.”
Keluh Nyonya Jung. Hyun Joo pun hanya bisa menahan malu karena orang tuanya
sedang tak akur.
“Ada apa?
Apa Kalian bertengkar?” tanya Hyun Joo mendekat. Keduanya mengelak kalau tak
mungkin bertengkar.
“Ibu,
Ayah. Aku di sini.” Ucap Do Gyum akhirnya datang menyapa. Hyun Joo kaget
melihat penampilan Do Gyum yang berbeda.
“Astaga,
melihatmu seperti ini membuatmu tampak lebih tampan daripada biasanya.
Ketampananmu menyilaukanku.” Goda Tuan Seo
“Jangan
berlebihan. Jika seorang pria terlalu tampan, mereka tidak mendengar hal baik.
Mereka malah dikritik.”komentar Nyonya Seo
“Lebih
baik menjadi tampan. Kau harus menikah selagi muda dan tampan.” Kata Tuan
Seo
“Kenapa
kau ingin dia menikah di usia 28 tahun?” keluh Nyonya Jung. Do Gyum pun mengaku
ingin segera menikah.
“Benar,
bukan? Wanita seperti apa yang kau suka?”kata Tuan Seo bahagia. Hyun Joo
terlihat gugup saat Ji Woo menatap kearahnya.
“Aku suka
wanita yang keibuan.” Ucap Ji Woo memegang tangan Nyonya Jung.
“Kurasa
putraku tidak akan menikah karena standarnya tinggi.” Kata Nyonya Seo bangga
“Jangan
bercanda seperti itu. Kenapa kau menganggap leluconnya tulus? Cepat ganti baju
agar kita bisa berfoto bersama.” Ucap Tuan Seo menarik Do Gyum. Hyun Joo pun
menganguk mengerti.
Hyun Joo
memakai dress tapi tak bisa menutup risleting belakangnya, lalu memanggil
manager untuk membantunya. Do Gyum datang tahukalau ini karena ritsletingnya.
Hyun Joo merasa tak perlu karena bisa melakukanya.
“Kau
bilang butuh bantuan.. Tapi Tidak naik dengan mudah.” Ucap Ji Woo mencoba
membantunya.
“Kau
terlihat cantik.” Puji Ji Wo melihat Hyun Joo dengan dress. Hyun Joo pun memuji
Do Gyum yang terlihat tampan.
“Hyun
Joo.. Boleh aku bertanya sesuatu?” tanya
Do Gyum . Hyun Joo menganguk mempersilahkan Ji Woo akan menanyakan apa.
“Apa Kau
bersama Pak Hwang semalam?” tanya Do Gyum. Hyun Joo gugup menyangkalnya mengaku
minum dengan teman-temannya.
Do Gyum
mencoba mempercayainya. Hyun Joo menyakinkan. Do Gyum pun percaya dan menyuruh
Hyun Joo agar keluar setelah selsai karean Ibu dan Ayah menunggu. Do Gyum
menganguk mengerti.
Mi Ok
menunggu di sebuah cafe, lalu melihat seorang wanita datang dan langsung
mengaku sebagai penggemarnya. Si wanita bingung, Mi Ok pikir wanita itu pasti
“You-Gyo-Girl” si wanita bingung dengan yang dikatakan “Ahjumma” lalu berjalan
pergi.
“Jika
tidak, maka tidak. Tidak perlu memanggilku
Ahjumma. Anak-anak zaman sekarang tidak sopan.” Ucap Mi Ok marah.
“Apa kau
Nona Jo Mi Ok?” tanya seorang wanita datang dengan wajah polos. Mi Ok tak
percaya wajah anak polos tapi bercerita genre 19+.
Mi Ok pun
baru tahu kalau Penulis You, menulis ini berdasarkan pengalamannya "Cara
Memasakmu dengan Enak" yaitu Cerita
saat si wanita yang melepas sesuatu selain kulit cumi-cumi. Ia benar-benar tak
percaya penulis You sungguh menulisnya.
‘Tapi aku
diminta membuat webtoon ini untuk usia 15 tahun ke atas. Aku membuatnya tidak
terlalu kasar.”jeles Penulis You
“Apa Kau
sudah punya judul?” tanya Mi Ok. Penulis You langsung memberikan gambarnya
terlihat benar-benar seperti 19+ dengan judul "Jika Lidahmu Tidak Masuk,
Itu Bukan Ciuman".
“Ada pria
yang besar di hutan Provinsi Gangwon, dan bibirnya, serta bokongnya, sempurna.
Lalu Dia pindah ke Seoul dan bertemu wanita yang selalu seksi. Lalu mereka
jatuh ke pusaran takdir. Itulah masalahnya.” Ucap Penulis You
“Pria itu
terus menjauhi sang wanita. Kenapa?” tanya Mi Ok dan beberap orang terhanyut
mendengar cerita Penulis You.
“Karena
ini kali pertamanya. Tapi akhirnya dia memancing wanita itu.” Ucap Penulis You
“Ini
cerita yang fantastis.” Puji Mi Ok yang ikut terpesona. Seorang wanita pun
meminta pesanan yang sama dengan Penulis You.
Hyun Joo
bersama orang tua dan Do Gyum keluar dari studio. Tuan Seo mengaku harap foto
keluarga mereka cepat selesai jadi akan menggantung satu di ruang tamu. Hyun
Joo bertanya apakah mereka sudah memilih
foto untuk video hari jadi pernikahan.
“Kita
harus memberikannya ke perencana pesta hari Selasa.” Kata Hyun Joo
“Kami
memilihnya, datanglah dan ambil itu besok.” Ucap Nyonya Jung. Tiba-tiba Tuan
Jung mengeluh memegeng perutnya. Hyun Jo dan Do Gyum bertanya “Ada apa?”
“Apa Kau
baik-baik saja?” tanya Do Gyum. Tuan Seo meminta agar mereka akan makan malam
berdua saja.
“Perutku
tiba-tiba sakit.” Kata Tuan Seo. Ji Woo pikir kalau pergi ke rumah sakit dan
akan membatalkan pemesanan mereka.
“Tidak
seburuk itu.” Ucap Tuan Seo mengedipkan
matanya memberikan kode. Ji Woo bingung bertanya Ada apa dengan mata Tuan Seo.
“Kami
memesan tempat untuk mencicipi makanan di pesta. Kita tidak boleh membatalkan pemesanannya.”
Ucap Tuan Seo.
Hyun Joo
menyetujuinya. Tuan Seo pun menyuruh keduanya pergi saja. Hyun Joo meminta agar
ayahnya Hubungi jika terjadi sesuatu. Nyonya Jung terlihat kesal karena Tuan
Seo yang akan bermain kotor lalu mengejek suaminya itu aktor yang hebat.
“Dasar
pengkhianat.” Kata Nyonya Jung merah. Tuan Seo pun menawarkan agar makan ayam
goreng malam ini
“Aku
tidak akan membiarkan ini.” Kata Nyonya Jung marah. Tuan Seo sudah pergi lebih
dulu.
Nyonya
Kim melihat pesan dari "Manajer
Jung" [Aku diberi tahu Hwang Ji Woo dan Seo Hyeon Ju bermalam di kamar
suite Hotel Hanseo.] Ia pun melihat sebuah foto Hyun Joo dan Ji Woo masuk ke
sebuah hotel, wajahnya terlihat sangat marah.
“Apa Ibu
pergi ke suatu tempat?” tanya Seo Yoon datang ke tempat ibunya.
“Apa yang
kau lakukan? Apa yang kau lakukan saat kau di sisi Pak Hwang selama setahun?
Kenapa kau tidak bisa melakukan apa pun dengan benar?” ucap Nyonya Kim marah.
Seo Yoon kaget melihat ibunya tiba-tiba marah.
“Apa kau
tahu? Apa kau tahu bahwa Pak Hwang dan wanita itu, Seo Hyun Joo, menghabiskan
malam bersama?”kata Nyonya Kim
“Tidak...
Aku tidak tahu. Aku jujur.” Ucap Seo Yoon tertunduk ketakutan lalu bergegas
pergi. Nyonya Kim pun melampiaskan amarah dengan merobek-robek foto Hyun Joo.
Ji Woo
melihat camera dasbord dari laptopnya dan bisa melihat gambar mobil Nyonya Kim
yang lewat. Ia lalu menelp Sekretaris Nam kalausudah menonton video kotak hitam
yang dikirim.
“Aku yakin
itu Pimpinan Kim Sun Hee. Apa Kau yakin dia keluar dari taman peringatan?”
tanya Ji Woo
“Itu
jalan buntu, jadi, aku yakin.” Ucap Sek Nam. Ji Woo pun meminta Sek Nam Cari
tahu apakah Pimpinan Kim punya koneksi dengan makam di sana.
Saat itu
pesan masuk ke ponsel Hyun Joo [Pak Hwang... Aku ibu Seo Hyun Joo. Kita bertemu
tempo hari. Apa Kau ingat?]
Di
restoran
Do Gyum
mencicipi daging steak lalu berkomentar kalau
Dagingnya lembut, jadi, bagus untuk dinikmati para orang tua. Hyun Joo
pun berkomentar kalau steik akan lebih enak daripada hidangan laut dan mengajak
untuk pesan menu steik tenderloin sapi.
“Hyun
Joo. Ini Pekerjaan rumah.” Kata Do Gyum memberikan sebuah foto. Hyun Joo
terlihat binggung.
“Ini
webtoon pendek. Aku ingin kau melihat alur ceritanya nanti. Tidak ada ide
kalimat terakhir, jadi, aku membiarkannya kosong. Bisakah kau mengisinya?” ucap
Do Gyum.
“Sudah
lama kau tidak menggambar seperti ini.” Ucap Hyun Joo menganguk mengerti.
“Kadang,
aku lebih suka menggambar di kertas. Aku tidak terburu-buru, jadi, kau tidak
perlu buru-buru.” Kata Do Gyum. Hyun Joo menganguk mengerti.
Di sebuah
meja, terlihat banyak banyak menu diatas meja. Nyonya Jung mengaku ingin mentraktir
Ji Woo makan lebih cepat, tapi takut akan mengganggu orang yang sibuk. Ji
Woo menunggu telepon Nyonya Jung. Nyonya
Jung pun malu-malu Seharusnya menghubungi Ji Woo lebih awal.
“Apa Kau
selalu mengunjungi pegawaimu di rumah sakit dan merawat mereka jika mereka
sakit?” tanya Nyonya Jung
“Aku
menganggap Nona Seo istimewa.” Ungkap Ji Woo. Nyonya Jung tersenyum lalu
bertanya Apa maksudnya dengan istimewa
“Apa
maksudmu kamu tertarik kepadanya sebagai wanita?” tanya Nyonya Jung.
“Ya, itu
maksudku.” Akui Ji Woo. Nyonya Jung langsung tersenyum sumringah dan langsung
tersenyum bahagia.
“Kau
sudah di usia untuk memikirkan pernikahan. Tidakkah keluargamu akan mengatur
pernikahanmu untukmu?” ucap Nyonya Jung
“Aku akan
menikahi wanita yang kucintai. Apa ada sesuatu yang tidak kamu sukai dariku?”
tanya Ji Woo
“Tidak.
Apa maksudmu? Aku suka semua hal tentangmu. Semuanya dari A sampai Z. Jangan
khawatir. Aku akan investasikan semuanya dari daging hingga tulangku, bahkan
jiwaku untuk mendukung hubunganmu.”kata Nyonya Jung
“Terima
kasih... Tolong bicara dengan nyaman, Bu.” Kata Ji Woo yang ingin dekat dengan
ibu mertuanya.
“Haruskah
aku melakukan itu, Ji Woo? Apa terlalu dini untuk memanggil namamu?” kata
Nyonya Jung malu
“Sama
sekali tidak. Aku menyukainya. Apa Ada waktu hari ini? Aku ingin memberi hadiah
untuk hari jadi pernikahanmu.” Kata Ji Wo
“Kau
tidak perlu memberiku hadiah... Tapi aku punya banyak waktu.” Kata Nyonya Jung
tersenyum
Nyonya
Jung mencoba pakaian dan Ji Woo melihatnya seperti memilihkan baju untuk ibu
mertuanya. Nyonya Jung terlihat sangat bahagia bisa mencoba baju dengan pose
seperti model. Ji Woo pun memberikan acungan jempol.
Hyun Joo
dan Do Gyum baru saja pulang kaget melihat Ji Woo yang datang dengan
ibunya. Ia pun langsung menyapa ibu dan
Ji Woo. Ji Woo berkomentar keduanya yang
pulang bersama. Hyun Joo terlihat gugup ibunya dengan banyak barang belanjaan.
“Mereka
bersama untuk mempersiapkan pesta ulang tahun pernikahan. Apa pencicipannya
lancar?” tanya Nyonya Jung. Hyun Joo menganguk.
“Kenapa
Ibu bersama Pak Hwang?” tanya Hyun Joo. Nyonya Jung pikir sudah bilang ingin
mentraktirnya makan untuk berterima kasih karena telah membantu Hyun Joo
sebelumnya.
“Kau akan
pergi begitu cepat? Kamu harus masuk untuk minum teh.” Ucap Nyonya Jun melihat
Ji Woo memberikan uang belanja.
“Sudah
cukup. Masuklah.” Ucap Hyun Joo mengajak ibunya pergi. Nyonya Jung berjalan
akan menelepon Ji Woo nanti.
“Apa yang
kau lakukan?” kata Do Gyum marah. Ji Woo dengan santai mengaku makan malam
dengan Bu Jung, dan mengantarnya pulang.
“Aku juga
membelikannya hadiah untuk hari jadi pernikahannya.” Kata Ji Woo
“Apa
hakmu melakukan itu?” tanya Do Gyum sinis. Ji Woo pun bertanya balik apakah Do
Gyum harus punya hak mengantar seseorang pulang dan memberi mereka hadiah.
“Aku akan
pulang. Apa Kau mau tumpangan?” ucap Do Gyum. Ji Woo hanya diam saja.
Hyun Joo
melihat isi tas belanjaan ibunya, dan
bertanya Apa Pak Hwang membelikan ini untuk Ibunya. Nyonya Jung beralasan Ji
Woo yang terus memohon untuk
membelikannya hadiah untuk hari jadi pernikahan, jadi, apa yang harus
dilakukan?.
“Segera
kembalikan kepadanya.” Ucap Hyun Joo lalu berpikir kalau ia saja yang
melakukanya.
“Kau
tidak boleh mengabaikan ketulusan seseorang. Ibu tidak mau mengembalikannya. Jangan
sentuh itu.” Kata Nyonya Jung. Saat itu Tuan Seo keluar dari kamar.
“Ayah.
Bagaimana keadaan Ayah? Do Gyum membelikan Ayah bubur.” Kata Hyun Joo. Tuan Seo
dengan mulut belepotan terlihat bingung.
“Dia
tidak butuh bubur. Dia makan ayam goreng.” Kata Nyonya Jung sinis melihat mulut
suaminya.
“Apa
maksudmu? Kenapa aku makan ayam goreng saat aku sakit? Ayah belum makan apa
pun.” Kata Tuan Seo berbohong
“Ada apa
di wajahmu? Apa itu lipstik dengan rasa ayam goreng berbumbu?” sindir Nyonya
Jung
“Hyun Joo.
Sebelum ibumu menikah dengan ayah, dia berkeliling mencium pria di lingkungan
kami.” Kata Tuan Seo mengadu dan langsung masuk kamar dengan wajah marah
“Astaga.
Kapan aku melakukan itu? Itu hanya Bum Shik. Apa yang dia katakan?” kata Nyonya
Jung marah dan ikut masuk kamar.
Hyun Joo
hanya bisa diam melihat ayah dan ibunya yang beradu mulut. Ji Woo masuk ke
dalam rumah pun menatap sedih karena Ji Woo bisa membelikan semua barang yang
dibutuhkan ibu Hyun Joo, tapi ia tak bisa.
Ji An
pergi dengan Tuan Kim ke supermarket bertanya apa mau makan keju dengan anggur.
Tuan Kim tahu kalau Ji An itu tidak suka keju. Ji Ah mengambil satu keju dan
suah mencobanya dan rasanya cukup bagus. Tuan Kim pun ingin tahu makan dengan
siapa.
“Apakah
si brengsek itu... Apa Maksudku, teman Do Gyum?”kata Tuan Kim marah. Ji Ah
membenarkan.
“Di mana?
Di rumah?” tanya Tuan Kim. Hyun Joo membenarkan. Tuan Kim bertanya “Kapan? Di
malam hari?”
“Kenapa
kamu bertele-tele? Tanya saja apa aku tidur dengannya.” Keluh Ji Ah kesal
“Tapi
tetap saja. Kamu tidak boleh membawanya ke rumahmu.” Ucap Tuan Kim
“Kenapa
tidak boleh? Apa aku butuh izinmu untuk mengundang seseorang ke rumahku?”kata
Ji Ah
“Tidak,
tapi tetap saja. Kenapa kau mengundangnya.” Keluh Tuan Kim.
“Astaga.
Kau mencibir lagi. Hei. Jangan datang ke rumahku malam ini.” Kata Ji Ah kesal
“Kenapa?
Kapan aku harus datang? Hei. Jin Ah!” teriak Tuan Kim mengejar Ji An.
Min Jung
melihat Hyun Joo pulang yang tampak lelah lalu bertanya Apa semuanya lancar
untuk pesta hari jadi pernikahan orang tuanya. Hyun Joo mengaku tak tahu, Entah
apa mereka bertengkar, tapi ada yang tidak beres.
“Bagaimana
denganmu? Apa Kau ditelepon oleh suamimu?” tanya Hyun Joo Min Jung mengeluh tak
tahu dan merasa kalau suaminya itu pasti sudah mati.
“Astaga.
Sepertinya kita harus istirahatkan pikiran dan tubuh. Aku sangat lelah.” Ucap
Hyun Joo menyalakan lilin dan langsung berbaring.
“Aromanya
enak. Dari mana kamu mendapatkannya?” tanya Min Jung. Hyun Joo menjawab mendapatkannya
sebagai hadiah.
“Apa Kau
mengencani seseorang? Apa pemikiranmu untuk tidak menikah dan berkencan
berubah?” ucap Min Jung. Hyun Joo mengaku Tidak.
“Kau harus
berkencan, jangan menikah.” Kata Min Jung. Hyun Joo mengaku tidak percaya pengkhotbah pernikahan
melarangnya menikah.
“Aku
tidak mau mengakuinya, tapi sepertinya perkataan orang benar. Semua pria sama
saja begitu kau menikah.”kata Min Jung
“Kukira itu
tidak akan berlaku untukku. Aku sudah lama tidak berkencan sampai aku bahkan
tidak ingat cara memulainya... Tapi Min Ju... Kenalanku meminta saran soal
kencan, tapi aku bahkan tidak bisa menjawab.” Kata Hyun Joo. Min Jung pun
meminta Hyun Joo mengatakan saja.
“Ada pria
yang menyukainya, tapi dia mabuk dan menyebut nama wanita lain.” Kata Hyun Joo mengingat saat Ji Woo memanggil nama
Min Ju.
“Kenapa
dia meminta nasihatmu tentang itu? Seratus persen, tidak, 1.000 persen nama
mantan pacarnya.” Kata Min Jung
“ Tampaknya,
dia bilang dia tidak pernah berkencan.”komentar Hyun Joo. Min Jung yakin itu Bohong
sekali.
“Dia
pasti mau menunjukkan citra sederhana yang polos, tapi pria seperti itu lebih
terobsesi dengan wanita. Tapi kurasa temanmu akan segera mengencani pria itu.”
Kata Min Jung
“Apa?
Kenapa? Berdasarkan apa?” tanya Hyun Joo kaget sampai terbangun dari tidurnya.
“Jika dia
sama sekali tidak tertarik kepadanya, dia tidak akan peduli jika dia menyebut
nama wanita atau nama ikan. Fakta bahwa dia meminta nasihat menunjukkan dia
sudah tertarik.” Jelas Min Jung. Hyun Joo pun menganguk mengerti.
Hyun Joo
datang ke tempat Ji Woo memberikan berkas. Ji Woo memberitahu kalau membuat
janji untuk sesi terapi pukul 6 sore jadi bisa pergi bersama sekitar pukul 5
sore. Hyun Joo menganguk mengerti lal meminta maaf soal kemarin.
“Aku
tidak tahu ibuku akan meneleponmu. Kau memberinya terlalu banyak hadiah. Jika
kau memberitahuku berapa semuanya, aku akan membayarmu.” Kata Hyun Joo merasa
tak enak hati.
“Itu
ucapan terima kasih karena mentraktirku makan malam. Jangan merasa terbebani
olehnya. Selain itu, aku ingin dia menyukaiku.” Kata Ji Woo. Hyun Joo bingung
dengan sikap Ji Woo.
“Kenapa
kau pergi begitu saja? Di hotel. Kenapa kau menghindari ciuman dari orang yang
kau suka.” Kata Hyun Joo heran.
“Kurasa
kau tidak punya perasaan... Perasaan kepadaku. Saat kau menyukaiku, maka aku
tidak akan menghindari ciumanmu.” Kata Ji Woo. Hyun Joo hanya bisa terdiam.
Bersambung ke episode 16
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar