PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Dan seperti
kaget tahu Seung Jung mau pergi. Seung Jung mengaku Rencana awalku sembunyi di
utara selama sepuluh tahun Tapi sudah ketahuan bahkan diburu jadi tak bisa
tinggal lama di sini.
“Untungnya,
pengawasan Badan Keamanan melonggar sekarang. Aku berhasil beli tiket. Kesempatan
bagus untuk pergi.” cerita Seung Jung.
“Kapan?”
tanya Dan. Seung Jung menjawab Besok.
Dan seperti mencoba menahan rasa sedihnya.
“Aku hampir
meninggalkan negara ini, dan hampir tertangkap. Aku bisa terlibat masalah
besar. Jika dikejar, maka aku mau dikejar di wilayahku. Tak bisa begitu di
sini.” Ucap Seung Jung. Dan bisa mengerti.
“Maaf,
aku meminta padamu, bisakah antarkan aku ke bandara?” kata Seung Jung.
“Kurasa
aku bisa melakukan itu.” Ucap Dan. Seung Jung pun mengucapkan Terima kasih.
“Terima
kasih atas segalanya, Dan.” Ucap Seung Jung. Dan pikir tak masalah.
“Kau
selalu tenang. Kau bisa saja hentikan aku sebagai lelucon.” Ucap Seung Jung.
Dan pikir kenapa ia harus bercanda karena Tak ada gunanya.
“Kau
benar... Tapi entah kenapa aku mau dengar lelucon itu. Kata-kata tak berguna
itu.” Akui Seung Jung. Dan hanya bisa menatap dan langsung berdiri.
Seung
Jung menahan tanganya, Dan pun bertanya Kenapa. Seung Jung mengaku sudah berusaha menjalani hidup dengan baik
Tanpa tahu ke mana aka pergi, tapi ia sudah kehabisan napas. Ia pun pada
akhirnya, berada di bawah.
“Aku tahu
pria sepertiku tak pantas melakukan ini kepada wanita sepertimu, Dan. Tapi
Tetap saja, aku mau berikan kepadamu.” Ucap Seung Jung memasangkan cincin pada
jari manis Dan.
“Maafkan
aku... Ini cincin yang kuberi pada Yoon Se-ri. Kau mengambilnya dan bilang
cincin ini indah... Inilah cincin itu... Aku hanya bisa berikan ini. Nanti,
jika aku berkunjung saat aku lebih mapan.” Kata Seung Jung
“Anggap
saja kau masih melajang. Maka tolong
beri aku kesempatan.” Ucap Seung Jung sambil terus menangis.
“Berhenti
membual.” Kata Dan akhirnya ikut menangis. Seung Jung pun memeluk erat Dan.
“Aku
menyukaimu, Dan... Karena aku menyukaimu, aku akan terus memikirkan tempat
tujuanku. Aku akan hidup seperti itu. Akan kulakukan mulai sekarang.” Ucap
Seung Jung menyakinkan.
Ketua BIN
tahu Mereka masih prajurit terbaik dari Pasukan Khusus di perbatasan jadi m
butuh informasi menyeluruh mengenai misi mereka Anak buahnya memberitahu kalau Semuanya
menggunakan kartu kredit Yoon Se-ri.
“Apakah
itu hasil memeras atau diberikan Yoon Se-ri untuk menutupinya?” tanya Ketua BIN
“Kita
harus cari tahu itu.” Kata anak buahnya. Ketua BIN pikir mereka bisa lihat
rinciannya.
“Sembilan
dolar di kafe internet. Tampaknya itu persembunyian utama untuk kumpulkan
informasi... Bagus. Apa Ada rincian kunjungan mereka?” kata Ketua BIN yakin
menemukan sesuatu yang rahasia.
“Ada di
bawahnya.” Ucap Anak buahnya. Ketua BIN melihat
Piala Klub Juara Eropa Paket Emas, 4.900 won.
“Piala
Klub Juara Eropa Paket Permata, 3.600 won.” Ucap Ketua BIN binggung apa
maksudnya itu.
“Barang
dalam game. .. Setelah kuteliti lagi, aku jadi tahu kalau Paket Permata lebih
murah karena mendapat diskon 20 persen dari membeli Paket Emas.” Ucap Anak
buahnya.
Eun Dong
dan Ju Meok pergi ke warnet dan Eun Dong bermain gemas layaknya anak remaja di
Korea selatan dengan wajah bahagia. Ketua BIN mengeluh dengan ucapan anak
buahnya lalu melihat ada 900 won, 35 kali dan bertanya apa itu.
“Itu
biaya mengunduh video.” Kata Anak buahnya. Ketua BIN ingin tahu Video seperti apa dengan wajah penasaran.
“Winter
Sonata, Mr. Duke, Second 20s, The Suspicious Housekeeper... Choi Ji-woo adalah
pemeran utama di drama tersebut... Dia penggemar Choi Ji-woo.” Kata Anak
buahnya.
Ju Meok
duduk didepan komputer mendownload semua drama
dan wajahnya terlihat bahagia melihat Choi Ji Woo. Anak buahnya pikr
akan menyelidiki lagi. Ketua BIN mengeluh kalau tak perlu dan melihat Mereka
habiskan 2.000 won di kako.
“Apa itu
kako?” tanya Ketua BIN. Anak buahnya memberitahu kalau itu Karaoke koin.
“Mereka
habiskan 3.250 won di toko. Mereka membeli gorengan dan ramyeon, Tteokbokki
Hiu, 5.800 won.” Uaap anak buahnya.
“Dengar, Apa
ada transaksi di atas 10.000 won?” tanya Ketua BIN. Anak buahnya mengeleng.
“Untuk
berjaga-jaga, aku mencari hubungan antara toko-toko ini.” Kata Anak buahnya.
“Jangan.
Jangan cari hubungannya. Untuk apa? Setelah beli gorengan dan ramyeon<
mereka makan tteokbokki karena masih lapar.” Kata Ketua BIN> Anak buahnya
membenarkan.
“Apa yang
mereka pikirkan? Kenapa pengeluaran mereka sangat kecil?” kata Ketua BIN heran.
Saat itu
anak buah yang lain masuk, Ketua BIN
bertanya apakah sudah selesai. Anak buahnay memberikan laptop kalau datanya
telah dipulihkan. Ketua BIN lalu melihatnya dan terlihat matanya berbinar-binar
seperti baru mendapatkan sesuatu.
Ketua BIN
bertemu dengan Jung Hyuk kembali memberitahu kalau Laptop ini ditemukan di TKP
kematian Cho Cheol Gang dan memulihkan surelnya. Ia memperlihatkan pada Jung
Hyuk kalau Sulit mendapatkan sandinya, tapi
mereka berhasil dapatkan.
“Bukankah
surelnya menjelaskan kenapa Jo Cheol Gang menembakmu walau tahu dia akan mati?
Pria itu tak punya tempat untuk kembali. Dia tak bisa kembali atau tetap di
sini. Tapi Dia tidak mau mati sendirian” ucap Ketua BIN.
Jung Hyuk
terdiam teringat yang dikatakan Tuan Jo sebelum tewas “Kau tak bisa kembali,
Aku sudah kirim semuanya.. Bukti yang membuktikan kau bersama jalang itu di
sini. Jika kau kembali,maka orang tuamu akan dieksekusi.”
“Tampaknya
ayahmu bilang kalau kau akan kembali dalam beberapa hari. Bagaimana kalau kau
berhenti mengkhawatirkan ayahmu dan lebih jujur, Pak Ri Jung Hyuk?” ucap Ketua
BIN.
Jung Hyuk
masih saja terdiam, lalu bertanya Bagaimana keadaan Yoon Se Ri. Ketua Bin
menjawab Dia di unit perawatan intensif, mengalami sepsis, sebagai efek samping
operasi.
“Kenapa
perlakukan dia dengan kasar jika kau tak tahan juga?” kata Ketua BIN. Jung Hyuk
pun hanya bisa diam saja.
Seung
Jung turun dari taksi lalu mengucapkan Terima kasih pada Dan yang sudah
mengantarnya. Dan hanya bisa terunduk diam, Seung Jung berpesan agar Dan Jaga
kesehatannya dan Jangan sampai sakit. Dan bergegas langsun masuk mobil.
Seung
Jung pun hanya bisa menatap dari kejauhan. Sementara Dan ternyata menangis
didalam tas dengan cincin yang masih dipakainya. Dari arah belakang terlihat dua mobil hitam
mengikuti taksi yang dinaiki Se Ri.
Seung
Jung akan pergi masuk bandara, tiba-tiba beberapa orang petugas keluar ke arah
pakiran. Seung Jung panik langsung bersembunyi, dan memastikan mereka pergi ia
pun akan masuk ke dalam bandara. Tapi ponselnya berdering.
“Kamerad
Gu Seung Jung, Jika kau tak ikut kami sekarang, akan kami bawa wanita ini.”
Ucap Gangster. Suara Dan terdengar meminta agar dilepaskan.
“Kau bicara
dengan orang yang salah. Aku tak ada hubungannya dengan wanita itu. Aku tak peduli
jika kalian mau bawa dia atau tidak.” Kata Seung Jung tak peduli.
“Begitukah?
Kau tak peduli jika kami membunuhnya.” Ucap Si Gangster. Seung Jung mengaku tak
peduli.
“Mari
kita bicara lagi setelah kami membunuhnya.” Kata Si Gangster. Seung Jung akhirnya
meminta agar menunggu.
“Kenapa
mau membunuh wanita tak bersalah? Keluarganya sangat berkuasa. Kalian bisa
dihabisi jika berani menyentuhnya.” Tegas Seung Jung.
“Kami tak
takut pada hal semacam itu. Waktumu hanya satu jam. Datanglah ke alamat dari pesan
singkat ini. Jika tidak, wanita ini mati. Jika bawa bantuan, wanita ini mati.
Aku yakin kau pasti paham.” Ucap Si Gangster.
Seung
Jung kebingungan karena telp langsung ditutup, lalu meliat tiketnya WAKTU NAIK
PESAWAT, 11.30.
Sementara
di ruangan ICU, Se Ri terlihat mengalami penurunan. Dokter meminta perawat aga
memasang infus lagi serta periksa organ
vitalnya lagi. Nyonya Han pun melihat dar kaca hanya bisa menangis sedih.
“Aku bermimpi.”
Pegawai
marketing memberikan berkas pada Se Ri kalau jadwal selanjutnya, uji coba
pakaian olahraga ekstrem. Ia pun memastikan Se Ri sungguh akan mencoba sendiri
yaitu paralayangnya. Se Ri melihat berkas Baju Olahraga Se Ri Choice.
“Di dalam
mimpiku, aku kembali ke hari kecelakaan itu. Di dalam mimpiku, aku tahu
segalanya. Aku tahu kecelakaan apa yang akan kualami dan di mana aku akan
terdampar. Aku tahu akan bertemu siapa dan pengalaman menakutkan dan sulit yang
akan kualami.”
“Aku juga
tahu hari ini akan segera berakhir. Aku sudah tahu segalanya.”
Di ruangan
interoagasi, Ketua BIN menerima kabar dari ponselnya. Ia lalu memberitahu Jung
Hyuk kalauYoon Se-ri dalam kondisi kritis. Jung Hyuk berlari ke rumah sakit dan
langsun menangis melihat Se Ri dalam ruangan ICU.
Orang
Tua, Tuan Park, Sek Hong dan pegawai marketing pun melihat keadaan Se Ri dari
luar ruangan.
Sementara
Seung Jung dalam kebimbangan harus kembali ke Korea selatan atau menyelamatkan
Dan yang sedang disandera. Akhirnya Ia merobek tiket dengan mulutnya dan
menaiki taksi. Seung Jung pun datang dengan senapan laras panjang dan langsung
menembak semua anggota gangster.
Semua
sempat panik melihat Seung Jung, Dan pun makin ditodong pistol pada kepalanya.
Seung Jung sempat terkena tembakan lalu bersembunyi, meminta Seo Dan, jangan
khawatir karena belajar menembak di Selatan. Seung Jung pun berhasil menembak
mati semuanya.
Tapi ia
sadar kalau ada satu orang lagi yang kabur setelah mengancam Dan dengan
pistolnya. Si pria keluar dari belakang dan menembak Seung Jung. Seung Jung
berhasil membalasnya, keduanya pun akhirnya terjatuh bersamaan. Dan langsung
berteriak berlar memanggil Seung Jung.
“Aku
salah... Saat aku mati, ada seseorang yang menangisiku. Fakta bahwa kaulah
orangnya membuatku sedih dan bahagia.” Gumam Seung Jung meantap Dan yang
menangis berlari ke arahnya.
“Di akhir
mimpi panjang itu, akhirnya aku mengambil keputusan.” Se Ri akhirnya berdiri di depan meja kerjanya.
Sek Hong
mengantar Se Ri diatas bukti memberitahu
Anginnya cukup kuat dan sudah periksa ramalan cuaca dengan wajah
khawatir memastikan kalau Se Ri tak masalah. Se Ri bertanya balik pada Sek Hong
Kenapa angin bertiup. Sek Hong mengaku tak tahu.
“Angin
bertiup untuk bergerak. Angin bertiup untuk bergerak, bukan tetap diam. Angin
harus tetap bergerak agar aku bisa terbang.” Ucap Se Ri
“Demi
bisa menemui dirimu, aku ambil keputusan untuk mengulangi semua momen itu dari
awal.” Gumam Se Ri.
Di
ruangan Dokter meminta agar memberikan epinefrin melalui infus.
“Walau
waktu kuputar kembali seratus kali...” gumam Se Ri
“Jika aku
bisa memutar balik waktu... Andai aku bisa, aku tak mau menemuimu. Kau takkan
bisa kenal diriku. Maka kau akan aman dan bahagia” ucap Jung Hyuk menatap Se Ri
dan merasa bersalah.
“Andai
aku bisa melakukannya...Aku akan bertemu denganmu lagi Aku akan kenal denganmu
dan jatuh cinta. Aku tahu itu pilihan yang berbahaya dan menyedihkan.” Gumam Se
Ri.
Sementara
didalam ambulance, Dan menangis melihat Seung Jung dengan penuh luka
ditubuhnya.
“Jika
salah satu dari kita harus mati, dan yang lain tetap hidup... Jika memang itu
takdirnya, maka wajar saja aku mati dan kau tetap hidup. Wajar saja.” gumam
Seung Jung
“Aku
bahagia mengambil keputusan itu, Ri Jung Hyuk.” Gumam Se Ri lalu terdengar
suara bunyi alat yang menandakan salah seorang meninggal.
EPILOG
Semua
melihat rekaman CCTV yang tentang Jung Hyuk. Ketua BIN bertanya apakah hanya
ini saja video milik Jung Hyuk. Anak buahnya memberitahu kalau Para psikolog
menganalisis pola sikap Ri Jung Hyuk terhadap Yoon Se-ri dengan memperlihatkan
videonya.
“Seperti
yang terlihat, saat Jung Hyuk bersama Se-ri, pusat batang tubuhnya menghadap 90
persen ke arah Yoon Se-ri.” Ucap anak buahnya.
Jung Hyuk
yang berhasil mengambil balon dan mengembalikanya lalu berjalan ke arah Se Ri
dengan badanya yang terus mengarah pada Se Ri dengan wajah bahagia berjalan
bersama.
“Ri Jung
Hyuk mengikuti gerakannya tanpa sadar berulang kali. Saat ada pria
mendekatinya,< dia mengalihkan perhatian dan pergerakan Yoon Se-ri berulang
kali.” Kata anak buah nya.
Jung Hyuk
menatap Se Ri yang sedang menelp mengikuti gerakan tubuhnya, lalu menjauhkan Se
Ri saat ada pria yang lewat didekatnya, seperti sangat menjaga Se Ri.
“Ahli psikolog,
Profesor Oh Hyeong-sim, menganalisis bahwa ini sikap umum pada pria yang jatuh
cinta.”ucap si anak buah
“Apa Kau
butuh analisis untuk tahu itu? Itu sudah terlihat jelas. Yang benar saja.”
Keluh ketua BIN Kesal.
Saat
hujan turun, Jung Hyuk pun memegang payung dan membiarkan bahunya basah
sementara Se Ri terlihat bahagia ada orang yang membuatnya tenang dan bisa
mempercayainya.
Bersambung episode 16
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar