PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hyun Joo
mengajak Da Gyum bersulang untuk orang yang tadinya menganggur karena sudah
dapat pekerjaan lagi di rumahnya. Da Gyum mengaku suka mereka punya pekerjaan, tapi
mereka aneh jika bekerja untuk perusahaan farmasi.
“CEO
sangat tertarik dengan bisnis yang berkaitan dengan budaya. CEO-nya juga akan
berinvestasi dalam jumlah besar. Yang terpenting, dia akan membayar denda jika
membatalkan kontrak.” Kata Hyun Joo. Da Gyum tak percaya mendengarnya.
“Saat aku
menyebutkan syaratku, haruskah aku meminta studio? Tidak, aku akan membeli
studioku sendiri.” Kata Da Gyum
“Kau bisa
tinggal di rumahku dan mencari apartemen studio.” Ucap Hyun Joo. Da Gyum tak
percaya kalau boleh tinggal disini.
“Kenapa?
Kau tidak menyukainya? Aku punya kamar kosong meskipun kecil.” Ucap Hyun Joo
“Hyun
Joo.. Kurasa kamu terlalu memercayaiku. Aku juga seorang pria.” Ucap Da Gyum
memberikan tatapan mengoda. Hyun Joo menatapnya dan langsung melemparinya
makanan.
“Ya, kamu
seorang pria.” Ucap Hyun Joo kesal memberikan tendangan kakinya pada baju Da
Gyum. Da Gyum mengeluh agar Jangan pakai kaki karena Baunya.
“Jangan
bohong. Aku cuci kaki.” Ucap Hyun Joo. Da Gyum mengeluh Hyun Joo sudah
menghancurkan sweterkya.
Ia
melihat ponselnya dan nama "Ibu" yang terlihat, lalu bisa menebak kalau
sedang memesan kencan buta lagi untuknya. Nyonya Jung mengirimkan pesan
ancaman “Ibu akan mengawasimu. Jika kau tidak
menganggap serius, itu akan menjadi akhir hidupmu.”
“Apa Kau
akan datang? Kau sudah dapat pekerjaan.” Ucap Da Gyum seperti tak suka Hyun Joo
berkencan.
“Jika aku
tidak berkencan, ibuku akan mendatangiku dan meminta 50.000 dolar. Aku akan
pergi dan menyelesaikannya. Ini yang terakhir.” Kata Hyun Joo
“Jadi,
apa rencanamu kali ini?” tanya Da Gyum. Hyun Joo pikir Rencana Berkokok. Da Gyum
merasa sudah lama sekali tak bertemu dengan
Rencana Berkokok.
“Aku akan
segera dicampakkan dengan sangat terampil. Kalau begitu, ayo ke Sungai Han.”
Kata Hyun Joo. Da Gyum pun setuju.
Ji Woo
menerima pesan dari Tuan Nam “Seniman webtoon, Park Do Gyum, pindah bersama Bu
Seo hari ini.” Wajah Ji Woo terlihat kesal. Sementara Hyun Joo menyiapkan
tempat tidur untuk Da Gyum dan mengucapkan Selamat malam.
Da Gyum
mengucapakan terimakasih dan sibuk melihat buku-buku yang ada dikamar Hyun Joo
dan menemukan fotonya sat masih sekolah.
Flash Back
Da Gyum
duduk sendiri di "Makam" dengan wajah sedih, Hyun Joo datang
memarahinya karena berani anak kecil kabur dari rumah. Da Gyum menyuruh Hyun
Joo agar pergi saja dan Urus urusannya.
“Kau
datang untuk menemui ibumu. Setidaknya bawakan bunga.” Ucap Hyun Joo lalu
memberikan bunga pada ibu Da Gyum.
Da Gyum
terdiam tak bisa lagi menahan tangisnya, memeluk Hyun Joo. Hyun Joo pun menepuk
bahu Da Gyum untuk menenangkanya.
Sementara
dikamar, Ji Woo membuka kotak musik dan memainkan seperti memiliki kenangan
dengan kotak musik itu. Di rumah, Hyun Joo tertidur pulas dikamarnya, seperti
mulai kembali mimpi di kehidupan sebelumnya.
Flash Back
“Apa Kau
sudah melihat putra Wakil Perdana Menteri?” ucap seorang wanita yang sedang
mencuci baju disungai.
“
Wajahnya sangat tampan. Rasanya seperti melihat lukisan. Dia datang ke kampung
halamannya guna belajar untuk ujian Andai aku bisa bicara dengannya!”jerit
wanita lainya dan keduanya seperti sangat kagum dengan anak pedana mentri.
“Tunggu.
Apa yang dia lakukan di sana seharian?” tanya si wanita melihat Hyun Joo duduk
mengambar diatas tebing.
Hyun Joo
mulai mengambar dengan sangat terampil dbawah pohon sakura, dan angin tiba-tiba
menerbangkan kertasnya. Ia mencoba mengambil tapi tak bisa meraihnya, datang
seorang pria membantunya. Hyun Joo seperti langsung jatuh cinta dengan pria
tersebut.
Pria itu menuliskan kalimat "Ikatan pasangan
yang sudah menikah seperti bunga milenium. Koneksi pasangan suami istri seperti
bunga yang mekar sekali setiap seribu tahun, jadi, itu yang paling
berharga."
“Apa itu
untukku?” tanya Hyun Joo terkesima dengan sang pria dan beberapa saat kemudian,
Hyun Joo seperti harus berpisah dengan pasanganya.
“Sayangku,
kembalilah. Kumohon.” Ucap Hyun Joo menangis dan memberikan saputangan dengan
bentuk bunga yang disulamnya.
Hyun Joo
terbangun dari tidurnya, kebingungan karena impiannya begitu realistis.
Akhirnya Ia mencoba mengambar bunga yang ada dibagian sapu tangan, saat
mengingatnya.
Pagi
hari, Hyun Joo dan Da Gyum memasukan semua barang ke dalam mobil. Hyun Joo
pikir mereka membeli terlalu banyak bir dan camilan. Da Gyum pikir Jika tidak
menghabiskannya, mereka bisa terus minum di rumah.
“Apa
kencan butamu, itu pria yang tampan?” tanya Da Gyum. Hyun Joo memberitahu kalau
Ibunya mengirimikan foto.
“Astaga.
Begitu penampilannya... Kurasa rencanamu akan berjalan lancar hari ini. Ucap Da
Gyum melihat foto pria yang terlihat lebih tua.
“Tentu
saja. Mari selesaikan dalam 15 menit.” Kata Hyun Joo. Da Gyum pun penuh
semangat menutup mobilnya.
Hyun Joo
duduk dengan gelisah disebuah restoran
dan melihat seorang pria datang. Ia bertanya apakah Tuan Kim Byung Chul,
tapi ternyata pria itu bertemu dengan wanita yang duduk dibelakangnya.Tiba-tiba
seorang pria datang memanggil nama Seo Hyun Joo.
“Senang
bertemu denganmu. Aku Hwang Ji Woo.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo melonggo kaget
mengingat Ji Woo itu pria yang diselamatkanya.
“Terima
kasih banyak untuk hari itu.”ucap Ji Woo. Hyun Joo pun merasa tak masalah.
“Tidak
kusangka kita akan bertemu di tempat seperti ini. Silakan duduk.” Kata Ji Woo.
Hyun Joo bingung.
“Aku
datang untuk menemui Pak Kim Byung Chul.” Kata Hyun Joo. Ji Woo mengingat
sesuatu.
“Kurasa
mereka membuat kesalahan saat menjadwalkan ulang tanggalnya. Aku mendapatkan
profilmu tepat sebelum datang ke sini.”kata Ji Woo
“Kalau
begitu, Apa kau dari biro jodoh?” tanya Hyun Joo. Ji Woo membenarkan.
“Tunggu...
Kebetulan sekali. Ini menarik.” Kata Hyun Joo tak percaya. Ji Woo mendengar
Hyun Joo akan bekerja untuk Farmasi Sunwoo.
“Ya. Tapi
aku belum menandatangani kontraknya.. Tunggu. Apa itu tertulis di profilku?”
kata Hyun Joo bingung.
“Aku CEO
Farmasi Sunwoo.”akui Ji Woo. Hyun Joo melonggo kaget mendengarnya.
Tuan Seo
meminum teh sambil berbunyi, Nyonya Jung mengeluh agar Jangan berisik. Tuan Seo
memberitahu kalau tehnya Panas. Nyonya Jung dengan wajah was-was berharap
kencan Hyun Ju berjalan lancar. Tuan Seo pikir Tidak ada kabar berarti kabar
bagus.
“Jika dia
menyebabkan masalah, agen itu akan meneleponku.” Kata Nyonya Jung dan melihat
ada telp agensi yang menurutnya Kebetulan sekali.
“Halo..
Apa Hyeon Ju berkencan dengan pria lain? Ya. Begitu rupanya. Baiklah. Sampai
jumpa.” Ucap Nyonya Jung kaget.
“Hyun Joo
sedang melakukan kencan buta dengan CEO Farmasi Sunwoo.” Kata Nyonya Jung
panik. Tuan Seo kaget menndengar Farmasi Sunwoo.
“Bukankah
itu konglomerat seperti di Grup Sunwoo?” kata Tuan Seo. Nyonya Jung yakin kalau
ini Ada kesalahan.
“Jika dia
CEO, dia pasti berusia 50-an atau 60-an.” Kata Nyonya Jung. Tuan Seo tak
percaya karena pria itu mungkin pernah menikah
“Beraninya
pria tua ini mencoba menikahi putriku yang berharga?” kata Nyonya Jung lalu
mencari keyword "CEO Farmasi Sunwoo"
Keduanya
melihat profile "Hwang Ji Woo, Tanggal lahir, Desember 1985" lalu
menjerit tak percaya karena ternyata masih muda. Keduanya kembali menari-nari
bahagia.
Hyun Joo
berbicara dengan Ji Woo merasa Ini kebetulan yang gila Tapi Ji Woo pikir ini
bukan kebetulan sederhana. Hyun Joo merasa punya pertanyaan jadi meminta izin
agar bisa bertanya. Ji Woo pun mempersilahkan.
“Sejujurnya,
penawaranmu terlalu bagus. Selain itu, kau membayar denda untuk Pak Park Do
Gyum. Aku ingin tahu apa kau punya alasan khusus.” Ucap Hyun Joo penasaran
“Sebagai
pebisnis, aku berinvestasi pada kemampuanmu. Jika menurutmu itu berlebihan,
anggap itu hadiah menyelamatkanku. Aku tidak melakukannya sebagai hadiah.”
Jelas Ji Woo
“Bagaimanapun,
terima kasih.” Kata Hyun Joo. Ji Woo pun membahas Hyun Joo terlihat sangat
dekat dengan Pak Park.
“Ya, kami
sudah saling kenal sejak masih kecil.” Ucap Hyun Joo dan saat itu Da Gyum
dengan style preman datang memanggilBok Ja. Hyun Joo panik
“Astaga,
lihat siapa yang datang. Bukankah kamu Geum Bok Ja?” kata Da Gyum. Hyun Joo
mengelak.
“Kita
baru bertemu lagi sekarang... Apa Sudah sekitar 10 tahun? Apa Kau tidak ingat
aku? Kenapa kau tidak ingat aku? Aku Kang Chun Sam. Dahulu kamu mengambil
uangku di arena bermain.” Ucap Da Gyum berakting. Hyun Joo kebingungan.
“Kau
memukulku untuk setiap sen yang kau temukan. Saat aku menangis karena sakit, kau
memukuliku karena aku menyebalkan. Astaga. Kau pikir aku tidak akan mengenalimu
jika kau berpakaian rapi dan pura-pura menjadi Seoulite?” ucap Da Gyum.
Hyun Joo
berusaha menjelaskan dan Ji Woo hanya menatapnya. Da Gyum meminta agar Hyun Joo melakukan saja.
Hyun Joo terus berusah memberitahu tapi Da Gyum terus berbicara. Da Gyum mengeluh BOk Ja yang masih belum
berhenti minum.
“Semenakutkan
inilah alkoholisme.” Ejek Da Gyum. Ji Woo akhirnya bertanya siapa pria yang
datang itu.
“Ahh... Benar
juga. Aku teman Bok Ja dari kampung halamannya.” Ucap Da Gyum akhirnya tersadar
kalau Ji Woo yang ada didepanya.
“Astaga.
Jangan memanggilnya begitu... Dia CEO Farmasi Sunwoo. Dia CEO Webtoon Sunwoo.”
Ucap Hyun Joo. Ji Woo melonggo kaget mendengarnya.
“Senang
bertemu denganmu. Aku Hwang Ji Woo.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo menendang kaki Da
Gyum akhirnya Da Gyum pun memperkenalkan dirinya.
“Pak Park
sedang merencanakan webtoon yang berlatar di Provinsi Chungcheong. Jadi, dia
berlatih beberapa dialog denganku.” Ucap Hyun Joo memberikan alasan.
“Kau
lucu. Apa Kau ada waktu luang hari ini? Aku ingin lakukan wawancara karakter
sebelum mengontrakmu.” Ucap Ji Woo.
“Wawancara?
Hari ini...” kata Hyun Joo. Da Gyum meminta agar Jangan hari ini karena punya
rencana di Sungai Han.
“Itu
bagus. Aku juga harus ke Sungai Han.” Ucap Ji Woo. Keduanya hanya bisa melonggo
bingung.
Da Gyum
akhirnya masuk ke mobil dengan wajah kesal, merasa tak percaya kalau Ji Woo
bisa ikut dengan mereka padahal baru bertemu hari ini. Ia pun tak percaya
maksud dengan Wawancara karakter yang dikatakan Ji Woo tadi.
“Entah
itu wawancara atau interogasi, lakukan semua yang dia katakan. Mengerti?
Penaltinya dipertaruhkan.”ucap Hyun Joo menyakinkan.
“Hyun Ju,
apa kau tidak merasa dia mencurigakan? "Kebetulan" ini terdengar
tidak wajar. Aneh sekali kencan butamu berubah di saat terakhir.” Ucap Da Gyum
merasa ada yang tak beres.
“Kau
benar juga. Kami kebetulan terjebak di lift. Tapi ternyata dia ingin
merekrutku. Lalu kami bertemu lagi di sini.” Ucap Hyun Joo. Da Gyum merasa ada
sesuatu yang mencurigakan.
“Kurasa
itu bukan kebetulan biasa.” Ucap Hyun Joo. Da Gyum mengeluh Jangan semudah itu
menyebutkannya. Hyun Joo mengerti dan bergegas pergi.
Nyonya
Kim berjalan dikampus, Seorang pria membahas Nyonya Kim yang sudah 20 tahun
sejak menyumbangkan uang beasiswa dan mengucapkan Terima kasih banyak. Nyonya
Kim mengaku selalu memikirkan tempat ini karena putrinya bersekolah di sini.
“Bukankah
baru lima atau enam tahun sejak putrimu lulus?”kata sipria. Nyonya Kim terlihat
bingung.
“Sejujurnya,
aku punya koneksi dengan tempat ini sejak lama.” Kata Nyonya Kim
“Apa
suamimu...” tanya si pria. Nyonya Kim mengaku bukan seperti itu lalu menatap ke
arah rumput depan kampus.
Beberapa
tahun yang lalu beberapa orang berkumpul, seorang pria meyayi sambil memetik
gitar. Nyonya Kim yang masih muda seperti terkesima dengan pria tersebut.
Nyonya Kim mengingat masa lalunya hanya bisa tersenyum.
Da Gyum
pergi ke toko es krim membeli rasa vanila dan cokelat. Hyun Joo tak enak hati
menawarkan Ji Woo juga. Da Gyum menegaskan kalau hanya akan membelikan Wol Ju
saja dan menyindir Apa ini bagian dari wawancara.
“Jangan
cemaskan aku. Lakukan saja seperti biasanya.” Ucap Ji Woo. Hyun Jo tak enak
hati melihatnya.
“Astaga.
Dia mengeluarkan belati dari matanya. Bagaimana bisa aku tidak khawatir?” keluh
Da Gyum. Hyun Joo memukulnya meminatagar Da Gyum berhenti membahasnya. Akhirnya
mereka makan es krim tanpa membelikan Ji Woo.
Mereka berdua
memasang tenda, Ji Woo melihat dari kejauhan. Da Gym mengeluh Apa mereka harus
bertindak sejauh ini. Hyun Joo mengingatkan kalau JiWoo yang akan membayar
penalti Ji Woo jadi meminta agar Berhentilah mengeluh dan tersenyumlah.
“Aku hanya
perlu pandai menggambar. Wawancara karakter apa?” keluh Da Gyum akan menaruh
alas didalam tenda.
“Karena
sudah begini, mari bersenang-senang dengan calon bos kita. Mengerti? Aku yakin
akan sangat menyenangkan.” Ucap Hyu Joo. Da Gyum kesal memilih untuk masuk
tenda
“Kau
ini... Kami memanjakannya saat dia tumbuh dewasa. Dia sama sekali tidak punya
keterampilan sosial.” Ucap Hyun Joo kesal kesal lalu masuk tenda.
“Apa Ada
yang bisa kubantu?” tanya Ji Woo mendekati Hyun Joo. Hyun Joo memberikan meja
agar bisa menaruh didalam tenda.
Ji Woo
akhirnya masuk ke tenda dan Da Gyum sibuk mengelar alas lalu mengeluh Ji Woo
agar Jangan pakai sepatunya di dalam. Ji Woo akhirnya membuka sepatu dan
tiba-tiba angin berhembus dengan kencang. Ia pu mengeluh matanya kelilipan
karena Anginnya kencang dan menutup tenda.
“Ada apa?”
tanya Da Gyum melihat Ji Woo sibuk membuka tenda. Ji Woo mengaku Ritsletingnya
tidak terbuka.
“Ayo
Minggir... Kata Da Gyum mencoba membukanya. Ji Woo merasa Da Gyum akan
merusaknya. Da Gyum malah mencopot risleting mengeluh kalau ini sudah rusak.
“Do
Gyum...Kenapa mereka menutup pintu? Ayo Buka.” Kata Hyun Joo yang baru datang
“Ritsletingnya
rusak... Bisakah kau membukanya dari luar?” ucap Da Gyum. Hyun Joo mencoba
membuka dari luar.
“Tidak terbuka...
Tunggu.. Di sini juga tidak ada apa-apa. Bagaimana ini?” ucap Hyun Joo bingung
“Kurasa
kita harus menyobek tendanya. Bisa belikan pisau cutter di toserba?” kata Da
Gyum. Hyun Joo mengerti dan bergegas pergi.
“Kenapa
kau melakukan sesuatu yang tidak diminta dan menyebabkan semua masalah ini?”
keluh Da Gyum marah
“Aku
hanya memeriksa apakah ritsletingnya berfungsi.” Kata Ji Woo mencoba membuka
risleting.
“Tidak
akan terbuka seperti itu.” Kata Da Gyum mendorong Ji Woo unuk membukanya.
Keduanya saling dorong mendorong untuk membuka tenda.
Beberapa
anak TK sedang berjalan di Sungai Han, tiba-tiba salah satu anak melihat tenda
yang bergoyang didepan mereka dan bertanya Apa itu. Sang guru panik berpikir
didalam tenda sedang melakuan sesuatu dan meminta mereka agar tak melihat lalu
mengajak pergi.
“Apa ini
kantor manajemen taman? Ada beberapa orang melakukan hal aneh di dalam tenda.
Cepatlah datang.” ucap seorang pria menelp sambil melihat tenda yang terus bergoyang-goyang
“Astaga,
mereka sedang apa di sini?” ucap seorang pria dan beberapa orang mulai
mendekat.
“Kurasa
aku harus keluar dari sini sekarang.” Kata Ji Woo yang mulai merasakan sesak
nafas. Da Gyum mengeluh kalau harus keluar juga.
“Tolong
keluarkan aku... Kumohon.” Kata Ji Woo melonggarkan dasinya. Da Gyum mengeluh
Ji Woo seperti tak melihat kalau sedang mencobanya.
Akhirnya
Da Gyum bisa mengeluarkan kepalanya dari lubang, semua oran menjerit melihat Da
Gyum hanya keluar dari kepalanya Dua
orang petugas datang mengeluh ada Da Gyum yang lakukan di siang bolong begini. Ji Woo mendorong Da Gyum karena ingin keluar dari tenda.
Petugas
meminta agar berhenti dan Jangan goyangkan tendanya. Da Gyum megaku tidak
menggoyangkan tenda karena ingin. Petugas meminta agar Buka tendanya. Da Gyum
memberitahu kalau Ritsletingnya macet dan tidak mau terbuka.
“Alasan
itu tidak akan mempan. Ayo cepat Buka...Dengar baik-baik. Jika tidak ada dua
sisi tenda yang terbuka di area umum, maka kau akan didenda 1.000 dolar. Buka
tendamu sebelum kau didenda. Kau Mau didenda atau tidak” ucap Petugas mengancam
“Aku
tidak bisa membuka tendanya meski ingin.” Ucap Da Gyum. Petugas tak percaya
mendengarnya.
“Kalau
begitu, aku harus merobeknya. Biar kubuka.” Ucap Petugas, tapi ternyata
tendanya bisa terbuka dengan mudah.
Da Gyum
dan Ji Woo akhirnya keluar dari tenda dengan penuh keringat Semua orang tak percaya
kalau keduanya adalah pria. Hyun Joo akhirnya datang bertanya Apa ada masalah
dengan wajah bingung.
“Kedua
orang ini tepergok melakukan hubungan fisik di area umum.” Kata Petugas. Hyun Joo
tak percaya mendengar Hubungan fisik.
“Astaga..
Bukan begitu. Ritsletingnya benar-benar rusak” kata Da Gyum memastikan.
“Apa
maksudmu? Kamu lihat sendiri tadi. Terbuka dengan lancar. Apa aku membuka
paksa? Berada di dalam tenda tertutup di area publik bisa mendapat denda. Kami
tidak akan memaafkan lain kali. Apa Kau mengerti?” ucap Petugas marah.
“Perilaku
macam apa itu dengan pria lain? Apa Kau tidak punya rumah? Kenapa melakukannya
di sini? Memalukan sekali. Ayo pergi. Kalian
berdua tampan, kenapa tidak memacari gadis baik?” ucap si petugas lainya. Hyun
Joo hanya bisa terdiam seperti tak percaya.
Hyun Joo
akhirnya berbicara dengan Ji Woo kalau sudah melalui banyak hal karena mereka.
Da Gyum mengeluh kalau itu bukan salah mereka dan Ini tidak akan pernah terjadi
jika Ji Woo tidak ikut. Hyun Joo meminta agar Da Gyum berhenti.
“Pak Park
benar... Maaf sudah merepotkan kalian.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo bertanya Kapan
hasilnya keluar. Ji Woo bingung.
“Itu...
Hasil wawancara karakternya.” Kata Hyun Joo. Da Gyum memalingkan wajah seolah
tak peduli.
“Dia
lulus... Seperti katamu, dia punya karakter yang baik. Jika kau memberi tahu
syarat pastinya, kami akan atur sesuai rencana. Kalau begitu, aku permisi.” Ucap
Ji Woo berjalan pergi.
“Astaga,
ada yang tidak beres. Ada yang salah dengannya.” Kata Da Gyu m melihat Ji Woo
yang pergi.
Nyonya
Kim pergi ke kamar anaknya, sambil mengeluh Seo Yoon memberitahu kalau ia tidak
bisa melakukannya, tapi anaknya yang akan melakukannya. Seo Yoon sudah tertidur
lelah dan Nyonya Kim pun keluar dari kamar anaknya. Saat itu Seo Yon membuka
matanya dan wajahnya terlihat sangat gelisah.
Hyun Joo mengambar
di tabnya dengan tulisan percakapan "Apa ada masalah?" dan gambar
saat melihat Ji Woo dan Da Gyum bersamaan kepergok oleh petugas.
Di rumah,
Ji Woo meihat postingan Hyun Joo dengan caption "Sudah waktunya, Saatnya tidur setelah
hari yang melelahkan. Selamat malam, Semuanya. Mimpi indah. Peluang? Takdir? Ini
bukan takdir yang buruk, benar? Awal yang baru.”
Ia
melihat postingan Hyun Jo sebelumnya, hanya sebuah skesta gambar dengan caption ”Aku melihat bunga ini dalam
mimpiku. Ada yang tahu itu apa? Aku ingin tahu bunga apa ini.” Ji Woo terdiam
membaca postingan seperti merasakan sesuatu.
Pagi
hari, Hyun Joo dengan penuh semangat memberikan tanda tangan pada surat
kontraknya. Ji Woo bisa tersenyum dan saat itu Da Gyum ikut juga duduk
disamping Sek Nam memberikan tanda tangan, tatapan Ji Woo terus mengarah pada
Da Gyum.
“Apa Anda
memberiku studio?”tanya Da Gyum. Sek Nam membenarkan karena Da Gyum bergabung dengan
mereka jadi harus melakukan itu. Da Gyum mengucapkan Terima kasih.
“Ini
ketentuan mengenai persyaratan kontrak dan kesejahteraan pegawai.” Ucap Seo
Yoon memberikan berkas. Da Gyum mengucapkan Terima kasih dan memberikan tanda
tangan "Kontrak Kerja"
Akhirnya
mereka pun saling berjabat tangan, Ji Woo menjabat tangan Hyun Joo lalu
berpindah pada Da Gyum. Hyun Joo melihat kalau Ji Woo seperti lebih lama
mengengam tangan Da Gyum.
Hyun Joo
dkk berkumpul merayakan pekerjaan baru Hyun Joo. Ji An tak percaya Gaji Hyun
Joo jadi dua kali lipat dan penalti Do Gyum telah diurus menurutnya Hyun Joo
harus berterima kasih kepada orang-oran yang membuatnya dipecat.
“Itulah
maksudku... Aku yakin mereka sangat iri.” Ucap Hyun Joo yakin
“Apa
pendapatmu tentang bosmu? Direktur di kantor lamamu berengsek.” Kata Min Jung
“Bagaimana
mengatakannya, ya? Dia tidak tampak jahat, tapi kurasa aku tidak akan bisa
memahaminya bahkan jika aku bekerja dengannya seumur hidupku.” Kata Hyun Joo
“Aku tahu
satu hal... Aku memeriksa perusahaanmu karena kau akan bekerja di sana. Ada
rumor bahwa Hwang Ji Woo seorang homoseksual.” Kata Young Eun. Semua tak
percaya mendengarnya, Hyun Joo pun hanya bisa terdiam.
“Reporter
keuangan kenalanku bilang hampir semua orang di industri tahu ini.” Ucap Young
Eun yakin
“Reporter
Oh... Jika kau reporter, kau harus memeriksanya sebelum bicara.” Kata Hyun Joo
tak percaya
“Ini
Benar... Sudah ada banyak aktris, penyanyi, dan putri konglomerat yang ditolak
olehnya. Apa Kau tahu aktris Go Min Ji Dia mencoba berkencan dengannya, tapi
bahkan tidak bisa menemuinya.” Ucap Young Eun
“Dia
sangat cantik dan populer... Para pria tergila-gila dengan Go Min Ji.” Kata Min
Jung tak percaya
“Selain
itu, manajer seniorku satu SMA dan satu kampus dengannya.” Ucap Min Jung.
Flash Back
Ji Wo
baru saja keluar dari sekolah, banyak wanita mengejarnya memanggil namanya dan
membawa bunga mengaku kalau menyukainya. Ji Woo tak peduli langsung menutup
telinganya dengan earphone.
“Dia
tidak pernah peduli dengan seorang siswi dan bahkan saat kuliah, dia tidak
pernah kencan buta atau kencan kelompok. Selain itu, dia tidak bergaul dengan
siapa pun di tamasya kampus.”
Ji Woo
saat kuliah hanya duduk diam, sementara teman yang lainya mencoba mendekati
wanita.
“Kredibilitasmu meningkat. Dengan semua
informasi ini, bukankah menurutmu itu benar?” kata Ji Ahn memuji.
“Siapa peduli
jika itu benar? Itu urusan pribadinya.” Kata Hyun Joo masih percaya dan seolah
dan tak peduli
“Itu
mungkin tidak penting bagimu, tapi bagaimana dengan Do Gyum? Dia sangat tampan.”
Jerit Min Jung tak bisa membayangkanya.
“Astaga.
Mulutmu tidak bisa dijaga, ya?” keluh Hyun Joo dan terlihat nama "Musuh"diponselnya
Ji Ah.
“Apa Kau
masih berhubungan dengan mantan suamimu?” ucap Min Jung tak percaya. Ji Ah
mengaku bukan seperti itu
“Kau bilang sudah blokir nomornya. Kau membuka
blokirnya.” Kata Young Eun.
“Aku
membuka blokirnya karena harus menanyakan sesuatu.” Kata Ji An mencoba mereject
telp suaminya.
“Astaga,
kau merusak kesenangan dengan membahasnya. Minum saja. Selamat, Hyun Ju, karena
mendapatkan pekerjaan baru.” Ucap Ji Ah
mengalihkan pembicaraan. Mereka pun
mulai minum soju.
Hyun Joo
berbaring ditempat tidur mengingat ucapan Young Eun “ Ada rumor Hwang Ji Woo
seorang homoseksual.” Dan Petugas mengatakan “Kedua orang ini tepergok
melakukan hubungan fisik di area umum.”
“Itu
mungkin tidak penting bagimu, tapi bagaimana dengan Do Gyum? Dia sangat tampan.”
Kata Min Jung merasa kalau Ji Woo memiliki hubungan dengan Da Gyum.
“Tidak
mungkin. Mustahil... Hyun Joo, kau tidak merasa dia mencurigakan?” ucap Hyun
Joo terbangun dari tidurnya menatap ke lantai atas.
Da Gyum
juga tak bisa tidur mengingat yang dikatakan Hyun Joo “Kau benar juga. Kami
kebetulan terjebak di lift. Tapi ternyata dia ingin merekrutku. Lalu kami
bertemu di sini lagi.... Kurasa itu bukan kebetulan biasa.”
“Dia
mencurigakan... Dia pasti menyembunyikan sesuatu.” Ucap Da Gyum yakin sambil
duduk dan mengambil minumnya.
Di rumah,
Ji Woo menuangkan wine sambil mengingat yang dikatakan Hyun Joo kalau
menganggapnya sangat dekat dengan Pak Park.
“Ya, kami
sudah saling kenal sejak masih kecil.” Ucap Hyun Joo yakin.
Ji Woo
mengingat tatapan Hyun Joo seperti tak bisanya dan memegang sebuah sapu tangan
ditanganya.
Hyun Joo
bersiap masuk gedung, Seo Yoon meyambutnya lalu megajak masuk. Hyun Joo pikir
ruangannya terlalu dekat dengan ruangan CEO. Seo Yeon mengaku Pak Hwang sendiri
yang meminta agar ruangan Hyun Joo ditata di sini.
“Dia
sangat tertarik dengan Tim Perencanaan Webtoon.”kata Seo Yoon. Hyun Joo pikir Itu
beban yang berat.
“Ruangannya
bisa dipakai pekan depan saat renovasinya sudah selesai.” Ucap Seo Yoon
mengantar Hyun Joo masuk ruangan yang cukup luas
“Bagus
sekali.” ucap Hyun Joo melihat ruanganya. Saat itu Seo Yoon meminta bantuan
Hyun Joo.
“Sejujurnya,
aku penggemar Pak Park. Bisakah dia menandatangani bukuku?” ucap Seo Yoon
malu-malu
“Tentu
saja. Aku akan memberitahunya.” Kata Hyun Joo. Seo Yoon dengan senyuman bahagia
mengucapkan Terima kasih.
“Silakan
melihat-lihat dan kabari aku jika butuh sesuatu.”ucap Seo Yoon lalu pamit
pergi. Hyun Joo pun mengucapkan Terima
kasih.
“Aku
harus mempekerjakan produser perencana dan seniman webtoon. Aku akan sangat
sibuk sampai sesak napas. Syukurlah aku dipecat! Ini bagus.” Ucap Hyun Joo
bahagia duduk disofanya.
Da Gyum
sudah membawa semua barang di dalam mobil, Sek Nam menelp. Da Gyum memberitahu kalau
baru mau pergi. Sek Nam memberitahu kalau Ada masalah dengan studio dan Akan
memberikan alamat barunya jadi bisa pergi ke sana. Da Gyum mengerti.
“Hai, Do
Gyum... Apa Kau sudah pindah? Di mana?” tanya Hyun Joo penasaran saat Da Gyum
menelp
Hyun Joo
datang ke sebuah tempat dan terlihat bingung melihat rumah didepanya, lalu melonggo
bingung memastikan Ini tempat yang tepat. Akhirnya ia masuk menekan bel dan
kaget melihat yang membuka pintu adalah Ji Woo.
“Masuklah.”
Ucap Ji Woo. Hyun Joo masuk dengan wajah bingung mengaku datang ke alamat yang dikirimkan Pak Park.
“Tapi Di
mana aku?” tanya Hyun Joo bingung. Ji Woo mengaku Ini rumahna. Hyun Joo
melonggo untuk kedua kalinya.
“Kau di
sini, Hyun Joo” ucap Da Gyum menuruni tangga menyapa Hyun Joo
“Apa yang
terjadi? Dia bilang ini rumahnya.”tanya Hyun Joo bingung. Da Gyum memberitahu kalau
Ada masalah dengan studionya
“Jadi,
aku akan memakai lantai dua sebagai studioku.”kata Da Gyum santai.
“Lantas,
kau dan Pak Hwang akan tinggal bersama di sini?” tanya Hyun Joo. Da Gyum
membenarkan. Dengan memegang bahu Ji Woo. Hyun Joo hanya terdiam melihat baju
mereka juga yang sama.
"Epilog"
Saat
dimasa lalu, Ji Woo menerima sebuah sapu tangan dengan gambar bunga yang
dijahit dari Wol Ju. Saputangan sedang dipegang Ji Woo dengan gambar bunga yang
sama lalu bertanya Bunga apa yang disulam di sini.
“Ini
pohon sutra. Dari masa lalu, ini diyakini bisa meningkatkan cinta antar
pasangan. Banyak orang menyulam itu di bantal dan selimut.” Ucap Si nenek. Ji
Woo pn akhirnya membeli satu.
Bersambung
ke episode 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar