PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Di rumah,
Tuan Ri menerima kabar wajahnya terlihat tegang seperti kaget mengetahui Jung
Hyuk akhirnya pulang. Ia berganti
pakaian dan bertanya apa yang sedang istrinya dengan banyak obat. Ibu Jung Hyuk
bertany apakah mau menjemput Jung Hyuk.
“Pastikan
membawa putraku pulang dengan selamat... Kumohon.” Ucap Ibu Jung Hyuk
“Apa Kau
pikir Jung Hyuk anakmu saja?” kata Tuan Ri. Ibu Jung Hyuk menegaskan pada
suaminya.
“Jika
sesuatu terjadi antara Jeong Hyeok atau kau, maka aku akan segera ke sana.”
Kata Ibu Jung Hyuk
“ Jangan
bersikap lemah mengkhawatirkan apakah aku masih sanggup. Sampai nanti.” ucap
Tuan Ri lalu berjalan pergi.
Semua
mobil masuk ke hutan seperti mengambil jalan yang lainya. Jung Hyuk dkk
akhirnya turun lalu bingung. Direktur Militer datang, Jung Hyuk akhirnya bertanya
kenapaditurunkan di sini padahal sedang menuju Pyongyang.
“Kalian
akan dieksekusi setelah pengadilan militer. Bukanlah lebih baik menghilang di
sini sebelum menyebabkan masalah bagi keluarga kalian?” kata Direktur Militer.
“Walau
akan mati pada akhirnya, kami ingin disidang. Dan para kamerad di belakangku hanya
terlambat sampai setelah Pesta Olahraga Militer Dunia. Mereka tak sepertiku. Akulah
yang melanggar.” Ucap Jung Hyuk.
“Tak
masalah. Kami membawa mereka bersamamu agar kau tak kesepian.” Ucap Direktur Militer.
Saat itu
Tuan Jung mencoba melindungi Jung Hyuk dan terdengar bunyi suara tembakan
bertubi-tubi. Direktur Militer bingung, Jung Hyuk melindungi anak buahnya. Saat
itu Tuan Ri pun datang dengan banyak anak buahnya.
“Direktur
Militer. Bukankah sudah kubilang? Kau tak bisa mengeksekusi tanpa investigasi
dan sidang. Ini bisa menyebabkan korban tak bersalah.” Ucap Tuan Ri. Jung Hyuk
dan Tuan Jung melonggo tak percaya
“Tapi,
segalanya berbeda saat aku melihat seseorang berusaha membunuh putraku. Kau
pasti bersalah.” Ucap Tuan Ri akhirnya menembak Direktur Militer dan anak
buahnya pun langsung berlutut didepan Tuan Ri.
Akhirnya
Jung Hyuk naik mobil bersama dengan ayahnya, lalu meminta Maaf sudah membuat
Ayahnya khawatir. Tuan Ri mengaku senang kembali bahkan kembali hidup-hidup
Jadi menurutnya itu tak masalah. Ia lalu menanyakan apakah Yoon Se-ri baik-baik saja.
Jung Hyuk
menganguk tapi air matanya mengalir karena harus berpisah dengan Se Ri. Tuan
Jung melihat anaknya tak percaya kalau anaknya menangis.
Ibu Jung
Hyuk di rumah sudah siap meminum obat mendengar suara pintu terbuka. Akhirnya
Jung Hyuk memanggil ibunya, sang ibu membuang obat dan langsung memeluk anaknya
sambil mengucapkan Terima kasih.
“Terima
kasih sudah pulang dengan selamat... Syukurlah kau masih hidup.” Ucap Ibu Jung
Hyuk bahagia.
Sementara
di desa, semua anak sedang bermain. Tuan Jung mendekati anaknya yang sedang
bertugas menjaga, lalu memanggilnya. U Pil berteriak memanggil Ayahnya. Nyonya Hyun
kaget melihat suaminya akhirnya kembali dan langsung menghampirinya.
“Aku tak
dengar kabar darimu... Kukira kau sudah mati. Kenapa kau tak menghubungiku?”ucap
Nyonya Hyun menangis haru. Tuan Jung pun meminta maaf pada sang istri.
“Syukurlah
kau selamat... Syukurlah kau masih hidup.” Ucap Nyonya Hyun bahagia.
Nyonya Go
keluar kamar dengan nampan makanya. Adiknya tak percaya kalau Gagal lagi dan
bingung harus melakukan apa. Nyonya Go pikir merka harus bicara dengannya karena Dan bisa sakit.
Dan terlihat masih berbaring seperti mayat hidup. Keduanya akhirnya masuk ke
kamar Dan.
“Tinggalkan
aku sendiri.” Ucap Dan. Nyonya Go akhirnya menarik anaknya bangun.
“Dan,
ceritakan kepada kami. Kau mau pamanmu dan ibumu melakukan apa untukmu?”tanya
Nyonya Go
“Tak
ada... Aku tak mau kalian lakukan apa pun. Tinggalkan aku sendiri.” Ucap Dan
“Kenapa
tidak? Lihat kami. Kami ada di sini untuk menangis bersamamu. Kami bisa
mendengarkanmu. Kami juga bisa melalui masa sulit ini bersamamu.” Ucap Nyonya
Go
“Tentu...
Paman juga bisa mencarikanmu pria yang lebih baik darinya.” Kata Tuan Go
menyakinkan. Nyonya Go langsung melotot tajam. Tuan Go terlihat bingung.
“Keluarlah.”
Kata Nyonya Go marah. Tuan Go panik meminta kakaknya tak mendekat. Dan pun
memilih untuk kembali tidur.
Di luar
kamar, Nyonya Go mengomeli adiknya yang sudah gila karena berkata seperti itu.
Tuan Go mengaku hanya... saat itu Dan keluar dari kamarnya. Nyonya Go melihat
anaknya berpikir kalau Dan mau makan. Dan memanggil ibu dan pamanya, keduanya
menyahut.
“Aku mau
balas dendam.”kata Dan.Keduanya melongo binggung tapi mengaku kalau mereka itu ahlinya.
“Tolong
carikan seseorang lebih dahulu.” Kata Dan pada keduanya.
Tuan Chun
dengan wajah babak belur akhirnya bertemu dengan Dan di cafe membahas Mengenai
Gu Seung Jung mengaku turut berdukacita. Dan akhirnya melepaskan kacamata
hitamnya.
“Kudengar
anggota geng yang mengutus preman pada hari itu masih ada di negara ini.” Ucap Dan.
Tuan Chun membenarkan.
“Jangan
khawatirkan akibatnya, dan beri tahu di mana mereka. Mereka tak mungkin pergi
dari negara ini dalam keadaan hidup. Dan pasti ada orang yang mendanai geng
itu. “ ucap Dan yakin
Ia
teringat dengan yang dikatakan Seung Jung sebelumnya “Mungkin Kakak keduanya
sangat serakah. Memikat hati orang serakah merupakan hal termudah.”
“Mungkin
kakak kedua Yoon Se-ri... Kurasa begitu.” Ucap Dan yakin.
Di dalam
mobil
Se Joon menegaskan
pada istrinya kalau tak meminta mereka menangkap
Gu Seung Joon, tapi itu ulah dari istrinya. Bahkan Gu Seung-jun juga tewas
dalam insiden itu dan itu yang dilakukan orang suruhan Nyonya Do bahkan Tak ada
hubungannya dengannya.
“Apa Kau
tak mau bilang apa pun?” keluh Se Joon melihat istrinya hanya diam saja.
“Saat Pak
Oh membawa Jo Chul Gang, dan bicara omong kosong tentang menculik atau membunuh
Se-ri, aku jadi kesal dan langsung pergi. Kaulah yang menyuruh geng Jo Cheol
Gang menculik Se-ri. Kau akui, ya?” ucap Se Joon. Nyonya Go mengeluarkan ponsel
dari mobil
“Yoon Se-hyeong,
kau tak tahu apa-apa. Rekaman tanpa izin pihak lain tak punya kekuatan hukum.” Kata
Nyonya Go
“Ini Pentingkah?
Aku hanya membeberkan faktanya.” Tegas Se Joon gugup.
“Siapa
yang akan memercayai itu? Aku melakukan semuanya demi dirimu, Yoon Se Hyung.” Kata
Nyonya Go
“Kau
bilang Demi aku? Jangan membual. Pikirkan akibat dari tindakanmu untukku. Kini
aku akan kehilangan jabatanku sebagai presdir. Jika sampai terjadi masalah, aku
bisa dipenjara karena dirimu.” Kata Se Joon panik.
“Tenangkan
dirimu... Gu Seung Jung tewas di Korea Utara. Kenapa mereka mau mengurus kasus
yang terjadi di Utara? Aku sudah mengurus agar polisi tak tahu uang yang kita
kirim dan jejak panggilan.” Jelas Nyonya Go yakin
“Bahkan
Cho Cheol gang yang berusaha menculik Se-ri tewas saat kita tak melakukan apa
pun. Kita tak perlu khawatir.” Tegas Nyonya Go. Se Joon memastikan kalau Nyonya
Go membenarkan.
Di rumah
Se Joon
pulang melihat adiknya pulang lalu bertanya Kapan keluar dari rumah sakit. Se
Ri menjawab kalau Hari ini dan langsung kemari begitu keluar lalu menyuruh
duduk. Se Joo mengeluh kalau Ini bukan rumah Se Ri jadi Jangan memerintahnya.
“Kapan
kau diinterogasi BIN?” tanya Se Joon. Se Ri menjawab sudah da merasa akan
dituntut.
“Ini
mengenai pelanggaran UU Keamanan Nasional. Pengacaramu harus andal.” Ucap Se
Joon sinis.
“Jangan
khawatir. Dia dapat pengacaraku. Dia mungkin diduga menyembunyikan penjahat. Tapi,
ada situasi yang meringankan, jadi, hukumannya akan ditangguhkan atau dikenai
denda.” Ucap Tuan Yoon.
“Tapi, itu tetap bukan kejahatan ringan.
Bagiamana Kalau ada artikel mengenainya?” ucap Se Joon.
“Urus
masalahmu sendiri. Kalian akan kena lebih dari masa percobaan.” Kata Tuan
Yoon Se Joon kaget dan bingung.
“Jika
Kakak tahu hukumnya, Kakak seharusnya lebih hati-hati. Mengenali seorang pelaku
tindak kriminal atau melakukan tindak kriminal, jika Kakak menawarkan uang atau
keuntungan moneter lain atau menyediakan wadah berkomunikasi, pengintaian, atau
bahkan kontak, Kakak akan dihukum penjara sampai sepuluh tahun.” Ucap Se Ri.
Se Joon
berpura-pura tak mengerti ucapan adiknya.
Se Ri pun menyuruh seseoran keluar. Se Joon kaget melihat manager Oh
datang dengan Tuan Kim. Se Ri memberitahu kalau membawa mereka dari BIN.
“Maafkan
aku. Ada perantara bernama Cheon yang digunakan untuk mengurus Gu Seung Jung. Dia
mengirim semua detail rekening dan juga jejak panggilannya kepada Bu Yoon lewat
Tiongkok. Aku hanya mengikuti perintah mereka berdua.” Ucap Tuan Oh
“Apa
maksudmu?Siapa yang menyuruhmu, Bodoh?” kata Se Joon tak mau mengakuinya.
“Hei. Beraninya
kau menyalahkan kami?” ucap Nyonya Do berusaah mengelak.
“Kurasa
kalian harus membahasnya. Ini kasus menghasut pembunuhan, menghasut penculikan,
dan penyembunyian pelaku. Ada banyak tuntutan. Kepolisian dan BIN akan lakukan
penyelidikan bersama. Jadi, ikutlah dengan kami.” Kata Tuan Kim
“Kau
bilang tak ada masalah... Ayo, lakukan sesuatu.” Ucap Se Joon akhirnya meminta
tolong ayahnya.
“Apa Ayah
hanya akan diam saja dan melihatku ditangkap? Seharusnya Ayah memikirkan citra
perusahaan kita.” Kata Se Joon yang akan dibawa oleh anggota BIN
“Tutup
mulutmu. Kau menganggap dirimu pebisnis. Tapi Apa kau masih tak paham,Bahwa aku
memutus hubungan denganmu?Aku memotong bagian busuk sebelum menyebar.” Kata Tuan
Yoon marah dan langsung masukke dalam kamar.
Se Joon
dan istrinya akhirnya dibawa dengan menatap sinis Se Ri yang duduk dengan
tenang.
Se Ri
pulang ke rumah, seperti merasakan kenangan Jung Hyuk. Saat membuka pintu
melihat note yang dituliskan Jung Hyuk “CARA MEMBUAT KERAK NASI dan CARA
MEMASAK MI. Ia lalu membuka kulkas terlihat banyak makanan.
Ia
membuka lemari dan sudah banyak makanan yang disiapkan Jung Hyuk. Akhirnya Se
Ri hanya bisa menangis. Se Ri pun mencoba tidur memutar suara piona yang
dimainkan Jung Hyuk, tiba-tiba pesan masuk ke dalam ponselnya.
“Apa Kau masih bangun? Jika kau
membaca pesanku, artinya kau masih bangun.”
Se Ri kaget melihat Jung
Hyuk yang bisa mengirimkan pesannya
Flash Back
Di kantor
BIN, mereka mengeluarkan kotak milk Jung Hyuk lalu mengeluarkan ponselnya. Ia pun
mengajarkan Jung Hyuk mengirimkan pesan dengan memilih tanggal dan waktu. Jung
Hyuk pun mencoba menuliskanya dengan jadwal pada Se Ri.
“Aku masih sangat mencemaskanmu. Dan
masih banyak yang ingin kuceritakan kepadamu. Jadi, aku mengirim pesan ini untuk
memberi tahu semuanya. Sesuatu yang ingin kusampaikan ada di rak bukumu. Itulah
balasan pesanmu dariku.”
Se Ri
pergi ke rak buku dan melihat buku berjejer bertuliskan “AKU MENCINTAIMU, YOON
SE-RI” Ia tak percaya kalau Jung Hyuk sudah
bisa menyatakan perasaa, Ia pun terlihat malu-malu.
“Memangnya dia masih anak-anak? Dia mengikuti
semuanya.” Ucap Se Ri malu membaca pesan dari Jung Hyuk.
Se Ri memilih-milih
baju yang cocok lalu menerima pesan lagi dari Jung Hyuk “Selamat pagi... Jangan bekerja dengan perut
kosong. Setidaknya makanlah sebuah apel.” Akhirnya
Se Ri pun makan apel sama dengan Jung Hyuk yang makan apel juga dirumahnya.
“Agar kau
tahu saja, sebaiknya kau tetap di lajurmu, tapi jangan hanya melihat ke depan,
kau harus lihat sampingmu.”
Se Ri menyetir
dengan wajah bahagia menatap spion sesekali. Jug Hyuk mengayuh sepedanya untuk
pergi tempat kerjanya.
“Makanlah
dengan teratur. Jangan makan sendiri. Nikmati makananmu dengan orang lain.
Makan dengan nikmat.”
Se Ri
makan dengan pegawainya, wajahnya terlihat sangat bahagia. Sementara Jung Hyuk
makan dengan anak buahnya, mereka terlihat bahagia bisa makan daging yang sudah
disiapkan oleh ibu-ibu desa.
“Kenapa
tak coba berjalan-jalan selama 30 menit dari pukul 12.30? Akan kupastikan untuk
berjalan-jalan pada jam itu.”
Se Ri pun
berjalan di taman sendiri, lalu berkomentar
Berjalan memang menyenangkan seperti berbicara dengan Jung Hyuk. Jung
Hyuk pun melakukan hal yang sama lalu berkata “Berjalan memang menyenangkan... Se-ri.”
Keduanya menikmati kegiatan yang sama walaupun berbeda negera.
Di atas
bukit, Tuan Pyo berkomentar Kentang ini enak sebagai KG. Semua melonggo
mendengarnya. Tuan Pyo mengejek mereka itu tak tahu KG, yaitu Kentang goreng.
“Apa
istilahnya dalam bahasa Inggris?” ucap Tuan Pyo. Ju Meok menjawab ”French Fries”
Tuan Pyo membenarkan.
“Kentang
itu sangat relulelam.” Kata Tuan Pyo. Eun Dong tak mengerti ppa artinya itu?
“Renyah
di luar, lembut di dalam. Itu bukan hal besar.” Kata Tuan Pyo bangga. Tentara Park mengejek kalau tuan Pyo seperti
warga Seoul. Tuan Pyo dengan bangga kalau merasa memang cocok.
“Pagi
ini, aku menyalakan keran dan menunggu air panas. Jadi, aku agak terkejut.” Kata
Ju Meok
“Aku juga
menunggu untuk dapat listrik.” Kata Tentara Park. Ju Meok pun heran selalu tak
ada listrik di sini.
“Aku bisa
menghadapinya. Tapi, tak ada koneksi internet sangat menyebalkan di sini. Terasa
seperti neraka baru. Saat mau tidur di malam hari, terbayang layar game di
langit-langit kamarku.” Ucap Eun Dong.
Keduanya seperti
masih tak bisa percaya perbedaan di dua negera yang berbeda. Akhirnya mereka
pun langsung berbaring sambil menghela nafas.
Nyonya Go
menyapa semua ibu-ibu sedang mencuci baju. Nyonya Na langsung menyambut Nyonya
Go yang datang yang sudah Lama tak bertemu. Nyonya Ma pun datang menyapa dan
ingin tahu apa apa datang ke desa mereka.
“Dan akan
pindah dari rumahnya hari ini.” Ucap Nyonya Go. Semua melonggo kaget
mendengarnya.
“Tak
apa-apa. Jangan begitu... Aku merasa senang dan riang. Di luar sini dingin. Apa
Kita bicara di dalam?” kata Nyonya Go. Nyonya Ma pun menganguk mengerti.
Nyonya Go
memberikan cream pada semua ibu-ibu kalau baru-baru ini pergi ke Eropa. Semua melonggo
mendengar Nyonya Go yang eropa. Nyonya Go mengaku menemukan produk edisi terbatas yang akan
mereka suka di sana jadi membeli semua.
“Apa Kau
membeli semuanya?” ucap Nyonya Ma tak percaya lalu mereka melihat nama
produknya “Yeong, Wol.. Myeong, Ok”
“Entah
kenapa ini mirip denganku.” Kata Nyonya Ma melihat gambar di depan kotak
creamnya.
“Aku juga
terlihat seperti ini saat aku menikah.” Ucap Nyonya Na, Nyonya Yang pikir Ini tak lebih baik dari
wajahnya tapi yakin kalau itu wajahnya.
“Aku
tampak mirip... Ada apa ini?” kata Nyonya Hyun bingung. Nyonya Go memberitahu.
Ini produk-produk baru dari Pilihan Seri musim semi ini.
“Pilihan
Seri? Artinya, Se-ri melakukan ini untuk kami...”ucap Nyonya Ma lalu semua
terlihat bahagia dan teringat kalau didepan mereka adalah calon menantunya Jung
Hyuk.
“Aku
sudah bilang, kalian tak perlu bersikap begini di dekatku. Aku tak punya dendam
terhadap wanita dari Selatan itu. Aku tak bisa membunuh musuhku saat dia tak
ada dalam jangkauanku. Aku bahkan tak bisa menemuinya. Jadi, aku tak dendam.” Ucap
Nyonya Go
“Dia
hanya sebentar di sini, tapi dia tak lupa, dan membuat produk ini untuk kalian.
Menurutku, dia bukan wanita yang tak punya sopan santun.” Ungkap Nyonya Go. Mereka
pun setuju.
“Dia
tidak begitu... Hatinya sangat baik.” Ungkap Nyonya Hyun dkk juga seperti itu.
“Nama
lini produk terbatas dari Pilihan Seri musim iniadalah Saudade. Ada Saudade di
sini.” Kata Nyonya Go memberitahu.
Semua pun
melihat “SAUDADE” terihat tak percaya melihat wajah mereka ada disetiap produk.
Nyonya Yang melihat nama produknya “YEONG” seperti tak percaya diambil dari
namanya, Nyonya Na pun melihat nama tertulis Wol, dari Wol Suk. Begitu juga
Nyonya Hyun dan Nyonya Ma.
“Dia
pulang dengan selamat... Semoga dia baik-baik saja. Tampaknya dia tak melupakan
kita.” Ucap Nyonya Ma
“Seandainya
aku bisa memberitahunya bahwa kita mendapatkan ini dan akan memakainya dengan
baik. Aku harus mengatakannya lewat apa?” ucap Nyonya Na menahan rasa sedihnya.
“Aku yakin
dia akan tahu perasaan kita.” Ucap Nyonya Hyun. Nyonya Na pun semoga begitu.
“Apa Kau
lihat sesuatu di sana?” tanya Nyonya Ma melihat ke langit, Nyonya Na menjawab
tidak mencoba menahan tangis harunya.
“Mataku
pedih karena cahaya silau di langit.” Ucap Nyonya Na mencoba terus tak
menangis.
Bersambung
ke part 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar