PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Do Gyum
tak bisa menahan amarah mencari Ji Woo. Saat itu Ji Woo berjalan dilorong, Do
Gyum langsung memberikan pukulanya. Seo Yoon dan Hyun Joo kaget melihatnya. Ji
Woo pun tak bisa menahan amarahnya bertanya apa yang baru dilakukan Do Gyum
padanya.
“Kau baik-baik
saja, Pak Hwang?” ucap Hyun Joo mendekat. Ji Woo mengaku baik-baik saja.
“Apa
niatmu saat menulis catatan itu?” tanya Do Gyum marah. Seo Yoon mendengar dari
kejauhan.
“Kenapa
aku harus menjelaskannya kepadamu?” balas Ji Woo sinis. Do Gyum makin marah ingin memberikan pukulan.
“Hei. Do
Gyum. Hentikan... Do Gyum. Ayo bicara.” Ucap Hyun Joo menahan Do Gyum. Do Gyum
berjalan pergi dengan wajah penuh amarah.
Hyun Joo
mengejar Do Gyum sambil terus memanggilnya. Do Gyum terus berjalan keluar dari
penginapan. Hyun Joo pun menarik Do Gyum agar bisa bicara dan berhenti
berjalan. Do Gyum pun terpaksa berhenti.
“Semarah
apa pun kau, kau tidak boleh memukul orang seperti itu.” Ucap Hyun Joo
“Apa yang
harus kulakukan? Apa aku harus berdiri dan melihat karena dia melakukan hal-hal
mesum kepadamu?” kata Do Gyum marah
“Tidak.
Setidaknya kita harus mendengar penjelasannya. Belum terlambat untuk memutuskan
apa yang harus dilakukan setelah mendengar alasannya melakukan itu.” Jelas Hyun
Joo. Do Gyum hanya bisa menghela nafas.
“ Aku
kemari bukan untuk bersenang-senang. Ini lokakarya, dan aku ingin menyelesaikan
jadwal perjalanan dan pulang. Aku tidak mau menyebabkan masalah dengan hal
seperti ini.” Ucap Hyun Joo. Do Gyum hanya diam saja.
“Maafkan
aku. Ini semua salahku. Apa kamu berpikir untuk mengubah studiomu?” kata Hyun
Joo
“Aku
tidak berniat melakukan itu.” Kata Do Gyum. Hyun Joo pikir itu akan tidak
nyaman.
“Aku
lebih baik merasa tidak nyaman daripada cemas. Aku akan mencari udara segar.”
Ucap Do Gyum dan langsung berjalan pergi.
Hyun Joo
hanya bisa menatap jauh Do Gyum dan melihat kertas yang dituliskan "Hwang
Ji Woo" sebagai permintaanya “Tolong habiskan satu malam denganku, Hyun Joo. Sampai jumpa di Hotel Hanseo.”
Hyun Joo
gugup mengentuk pintu kamar Ji Woo, lalu memberanika diri menekan bel. Ji Woo
pun membuka pintu kamar, Hyun Joo langsung ingin tahu apa niatnya saat menulis
permintaan itu. Ji Woo mengaku bisa tahu
dari wajahnya bahwa ada kesalahpahaman.
“Apa Ada
kesalahpahaman soal bermalam di hotel?” tanya Hyun Joo. Ji Woo menegaskan bukan
seperti itu
“Aku
berjanji.” Tegas Ji Woo. Saat itu Seo Yoon datang memberitahu Ji Woo kalau Makan
malam sudah siap.
“Sekretaris
Nam kembali karena ada urusan.” Ucap Seo Yoon. Ji Woo menganguk mengerti.
“Bu Seo.
Aku tidak bisa menghubungi Pak Park. Apa Kau tahu di mana dia?” tanya Seo Yoon.
“Dia akan
segera kembali.” kata Ji Woo gugup. Seo Yoon pun menganguk mengerti.
“Aku akan
bicara denganmu nanti.” ucap Hyun Joo memilih untuk pamit pergi pada Ji Woo.
Ji Woo
pun berkumpul dengan semua timnya untuk makan malam da memberitahu kalau pemenang
misi terakhir adalah Pak Hwang. Tuan Kim langsung memberikan selamat walaupun
terlihat kesal.
“Aku
berdoa bahwa salah satu karyawan magang akan menjadi pemenang, tapi tidak ada
yang berhasil menyelesaikan misi.Kuharap kamu akan melakukan yang terbaik tidak
peduli seberapa sepele pekerjaan ini.” Kata Hyun Joo. Semua menganguk mengerti.
“Kerja
bagus, Semuanya... Selamat menikmati.”
Ucap Eun Joo pada pegawai lainya.
“Omong-omong,
Mengenai hukuman untuk permainan kelompok, kamu tidak akan tidur di auditorium,
bukan?” tanya Mi Ok
“Tentu
saja, aku akan menerima penaltiku. Aku akan memindahkan barang-barangku setelah
makan malam.” Kata Hyun Joo
“Astaga.
Bagaimana kau bisa menjadi CEO hebat kami, Pak Hwang, tidur di kantong tidur di
auditorium? Itu tidak masuk akal. Astaga, mataku. Kehebatanmu menyilaukanku.”
Kata Tuan Kim menjilat
“Tidak
apa-apa. Peraturan tetap peraturan.” Kata Ji Woo. Tuan Kim pikir ini Sulit
dipercaya.
“Kalau
begitu, kurasa kita bertiga bisa merasa nyaman dan tidur di sana.” Ucap Do Gyum
datang dengan senyuman dan langsung duduk diantara Hyun Joo dan Ji Woo.
“Dari
mana saja kau?” tanya Eun Jae. Do Gyum mengaku hanya pergi ke pantai sebentar.
“Akan
sia-sia jika kita hanya minum saat lokakarya. Mari bermain permainan kejujuran.”
Kata Seo Yoon. Semua langsung menyetujuinya
“Kekanak-kanakan
sekali. Kenapa kita memainkan ini? Tapi Aku menyukainya.” Kata Bo Hee
tersenyum.
“Kurasa
itu ide bagus. Kita bisa dekat dengan menanyakan hal yang membuat kita
penasaran. Ini bagus.” Kata Da Eun
“Jika
tidak mau menjawab, kau minum ini sebagai hukuman.” Ucap Tuan Kim menuangkan
soju. Mi Ok mengeluh Itu berlebihan tapi yang lain setuju.
“Baiklah.
Semuanya, siapkan pertanyaan kalian... Mari mulai.” Kata Eun Jae lalu memutar botol diatas meja.
Botol
diputar dan langsung mengarah pada Do Gyum. Semua langsung mengelu-elukan nama
Do Gyum. Eun Jae pun bertanya Siapa yang mau lebih dahulu. Seo Yoon langsun
mengangkat tangan ingin bertanya lebih dulu. Semua pun menyetujuinya.
“Apa kau memiliki
hubungan dengan seseorang saat ini?” tanya Seo Yoon. D Gyum menjawab tidak. Seo
Yoon tersenyum mendengarnya.
“Kalau
begitu, apa kau menyukai seseorang?” tanya Seo Yoon. Do Gyum mengaku Ada seseorang yang disukai sambi menatap ke
arah Ji Woo. Wajah Hyun Joo langsung
panik.
Seo Yoon
berpikir kalau yang dimaksud itu Do Gyum itu Hyun Joo karena sebelumnya
terlihat marah sampai memukul Ji Woo
“Apa
orang itu di sini?” tanya Seo Yoon. Semua merasa kalau itu tak mungkin.
“Itu...”
kata Do Gyum menatap kearah Ji Woo, Semua pun menunggu karena sangat penasaran.
“Kita
akan mendapat masalah jika dia mabuk.” gumam Hyun Joo dan langsun berteriak “Kesatria
hitam!” dan meminum soju dari gelas Do Gyum. Semua kaget dengan terikan Hyun
Joo.
“Pak Park
harus bekerja besok.” Kata Hyun Joo. Semua pun memuji Hyun Joo yang mau meminum
untuk Do Gyum
“Mari kita
lanjutkan dengan momentum ini dan pilih orang berikutnya.” Kata Tuan Kim mulai
memutar botol dan mengarah pada Ji Woo.
“Aku
ingin mengajukan pertanyaan pertama. Apa yang kau tulis sebagai permintaan?”
ucap Do Gyum memancing
“Aku
baru-baru ini bertemu seseorang yang sudah lama kucari. Aku menuliskan sesuatu
yang ingin kukatakan sebagai keinginanku.” Kata Ji Woo
“Siapa
orang itu? Apa yang ingin kau katakan kepada mereka?” tanya Seo Yoon. Mi Ok
memuji itu Pertanyaan bagus.
“Itu... Wanita
itu...” ucap Ji Woo, mereka pun tak percaya kalau Seorang wanita. Hyun Joo
makin panik mendengarnya.
“Kesatria
hitam! Aku akan menjadi kesatria hitammu!” teriak Hyun Joo dan langsung meminum
habis soju dalam gelas.
Ji Woo
dan Do Gyum hanya bisa melonggo tajam, Hyun Joo akhirnya tak bisa menahan rasa
mabuknya dan langsung jatuh pingsan. Semua panik melihat Hyun Joo yang
tergeletak di lantai.
Akhirnya
Hyun Joo dibawa masuk ke dalam auditorium dengan Ji Woo dan Do Gyum. Ji Woo
melihat Hyun Joo seperti ingin muntah dan bertanya Apa perutnya baik-baik saja.
Ji Woo pun meminta agar Hyun Joo naik ke kamar
dan mengambil bantal.
“Kau
harus melakukannya.” Ucap Do Gyum. Ji Woo pikir
Seseorang harus menahannya jadi Do Gyum harus melakukannya.
“Aku akan
menggendong Hyun Joo, jadi, kau harus mengambilnya.” Kata Do Gyum
“Aku
menyinggungnya lebih dahulu. Selain itu, Bu Seo adalah kesatria hitamku.” Tegas
Ji Woo
“Dia juga
milikku. Dia kesatria hitamku lebih dahulu.” Kata Do Gyum saling tarik menarik.
Akhirnya
Hyun Joo setengah tersadar langsung mendorong keduanya dan berjalan ke arah
tempat tidur yang sudah disiapkan. Keduanya melihat Hyun Joo sudah berbaring
dengan cara bertelungkup. Akhirnya keduanya berlari untuk melindungi Hyun Joo.
Ji Woo
lebih dulu mendapatkan selimut dan langsung memberikan pada Hyun Joo. Do Gyum
melihat ada selimut lain dan membuatnya jadi bantal untuk Hyun Joo. Keduanya
saling menatap dingin dengan Hyun Joo yang tertidur di tengah-tengah.
Eun Jae
terpaksa harus tidur dengan Tuan Kim dengan tangan dan kaki yang kemana-mana.
Seo Yoon tak bisa tidur memikirkan yang terjadi sebelumnya. Hyun Joo pun
terbangun dari tidurnya karena kembali bermimpi tentang masa lalunya.
Ia
melihat Ji Woo yang tertidur disampingnya dan mengingat saat menyentuh
bibirnya, seperti ingatan tentang masa lalunya datang, mulai dari berdoa
dibawah pohon sakura sampai duduk disebuah restora.
“Kalau
dipikir-pikir, itu juga terjadi saat itu. Apa itu kebetulan? Ada apa?” tanya
Hyun Joo bingung dan mencoba untuk mendekati bibir Ji Woo karena ingin tahu apa
lagi yang akan dilihatnya.
“Ahh.... Aku
sudah gila. Aku sudah tidak waras.” Kata Hyun Joo tersadar kalau tak boleh
mencium Ji Woo disaat seperti ini dan mencoba untuk tidur kembali.
Saat itu
Ji Woo membuka matanya dan merasakan Hyun Joo yang tadi akan menciumnya. Sementara Do Gyum ternyata
belum tertidur seperti menahan amarahnya dan langsung memiringkan tidurnya
membelakangi Hyun Joo.
Pagi
hari, semua berkumpul untuk kembali pulang. Ji Woo pun mengatakan mereka semua
yang sudah berkerja keras. Tuan Kim ingin tahu keadaan Ji Woodan mengaku tidak
bisa tidur sama sekal Karena sangat mengkhawatirkan CEO hebat tidur di lantai
auditorium.
“Terima
kasih sudah mencemaskanku.” Kata Ji Woo. Hyun Joo akhirnya memuji mereka semua juga
“Istirahatlah
akhir pekan ini, sampai jumpa hari Senin.” Kata Hyun Joo. Semua pun pamit. Seo
Yoon sempat terdiam menatap Do Gyum tapi akhirnya beranjak pergi.
“Mari
kita adakan pesta penutupan.” Kata Tuan Kim dan mereka pun beranjak pergi.
“Sampai
jumpa hari Senin.” Kata Hyun Joo pamit. Ji Woo pikir masih ada yang harus mereka bicarakan.
“Tidak
ada yang bisa kukatakan padamu.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo pikir akan meneleponnya nanti lalu masuk ke mobil
karena Sek Nam sudah menjemputnya. Hyun Joo ingin bicara tapi mobil sudah pergi
menjauh.
“Apa yang
dia pikirkan?” kata Hyun Joo. Do Gyum yang melihatnya hanya bisa menatap sinis.
Seorang
pria muda membawa sebuket bunga, Ji Ah baru keluar dari tempat kerjanya dan
kaget melihat pria muda tersebut dan bertanya Apa mereka berencana bertemu hari
ini. Si pria menjawab tidak tapi ingat kalau Ji An bilang
“Bahwa
kau suka bunga peony kali terakhir kita bertemu.” Kata si pria. Ji Ah senang
menerima bunga dan mengucapkan Terima kasih lalu berjalan pergi.
Di mobil,
Min Jung berbicara dengan suaminya agar u mengawasi Su Bin setelah makan siang
karena ingin mengunjungi ibunya di sore hari. Sang suami mengeluh kalau Min Jun
bisa pergi selama seminggu dengan nada menyindir.
“Kau
hanya tinggal di rumah, haruskah aku menjaga anakku di akhir pekan, hari
liburku?” kata suaminya.
“Baiklah.
Aku tidak akan pergi.” kata Min Jung kesal lalu melihat Ji Ah jalan dengan pria
muda menyebrang jalan didepanya.
“Itu Jin
Ah. Tapi Bukankah itu Ji Hwan?” kata Min Jung heran. Suaminya bingung siapa Ji
Hwan.
“Ya. Dia
teman Do Gyum... Dasar gila. Apa yang dia lakukan?” kata Min Jung. Suaminya
langsung memperingati agar tak bicara kasar didepan anak mereka.
“Ibu. Apa
arti "dasar gila"?” tanya Su Bin. Min Jung menjawab Anak-anak tidak
perlu tahu frasa seperti itu.
“Ibu
selalu bilang anak-anak tidak perlu tahu. Bahkan Ibu juga tidak memberitahuku
apa itu pinjaman.” Kata Si Bin. Suami Min Jung bingung karena anaknya membahas
tentang pinjaman.
“Ibu tidak
membacakanku buku dongeng, dan dia terus berbicara di telepon untuk meminta
pinjaman.” Kata Su Bin
“Astaga.
Kapan ibu melakukan itu?” ucap Min Jung panik mencoba mengelak.
“Kau
tidak mengatakan itu kepadaku. Selain itu, kenapa kau butuh pinjaman?” ucap
Suaminya. Min Jung terpojok dan suara klakson terdengar karena mobil Min Jung
tak jalan.
Do Gyum
di depan ruangan mencoba menguping dari depan kamar Ji Woo. Ji Woo berbicara
ditelp dengan seseorang “Sampai jumpa di hotel. Aku akan memesan tempat atas
namaku.” Ia pun berpikir kalau Ji Woo akan bertemu dengan Hyun Joo di hotel.
“Kau
pasti sibuk. Kau pergi begitu sampai di rumah.” Komentar Do Gyum melihat Ji Woo
keluar dari kamar.
“Aku
punya rencana.” Kata Do Gyum bergegas dengan setelan jasnya. Ji Woo pun hanya
menatapnya sampai Do Gyum pergi.
Do Gyum
pun bergegas keluar rumah dan langsung naik taksi meminta agar mengikuti mobil
Do Gyum dengan cepat. Ia berusaha menelp
Hyun Joo tapi tak menjawabnya, wajahnya kesal karena berpikir Hyun Joo akan
bertemu dengan Do Gyum.
Do Gyum
melihat dari kejauhan Ji Woo masuk ke hotel memberitahu aau sudah memesan
tempat atas nama Hwang Ji Woo. Seorang pegawai pun mengantarnya ke sebuah
ruangan. Do Gyum meihat ada sepatu wanita yang duduk didepan Ji Woo.
“Maaf aku
terlambat.” Ucap Ji Woo. Do Gyum makin penasaran karena pintu ditutup cepat tak
bisa melihat wajah si wanita.
“Ada apa?
Tanya Ji Woo di dalam ruangan, Do Gyum pun menguping dari depan pintu karena
penasaran.
“Sulit
melihat wajahmu.. Sejujurnya, kita mendapat lamaran pernikahan. Ibu yakin kau
sudah tahu, tapi dia putri Pimpinan Kim Sun Hee. Dia orang berpengaruh di
bidang medis.” Kata Ibu Ji Woo. Do Gyum bernafas lega karena bukan bertemu
dengan Hyun Joo
“Jika
kita memiliki hubungan dengan Yayasan Medis Sejong, bukankah itu akan menjadi
aset besar bagi perusahaan?” kata ibu Ji Woo
“Ibu... Farmasi
Sunwoo bukan perusahaan yang lemah yang membutuhkan pernikahan untuk bisnis.”
Jelas Ji Woo
“Kau tahu
bukan itu maksud ibu. Apa Kau berencana menjalani hidupmu tanpa menikah?” kata
Ibu Ji Woo
“Jangan
khawatir. Aku akan menikah.” Ucap Ji Woo santai. Ibunya ingin tahu apakah Ji
Woo mengencani seseorang sekarang
“Ada seorang
wanita yang ingin kunikahi. Aku akan memperkenalkan Ibu kepadanya saat waktunya
tepat. Tolong tolak lamaran pernikahannya.” Kata Ji Woo.
Do Gyum
yang mendengar semuanya langsung terdiam karena tahu orang itu adalah Hyun Joo,
lalu berjalan pergi. Saat itu Ji Woo keluar ruangan dan langsung memanggilnya.
Do Gyum akan pergi terpaksa berhenti menatap Ji Woo
“Sedang
apa kau di sini? Apa Kau mengikutiku?” ucap Ji Woo. Do Gyum pikir tak ada
alasan untuk mengikuti Ji Woo.
“Aku juga
ada janji di sini.” Kata Do Gyum lalu berjalan pergi. Ji Woo mengejek Do Gyum
yang terlihat gugup saat menjawabnya. Do Gyum tak terima dituduh seperti itu.
“Bahkan
jika Bu Seo datang ke sini, apa ada yang bisa kau lakukan?” kata Ji Woo. Do
Gyum hanya bisa terdiam dan menatap sinis.
Di tempat
latihan tinju mantan suami Ji Ah, Hyun Joo berlatih sendirian seperti ingin
melepaskan stressnya. Ia mengingat saat berbicara dengan Ji Woo
“Ada
kesalahpahaman soal bermalam di hotel?” tanya Hyun Joo. Ji Woo menjawab Bukan
begitu dan berjanji tak akan seperti itu.
“Benar...
Jadi, apa itu?” keluh Hyun Joo penasaran dan memeriksa loker melihat "Hari
ini, Do Gyum, 12 panggilan tidak terjawab"
Hyun Joo
pun menelp Do Gyum karena tadi menelpnya dan meminta maaf karena berolahraga
jadi tak bisa mengangkatnya. Do Gyum bertanya apakah Hyun Joo mendapat telepon
dari Pak Hwang. Hyun Joo menjawab tidak.
“Kenapa?
Apa terjadi sesuatu?” tanya Hyun Joo. Do Gyum mengaku tak ada apa-apa.
“Mari adakan
rapat alur cerita hari ini. Apa Kau punya waktu?” tanya Do Gyum
“Aku akan
ke sana setelah bersiap untuk rapat. Sampai nanti.” kata Hyun Joo.
Nyonya
Kim kaget kalau Ji Woo menolak tawarannya. Ibu Ji Woo meminta maaf. Nyonya Kim
menahan emosi ingin tahu Apa Ji Woo memberikanya alasan. Ibu Ji Woo memberitahu
kaau anaknya belum ingin menikahd an Itu jawaban yang sama setiap kali anaknya dilamar.
“Ini juga
membuatku frustrasi.” Ucap Ibu Ji Woo santai tapi Nyonya Kim menatap dingin.
“Kau tahu
sejak tahun lalu, salah satu rumah sakit afiliasi kita telah memakai produk
Farmasi Sunwoo?” kata Nyonya Kim. Ibu Ji Woo menganguk.
“Berkat
kau, saham kami berlipat ganda.” Kata Ibu Ji Woo. Nyonya Kim yakin itu juga
membantu penjualan aktual ibu Ji Woo.
“Aku
mengerti maksudmu. Aku akan membahasnya dengannya lagi.” Kata Ibu Ji Woo.
Nyonya Kim pu mengucapkan Terima kasih walaupun dengan tatapan dingin.
Hyun Joo
datang kerumah. Ji Woo menyambutnya bertanya apakah kemari untuk rapat. Hyun
Joo membenarkan dan merasa akan sering datang ke sini kedepanya dan bertanya
apakah merasa tidak nyaman. Ji Woo mengaku tidak lalu tatapan Hyun Joo mengara
pada bibir Ji Woo.
“Apa ada
sesuatu di wajahku?” tanya Ji Woo bingung. Hyun Joo mengaku tidak dengan wajah
panik.
“Apa Dahimu
baik-baik saja? Bola itu memukulmu cukup keras.” Tanya Ji Woo ingin memastikan.
Do Gyum melihat dar kejauhan.
“Tidak
apa-apa.” Kata Hyun Joo gugup saat Ji Woo mendekat. Do Gyum akhirnya memanggil
Hyun Joo.
Do Gyum
pun langsun mengajak Hyun Joo agar naik ke kamarnya, Ji Woo pun hanya bisa
menatap dari kejauhan. Hyun Joo bertanya apakah Pekerjaannya sudah selesai. Do
Gyum mengaku sudah bahkan sudah selesai
dengan alur cerita Bagian Lima.
“Pak
Park. Kamu sudah dewasa... Mari kita lihat.” Ucap Hyun Joo dan Do Gyum sengaja membuka
pintu lalu duduk sangat dekat disamping Hyun Joo.
“Gaya
artistik ini jauh lebih baik. Bagaimana dengan warnanya? Tone apa yang akan kau
pakai?” ucap Hyun Joo melihat gambar Do Gyum
“Ceritanya
penuh makna, jadi...” kata Do Gyum dan keduanya langsung menjawab “Bagaimana
dengan cat air?” bersama dengan saling menatap.
“Astaga.
Otak kita pasti sudah selaras setelah lama bekerja sama.” Ucap Do Gyum bangga
“Anatomi
salah di bagian ini. Pria itu seharusnya tidak memegang tangannya seperti ini.”
Kata Hyun Joo memeriksa gambar Do Gyum
“Benarkah?
Bisakah kau membantuku? Kau belajar tari ballroom saat kuliah.” Ucap Do Gyum
mencari cara agar dekat dengan Hyun Joo
“Astaga.
Kau ingat itu?” kata Hyun Joo malu-malu.
Akhirnya
keduanya berdiri saling berhadapan. Hyun Joo sudah siap dengan posisinya dan
meminta Do Gyum mendekat lalu memegang pinggangnya. Do Gyum panik dan gugup
karena tak bisa berdekatan dengan Hyun Joo tapi mencoba mendekat.
“Baik.
Langkah pertama penting... Ikuti aku. Kaki kananmu lebih dahulu. Satu, dua,
tiga.” Ucap Hyun Joo mulai mengajarkan Do Gyum mulai dansa dengan posisi yang
benar agar bisa mengambar dengan baik.
Do Gyum
bisa mengikuti langkah Hyun Joo dan Hyun Joo memujinya dan akan melepaskanya,
tapi Do Gyun malah menariknya lebih dekat. Hyun Joo terlihat gugup karena
jaraknya sangat dekat
“Kenapa?
Apa ini salah? Tidak ada yang salah dengan anatominya, bukan?” tanya Do Gyum.
Hyun Joo hanya terdiam menatap Do Gyum.
Di luar
ruangan, Ji Woo mondar mandi seperti memikirkan sesuatu lalu mengeluark dari
rak piringnya dan membuat sesuatu. Hyun Joo masih berlatih menari dengan Do
Gyum dan Ji Woo masuk membawa makanan. Hyun Joo langsung melepaskan tanganya.
“Kukira
kau sedang rapat.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo mengaku memang sedang rapat.
“Kami
melakukan simulasi gerakan di alur cerita, bukan?” kata Hyun Joo. Do Gyum
membenarkan. Ji Woo pun mempercayainya.
“Aku
menyiapkan sesuatu untuk kalian sebagai camilan.” Kata Ji Woo dan menyalakan
lilin.
“Apa itu
fondue?” tanya Hyun Joo mencoba bersemangat. Do Gyum terlihat kesal mencoba
menahan amarahnya.
“Baiklahm,
Akan kulakukan sisanya. Kamu bisa
meninggalkannya dan pergi.” ucap Do Gyum dengan halus menyindirnya.
“Jangan
cemaskan aku... Lanjutkan rapatmu.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo ingin bicara tapi Do
Gyum menyela supaya mencoba lagi.
Mereka
mulai berlatih menari tapi Hyun Joo terlihat tak enak hati karena ada Ji Woo
yang sibuk mencairkan coklat. Ji Woo mengambil potongan pisang dan langsung
memberikan pada Hyun Joo yang sibuk menari. Hyun Jo pun berhenti dan memakanya
lebih dulu.
“Apa yang
kau lakukan?”kata Do Gyum marah dan Ji Woo menyuapinya juga tapi sengaja
menjatuhknya saat sudah sampai bibir.
“Hei.
Akan kujelaskan kepadamu.” Kata Ji Woo. Do Gyum menolak karena tidak akan
mengerti dengan penjelasan.
“Kalau
begitu, apa kau mau aku membantu? Aku belajar tari ballroom saat masih muda. Bukankah
kalian menari waltz?” ucap Ji Woo. Hyun Joo membenarkan. Ji Woo mencoba
mengingat tarian Waltz.
“Bisa
ulurkan tanganmu?” ucap Ji Woo. Hyun Joo memberikan tanganya dan Ji Woo
langsung memutar tubuh Hyun Joo dengan posisi miring dan badanya tertahan agar
tak jatuh
“Aku
mengerti, jadi, pergilah.” Ucap Do Gyum. Ji Woo pikir berusaha membantunya.
“Berapa
kali harus kubilang aku tidak butuh bantuanmu?” kata Do Gyum, Hyun Joo akhirnya
berdiri.
“Kalian
berdua sangat serasi. Pak Park. Revisi alur cerita dan kirimkan kepadaku. Aku akan pergi sekarang.” Ucap Hyun Joo
bergegas pergi setelah menyatukan tangan Ji Woo dan Do Gyum sebagai pasangan.
Ji Woo
dan Do Gyum bingung memanggil Hyun Joo dan tersadar kalau tangan mereka saling
terakit.
Di rumah,
Nyonya Kim terlihat sangat frustas memberitahu Hwang Ji Woo menolak lamaran
pernikahan mereka dan bertanya pada Seo Yoon apakah Dia menyukai wanita lain
dan apa tahu siapa wanita itu. Seo Yoon hanya bisa terdiam saja.
“Kenapa
kau tidak memberi tahu ibu?” ucap Nyonya Kim marah. Seo Yoon hanya bisa
tertunduk meminta maaf.
“Ini
Ketua Tim Seo Hyun Joo. Dia direkrut untuk Tim Bisnis Webtoon baru.” Kata Seo
Yoon
“Sudah
kubilang anak baik tidak menyembunyikan apa pun dari ibunya. Kau tidak lupa,
bukan? Pernikahan akan berjalan sesuai rencana, jadi, ingatlah itu. Ibu akan
mengurus masalah dengan wanita itu.” Ucap Nyonya Kim. Seo Yoo pun hanya bisa
terdiam.
Di ruangan
Nyonya
Kim menelp Manajer Jung memberitahu
kalau harus memeriksa latar belakang tentang Hwang Ji Woo jadi meminta agar
menyelidiki wanita bernama Seo Hyun Joo di Tim Bisnis Webtoon.
Setelah
itu ia membuka sebuah kotak dan melihat foto-foto dengan wajah seperti Ji Woo
yang sedang bermain gitar. Ia pun melihat foto saat bersama dengan Ji Woo dan
Hyun Joo dengan pria lainya. Tapi Nyonya Kim sengaja memotongnya seolah foto
dengan Ji Woo.
Flash Back
Nyonya
Kim yang masih muda menyimpan foto dengan Ji Woo di dompetnya, dengan senyuman bahagia
membeli dua kaleng soda lemon. Ia berjalan dengan wajah gembiran dan akan masuk
ruangan, tapi melihat Ji Woo duduk menatap Hyun Joo yang sedang terbaring.
Ji Woo
pun mendekat mengeluh wajah Hyun Joo. Nyonya Kim terlihat sangat marah karena
orang yang disukainya malah dekat dengan Hyun Joo sampai minumanya terjatuh.
“Aku
tidak akan kehilangan dia lagi.” Ucap Nyonya Kim seperti ingin membalas dendam.
Di
kamar, Hyun Joo sibuk mencari
keyword "Penglihatan" dan
mengubah "Penglihatan, CPR, halusinasi" Ia pun bertanya-tanya apa
maksudnya ini. Tapi mencoba mencari keyword yang lainya.
"Penglihatan
usai ciuman, penglihatan setelah mencium pria" dan "CPR, halusinasi,
penglihatan setelah CPR" akhirna menyerah dan tidur.
Pagi Hari
Hyun Joo
datang ke ruangan Ji Woo memberikan Ini
draf pertama anggaran untuk seniman webtoonya. Ji Woo menganguk mengerti
dan langsung melihatnya. Hyun Joo terus
menatap bibir Ji Woo seperti ingin mendekat dan mengetahuinya lagi.
“Kulihat
kau lebih sering menatap wajahku belakangan ini. Apa kau menatapku karena aku
tampan? Jika tidak, apa alasannya?” goda Ji Woo
“Sejujurnya,
ada yang ingin kutanyakan.” Kata Hyun Joo. Ji Woo bertanya apa.
“Saat aku
melakukan CPR kepadamu, apa kau... Bagaimana mengatakannya, ya? Apa Kau pernah
punya penglihatan?” ucap Hyun Joo bingung menjelaskanya.
“Penglihatan?
Seperti apa?” tanya Ji Woo. Hyun Joo memberikan gambaran yang dilihat dalam
webtoon, kalau itu seperti gambar itu.
“Entahlah...
Kurasa tidak.” Kata Ji Woo. Hyun Joo pikir harus mencari tahu sendiri lalu
mendekat. Ji Woo panik melihat Hyun Joo
mendekat dan memajukan bibirnya.
“Aku...
Kenapa kau melakukan ini?” kata Ji Woo panik. Hyun Joo masih terus memajukan
bibirnya dan siap mencium Ji Woo.
“Bu Seo? Bu
Seo?” panggil Ji Woo yang melihat Hyun Joo hanya terdiam. Hyun Joo pun tersadar
dari lamunannya.
“Apa
penglihatannya memiliki arti penting?” tanya Ji Woo. Hyun Joo juga tidak yakin
soal itu.
“Penglihatan
itu juga muncul dalam mimpiku. Aku mulai bermimpi setelah pertama bertemu
denganmu.” Ucap Hyun Joo
“Mungkin
karena stres. Banyak hal telah terjadi saat kau berpindah perusahaan.” Kata Ji
Woo
“Itu
sebabnya aku harus mencari tahu. Apa ada jalan? Apa Ruang yang gelap dan
tertutup. Bioskop film? Tidak, aku tidak boleh melakukan itu kepada orang yang
panik. Ah.. Benar. Alkohol. Toleransinya rendah.”gumam Hyun Joo memikirkanya.
“Pak
Hwang... Apa Kau mau minum denganku malam ini?” ucap Hyun Joo memancing
“Kau bilang
tidak mau menemuiku di luar kantor.” Kata Ji Woo. Hyun Joo memberikan alasan ini
berkaitan dengan pekerjaan.
“Ada yang
ingin kubahas denganmu terkait pekerjaan.” Jelas Hyun Joo. Ji Woo menganguk
mengerti.
Bersambung
ke episode 12
Cek My Wattpad... ExGirlFriend
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar