PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Do Gyum
mencoba menelp Hyun Joo tapi tak juga diangkat. Sementara Hyun Joo sudah ada di
meja operasi. Do Gyum mencoba menelp Ji Woo tapi, Ji Woo hanya melihat dan
duduk dengan wajah tegang. Di ruang
operasi Dokter akan mengangkat usus buntu Hyun Joo.
Hyun Joo
melihat lagi masa lalunya saat masih zaman Joseon, berpisah dengan seorang
pria. Tapi si pria tak terlihat wajahnya. Hyun Joo pun hanya bisa menangis.
Hyun Joo
akhirnya sadar dari tidurnya, dan melihat Ji Woo yang tertidur sambil memegang
tanganya dengan erat. Ia pun perlahan menarik tanganya dan Ji Woo pun
terbangun. Ji Woo melihat Hyun Joo sudah sadar langsun menanyakan keadaanya.
“Aku akan
memanggil dokter.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo pikir tak perlu.
“Operasinya
berjalan lancar, jadi, kau tidak perlu khawatir.” Ucap Ji Woo
“Apa Kau
di sini semalaman?” tanya Hyun Joo. Ji Woo membenarkan.
“Kau
harus dirawat di rumah sakit untuk sementara, jadi, beri tahu aku jika kau
butuh sesuatu.” Kata Ji Woo
“Tidak
perlu. Aku bisa membelinya di toko serba ada.” Ucap Hyun Joo merasa tak enak
hati.
“Tolong
biarkan aku melakukan ini untukmu.” Kata Ji Woo lalu melangkah pergi.
Hyun Joo
akhirnya melihat ponselnya dan melihat "Panggilan, Yeong Eun, Do
Gyum" lalu menelp Do Gyum. Do Gyum
dengan wajah panik langsung mengangkatnya menanyakan kabarnya dan bertanya Di mana keberadanya, apakah Di rumah sakit.
“Aku
baik-baik saja, jadi, jangan khawatir. Aku mengalami radang usus buntu dan
dioperasi kemarin.” Ucap Hyun Joo
“Operasi?
Di mana rumah sakitnya? Baiklah. Aku akan segera ke sana.” Ucap Ji Woo dan
langsung bergegas pergi.
Di
Minimarket, Ji Woo seperti kebingungan didepan rak perlengkapan mandi dsb.
Pegawai pun menghampirinya bertanya apa mencari sesuatu. Hyun Joo bertanya
Apa punya pasta gigi hipoalergenik yang
memiliki kurang dari 130 pppm fluorin dan tidak punya polimer sintetis seperti
paraben, PEG, dan triclosan?
“Tidak.”
Ucap Si Pegawai melonggo mendengarnya lalu teringat dengan sebuah produk.
“Ini adalah
pasta gigi termahal di sini.” Kata si pegawai. Ji Woo melihat "Efektif
mencegah plak" dan memutuskan akan membelinya.
“Tolong
rekomendasikan produk kosmetik dan sabun wajah untuk seorang wanita.” Kata Ji
Woo
“Tipe
seperti apa dia?”tanya si pegawai. Ji Woo dengan bangga menjawab Dia sangat
cantik.
“Ah... Begitu
rupanya. Dia sangat cantik. Tapi Aku bertanya apa kulitnya berminyak campuran,
berminyak, dan kering.” Tanya si pegawai
“Aku
tidak yakin soal itu.” Kata Ji Woo. Pegawai pikri akan memberikan yang ringan, yang
bagus untuk semua orang.
“Kau bisa
mengambilnya. Kami punya produk organik 100 persen yang sama sekali tidak
membuat kulit iritasi. Apa Kau mau?” tanya Pegawai.
Ji Woo
menganguk. Si pegawai memberikan kotak "Pakaian
dalam katun wanita" Ji Woo terlihat malu meminta agar menaruh kembali
karena tak mungkin membelikanya.
Do Gyum
masuk ke ruangan rawat dengan wajah panik menanyakan keadaanya dan apakah
kesakitan, Kenapa ini tiba-tiba terjadi. Hyun Joo mengaku baik-baik saja dan
memberitahu kalau Dokter baru saja datang memeriksanya.
“Operasinya
berjalan lancar.” Kata Hyun Joo. Do Gyum meminta maaf pada Hyun Joo.
“Kenapa
kau minta maaf?” keluh Hyun Joo dan saat
itu Ji Woo datang dengan barang
belanjaan.
Do Gyum
langsung menatap sinis, Ji Woo pun juga tak mau kalah keduanya saling menatap
dingin. Hyun Joo merasa tak enak hati
menahan Do Gyum agar bisa menahan amarahnya. Tapi tiba-tiba Do Gyum langsung
membungkuk mengucapkan terimakasih.
“Jika
bukan karena bantuanmu, keadaan bisa memburuk baginya. Setelah aku di sini, kau
boleh pergi, Pak Hwang. Kau tampak sangat lelah.” Ucap Do Gyum
“Aku
baik-baik saja.” Kata JI Woo. Do Gyum melihat tas yang dibawa Ji Woo merasa
kalau sudah bisa membeli ini.
“Sampai
dia dipulangkan, aku akan berada di sisinya. Jangan khawatir. Sampai jumpa.”
Kata Do Gyum dan langsung duduk disisi Hyun Jo. Ji Woo pun hanya bisa diam
saja.
“Hyun Joo
tidak menggunakan sikat gigi seperti ini. Kau tidak suka bulunya yang lembut,
bukan? Astaga, dia membeli pasta gigi yang salah. Aku pernah memakainya, tapi
pasta gigi ini tidak enak..” Sindir Do Gyum.
Hyun Joo
menahan mulut Do Gyum, merrasa kalau Ini berbeda dan langsung mengucapkan
terimakasih. Do Gyum pun berpura-pura tak melihat Ji Woo dan tersadar kalau
masih ada disana dan pikir kalau Ji Woo pasti sibuk.
“Bukankah
kau harus pergi, Pak Park? Peluncuran perosotannya sebentar lagi. Aku yakin ada
cara yang lebih baik untuk menghabiskan waktumu.” Kata Ji Woo
“Itu yang
harus kukatakan kepadamu. Bukankah kau harus bekerja? Jika kau tidak datang
tanpa pemberitahuan, pertemuan kalian akan dibatalkan dan dokumen tidak akan
disetujui. Ini akan menjadi hari yang sibuk.” Balas Do Gyum
“Aku
tidak berpikir sejauh itu. Kau harus pergi sekarang, Pak Hwang.” Ucap Hyun Joo
“Astaga,
sudah lewat pukul 9 pagi. Astaga, aku yakin jadwalmu sudah berantakan.” Kata Do
Gyum menyindir. Ji Woo langsung mengeluarkan ponselnya.
“Hai, Pak
Nam. Aku harus mengurus jadwalku di luar kantor. Tolong ambilkan laptopku dan
tablet PC ke Pusat Medis Sejong, agar aku bisa menyetujui dokumenku...Ya.
Terima kasih.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo hanya bisa terdiam.
“Apa ada
wali untuk Nona Seo Hyun Joo?” tanya seorang perawat datang. Ji Woo dan Do Gyum
langsung menjawab. Hyun Joo merasa serba
salah.
“Siapa di
antara kalian yang bernama Hwang Ji Woo?” tanya Perawat.
“Ini aku.
Aku walinya.” Ucap Ji Woo mengangkat tangan. Do Gyum hanya bisa terdiam dengan
wajah sedih.
Nyonya
Kim melihat foto Hyun Joo dan terlihat sangat marah. Ia mengingat saat Ji Woo
mengelus kepala Hyun Joo di ruangan IGD. Akhirnya ia mencoba datang ke tempat
Hyun Joo tapi bergegas pergi saat pintu terbuka.
“Nona
Kim... “ ucap Perawat. Nyonya Kim menyapanya dan langsung bergegas pergi.
Di
kantor, Mi Ok mengeluh kalau sudah tahu suatu hari Tuan Kim akan menyebabkan
kekacauan dan kesal karena Tuan Kim membungkus tarantula peliharaan seniman
webtoon di koran dan membuangnya. Tuan Kim mencoba membela diri.
“Nona Jo,
jika kamu melihat tarantula itu, Bok Soon, apa pun, kau akan mendudukinya dengan
busa di sekitar mulutmu.” Kata Tuan Kim
“Jika aku
di sana, aku akan tahu itu tarantula mahal. Bukankah semua orang tahu itu?”
kata Bo Hee
“Kalau
begitu, Nona Hong, kamu bisa menjadi produser webtun Pelayan Kim. Kau bisa
mengurusnya. Kau bahkan bisa menciumnya. Bukankah itu bagus?” ejek Tuan Kim
“Karena
kau, kita akan kehilangan seniman webtoon. Bagaimana kamu bisa mengatakan hal
seperti itu?” ucap Eun Jae marah
“Kita Ada
masalah! Bu Seo dioperasi karena radang usus buntu akut dan dirawat di rumah
sakit.” Jerit Da Eun. Semua langsung berdiri dengan wajah kaget.
“Apakah
seburuk itu? Apa itu radang usus buntu akut?” tanya Tuan Kim
“Kau
bahkan tidak tahu itu? Ini radang usus buntu.” Ejek Bo Hee.
“Semuanya,
berhenti bertengkar dan ayo pergi. Kita harus mengunjunginya.” Kata Eun Jae
“Dia
bilang kita tidak perlu mengunjunginya. Pak Park bersamanya. Dia menyuruh kita
ke rumah Pelayan Kim dan mencari Bok Soon.” Kata Da Eun.
“Tapi
tetap saja. Dia di rumah sakit. Bukankah setidaknya salah satu dari kita harus
mengunjunginya?” ucap Eun Jae.
“Kalau
begitu, aku akan pergi.” kata Tuan Kim. Eun Jae menegaskan kalau Tuan Kim harus
ikut dengannya dan mencari Bok Soon.
“Aku akan
pergi. Di rumah sakit mana?” ucap Seo Yoon. Dae Eun mengetakan kalau ada Pusat Medis
Sejong di Gangnam.
“Aku akan
meneleponmu saat aku tiba.” Kata Seo Yoon dengan wajah gugup dan langsung
berjalan pergi. mereka pun meminta agar bisa periksa keadaannya.
Di tempat
gym, Tuan Kim mantan suami Ji An mengingat dengan ucapa mantan istrinya.
“Jika dia
teman Do Gyum, dia baru berusia 28 tahun. Beraninya anak muda itu mendambakan
istriku. Sebaiknya kau menjauh dari pandanganku. Jika melihatmu, aku akan
membuatmu dirawat di RS selama 50 pekan.” Ucap Tuan Kim marah
Saat itu
pacar Ji Ah datang mengaku datang untuk mendaftar keanggotaan. Tuan Kim melihat
Oh Ji Hwan yang sangat tampan dan
bertanya apakah mau belajar tinju. Ji Hwan menganguk kalau ingin menjadi bugar dan mencobanya sebagai
hobi barunya
Ji Ah
baru saja keluar dari ruanga mengajar menelp Ji Hwan bertanya apa yang dilakukan, karena Kelasnya selesai
lebih awal jadi mengajaknya minum. Ji Hwan setuju dan akan menjemputnya lalu
menutup telp. Tuan Kim berkomentar setelah melihat Ji Hwan.
“Aku tahu
itu pacarmu. Apa dia lebih tua darimu?” ucap Tuan Kim. Ji hwan membenarkan.
“Kau
berusaha menjadi bugar untuk pacarmu.” Kata Tuan Kim. Ji Hwan pun mengaku kalau
itu juga termasuk dengan wajah malu-malu.
“Astaga,
aku iri. Karena aku ingin kau bahagia dengan pacarmu, Aku akan memberimu diskon
terbesar. Jika kamu mendaftar tiga bulan, aku akan memberimu diskon 10 persen. Selama
enam bulan, diskon 30 persen.” Ucap Tuan Kim
Di rumah
sakit, Hyun Joo melirik ke arah Ji Woo. Ji Woo sedang memberikan tanda yes pada
kotak "Kamu mau menyetujuinya?" lalu menelp Sek Nam kalau baru saja
menyetujui anggaran pengembangan obat baru di paruh kedua tahun ini.
“Tolong
serahkan anggaran kepada Direktur Seo. Jadwalkan pertemuan.” Ucap Ji Woo. Hyun
Joo melirik ke arah kanan ada Do Gyum yang sedang mengambar.
“Bu Seo,
aku baru mengirim surel kepadamu untuk episode keenam. Tolong periksa setelah
kamu boleh pulang.” Ucap Do Gyum. Hyun Joo mencoba menahan rasa bingung dan
melihat nama "Ayah." Di ponselnya.
Tuan Seo bertanya
keberadan anaknya. Hyun Joo mengaku di kantor sekarang. Tuan Seo membahas
tentang Pemotretan di studio. Hyun Joo memberitahu kalau sudah memesannya pukul 2 siang hari Minggu.Tuan Seo
mengucapkan terimakasih dan akan bertemu hari Minggu.
“Ini Sudah
siap. Setelah kita pergi, aku yakin mereka akan bersenang-senang saat berfoto
bersama.” Kata Tuan Seo
“Jika
begini, butuh waktu lama untuk menikahkan dia. Akan menyenangkan jika Do Gyum
bisa bersikap seperti pria.” Kata Nyonya Jung
“Mereka
bukan di kelab. Dia tidak perlu melakukan itu. Lagi pula, wanita zaman sekarang
tidak suka pria yang agresif.” Kata Tuan Seo
“Tapi aku
masih suka pria yang tegas. Kau tahu, saat aku terus jual mahal, kau memelukku
dan menciumku di arena sepatu roda.” Komentar Nyonya Jung. Tuan Seo mengingat
tentang "Arena sepatu roda dari masa lalu"
“Apa Aku
melakukan itu? Aku tidak melakukan itu.” Kata Tuan Kim bingug
“Apa Kau
tidak ingat aku? Saat itu ulang tahunku... Kita pergi ke arena sepatu roda
bersama teman dan minum soda.” Kata Nyonya Jung seperti mengingat kalau ada
yang salah dengan ingatanya.
“Entahlah.
Aku tidak melakukan itu. Apa kau mencium pria lain selain aku?” ucap Tuan Kim
curiga.
“Apa
maksudmu? Aku tidak percaya kau sudah menjadi pelupa. Aku harus pergi ke
supermarket.”kata Nyonya Jung bergegas pergi karena malu. Tuan Kim pun masih
bertanya-tanya Apa melakukan itu.
Di rumah
sakit. Do Gyum bertanya apakah Hyun Joo tidak memberi tahu orang tuamu bahwa
dioperasi. Hyun Joo mengaku tidak ingin mereka khawatir dan Lagi pula, jika
mereka tahu di rumah sakit, mereka akan memberitahuku bahwa membutuhkan suami
dan anak-anak untuk merawatnya saat sakit.
“Mereka akan
membawakanku makanan, kopi, pencuci mulut, dan menyiksaku. Pastikan kau tidak
mengatakan apa pun.” Ucap Hyun Joo. Do Gyum menganguk mengerti.
“Jika ini
hari jadi pernikahan orang tuamu, katakan tanggalnya. Aku akan memberi tahu
staf sekretarial untuk menyiapkan keranjang bunga dan hadiah.” Kata Ji Woo
berdiri
“Tidak
apa-apa.” Kata Hyun Joo. Ji Woo langsung menyindir Ini bahkan bukan pernikahan
seorang pegawai.
“Ini kali
pertama aku mendengar sebuah perusahaan mengurus hari jadi pernikahan orang tua
pegawai.” Kata Do Gyum
“ Perusahaanku
sudah lama melakukan itu.” Balas Ji Woo. Do Gyum ingin tahu Sudah lama? Sejak
kapan?
“Sejak
kemarin.” Jawab Ji Woo. Hyun Joo pikir Ji Woo tidak perlu mencemaskan hari jadi
pernikahan orang tuanya.
“Aku hanya
akan menerima pemikiranmu. Apa yang kau butuhkan?” ucap Ji Woo berdiri. Do Gyum
tak ingin Ji Woo mendekat langsung mendorongnya.
Keduanya
pun jatuh, Hyun Joo hanya bisa menatap bingung. Ji Woo terlihat marah dengan
sikap Do Gyum. Do Gyum pikir kalau siapa yang bicara. Ji Woo marah karena hampir
terluka. Do Gyum membela diri kalau seharusnya menghindarinya.
“Semuanya...
Kalian berdua bisa pulang.” Ucap Hyun Joo. Do Gyum menolak tidak mau. Ji Woo
pikir Hyun Joo belum boleh sendirian.
“Kurasa
kita bertiga juga tidak boleh bersama. Jika terlalu sakit, aku akan meminta
bantuan... Baik. Kalian berdua harus mengambil barang kalian dan pergi. Terima
kasih untuk semuanya.” Ucap Hyun Joo.
Akhirnya
keduanya keluar ruangan dan sempat saling berselisih jalan dengan tatapan
sinis. Keduanya pun berjalan pergi berlawanan arah. Do Gyum berjalan dilorong
melihat seorang ibu yang didorong keluar dengan kursi roda dengan memberikan
selimut.
“Aku
tidak kedinginan.” Kata si ibu, tapi anaknya tahu kalau harus menjaga tubuhnya hangat setelah
dioperasi.
“Jika tidak,
kau akan semakin sakit.” Kata si anak. Do Gyum terdiam dan akhirnya kembali
menemui Hyun Joo di kamarnya.
“Hei. Aku
bisa tinggal di sini sendirian. Kau harus menghadiri wawancaramu.” Ucap Hyun
Joo
“Biar
kuberikan ini kepadamu. Mereka bilang kau harus menjaga tubuhmu hangat setelah
dioperasi.” Kata Do Gyum memberikan jaketnya. Hyun Joo hanya bisa terdiam.
“Hyun
Joo.. Kenapa kau tidak meneleponku?” ucap Do Gyum. Hyun Joo terlihat gugup
menjawabnya.
“Itu...Aku
tidak meneleponmu karena aku tahu kamu sibuk.” Kata Hyun Joo
“Jika
terjadi sesuatu di masa depan, hubungi aku. Aku adikmu.” Kata Do Gyum. Hyun Joo
menganguk mengerti dan akhirnya pamit pergi sekarang.
“Sampai
jumpa. Aku akan meneleponmu nanti.” ucap Hyun Joo sebagai kakaknya.
Nyonya
Kim berjalan di lobby rumah sakit dan melihat ke arah Ji Woo. Ji Woo sedang
berbicara dengan dokter ingin tahu
Bagaimana operasinya. Dokter mengatakan Operasinya berjalan lancar dan tidak
perlu khawatir.
“Apa ada
sesuatu yang harus kita waspadai?” tanya Ji Woo . Nyonya Kim yang melihatnya
seperti tak percaya kalau Ji Woo sangat khawatir.
“Kau hanya
perlu memastikan dia datang untuk pemeriksaan setiap pekan setelah dia
dibebaskan.” Kata Dokter.
Di taman,
Hyun Joo sibuk mengambar pada tabnya dan setelah selesai berpikir merasa harus
jalan-jalan. Ia lalu kebingungan karena selang infusnya melilit, tiba-tiba
seseorang datang membantu. Hyun Joo kaget kalau Ji Woo masih di sini.
“Aku baru
mau pergi setelah menemui doktermu. Aku mendapat masalah karena meninggalkanmu tanpa
memeriksa.” Ucap Ji Woo.
“Memeriksa?”
kata Hyun Joo bingung. Ji Woo mengatakan Hal yang harus keluar setelah operasi
yaitu Fungsi tubuh yang satu itu.
“Aku bisa
memeriksanya sendiri.” Kata Hyun Joo. Ji Woo pikir akan berjalan-jalan denganmu sebelum pergi.
“Tunggu...
Kau sepertinya bermimpi buruk semalam. Apa Kau sering mengalaminya belakangan
ini?” tanya Ji Woo. Hyun Joo membenarkan.
“Sejak
aku bertemu denganmu... Kurasa aku harus bilang mimpiku mulai lagi setelah aku
bertemu denganmu, tepatnya.” Akui Hyun Joo. Ji Woo bingung dengan kata “lagi”
“Aku
pernah koma saat aku masih kecil setelah jatuh ke air. Setelah aku bangun, aku
mengatakan omong kosong tentang masa laluku. Aku menerima pengobatan psikologis
untuk sesaat karena itu.” Cerita Hyun Joo
“Apa Maksudmu
impian itu adalah kehidupanmu sebelumnya?” kata Ji Woo memastikan
“Tidak
ada hal seperti itu. Aku hanya merasa terlalu aneh untuk menyebutnya kebetulan.”
Ucap Hyun Joo
“Apa
selalu mimpi buruk?” tanya Ji Woo. Hyun Joo membenarkan.
“Seorang
pria yang sepertinya suamiku akan mengkhianatiku dan pergi, atau kami akan bertengkar.
Selalu seperti itu. Itu ada di mimpiku, tapi sulit untuk ditangani.” Cerita
Hyun Joo
“Apa kau ingat
wajah pria itu?” tanya Ji Woo. Hyun Joo engaku tidak ingat
“Entah
kenapa, tapi aku tidak pernah bisa melihat wajahnya.” Kata Hyun Joo.
Saat itu
Nyonya Kim datang menyapa Ji Woo seolah tak sengaja bertemu. Dan bertanya
Apa yang dilakukan di rumah sakitnya. Ji Woo mengaku mengunjungi
pegawainya yang dirawat di rumah sakit. Nyonya Kim pun mengerti.
“Kurasa
aku harus memberi perhatian khusus kepadanya. Maaf aku terlambat memperkenalkan
diri. Aku pimpinan Yayasan Medis Sejong, Kim Sun Hee.”ucap Nyonya Kim menatap
ke arah Hyun Joo
“Halo.
Aku Seo Hyun Joo” ucap Hyun Joo membungkuk. Nyonya Kim terdiam sejenak seperti
tak percaya kalau bertemu dengan musuh bebuyutanya dulu.
“Pimpinan
Kim?... Kami mau jalan-jalan. Permisi.” Kata Ji Woo menyadarkan lamunan Nyonya
Kim. Nyonya Kim pun mempersilahkan.
Nyonya
Kim pun akhirnya menatap dingin kearah Ji Woo dan Hyun Joo yang sedang berjalan
bersama. Saat itu Seo Yoon datang memanggil ibunya sambil membawa keranjang
buah.
Nyonya
Kim terlihat marah pada anaknya sambil bertanya apaka Seo Yoon itu terlalu baik
atau memang bodoh. Seo Yoon hanya bisa tertunduk diam. Nyonya Kim pikir anaknya
suka kalau pria yang akan di nikahi
menatap wanita lain.
“Apa yang
kau pikirkan dengan mengunjunginya?” ucap Nyonya Kim sangat marah
“Kenapa
Ibu begitu marah? Aku di sini mewakili timku.” Ucap Seo Yoon membalas ucapan
ibunya.
“Apa hubungan
antara kedua orang itu? Apa mereka berpacaran?” kata Nyonya Kim
“Aku
yakin Bu Seo tidak tertarik dengan Pak Hwang... Itu benar.” Kata Seo Yoon
menyakinkan ibunya.
“Hanya
butuh satu momen bagi pria dan wanita untuk saling menyukai. Jika kau merasa
ada yang janggal, laporkan kepada ibu. Kau harus pergi.” ucap Nyonya Kim. Seo
Yoon menganguk mengerti.
“Seo Hyun
Joo... Song Min Ju... Bagaimana bisa...” ucap Nyonya Kim terlihat sangat marah.
Flash Back
Nyonya
Kim yang masih muda datang ke rumah duka Min Ju, dan membuang bunga lalu pergi
dengan tatapan sinis.
Nyonya
Kim akhirnya menelp Manajer Jung agar datang ke ruangannya sebentar. Manager
Jung pun datang, Nyonya Kim menyuruh agar mencari tahu informasi kontak ketua
alumnus angkatan ke-11 Universitas Hanguk.
“Selain
itu, selidiki seorang wanita bernama Song Min Ju.” Kata Nyonya Kim. Manager
Jung menganguk mengerti.
Di
ruangan rawat, Hyun Joo mengucapkan Terima kasih karena Ji Woo sudah
membantunya. Ji Woo meminta agar Hyun Joo bisa mengiriminya pesan nanti karena khawatir
karena sesuatu yang harus keluar tapi belum keluar.
“Apa Kau
ingin aku mengirimimu pesan soal itu?” tanya Hyun Joo bingung.
“Jika
terlalu merepotkan, kau bisa mengirimiku huruf apa pun. Kurasa hanya itu cara
agar aku bisa tidur.” Kata Ji Woo. Hyun Joo menganguk mengerti.
“Pak
Hwang... Catatan permohonan... Janji adalah janji, jadi, aku akan menepatinya..
Kau bilang Hotel Hanseo, bukan?” ucap Hyun Joo. Ji Woo membenarkan.
Saat itu
didepan pintu, Seo Yoon akan masuk tapi melihat Hyun Joo dan Ji Woo sedang
saling bertatapan. Akhirnya memilih untuk berjalan mundur saja, lalu Ji Woo pun
keluar ruangan. Keduanya pun saling menyapa lalu melangkah pergi.
Seo Yoon
akhirnya datang menyapa Hyun Joo bertanya Bagaimana perasaannya. Hyun Joo
mengaku baik-baik saja dan berpikir kalau Seo Yoon tidak perlu datang Seo Yoon
merasa harus datang lalu membahas kalau tadi melihat Pak Hwang di depan.
“Katanya
dia mampir karena ada rapat di dekat sini.” Ucap Hyun Joo. Seo Yoon menganguk
mengerti.
“Tapi di
mana Pak Park?” tanya Seo Yoon. Hyun Joo memberitahu Do Gyum pergi lebih awal
untuk melakukan penelitian.
“Dia
seharusnya pergi bersama produsernya, tapi ini terjadi.” Kata Hyun Joo merasa
bersalah.
“Bolehkah
aku membantu penelitiannya?” ucap Seo Yoon merasa ada kesempatan untuk bersama
dengan Do Gyum.
Do Gyum
baru saja keluar dari restoran setelah mengambil gambar. Seo Yoon dengan nafas
terengah-engah mengaku datang secepat
mungkin, tapi sepertinya wawancaranya sudah selesai. Do Gyum bingung Seo Yoon
yang bisa tahu keberadaanya.
“Aku mengunjungi
Bu Seo di rumah sakit. Dia memintaku membantumu, tapi maaf aku terlambat.” Ucap
Seo Yoon
“Tidak
apa-apa. Kurasa kau datang sia-sia.” Kata Do Gyum. Seo Yoon pun meminta agar Do
Gyum bisa mentraktirnya makan malam.
Do Gyum
mengajak Seo Yoon makan toppoki, kimbap dkk di kedai pasar. Seo Yoon melihat Do
Gyum yang tidak memakai gelang yang
diberikan kepadanya. Do Gyum beralasan tidak memakai aksesori saat bekerja. Seo
Yoon menganguk mengerti.
“Bu Seo
baik-baik saja, bukan?” tanya Do Gyum. Seo Yoon menganguk karena Sepertinya Pak
Hwang merawatnya dengan baik.
Do Gyum
terlihat kecewa tapi mencoba agar tetap tenang mengajak Seo Yoon untuk mulai
makan.
“Bagaimana
kau memakan ini?” tanya Seo Yoon bingung. Do Gyum pikir ini kali pertamanya Seo
Yoo memakan ini
“Ya.
Ibuku sangat pemilih, jadi, aku hanya pernah makan mi instan saat karyawisata.”
Ucap Seo Yoon. Do Gyum membantu Seo Yoon mencelupkan kimba ke kecap asin.
“Wah.... Ini
enak. Ini enak sekali.” komentar Seo Yoon yang baru pertama kali merasakanya.
Ia pun
mengambil Sundae dan akan mencelupkan ke kecap asin, tapi Do Gyum menaha
tanganya dan menyuruh agar mencelupkan ke saus wijen. Seo Yoon tersenyum merasa
Do Gyum sangat perhatian.
Tuan Kim
mencoba menelp Ji Ah tapi tak diangkat, Ia pun kesal karena Ji Ah tak menjawab
lalu berpikir bersama si berengsek itu. Ji Ah ternyata sedang sibuk berciuman
dengan Ji Hwan tak peduli lagi dengan tas dan ponselnya.
“Angkat
teleponmu, Jin Ah. Kenapa dia tidak mengangkat teleponnya? Astaga.” Keluh Yeong
Eun yang mengemudikan mobilnya dengan wajah panik.
“Hai,
Yeong Eun... Aku? Aku di rumah. Kunjungan rumah sakit? Entahlah. Jika aku punya
waktu.” Ucap Min Jung mengangkat telp dari temanya.
Saat itu
suaminya datang mengaja Min Jung bicara. Min Jung pun menyudahi telp dari Yeong
Eun dan bertanya masalah apa pada suaminya. Suami Min Jung langsung memberikan
sebuah amplop, Min Jung melihat isinya
adalah uang dan bertanya Untuk apa uang ini.
“Itu
biaya hidup selama sebulan. 3.000 dolar. Aku membatalkan semua kartu kreditmu,
jadi, ingatlah itu.” Ucap Suami Min Jung
“Apa Kau
membatalkan kartuku?” kata Min Jung kaget. Suami Min Jung mengatakan sudah
melunasi utang Min Jung
“Jadi,
simpan buku besar dan tunjukkan mulai hari ini.” Kata Suami Min Jung. Min Jung
hanya bisa melonggo bingung.
Hyun Joo
yang bosan keluar dari ruang rawat. Yeong Eun datang melihat temanya, Hyun Joo
senang temanya sudah datang. Yeong Eun
pun bertanya laakh Hyun Joo baik-baik saja dan tampak berantakan. Hyun Joo
engaku Bukan karena sakit, tapi karena lapar.
“Tapi
Bukankah kau seharusnya di Suncheon sekarang? Kau bilang akan membuat cerita di
sana.” Ucap Hyun Joo
“Aku
datang untuk menemuimu. Aku harus turun lagi. Ini kunjungan 300 dolar. Aku
mengemudi sangat cepat sepertinya aku akan dapat lima surat tilang... Astaga.
Aku senang melihatmu baik-baik saja.” Kata Young Eun
“Ayo
Kemarilah. Kau melalui banyak hal.” Kata Young Eun memeluk erat Hyun Joo.
Tiba-tiba
Hyun Joo mengeluarkan gas dari belakang dengan sangat keras. Seorang anak yang
lewat mengeluh pada ibunya kalau Baunya seperti kotoran. Mereka pun bergegas
pergi. Yeong Eun pun terpaksa menciumnya bau kentut temanya dan langsung pamit
pergi. Hyun Joo pun senang sudah bisa makan.
Ji Woo
sedang berkerja dirumah lalu menerima pesan dari Hyun Joo "Jangan khawatir
dan tidurlah." Wajahnya langsung tersenyum bahagia. Do Gyum pulang dengan
wajah sinis. Ji Woo berkomentar Do Gyum yang terlambat pulang.
“Hyun Joo
menghubungiku. Dia tidak perlu puasa lagi.” Kata Ji Woo bangga merasa tahu
lebih dulu
“Aku
tahu. Aku baru saja bertelepon dengannya.” Kata Do Gyum yang akan masuk ke
kamarnya akhirnya duduk didepan Ji Woo.
“Pak
Hwang. Ada sesuatu yang membuatku penasaran. Boleh aku bertanya?” ucap Do Gyum.
Ji Woo mempersilahkan.
“Sudah
berapa lama kau menyukai Hyun Joo?” tanya Do Gyum. Ji Woo balik bertanya kenapa
Do Gyum ingin tahu.
“Apa Kau
pikir waktu menentukan orang yang disukai orang lain?” ucap Ji Woo
“Kurasa
itu tidak ada hubungannya. Waktu tidak berlalu, itu menumpuk. Bagaimana bisa
menyukai seseorang selama satu tahun sama dengan menyukai seseorang selama 10
tahun?” kata Do Gyum
“Sepuluh
tahun... Kalau begitu, anggap saja aku menyukainya selama 200 tahun.” Ucap Ji
Woo
“Pertanyaanku
bukan lelucon.” Komentar Do Gyum. Ji Woo pikir Jawabannya juga bukan lelucon.
“Aku juga
ingin bertanya. Kenapa kamu tidak melakukan apa pun selama 10 tahun terakhir? Itu
lama sekali. Jika aku tidak muncul, kau akan tetap bersikap seperti adiknya.”
Ucap Ji Woo menyindir
“Ya.. Kau
benar. Kurasa aku akan melakukan itu. Aku tahu yang sebenarnya berkat kau. Terima
kasih sudah membuatku sadar. Tapi jika kau menunggu selama 200 tahun, bukankah
ini saatnya kau menyerah?”ucap Do Gyum. Ji Woo hanya terdiam melihat ke arah Do
Gyum yang masuk ke dalam kamarnya.
Bersambung
ke episode 14
Cek My Wattpad... ExGirlFriend
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar