PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Da Eun
memberitahu kalau Ini adalah paket dukungan untuk seniman webtoon. Hyun Joo
memberitahu kaau mereka harus memahami
gaya dan gaya kerja seniman agar bisa
menciptakan lingkungan kerja terbaik bagi mereka.
“Ini
salah satu tugas produser webtoon.” Jelas Hyun Joo. Tuan Kim melihat isi
tasnya.
“Apa itu?
Aku bisa mengerti kenapa kamu memiliki ini, tapi aku penasaran untuk apa ini.” Kata
Tuan Kim melihat seperti semportan nyamuk
“Saat
seniman webtoon ini mengantuk, akan kusemprot dia dengan penyegar. Aku mengetes
lebih dari 30 penyemprot di pasaran. Seniman webtun itu lebih suka cara
penyemprotan produk ini.” Jelas Hyun Joo
“Tidak
mungkin.” Kata Tuan Kim mencoba memainkanya. Da Hee mengeluh kalau Itu tidak
lucu.
“Soal
Pelayan Kim, seniman webtoon itu memutuskan untuk bekerja sama dengan kita. Mari
kita beri tepuk tangan meriah. Pak Kang dan Pak Kim, kalian akan menangani
Pelayan Kim.” ucap Hyun Joo. Eun Jun kaget tapi akhirnya menganguk mengerti.
“Aku
ingin berpartisipasi dalam proyek Pak Park. Boleh aku bergabung dengannya?”
tanya Seo Yoon.
“Untuk
saat ini, sebaiknya dia tetap bersama produser biasanya.”kata Hyun Joo. Seo
Yoon menganguk mengerti.
Hyun Joo
menerima telp dari dari Nyonya Kim dan kaget karena ingin menunda penekenan
kontraknya, lalu kaget mendengar nama Bok Soon. Akhirnya Hyun Joo ke rumah dan
Nyonya Kim terlihat sedang sedang sedih duduk disamping Hyun Joo.
“Aku
tidak bisa menggambar satu pun di papan cerita dalam keadaan ini. Maafkan aku.”
Ucap Nyonya Kim
“Bu... Aku
akan menemukan Bok Soon untukmu. Itu menyelesaikan masalahmu, bukan?” kata Hyun
Joo
“Benarkah?
Astaga, akan segera kuteken kontraknya jika kamu menemukannya.” Kata Nyonya Kim
memegang tangan Hyun Joo
“Jangan
khawatir. Aku akan membawa Bok Soon kepadamu hari ini. Omong-omong, apa Bok
Soon menggigit?” tanya Hyun Joo
“Bayiku
tidak menggigit.” Kata Nyonya Kim marah. Hyun Joo akhirnya keluar rumah dengan
teropong.
“Dia
bilang dia membuka jendela tanpa menyadari kaca jendela itu retak. Bok Soon mungkin
kabur lewat lubang itu. Kalau begitu, kemungkinan besar Bok Soon jatuh di sana.”
Ucap Hyun Joo memeriksa semua area luar rumah Nona Kim
Ia pun
bersiap mengeluarkan semua peralatanya, lalu menaiki tangga ke atas pohon
membawa ponsel dan berteriak memanggil Bok Soon. Tapi tak ada suara sahutan,
tiba-tiba Min Jung menelp dengan helaan
nafas Hyun Joo mengangkat telp temanya.
“Min
Jung, aku tidak bisa bicara sekarang.” Kata Hyun Joo yang ada diatas pohon.
“Aku akan
langsung ke intinya. Bisa pinjamkan aku 10.000 dolar?” kata Min Jung
“10.000
dolar? Kenapa tiba-tiba?” tanya Hyun Joo heran. Min Jung mengeluh agar Jangan
tanya alasannya dan Pinjami saja kepadanya.
“Aku akan
membayarmu dalam enam bulan. Kumohon?” kata Min Jung dengan nada tinggi.
“Hei, aku
tidak punya uang sebanyak itu.” Ucap Hyun Joo dan tubuhnya langsung melayang
jatuh dari pohon.
Sebuah selembaran
"Mencari Bok Soon" dengan gambar laba-laba yang akhirnya "Bok
Soon ditemukan!" Hyun Joo seperti mulai merasakan punggungnya sakit.
Hyun Joo
dengan memegang punggung akhrnya berjalan perlahan memberikan pada Nyonya Kim
yang sudah menunggu. Nyonya Kim langsung bahagia melihat Bok Soon. Hyun Joo pin
menganggap Nyonya Kim sebagai ibunya menyuruh Bok Soon mendekat.
“Astaga, Bok
Soon... Apa Kau baik-baik saja?” tanya Nyonya Kim. Hyun Joo menganguk.
“Kau baik-baik
saja, Bok Soon? Benar, kan?” kata Nyonya Kim yang menanyakan keadaan Bok Soon.
Hyun Joo pun hanya bisa menelan air liurnya.
“Produser
webtoonmu akan mengunjungimu dengan kontraknya.” Kata Hyun Joo
“Terima
kasih atas kerja kerasmu hari ini.” Kata Nyonya Kim. Hyun Joo pikir harus
berterima kasih.
“Kau
harus masuk.. Sampai jumpa, Bok Soon.. Kau cantik sekali, Bok Soon.” Ucap Hyun
Joo melambaikan tangan pada Bok Soon dan Nyonya Kim pun masuk ke rumah.
“Hei, Do
Gyum. Aku punya rencana hari ini. Makan malamlah dengan Ibu dan Ayah tanpa aku.
Aku ada rapat dengan seniman webtoon. Baiklah, sampai nanti.” ucap Hyun Joo
berjalan pergi sambil menelp Do Gyum.
Do Gyum
tersenyum melihat foto Hyun Joo yang digambar menjadi sosok webtoon dan menjadi
wallpaper ponsenya. Ia pun keluar dengan wajah bahagia. Seo Yoon tiba-tiba
datang memanggil Do Gyum. Do Gyum kaget melihat Hyun Joo yang datang.
“Apa kau Mau
minum kopi denganku?” ucap Seo Yoon. Do Gyum melongo bingung dan akhirnya
keduanya duduk di sebuah cafe.
“Ini.. Aku
ingin mengembalikan gelangnya, tapi itu benar-benar hancur. Jadi, kubelikan
yang baru untukmu.” Ucap Seo Yoon memberikan sebuah kotak
“Tidak.
Tidak apa-apa.” Kata Do Gyum menolak, Seo Yoon meminta agar menerimanya.
“Kau juga
menemukan kalungku. Aku ingin menunjukkan apresiasiku. Aku akan memasangnya
padamu.” Kata Seo Yoon memasangkan di tangan Do Gyum. Do Gyum pikir tak perlu.
“Cocok
untukmu.” Ucap Seo Yoon melihat gelang ditangan Do Gyum. Do Gyum pikir Seo Yoon
tidak perlu membeli yang baru.
“Tolong
jangan terlalu dipikirkan. Tapi jika kau masih tidak nyaman menerimanya, kau
bisa mentraktirku makan malam.” Ucap Seo Yoon yang ingin mencari kesempatan.
“Maafkan
aku... Aku sudah punya rencana hari ini.” Kata Do Gyum. Seo Yoon terlihat
kecewa tapi bisa mengerti
“Kita
tunda dahulu, nanti dilain waktu kita bisa membuat rencana lagi” ucap Do Gyum.
Hyun Joo berlari
menyebrang jalan dengan nafas terengah-engah meminta maaf karena menunggu
begitu lama. Ji Woo mengaku tidak karena hanya menunggu selama 36 tahun. Hyun
Joo hanya bisa tertawa dengan leluco Ji Woo, Ji Woo pun mengajak untuk masuk
bar saja.
“Duduk
berdampingan lebih baik daripada berhadapan, bukan?”gumam Hyun Joo melihat bar
yang masih kosong.
“Apa Kau
mau duduk di bar?” tanya Hyun Joo dengan suara lebih keras. Ji Woo seperti tak
mendengar
“Aku juga
suka musik seperti ini.” Kata Ji Woo. Hyun Joo kembali bertanya “Bagaimana
kalau duduk di bar?” Ji Woo akhirnya bisa mendengar mengaku kalau itu bagus.
Akhirnya
keduanya duduk di depan bar, barter pun memberikan buku menu. Ji Woo melihat
buku menu, Hyun Joo pikir bisa merekomendasikan koktail untuk peminum kelas
ringan, lalu bergumam kalau itu bohong karena
Akan merekomendasikan koktail yang kuat.
“Aku
sudah minum obat yang akan membantuku tetap sadar.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo pikir
Ji Woo tidak perlu melakukan itu, dengan sedikit mendekatkan wajahnya karena
suara musik yang nyaring.
“Katamu
ini soal pekerjaan.” Kata Ji Woo. Hyun Joo beralasan Di sini terlalu berisik
jadi akan memberi tahu besok di kantor.
Keduanya
akan bicara bicara bersama, dan saling menatap dengan wajah cukup dekat. Hyun
Joo tak bisa tenang melihat bibir Ji Woo karean hanya itu jawaban dari pertanyaan.
Akhirnya Ia memutuskan pergi ke toilet karena harus mencuci tangan untuk
mengurangi rasa gugupnya.
“Kalau begitu,
haruskah aku menciumnya? Ah... Tidak. Aku tidak bisa melakukan itu saat tidak
mabuk.” keluh Hyun Joo lalu tiba-tiba ruangan gelap
“Apa ini?
Apa mati lampu?Ah... Mati lampu?” jerit Hyun Joo bahagia karena kemungkinan Ji
Woo akan pingsan dan keluar dari toilet.
“Pak
Hwang, kamu baik-baik saja? Ayo Bangun!” teriak Hyun Joo panik. Ji Woo mengaku benar-benar
terjaga.
“Kau
pasti tidak bisa bernapas. Biar kulakukan napas buatan untukmu.” Ucap Hyun Joo
merasa ini cara paling tepat.
“Tidak,
aku bernapas dengan baik.” Kata Ji Woo bingung. Hyun Joo merasa tidak seperti tu
karena bisa tahu pernapasan Ji Woo itu tidak teratur.
Ji Woo
memperlihatkan kalau nafasnya yang baik. Hyun Joo pun memastikan dengan jari
ditanganya dan tahu kalau bernapas
dengan baik dan baik-baik saja.
“Kukira
kamu membutuhkanku melakukan CPR seperti sebelumnya.” Ucap Hyun Joo mencoba
untuk tenang.
“Aku
tidak membutuhkannya.” Kata Ji Woo mencoba duduk kembali tenang. Hyun Joo pun
bisa melihatnya.
“Listrik
seluruh gedung padam, jadi, akan butuh waktu untuk menyalakan listrik lagi. Untuk
ketidaknyamanannya, aku akan memberimu koktail gratis.” Kata bartender
membawakan lilin. Keduanya pun mengucapkan Terima kasih.
Bartender
menuangkan minum pada keduanya, Hyun Joo meminum dan berkomentar ini Faust dan
koktail yang kuat jadi Orang meminumnya tanpa tahu betapa kuatnya karena
rasanya manis. Ji Woo pikir Itu sebabnya dinamakan Faust.
“Faust
menjual jiwanya pada iblis. Dia merasakan cinta manis dengan para wanita
cantik. Tapi pada akhirnya dia hancur.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo menganguk
membenarkan.
“Boleh
aku bertanya? Bu Seo, kenapa kamu memutuskan tidak menikah?” tanya Ji woo
“Tidak
seperti Faust, kurasa aku tidak pernah jatuh cinta hingga rela menjual jiwaku.”
Akui Hyun Joo
“Jika kau
jatuh cinta seperti itu, apa kau bisa berubah pikiran?” tanyaJi Woo
“Tapi
masalahnya, Jantungku tidak berdetak. Kurasa aku belum pernah menemui seseorang
yang membuat jantungku berdebar.” Akui yun Joo
“Jantungmu
berdebar tanpa alasan. Dan itu membuatmu terjaga semalaman. Kau melewatkan
halte bus karena terlalu sibuk memikirkan dia. Saat mendengar namanya, kau
langsung bahagia. Kudengar itulah arti cinta. “ kata Hyun Joo. Ji Woo mendengar
dengan wajah serius.
“Kalau
dipikir-pikir, para mantan pacarku mungkin kesulitan karena aku. Kami
seharusnya saling mencintai, tapi hubungan kami mungkin lebih seperti cinta
sepihak. Tapi kau tahu, pada akhirnya, mereka cukup pintar untuk
meninggalkanku.” Cerita Hyun Joo
“Kurasa aku
ditakdirkan untuk hidup sendiri.” Kata Hyun Joo. Suasana seperti langsung sendu
dan keduanya mulai minum. Hyun Joo pamit karean harus menerima telp keluar.
Hyun Joo
masuk bar dan melihat Ji Woo sudah tertidur lalu mengejek kalau membual soal
minum obat sebelum datang ke sini. Saat itu Ji Woo sudah tak sadarkan diri
terbaring diatas meja. Akhirnya Hyun Joo pun langsung mengendong Ji Woo dan
berteriak memanggil taksi.
Ji Woo
masuk ke dalam taksi tanpa sadar, dan Hyun Joo sibuk menelp ibunya memberitahu
kalausegera ke sana dan akan tiba 30 menit lagi. Akhirnya Hyun Joo membantu Ji
Woo memasangkan sabuk pengaman. Ji Woo tertidur dengan kepala yang mengelantung
.
Hyun Joo tak
enak hati melihat Ji Woo akhirnya memberikan pundaknya agar bisa menyanggah
kepalanya. Keduanya tertidur saat sampai di tujuany Hyun Joo pun terbangun saat
sopir memberitahu kalau sudah sampai. Ia pun bingung kalau sopir mengantar ke
rumah orang tuanya.
“Sudah
kubilang antar kami ke Cheongdam-dong.” Kata Hyun Joo dan mengingat kembali
kejadian sebelumnya.
Saat ia
sibuk berbicara ditelp dengan ibunya lalu menutup telp dan memberitahu supir
taksi Antar mereka ke Dulle O-gil, Seongsu-dong. Ia pun merasa kalau sedang
benar-benar bingung lalu membangunkan Ji Woo. Ji Woo akhirnya terbangun.
“Aku
pasti tertidur lagi.”ucap Ji Woo mencoba untuk membuka matanya lebar-lebar.
“Maafkan
aku. Aku berniat mengantarmu pulang, tapi kita berakhir di rumah orang tuaku karena
aku memberi tahu sopir alamat yang salah. Aku akan turun di sini. Tetap di
taksi dan pulanglah. Maafkan aku.” Ucap Hyun Joo dan bergegas untuk turun.
Ji Woo
keluar dari taksi memanggi Hyun Joo,
dengan wajah seriusn meminta agar bisa menganggapnya serius dan
mempertimbangkan lagi. Hyun Joo terlihat bingung dan kaget, apa yang dimaksud.
Ji Woo memberitahu kalau yang dikatakan adalah Soal keinginannya.
Hyun Joo
mengingat tulisan Ji Woo "Tolong habiskan satu malam denganku, Hyun Joo. Sampai
jumpa di Hotel Hanseo" lalu menganguk mengerti akan memikirkanya. Ji Woo
pun akhirnya masuk ke dalam taksi.
Tiba-tiba
Nyonya Jung sudah ada disamping anaknya, Hyun Joo kaget melihat ibunya. Nyonya Jung
ingin tahu Siapa itu. Hyun Joo menjawab kalau Ji Woo adalah CEOnya. Nyonya Jung
tak percaya kalau pria tadi adalah CEOnya.
“Kau
minum-minum. Apa hanya kalian berdua? Ada yang salah denganmu.” Kata Nyonya
Jung merasa kalau itu bukan anaknya.
“Itu
urusan pekerjaan. Tidak ada apa-apa denganku. Di mana Do Gyum? Apa dia di sini?”
kata Hyun Joo mengalihkan pembicaran.
“Dia baru
saja tiba di sini.”kata Nyonya Jung. Hyun Joo pun memohon pada ibunya Jangan
beri tahu Do Gyum soal CEO.
“Kenapa?”
tanya Nyonya Jung heran. Hyun Joo berjanji
Akan menjelaskan alasannya nanti dan tidak boleh membahasnya saat
dirumah. Nyonya Jung menganguk mengerti.
Tuan Seo
dan Do Gyum sibuk melihat foto-foto lama di album. Tuan Seo dengan bangga kalau
Saat Won Bin melihat ini, maka mungkin berpikir itu fotonya karena mirip
dengannya. Do Gyum hanya tersenyum melihat foto Tuan Seo saat masih muda.
Hyun Joo
dan ibunya akhirnya datang. Tuan Seo sedang melihat Putri cantiknya sudah datang. Hyun Joo meminta
maaf karena datang terlambat. Nyonya Jung pun membrikan Es krim yang diminta
juga sudah dibeli.
“Kenapa
kau tiba-tiba melihat foto-foto lama?” tanya Hyun Joo heran melihat foto orang
tuanya.
“Kupikir
akan menyenangkan jika membuat video untuk hari jadi pernikahan mereka.” Kata Ji
Woo lalu memberikan es krim yang sudah dibuka pada Hyun Joo.
Kedua
orang tuanya saling melirik karena tahu kalau Ji Woo akan mendekati anaknya.
Hyun Joo terihat tak enak hati akhirnya mengambil es dari tangan Ji Woo.
“Aku
tidak tahu siapa dia, tapi dia cantik.” Goda Hyun Joo melihat foto masa
lalunya.
“Apa Kau
ingin melihat Won Bin?” kata Tuan Kim. Ji Woo mengeluh mendengarnya.
“Hanya
gaya rambutnya yang sama, tapi dia terus bilang dia Won Bin.” Kata Ji Woo. Tuan
Seo merasa Terkadang itu mengejutkannya
“Dia adalah
Tuan Bean.” Kata Nyonya Jung. Semua pun tertawa mendengarnya.
“Apa?
Ayah. Bukankah kita mengambil foto ini saat usiaku tujuh tahun? Itu saat aku
jatuh ke laut, bukan?” ucap Hyun Joo melihat foto mereka bertiga
Ya,
benar... Kami hampir gagal menyelamatkanmu, tapi kamu tidak mau bangun. Ibumu
dan ayah seperti sudah mati selama beberapa hari.” Cerita Tuan seo
“Apa Kau
ingat saat dia bangun? Dia membuat keributan, mengatakan dia ingat kehidupan
masa lalunya.” Ucap Nyonya Jung
“Kehidupan
masa laluku?” kata Hyun Joo bingung karena tak ingat. Tuan Seo mengeluh kalau
istrinya tak boleh membahas hal itu.
“Apa Kau
sudah makan malam, Hyun Joo?” tanya Tuan Seo mengalihkan dan ibunya yang
menjawab.
“Dia
minum dengan CEO-nya dan Dia melarangku mengatakannya.” Ucap Nyonya Seo. Hyun
Joo panik mendengarnya dan Do Gyum langsung terdiam menahan amarah.
“Kenapa
begitu? Kenapa dia tidak bisa membicarakannya? Apa itu rahasia?” tanya Tuan
Jung heran.
“Aku
benci CEO kami.” Akui Do Gyum. Tuan Jung heran dan ingin tahu alsanya. Do Gyum
mengaku hanya Benci saja lalu pamit pergi dan meninggalkan es krim diatas meja.
“Apa kau Sudah
mau pergi? Hyun Joo baru saja tiba.” Kata Tuan Jung. Do Gyum beralasan sudah
terlambat bekerja dan akan kembali lain kali.
Nyonya
Seo langsung menyuruh anaknya agar mengejar Do Gyum. Hyun Joo mengeluh kesal
pada ibunya karena tak bisa menjaga rahasia.
Hyun Joo
memanggil Do Gyum di teras rumah. Do Gyum pun berhenti melangkah mengejek Hyun
Joo yang keluar rumah karena tidak puas melihat wajah tampannya. Hyun Joo
mengeluh dengan lelucon Do Gyum dan akhirnya bicara serius.
“Maaf aku
berbohong. Jika aku bilang akan menemui Pak Hwang, kukira kau akan marah.” Ucap
Hyun Joo tak enak hati.
“Itu
bukan kencan, kan?”kata Do Gyum. Hyun Joo menegaskan bukan
“Aku
tidak ingin kau menemuinya secara pribadi lagi... Astaga, aku bukan pacarmu... Aku
terdengar seperti pria obsesif, kan?” kata Do Gyum akhirnya pamit pergi. Hyun
Joo pun berpesan agar hati-hati di jalan.
Hyun Joo
pulang ke rumah sambil memegang perutnya karena merasa sakit, sat itu Min Jung
sudah menunggu dengan tatapan sinis mengeluh karena Hyun Joo yang mengabaikan
teleponnya. Hyun Joo mengaku tidak mengabaikan teleponnya.
“Aku
tidak enak badan hari ini. Mari bertemu besok dan...” ucap Hyun Joo yang
langsung disela oleh Min Jung
“Itu
karena kamu tidak mau meminjamiku uang. Bukankah begitu?” kata Min Jung marah
“Tidak,
itu jumlah uang yang besar. Setidaknya kau harus bilang kenapa kamu membutuhkan
uang sebanyak itu.” Ucap Hyun Joo
“Ini
hanya masalah keluarga.”tegas Min Jung. Hyun Joo pun ingin tahu ada apa karena
harus tahu apa yang bisa membantunya.
“Lupakan
saja. Aku tidak menginginkan uangmu. Aku akan mengambil pinjaman pribadi atau
memohon diberikan uang. Aku akan mengurusnya sendiri.” Ucap Min Jung marah.
Hyun Joo mencoba memanggil temanya sambil menahan rasa sakit.
“Hyun
Joo... Mulai hari ini, kamu bukan temanku lagi.” Ucap Min Jung marha dan
berjalan pergi.
“Kenapa
semua orang menyulitkanku?” keluh Hyun Joo dan menerima telp dari Nyonya Kim.
Hyun Joo
kaget kalau Nyonya Kim yang ingin
membatalkan kontrak dan tidak mengerti alasanya. Nyonya Kim hanya bisa menangis
menceritakanya. Hyun Joo ingin tahu Tuan Kim Kim Pal Do melakukan apa kepada
Bok Soon. Nyonya Kim akhirnya memberikan
telpnya pada Eun Jung.
“Ini aku,
Bu Seo... Ada kecelakaan.” Ucap Eun Jung. Tuan Kim hanya berdiri dengan wajah
tertunduk sementara Nyonya Kim menangis memanggil Bok Soon...
***
Flash Back
"Beberapa jam lalu di studio
Pelayan Kim"
Eun Jung
duduk disofa dan kaget melihat laba-laba menempel dibajunya, lalu mencolek Tuan
Kim yang duduk disampingnya. Tuan Kim langsung menjerit ketakutan dan keduanya
hanya bisa melompat-lompat. Tuan Kim lansung mengambil koran dan membuat Bok
Soon keluar jendela.
“Pak
Kang, aku berhasil!” teriak Tuan Kim bahagai, tapi Eun Jung panik karena itu
adalah binatang kesayangan Nyonya Kim dan Bok Soo akhirnya "Buang semuanya
untukku"
“Aku
melakukan pengendalian hama.”akui Tuan Kim. Nyonya Kim menangis karena sudah
kehilangan anaknya Bok Soon.
“Kenapa...
Aku akan ke sana dengan perkakasku. Jadi Terus hibur dia. Mengerti?” ucap Hyun
Joo menahan tangis.
Akhirnya Hyun
Joo masuk rumah menahan rasa sakitnya dan berbaring dilantai. Ia mencari nomor
telpnya "Do Gyum, Ibu, Yeong Eun,
Min Jung" I pikir anak menelp ibunya dan keduanya pun bergegas masuk ke
dalam rumah melihat anaknya yang tergeletak dilantai.
“Putriku,
ada apa? Lihatlah dia berkeringat.”ucap Tuan Seo panik. Nyonya Jung mengeluh
kalau sudah memberitahu anaknya.
“Ini
sebabnya kau tidak bisa hidup sendirian. Kau butuh suami yang bisa membawamu ke
rumah sakit saat sakit.” Kata Nyonya Seo
“Ya. Mengingat
yang terjadi padamu, kau harus mulai berkencan.” Ucap Tuan Seo dan keduanya memberiakn dua piliha foto pria
agar Hyun Joo memilih salah satunya sekarang. Hyun Joo pikir orang tuanya tak
boleh datang.
Akhirnya Hyun
Joo menelp Yeong Eun memberitahu kalau sakit perut parah jadi meminta agar
mengantarnya ke rumah sakit karena tidak bisa bergerak. Yeong Eun ingin tahu
Apakah seburuk itu karena tidak bisa datang, dan sedang kerja lapangan.
“Apa Kau
sudah menelepon Do Gyum?” tanya Yeong Eun. Hyun Joo mengaku belum.
“Aku akan
memanggil taksi dan pergi sendiri. Jangan khawatir.” Ucap Hyun Joo.
Ji Woo
sedang membuka kopi di mesin lalu masuk ke kamar, saat itu ponselnya berdering
dan mengangkatnya. Tapi yang datang ke rumah Hyun Joo adalah Ji Woo. Ji Woo
berlari menaiki tangga dan masuk ke rumah Hyun Joo. Hyun Joo sudah tergeletak
dilantai.
Hyun Joo
pun dibawa ke IGD dengan Ji Woo yang berteriak meminta agar bisa menolongnya. Ji Woo pun menemani
Hyun Joo yang sedang melakukan pemeriksaan.
Di
ruangan, Nyonya Kim seperti mengalami suatu gejala mulai meminum obat. Saat itu
seseorang datang memberikan informasi yang diminta. Nyonya Kim mengucapkan terimkasih dan langsung melihat
isi amplopnya semua isi profile "Seo Hyun Joo, Pendidikan, Pengalaman
Kerja, Keluarga"
Saat itu
telpnya berdering dan kaget mengetahui Pak Hwang di UGD. Sebelum pergi Nyonya Kim melihat foto Hyun Joo.
Do Gyum
menerima telp dari Young Eun, Young Eun ingin tahu Bagaimana Hyun Joo, apakah
Dia baik-baik saja. Do Gyum bingung karena menanyakan keadaan Hyun Joo padanya.
“Apa
terjadi sesuatu padanya?” tanya Do Gyum. Young Eun pikir CEO tidak memberitahunya.
“Aku
meneleponmu karena Hyun Joo sakit parah, tapi CEO-mu yang menjawabnya.” Ucap
Young Eun. Do Gyum menahan amarahnya.
Di rumah
sakit, Hyun Joo sudah terbaring dengan Ji Woo yang memegang tanganya. Nyonya
Kim datang lalu melihat gambaran yang sama saat melihat pria yang disukainya
dengan wanita lain. Ji Woo pun mengelus wajah Hyun Jo yang masih tertidur.
“Song Min
Ju.” Ucap Nyonya Kim yang melihat wajah Hyun Joo sama seperti musuhnya dulu.
Hyun Joo
membuka matanya dan bisa meihat Ji Woo yan menemaninya.
Bersambung
ke episode 13
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar