PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 23 Juli 2020

Sinopsis Men Are Men Episode 11

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Do Gyum tak bisa menahan amarah mencari Ji Woo. Saat itu Ji Woo berjalan dilorong, Do Gyum langsung memberikan pukulanya. Seo Yoon dan Hyun Joo kaget melihatnya. Ji Woo pun tak bisa menahan amarahnya bertanya apa yang baru dilakukan Do Gyum padanya.
“Kau baik-baik saja, Pak Hwang?” ucap Hyun Joo mendekat. Ji Woo mengaku baik-baik saja.
“Apa niatmu saat menulis catatan itu?” tanya Do Gyum marah. Seo Yoon mendengar dari kejauhan.
“Kenapa aku harus menjelaskannya kepadamu?” balas Ji Woo sinis.  Do Gyum makin marah ingin memberikan pukulan.
“Hei. Do Gyum. Hentikan... Do Gyum. Ayo bicara.” Ucap Hyun Joo menahan Do Gyum. Do Gyum berjalan pergi dengan wajah penuh amarah. 

Hyun Joo mengejar Do Gyum sambil terus memanggilnya. Do Gyum terus berjalan keluar dari penginapan. Hyun Joo pun menarik Do Gyum agar bisa bicara dan berhenti berjalan. Do Gyum pun terpaksa berhenti.
“Semarah apa pun kau, kau tidak boleh memukul orang seperti itu.” Ucap Hyun Joo
“Apa yang harus kulakukan? Apa aku harus berdiri dan melihat karena dia melakukan hal-hal mesum kepadamu?” kata Do Gyum marah
“Tidak. Setidaknya kita harus mendengar penjelasannya. Belum terlambat untuk memutuskan apa yang harus dilakukan setelah mendengar alasannya melakukan itu.” Jelas Hyun Joo. Do Gyum hanya bisa menghela nafas.
“ Aku kemari bukan untuk bersenang-senang. Ini lokakarya, dan aku ingin menyelesaikan jadwal perjalanan dan pulang. Aku tidak mau menyebabkan masalah dengan hal seperti ini.” Ucap Hyun Joo. Do Gyum hanya diam saja.
“Maafkan aku. Ini semua salahku. Apa kamu berpikir untuk mengubah studiomu?” kata Hyun Joo
“Aku tidak berniat melakukan itu.” Kata Do Gyum. Hyun Joo pikir itu akan tidak nyaman.
“Aku lebih baik merasa tidak nyaman daripada cemas. Aku akan mencari udara segar.” Ucap Do Gyum dan langsung berjalan pergi.
Hyun Joo hanya bisa menatap jauh Do Gyum dan melihat kertas yang dituliskan "Hwang Ji Woo" sebagai permintaanya “Tolong habiskan satu malam denganku, Hyun Joo.  Sampai jumpa di Hotel Hanseo.”


Hyun Joo gugup mengentuk pintu kamar Ji Woo, lalu memberanika diri menekan bel. Ji Woo pun membuka pintu kamar, Hyun Joo langsung ingin tahu apa niatnya saat menulis permintaan itu. Ji Woo  mengaku bisa tahu dari wajahnya bahwa ada kesalahpahaman.
“Apa Ada kesalahpahaman soal bermalam di hotel?” tanya Hyun Joo. Ji Woo menegaskan bukan seperti itu
“Aku berjanji.” Tegas Ji Woo. Saat itu Seo Yoon datang memberitahu Ji Woo kalau Makan malam sudah siap.
“Sekretaris Nam kembali karena ada urusan.” Ucap Seo Yoon. Ji Woo menganguk mengerti.
“Bu Seo. Aku tidak bisa menghubungi Pak Park. Apa Kau tahu di mana dia?” tanya Seo Yoon.
“Dia akan segera kembali.” kata Ji Woo gugup. Seo Yoon pun menganguk mengerti.
“Aku akan bicara denganmu nanti.” ucap Hyun Joo memilih untuk pamit pergi pada Ji Woo. 


Ji Woo pun berkumpul dengan semua timnya untuk makan malam da memberitahu kalau pemenang misi terakhir adalah Pak Hwang. Tuan Kim langsung memberikan selamat walaupun terlihat kesal.
“Aku berdoa bahwa salah satu karyawan magang akan menjadi pemenang, tapi tidak ada yang berhasil menyelesaikan misi.Kuharap kamu akan melakukan yang terbaik tidak peduli seberapa sepele pekerjaan ini.” Kata Hyun Joo. Semua menganguk mengerti.
“Kerja bagus, Semuanya...  Selamat menikmati.” Ucap Eun Joo pada pegawai lainya.
“Omong-omong, Mengenai hukuman untuk permainan kelompok, kamu tidak akan tidur di auditorium, bukan?” tanya Mi Ok
“Tentu saja, aku akan menerima penaltiku. Aku akan memindahkan barang-barangku setelah makan malam.” Kata Hyun Joo
“Astaga. Bagaimana kau bisa menjadi CEO hebat kami, Pak Hwang, tidur di kantong tidur di auditorium? Itu tidak masuk akal. Astaga, mataku. Kehebatanmu menyilaukanku.” Kata Tuan Kim menjilat
“Tidak apa-apa. Peraturan tetap peraturan.” Kata Ji Woo. Tuan Kim pikir ini Sulit dipercaya.
“Kalau begitu, kurasa kita bertiga bisa merasa nyaman dan tidur di sana.” Ucap Do Gyum datang dengan senyuman dan langsung duduk diantara Hyun Joo dan Ji Woo.
“Dari mana saja kau?” tanya Eun Jae. Do Gyum mengaku hanya pergi ke pantai sebentar.
“Akan sia-sia jika kita hanya minum saat lokakarya. Mari bermain permainan kejujuran.” Kata Seo Yoon. Semua langsung menyetujuinya
“Kekanak-kanakan sekali. Kenapa kita memainkan ini? Tapi Aku menyukainya.” Kata Bo Hee tersenyum.
“Kurasa itu ide bagus. Kita bisa dekat dengan menanyakan hal yang membuat kita penasaran. Ini bagus.” Kata Da Eun
“Jika tidak mau menjawab, kau minum ini sebagai hukuman.” Ucap Tuan Kim menuangkan soju. Mi Ok mengeluh Itu berlebihan tapi yang lain setuju.
“Baiklah. Semuanya, siapkan pertanyaan kalian... Mari mulai.” Kata Eun Jae  lalu memutar botol diatas meja. 

Botol diputar dan langsung mengarah pada Do Gyum. Semua langsung mengelu-elukan nama Do Gyum. Eun Jae pun bertanya Siapa yang mau lebih dahulu. Seo Yoon langsun mengangkat tangan ingin bertanya lebih dulu. Semua pun menyetujuinya.
“Apa kau memiliki hubungan dengan seseorang saat ini?” tanya Seo Yoon. D Gyum menjawab tidak. Seo Yoon tersenyum mendengarnya.
“Kalau begitu, apa kau menyukai seseorang?” tanya Seo Yoon. Do Gyum mengaku  Ada seseorang yang disukai sambi menatap ke arah Ji Woo.  Wajah Hyun Joo langsung panik.
Seo Yoon berpikir kalau yang dimaksud itu Do Gyum itu Hyun Joo karena sebelumnya terlihat marah sampai memukul Ji Woo
“Apa orang itu di sini?” tanya Seo Yoon. Semua merasa kalau itu tak mungkin.
“Itu...” kata Do Gyum menatap kearah Ji Woo, Semua pun menunggu karena sangat penasaran.
“Kita akan mendapat masalah jika dia mabuk.” gumam Hyun Joo dan langsun berteriak “Kesatria hitam!” dan meminum soju dari gelas Do Gyum. Semua kaget dengan terikan Hyun Joo.
“Pak Park harus bekerja besok.” Kata Hyun Joo. Semua pun memuji Hyun Joo yang mau meminum untuk Do Gyum


“Mari kita lanjutkan dengan momentum ini dan pilih orang berikutnya.” Kata Tuan Kim mulai memutar botol dan mengarah pada Ji Woo.
“Aku ingin mengajukan pertanyaan pertama. Apa yang kau tulis sebagai permintaan?” ucap Do Gyum memancing
“Aku baru-baru ini bertemu seseorang yang sudah lama kucari. Aku menuliskan sesuatu yang ingin kukatakan sebagai keinginanku.” Kata Ji Woo
“Siapa orang itu? Apa yang ingin kau katakan kepada mereka?” tanya Seo Yoon. Mi Ok memuji itu Pertanyaan bagus.
“Itu... Wanita itu...” ucap Ji Woo, mereka pun tak percaya kalau Seorang wanita. Hyun Joo makin panik mendengarnya.
“Kesatria hitam! Aku akan menjadi kesatria hitammu!” teriak Hyun Joo dan langsung meminum habis soju dalam gelas.
Ji Woo dan Do Gyum hanya bisa melonggo tajam, Hyun Joo akhirnya tak bisa menahan rasa mabuknya dan langsung jatuh pingsan. Semua panik melihat Hyun Joo yang tergeletak di lantai. 


Akhirnya Hyun Joo dibawa masuk ke dalam auditorium dengan Ji Woo dan Do Gyum. Ji Woo melihat Hyun Joo seperti ingin muntah dan bertanya Apa perutnya baik-baik saja. Ji Woo pun meminta agar Hyun Joo naik ke kamar  dan mengambil bantal.
“Kau harus melakukannya.” Ucap Do Gyum. Ji Woo pikir  Seseorang harus menahannya jadi Do Gyum harus melakukannya.
“Aku akan menggendong Hyun Joo, jadi, kau harus mengambilnya.” Kata Do Gyum
“Aku menyinggungnya lebih dahulu. Selain itu, Bu Seo adalah kesatria hitamku.” Tegas Ji Woo
“Dia juga milikku. Dia kesatria hitamku lebih dahulu.” Kata Do Gyum saling tarik menarik.
Akhirnya Hyun Joo setengah tersadar langsung mendorong keduanya dan berjalan ke arah tempat tidur yang sudah disiapkan. Keduanya melihat Hyun Joo sudah berbaring dengan cara bertelungkup. Akhirnya keduanya berlari untuk melindungi Hyun Joo.
Ji Woo lebih dulu mendapatkan selimut dan langsung memberikan pada Hyun Joo. Do Gyum melihat ada selimut lain dan membuatnya jadi bantal untuk Hyun Joo. Keduanya saling menatap dingin dengan Hyun Joo yang tertidur di tengah-tengah. 


Eun Jae terpaksa harus tidur dengan Tuan Kim dengan tangan dan kaki yang kemana-mana. Seo Yoon tak bisa tidur memikirkan yang terjadi sebelumnya. Hyun Joo pun terbangun dari tidurnya karena kembali bermimpi tentang masa lalunya.
Ia melihat Ji Woo yang tertidur disampingnya dan mengingat saat menyentuh bibirnya, seperti ingatan tentang masa lalunya datang, mulai dari berdoa dibawah pohon sakura sampai duduk disebuah restora.

“Kalau dipikir-pikir, itu juga terjadi saat itu. Apa itu kebetulan? Ada apa?” tanya Hyun Joo bingung dan mencoba untuk mendekati bibir Ji Woo karena ingin tahu apa lagi yang akan dilihatnya.
“Ahh.... Aku sudah gila. Aku sudah tidak waras.” Kata Hyun Joo tersadar kalau tak boleh mencium Ji Woo disaat seperti ini dan mencoba untuk tidur kembali.
Saat itu Ji Woo membuka matanya dan merasakan Hyun Joo yang tadi  akan menciumnya. Sementara Do Gyum ternyata belum tertidur seperti menahan amarahnya dan langsung memiringkan tidurnya membelakangi Hyun Joo. 



Pagi hari, semua berkumpul untuk kembali pulang. Ji Woo pun mengatakan mereka semua yang sudah berkerja keras. Tuan Kim ingin tahu keadaan Ji Woodan mengaku tidak bisa tidur sama sekal Karena sangat mengkhawatirkan CEO hebat tidur di lantai auditorium.
“Terima kasih sudah mencemaskanku.” Kata Ji Woo. Hyun Joo akhirnya memuji mereka semua juga
“Istirahatlah akhir pekan ini, sampai jumpa hari Senin.” Kata Hyun Joo. Semua pun pamit. Seo Yoon sempat terdiam menatap Do Gyum tapi akhirnya beranjak pergi.
“Mari kita adakan pesta penutupan.” Kata Tuan Kim dan mereka pun beranjak pergi.
“Sampai jumpa hari Senin.” Kata Hyun Joo pamit. Ji Woo pikir  masih ada yang harus mereka bicarakan.
“Tidak ada yang bisa kukatakan padamu.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo pikir  akan meneleponnya nanti lalu masuk ke mobil karena Sek Nam sudah menjemputnya. Hyun Joo ingin bicara tapi mobil sudah pergi menjauh.
“Apa yang dia pikirkan?” kata Hyun Joo. Do Gyum yang melihatnya hanya bisa menatap sinis. 


Seorang pria muda membawa sebuket bunga, Ji Ah baru keluar dari tempat kerjanya dan kaget melihat pria muda tersebut dan bertanya Apa mereka berencana bertemu hari ini. Si pria menjawab tidak tapi ingat kalau Ji An bilang
“Bahwa kau suka bunga peony kali terakhir kita bertemu.” Kata si pria. Ji Ah senang menerima bunga dan mengucapkan Terima kasih lalu berjalan pergi.
Di mobil, Min Jung berbicara dengan suaminya agar u mengawasi Su Bin setelah makan siang karena ingin mengunjungi ibunya di sore hari. Sang suami mengeluh kalau Min Jun bisa pergi selama seminggu dengan nada menyindir.
“Kau hanya tinggal di rumah, haruskah aku menjaga anakku di akhir pekan, hari liburku?” kata suaminya.
“Baiklah. Aku tidak akan pergi.” kata Min Jung kesal lalu melihat Ji Ah jalan dengan pria muda menyebrang jalan didepanya.
“Itu Jin Ah. Tapi Bukankah itu Ji Hwan?” kata Min Jung heran. Suaminya bingung siapa Ji Hwan.
“Ya. Dia teman Do Gyum... Dasar gila. Apa yang dia lakukan?” kata Min Jung. Suaminya langsung memperingati agar tak bicara kasar didepan anak mereka.
“Ibu. Apa arti "dasar gila"?” tanya Su Bin. Min Jung menjawab Anak-anak tidak perlu tahu frasa seperti itu.
“Ibu selalu bilang anak-anak tidak perlu tahu. Bahkan Ibu juga tidak memberitahuku apa itu pinjaman.” Kata Si Bin. Suami Min Jung bingung karena anaknya membahas tentang pinjaman.
“Ibu tidak membacakanku buku dongeng, dan dia terus berbicara di telepon untuk meminta pinjaman.” Kata Su Bin
“Astaga. Kapan ibu melakukan itu?” ucap Min Jung panik mencoba mengelak.
“Kau tidak mengatakan itu kepadaku. Selain itu, kenapa kau butuh pinjaman?” ucap Suaminya. Min Jung terpojok dan suara klakson terdengar karena mobil Min Jung tak jalan. 



Do Gyum di depan ruangan mencoba menguping dari depan kamar Ji Woo. Ji Woo berbicara ditelp dengan seseorang “Sampai jumpa di hotel. Aku akan memesan tempat atas namaku.” Ia pun berpikir kalau Ji Woo akan bertemu dengan Hyun Joo di hotel.
“Kau pasti sibuk. Kau pergi begitu sampai di rumah.” Komentar Do Gyum melihat Ji Woo keluar dari kamar.
“Aku punya rencana.” Kata Do Gyum bergegas dengan setelan jasnya. Ji Woo pun hanya menatapnya sampai Do Gyum pergi.
Do Gyum pun bergegas keluar rumah dan langsung naik taksi meminta agar mengikuti mobil Do Gyum dengan cepat.  Ia berusaha menelp Hyun Joo tapi tak menjawabnya, wajahnya kesal karena berpikir Hyun Joo akan bertemu dengan Do Gyum.
Do Gyum melihat dari kejauhan Ji Woo masuk ke hotel memberitahu aau sudah memesan tempat atas nama Hwang Ji Woo. Seorang pegawai pun mengantarnya ke sebuah ruangan. Do Gyum meihat ada sepatu wanita yang duduk didepan Ji Woo.
“Maaf aku terlambat.” Ucap Ji Woo. Do Gyum makin penasaran karena pintu ditutup cepat tak bisa melihat wajah si wanita.
“Ada apa? Tanya Ji Woo di dalam ruangan, Do Gyum pun menguping dari depan pintu karena penasaran.
“Sulit melihat wajahmu.. Sejujurnya, kita mendapat lamaran pernikahan. Ibu yakin kau sudah tahu, tapi dia putri Pimpinan Kim Sun Hee. Dia orang berpengaruh di bidang medis.” Kata Ibu Ji Woo. Do Gyum bernafas lega karena bukan bertemu dengan Hyun Joo
“Jika kita memiliki hubungan dengan Yayasan Medis Sejong, bukankah itu akan menjadi aset besar bagi perusahaan?” kata ibu Ji Woo
“Ibu... Farmasi Sunwoo bukan perusahaan yang lemah yang membutuhkan pernikahan untuk bisnis.” Jelas Ji Woo
“Kau tahu bukan itu maksud ibu. Apa Kau berencana menjalani hidupmu tanpa menikah?” kata Ibu Ji Woo
“Jangan khawatir. Aku akan menikah.” Ucap Ji Woo santai. Ibunya ingin tahu apakah Ji Woo mengencani seseorang sekarang
“Ada seorang wanita yang ingin kunikahi. Aku akan memperkenalkan Ibu kepadanya saat waktunya tepat. Tolong tolak lamaran pernikahannya.” Kata Ji Woo. 




Do Gyum yang mendengar semuanya langsung terdiam karena tahu orang itu adalah Hyun Joo, lalu berjalan pergi. Saat itu Ji Woo keluar ruangan dan langsung memanggilnya. Do Gyum akan pergi terpaksa berhenti menatap Ji Woo
“Sedang apa kau di sini? Apa Kau mengikutiku?” ucap Ji Woo. Do Gyum pikir tak ada alasan untuk mengikuti Ji Woo.
“Aku juga ada janji di sini.” Kata Do Gyum lalu berjalan pergi. Ji Woo mengejek Do Gyum yang terlihat gugup saat menjawabnya. Do Gyum tak terima dituduh seperti itu.
“Bahkan jika Bu Seo datang ke sini, apa ada yang bisa kau lakukan?” kata Ji Woo. Do Gyum hanya bisa terdiam dan menatap sinis. 

Di tempat latihan tinju mantan suami Ji Ah, Hyun Joo berlatih sendirian seperti ingin melepaskan stressnya. Ia mengingat saat berbicara dengan Ji Woo
“Ada kesalahpahaman soal bermalam di hotel?” tanya Hyun Joo. Ji Woo menjawab Bukan begitu dan berjanji tak akan seperti itu.
“Benar... Jadi, apa itu?” keluh Hyun Joo penasaran dan memeriksa loker melihat "Hari ini, Do Gyum, 12 panggilan tidak terjawab"

Hyun Joo pun menelp Do Gyum karena tadi menelpnya dan meminta maaf karena berolahraga jadi tak bisa mengangkatnya. Do Gyum bertanya apakah Hyun Joo mendapat telepon dari Pak Hwang. Hyun Joo menjawab tidak.
“Kenapa? Apa terjadi sesuatu?” tanya Hyun Joo. Do Gyum mengaku tak ada apa-apa.
“Mari adakan rapat alur cerita hari ini. Apa Kau punya waktu?” tanya Do Gyum
“Aku akan ke sana setelah bersiap untuk rapat. Sampai nanti.” kata Hyun Joo. 

Nyonya Kim kaget kalau Ji Woo menolak tawarannya. Ibu Ji Woo meminta maaf. Nyonya Kim menahan emosi ingin tahu Apa Ji Woo memberikanya alasan. Ibu Ji Woo memberitahu kaau anaknya belum ingin menikahd an Itu jawaban yang sama setiap kali anaknya dilamar.
“Ini juga membuatku frustrasi.” Ucap Ibu Ji Woo santai tapi Nyonya Kim menatap dingin.
“Kau tahu sejak tahun lalu, salah satu rumah sakit afiliasi kita telah memakai produk Farmasi Sunwoo?” kata Nyonya Kim. Ibu Ji Woo menganguk.
“Berkat kau, saham kami berlipat ganda.” Kata Ibu Ji Woo. Nyonya Kim yakin itu juga membantu penjualan aktual ibu Ji Woo.
“Aku mengerti maksudmu. Aku akan membahasnya dengannya lagi.” Kata Ibu Ji Woo. Nyonya Kim pu mengucapkan Terima kasih walaupun dengan tatapan dingin. 


Hyun Joo datang kerumah. Ji Woo menyambutnya bertanya apakah kemari untuk rapat. Hyun Joo membenarkan dan merasa akan sering datang ke sini kedepanya dan bertanya apakah merasa tidak nyaman. Ji Woo mengaku tidak lalu tatapan Hyun Joo mengara pada bibir Ji Woo.
“Apa ada sesuatu di wajahku?” tanya Ji Woo bingung. Hyun Joo mengaku tidak dengan wajah panik.
“Apa Dahimu baik-baik saja? Bola itu memukulmu cukup keras.” Tanya Ji Woo ingin memastikan. Do Gyum melihat dar kejauhan.
“Tidak apa-apa.” Kata Hyun Joo gugup saat Ji Woo mendekat. Do Gyum akhirnya memanggil Hyun Joo. 


Do Gyum pun langsun mengajak Hyun Joo agar naik ke kamarnya, Ji Woo pun hanya bisa menatap dari kejauhan. Hyun Joo bertanya apakah Pekerjaannya sudah selesai. Do Gyum mengaku sudah bahkan  sudah selesai dengan alur cerita Bagian Lima.
“Pak Park. Kamu sudah dewasa... Mari kita lihat.” Ucap Hyun Joo dan Do Gyum sengaja membuka pintu lalu duduk sangat dekat disamping Hyun Joo.
“Gaya artistik ini jauh lebih baik. Bagaimana dengan warnanya? Tone apa yang akan kau pakai?” ucap Hyun Joo melihat gambar Do Gyum
“Ceritanya penuh makna, jadi...” kata Do Gyum dan keduanya langsung menjawab “Bagaimana dengan cat air?” bersama dengan saling menatap.
“Astaga. Otak kita pasti sudah selaras setelah lama bekerja sama.” Ucap Do Gyum bangga
“Anatomi salah di bagian ini. Pria itu seharusnya tidak memegang tangannya seperti ini.” Kata Hyun Joo memeriksa gambar Do Gyum
“Benarkah? Bisakah kau membantuku? Kau belajar tari ballroom saat kuliah.” Ucap Do Gyum mencari cara agar dekat dengan Hyun Joo
“Astaga. Kau ingat itu?” kata Hyun Joo malu-malu. 
Akhirnya keduanya berdiri saling berhadapan. Hyun Joo sudah siap dengan posisinya dan meminta Do Gyum mendekat lalu memegang pinggangnya. Do Gyum panik dan gugup karena tak bisa berdekatan dengan Hyun Joo tapi mencoba mendekat.
“Baik. Langkah pertama penting... Ikuti aku. Kaki kananmu lebih dahulu. Satu, dua, tiga.” Ucap Hyun Joo mulai mengajarkan Do Gyum mulai dansa dengan posisi yang benar agar bisa mengambar dengan baik.

Do Gyum bisa mengikuti langkah Hyun Joo dan Hyun Joo memujinya dan akan melepaskanya, tapi Do Gyun malah menariknya lebih dekat. Hyun Joo terlihat gugup karena jaraknya sangat dekat 

“Kenapa? Apa ini salah? Tidak ada yang salah dengan anatominya, bukan?” tanya Do Gyum. Hyun Joo hanya terdiam menatap Do Gyum. 
Di luar ruangan, Ji Woo mondar mandi seperti memikirkan sesuatu lalu mengeluark dari rak piringnya dan membuat sesuatu. Hyun Joo masih berlatih menari dengan Do Gyum dan Ji Woo masuk membawa makanan. Hyun Joo langsung melepaskan tanganya.
“Kukira kau sedang rapat.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo mengaku memang sedang rapat.
“Kami melakukan simulasi gerakan di alur cerita, bukan?” kata Hyun Joo. Do Gyum membenarkan. Ji Woo pun mempercayainya.
“Aku menyiapkan sesuatu untuk kalian sebagai camilan.” Kata Ji Woo dan menyalakan lilin.
“Apa itu fondue?” tanya Hyun Joo mencoba bersemangat. Do Gyum terlihat kesal mencoba menahan amarahnya.
“Baiklahm,  Akan kulakukan sisanya. Kamu bisa meninggalkannya dan pergi.” ucap Do Gyum dengan halus menyindirnya.
“Jangan cemaskan aku... Lanjutkan rapatmu.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo ingin bicara tapi Do Gyum menyela supaya mencoba lagi.



Mereka mulai berlatih menari tapi Hyun Joo terlihat tak enak hati karena ada Ji Woo yang sibuk mencairkan coklat. Ji Woo mengambil potongan pisang dan langsung memberikan pada Hyun Joo yang sibuk menari. Hyun Jo pun berhenti dan memakanya lebih dulu.
“Apa yang kau lakukan?”kata Do Gyum marah dan Ji Woo menyuapinya juga tapi sengaja menjatuhknya saat sudah sampai bibir.
“Hei. Akan kujelaskan kepadamu.” Kata Ji Woo. Do Gyum menolak karena tidak akan mengerti dengan penjelasan.
“Kalau begitu, apa kau mau aku membantu? Aku belajar tari ballroom saat masih muda. Bukankah kalian menari waltz?” ucap Ji Woo. Hyun Joo membenarkan. Ji Woo mencoba mengingat tarian Waltz.
“Bisa ulurkan tanganmu?” ucap Ji Woo. Hyun Joo memberikan tanganya dan Ji Woo langsung memutar tubuh Hyun Joo dengan posisi miring dan badanya tertahan agar tak jatuh
“Aku mengerti, jadi, pergilah.” Ucap Do Gyum. Ji Woo pikir berusaha membantunya.
“Berapa kali harus kubilang aku tidak butuh bantuanmu?” kata Do Gyum, Hyun Joo akhirnya berdiri.
“Kalian berdua sangat serasi. Pak Park. Revisi alur cerita dan kirimkan kepadaku.  Aku akan pergi sekarang.” Ucap Hyun Joo bergegas pergi setelah menyatukan tangan Ji Woo dan Do Gyum sebagai pasangan.
Ji Woo dan Do Gyum bingung memanggil Hyun Joo dan tersadar kalau tangan mereka saling terakit. 


Di rumah, Nyonya Kim terlihat sangat frustas memberitahu Hwang Ji Woo menolak lamaran pernikahan mereka dan bertanya pada Seo Yoon apakah Dia menyukai wanita lain dan apa tahu siapa wanita itu. Seo Yoon hanya bisa terdiam saja.
“Kenapa kau tidak memberi tahu ibu?” ucap Nyonya Kim marah. Seo Yoon hanya bisa tertunduk meminta maaf.
“Ini Ketua Tim Seo Hyun Joo. Dia direkrut untuk Tim Bisnis Webtoon baru.” Kata Seo Yoon
“Sudah kubilang anak baik tidak menyembunyikan apa pun dari ibunya. Kau tidak lupa, bukan? Pernikahan akan berjalan sesuai rencana, jadi, ingatlah itu. Ibu akan mengurus masalah dengan wanita itu.” Ucap Nyonya Kim. Seo Yoo pun hanya bisa terdiam.


Di ruangan
Nyonya Kim menelp  Manajer Jung memberitahu kalau harus memeriksa latar belakang tentang Hwang Ji Woo jadi meminta agar menyelidiki wanita bernama Seo Hyun Joo di Tim Bisnis Webtoon.
Setelah itu ia membuka sebuah kotak dan melihat foto-foto dengan wajah seperti Ji Woo yang sedang bermain gitar. Ia pun melihat foto saat bersama dengan Ji Woo dan Hyun Joo dengan pria lainya. Tapi Nyonya Kim sengaja memotongnya seolah foto dengan Ji Woo. 

Flash Back
Nyonya Kim yang masih muda menyimpan foto dengan Ji Woo di dompetnya, dengan senyuman bahagia membeli dua kaleng soda lemon. Ia berjalan dengan wajah gembiran dan akan masuk ruangan, tapi melihat Ji Woo duduk menatap Hyun Joo yang sedang terbaring.
Ji Woo pun mendekat mengeluh wajah Hyun Joo. Nyonya Kim terlihat sangat marah karena orang yang disukainya malah dekat dengan Hyun Joo sampai minumanya terjatuh.
“Aku tidak akan kehilangan dia lagi.” Ucap Nyonya Kim seperti ingin membalas dendam. 

Di kamar,  Hyun Joo sibuk mencari keyword  "Penglihatan" dan mengubah "Penglihatan, CPR, halusinasi" Ia pun bertanya-tanya apa maksudnya ini. Tapi mencoba mencari keyword yang  lainya.
"Penglihatan usai ciuman, penglihatan setelah mencium pria" dan "CPR, halusinasi, penglihatan setelah CPR" akhirna menyerah dan tidur. 

Pagi Hari
Hyun Joo datang ke ruangan Ji Woo memberikan  Ini draf pertama anggaran untuk seniman webtoonya. Ji Woo menganguk mengerti dan  langsung melihatnya. Hyun Joo terus menatap bibir Ji Woo seperti ingin mendekat dan mengetahuinya lagi.
“Kulihat kau lebih sering menatap wajahku belakangan ini. Apa kau menatapku karena aku tampan? Jika tidak, apa alasannya?” goda Ji Woo
“Sejujurnya, ada yang ingin kutanyakan.” Kata Hyun Joo. Ji Woo bertanya apa.
“Saat aku melakukan CPR kepadamu, apa kau... Bagaimana mengatakannya, ya? Apa Kau pernah punya penglihatan?” ucap Hyun Joo bingung menjelaskanya.
“Penglihatan? Seperti apa?” tanya Ji Woo. Hyun Joo memberikan gambaran yang dilihat dalam webtoon, kalau itu seperti gambar itu.
“Entahlah... Kurasa tidak.” Kata Ji Woo. Hyun Joo pikir harus mencari tahu sendiri lalu mendekat.  Ji Woo panik melihat Hyun Joo mendekat dan memajukan bibirnya.
“Aku... Kenapa kau melakukan ini?” kata Ji Woo panik. Hyun Joo masih terus memajukan bibirnya dan siap mencium Ji Woo.
“Bu Seo? Bu Seo?” panggil Ji Woo yang melihat Hyun Joo hanya terdiam. Hyun Joo pun tersadar dari lamunannya.
“Apa penglihatannya memiliki arti penting?” tanya Ji Woo. Hyun Joo juga tidak yakin soal itu.
“Penglihatan itu juga muncul dalam mimpiku. Aku mulai bermimpi setelah pertama bertemu denganmu.” Ucap Hyun Joo
“Mungkin karena stres. Banyak hal telah terjadi saat kau berpindah perusahaan.” Kata Ji Woo
“Itu sebabnya aku harus mencari tahu. Apa ada jalan? Apa Ruang yang gelap dan tertutup. Bioskop film? Tidak, aku tidak boleh melakukan itu kepada orang yang panik. Ah.. Benar. Alkohol. Toleransinya rendah.”gumam Hyun Joo memikirkanya.
“Pak Hwang... Apa Kau mau minum denganku malam ini?” ucap Hyun Joo memancing
“Kau bilang tidak mau menemuiku di luar kantor.” Kata Ji Woo. Hyun Joo memberikan alasan ini berkaitan dengan pekerjaan.
“Ada yang ingin kubahas denganmu terkait pekerjaan.” Jelas Hyun Joo. Ji Woo menganguk mengerti.
Bersambung ke episode 12


 Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar