PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 08 Juli 2020

Sinopsis Men Are Men Episode 4

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Hyun Joo mengajak Da Gyum bersulang untuk orang yang tadinya menganggur karena sudah dapat pekerjaan lagi di rumahnya. Da Gyum mengaku suka mereka punya pekerjaan, tapi mereka aneh jika bekerja untuk perusahaan farmasi.
“CEO sangat tertarik dengan bisnis yang berkaitan dengan budaya. CEO-nya juga akan berinvestasi dalam jumlah besar. Yang terpenting, dia akan membayar denda jika membatalkan kontrak.” Kata Hyun Joo. Da Gyum tak percaya mendengarnya.
“Saat aku menyebutkan syaratku, haruskah aku meminta studio? Tidak, aku akan membeli studioku sendiri.” Kata Da Gyum
“Kau bisa tinggal di rumahku dan mencari apartemen studio.” Ucap Hyun Joo. Da Gyum tak percaya kalau boleh tinggal disini.
“Kenapa? Kau tidak menyukainya? Aku punya kamar kosong meskipun kecil.” Ucap Hyun Joo
“Hyun Joo.. Kurasa kamu terlalu memercayaiku. Aku juga seorang pria.” Ucap Da Gyum memberikan tatapan mengoda. Hyun Joo menatapnya dan langsung melemparinya makanan.
“Ya, kamu seorang pria.” Ucap Hyun Joo kesal memberikan tendangan kakinya pada baju Da Gyum. Da Gyum mengeluh agar Jangan pakai kaki karena Baunya.
“Jangan bohong. Aku cuci kaki.” Ucap Hyun Joo. Da Gyum mengeluh Hyun Joo sudah menghancurkan sweterkya.
Ia melihat ponselnya dan nama "Ibu" yang terlihat, lalu bisa menebak kalau sedang memesan kencan buta lagi untuknya. Nyonya Jung mengirimkan pesan ancaman  “Ibu akan mengawasimu. Jika kau tidak menganggap serius, itu akan menjadi akhir hidupmu.”
“Apa Kau akan datang? Kau sudah dapat pekerjaan.” Ucap Da Gyum seperti tak suka Hyun Joo berkencan.
“Jika aku tidak berkencan, ibuku akan mendatangiku dan meminta 50.000 dolar. Aku akan pergi dan menyelesaikannya. Ini yang terakhir.” Kata Hyun Joo
“Jadi, apa rencanamu kali ini?” tanya Da Gyum. Hyun Joo pikir Rencana Berkokok. Da Gyum merasa sudah lama sekali tak bertemu dengan  Rencana Berkokok.
“Aku akan segera dicampakkan dengan sangat terampil. Kalau begitu, ayo ke Sungai Han.” Kata Hyun Joo. Da Gyum pun setuju.



Ji Woo menerima pesan dari Tuan Nam “Seniman webtoon, Park Do Gyum, pindah bersama Bu Seo hari ini.” Wajah Ji Woo terlihat kesal. Sementara Hyun Joo menyiapkan tempat tidur untuk Da Gyum dan mengucapkan Selamat malam.
Da Gyum mengucapakan terimakasih dan sibuk melihat buku-buku yang ada dikamar Hyun Joo dan menemukan fotonya sat masih sekolah. 

Flash Back
Da Gyum duduk sendiri di "Makam" dengan wajah sedih, Hyun Joo datang memarahinya karena berani anak kecil kabur dari rumah. Da Gyum menyuruh Hyun Joo agar pergi saja dan Urus urusannya.
“Kau datang untuk menemui ibumu. Setidaknya bawakan bunga.” Ucap Hyun Joo lalu memberikan bunga pada ibu Da Gyum.
Da Gyum terdiam tak bisa lagi menahan tangisnya, memeluk Hyun Joo. Hyun Joo pun menepuk bahu Da Gyum untuk menenangkanya. 

Sementara dikamar, Ji Woo membuka kotak musik dan memainkan seperti memiliki kenangan dengan kotak musik itu. Di rumah, Hyun Joo tertidur pulas dikamarnya, seperti mulai kembali mimpi di kehidupan sebelumnya.
Flash Back
“Apa Kau sudah melihat putra Wakil Perdana Menteri?” ucap seorang wanita yang sedang mencuci baju disungai.
“ Wajahnya sangat tampan. Rasanya seperti melihat lukisan. Dia datang ke kampung halamannya guna belajar untuk ujian Andai aku bisa bicara dengannya!”jerit wanita lainya dan keduanya seperti sangat kagum dengan anak pedana mentri.
“Tunggu. Apa yang dia lakukan di sana seharian?” tanya si wanita melihat Hyun Joo duduk mengambar diatas tebing.
Hyun Joo mulai mengambar dengan sangat terampil dbawah pohon sakura, dan angin tiba-tiba menerbangkan kertasnya. Ia mencoba mengambil tapi tak bisa meraihnya, datang seorang pria membantunya. Hyun Joo seperti langsung jatuh cinta dengan pria tersebut.


Pria  itu menuliskan kalimat "Ikatan pasangan yang sudah menikah seperti bunga milenium. Koneksi pasangan suami istri seperti bunga yang mekar sekali setiap seribu tahun, jadi, itu yang paling berharga."
“Apa itu untukku?” tanya Hyun Joo terkesima dengan sang pria dan beberapa saat kemudian, Hyun Joo seperti harus berpisah dengan pasanganya.
“Sayangku, kembalilah. Kumohon.” Ucap Hyun Joo menangis dan memberikan saputangan dengan bentuk bunga yang disulamnya. 

Hyun Joo terbangun dari tidurnya, kebingungan karena impiannya begitu realistis. Akhirnya Ia mencoba mengambar bunga yang ada dibagian sapu tangan, saat mengingatnya. 

Pagi hari, Hyun Joo dan Da Gyum memasukan semua barang ke dalam mobil. Hyun Joo pikir mereka membeli terlalu banyak bir dan camilan. Da Gyum pikir Jika tidak menghabiskannya, mereka bisa terus minum di rumah.
“Apa kencan butamu, itu pria yang tampan?” tanya Da Gyum. Hyun Joo memberitahu kalau Ibunya mengirimikan foto.
“Astaga. Begitu penampilannya... Kurasa rencanamu akan berjalan lancar hari ini. Ucap Da Gyum melihat foto pria yang terlihat lebih tua.
“Tentu saja. Mari selesaikan dalam 15 menit.” Kata Hyun Joo. Da Gyum pun penuh semangat menutup mobilnya. 

Hyun Joo duduk dengan gelisah disebuah restoran  dan melihat seorang pria datang. Ia bertanya apakah Tuan Kim Byung Chul, tapi ternyata pria itu bertemu dengan wanita yang duduk dibelakangnya.Tiba-tiba seorang pria datang memanggil nama Seo Hyun Joo.
“Senang bertemu denganmu. Aku Hwang Ji Woo.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo melonggo kaget mengingat Ji Woo itu pria yang diselamatkanya.
“Terima kasih banyak untuk hari itu.”ucap Ji Woo. Hyun Joo pun merasa tak masalah.
“Tidak kusangka kita akan bertemu di tempat seperti ini. Silakan duduk.” Kata Ji Woo. Hyun Joo bingung.
“Aku datang untuk menemui Pak Kim Byung Chul.” Kata Hyun Joo. Ji Woo mengingat sesuatu.
“Kurasa mereka membuat kesalahan saat menjadwalkan ulang tanggalnya. Aku mendapatkan profilmu tepat sebelum datang ke sini.”kata Ji Woo
“Kalau begitu, Apa kau dari biro jodoh?” tanya Hyun Joo. Ji Woo membenarkan.
“Tunggu... Kebetulan sekali. Ini menarik.” Kata Hyun Joo tak percaya. Ji Woo mendengar Hyun Joo akan bekerja untuk Farmasi Sunwoo.
“Ya. Tapi aku belum menandatangani kontraknya.. Tunggu. Apa itu tertulis di profilku?” kata Hyun Joo bingung.
“Aku CEO Farmasi Sunwoo.”akui Ji Woo. Hyun Joo melonggo kaget mendengarnya. 


Tuan Seo meminum teh sambil berbunyi, Nyonya Jung mengeluh agar Jangan berisik. Tuan Seo memberitahu kalau tehnya Panas. Nyonya Jung dengan wajah was-was berharap kencan Hyun Ju berjalan lancar. Tuan Seo pikir Tidak ada kabar berarti kabar bagus.
“Jika dia menyebabkan masalah, agen itu akan meneleponku.” Kata Nyonya Jung dan melihat ada telp agensi yang menurutnya Kebetulan sekali.
“Halo.. Apa Hyeon Ju berkencan dengan pria lain? Ya. Begitu rupanya. Baiklah. Sampai jumpa.” Ucap Nyonya Jung kaget.
“Hyun Joo sedang melakukan kencan buta dengan CEO Farmasi Sunwoo.” Kata Nyonya Jung panik. Tuan Seo kaget menndengar Farmasi Sunwoo.
“Bukankah itu konglomerat seperti di Grup Sunwoo?” kata Tuan Seo. Nyonya Jung yakin kalau ini Ada kesalahan.
“Jika dia CEO, dia pasti berusia 50-an atau 60-an.” Kata Nyonya Jung. Tuan Seo tak percaya karena pria itu mungkin pernah menikah
“Beraninya pria tua ini mencoba menikahi putriku yang berharga?” kata Nyonya Jung lalu mencari keyword "CEO Farmasi Sunwoo"
Keduanya melihat profile "Hwang Ji Woo, Tanggal lahir, Desember 1985" lalu menjerit tak percaya karena ternyata masih muda. Keduanya kembali menari-nari bahagia. 
Hyun Joo berbicara dengan Ji Woo merasa Ini kebetulan yang gila Tapi Ji Woo pikir ini bukan kebetulan sederhana. Hyun Joo merasa punya pertanyaan jadi meminta izin agar bisa bertanya. Ji Woo pun mempersilahkan.
“Sejujurnya, penawaranmu terlalu bagus. Selain itu, kau membayar denda untuk Pak Park Do Gyum. Aku ingin tahu apa kau punya alasan khusus.” Ucap Hyun Joo penasaran
“Sebagai pebisnis, aku berinvestasi pada kemampuanmu. Jika menurutmu itu berlebihan, anggap itu hadiah menyelamatkanku. Aku tidak melakukannya sebagai hadiah.” Jelas Ji Woo
“Bagaimanapun, terima kasih.” Kata Hyun Joo. Ji Woo pun membahas Hyun Joo terlihat sangat dekat dengan Pak Park.
“Ya, kami sudah saling kenal sejak masih kecil.” Ucap Hyun Joo dan saat itu Da Gyum dengan style preman datang memanggilBok Ja. Hyun Joo panik 

“Astaga, lihat siapa yang datang. Bukankah kamu Geum Bok Ja?” kata Da Gyum. Hyun Joo mengelak.
“Kita baru bertemu lagi sekarang... Apa Sudah sekitar 10 tahun? Apa Kau tidak ingat aku? Kenapa kau tidak ingat aku? Aku Kang Chun Sam. Dahulu kamu mengambil uangku di arena bermain.” Ucap Da Gyum berakting. Hyun Joo kebingungan.
“Kau memukulku untuk setiap sen yang kau temukan. Saat aku menangis karena sakit, kau memukuliku karena aku menyebalkan. Astaga. Kau pikir aku tidak akan mengenalimu jika kau berpakaian rapi dan pura-pura menjadi Seoulite?” ucap Da Gyum.
Hyun Joo berusaha menjelaskan dan Ji Woo hanya menatapnya.  Da Gyum meminta agar Hyun Joo melakukan saja. Hyun Joo terus berusah memberitahu tapi Da Gyum terus berbicara.  Da Gyum mengeluh BOk Ja yang masih belum berhenti minum.
“Semenakutkan inilah alkoholisme.” Ejek Da Gyum. Ji Woo akhirnya bertanya siapa pria yang datang itu.
“Ahh... Benar juga. Aku teman Bok Ja dari kampung halamannya.” Ucap Da Gyum akhirnya tersadar kalau Ji Woo yang ada didepanya.
“Astaga. Jangan memanggilnya begitu... Dia CEO Farmasi Sunwoo. Dia CEO Webtoon Sunwoo.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo melonggo kaget mendengarnya.
“Senang bertemu denganmu. Aku Hwang Ji Woo.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo menendang kaki Da Gyum akhirnya Da Gyum pun memperkenalkan dirinya.
“Pak Park sedang merencanakan webtoon yang berlatar di Provinsi Chungcheong. Jadi, dia berlatih beberapa dialog denganku.” Ucap Hyun Joo memberikan alasan.
“Kau lucu. Apa Kau ada waktu luang hari ini? Aku ingin lakukan wawancara karakter sebelum mengontrakmu.” Ucap Ji Woo.
“Wawancara? Hari ini...” kata Hyun Joo. Da Gyum meminta agar Jangan hari ini karena punya rencana di Sungai Han.
“Itu bagus. Aku juga harus ke Sungai Han.” Ucap Ji Woo. Keduanya hanya bisa melonggo bingung. 


Da Gyum akhirnya masuk ke mobil dengan wajah kesal, merasa tak percaya kalau Ji Woo bisa ikut dengan mereka padahal baru bertemu hari ini. Ia pun tak percaya maksud dengan Wawancara karakter yang dikatakan Ji Woo tadi.
“Entah itu wawancara atau interogasi, lakukan semua yang dia katakan. Mengerti? Penaltinya dipertaruhkan.”ucap Hyun Joo menyakinkan.
“Hyun Ju, apa kau tidak merasa dia mencurigakan? "Kebetulan" ini terdengar tidak wajar. Aneh sekali kencan butamu berubah di saat terakhir.” Ucap Da Gyum merasa ada yang tak beres.
“Kau benar juga. Kami kebetulan terjebak di lift. Tapi ternyata dia ingin merekrutku. Lalu kami bertemu lagi di sini.” Ucap Hyun Joo. Da Gyum merasa ada sesuatu yang mencurigakan.
“Kurasa itu bukan kebetulan biasa.” Ucap Hyun Joo. Da Gyum mengeluh Jangan semudah itu menyebutkannya. Hyun Joo mengerti dan bergegas pergi. 


Nyonya Kim berjalan dikampus, Seorang pria membahas Nyonya Kim yang sudah 20 tahun sejak menyumbangkan uang beasiswa dan mengucapkan Terima kasih banyak. Nyonya Kim mengaku selalu memikirkan tempat ini karena putrinya bersekolah di sini.
“Bukankah baru lima atau enam tahun sejak putrimu lulus?”kata sipria. Nyonya Kim terlihat bingung.
“Sejujurnya, aku punya koneksi dengan tempat ini sejak lama.” Kata Nyonya Kim
“Apa suamimu...” tanya si pria. Nyonya Kim mengaku bukan seperti itu lalu menatap ke arah rumput depan kampus.
Beberapa tahun yang lalu beberapa orang berkumpul, seorang pria meyayi sambil memetik gitar. Nyonya Kim yang masih muda seperti terkesima dengan pria tersebut. Nyonya Kim mengingat masa lalunya hanya bisa tersenyum. 


Da Gyum pergi ke toko es krim membeli rasa vanila dan cokelat. Hyun Joo tak enak hati menawarkan Ji Woo juga. Da Gyum menegaskan kalau hanya akan membelikan Wol Ju saja dan menyindir Apa ini bagian dari wawancara.
“Jangan cemaskan aku. Lakukan saja seperti biasanya.” Ucap Ji Woo. Hyun Jo tak enak hati melihatnya.
“Astaga. Dia mengeluarkan belati dari matanya. Bagaimana bisa aku tidak khawatir?” keluh Da Gyum. Hyun Joo memukulnya meminatagar Da Gyum berhenti membahasnya. Akhirnya mereka makan es krim tanpa membelikan Ji Woo. 

Mereka berdua memasang tenda, Ji Woo melihat dari kejauhan. Da Gym mengeluh Apa mereka harus bertindak sejauh ini. Hyun Joo mengingatkan kalau JiWoo yang akan membayar penalti Ji Woo jadi meminta agar Berhentilah mengeluh dan tersenyumlah.
“Aku hanya perlu pandai menggambar. Wawancara karakter apa?” keluh Da Gyum akan menaruh alas didalam tenda.
“Karena sudah begini, mari bersenang-senang dengan calon bos kita. Mengerti? Aku yakin akan sangat menyenangkan.” Ucap Hyu Joo. Da Gyum kesal memilih untuk masuk tenda
“Kau ini... Kami memanjakannya saat dia tumbuh dewasa. Dia sama sekali tidak punya keterampilan sosial.” Ucap Hyun Joo kesal kesal lalu masuk tenda.
“Apa Ada yang bisa kubantu?” tanya Ji Woo mendekati Hyun Joo. Hyun Joo memberikan meja agar bisa menaruh didalam tenda. 
Ji Woo akhirnya masuk ke tenda dan Da Gyum sibuk mengelar alas lalu mengeluh Ji Woo agar Jangan pakai sepatunya di dalam. Ji Woo akhirnya membuka sepatu dan tiba-tiba angin berhembus dengan kencang. Ia pu mengeluh matanya kelilipan karena Anginnya kencang dan menutup tenda.
“Ada apa?” tanya Da Gyum melihat Ji Woo sibuk membuka tenda. Ji Woo mengaku Ritsletingnya tidak terbuka.
“Ayo Minggir... Kata Da Gyum mencoba membukanya. Ji Woo merasa Da Gyum akan merusaknya. Da Gyum malah mencopot risleting mengeluh kalau ini sudah rusak.


“Do Gyum...Kenapa mereka menutup pintu? Ayo Buka.” Kata Hyun Joo yang baru datang
“Ritsletingnya rusak... Bisakah kau membukanya dari luar?” ucap Da Gyum. Hyun Joo mencoba membuka dari luar.
“Tidak terbuka... Tunggu.. Di sini juga tidak ada apa-apa. Bagaimana ini?” ucap Hyun Joo bingung
“Kurasa kita harus menyobek tendanya. Bisa belikan pisau cutter di toserba?” kata Da Gyum. Hyun Joo mengerti dan bergegas pergi.
“Kenapa kau melakukan sesuatu yang tidak diminta dan menyebabkan semua masalah ini?” keluh Da Gyum marah
“Aku hanya memeriksa apakah ritsletingnya berfungsi.” Kata Ji Woo mencoba membuka risleting.
“Tidak akan terbuka seperti itu.” Kata Da Gyum mendorong Ji Woo unuk membukanya. Keduanya saling dorong mendorong untuk membuka tenda.

Beberapa anak TK sedang berjalan di Sungai Han, tiba-tiba salah satu anak melihat tenda yang bergoyang didepan mereka dan bertanya Apa itu. Sang guru panik berpikir didalam tenda sedang melakuan sesuatu dan meminta mereka agar tak melihat lalu mengajak pergi.
“Apa ini kantor manajemen taman? Ada beberapa orang melakukan hal aneh di dalam tenda. Cepatlah datang.” ucap seorang pria menelp sambil melihat  tenda yang terus bergoyang-goyang
“Astaga, mereka sedang apa di sini?” ucap seorang pria dan beberapa orang mulai mendekat.
“Kurasa aku harus keluar dari sini sekarang.” Kata Ji Woo yang mulai merasakan sesak nafas. Da Gyum mengeluh kalau harus keluar juga.
“Tolong keluarkan aku... Kumohon.” Kata Ji Woo melonggarkan dasinya. Da Gyum mengeluh Ji Woo seperti tak melihat kalau sedang mencobanya.

Akhirnya Da Gyum bisa mengeluarkan kepalanya dari lubang, semua oran menjerit melihat Da Gyum hanya keluar dari kepalanya  Dua orang petugas datang mengeluh ada Da Gyum yang lakukan di siang bolong begini.  Ji Woo mendorong  Da Gyum karena ingin keluar dari tenda.
Petugas meminta agar berhenti dan Jangan goyangkan tendanya. Da Gyum megaku tidak menggoyangkan tenda karena ingin. Petugas meminta agar Buka tendanya. Da Gyum memberitahu kalau Ritsletingnya macet dan tidak mau terbuka.
“Alasan itu tidak akan mempan. Ayo cepat Buka...Dengar baik-baik. Jika tidak ada dua sisi tenda yang terbuka di area umum, maka kau akan didenda 1.000 dolar. Buka tendamu sebelum kau didenda. Kau Mau didenda atau tidak” ucap Petugas mengancam
“Aku tidak bisa membuka tendanya meski ingin.” Ucap Da Gyum. Petugas tak percaya mendengarnya.
“Kalau begitu, aku harus merobeknya. Biar kubuka.” Ucap Petugas, tapi ternyata tendanya bisa terbuka dengan mudah.
Da Gyum dan Ji Woo akhirnya keluar dari tenda dengan penuh keringat Semua orang tak percaya kalau keduanya adalah pria. Hyun Joo akhirnya datang bertanya Apa ada masalah dengan wajah bingung.
“Kedua orang ini tepergok melakukan hubungan fisik di area umum.” Kata Petugas. Hyun Joo tak percaya mendengar Hubungan fisik.
“Astaga.. Bukan begitu. Ritsletingnya benar-benar rusak” kata Da Gyum memastikan.
“Apa maksudmu? Kamu lihat sendiri tadi. Terbuka dengan lancar. Apa aku membuka paksa? Berada di dalam tenda tertutup di area publik bisa mendapat denda. Kami tidak akan memaafkan lain kali. Apa Kau mengerti?” ucap Petugas marah.
“Perilaku macam apa itu dengan pria lain? Apa Kau tidak punya rumah? Kenapa melakukannya di sini? Memalukan sekali. Ayo pergi.  Kalian berdua tampan, kenapa tidak memacari gadis baik?” ucap si petugas lainya. Hyun Joo hanya bisa terdiam seperti tak percaya. 

Hyun Joo akhirnya berbicara dengan Ji Woo kalau sudah melalui banyak hal karena mereka. Da Gyum mengeluh kalau itu bukan salah mereka dan Ini tidak akan pernah terjadi jika Ji Woo tidak ikut. Hyun Joo meminta agar Da Gyum berhenti.
“Pak Park benar... Maaf sudah merepotkan kalian.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo bertanya Kapan hasilnya keluar. Ji Woo bingung.
“Itu... Hasil wawancara karakternya.” Kata Hyun Joo. Da Gyum memalingkan wajah seolah tak peduli.
“Dia lulus... Seperti katamu, dia punya karakter yang baik. Jika kau memberi tahu syarat pastinya, kami akan atur sesuai rencana. Kalau begitu, aku permisi.” Ucap Ji Woo berjalan pergi.
“Astaga, ada yang tidak beres. Ada yang salah dengannya.” Kata Da Gyu m melihat Ji Woo yang pergi. 


Nyonya Kim pergi ke kamar anaknya, sambil mengeluh Seo Yoon memberitahu kalau ia tidak bisa melakukannya, tapi anaknya yang akan melakukannya. Seo Yoon sudah tertidur lelah dan Nyonya Kim pun keluar dari kamar anaknya. Saat itu Seo Yon membuka matanya dan wajahnya terlihat sangat gelisah. 


Hyun Joo mengambar di tabnya dengan tulisan percakapan "Apa ada masalah?" dan gambar saat melihat Ji Woo dan Da Gyum bersamaan kepergok oleh petugas.
Di rumah, Ji Woo meihat postingan Hyun Joo dengan caption "Sudah waktunya, Saatnya tidur setelah hari yang melelahkan. Selamat malam, Semuanya. Mimpi indah. Peluang? Takdir? Ini bukan takdir yang buruk, benar? Awal yang baru.”
Ia melihat postingan Hyun Jo sebelumnya, hanya sebuah skesta gambar  dengan caption ”Aku melihat bunga ini dalam mimpiku. Ada yang tahu itu apa? Aku ingin tahu bunga apa ini.” Ji Woo terdiam membaca postingan seperti merasakan sesuatu. 

Pagi hari, Hyun Joo dengan penuh semangat memberikan tanda tangan pada surat kontraknya. Ji Woo bisa tersenyum dan saat itu Da Gyum ikut juga duduk disamping Sek Nam memberikan tanda tangan, tatapan Ji Woo terus mengarah pada Da Gyum.
“Apa Anda memberiku studio?”tanya Da Gyum. Sek Nam membenarkan karena Da Gyum bergabung dengan mereka jadi harus melakukan itu. Da Gyum mengucapkan Terima kasih.
“Ini ketentuan mengenai persyaratan kontrak dan kesejahteraan pegawai.” Ucap Seo Yoon memberikan berkas. Da Gyum mengucapkan Terima kasih dan memberikan tanda tangan "Kontrak Kerja"
Akhirnya mereka pun saling berjabat tangan, Ji Woo menjabat tangan Hyun Joo lalu berpindah pada Da Gyum. Hyun Joo melihat kalau Ji Woo seperti lebih lama mengengam tangan Da Gyum. 

Hyun Joo dkk berkumpul merayakan pekerjaan baru Hyun Joo. Ji An tak percaya Gaji Hyun Joo jadi dua kali lipat dan penalti Do Gyum telah diurus menurutnya Hyun Joo harus berterima kasih kepada orang-oran yang membuatnya dipecat.
“Itulah maksudku... Aku yakin mereka sangat iri.” Ucap Hyun Joo yakin
“Apa pendapatmu tentang bosmu? Direktur di kantor lamamu berengsek.” Kata Min Jung
“Bagaimana mengatakannya, ya? Dia tidak tampak jahat, tapi kurasa aku tidak akan bisa memahaminya bahkan jika aku bekerja dengannya seumur hidupku.” Kata Hyun Joo
“Aku tahu satu hal... Aku memeriksa perusahaanmu karena kau akan bekerja di sana. Ada rumor bahwa Hwang Ji Woo seorang homoseksual.” Kata Young Eun. Semua tak percaya mendengarnya, Hyun Joo pun hanya bisa terdiam.
“Reporter keuangan kenalanku bilang hampir semua orang di industri tahu ini.” Ucap Young Eun yakin
“Reporter Oh... Jika kau reporter, kau harus memeriksanya sebelum bicara.” Kata Hyun Joo tak percaya
“Ini Benar... Sudah ada banyak aktris, penyanyi, dan putri konglomerat yang ditolak olehnya. Apa Kau tahu aktris Go Min Ji Dia mencoba berkencan dengannya, tapi bahkan tidak bisa menemuinya.” Ucap Young Eun
“Dia sangat cantik dan populer... Para pria tergila-gila dengan Go Min Ji.” Kata Min Jung tak percaya
“Selain itu, manajer seniorku satu SMA dan satu kampus dengannya.” Ucap Min Jung. 


Flash Back
Ji Wo baru saja keluar dari sekolah, banyak wanita mengejarnya memanggil namanya dan membawa bunga mengaku kalau menyukainya. Ji Woo tak peduli langsung menutup telinganya dengan earphone.
“Dia tidak pernah peduli dengan seorang siswi dan bahkan saat kuliah, dia tidak pernah kencan buta atau kencan kelompok. Selain itu, dia tidak bergaul dengan siapa pun di tamasya kampus.”
Ji Woo saat kuliah hanya duduk diam, sementara teman yang lainya mencoba mendekati wanita.
 “Kredibilitasmu meningkat. Dengan semua informasi ini, bukankah menurutmu itu benar?” kata Ji Ahn memuji.
“Siapa peduli jika itu benar? Itu urusan pribadinya.” Kata Hyun Joo masih percaya dan seolah dan tak peduli
“Itu mungkin tidak penting bagimu, tapi bagaimana dengan Do Gyum? Dia sangat tampan.” Jerit Min Jung  tak bisa membayangkanya.
“Astaga. Mulutmu tidak bisa dijaga, ya?” keluh Hyun Joo dan terlihat nama "Musuh"diponselnya Ji Ah.
“Apa Kau masih berhubungan dengan mantan suamimu?” ucap Min Jung tak percaya. Ji Ah mengaku bukan seperti itu
 “Kau bilang sudah blokir nomornya. Kau membuka blokirnya.” Kata Young Eun.
“Aku membuka blokirnya karena harus menanyakan sesuatu.” Kata Ji An mencoba mereject telp suaminya.
“Astaga, kau merusak kesenangan dengan membahasnya. Minum saja. Selamat, Hyun Ju, karena mendapatkan pekerjaan baru.” Ucap  Ji Ah mengalihkan pembicaraan.  Mereka pun mulai minum soju. 


Hyun Joo berbaring ditempat tidur mengingat ucapan Young Eun “ Ada rumor Hwang Ji Woo seorang homoseksual.” Dan Petugas mengatakan “Kedua orang ini tepergok melakukan hubungan fisik di area umum.”
“Itu mungkin tidak penting bagimu, tapi bagaimana dengan Do Gyum? Dia sangat tampan.” Kata Min Jung merasa kalau Ji Woo memiliki hubungan dengan Da Gyum.
“Tidak mungkin. Mustahil... Hyun Joo, kau tidak merasa dia mencurigakan?” ucap Hyun Joo terbangun dari tidurnya menatap ke lantai atas. 

Da Gyum juga tak bisa tidur mengingat yang dikatakan Hyun Joo “Kau benar juga. Kami kebetulan terjebak di lift. Tapi ternyata dia ingin merekrutku. Lalu kami bertemu di sini lagi.... Kurasa itu bukan kebetulan biasa.”
“Dia mencurigakan... Dia pasti menyembunyikan sesuatu.” Ucap Da Gyum yakin sambil duduk dan mengambil minumnya. 

Di rumah, Ji Woo menuangkan wine sambil mengingat yang dikatakan Hyun Joo kalau menganggapnya sangat dekat dengan Pak Park.
“Ya, kami sudah saling kenal sejak masih kecil.” Ucap Hyun Joo yakin.
Ji Woo mengingat tatapan Hyun Joo seperti tak bisanya dan memegang sebuah sapu tangan ditanganya. 

Hyun Joo bersiap masuk gedung, Seo Yoon meyambutnya lalu megajak masuk. Hyun Joo pikir ruangannya terlalu dekat dengan ruangan CEO. Seo Yeon mengaku Pak Hwang sendiri yang meminta agar ruangan Hyun Joo  ditata di sini.
“Dia sangat tertarik dengan Tim Perencanaan Webtoon.”kata Seo Yoon. Hyun Joo pikir Itu beban yang berat.
“Ruangannya bisa dipakai pekan depan saat renovasinya sudah selesai.” Ucap Seo Yoon mengantar Hyun Joo masuk ruangan yang cukup luas
“Bagus sekali.” ucap Hyun Joo melihat ruanganya. Saat itu Seo Yoon meminta bantuan Hyun Joo.
“Sejujurnya, aku penggemar Pak Park. Bisakah dia menandatangani bukuku?” ucap Seo Yoon malu-malu
“Tentu saja. Aku akan memberitahunya.” Kata Hyun Joo. Seo Yoon dengan senyuman bahagia mengucapkan Terima kasih.
“Silakan melihat-lihat dan kabari aku jika butuh sesuatu.”ucap Seo Yoon lalu pamit pergi.  Hyun Joo pun mengucapkan Terima kasih.
“Aku harus mempekerjakan produser perencana dan seniman webtoon. Aku akan sangat sibuk sampai sesak napas. Syukurlah aku dipecat! Ini bagus.” Ucap Hyun Joo bahagia duduk disofanya. 


Da Gyum sudah membawa semua barang di dalam mobil, Sek Nam menelp. Da Gyum memberitahu kalau baru mau pergi. Sek Nam memberitahu kalau Ada masalah dengan studio dan Akan memberikan alamat barunya jadi bisa pergi ke sana. Da Gyum mengerti.
“Hai, Do Gyum... Apa Kau sudah pindah? Di mana?” tanya Hyun Joo penasaran saat Da Gyum menelp 

Hyun Joo datang ke sebuah tempat dan terlihat bingung melihat rumah didepanya, lalu melonggo bingung memastikan Ini tempat yang tepat. Akhirnya ia masuk menekan bel dan kaget melihat yang membuka pintu adalah Ji Woo.
“Masuklah.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo masuk dengan wajah bingung mengaku  datang ke alamat yang dikirimkan Pak Park.
“Tapi Di mana aku?” tanya Hyun Joo bingung. Ji Woo mengaku Ini rumahna. Hyun Joo melonggo untuk kedua kalinya.
“Kau di sini, Hyun Joo” ucap Da Gyum menuruni tangga menyapa Hyun Joo
“Apa yang terjadi? Dia bilang ini rumahnya.”tanya Hyun Joo bingung. Da Gyum memberitahu kalau Ada masalah dengan studionya
“Jadi, aku akan memakai lantai dua sebagai studioku.”kata Da Gyum santai.
“Lantas, kau dan Pak Hwang akan tinggal bersama di sini?” tanya Hyun Joo. Da Gyum membenarkan. Dengan memegang bahu Ji Woo. Hyun Joo hanya terdiam melihat baju mereka juga yang sama. 


"Epilog"
Saat dimasa lalu, Ji Woo menerima sebuah sapu tangan dengan gambar bunga yang dijahit dari Wol Ju. Saputangan sedang dipegang Ji Woo dengan gambar bunga yang sama lalu bertanya Bunga apa yang disulam di sini.
“Ini pohon sutra. Dari masa lalu, ini diyakini bisa meningkatkan cinta antar pasangan. Banyak orang menyulam itu di bantal dan selimut.” Ucap Si nenek. Ji Woo pn akhirnya membeli satu.
Bersambung ke episode 3

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar