PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 17 Februari 2020

Sinopsis Crash Landing On You Episode 16 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Di rumah, Tuan Ri menerima kabar wajahnya terlihat tegang seperti kaget mengetahui Jung Hyuk akhirnya pulang.  Ia berganti pakaian dan bertanya apa yang sedang istrinya dengan banyak obat. Ibu Jung Hyuk bertany apakah mau menjemput Jung Hyuk.
“Pastikan membawa putraku pulang dengan selamat... Kumohon.” Ucap Ibu Jung Hyuk
“Apa Kau pikir Jung Hyuk anakmu saja?” kata Tuan Ri. Ibu Jung Hyuk menegaskan pada suaminya.
“Jika sesuatu terjadi antara Jeong Hyeok atau kau, maka aku akan segera ke sana.” Kata  Ibu Jung Hyuk
“ Jangan bersikap lemah mengkhawatirkan apakah aku masih sanggup. Sampai nanti.” ucap Tuan Ri lalu berjalan pergi. 

Semua mobil masuk ke hutan seperti mengambil jalan yang lainya. Jung Hyuk dkk akhirnya turun lalu bingung. Direktur Militer datang, Jung Hyuk akhirnya bertanya kenapaditurunkan di sini padahal sedang menuju Pyongyang.
“Kalian akan dieksekusi setelah pengadilan militer. Bukanlah lebih baik menghilang di sini sebelum menyebabkan masalah bagi keluarga kalian?” kata Direktur Militer.
“Walau akan mati pada akhirnya, kami ingin disidang. Dan para kamerad di belakangku hanya terlambat sampai setelah Pesta Olahraga Militer Dunia. Mereka tak sepertiku. Akulah yang melanggar.” Ucap Jung Hyuk.
“Tak masalah. Kami membawa mereka bersamamu agar kau tak kesepian.” Ucap Direktur Militer. 

Saat itu Tuan Jung mencoba melindungi Jung Hyuk dan terdengar bunyi suara tembakan bertubi-tubi. Direktur Militer bingung, Jung Hyuk melindungi anak buahnya. Saat itu Tuan Ri pun datang dengan banyak anak buahnya.
“Direktur Militer. Bukankah sudah kubilang? Kau tak bisa mengeksekusi tanpa investigasi dan sidang. Ini bisa menyebabkan korban tak bersalah.” Ucap Tuan Ri. Jung Hyuk dan Tuan Jung melonggo tak percaya
“Tapi, segalanya berbeda saat aku melihat seseorang berusaha membunuh putraku. Kau pasti bersalah.” Ucap Tuan Ri akhirnya menembak Direktur Militer dan anak buahnya pun langsung berlutut didepan Tuan Ri. 

Akhirnya Jung Hyuk naik mobil bersama dengan ayahnya, lalu meminta Maaf sudah membuat Ayahnya khawatir. Tuan Ri mengaku senang kembali bahkan kembali hidup-hidup Jadi menurutnya itu tak masalah. Ia lalu menanyakan apakah  Yoon Se-ri baik-baik saja.
Jung Hyuk menganguk tapi air matanya mengalir karena harus berpisah dengan Se Ri. Tuan Jung melihat anaknya tak percaya kalau anaknya menangis.
Ibu Jung Hyuk di rumah sudah siap meminum obat mendengar suara pintu terbuka. Akhirnya Jung Hyuk memanggil ibunya, sang ibu membuang obat dan langsung memeluk anaknya sambil mengucapkan Terima kasih.
“Terima kasih sudah pulang dengan selamat... Syukurlah kau masih hidup.” Ucap Ibu Jung Hyuk bahagia. 

Sementara di desa, semua anak sedang bermain. Tuan Jung mendekati anaknya yang sedang bertugas menjaga, lalu memanggilnya. U Pil berteriak memanggil Ayahnya. Nyonya Hyun kaget melihat suaminya akhirnya kembali dan langsung menghampirinya.
“Aku tak dengar kabar darimu... Kukira kau sudah mati. Kenapa kau tak menghubungiku?”ucap Nyonya Hyun menangis haru. Tuan Jung pun meminta maaf pada sang istri.
“Syukurlah kau selamat... Syukurlah kau masih hidup.” Ucap Nyonya Hyun bahagia.

Nyonya Go keluar kamar dengan nampan makanya. Adiknya tak percaya kalau Gagal lagi dan bingung harus melakukan apa. Nyonya Go pikir merka  harus bicara dengannya karena Dan bisa sakit. Dan terlihat masih berbaring seperti mayat hidup. Keduanya akhirnya masuk ke kamar Dan.
“Tinggalkan aku sendiri.” Ucap Dan. Nyonya Go akhirnya menarik anaknya bangun.
“Dan, ceritakan kepada kami. Kau mau pamanmu dan ibumu melakukan apa untukmu?”tanya Nyonya Go
“Tak ada... Aku tak mau kalian lakukan apa pun. Tinggalkan aku sendiri.” Ucap Dan
“Kenapa tidak? Lihat kami. Kami ada di sini untuk menangis bersamamu. Kami bisa mendengarkanmu. Kami juga bisa melalui masa sulit ini bersamamu.” Ucap Nyonya Go
“Tentu... Paman juga bisa mencarikanmu pria yang lebih baik darinya.” Kata Tuan Go menyakinkan. Nyonya Go langsung melotot tajam. Tuan Go terlihat bingung.
“Keluarlah.” Kata Nyonya Go marah. Tuan Go panik meminta kakaknya tak mendekat. Dan pun memilih untuk kembali tidur. 


Di luar kamar, Nyonya Go mengomeli adiknya yang sudah gila karena berkata seperti itu. Tuan Go mengaku hanya... saat itu Dan keluar dari kamarnya. Nyonya Go melihat anaknya berpikir kalau  Dan mau makan.  Dan memanggil ibu dan pamanya, keduanya menyahut.
“Aku mau balas dendam.”kata Dan.Keduanya melongo binggung tapi mengaku kalau mereka itu ahlinya.
“Tolong carikan seseorang lebih dahulu.” Kata Dan pada keduanya. 

Tuan Chun dengan wajah babak belur akhirnya bertemu dengan Dan di cafe membahas Mengenai Gu Seung Jung mengaku turut berdukacita. Dan akhirnya melepaskan kacamata hitamnya.
“Kudengar anggota geng yang mengutus preman pada hari itu masih ada di negara ini.” Ucap Dan. Tuan Chun membenarkan.
“Jangan khawatirkan akibatnya, dan beri tahu di mana mereka. Mereka tak mungkin pergi dari negara ini dalam keadaan hidup. Dan pasti ada orang yang mendanai geng itu. “ ucap Dan yakin
Ia teringat dengan yang dikatakan Seung Jung sebelumnya “Mungkin Kakak keduanya sangat serakah. Memikat hati orang serakah merupakan hal termudah.”
“Mungkin kakak kedua Yoon Se-ri... Kurasa begitu.” Ucap Dan yakin. 


Di dalam mobil
Se Joon menegaskan pada istrinya kalau  tak meminta mereka menangkap Gu Seung Joon, tapi itu ulah dari istrinya. Bahkan Gu Seung-jun juga tewas dalam insiden itu dan itu yang dilakukan orang suruhan Nyonya Do bahkan Tak ada hubungannya dengannya.
“Apa Kau tak mau bilang apa pun?” keluh Se Joon melihat istrinya hanya diam saja.
“Saat Pak Oh membawa Jo Chul Gang, dan bicara omong kosong tentang menculik atau membunuh Se-ri, aku jadi kesal dan langsung pergi. Kaulah yang menyuruh geng Jo Cheol Gang menculik Se-ri. Kau akui, ya?” ucap Se Joon. Nyonya Go mengeluarkan ponsel dari mobil
“Yoon Se-hyeong, kau tak tahu apa-apa. Rekaman tanpa izin pihak lain tak punya kekuatan hukum.” Kata Nyonya Go
“Ini Pentingkah? Aku hanya membeberkan faktanya.” Tegas Se Joon gugup.
“Siapa yang akan memercayai itu? Aku melakukan semuanya demi dirimu, Yoon Se Hyung.” Kata Nyonya Go
“Kau bilang Demi aku? Jangan membual. Pikirkan akibat dari tindakanmu untukku. Kini aku akan kehilangan jabatanku sebagai presdir. Jika sampai terjadi masalah, aku bisa dipenjara karena dirimu.” Kata Se Joon panik.
“Tenangkan dirimu... Gu Seung Jung tewas di Korea Utara. Kenapa mereka mau mengurus kasus yang terjadi di Utara? Aku sudah mengurus agar polisi tak tahu uang yang kita kirim dan jejak panggilan.” Jelas Nyonya Go yakin
“Bahkan Cho Cheol gang yang berusaha menculik Se-ri tewas saat kita tak melakukan apa pun. Kita tak perlu khawatir.” Tegas Nyonya Go. Se Joon memastikan kalau Nyonya Go membenarkan. 


Di rumah
Se Joon pulang melihat adiknya pulang lalu bertanya Kapan keluar dari rumah sakit. Se Ri menjawab kalau Hari ini dan langsung kemari begitu keluar lalu menyuruh duduk. Se Joo mengeluh kalau Ini bukan rumah Se Ri jadi Jangan memerintahnya.
“Kapan kau diinterogasi BIN?” tanya Se Joon. Se Ri menjawab sudah da merasa akan dituntut.
“Ini mengenai pelanggaran UU Keamanan Nasional. Pengacaramu harus andal.” Ucap Se Joon sinis.
“Jangan khawatir. Dia dapat pengacaraku. Dia mungkin diduga menyembunyikan penjahat. Tapi, ada situasi yang meringankan, jadi, hukumannya akan ditangguhkan atau dikenai denda.” Ucap Tuan Yoon.
 “Tapi, itu tetap bukan kejahatan ringan. Bagiamana Kalau ada artikel mengenainya?” ucap Se Joon.
“Urus masalahmu sendiri. Kalian akan kena lebih dari masa percobaan.” Kata Tuan Yoon  Se Joon kaget dan bingung.
“Jika Kakak tahu hukumnya, Kakak seharusnya lebih hati-hati. Mengenali seorang pelaku tindak kriminal atau melakukan tindak kriminal, jika Kakak menawarkan uang atau keuntungan moneter lain atau menyediakan wadah berkomunikasi, pengintaian, atau bahkan kontak, Kakak akan dihukum penjara sampai sepuluh tahun.” Ucap Se Ri.
Se Joon berpura-pura tak mengerti ucapan adiknya.  Se Ri pun menyuruh seseoran keluar. Se Joon kaget melihat manager Oh datang dengan Tuan Kim. Se Ri memberitahu kalau membawa mereka dari BIN.
“Maafkan aku. Ada perantara bernama Cheon yang digunakan untuk mengurus Gu Seung Jung. Dia mengirim semua detail rekening dan juga jejak panggilannya kepada Bu Yoon lewat Tiongkok. Aku hanya mengikuti perintah mereka berdua.” Ucap Tuan Oh
“Apa maksudmu?Siapa yang menyuruhmu, Bodoh?” kata Se Joon tak mau mengakuinya.
“Hei. Beraninya kau menyalahkan kami?” ucap Nyonya Do berusaah mengelak. 



“Kurasa kalian harus membahasnya. Ini kasus menghasut pembunuhan, menghasut penculikan, dan penyembunyian pelaku. Ada banyak tuntutan. Kepolisian dan BIN akan lakukan penyelidikan bersama. Jadi, ikutlah dengan kami.” Kata Tuan Kim
“Kau bilang tak ada masalah... Ayo, lakukan sesuatu.” Ucap Se Joon akhirnya meminta tolong ayahnya.
“Apa Ayah hanya akan diam saja dan melihatku ditangkap? Seharusnya Ayah memikirkan citra perusahaan kita.” Kata Se Joon yang akan dibawa oleh anggota BIN
“Tutup mulutmu. Kau menganggap dirimu pebisnis. Tapi Apa kau masih tak paham,Bahwa aku memutus hubungan denganmu?Aku memotong bagian busuk sebelum menyebar.” Kata Tuan Yoon marah dan langsung masukke dalam kamar.
Se Joon dan istrinya akhirnya dibawa dengan menatap sinis Se Ri yang duduk dengan tenang. 

Se Ri pulang ke rumah, seperti merasakan kenangan Jung Hyuk. Saat membuka pintu melihat note yang dituliskan Jung Hyuk “CARA MEMBUAT KERAK NASI dan CARA MEMASAK MI. Ia lalu membuka kulkas terlihat banyak makanan.
Ia membuka lemari dan sudah banyak makanan yang disiapkan Jung Hyuk. Akhirnya Se Ri hanya bisa menangis. Se Ri pun mencoba tidur memutar suara piona yang dimainkan Jung Hyuk, tiba-tiba pesan masuk ke dalam ponselnya.
“Apa Kau masih bangun? Jika kau membaca pesanku, artinya kau masih bangun.”
Se Ri kaget melihat Jung Hyuk yang bisa mengirimkan pesannya

Flash Back
Di kantor BIN, mereka mengeluarkan kotak milk Jung Hyuk lalu mengeluarkan ponselnya. Ia pun mengajarkan Jung Hyuk mengirimkan pesan dengan memilih tanggal dan waktu. Jung Hyuk pun mencoba menuliskanya dengan jadwal pada Se Ri.
“Aku masih sangat mencemaskanmu. Dan masih banyak yang ingin kuceritakan kepadamu. Jadi, aku mengirim pesan ini untuk memberi tahu semuanya. Sesuatu yang ingin kusampaikan ada di rak bukumu. Itulah balasan pesanmu dariku.”
Se Ri pergi ke rak buku dan melihat buku berjejer bertuliskan “AKU MENCINTAIMU, YOON SE-RI”  Ia tak percaya kalau Jung Hyuk sudah bisa menyatakan perasaa, Ia pun terlihat malu-malu.
 “Memangnya dia masih anak-anak? Dia mengikuti semuanya.” Ucap Se Ri malu membaca pesan dari Jung Hyuk.
Se Ri memilih-milih baju yang cocok lalu menerima pesan lagi dari Jung Hyuk “Selamat pagi... Jangan bekerja dengan perut kosong. Setidaknya makanlah sebuah apel.” Akhirnya Se Ri pun makan apel sama dengan Jung Hyuk yang makan apel juga dirumahnya.
“Agar kau tahu saja, sebaiknya kau tetap di lajurmu, tapi jangan hanya melihat ke depan, kau harus lihat sampingmu.” 
Se Ri menyetir dengan wajah bahagia menatap spion sesekali. Jug Hyuk mengayuh sepedanya untuk pergi tempat kerjanya.
“Makanlah dengan teratur. Jangan makan sendiri. Nikmati makananmu dengan orang lain. Makan dengan nikmat.”
Se Ri makan dengan pegawainya, wajahnya terlihat sangat bahagia. Sementara Jung Hyuk makan dengan anak buahnya, mereka terlihat bahagia bisa makan daging yang sudah disiapkan oleh ibu-ibu desa.
“Kenapa tak coba berjalan-jalan selama 30 menit dari pukul 12.30? Akan kupastikan untuk berjalan-jalan pada jam itu.”
Se Ri pun berjalan di taman sendiri, lalu berkomentar  Berjalan memang menyenangkan seperti berbicara dengan Jung Hyuk. Jung Hyuk pun melakukan hal yang sama lalu berkata “Berjalan memang menyenangkan... Se-ri.” Keduanya menikmati kegiatan yang sama walaupun berbeda negera. 



Di atas bukit, Tuan Pyo berkomentar Kentang ini enak sebagai KG. Semua melonggo mendengarnya. Tuan Pyo mengejek mereka itu tak tahu KG, yaitu Kentang goreng.
“Apa istilahnya dalam bahasa Inggris?” ucap Tuan Pyo. Ju Meok menjawab ”French Fries” Tuan Pyo membenarkan.
“Kentang itu sangat relulelam.” Kata Tuan Pyo. Eun Dong tak mengerti ppa artinya itu?
“Renyah di luar, lembut di dalam. Itu bukan hal besar.” Kata Tuan Pyo bangga.  Tentara Park mengejek kalau tuan Pyo seperti warga Seoul. Tuan Pyo dengan bangga kalau merasa memang cocok.
“Pagi ini, aku menyalakan keran dan menunggu air panas. Jadi, aku agak terkejut.” Kata Ju Meok
“Aku juga menunggu untuk dapat listrik.” Kata Tentara Park. Ju Meok pun heran selalu tak ada listrik di sini.
“Aku bisa menghadapinya. Tapi, tak ada koneksi internet sangat menyebalkan di sini. Terasa seperti neraka baru. Saat mau tidur di malam hari, terbayang layar game di langit-langit kamarku.” Ucap Eun Dong.
Keduanya seperti masih tak bisa percaya perbedaan di dua negera yang berbeda. Akhirnya mereka pun langsung berbaring sambil menghela nafas. 


Nyonya Go menyapa semua ibu-ibu sedang mencuci baju. Nyonya Na langsung menyambut Nyonya Go yang datang yang sudah Lama tak bertemu. Nyonya Ma pun datang menyapa dan ingin tahu apa apa datang ke desa mereka.
“Dan akan pindah dari rumahnya hari ini.” Ucap Nyonya Go. Semua melonggo kaget mendengarnya.
“Tak apa-apa. Jangan begitu... Aku merasa senang dan riang. Di luar sini dingin. Apa Kita bicara di dalam?” kata Nyonya Go. Nyonya Ma pun menganguk mengerti. 

Nyonya Go memberikan cream pada semua ibu-ibu kalau  baru-baru ini pergi ke Eropa. Semua melonggo mendengar Nyonya Go yang eropa. Nyonya Go mengaku  menemukan produk edisi terbatas yang akan mereka suka di sana jadi membeli semua.
“Apa Kau membeli semuanya?” ucap Nyonya Ma tak percaya lalu mereka melihat nama produknya “Yeong, Wol.. Myeong, Ok”
“Entah kenapa ini mirip denganku.” Kata Nyonya Ma melihat gambar di depan kotak creamnya.
“Aku juga terlihat seperti ini saat aku menikah.” Ucap Nyonya Na,  Nyonya Yang pikir Ini tak lebih baik dari wajahnya tapi yakin kalau itu wajahnya.
“Aku tampak mirip... Ada apa ini?” kata Nyonya Hyun bingung. Nyonya Go memberitahu. Ini produk-produk baru dari Pilihan Seri musim semi ini.
“Pilihan Seri? Artinya, Se-ri melakukan ini untuk kami...”ucap Nyonya Ma lalu semua terlihat bahagia dan teringat kalau didepan mereka adalah calon menantunya Jung Hyuk.
“Aku sudah bilang, kalian tak perlu bersikap begini di dekatku. Aku tak punya dendam terhadap wanita dari Selatan itu. Aku tak bisa membunuh musuhku saat dia tak ada dalam jangkauanku. Aku bahkan tak bisa menemuinya. Jadi, aku tak dendam.” Ucap Nyonya Go
“Dia hanya sebentar di sini, tapi dia tak lupa, dan membuat produk ini untuk kalian. Menurutku, dia bukan wanita yang tak punya sopan santun.” Ungkap Nyonya Go. Mereka pun setuju.
“Dia tidak begitu... Hatinya sangat baik.” Ungkap Nyonya Hyun dkk juga seperti itu.
“Nama lini produk terbatas dari Pilihan Seri musim iniadalah Saudade. Ada Saudade di sini.” Kata Nyonya Go memberitahu. 



Semua pun melihat “SAUDADE” terihat tak percaya melihat wajah mereka ada disetiap produk. Nyonya Yang melihat nama produknya “YEONG” seperti tak percaya diambil dari namanya, Nyonya Na pun melihat nama tertulis Wol, dari Wol Suk. Begitu juga Nyonya Hyun dan Nyonya Ma.
“Dia pulang dengan selamat... Semoga dia baik-baik saja. Tampaknya dia tak melupakan kita.” Ucap Nyonya Ma
“Seandainya aku bisa memberitahunya bahwa kita mendapatkan ini dan akan memakainya dengan baik. Aku harus mengatakannya lewat apa?” ucap Nyonya Na menahan rasa sedihnya.
“Aku yakin dia akan tahu perasaan kita.” Ucap Nyonya Hyun. Nyonya Na pun semoga begitu.
“Apa Kau lihat sesuatu di sana?” tanya Nyonya Ma melihat ke langit, Nyonya Na menjawab tidak mencoba menahan tangis harunya.
“Mataku pedih karena cahaya silau di langit.” Ucap Nyonya Na mencoba terus tak menangis.

Bersambung ke part 3

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar