PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Guru Oh
marah menarik tangan Ae Jung, Dae Oh dengan nada sinis bertanya “Siapa kau? Suami,
pacar, saudara, atau keluarga?” lalu memperingatkan Jika bukan salah satunya,
maka jangan ikut campur. Ae Jung
berteriak marah memanggil nama Dae Oh.
Yeon Woo
mendengar nama Dae Oh mengingat label di Mp3 [OH DAE-OH ADALAH MILIK AE-JUNG]
“Kenapa?
Kau bukan siapa-siapa, 'kan? Jadi, pergilah.” Kata Dae Oh. Ae Jung hanya bisa
menghela nafas.
“Siapa
tahu? Mungkin aku salah satunya.” Ucap Yeon Woo. Ae Jung akhirnya berteriak
kesal meminta keduanya berhenti.
“Yeon-woo,
ini urusanku. Aku akan segera selesaikan ini dan turun. Ya? Maafkan aku.” Ucap
Ae Jung.
Ryu Jin
datang ke sekolah bertemu dengan Ha Nee bertanya apakah tahu di mana kelas 7-3.
Ha Nee terdiam melihat Ryu Jin sebagai ayahnya, dan akhirnya mengaku
sebagaiputri Noh Ae Jung. Ryu Jin kaget kalau ia adalah putri Ae Jung.
“Ya, aku
putrinya. Dan Aku juga putrimu. Tapi Kenapa kau membuang kami?” ucap Ae Jung
menangis.
“Maafkan
aku. Syukurlah aku masih bisa bertemu denganmu.” Kata Ryu Jin ikut menangis
“Bolehkah
aku memanggilmu ayah?” tanya Ha Nee. Ryu Jin memperbolehkan.
“Sekarang
kau bukan Noh Ha-nee, tapi Ryu Ha-nee.” Kata Ryu Jin. Ha Nee pun memangilnya
ayah.
“Aku
sangat merindukanmu.” Kata Ha Nee menangis dan Ryu Jin ingin mendekatnya.
Ha Nee
memanggil Ryu Jin yang sedang melamun. Ryu Jin pun tersadar dari lamunannya. Ha
Nee mengaku melihat nomor ponsel Ryu Ji di ponsel lama ibunya, Ryu Jin terdiam.
Ha Nee pikir Akan menjelaskan nanti, tapi sekarang meminta agar membantunya.
Yeon Woo
panik karena semua wali murid meminta maaf karena semua salahnya. Wali murid
merasa itu bukan salahnya, tapi Ini
salah ibunya Ha-nee. Semua ibu setuju menurutnya Ibunya Ha-nee ingkar janji. Ha
Nee tiba-tiba berteriak “Pengajar tamu sudah datang!”
Semua
orang ingin melihat siapa yang datang dan langsung berteriak histeris saat
melihat Ryu Jin berjalan di lorong. Mereka tak percaya kalau Orang ini adalah
pengajar tamu untuk hari ini...
“Astaga!
Hei, Kalian! Itu Ryu Jin!” teriak salah satu anak murid. Semua anak pun ikut
keluar kelas termasuk Dong Chan.
“Aku
pengajar tamu untuk kelas 7-3. Halo, aku Ryu Jin, seorang aktor.” Kata Ryu Jin
menyapanya. Semua benar-benar terkesima dengan sosok Ryu Jin memuji benar-benar
tampan.
“Ibunya
Ha-nee dan aku satu universitas.” Akui Ryu Jin. Semua tak percaya kalau Mereka
satu universitas. Ha Nee pun merasa bahagia karena bisa menyelamatkan ibunya.
Di lantai
atas, Ae Jung kesal pada Dae Oh merasa kalau sudah gila dan ingin tahu Apa yang
membuatnya penasaran sampai membuat keributan begini. Dae Oh menjawab Semuanya
yaitu Segalanya tentangmu selama 14 tahun ini. Ae Jung tak percaya mendengarnya.
“Kau
berjanji kepadaku. Kau akan memberi tahu alasanmu meninggalkanku 14 tahun lalu,
dan menceritakan semua yang terjadi selama ini.” Ucap Dae Oh
“Kau...Kenapa
kau begitu penasaran tentang itu?” keluh Ae Jung. Dae Oh mengaku mau tahu.
“Aku tahu
segalanya tentangmu 14 tahun lalu, tapi kini aku tak tahu apa-apa. Jadi, aku
penasaran. Rasa penasaran membuatku frustrasi. Itu sebabnya, aku... Aku...
Hanya saja... Aku hanya sangat jengkel.” Kata Dae Oh. Ae Jung bingung Dae Oh
yang Jengkel.
“Sudahlah...
Kita mulai dari pria tadi. Kudengar dia bahkan bukan suamimu. Apa yang
sebenarnya suamimu lakukan sampai pria itu...” kata Dae Oh
“Suamiku
sudah meninggal. Apa Itu yang ingin kau ketahui? Apa Itu yang mau kau tanyakan?”
kata Ae Jung
“Apa
katamu?” ucap Dae Oh kaget. Ae Jung mengaku Sebenarnya setiap Dae Oh berbicara
tentang suami dan merasa tak nyaman.
“Jadi,
dengarkan aku sekarang. Ini kali terakhir kau bicara soal mendiang suamiku. Itu
sangat menyinggung.” Tegas Ae Jung
Dae Oh
mengaku bukan hanya seperti itu. Ae Jung tak ingin membahasnya meminta agar
sekarang pergi dan Jangan penasaran tentang luka orang lain. Dae Oh merasa tak
enak hati mendengarnya dan merasa bersalah.
Akhirnya
Ryu Jin datang ke KELAS SPESIAL BERSAMA AKTOR FILM RYU JIN, seorang anak
bertanya apa Ryu Jin punya pacar. Ha Ne mengeluh kalau pertanyaan Kekanakan-kanakan
sekali. Ryu Jin mengaku Pacarnya adalah
para penggemarnya. Semua mengeluh karena
jawabnya Membosankan.
“Aku
hanya bicara hal jujur.” Akui Ryu Jin.
Tapi semua merasa itu bohong.
“Jangan
bercanda dan tanyakan pertanyaan yang serius.” Kata Guru Oh pada anak muridnya.
“Serius?
Beri tahu kami soal cinta pertamamu.” Kata salah satu anak. Mereka pun penasarn
ingin tahu Cinta pertama.
Saat itu
Ae Jung baru datang kaget melihat Ryu Jin yang ada diruangan kelas mengaja
mengantikan Dae Oh. Semua anak mendesak Ryu Jin ingin tahu Siapa cinta
pertamanya. Ryu Jin mencoba mengumbar senyum melihat Ae Jung dan mulai
memikirkan jawabanya.
“Cinta
pertamaku... Dia orang yang membuatku ingin menjadi aktor.Jika tak ada dia, mungkin
aku bukan aktor sekarang.” Akui Ryu Jin. Ae Jung terdiam mendengar jawaban Ryu
Jin.
“Bisa
beri tahu siapa orang itu? Lebih detail.” Ucap Anak-anak. Ryu Jin hanya bisa
tersenyum. Ha Nee menatap ibunya dan merasa yang dimaksud Ryu Jin adalah
ibunya.
Akhirnya
kelas berakhir dan beberapa anak meminta foto dan tanda tangan, sementara Ha
Nee melihat dari kejauhan lalu berbicara dengan Dong-chan bertanya Di antara
mereka berdua, siapa yang lebih mirip dengannya. Dong Chan melihat ke arah Ryu
Jin dan Guru Oh.
“Entahlah..
Tapi Kau lebih suka siapa?” ucap Dong Chan. Ha Nee hanya diam saja.
Saat itu
Manager Myung datang masuk ke dalam kelas meminta maaf mereka harus akhiri di
sini karena ada jadwal selanjutnya. Ryu Jin bingung karena ditarik keluar
Manager Myung. Semua orang mengejarnya termasuk Ae Jung. Tapi Ae Jung ada
barisan belakang.
Di mobil,
Ryu Jin marah pada manager Myung karena butuh lebih banyak waktu... Manager
Myung memberikan ponselnya agar Ryu Jin bisa membaca beritanya, dan Karena ini,
orang-orang bilang Ryu Jin adalah wali murid. Ryu Jin panik dianggap Wali murid
“Sudahlah.
Kita bicarakan lagi nanti.” kata Manager Myung dan akan pergi tapi tiba-tiba Ae
Jung menghentikan mobil.
“Apa ini?
Apa produser itu gila?” kata Manager Myung marah. Ae Jung mengetuk jendela
meminta izin agar bisa bicara.
“Kau pikir
aku senang melihatmu saat...” ucap Manager Myung marah. Ae Jung mengucapkan Terima
kasih sudah datang ke sini.
“Apa yang
kau lakukan? Hei, tunggu! Kenapa dia keluar?” kata Manager Myung panik melihat
Jin ada di keluar mobil.
Ae Jung
pun tak percaya bertemu dengan Ryu Jin. Manager Myung bingung bertanya apakah
Ryu Jin mengenalnya. Ryu Jin mengaku mengenal Ae Jung adalah juniornya di
universitas. Managr Myung tak percaya mendengarnya.
“Sudah
lama tak bertemu. Sudah 14 tahun, ya? Tapi bagaimana kau tahu aku di sini? Apa
Kau menelepon perusahaanku? Bagaimana kau bisa menjadi pengajar tamu?” tanya Ae
Jung. Dari kejauhan Ha Nee melihat dari kejauhan memberikan kode.
“Soal
itu...” kata Ryu Jin melirik ke arah Ha Nee. Ha Nee memberika tanda silang agar
Jangan bilang ibunya.
“Aku mau
bermain dalam film itu.” Ucap Ryu Jin. Ha Nee dan Manager Myung mendengarnya.
“Aku mau
membuat film denganmu, Noh Ae Jung.” Kata Ryu Jin. Ha Nee tak percaya kalau mau
melakukan denganya.
“Apa Kau
mau berperan dalam filmku? Jin, terima kasih banyak! Terima kasih banyak!”
jerit Ha Nee tak percaya Manager Myung
tak percaya mendengarnya.
Di mobil,
Manager Myung pikir Ryu Jin sedang bercanda dan ingin tahu nanti kalau Bu Song
berhasil membujuk Sutradara James. Ryu Jin hanya diam saja. Manager Myung pikir
ini bukan masalah besa karena Ryu Jin bisa menolaknya.
“Kita
bahkan tak meneken kontrak dengan wanita itu.” Kata Manager Myung.
“Kwae-nam...
Misalnya...orang-orang tahu aku punya anak haram, apa akan ada masalah dengan
debutku di Hollywood?” tanya Ryu Jin panik
“Tentu
saja bermasalah. Saat orang-orang tahu, kariermu akan tamat. Mana ada pengawal
yang mempunyai anak? Semua iklanmu juga akan berubah. Iklan kopimu berubah
menjadi iklan susu formula, dan iklan mobilmu menjadi iklan kereta bayi.” Jelas
Manager Myung.
“Meski
demikian, bukankah orang-orang akan memujiku karena bertanggung jawab? Semua orang
pernah berbuat kesalahan. Bukankah bagus jika kau bertanggung jawab atas
kesalahanku?” kata Ryu Jin
“Kenapa
kau mau dipuji dengan cara seperti itu? Jangan bilang anakmu adalah salah satu
murid sekolah itu.” Ucap Manager Myung. Ryu Jin hanya diam saja.
Ryu Jin
hanya diam saja. Manager Myung berteriak marah. Ryu Jin hanya bisa menatapnya.
Manager Myung meminta agar Ryu Jin Jawab bahwa itu tidak benar. Ryu Jin hanya
bisa diam saja.
Di
ruangan kelas, Guru Oh ingin mengirimkan pesan [AE-JUNG, AKU INGIN TAHU,APA KAU
BAIK-BAIK SAJA...] tapi mengurungkan niatnya dan mengingat kenangan masa
lalunya saat masa kuliah.
Flash Back
Guru Oh
menyimpan surat untu Ae Jung pada sebuah foto sambil berlatih bicara kalau
menulis ini sambil memikirkannya... tapi merasa kalimat itu kurang bagus.
“Ae Jung,
aku menyukaimu.”ucap Yeon Woo, lalu tiba-tiba mendengar suara teman Ae Jung dan
Ae Jung berpisah didepan kelas. Yeon Woo pun langsung bergegas berpura-pura
tidur.
TAHUN
2006
Ae Jung
masuk kelas tersenyum melihat Yeon Woo yang tertidur lalu memasangkan earphone
di telinganya. Yeon Woo pun terbangun dengan suara lagu yang diputar. Ae Jung
mengeluh agar Yeon Woo Jangan ketiduran di kelas.
“Kau
benar-benar aneh. Kenapa kau mengikuti kelas yang sangat membosankan ini di
universitasku? Lokasinya bahkan jauh. Butuh lebih dari satu jam, 'kan?” ucap Ae
Jung melihat Yeon Woo akhirnya terbangun.
“Lagu apa
ini? Aku suka.” Komentar Yeon Woo. Ae Jung tahu pasti dan Liriknya juga bagus.
“Waktu
itu, kau bilang ini rusak.” Kata Yeon Woo. Ae Jung membenarkan Tapi pacarnya
itu memperbaikinya. Yeon Woo pun melihat nama
OH DAE-O ADALAH MILIK AE-JUNG
“Aku
harus bersiap untuk kelas menarik lain.” Kata Ae Jung mengeluarkan buku dan
Yeon Woo pun menyimpan bukunya karena baru tahu Ae Jung sudah punya pacar.
Ae Jung
akan masuk bar, Hye Jin berteriak memanggilnya mengaku beli kue untuk merayakan keberhasilan misi
mereka. Ae Jung merasa Hye Jin tak perlu repot. Hye Jin pun mengaja masuk dan
pesta bersama yang lain.
“Kau
bilang Yang lain?” ucap Ae Jung bingung. Hye Jin membenarkan. Ae Jung bertanya aa Ada lagi yang datang
selain mereka. Hye Jin membenarkan.
Di dalam
bar, sudah ada Tuan Koo. Ae Jung hanya bisa mengeluh melihat ada Tuan Koo yang
membuatnya tak nyaman. Hye Jin meminta maaf karena Ae Jung bilang akan ada
perayaan, jadi mengundang mereka semua.
Ada dua pria duduk, yaitu Ryu Jin dan Dae Oh.
“Kau
pasti bercanda!” keluh Ae Jung. Nyonya Kang keluar dari balik bar ingin tahu
“Siapa?”
“Pria
yang membuatmu gila adalah salah satu dari mereka. Siapa pria itu?” kata Nyonya
Kang.
Tuan Koo
berdiri dengan sikap dinginya, Ryu Jin melihat Tuan Koo merasa Tuan Koo tampak
mengintimidasi dan ingin tahu siapa pria itu. Dae Oh pikir akan memperkenalkan.
Tapi Tuan Koo lebih dulu memberikan kartu namanya yaitu CEO Nine Capital, Koo
Pa-do sebagai investor film ini.
“Pak Koo
mengancam tak mau berinvestasi jika kami tak bisa membuatmu bermain dalam film
ini.”kata Dae Oh
“Itu
bukan ancaman. Tapi Itu sebuah kesepakatan.” Tegas Tuan Ko. Dae Oh mengejek tak
percaya.
“Jadi Itu
caramu membuat kesepakatan. Aku pikir itu ancaman.” Balas Dae Oh.
Nyonya
Kang tiba-tiba datang karena merasa mereka sudah menunggu dan membawakan
makanan pembukanya. Mereka pun mengucapkan terima kasih Hye Jin akhirnya ikut
bergabung bertanya apakah mereka sudah saling berkenalan, Ketiganya menganguk.
***
Ae Jung
mencoba mengambil botol wine dibagian atas tapi tak sampai. Ryu Jin tiba-tiba
datang membantu, mengambilkan botol dan memastikan kalau akan mengambil botol
wine. Ae Jung membenarkan dan mengucapkan terima kasih.
“Kau
tahu, aku sudah dengar ceritamu dari Dae Oh. Maaf, seharusnya aku menghubungimu
lebih dahulu.” Kata Ryu Jin
“Aku
merasa selalu berutang padamu. Terima kasih sudah memercayaiku, dan setuju
untuk bermain. Aku harus bekerja keras agar tak merusak kariermu.’ Kata Ae Jung. Ryu Jin menatap seperti merasa tak
enak hati.
“Astaga,
jangan melihatku seperti itu. Hidupku baik-baik saja. Aku sangat bahagia. Lebih
bahagia dari kebanyakan orang. Jadi, jangan khawatirkan aku.” Ucap Ae Jung
“Aku tak
mengkhawatirkanmu. Kenapa harus khawatir? Kau tampak hebat. Kau kembali ke dalam
hidupku lebih baik dari sebelumnya. Aku bahkan iri kepadamu.” Akui Ryu Jin.
Ae Jung
hanya bisa tertawa, Ryu Jin ingin bicara tapi Hye Jin lebih dulu masuk
memanggil Ae Jung. Hye Jin bingung melihat keduanya dan bertanya Apa yang
mereka lakukan di sini. Ae Jung berpura-pura melihat banyak debu dan heran
melihat Hye-jin yang sudah mabuk.
Di meja
bar, Tuan Koo dengan santai meminum
habis winenya. Sementara Dae Oh seperti tak bisa dengan wine hanya meminum
sedikit, lalu berkomentar kalau Tuan Koo kuat minum miras. Tuan Koo pikir Tak
ada obat tidur sebaik miras.
“Kau
pasti telah melakukan banyak hal buruk sampai tak bisa tidur.” Komentar Dae Oh.
Tuan Koo menatap sinis.
“Maafkan
aku.. Aku tak bisa tak memikirkan sisi gelapmu.” Kata Dae Oh.
“Sepertinya
kau tak suka aku terlibat dalam film ini.” Kata Tuan Koo. Dae Oh membenarkan.
“Banyak
yang aku ragukan. Apa alasanmu mau berinvestasi dalam sebuah film?” kata Dae
Oh. Saat itu Nyonya Kang datang.
“Sepertinya
camilannya habis. Sebentar lagi miras yang sangat keras akan disajikan.” Ucap
Nyonya Kang dan Ae Jung datang dengan minuman yang lain.
“Kenapa
kau lama sekali di toilet?” keluh Dae Oh melihat Ryu Jin yang baru datang.
“Kita
harus memilih miras terbaik untuk merayakan hal ini.”kata Ae Jung
“Kau sudah
berusaha keras, Nona Noh.” Puji Tuan Koo. Ae jung pun mengucapkan terimakasih
pada Tuan Koo.
“Kenapa
harus berterima kasih, padahal dia menyusahkanmu?” ejek Dae Oh
“Sebenarnya,
bukankah kau orang yang paling menyusahkan dalam semua proses ini, Nona Noh?”
balas Tuan Koo. Dae Oh merasaTak masuk akal.
“Sejujurnya,
hal yang paling sulit adalah mendapatkan Ryu Jin, 'kan?” ucap Dae Oh. Ryu Jin
mengeluh karena melibatkannya.
“Tapi
karena persahabatan Ryu Jin denganku dia mau bekerja sama dalam film kita. Terima
kasih, Ryu Jin.” Kata Dae Oh bangga.
“Kalian
bertiga sama saja...Nona Noh berusaha sangat keras. Coba Lihat saja, dia sampai
kurus begini.” Ucap Hye Jin sambil menangis.
“Sudahlah,
Hye-jin. Ini hari yang membahagiakan. Ayo lupakan kesulitan kita, dan minum
demi masa depan.” Kata Ae Jung memeluk Hye Jin
“Pak Jin,
Nona Noh pergi ke pratayang filmmu, berharap bisa merekrutmu, tapi para
reporter mendorongnya.” Ucap Hye Jin. Ryu Jin hanya bisa tertunduk.
“Pak
Cheon! Karena masalah surat kontrak denganmu, dia sangat sibuk ke sana kemari.
Dia sangat tertekan waktu itu.” Ungkap Hye Jin. Dae Oh pun tertunduk.
“Pak
Koo... Kau sangat menakutkan. Karena misi darimu yang hampir mustahil, Nona Noh
tak pernah bisa makan dengan tenang.” Ucap Hye Jin
“Sudahlah,
Hye-jin... Berhenti!” kata Ae Jun. Hye Jin mengaku sudah lihat semua.
“Aku
sudah melihat air mata dan usaha keras Nona Noh.” Kata Hye Jin dan mereka pun
saling berpelukan, Dae Oh pun memuji Ae Jung ksangat keren.
“Dia
memang Ae Jung yang kita kenal.” Komentar Ryu Jin. Tuan Ko lalu memutsukan yang
akan traktir hari ini.
“Sebagai
ucapan selamat untuk Nona Noh.” Ucap Tuan Ko. Ryu Jin tak mau kalah memanggil
Nyonya Kang.
“Apa di
sini ada anggur Cabernet Blanc? Jika ada, aku mau traktir kalian itu.” Kata Tuan
Ko
“Aku tahu
ini tak akan cepat berakhir.” Ucap Nyonya Kang merasa mereka akan saling
bersaing.
Tuan Koo
membawa tas Ae Jung dan sibuk mencari alamat dari peta. Sementara Ryu Jin dan
Dae Oh sibuk membawa Ae Jung yang sangat mabuk meminta agar Hati-hati. Dae Oh
mengeluh kenapa harus hati-hati karena akan pulang
“Pelankan
suaramu.” Ucap Ryu Jin menutup mulut Ae Jung dan mengeluh Ini seperti dahulu
karena belum berubah. Tuan Koo bingung akhirnya menelp Hye Jin
“Kau bisa
Lewati gang kedua, lalu belok kanan. Nanti akan ada penatu.” Ucap Hye Jin yang
ada dalam taksi lalu muntah. Tuan Koo pun tak bisa menahan mual mendengarnya.
Tuan Koo
akhirnya berjalan ke arah depan, dan menyuruh agar mengikutinya. Dae Oh
mengeluh kalau Tuan Koo memerintah mereka. Sementara Ae Jung yang mabuk
berteriak mau karaoke dan harus minum miras lagi.
Tuan Koo
berjalan mencari rumah Ae Jung dan saat itu Guru Oh sedang membuang sampah, dan
kaget melihat Tuan Koo yaitu Ayahnya Dong-chan. Tuan Koo pun bingung melihat
Tuan Koo ada di sini. Dae Oh pun tak percaya kalau mereka sungguh tinggal
bersama.
“Apa yang
kau lakukan di sini?”ucap Ibu Ae Jung keluar rumah dan kaget melihat anaknya
dipapah dua pria karena mabuk.
“Itu Choi
Hyang-ja kesayanganku.” Ucap Ae Jung memanggil ibunya dan memeluknya. Nyonya
Choi hampir jatuh karena pelukan anaknya.
“Akan
kubawa dia masuk.” Kata Guru Oh mengendong Ae Jung masuk. Nyonya Choi mengeluh
meminta anaknya diam saja.
“Filmku
akan dibuat, Hyang-ja. Kita sekarang bisa pindah ke apartemen. Apartemen dengan
lampu berkelip-kelip. Apartemen kita. Apartemen! Apartemen mewah!” teriak Ae
Jung saat masuk rumha.
“Berarti
kalian...” ucap Nyonya Choi. Dae Oh mengaku sebagai sutradara dan Tuan Koo sebagai investor...
“Aku tak
tahu dia diantar oleh orang-orang penting. Terima kasih.” Kata Nyonya Choi
sementara Ryu Jin sibuk melihat ponselnya.
“Nenek.
Kenapa ibu begitu? Ibu benar-benar...” keluh Ha Nee keluar rumah dan kaget
melihat Ryu Jin datang dengan dua pria lainya.
“Ini
orang-orang yang bekerja dengan ibumu. Tapi bagaimana bisa kalian di luar terus
begini?” ucap Nyonya Choi.
Ryu Jin
membaca pesan dari Manager Myung “Ini Darurat! Bu Song memanggilmu.”
“Silakan
masuk. Aku akan buatkan teh madu.” Kata Nyonya Choi. Ha Nee bertanya apakah Ryu
Jin akan masuk. Ryu Jin menganguk.
“Kau
pasti putri Ae Jung.” Kata Dae Oh. Ha Nee pun menyapanya dengans senyuman
bahagia.
“Bu, maaf
tapi mungkin lain kali saja. Ayo pergi.” kata Ryu Jin. Dae Oh mengeluh kalau
mereka masuk dahulu. Tapi Ryu Jin menariknya pergi. Tuan Ko pun memberikan tas
Nona Noh.
“Aku akan
berkunjung lagi. Selamat malam.” Kata Tuan Ko pamit pergi.
“Sebenarnya
aku mau berfoto dengan aktor itu.” Komentar Nyonya Choi, tapi Ha Nee terlihat
kecewa melihat kepergian Ryu Jin.
Ae Jung
dibawa ke kamar dan masih berbicara “Ae Jung tak mati.” Yeon Woo mendengarnya
hanya tersenyum membalas kalau Ae Jung tak mati. Saat itu tiba-tiba Ae Jung
menarik baju Yeon Woo dan mereka pun berada dalam posisi saling berhadapan.
Yeon Woo
gugup karena Ae Jung ada dibawahnya, dan buru-buru berdiri karena gugup.
Ryu Jin
kembali ke kantor mengeluh kalau ini membuatnya gila, lalu menerima pesan dari
Ha Nee “Pak Ryu, kenapa pura-pura tak kenal aku? Apa kau menghindariku?” Ia pun
hanya bisa menghela nafas dan saat itu Manager Myung menelpnya.
“Jin,
tunggu sampai aku datang. Aku akan segera tiba.” Ucap Manager Myung.
“Ada apa
sebenarnya?” tanya Ryu Jin heran dan akan masuk ke ruangan CEO.
Tiba-tiba
semua sudah berkumpul dan langsung memberikan Selamat. Ryu Jin hanya bisa
melonggo melihatnya, Nyonya Song pun membawkan kue mengaku sudah tahu Ryu Jin
akan berhasil karena Sutradara James berubah pikiran.
“Debutmu
di Hollywood sudah pasti.” Ucap Nyonya Song. Ryu Jin hanya bisa terdiam.
“Kau
kenapa? Ada masalah?” tanya Nyonya Song heran melihat reaksi Ryu Jin.
“Maafkan
aku, Semuanya... Aku... tidak akan ke Hollywood.” Akui Ryu Jin. Nyonya Song
kaget kalau Mendadak begini
“Aku akan
bermain di film yang lebih bagus.” Kata Ryu Jin. Nyonya Song melonggo
kaget. Saat itu Manager Myung datang dan
kaget karena Ryu Jin sudah lebih dulu datang.
“Kwae-nam...
Apa Kau sudah tahu hal ini?” tanya Nyonya Song marah. Manager Myung hanya bisa
tertunduk diam.
“Apa Kau
sudah tahu hal ini?” teriak Nyonya Song marah dan ingin melempar kue ke arah
Manager Myung. Ryu Jin langsung menghalanginya.
“Seharusnya
kau lempar itu kepadaku. Aku yang berkata tak akan ke Hollywood, bukan
Kwae-nam.” Ucap Ryu Jin marah pada Nyonya Song. Nyonya Song pun hanya bisa
terdiam.
“Pak
Park, ini aku, Ryu Jin. Aku mau memberimu berita eksklusif. Judul beritanya
adalah... "Ryu Jin melepaskan debut Hollywood." Kata Ryu Jin
berbicara ditelp. Nyonya Song berteriak marah.
“Ryu...
Kenapa kau begini kepadaku?” kata Nyonya Song langsung melempar ponsel Ryu Jin.
“ Untuk
sementara, keadaan akan tenang berkat kau.” Ucap Ryu Jin mengambil ponselnya
dan pergi.
Pagi hari
Nyonya
choi membuatkan sup touge untuk anaknya karea pasti pengar jadi harus Makan
yang baik. Ae Jung heran Mengapa Ibunya baik sekali kepadanya dan berpikir
sudah berbuat salah. Nyonya Choi heran
Ae Jung tak pernah cerita tentang lingkungan tempatny bekerja.
“Apa
maksud Ibu?” tanya Ae Jung heran. Ha Nee pikir ibunya sungguh tak ingat.
“Tiga
pria membawa Ibu pulang.” Kata Ha Nee. Ae Jung tak percaya kalau Tiga pria
membawanya pulang dan langsung makan tak ingin membahasnya.
“Aktor
memang sangat berbeda. Aslinya lebih tampan. Investormu juga sangat berkarisma.
Sutradara filmmu... Tunggu. Apa dia pengajar tamu di kelas Ha-nee...” ucap
Nyonya Choi
“Kemarin
pria lain yang menjadi pengajar tamu. Ryu Jin.” Ha Nee. Nyonya Choi kaget
bertanya kenapa.
“Apa Cheon
Eok-man tak datang?” tanya Nyonya Choi.
Ae Jung menjelaskan pada ibunya kalau Terjadi sesuatu kemarin.
“Menurutku
itu hebat. Aku mendengar soal cinta pertamanya.” Cerita Ha Nee memancing.
Nyonya Choi tak percaya membahas Cinta pertama
“Ya.
Kemarin dia bilang cinta pertamanya adalah orang yang membuatnya ingin menjadi
aktor.” Cerita Ha Nee
“Ini
Pasti seru... Seharusnya aku ke sana.” Unkap Nyonya Choi. Ae Jung hanya bisa
tertunduk tak ingin membahasnya.
“Tapi
siapa cinta pertama Ibu? Aku hanya penasaran dengan tipe pria yang Ibu sukai.”
Kata Ha Ne pada ibunya. Ae Jung terlihat kebingungan.
“Ibumu
mirip denganku. Dia suka pria yang punya wajah berkarakter. Astaga. Seingatku, ketiga
pria semalam punya...” kata Nyonya Choi dan langsung disela oleh Ae Jung.
“Apa yang
Ibu katakan? Astaga, Ibu tak tahu apa pun... Aku tak suka tipe seperti itu.’
Teriak Ae Jung. Nyonya Choi heran anaknya sampai berteriak begitu.
“Jadi,
ternyata aku tak mirip ayah. Hidung dan mataku besar. Apa mata dan hidung
ayahku kecil?” ucap Ha Nee. Nyonya Choi dan Ae Jung hanya terdiam. Ha Nee pikir
kalau tidak tak perlu dibahas dan pamit pergi.
***
Bersambung ke Part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar