PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Di sebuah
rumah peramal, Nyonya Ma, Nyonya Na dan Nyonya Hyun duduk bersama. Peramal
memastikan kalau mereka tak mengajak
orang lain, Nyonya Na mengaku Tidak
dan Jangan khawatir. Karena Salah satu
dari mereka berjaga di luar.
Nyonya
Yang memberikan suara, Nyonya Na pun memberitahu kalau itu artinya semua aman.
“Dua
peramal tertangkap pekan ini. Aku tak bisa tidur karena ketakutan.” Ucap si
peramal
“Tapi kau
peramal andal,Kenapa tak bisa lihat masa depan sendiri?” kata Nyonya Hyun
polos.
“Ayolah...
Dia melayani hantu Korea Selatan. Jadi, dia tak pandai memprediksi berbagai hal
mengenai petugas kontrol dan penjara.” Jelas Nyonya Na membela. Si peramal pun
menyetujuinya.
“Tapi
mengenai uang, anak-anak, promosi suami, dan kesehatan, dia sangat andal.” Kata
Nyonya Na
“Lalu...bisa
beri tahu aku harus apa agar putraku belajar tekun. Aku ingin dia masuk sekolah
kedokteran.” Kata Nyonya Ma
“Sekolah
kedokteran? Biar kulihat.” Ucap Peramal lalu memaikan loncengnya.
“Aku tak
dengar apa pun.” Ucap Nyonya Hyun. Peramal langsung menatap sinis.
“Selama
arwah bisa dengar suara, yang kita dengar tak ada artinya.” Kata peramal. Semua
pun menganguk mengerti.
“Jika suara
belnya terdengar, petugas bisa datang. Kalian dalam masalah.” Ucap Peramal
seperti mulai kerasukan. Nyonya Na tahu kalau Itu logat Selatan.
“Suamimu
pergi ke tempat yang jauh.” Kata peramal. Nyonya Hyun kaget membenarkan kalau
ke Pyongyang sebulan untuk menjalankan misi.
“Dia
bukan di Pyongyang. Tapi Dia pergi lebih jauh. Kurasa dia tak akan kembali.”
kata Si peramal. Semua melonggo kaget mendengarnya.
“Kenapa
dia tak akan kembali?” tanya Nyonya Ma heran. Peramal tiba-tiba menunjuk ke
arah Nyonya Ma.
“Kau
sendiri punya masalah... Akan ada pertumpahan darah di desa ini.” Ucap Peramal.
Semua panik dan merasa ketakutan.
Si
peramal lalu minta sesuatu yang manis, Nyonya Na langsung memberikan kue yang
ada diatas meja.
Di
ruangan, Suami Nyonya Na tiba-tiba ditangkap lalu petugas yang lainya dan juga
bagian militer yang sebelumnya dekat dengan Tuan Jo. Semua meronta meminta agar
dilepaskan seperti tak terima tiba-tiba ditangkap.
Seung
Jung sedang berbaring dikamarnya. CEO Chun masuk membangukan Seung Jung
menyuruh agar mengemas barangnya. Seung Jung baru bangun bingung membuka
setengah matanya. CEO Chun menyuruh Seung Jung agar cepat. Seung Jung pun
bertanya ada apa.
“Jo Cheol
Gang menyokong kita, tapi dia tertangkap.” Ucap CEO Chun. Seung Jung panik
mendengar Tertangkap.
“Segalanya...
Termasuk bisnis penjagaan ini.” Jelas CEO Chun. Seung Jung ingin tahu apa yang
terjadi selanjutnya.
“Ada
kecelakaan saat dia dibawa ke penjara, aku tak tahu apakah dia masih hidup. Aku
hanya tahu kita akan mati jika tertangkap di sini.” Kata CEO Chun
“Mati?
Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Seung Jung mulai panik. CEO Jung langsung memberitahu Ini karena Ri Jung
Hyuk
“Jika kau
tak membantu Ri Jung Hyuk, maka Jo Cheol
Gang tak akan tertangkap.” Kata CEO Chun.
“Kau menyalahkanku
lagi? Ini salahku? Ini salahku. Kau tak akan meninggalkanku, 'kan? Hei, Kak.
Jangan tinggalkan aku.” Ucap Jung Hyuk panik.
“Cepat
kemas barangmu!” kata CEO Chun. Jung Hyuk bergegas memakai jaketnya kalau semua
sudah dikemas.
Saat
dilorong tiba-tiba petugas datang memanggil Tuan Chun dan langsung
menangkapnya. Tuan Chun langsung melempar paspor Jung Hyuk dan menyuruhnya
pergi dan jangan keluar. Jung Hyuk pun bergegas masuk ke dalam kamarnya.
Di rumah
Tuan Ri membaca surat dari anaknya “Ayah... Maafkan aku terpaksa memberi tahu
Ayah seperti ini. Jo Cheol Gang, pria yang menghilang saat kecelakaan itu, dialah
yang membunuh kakakku.”
“Dia juga
mengincar wanita yang kucintai. Setelah kami punya bukti bahwa dia kabur ke
Selatan, maka aku tak bisa tinggal diam. Aku tak bisa membiarkannya melukai orang
lain yang paling kucintai.” Tulis Jung Hyuk
“Jika terjadi
lagi, aku tak bisa memaafkan diriku seumur hidup. Tersisa satu bulan lagi
sampai pergantian kompi. Aku janji akan kembali sebelum itu. Jangan khawatir.”
Tuan Ri
membaca surat dari Jung Hyuk dan langsung membakarnya.
Ibu Jung
Hyuk pun menemui suaminya ingin tahu apa yang terjadi dan apakah sudah dengar
kabar darinya. Tuan Ri tahu kalau tidak mudah menemukannya atau menghubunginya.
“Jika terjadi
sesuatu dengan Jung Hyuk, maka aku tak sanggup. Aku tak sanggup hidup.” Kata
ibu Jung Hyuk
“Dasar
berandal. Begitu mereka tahu dia pergi ke sana, aku dan keluargaku akan habis.”
Kata Tuan Ri
“Kau
hanya peduli soal itu? Setelah semua air mata itu, reputasimu lebih penting
dari anakmu? Jangan biarkan jabatanmu membuatku kehilangan putra lagi. Jika
tidak, aku akan langsung bunuh diri. Pertahankanlah jabatan tinggi itu sendiri sampai
mati.” Ucap Ibu Jung Hyuk marah dan langsung menangisi anaknya.
Tukang
service datang memasang ulang kunci pintu dan tahu kalau Se Ri ingin
mendaftarkan sidik jarinya. Se Ri pun memberikan sidik jari dipintu agar tak
sembarang orang masuk ke rumahnya.
Setelah selesai si pria pun meminta Se Ri mencobanya.
“Daftarkan
sidik jarinya.” Kata Se Ri menujuk ke Jung Hyuk. Jung Hyuk kaget karena akan
pergi.
“Lakukan
saja.” Pinta Se Ri. Jung Hyuk pun tak bisa menolaknya. Mereka pun berjalan
keluar dari apartement.
“Aku tahu
kau akan pergi, tapi saat di sini, kau harus tetap bersamaku. Jadi Kenapa tak
ganti gaya berpakaianmu?” ucap Se Ri melihat pakaian Jung Hyyuk
“Menurutku
tak perlu.” Kata Jung Hyuk. Se Ri pikirTidak banyak dan sedikit saja lalu akan
masuk mobil. Jung Hyuk tiba-tiba mengetuk bagian depan mobil.
“Kau
sedang apa?” tanya Se Ri. Jung Hyuk memberitahu Di musim dingin, ketuk mobilnya
sebelum masuk.
“Hewan
liar masuk ke mesin untuk bernaung dari cuaca dingin.” Kata Jung Hyuk waspada.
“Tapi ini
tempat parkir basemen,cuacanya tidak dingin, dan tak ada hewan liar.” Kata Se
Ri dan tiba-tiba seekor kucing keluar dari bawah mobil. Jung Hyuk sampai kaget.
“Lihatlah
dirimu. Kenapa terkejut, padahal kau yang mengetuk?” kata Se Ri tertawa
mengejek.
“Aku tak
menduga akan ada. Ini tempat parkir basemen, dan tak dingin.” Kata Jung Hyuk.
“Syukurlah
kau melakukannya. Mulai sekarang, aku akan mengetuk mobil di musim dingin...”
kata Se Ri lalu terdiam. Jung Hyuk bertanya ada apa.
“Aku
harus bagaimana? Kau akan pergi, tapi aku akan ditinggal sendirian, dan
mengetuk di musim dingin. Saat mengetuknya, aku akan mengingatmu karena kau
mengajariku. Saat kau tinggal di sini, sebaiknya jangan lakukan apa pun. Jangan
buat aku teringat kepadamu.” Kata Se Ri
“Aku akan
berusaha tak melakukan apa pun.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri pun mengajak pergi
karena saatnya menjadi warga Selatan.
Se Ri
mengajak Jung Hyuk pergi ke toko setelah jas, lalu memilih pakaian warna merah
bata dan menyuruh agar Jung Hyuk mencobanya.
Jung Hyuk pikir untuk apa karena pakaiannya masih bagus. Se Ri mengaku
tak suka dan menyuruh Jung Hyuk agar menganti pakaian.
“Ini
Cocok sekali denganmu. Tak perlu memotong bagian mana pun. Seolah-olah ini
dibuat sesuai pesanan. Jarang yang cocok pakai warna ini. Terlihat sempurna di
tubuhmu.” Puji si pegawai wanita melihat Jung Hyuk keluar dari kamar ganti.
“Aku
belum yakin... Apa Ada yang lain?” ucap Se Ri tak suka Pegawai yang memuji Jung
Hyuk lalu menyuruh mencoba pakaian yang lain.
“Wahh.. Sulit
dipercaya... Ini seperti milikmu. Maksudku, ini terlihat cocok. Jika berfoto
memakai ini, kau pasti lebih tampan daripada model.” Ucap Pegawai melihat Jung
Hyuk dan Se Ri pun sempat melonggo.
“Apa Kau
Bisa berputar? Ini Tak begitu bagus dari belakang. Apa Ada yang lain?” kata Se
Ri tak suka Jung Hyuk dipuji dan langsung memilih setelan yang lainya.
Se Ri
menunggu Jung Hyuk, Si pegawai wanita mendekat berkomentar kalau Se ri oasti
sulit, karena Suaminya cocok memakai apa pun. Se Ri kaget kalau dianggap suami
lalu mengaku dia bukan suaminya dengan malu-malu bertanya apakah mereka seperti
pasangan suami istri.
“Jadi,
dia masih jadi pacarmu... Aku cemburu sekali. Dia tadi menatapmu dengan tatapan
manis. Dia tampak sangat manis.” Puji Si pegawai.
“ Itu...
Dia bukan pria yang semanis itu.” Kata Se Ri menahan senyuman bahagianya lalu
menunjuk rak bagian depan.
“Aku beli
busana yang dia coba sebelumnya, busana yang dia bawa, lalu yang ini, dan
ini... Aku juga mau beli semua kemeja beragam warna. Semuanya.” Ucap Se Ri
bahagia.
Jung Hyuk
keluar dari ruang ganti dengan banyak pakaian dikasir. Pegawai memberikan
kalkulator dengan jumlah hampir 25 juta won. Se Ri akan membawa dengan Black Card.
Jung Hyuk kaget langsung menarik Se Ri agar menjauh mengeluh dengan sikapnya.
“Sudah
kubilang, aku burung layang-layang... Bukan sekadar burung. Aku burung yang
mewah. Kau petani beruntung yang menolong nyawanya. Mari mulai membuka hadiahmu
dengan kartu hitam ini. Aku mau bayar semuanya.”jelas Se Ri.
Jung Hyuk
akhirnya tak bisa menolak dan mengucapkan Terima kasih.
Akhirnya
mereka keluar masuk toko dengan banyak belanjaan untuk Jung Hyuk. Setelah itu
mereka pun keluar dan Jung Hyuk tiba-tiba menahan pintu agar beberapa orang
dibelakanya bisa keluar tanpa mendorong. Beberapa orang melihat Jung Hyuk
langsung berkomentar kalau ada pria tampan.
“Jung
Hyuk, karena sudah di sini, mau potong rambut juga?” ucap Se Ri lalu tersadar
Jung Hyuk sudah tak ada disampingnya dan sedang menahan pintu depan mall.
“Kau
sedang apa? Ayo Pergi” kata Se Ri. Jung Hyuk minta agar menunggu sampai bayi
itu keluar.
Seorang
ibu keluar dengan bayinya pun mengucapkan Terima kasih.
Jung Hyuk
akhirnya masuk ke gedung dengan penampilan seperti warga Korea selatan yang
gagah. Sek Hong menyapa Se Ri berjalan dengan pria , Se Ri mengaku Jung Hyuk
bernama Lee Hyeok, sebagai pengawalnya. Sek Hong dan Pegawai keuangan kaget.
“Tapi kau
benci pengawal.” Kata Sek Hong. Se Ri mengaku ini untuk sementara.
“Sementara,
baiklah... Kau mempekerjakan pengawal pribadi, berarti dimulai lagi?” goda Sek
Hong. Se Ri mengeluh apa maksudnya.
“Kencan.
Memberi tahu kami lebih awal akan membantu persiapan kami. Dia atlet atau
selebritas? Berikan kami gambarannya.” Kata Pegawai keuangan.
“Aku tak
paham apa maksud kalian. Sampai bertemu lagi di rapat.” Kata Se Ri panik dan
mengajak Jung Hyuk pergi. Sek Hong pikir mereka akan sibuk.
Di dalam
lift, Se Ri mencoba menjelaskan tak ada banyak skandal. Jung Hyuk menegaskan
tak bertanya. Se Ri mengaku Hidupnya membosankan. Jadi tak pernah makan bersama
keluarga dan tak punya teman untuk bercengkerama.
“Itu
sebabnya aku terus...” ucap Se Ri yang langsung disela oleh Jung Hyuk kalau Se
Ri mulai berkencan.
“Itu tak
benar. Makan malam dengan seseorang akan jadi artikel berita, dan berjalan di
tepi Sungai Han dengan orang lain akan digosipkan.” Jelas Se Ri. Jung Hyuk
mengerti.
“Tapi... Aku
tak akan bisa melakukan itu lagi. Aku sudah jadi pemilih. Karena dirimu.” Akui
Se Ri. Jung Hyuk pun seperti bisa tersenyum,
Didepan
gedung, Empat sekawan dan Tuan Jung melonggo melihat gedung yang tinggi
didepanya. Tentara Pyo tak percaya kalau
Gedung pencakar langit ini sungguh milik wanita itu, dan Se Ri
membanggakan betapa kayanya di Korea seltan dan ternyata bukan main-main.
“Seharusnya
aku meminta 100 juta won, bukan jagung.” Ucap Eun Dong menyesal.
“Mari
kita masuk dahulu. Orang yang paling mirip orang Selatan harus masuk dahulu.”
Kata Tuan Jung ingin memilih.
Tentara
Pyo akan maju, tapi Tuan Jung memilih tentara Pyo untuk masuk lebih dulu.
Akhirnya
mereka masuk dengan percaya diri, tapi bingung didepan pintu tak bisa masuk dan
kebingungan melihat banyak yang menekan dibagian depan. Seorang petugas datang
bertanya apa ada yang bisa dibantu. Tentara Park bingung, semua ketakutan.
“Kami
ingin bertemu kamerad... Maksudku, kami ingin bertemu Pimpinan.” Ucap Ju
Meok
“Sudah
buat temu janji dengannya? Tak bisa menemuinya, jika tak mengatur temu janji.
Tapi Maaf.Kami akan periksa identitas kalian, dan kami akan membantu mengisi
formulir wawancara.” Ucap Petugas.
“Dengarlah.
Kita bisa datang lain kali, 'kan? Ayo Adikku.” Kata Tentara Pyo dan mengajak
pergi dengan style korea selatan.
Mereka
pun berjalan pergi keluar dari gedung dengan wajah ketakutan dan panik. Semua
yakin kalau petugas pasti tak sadar kalau mereka orang korea utara. Tuan Jung
pun tak percaya tentara Pyo itu belajar logat Selatan bahkan terdengar alami?
“Ini
Sempurna... Kukira kau orang Selatan.” Kata Tuan Jung. Semua saling memuji tak
percaya kalau mereka bisa berbahasa korea.
Di sebuah
restoran, tiga orang wanita duduk dengan style seperti sengaja memakai pakaian
yang mencolok. Wanita yang duduk sendiri melihat temanya memakai kalung dan
ingin tahu Dari mana dapat kalung itu. Si wanita mengau kalau suaminya yang
membelikan.
“Lalu Kau
dapat tas ini dari mana? Tas ini bahkan belum dijual di toko” tanya si wanita
itu kembali. teman yang membawa anjing terlihat bangga.
“Produk
indah seperti ini harus dibeli secepat mungkin. Aku minta suamiku membelikannya
untukku.” Kata si wanita lalu dengan sengaja wanita didepan memperlihatkan
sepatu yang dipakainya.
“Omong-omong,
sepatumu tampak asing.” Kata si wanita yang membawa anjing.
“Suamiku
begitu manis. Dia terus membelikan yang seperti ini. Aku jadi agak muak.”
Ungkap si wanita berlebihan.
“Omong-omong,
kenapa Dan lama sekali? Gosip pernikahannya ditunda lagi tersebar ke seluruh
Pyongyang.” Komentar Si wanita yang memiliki kalung baru.
“Sudah
kubilang. Bukankah aku pernah bilang melihat Ri Jung Hyuk bersama wanita tampak
mencurigakan di Hotel Pyongyang?” kata Si wanita yang membawa anjing.
“ Berarti
Seo Dan yang terkenal itu telah dicampakkan?” kata si wanita kalung.
“Terkenal
apanya... Bukankah begitu, Terrius?” kata Si wanita anjing dan melihat wajah
temanya melonggo.
Mereka
semua melonggo melihat Dan datang dengan style pakain yang berbeda. Saat itu si
anjing mengonggong dan melihat Dan menatap sinis langsung tertunduk ketakutan.
Si wanita langsung berdiri mengaku Anjing bodohnya tiba-tiba pipis
dipangkuanya.
“Kau bisa
Seka dengan ini.” Kata Dan memberikan tissue, Si wanita pun langsung duduk.
“Apa
kabar kalian?” sapa Dan dengan gaya angkuh dan eleganya.
Sementara
Jung Hyuk masuk mobil panik memikirkan akan pergi kemana sekarang. Dan masuk
duduk dengan teman-temanya, si wanita dengan sepatu barunya bertanya alasan Dan
datang terlambat, sambil menyindir padahal tak harus minta izin suami, atau
dihentikan putranya.
“Aku
khawatir kau terlalu lelah kemari. Tapi kau akhirnya datang, berbusana rapi.
Aku lega.” Puji si wanita kalung baru. Dan tak mengerti maksudnya.
“Dan... Tak
perlu jaga harga dirimu di hadapan kami. Ceritakan saja. Pertunangan itu bisa
dibilang dibatalkan, 'kan? Ri Jung Hyuk dari keluarga berkuasa, tapi apa
artinya?” kata Si wanita anjing. Semua membenarkan.
“Saat
semua teman sekelas kita sudah menikah, kau habiskan waktumu menunggu pria itu,
dan melewati usia layak dinikahi.” Kata si wanita sepatu
“Tentu saja,
pernikahan bukan masalah. Di rumah, ada suamiku yang mencintai dan peduli terhadapku
hingga aku muak akan itu.”ungkap si wanita anjing. Semua setuju.
“Tapi
belakangan makin banyak orang yang mati berstatus lajang di dunia, sungguh
mengerikan. Aku khawatir kau akan berakhir begitu.” Komentr si wanita anjing
“Jin
Sook... Apa Seong Deok baik-baik saja?” tanya Dan sinis. Jin Sook si wanita
anjing mengaku Dia baik-baik saja.
“Bagus...
Dia pernah bilang tak bisa hidup tanpaku, dan mati jika aku tak menikahinya. Aku
khawatir dia akan sungguh mati. Untungnya, kau menerimanya, dan dia baik-baik
saja. Aku sungguh lega.” Sindir Dan Jin
Sook langsung tersedak dengan minumanya,
Di mobil,
Seung Jung menelp seseorang memberitahu Tuan Chun juga tertangkap jadi tak bisa
ke bandara bahkan Namanya ada di daftar hitam. Ia pun meminta Kamerad Operator agar bisa mengizinkan
tinggal sementara di tempatnya.
Tapi
ponselnya langsung ditutup, Seung Jung kebingungan dan saat itu telpnya
berdering.
Tiba-tiba
di luar hujan turun dengan deras, Mereka berkomentar kalau tampaknya akan hujan
cukup lama. Si wanita sepatu baru berkomentar alau suaminya bilang akan datang
menjemput. Wanita lain pun merasa suaminya datang sebentar lagi.
“Asataga...
Siapa pria itu?” ucap Jin Sook melihat sosok pria dibalik payung. Seung Jung
terlihat sangat menarik membawa payung.
Dan melihatnya pun langsung pamit pergi.
“Apa
Sudah mau pergi? Apa Kau punya payung?” tanya temanya. Dan langsung berjalan
pergi.
“Dia
terlalu angkuh sampai akhir. Kita akan dijemput suami kita, tapi dia harus
pergi sendirian, terlihat menyedihkan. Pasti karena itu dia pergi” ucap Jin
Sook sinis.
“Hei,
mungkin tidak begitu... Coba Lihat.” Kata Teman Dan melihat Dan naik mobil
dengan Seung Jung yang memayunginya.
Semua
melonggo tak percaya. Seung Jung pun sempat memberikan senyuman dengan gaya
mengoda. Semua tak percaya melihat pria yang manis sekali.
Di dalam
mobil, Dan terlihat cemberut. Seung Jung pikir kalau ia baru saja menolong Dan
dengan wajah bangga. Dan mengeluh agar Seung Jung Jangan membual lalu bertanya apakah punya
manisan di mobil. Seung Jung tak percaya
Dan bisa tahu kalimat itu.
“Kau tahu
dari mana?” tanya Seung Jung. Dan pikir tahu dari mana tidaklah penting.
“Kurasa
kau benar. Kita butuh manisan di hari kelam. Seperti cokelat dan permen.” Ucap Seung
Jung
“Apa Kau
punya?” tanya Dan. Seung Jung mengaku tak punya. Dan langsung menatap sinis.
Seung Jung pikir Ada toko kelontong di sini
Jung Hyuk
baru keluar gedung, Sek Hong memangilnya. Saat akan masuk lift Tuan Jo berjalan
sebagai petugas keamanan. Sek Hong mengajak Jung Hyuk makan bersama karenaakan
rapat sampai tengah malam. Jung Hyuk pikir akan makan bersama Pimpinan Yoon...
“Dia
belum tahu. Dia tak pernah makan dengan orang lain. Tampaknya dia belum tahu
peraturannya.” Kata Sek Hong, Pegawai keuangan pikir seperti itu dan itu gawat.
“Bu Yoon
selalu makan sendiri. Dia tak suka ditemani, atau siapa pun mengajak bicara.
Dia juga tak suka warna itu. Dia membencinya.” Kata Sek Hong. Jung Hyuk pikir
Se Ri menyukainya.
“Tidak,
dia tak suka... Kau tak tahu apa pun soal dia.” Kata Sek Hong mengejek.
“Kurasa
aku tahu sesuatu mengenainya.” Ungkap Jung Hyuk. Sek Hong mengeluh dengan sikap
Jung Hyuk
“Dia sangat
sensitif seperti kucing. Dia hanya makan telur yang direbus 8 menit 27 detik. Saat
dia makan telur yang direbus 8 menit 30 detik, itu terlalu kering. Dia bisa
langsung merasakannya.” Kata Sek Hong. Jung Hyuk bingung mengingat saat Se Ri
makan dengan lahap telur dalam kereta.
“Kau
harus mempelajari seleranya agar bisa bertahan lebih lama. Ini saran dari
seniormu, ingat baik-baik.” Kata Sek Hong
Di dalam
mobil, Jung Hyuk cemberut merasa tak tahu banyak soal selera Se Ri. SeRi tak
mengerti maksud ucapanya. Jung Hyuk pikir pegawai Se Ri tampaknya tahu banyak bahkan tahu telur rebus
kesukaannya. Se Ri pikir itu tidak penting.
“Tak ada
yang lebih tahu seleraku selain dirimu.” Kata Se Ri. Jung Hyuk ingin tahu
selera yang disukai Se Ri.
“Seperti
dirimu... Sudah kubilang saat awal kita bertemu. Wajahmu tipe kesukaanku. Kenapa
kau pura-pura tak tahu?” ucap Se Ri. Jung Hyuk langsung tersenyum mendengarnya.
Dan
mengajak Seung Jung masuk ke apartementnya, Seung Jung tak percaya kalau ini
apartement setelah Dan menikah nanti.
Dan mengaku tak tahu pria pertama
yang akan memasukinya adalah Seung Jung. Seung Jung juga mengaku tak
menduganya.
“Kau tak
punya tempat tujuan, jadi, kau boleh menginap sementara. Jangan terlalu lama.” Kata
Dan
“Tidak akan.
Sudah kubilang. Seharusnya aku ikut penerbangan hari ini, tapi karena ada
sesuatu, aku harus tinggal beberapa hari. Aku tak bisa tinggal lebih lama.” Ucap
Seung Jung
“Jangan
tinggalkan jejak di sini. Kau hanya boleh bernapas di sini.” Tegas Dan. Seung
Jung mengerti.
“Aku akan
pergi dan Aku bawa mobilnya. Matikan lampunya sepuluh menit lagi. Mungkin akan
ada pemeriksaan acak.” Ucap Dan sinis.
“Kau pergi
begitu saja? Kau tak lapar? Aku lapar. Apa Mau makan mi instan?” kata Seung
Jung membuka koper berisi banyak ramyun.
Akhirnya
keduanya makan ramyun dengan lilin, Seung Jung mengaku Ini kali pertamaku makan mi instan berdua
dengan seorang wanita.Dan memperingatkan Jangan terlalu berharap banyak. Seung
Jung mengaku tidak seperti itu.
“Mi
instan mempunyai implikasi sosial.” Jelas Seung Jung. Dan bertanya Implikasi apa maksudnya.
"Kau
mau makan mi instan?" Kami tak mengatakan ini ke semua orang di Selatan.
Maksudku, aku tak keberatan, tapi jika kau dengar pria lain mengatakan itu
kepadamu, maka kau harus menjawab, "tidak",
dengan wajah datar.” Jelas Seung Jung
“Kenapa
aku harus menolak? Aku suka.” Kata Dan. Seung Jung bingung dan kaget.
“Apa yang
kau suka? Mi instan? Atau prianya? Ataukah... aku?” ucap Seung Jung bingung.
Dan hanya bisa tertunduk memberikan senyuman.
Di kamar
mandi, Seung Jung mengosok gigi dengan tatap bingung karena Seung Jung
tersenyum, dan berpikir kalau dirinya itu lucu. Ia berpikir kalau tak selucu
itu. Akhirnya Ia pun mencoba berbaring.
“Kenapa
senyumannya membuatku penasaran?” ucap Seung Jung akhrinya bangun dari tidurna.
“Baiklah...
Aku akan menanyakannya... Aku akan meneleponnya secara jantan. Aku akan
bertanya kenapa dia tersenyum. Itu Mudah saja.” Kata Seung Jung.
Ia
mencoba menelp Dan tapi ponselnya tak aktif dan berpikir sudah tidur. Seung
Jung tak percaya Dan bisa tidur secepat itu tapi mungkin belum pulang jadi tak
menjawab. Ia lalu berpikir Dan yang mengabaikan teleponnya dan bersikap jual
mahal.
Bersambung
ke part 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar