PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 02 Februari 2020

Sinopsis Crash Landing On You Episode 11 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Se Ri akan pulang dan berjalan ke parkiran, saat itu Tuan Jo sengaja mengikutinya dari belakang. Saat akan mendekat, dua petugas menyapa Se Ri yang mau pulang. Se Ri pun menyapa petugas mengucapkanTerima kasih atas pekerjaan mereka lalu menaiki mobilnya.
“Hei... Kau sedang apa?” tanya seorang petugas melihat Tuan Jo yang akan pergi.
“Sedang patroli.” Kata Tuan Jo menutupi wajahya. Petugas memberitahu kalau mereka yang menjaga area ini.
“Kau pastikan saja lampu  kantor dimatikan.” Perintah petugas. Tuan Jo pun akhirnya pergi.
“Siapa dia?  Aku belum pernah lihat.” Tanya petugas kedua. Petugas pertama memberitahu Tuan Jo itu  orang Korea-Tionghoa yang direkrut sebagai bantuan.
“Dari bela diri hingga menembak, dia bisa melakukan” kata petugas Pertama. Petugas Kedua pun menganguk mengerti.

Se Ri berjalan keluar rumah dengan salju yang turun tak percaya melihat Jung Hyuk ada didepanya. Jung Hyuk pun berjalan mendekat, mengaku sudah mencari Se Ri  ke mana-mana padahal sebelumnya bilang tinggal di sekitar Cheongdam-dong, Gangnam-gu, Seoul.
“Kau tak beri tahu alamat pastinya.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri menatap Jung Hyuk seperti tak percaya.
“Kau tahu, aku tak suka bermimpi seperti ini. Saat terbangun, aku akan sangat sedih. Bahkan caramu menatapku seperti itu, sama sekali tak membuatku senang.” Kata Se Ri menatap sedih.
“Ini bukan mimpi.” Kata Jung Hyuk lalu memeluk Se Ri. Se Ri masih tak percaya mencoba memastikan.
“Apa Kau yakin?” tanya Se Ri, Jung Hyuk membenarkan. Keduanya pun saling menatap.
“Tapi bagaimana kau bisa kemari? Wajahmu kenapa? Apa kau terluka?” tanya Se Ri melihat wajah Jung Hyuk ada bekas luka.
“Aku baik-baik saja.” Kata Jung Hyuk mengingat perjalanan ke korea selatan. 


Flash Back
Jung Hyuk menerima petunjuk “Ada tambang emas yang dibor saat penjajahan Jepang. Sudah tak digunakan lagi. Bisa diasumsikan Jo Cheol Gang ke Selatan melalui rute ini. Masalahnya, tambang itu sudah lawas.”
“Dan karena Jo Cheol Gang menggali jalan ke Selatan, tambang bisa runtuh kapan pun.”
Jung Hyuk berjalan melalui terowongan yang sudah dibuat oleh Tuan Jo untuk meloloskan diri ke Korea selatan. Tapi jalanya sempat tertutup oleh bebatuan yang jatuh, tapi Jung Hyuk akhirnya bisa melihat ada sesuatu yang terang didepanya.
“Untuk lewati terowongan buatan sepanjang sepuluh kilometer yang ukurannya hanya untuk satu orang, dibutuhkan sedikitnya 20 jam tanpa rehat. Jika berhasil lewat dengan selamat, kau akan melewati gua alami yang mengarah ke laut.”
Akhirnya Jung Hyuk pun keluar di tepi pantai dan berjalan mencari keberadaan Se Ri.
“Aku bisa memercayai apa pun, tapi aku tak percaya kau bilang baik-baik saja.” Ucap Se Ri tak bisa menahan tangisnya.
“Aku baik-baik saja. Tak ada yang terjadi.” Ucap Jung Hyuk menyakinkan lalu memeluk erat Se Ri untuk menenangkan hatinya. 


Dua orang kakek dan nenek memindahkan barang dalam gua, sang kakek mengeluh kalau harus minta dia mengurus ini dan sibuk di tengah malam begini. Si nenek memberitahu kalau rasanya berubah karena mengulur waktu lalu melihat sesuatu.
“Sayang.... Kemarilah sebentar.”ucap sang nenek melihat sesuatu. Sebuah tanda kalau tentara Korea utara ditanah.
Akhirnya Polisi datang menyusuri gua tempat penyimpanan si kakek dan nenek. Lalu salah satu polisi melihat lubang yang digunakan untuk meloloskan diri dan memanggil polisi lainya. 

Se Ri dan Jung Hyuk akhirnya bertemu di cafe, Se Ri dengan wajah penasaran ingin tahu Apa yang terjadi, Sedang apa di sini, bahkan menduga Jung Hyuk itu membelot dari Utara demi dirinya. Jung Hyuk mengaku bukan itu.
“Lalu sebagai mata-mata?”tanya Se Ri. Jung Hyuk mengaku bukan juga.  Se Ri pun berpikir Jung Hyuk akan disiniselamanya.
“Tentu saja tidak... Aku hanya mampir.” Kata Jung Hyuk santai. Se Ri heran menurutnya ini tak seperti menyeberangi Sungai Han.
“Kau tak bisa sekadar mampir dari tempatmu ke Selatan. Jika begitu mudah dari sana ke Selatan, kenapa aku lama terjebak di sana?” ucap Se Ri
“Tak semudah itu...” kata Jung Hyuk yang langsung disela oleh Se Ri. Se Ri bertanya apakah Orang Tua Jung Hyuk tahu.
“Jika ayahmu tahu, dia akan murka. Apa dalihmu nanti?” ucap Se Ri panik.
“Aku mau menjawab pertanyaanmu, jadi, jangan bertanya lagi.” Tegas Jung Hyuk. Se Ri pun menganguk mengerti.
“Jo Cheol Gang... Dia ada di sini.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri melonggo kaget mendengarnya.
“Dia seharusnya menerima hukuman atas perbuatannya, tapi dia menghilang. Dia juga kemari karena mengincarmu.” Jelas Jung Hyuk.
“Aku? Jadi, maksudmu, kau kemari karena takut Jo  Cheol Gang akan melukaiku? Walaupun berbahaya, Apa kau kemari demi diriku?” ucap Se Ri seperti tak percaya mendengarnya.
“Bukan hanya karena dirimu. Dia tak akan berhenti menyerangmu. Dia akan memanfaatkanmu demi menindasku, ayahku, dan keluargaku. Aku kemari untuk menghentikannya. Bukan hanya melindungimu.” Jelas Jung Hyuk
“Jika hanya sementara di sini, kapan kau harus kembali?” tanya Se Ri
“Begitu aku menangkapnya, walau harus malam ini.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri terlihat kecewa Jung Hyuk akan langsung pulang setelah itu.
“Baiklah, aku paham... Tapi jika aku target utamanya, kurasa melindungiku harus jadi misi utamamu. Untuk melakukan itu, kau harus tetap bersamaku... Di sisiku.” Jelas Se Ri. 


Se Ri tiba-tiba melilitkan syal tebal dileher Jung Hyuk dan mengajak pergi. Jung Hyuk mengaku tak kedinginan. Se Ri menegaskan Bukan itu alasannya memakaikan ini lalu memberitahu kalau Korea Selatan tempat yang mengerikan.
“Banyak kamera pengawas, kamera dasbor, dan ponsel. Juga koneksi internet tercepat di dunia. Jika wajahmu terlihat, cukup 30 menit hingga tersebar ke seluruh dunia. Jadi, kau harus tutupi wajahmu.” Jelas Se Ri terus memastikan wajah Jung Hyuk tak terlihat.
“Itu tak akan terjadi, tapi kau tak boleh terlihat. Termasuk semua obrolan kita. Badan Intelijen Nasional dan kepolisian pasti heboh jika mendengar kita. Itu sangat berbahaya.” Kata Se Ri
“Tak ada pilihan lain. Sayangnya, kita harus memastikan hanya aku yang bisa melihatmu, dan tak ada yang boleh mendengar obrolan kita, jadi, kita harus mencari ruang tertutup yang hanya diketahui kita berdua, dan menetap di sana.” Ucap Se Ri lalu mengajak Jung Hyuk segera pergi
“Aku akan menyembunyikan dirimu.” Kata Se Ri dan Jung Hyuk mengikutinya. 


Jung Hyuk dan Se Ri akhirnya masuk ke dalam rumah. Se Ri memberitahu kalau tinggal di rumah ini dan menyuruh Jung Hyuk agar menganggap saja rumah sendiri. Jung Hyuk dengan santai mengaku merasa nyaman. Se Ri pun menganguk mengerti.
“Apa Kau mau mandi dahulu?” ucap Se Ri. Jung Hyuk terlihat gugup mendengarnya.
“Ada apa? Kukira kau lelah. Kenapa melihatku begitu? Itu membuatku malu.” Ucap Se Ri.
“Itu..... Nanti saja. Tak perlu menyuruhku.” Ucap Jung Hyuk mencoba menutupi rasa gugupnya.
“Apa Kau tak lapar? Mau makan? Kau makan apa?” ucap Se Ri bergegas membuka pintu kulkasnya. 


Ia tersadar melihat isi kulkasnya hanya ada air mineral. Jung Hyuk melihat isi kulkas Se Ri lalu berkomentar kalau Se Ri yang terus menyombongkan uangnya tapi tak punya makanan di rumah. Se Ri mencoba menjelaskan kalau pernah menceritakan
“Nama panggilanku Putri Pemilih.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk mengingat saat di Korea utara, Se Ri makan apapun bahkan jagung bakar, telur.
“Tapi kau tidak pemilih.” Komentar Jung Hyuk. Se Ri mengaku Apa pun yang dimakan,hanya makan tiga suap.
“Sejak aku bertemu denganmu, kau tak pernah makan kurang dari tiga suap.” Komentar Jung Hyuk.
“Saat itu situasi genting. Kupikir aku tak akan bisa makan lagi, jadi, aku makan banyak demi bertahan hidup. Kita bisa pesan. Bilang saja mau makan apa. Piza? Masakan Tionghoa?Atau ayam goreng?” ucap Se Ri bergegas akan memesan makanan. 

Di depan restoran ayam, empat sekawan terpana melihat ayam goreng didepan mereka. Tentara Pyo heran Kenapa banyak sekali restoran ayam goreng di Selatan. Eun Dong tak percaya kalau Banyak orang makan ayam. Eun Meok mengaku ingin tahu harganya.
“Siapa peduli? Aku bahkan tak bisa keluarkan dompetku.” Kata Tentara Pyo.
“Ayo. Kalian sedang apa?”ucap Tuan Jung keluar setelah ke toilet melihat empat sekawan.
“Hei, Kamerad!” teriak Tentara Pyo. Tuan Jung panik langsung berlari mendekati Tentara Pyo.
“Kau panggil "Kamerad"? Kau melupakan latihan kita? Orang-orang bisa dengar.” Ucap Tuang Jung memperingati.
“Aku akan bicara seperti warga lokal... Hyung.. Kakak Man Bok, kami ingin bicara.” Kata Tentara Pyo. Tuan Jung pun mempersilahkan bicara.
“Menurutku, kita harus menganggap paha ayam sebagai musuh bebuyutan kita dan memusnahkannya dengan cara memakannya.” Kata Tentara Pyo.
“Tapi dana kita terbatas. Pasti menyenangkan jika bisa segera menemukan Kapten Ri. Tapi jika tidak, kita butuh uang untuk tinggal di sini. Bukankah kita harus berhemat?” kata Tuan Jung. Mereka pun hanya bisa menatap kurir yang mengantar makanan. 


Sementara di rumah, Se Ri membuka kotak ayam diatas meja dan menyuruh Jung Hyuk agar bisa makan. Jung Hyuk memberikan paha ayam pada Se Ri, Se Ri bingung Jung Hyuk malah memberikan ayam padanya lebi dulu.
“Kudengar inilah adat di sini... Saat tuan rumah menawarkan makanan, kau harus tawarkan tuan rumah suapan pertama. Kudengar itu etiketnya.” Uca Jung Hyuk
“Ada apa ini?” kata Se Ri tersenyum menerimanya. Jung Hyuk pun terlihat senang dan tersadar Se Ri terus menatapnya.
“Kenapa menatap begitu?” tanya Jung Hyuk. Se Ri mengaku masih sulit memercayainya.
“Fakta bahwa kau duduk di sampingku dalam rumahku, dan makan bersamaku.” Ucap S Ri
“Bagaimana kabarmu dan keluargamu?” tanya Jung Hyuk. Se Ri mengaku Semuanya baik.
“Ternyata kau mencemaskan itu. Sejujurnya, aku juga cemas saat di sana, tapi kau benar.”ucap Se Ri. Jung Hyuk bingung apa yang benar.
“Ya, kau benar. Walau saling membenci, kami tetaplah keluarga. Kami selalu bertengkar karena saling membenci, tapi saat aku kembali dengan selamat, semuanya senang melihatku lagi. Semua baik-baik saja.” Kata Se Ri berbohong.
“Syukurlah.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri pun mengaku  Segalanya sangat lancar.
“Aku sampai berpikir, pasti menyenangkan bisa menceritakan situasiku, tapi aku tak bisa kirim surel atau meneleponmu. Tapi kau di sini. Aku senang bisa menceritakannya langsung seperti ini. Jadi, tak perlu mencemaskanku saat kau pulang.” Kata Se Ri 



Saat itu terdengar suara bel rumahnya, Jung Hyuk terlihat gugup. Se Ri meminta Jung Hyuk  Jangan terlalu waspada, karena ini Korea Selatan, dan ia juga bukan warga biasa bahkan Gedung ini terkenal akan keamanannya, tapi kaget melihat kakaknya datang.
“Apa? Kenapa mereka kemari semalam ini?” ucap Se Ri heran melihat kaka dan istrinya datang ke rumah.
“Siapa mereka?” tanya Jung Hyuk melihat di layar interkom. Se Ri menjawab itu Kakak kedua dan istrinya.
“Kenapa kemari semalam ini? Makanlah. Setelah bunyikan bel, mereka akan pergi.” kata Se Ri santai. 

Didepan rumah, Se Hyung terus mencoba menekan bel rumah lalu bertanya pada Nyonya Go apakah Se Ri pergi. Nyonya Go pikir Se Ri pasti di rumah dan hanya mengabaikannya tapi ia mengaku tahu sandinya. Se Hyung un menyuruh agar menekanya. 

Akhirnya suara sandi pintu ditekan, Se Ri kaget. Jung Hyuk heran karena Se Ri bilang keamanannya ketat. Se Ri pun menyuruh Jung Hyuk masuk ke kamarnya dan membawa jaketnya juga, lalu mengumpat kesal pada sang kakak.
“Kalian sedang apa? Ini bisa dianggap penerobosan.” Ucap Se Ri marah. Se Hyung tak peduli karena menganggap ia adalah kakaknya
“ Hei, dari mana...” ucap Se Ri mengeluh pada sang kakak ipar. Nyonya Go mengeluh kalau telp mereka yang diblokir
“Kata siapa boleh masuk? Kenapa kemari? Ada urusan apa?” ucap Se Ri akhirnya membiarkan kakaknya masuk bahkan duduk.
“Se-ri... Kami tahu segalanya.” Ucap Se Hyung. Se Ri ingin tahu tentang apa.
“Kami tahu lokasimu saat kau menghilang.” Ucap Se Hyung. Se Ri penasaran apa maksudnya tahu hal yang tak diketahui.
“Hei, jangan berlagak bodoh. Aku muak. Kau ada di Korea Utara. Kau tokoh masyarakat. Apa yang akan terjadi jika warga tahu?” ucap Se Hyung. Jung Hyuk diam-diam mendengarnya. 

"Itu kecelakaan. Aku tak ingat apa pun." Kau bisa terus berdalih, tapi tak akan ada yang percaya.” Sindir Se Hyung 
“Aku tak paham maksudmu.” Kata  Se Ri. Se Hyung pikir bisa menjelaskan sekali lagi.
“Permainan sudah berakhir. Aku sudah mewariskan jabatan Ayah, dan CEO Grup Queens. Jadi, jangan bersikap sok berkuasa. Aku tahu kau tak akan tinggal diam.” kata Se Hyung
“Tapi jika kau mau memperdaya Ayah atau melakukan hal licik lainnya... Mengubur orang hidup-hidup mudah dilakukan akhir-akhir ini. Apa Kau paham maksudku? Banyak yang bisa kulakukan agar kau tak bisa berjalan dalam keadaan hidup.”kata Se Hyung mengancam.
“Kakak... Aku masih tak paham apa maksudmu, jadi, tolong, bisa pergi sekarang?” ucap Jung Hyuk tak peduli
“Apa Kau akan terus berlagak bodoh? Jangan anggap kami bicara tanpa bukti... Kami punya bukti.” Ucap Nyonya Go menyalakan rekaman diponselnya.
Terdengar suara Seung Jung “Menurutmu? Mereka senang mengetahui kau masih hidup.” Se Ri pun berkata “Sungguh? Siapa? Ibuku? Ayahku?” Seung Jung mengaku “Kudengar semuanya. Semuanya, dari orang tuamu, sampai kakak-kakakmu.”
“Kami punya rekaman lain juga. Kami punya foto juga. Ada banyak buktinya.” Kata Nyonya Go
“Baiklah... Jadi, menurut kalian, aku pergi ke Korea Utara, lalu bertemu Gu Seung Jung.  Kalian sudah tahu segalanya.” Kata Se Ri. Se Hyung membenarkan.
“Tapi kurasa, kalian tak berniat mengeluarkanku dari sana.” Sindir Se Ri. Se Hyung kaget mendengarnya.
“Apa Kalian mau aku di sana selamanya Atau mungkin kalian ingin aku mati?” ucap Se Ri
“Astaga, apa maksud bocah ini? Kami berniat mengeluarkanmu dari sana. Tapi, ini masalah besar.  Jika tidak hati-hati, keluarga kita bisa terlibat masalah...” kata Se Hyung.
“Konon ada tiga tipe orang yang tak boleh kau lupakan. Orang yang membantumu saat terjebak. Orang yang meninggalkanmu saat terjebak. Dan... orang yang menjebakmu ke situasi itu. Karena itulah, aku tak akan melupakan kalian.” Kata Se Ri
“Apa Kau mengancam kami? Beraninya kau mengancam...” ucap Se  Hyung marah. Istrinya mulai panik mengajak untuk pergi.
“Sadarilah situasimu. Kau beruntung bisa hidup, jadi, bersyukurlah, jangan cari masalah. Ini peringatan terakhir.” Kata Se Hyung mengancam.
Nyonya Do pun menarik suaminya agar keluar dari rumah, lalu melihat sepatu pria di rak sepatu. 


Jung Hyuk keluar dari kamar menatap Se Ri. Se Ri memperingatkan agar Jangan mengatakan apa pun karena terlalu malu. Jung Hyuk mengaku tak akan bicara lalu menarik Se Ri dan memeluknya. Se Ri merasa kalau ini lebih baik karena Hening dan hangat.
“Entah kenapa... ini meredakan amarahku.” Ungkap Se Ri. Jung Hyuk mengaku  kesal.
“Aku sangat kesal sampai hampir lupa dengan situasiku sendiri. Tapi jangan lupa bahwa orang yang tak boleh kau lupakan dalam hidup seharusnya orang yang kau suka.” Ucap Jung Hyuk
“Jika mengingat orang yang kau benci, hatimu hanya akan terluka. Kau hanya akan merugi. Aku tahu kau sangat benci kalah dari orang lain.” Kata Jung Hyuk menatap Se Ri
“Benar... Aku pebisnis. Aku paling benci kalah.” Kata Se Ri. Jung Hyuk meminta SeRi agar Hanya ingat orang yang ia suka di hatinya.
“Dengan begitu, kau bisa makan dan tidur dengan tenang.” Jelas Jung uk
“Walaupun orang itu... tak ada di sisiku?” tanya Se Ri. Jung Hyuk membenarkan.
“Kau benar. Kita harus makan dan tidur dengan baik agar tetap sehat. Kita harus tetap sehat untuk mengalahkan yang lain. Saat kupikirkan lagi, itu lebih menguntungkan.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk menegaskan kalau memang menguntungkan lalu memeluk Se Ri kembali. 



Sementara empat sekawan dan Tuan Jung berada diatas bukit melihat banyak lampu yang menyala dan sangat cantik. Tentra Pyo pikir Pemerintah Selatan tahu mereka datang dan menyalakan semua lampu dan menurutnya Itu mustahil.
“Apakah semua lampu ini akan menyala semalaman? Apa Tak ada pemadaman?” ucap Eun Dong
“Aku tak tahu ini benar-benar seperti di drama. Aku tak bisa memercayainya.” Kata Eu Meok.
“Jika selalu terang seperti ini, U Pil pasti bisa mengerjakan PR tiap hari. Itu pasti menyenangkan.” Kata Tuan Jung
“Aku penasaran di mana Kapten Ri sekarang.” Kata Tentara Park menatap pemandangan yang indah.
“Dari semua tempat itu, aku lebih penasaran di mana kita akan menginap malam ini.”kata Tentara Pyo


Akhirnya di ruangan SAUNA ARANG, semua berkumpul terlihat sangat bahagia. Eun Dong pikir Jika ada surga, pasti ini tempatnya dan berandai-andai bisa mengajak ibunya kemari sekali saja. Eun Meok pikir  Saat melihatnya di drama, mengira tak akan senyaman ini.
“Kamerad... Maksudku, kawan-kawan.. Kalian makin dilemahkan kapitalisme. Jangan hilang fokus karena kenyamanan ini.” Tegas Tentara  Pyo. Keduanya menganguk mengerti
“Hari ini, kita bayar 12.000 won per orang untuk masuk tempat ini. Nikmatilah kehangatannya, jangan sia-siakan uangnya, agar kita bisa menjalankan misi di tengah cuaca dingin besok.” Kata Tuan Jung
“Omong-omong, aku lapar.” Ucap Tentara Pyo. Tuan Jung sudah memberitahu  kalau sudah bayar 12.000 won untuk duduk di sini...
Saat itu tentara Park masuk ruangan dengan membawa banyak makanan. Tuan Jung bingung bisa membelinya padahal ia yang menyimpan uangnya.  Tentara Park mengaku tak tahu.
“Pemilik toko memberikan kepadaku, dia bilang tak perlu uang tunai.” Ucap Tentara Park memperlihatkan gelang ditanganya.
“Sungguh? Dia berikan semuanya gratis?” ucap Tentara Pyo tak percaya. Tentara Park mengangguk.
“Dia bilang, aku hanya perlu tunjukkan ini.” Kata Tentara Park. Tuan Jung pikir Kapitalisme sungguh baik.
“Gwang Beom, mungkin dia berikan semuanya karena kau tampan. Kalau begitu, aku harus coba.” Kata Tentara Pyo dan semua pun mulai makan.


Akhirnya mereka tidur dengan sangat nyenyak dan berbaris speerti dibarak tentara. Pagi hari mereka pun mandi dan keluar dengan wajah segar. Tuan Jung pikir mereka bayar 12.000 won per orang untuk kemewahan.
“Penawarannya lumayan.” Ungkap Tuan Jung lalu berjalan ke depan mengembalikan kunci.
“Kau harus daftar keluar... Ada yang ambil pelayanan gosok badan. Semuanya 137.000 won.” Kata Bibi
“Siapa yang menggosok badan?” tanya Tuan Jung lalu melihat wajah Tentara Pyo yang tampak sangat cantik. Tentara Pyo hanya bisa diam sja. 

Nyonya Na datang dengan baju hanbook dan juga make up. Nyonya Yang pun memuji kalau terlihat cantik. Nyonya Na pikir Nyonya Hyun Sedikit polesan saja membuatnya tampak begitu modis dan menyuruh agar melakukanlah lebih sering.
“Aku setuju. Kita tak pernah berdandan, tapi saat berdandan, kita bisa secantik para aktris.” Kata Nyonya Yang. Semua pun menyetujuinya.
“Yeong Ae!... Lihat siapa yang datang.” Ucap Nyonya Na melihat Nyonya Ma datang dengan sangat cantik.
“Yeong Ae, kau berpakaian modis sampai semua pria yang melihatmu jadi mimisan.” Puji Nyonya Na.
“Ayolah. Jangan bercanda.” Kata Nyonya Ma. Nyonya Na mengaku bukan seperti itu.
“Aku sampai mengira musim semi datang di tengah musim dingin.” Puji Nyonya Yang. Nyonya Na pun mengaku sama seperti itu.
“Omong-omong, apakah peramal itu hebat?” tanya Nyonya Ma. Nyonya Na mengaku Dia hebat.
“Lima tahun terakhir, dia meramal soal promosi suamiku, semuanya benar. Selama lima tahun, dia gagal dipromosi. Dia hebat.” Kata Nyonya Na menyakinkan.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar