Pintu
lift dibuka paksa oleh petugas. Da Gyum melihat Hyun Jo yang terlihat panik, Ji
Woo terlihat masih tak sadarkan diri di lantai lift. Hyun Joo kebingungan
karena takut terjadi sesuatu pada Ji Woo. Akhirnya Ji Woo membuka mata dan
tersadar
“Apa Kau
baik-baik saja?” tanya Hyun Jo melihat Ji Woo tersadar lalu membantunya untuk
duduk.
“Terima
kasih.” Kata Ji Woo berusaha agar menenangkan diri. Da Gyum pun mendekati Hyun
Joo.
“Apa Kau
baik-baik saja?” tanya Da Gyum, Hyun Joo menganguk dan akhirnya mereka pun
keluar dari lift.
“Ada apa?
Apa yang terjadi?” tanya Da Gyum khawatir. Hyun Joo menceritakan Dia tiba-tiba
kesulitan bernapas.
“Kesulitan
bernapas? Bagaimana kondisimu sekarang? Apa Kau bisa bernapas?” tanya Da Gyum
makin panik
“Tidak,
bukan aku. Pria itu kesulitan bernapas, jadi, aku melakukan pertolongan pertama
kepadanya.” Kata Hyun Joo menatap Ji Woo
yang berdiri tak jauh darinya dan hanya bisa tertunduk.
“Permisi...
Apa Kau baik-baik saja?” tanya Hyun Joo. Ji Woo menjawab baik-baik saja. Hyun
Joo pun mengucap syukur.
Ji Woo
ingin bicara tapi Da Gyum langsung menyela dan mengajak Hyun Joo pergi. Hyun
Joo pun akhirnya mengikuti Da Gyum pergi keluar dari gedung. Ji Woo pun hanya
bisa melihat Hyun Joo pergi dengan Da Gyum dengan tatapan sedih.
Sek Ji
Woo melihat dress yang dipakainya, dicermin lalu berkomentar kalau dress ini
cantik. Pegawai juga merasa baju itu cocok dan menawarkan untuk mencobanya.
Seorang ibu duduk sambil meminum teh dengan gaya yang arogan.
“Bagaimana
menurut Ibu?” tanya Han Seo Yoon. Nyonya Kim Sun Hee mendekat dengan tatapan
dingin.
“Nona
Lee. Kamu tidak tahu gayaku? Apa Kau pikir kain murahan itu akan cocok dengan
Seo Yoon?” ucap Nyonya Kim dingin.
“Maafkan
aku.” Ucap Nona Lee tertunduk. Seo Yoon meminta ibunya tak membahasnya lagi.
“Aku juga
tidak menyukainya.” Ucap Seo Yoon akhirnya menahan diri dengan sikap ibunya
yang dingin.
Hyun Joo
meminum soju, Da Gyum menemaninya bertanya Apa yang akan dilakukan Hyun Joo.
Hyun Joo mengaku tak tahu. Da Gyum mengerti dan mengusulkan Hyun Joo mengambil kesempatan ini untuk mulai
melakukan sesuatu yang benar-benar ingin dilakukan.
“Sesuatu
yang sangat ingin kulakukan. Apa itu?” kata Hyun Joo bingung.
“Kenapa
kau bertanya? Menjadi seniman webtoon. Itulah impianmu.” Kata Da Gyum
“Impian
apanya? Itu sudah lama sekali.” ucap Hyun Joo yang patah semangat.
“Pikirkanlah.
Aku akan berusaha semampuku untuk membantumu. Tentu saja tidak gratis.” Kata Da
Gyum
“Lupakan
saja. Karena keadaan menjadi seperti ini, lebih baik aku bepergian dan
beristirahat sambil mencari pekerjaan lain. Apa Kau tidak tahu? Perusahaan lain
sangat ingin mempekerjakanku.” Ucap Hyun Joo yakin
“Astaga.
Semua orang di industri ini tahu itu.” Kata Da Gyum bisa tersenyum. Mereka pun
bisa makan dan minum bersama dengan senyuman.
Keduanya
berjalan pulang, Hyun Joo memperingati Da Gyum Jangan beri tahu orang tuanya
bahwa ia dipecat untuk sementara karean Jika tahu, mereka akan memaksanya
menikah. Da Gyum heran sebegitu bencikan Hyun Joo menikah.
“Sejujurnya,
kukira kau akan menikahi pria itu lima tahun lalu.” Ucap Da Gyum
“Begitu
rupanya. Apa sudah Lima tahun lalu?” kata Hyun Joo seperti tak menyadarinya.
“Karena
kita membicarakan itu, boleh aku bertanya? Kenapa kalian putus?” tanya Da Gyum
penasaran.
Flash Back
Hyun Joo
melihat cincin yang diberikan pria yang selama ini dikencaninya. Ia lalu
meminta maaf seperti menolaknya. Sang pria pun hanya bisa diam saja lalu
mengingat kalau Hyun Joo tidak pernah memberitahu bahwa mencintainya.
“Apa kau
mencintaiku?” tanya si pria mencari kepastian. Hyun Joo tahu pria yang
dikencaninya ini adalah pria yang baik.
“Aku
merasa nyaman di dekatmu dan menghabiskan waktu denganmu.” Ucap Hyun Joo
“Ini
pertanyaan sederhana. Jawab saja pertanyaanku. Apa kau mencintaiku?” tanya si
pria.
“Maafkan
aku.” Ucap Hyun Joo yang membuat pria itu hanya terdiam.
“Kurasa
saat itulah aku menyadari bahwa masalah sebenarnya bukan pria yang kupacari.
Akulah masalahnya. Kalau dipikir-pikir, aku tidak pernah mencintai seseorang
dengan segenap hatiku. Hatiku tidak bekerja. Kurasa ini rusak.” Ucap Hyun Joo
“Jika rusak,
kau bisa memperbaikinya. Tapi Jangan berusaha terlalu keras. Entah itu pekerjaan,
kencan, atau pernikahan, kau bisa melakukan apa pun yang kau inginkan.
"Romansa abadi dimulai saat kau mencintai dirimu sendiri." Siapa yang
bilang begitu?” Kata Da Gyum.
Hyun Joo
mengeluh dengan ucapan Da Gyum seperti orang dewasa, lalu mengucapkan Terima
kasih atas bantuanya hari ini dan berpesan agar
hati-hati di jalan. Da Gyum tersenyum melambaikan tangan melihat Hyun
Joo menarik tas trollnya.
Saat itu
di dalam mobil, Ji Woo melihat dari kejauhan seperti sangat penasaran denga
Hyun Joo tapi Da Gyum yang selalu didekatnya.
Da Gyum
melihat beberapa buku didalam kamarnya "Belenggu" "Sejarah Kutu
Buku" lalu mengingat ucapan Da Gyum “Kenapa kau tidak mengambil kesempatan ini untuk mulai
melakukan sesuatu yang sangat ingin kamu lakukan? Aku akan berusaha semampuku
untuk membantumu.”
“Sesuatu
yang sangat ingin kulakukan. Apa itu?” kata Hyun Joo bingung
“Kenapa
kamu bertanya? Menjadi seniman webtun. Itulah impianmu.” Kata Da Gyum
Hyun Joo
melihat gambar yang masih disimpanya lalu mengeluh gambar ini mengerikan jadi
Pantas saja tidak memenangkan kontes. Ia lalu melihat gambar yang lainya dan
akhirnya menangis karena tak bisa meraih impianya yang selama ini terunda
selama 5 tahun.
Nyonya
Kim turun dari mobil dengan angkuh dan sombong lalu masuk ke sebuah ruangan.
Saat itu Ji Woo datang menyapa Nyonya Kim memperkenalkan diri sebagai Hwang Ji
Woo. Nyonya Kim seperti merencanakan sesuatu dengan sosok Ji Woo
“Senang
bertemu denganmu. Aku Kim Sun Hee.” Ucap Nyonya Kim. Ji Woo pun mempersilahkan
Nyonya Kim duduk.
Hyun Joo
bertemu dengan teman-temannaya mengeluh tidak bisa terbiasa di hari kerja siang
hari. Min Jun pikir Hyun Joo akan segera mendapatkan pekerjaan tapi ternyata
masih menganggur. Hyun Joo kesal Para bedebah itu benar-benar menghancurkannya.
“Mereka
memberi tahu seluruh industri tentangku. Aku tidak bisa bekerja di perusahaan
besar. Tapi perusahaan baru... Masa depanku tampak suram.”keluh Hyun Joo kesal.
Saat itu
pesanan mereka datang, semua akan segera makan tapi Min Jung menahanya akan
mengambil foto makanan lebih dulu dan
mengajak mereka self dengan memperlihatkan tas yang paling dibanggakan. Setelah
itu semua makan dengan lahap tapi Min Jung sibuk update SNS.
Min Jung
menuliskan "Kafe
H di Hannam-dong". "Sarapan siang dengan teman-temanku." "Singkat,
tapi perjalanan yang menyenangkan". Dan memberitahu
teman-temanya kalau memulai akun media sosial baru lalu mentag semua nama
temanya.
“Kenapa
kamu memulai account baru?” ucap Ji Ah. Min Jung memberitahu kalau Kakak
iparnya menyukai salah satu foto belanjaannya tadi.
“Entah
bagaimana dia menemukanku di media sosial.” Kata Min Jung. Young Eun bingung
apakah Dia tidak boleh tahu.
“Tentu
saja tidak. Lalu, apa yang akan dipikirkan mertuaku tentangku? Mereka akan
salah paham aku menghabiskan uang yang didapat putra mereka yang berharga.”
Kata Min Jung
“Tapi itu
fakta.” Komentar Young Eun. Min Jung membela diri kalau ia juga bekerja keras
mengurus rumah dan bayi mereka.
“Di saat
seperti ini, tidak menikah adalah yang terbaik. Kau tidak perlu memikirkan orang
lain saat menghabiskan uang.” Kata Ji An.
“Apa
gunanya? Aku tidak punya uang untuk dihabiskan” keluh Hyun Joo. Ji Ah bertanya
apakah Hyun Joo tidak menerima pesangonnya.
“Aku
mengambilnya sebagian tahun lalu saat membeli rumah, jadi, tidak banyak.” Ucap
Hyun Joo
“Tapi kau
bisa minta bantuan dari ibumu.” Kata Ji Ahn. Hyun Joo mengaku ibunya tidak tahu
kalau berhenti.
“Jika dia
tahu, dia akan mengusikku dan memaksaku menikah. Dia bilang aku butuh uang
untuk tetap melajang.” Ucap Hyun Joo. Young Eun panik
“Apa Kau
tahu? Sebenarnya, ibuku...” kata Young Eun. Hyun Joo melihat ponsenya dan
melihat nama "Ibu"
“Apa ini?
Kebetulan sekali.” ucap Hyun Joo merasakan sesuatu. Young Eun meminta maaf.
“Aku
memohon kepada ibuku agar tidak memberi tahu ibumu. Maafkan aku.” Kata Young
Eun. Hyun Joo berterika kesak.
Ji Woo
berbicara dengan Nyonya Kim kalau diberi
tahu bahwa penawaran untuk pemeriksaan fisik selesai. Nyonya Kim membenarkan
kalau mengharapkan kerja sama yang baik di masa depan. Ji Woo tahu kalau Nyonya
Kim ingin bicara empat mata dengannya.
“Jika itu
tidak berlebihan, bisakah putriku ikut dalam percakapan kita?” ucap Nyonya Kim
saat Seo Yoon datang membawakan minuman.
“Sekretarismu,
Han Seo Yoon, adalah putriku.”kata Nyonya Kim. Ji Woo seperti baru tahu dan
akhirnya mempersilahkan Seo Yoon duduk.
“Saat dia
kembali ke Korea setelah belajar di luar negeri, Aku berpikir untuk segera
membantunya menikah. Tapi kupikir punya pengalaman kerja di perusahaan akan
bagus. Jadi, aku menasihatinya untuk melamar menjadi sekretarismu.” Ucap Nyonya
Kim. Seo Yoon hanya duduk diam.
“Aku
yakin dia akan belajar banyak dari pengusaha hebat sepertimu.” Ucap Nyonya Kim.
Seo Yoon piir Nyonya Kim terlalu baik memujinya.
“Orang
bilang semua usia bagus untuk menikah sekarang ini. Tapi aku sangat khawatir
karena putriku kini 30 tahun. Bagaimana denganmu, Pak Hwang? Apa Kau sudah
menikah?” kata Nyonya Kim
“Aku
belum menikah.” Tegas Ji Woo. Nyonya Kim pun menganguk mengerti seperti ingin
menjodohkan anaknya.
Di rumah,
Nyonya Jung terlihat melampaiskan amarahnya dengan memotong timun. Tuan Seo
kebingungan melihat sikap istrinya. Hyun Jo akhirnya datang menyapa ibunya
dengan gaya imut, tapi Nyonya Jung makin cepat memotong timun walaupun
bentuknya tak sama
“Ibu
salah paham tentang sesuatu. Aku tidak dipecat. Aku akan pergi ke perusahaan
yang lebih baik. Itu sebabnya aku berhenti.” Ucap Hyun Joo. Nyonya Jung tak
banyak bicara memberikan timun untuk anaknya.
“Ini
menyegarkan.” Ucap Hyun Joo mencoba agar membuat ibunya tertawa, tapi Nyonya
Jung masih saja marah.
“Apa Kau
tahu uang yang kau pinjam dari ibu saat membeli rumahmu? Harganya 50.000 dolar.
Kembalikan uang ibu.” Ucap Nyonya Jung.
“Apa
maksudmu? Ibu bilang aku bisa membayar dengan 36 angsuran tanpa bunga. 1.388,88
dolar per bulan.” Kata Hyun Joo
“Itu
terserah orang yang meminjamimu uang. Bayar sekarang juga.” Kata Nyonya Jung
“Bagaimana
bisa seorang pengangguran mendapat uang sebanyak itu? Tolong tunggu sebentar.”
Kata Hyun Joo
“Itu
sebabnya ibu menyuruhmu mengembalikan uang. Ibu tidak tahu sampai kapan kau
akan menganggur, bagaimana ibu bisa memercayaimu dan menunggu? Jika kau tidak
membayar besok, ibu akan menaruh stiker merah di seluruh tempat ini.” Ucap
Nyonya Jung mengancam
“Baiklah...
Bu Jung. Apa maumu?” tanya Hyun Joo. Nyonya Jun memperlihatkan tiket
ditanganya. "Pernikahan yang bahagia."
“Apa Ibu
mulai dengan ini lagi? Apa Ibu lupa aku menyatakan bahwa aku tidak akan
menikah?” keluh Hyun Joo
“Temui
saja sepuluh orang. Maka kau tidak perlu mengembalikan 50.000 dolar itu... Kau
bayar 50.000 dolar, Ambil atau tinggalkan.” Kata Nyonya Jung mengancam.
Hyun Joo
pun tak bisa berbuat apa-apa dan langsung bergegas pergi mengambi tiketnya.
Tuan Seo dan Nyonya Jung langsung menari pun wajah gembira karena berhasil
membuat Hyun Joo akan kencan buta.
Nyonya
Kim berbicara dengan anaknya di dalam mobil kalau Pak Hwang sama sekali tidak
tertarik kepada Seo Yoon dan ingin tahu Apa yang anaknya lakukan selama
setahun. Seo Yoon mengaku Pak Hwang tidak tertarik dengan wanita.
“Aku
berniat membuat proposal pernikahan dalam bulan ini, jadi, ingatlah itu.” Ucap
Nyonya Kim. Seo Yoon mengerti dan tak bisa membantah, lalu menatap keluar
jendela.
Hyun Joo
akhirnya mulai kencan dengan seorang pria. Si pria dengan jas dan sepatu
hitamnya, mengaku tidak mau istrinya bekerja. Menurutnya Memiliki karier
tidaklah mudah, jadi tidak ingin istrinya disakiti orang-orang untuk
menghasilkan sedikit uang.
“Lihat
bagaimana dia merendahkan wanita dengan pura-pura peduli. Aku sudah tahu
bagaimana jika dia menikah.” Gumam Hyun Joo yang tak suka dengan tipe pria seperti
ini.
“Bukankah
kau akan hidup bahagia jika mendukung suamimu, mengurus pekerjaan rumah tangga
dan mertuamu? Kata Si pria
Hyun Joo
tahu pria itu berkata "Aku butuh wanita yang bisa menjadi pembantuku dan
mengurus orang tuaku menggantikanku."
“Seorang
anak membutuhkan ibu mereka untuk merawat mereka untuk stabil secara emosional.”
Kata si pria.
Hyun Joo
menyimpulkan kalau "Aku berniat menyerahkan
pengasuhan anak kepada istriku."
“Jika dia
baik dan hemat, aku tidak bisa meminta apa-apa lagi. Aku sangat tidak suka
wanita yang mewah.” Kata Si pria.
"Dia
harus bersikap baik dan bersedia mengabaikan urusanku. Aku tidak akan
memaafkannya jika dia menghabiskan semua uangku saat dia hanya tinggal di rumah."
Gumam Hyun Joo mengartikan kalimat si pria.
“Bagaimana
menurutmu, Hyun Joo?”tanya si pria. Hyun Joo megaku setuju dengan ucapan si priaa.
“Aku juga
tidak mau suamiku keluar dan bekerja. Aku lebih suka dia rendah hati, mengurus
pekerjaan rumah tangga, membesarkan anak dengan baik, dan bersikap baik kepada
orang tua. Menghasilkan uang bukan masalah besar.” Kata Hyun Joo
"Buatkan
aku makanan. Besarkan anak-anak dengan baik. Bersikap baiklah kepada mertuamu.
Hemat uang." Aku sangat tidak suka pria yang punya banyak permintaan.”
Sindir Hyun Joo
“Bu
Seo... Aku mengerti kenapa kau belum menikah. Wanita yang selalu kembali dan
mencoba mengalahkan pria tidak populer, tidak peduli seberapa cantik
mereka.”kata si pria
“Itu
tidak benar. Mereka semua suka aku cerdas, dan mengatakan aku berbeda.” Ucap
Hyun Joo
“ Kurasa
kau tidak tahu posisimu. Bahkan jika kau menikah hari inidan punya anak besok,
kau akan punya anak di usia tua. Kau harus mengkhawatirkan sel telur yang
semakin tua. Pria membenci wanita tua.” Kata Si pria mengejek
“Kurasa sel
telur bisa menua, tapi sperma tidak. Jika sel telurku 34 tahun, spermamu 43,
Apa Kamu akan baik-baik saja?” Ucap Hyun Joo marah. Si pria mulai merasa
tertekan.
“Lihatlah
wanita tua ini.”kata Si pria. Hyun Joo tak terima dipanggil Wanita tua.
Saat itu
Da Gyum datang memanggil Hyun Joo dengan panggilan sayang, Hyun Joo pun
membalasnya. Da Gyum mengeluh Hyun Joo yang
mencampakkanny dengan berkata ia terlalu tua, tapi malah menemui pria
tua yang hampir mati. Si pria tak percaya di panggil "Pria tua"
“Ayo
kembali bersama.” Ucap Da Gyum menarik Hyun Joo seperti posisi wanita yang akan
jatuh kepelukanya.
“Melihatmu
membuat kornea, iris, dan saraf optikku merasa seperti sedang dimurnikan. Kurasa
pria harus muda dan tampan...Manis sekali.” ucap Hyun Joo memeluk erat Da Gyum
“Kuharap
kau akan menemukan wanita dengan telur muda dan menikah. Aku ragu itu akan
mudah...Ayo...” kata Hyun Joo lalu berjalan pergi.
Di rumah,
Tuan Seo membangunkan istrinya memberikan minum
air dingin dan pulihkan kekuatannya. Nyonya Jung pun mencoba untuk minum
dan lebih menenangkan dirinya. Tuan Seo pikir anaknya bertahan selama ini dan bilang tidak akan
menikah.
“Itu
tidak mungkin berubah dalam sekejap.” Kata Tuan Seo. Nyonya Jung mengeluh
dengan harga perjodohan itu?
“Tunggu
saja sampai dia datang. Aku akan mematahkan kakinya.” Kata Nyonya Jung
“Kau
pulang lebih awal. Masuk dan duduklah.” Kata Tuan Jung melihat anaknya datang
dengan Da Gyum.
Hyun Joo
langsung duduk berlutut didepan ibunya seperti mengaku kesalahanya. Da Gyum
bingung tapi Hyun Joo mengikutinya. Nyonya Jung marah menurutnya Jika Hyun Joo
pergi kencan buta, maka seharusnya sedikit berusaha.
“Kenapa
kau melibatkan Do Gyum dan menyebabkan semua masalah?” kata Nyonya Jung marah
“Itu
tidak akan berhasil meski Do Gyum tidak datang. Memangnya kenapa kalau dia
dokter? Semua nilai dan kepribadiannya buruk. Jika aku menikah dengan orang
seperti dia, aku akan segera bercerai.” Ucap Hyun Joo
“Apa
katamu, Berandal? Bercerai?!!”ucap Nyonya Jung marah akan memukul Hyun Joo.
“Maafkan
aku, Ibu... Dia yang salah.” Ucap Hyun Joo melampiaksan pada Da Gyum. Da Gyum
melonggo kaget karena Hyun Joo malah menyalahkanya.
“Aku
hanya melakukan perintah Hyun Joo” kata Da Gyum tak ingin kena marah Ibu Hyun
Joo
“Beraninya
kamu berbohong. Apa kau mau mengeluarkan semua organmu hari ini?” kata Hyun
Joo. Da Gyum tak takut menyuruh Hyun Joo melakukanya saja.
“Apa Kau
anggota geng atau anggota mafia?” kata Da Gyum kesal. Akhirnay Nyonya Jung
memukul keduanya dengan bantal
“Kau
tidak melakukan hal baik hari ini. Kenapa kalian bertengkar? Jika kau merusak
kencan buta ini lagi, ibu akan segera mendapatkan kembali 50.000 dolar itu. Ibu
tidak peduli kamu putri ibu atau bukan.” Kata Nyonya Jung.
Saat itu
telp Hyun Joo berdering, Tuan Seo pun menyuruh Hyun Joo agar mengangkat telp
dan mengajak istrinya agar bisa duduk tenang. Hyun Joo mengangkat telp dari Da
Eun mengaku baik-baik saja dan kaget mengetahui
Pelanggaran kontrak.
“Kau sudah
dengar soal Park Do Gyum... Tunggu, kau Do Gyum. Aku akan meneleponmu sebentar
lagi.” Ucap Hyun Joo akhirnya menutup tepnya.
“Ada apa?
Apa Kau sudah meninggalkan perusahaan?”tanya Hyun Joo
“Bagaimana
bisa aku tetap di sana saat mereka memberhentikanmu? Jika kau pindah ke
perusahaan lain, kau butuh seniman bintang untuk diajak. Aku hebat, bukan?”
ucap Da Gyum bangga
“Tidak..
Ayo Pergi dan beri tahu mereka kamu membatalkan kontrakmu.” Kata Hyu Joo
“Aku
tidak berniat melakukan itu.” Kata Da Gyum santai. Tuan Seo pikir Da Gyum harus membayar denda
karena melanggar kontrak
“Tidak
terlalu banyak. Sekitar 200.000 dolar.” Ucap Da Gyum. Tuan Seo hanya bisa
melongo mendengarnya.
Hyun Joo
langsung berlari kelur rumah. Da Gyum bingung mau kemana Hyun Joo.
Hyun Joo
langsung menghadang Tuan In yang berjalan dilobby. Tuan In kaget bertanya edang
apa di sini, apakah masih ada urusan di sini. Hyun Joo meminta tolong agar
tarik pembatalan kontrak Park Do Gyum.
“Kenapa?
Apa membayar denda terlalu besar?” tanya Tuan In. Hyun Joo membenarkan.
“Aku
merasa jantungku akan meledak, jadi, segera tarik.” Kata Hyun Joo. Tuan In
pikir Bukan urusannya apakah jantung Hyun Joo akan meledak.
“Kau
harus bertanggung jawab atas kekacauan yang kau sebabkan. Beri tahu Pak Park untuk
mengirim uang tepat waktu.” Kata Tuan In berjalan pergi.
“Direktur
In!” ucap Hyun Joo menarik celana Tuan In sambil berlutut. Tuan In mengeluh
dengan sikap Hyun Joo
“Jangan
lakukan ini kepadaku. Aku akan menelepon polisi.” Kata Tuan In mengancam
“Kalau
begitu, beri aku diskon.” Kata Hyun Joo. Tuan In mengeluh Hyun Joo sudah gila.
“Apa kau
akan baik-baik saja jika pemuda yang ceria dan menjanjikanmengakhiri hidupnya
dalam kemiskinan setelah menghabiskan hidupnya membayar utang dari hukumannya?”
ucap Hyun Joo
“Omong kosong
apa yang kamu bicarakan? Lepaskan aku. Lepaskan.” Kata Tuan In. Hyun Joo tak
peduli terus memegang celana Tuan In.
“Aku
tidak akan melepaskannya. Tidak akan. Aku tidak akan melepasnya sampai kamu
memberinya diskon. Aku tidak bisa melepaskannya.” Ucap Hyun Joo terus
mengikutinya berputar-putar sambil berlutut dilantai.
Saat itu
celana Tuan In akhirnya robek dan semua orang melihat pakaian dalamnya yang
berwarna pink. Hyun Joo menahan memegang kain celan Tuan In karena harus
mengangkat telp, beberapa orang mulai berkumpul karena Tuan In yang terlihat
pakaian dalamnya.
“Ya, itu
aku... Apa Tim Perencanaan Webtoon Farmasi Sunwoo? Ohh.. Begitu rupanya. Tim
Perencanaan Webtoon. Ya, aku akan segera ke sana. Baiklah.” Ucap Hyun Joo
dengan menahan kain celana Tuan In yang berusaha untuk pergi.
“Aku
direkrut di saat seperti ini.” Ucap Hyu Joo. Tuan In pikir itu bagus lalu
berteriak marah sambil mengumpat kesal.
“ Astaga.
Apa yang harus kita lakukan? Kau bahkan tidak bisa menjahitnya. Belilah yang
baru. Kami akan segera mentransfer hukuman untuk Pak Park Do Gyum. Ambil 200.000
dolar itu dan jadilah orang kaya.” Ucap Hyun Joo memberikan uang dan melangkah
pergi. Tuan In terus berteriak kesal.
Sek Nam
memberitahu Hyun Joo kalau berencana memercayakan semua aspek platform webtoon
dan perencanaan proyek kepadanya. Hyun Joo pikir Itu posisi yang membawa
tanggung jawab berat tapi tidak bilang sudah memutuskan untuk melakukannya.
“Tentu
saja. Kamu harus memikirkannya baik-baik. Mengenai gaji dan lingkungan kerjamu,
kami bersedia memberikan apa yang kau inginkan.” Ucap Sek Nam
“Apa ada
alasan kenapa kamu memberiku tawaran sebagus itu?” taya Hyun Joo penasaran
“Entahlah.
Aku hanya utusan CEO perusahaan kami.” Kata Sek Nam.
“Bisakah
aku membawa seniman webtoon yang juga pilihanku?” tanya Hyun Joo.
***
Bersambung ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar