PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Se Ri mengeluh pada Jung Hyuk karena meminta
agar jangan mendekat dan tak ingin Jung Hyuk melihat wajahnya yang sedang
menangis. Jung Hyuk tak peduli tetap memeluk Se Ri dari belakang lalu berjanji Tahun depan dan tahun setelahnya dan bahkan
setelah itu, semuanya akan bahagia.
“Karena
aku akan memikirkanmu. Aku akan
bersyukur sudah terlahir ke dunia ini. Aku akan bersyukur orang yang
kucintai masih bernapas. Karena
itulah hari ulang tahunmu akan selalu
jadi hari bahagia” ucap Jung Hyuk Se Ri akhirnya menatap Jung Hyuk.
“Kukira
kau sudah pergi.” kata Se Ri. Jung Hyuk pun bertanya apaka Se Ri akan menangis
begini setelah ia pergi.
“Menangis
tak bisa dikendalikan. Air mata menetes tanpa diduga.”kata Se Ri
“Aku tak
ingin kau menangis sendirian.” Ungkap Jun Hyuk.
Se Ri berjanji Karena sudah menangis hari ini, jadi tak akan menangis
lagi bahkan sudah kebal.
“Aku tak
sengaja mendengarnya. Jangan lagi mempersulit ayahmu dan pulanglah.” kata Se Ri
“Aku akan
mengurus masalah itu.” Ucap Jung Hyuk . Se Ri memberitahu kalau Ada yang
namanya Sindrom Bambi.
“Saat
seekor bayi rusa bertemu manusia di gunung, ia akan dibelai karena manis. Tapi,
begitu manusia pergi, maka bayi rusa itu tak bisa kembali ke keluarganya.
Karena aroma manusia yang melekat di tubuhnya, Jadi keluarganya menolaknya.”
Cerita Se Ri
“Bayi
rusa itu ditolak kawanannya hingga akhirnya mati.” Jelas Se Ri merasa sangat
khawatir.
“Apakah
kau takut aku akan ditolak dan ditelantarkan oleh kawananku?” kata Jung Hyuk
“Aku akan
melindungi diriku sendiri. Percayalah kepadaku.
Di duniaku, aku bisa memanfaatkan status, bawahan, uang, dan semua yang
kumiliki. Cho Cheol Gang.. Bukan... Tak seorang pun bisa menjatuhkan diriku.
Percayalah kepadaku, dan pulanglah, Jung Hyuk. Kembalilah ke duniamu.” Kata Se
Ri menyakinkan Jung Hyuk
Sementara
di dalam rumah semua orang tertunduk diam, Tuan Pyo pikir ini kali pertamanya
menangis. Ju Meok membenarkan karena saat menyeberangi perbatasan, Se Ri tak menangis.
“Saat tertangkap
di kapal penyelundup, dia tak menangis.” Ucap tentara park.
“Saat
gagal kabur lewat bandara, dia tak menangis.” Ucap Tuan Jung. Tentara Pyo tak
percaya Tuan Jung yang menguping sebanyak itu.
“Kenapa
mereka belum kembali?” kata Eun Dong khawatir. Tuan Pyo langsung berkomentar.
“Aku
malah berharap mereka kabur begitu saja!” kata Tentara Pyo. Ju Meok mengeluh
agar Jangan mengatakan sesuatu yang berbahaya.
“Pesta
Olahraga Militer Dunia berakhir sebentar lagi. Kita harus kembali bersama Jeong
Hyeok pada saat itu. “ kata Tuan Jung gugup.
“Maafkan
aku. Dia bahkan tak berkedip saat aku bilang mau menguburnya. Melihatnya
tiba-tiba menangis membuatku bingung.” Kata tentara Pyo sedih dan akhirnya Tuan
Jung pun pamit pergi keluar sebentar.
Tuan Jung
keluar dari apartment mencari Jung Hyuk dan Se Ri. Keduanya akan masuk ke
apartement. Jung Hyuk heran Tuan Jung malah keluar. Tuan Jung mengaku cemas
lalu menanyakan keadaan Se Ri. Se Ri mengaku baik-baik saja.
“Mari
kita masuk... Semuanya cemas dan menunggumu.” Ucap Tuan Jung. Jung Hyuk dan Se Ri pun masuk
lebih dulu.
Saat itu
Tuan Jo mendengar dari dalam mobilnya, seperti menguping dari kejauhan. Ia lalu
melihat mobil polisi berpatroli lalu memilih untuk pergi. Tuan Jung merasakan
sesuatu sempat menoleh, tapi tak melihat siapapun.
Se Ri
akhirnya kembali ke rumah dengan senyuman mengaku terkejut karena tak menduga diberi
kejutan seperti itu dan meminta maaf. Tentara Pyo dengan gaya angkuhnya merasa
tak perlu. Se Ri bertanya apakah mereka mencemaskannya.
“Astaga,
tak ada yang cemas.” Ucap Tentara Pyo. Se Ri mengeluh kalau tak berharap banyak
darinya.
“Siapa
yang memilih kue ini? Dari mana kalian dapat kue sekuno ini?” ucap Se Ri
mengeluh. Semua menatap ke arah Jung Hyuk. Jung Hyuk sempat kecewa
mendengarnya.
“Mari
nyalakan lilinnya.” Kata Se Ri. Semua pun langsung bersemangat .
“ Aku
pernah melihat di drama. Ini kali pertamaku menyalakan lilin di atas kue.” Ucap
Ju Meok menyalakan korek.
“Mari
matikan lampunya.” Ucap Se Ri menepuk tanganya lalu memakain topi ulang tahun.
Mereka
akhirnya mulai menyanyikan lagu “Selamat ulang tahun” dengan gaya Korea Utara.
Se Ri tersenyum mendengarnya, Jung Hyuk pun juga senang melihat Se Ri yang bisa
tersenyum.
“Aku tak
menduga akan mendengar lagu selamat ulang tahun khas Utara. Apakah kalian tahu
harus buat permohonan sebelum meniup lilin?” kata Se Ri. Semua hanya terdiam
kebingungan.
“Apa
Kalian tak tahu? Wah... Aku mengajari kalian banyak hal. Baiklah, mari tutup
mata kalian dan memohon apa yang paling kalian inginkan. Saat kita meniup lilin
setelahnya, permohonan kalian akan terkabul.” Jelas Se Ri.
Semua
mengikuti lalu menutup mata membuat permohonan. Se Ri bertanya apakah mereka sudah
buat permohonan jadi mereka bisa tiup lilinnya. Akhirya Ia membuka mata dan
langsung meniupkan lilin, Mereka langsun berharap semoga panjang umur. Se Ri
pun mengucapkan Terima kasih.
Se Ri
sedang ada di kamar lalu mendengar suara ketukan pintu lalu menyuruh masuk.
Jung Hyuk masuk dengan wajah gugup berharap semoga tak mengganggunya. Se Ri mengaku tidak dan
ingin tahu alasan Jung Hyuk datang ke kamarnya. Jung Hyuk menyembunyikan
sesuatu dibalik badanya.
“Apa itu?
Apa Kau bawa sesuatu untukku? Apa Hadiah ulang tahunku?” kata Se Ri mendekat
“Ini
hadiah, tapi bukan hal besar.” Kata Jung Hyuk gugup. Se Ri merasa Tak masalah jadi
meminta agar memperlihtakan hadiahnya.
“Kujelaskan
lebih dahulu, ini bukan kenang-kenangan. Kau tak perlu menganggapnya spesial.”
Ucap Jung Hyuk. Se Ri mengerti kalau tak akan begitu.
“Aku
harus lakukan sesuatu saat mengetahui ulang tahunmu. Aku punya sedikit waktu
senggang, jadi, aku belikan ini. Aku membelinya tanpa berpikir panjang... Jika
menurutmu tak berharga, maka kau bisa menjualnya.” Kata Jung Hyuk gugup.
“Apa Kau
berkeringat?” komentar Se Ri. Jung Hyuk berdalih kalau di dalam panas.
“Cepat Berikan.
Apakah ini kali pertamamu memberikan hadiah untuk wanita? Kenapa gugup sekali?”
keluh Se Ri meminta agar membuka tangan Jung Hyuk. Jung Hyuk akhirnya membuka
kepalan tanganya.
“Ini
cincin.” Ucap Se Ri kaget lalu mencoba di semua jarinya karena seharusnya pas
di jarinya dan memperlihatkan kalau masuk di jari jempolnya.
“Itu
punyaku.” Kata Jung Hyuk. Se Ri melonggo kalau itu artinya ini cincin pasangan.
“Apakah
ini kali pertamamu menerima hadiah dari pria? Seharusnya jangan ambil itu, jika
kau menunggu, pasti sudah kupasang ke jarimu.” ucapJung Hyuk memperlihatkan
cincin di sisi jari lainya lalu memasangkan.
“Astaga, saat
kau bilang belum pernah pacaran, kau pasti bercanda. Katakan. Kau belajar dari
mana? Dari mana kau belajar cara meluluhkan hati wanita?” ungkap Se Ri terharu
dan meminta
“Berikan
kepadaku... Kupasangkan di jarimu kata Se Ri memasang cincin ditangan Jung
Hyuk.
“Terima
kasih... Ini cincin terindah yang pernah kulihat. Aku tak akan melepaskannya
seumur hidupku.” Ungkap Se Ri memegang tangan Jung Hyuk yang memakai cincin.
“Tak
apa-apa dilepas.” Kata Jung Hyuk. Se Ri berjanji akan mengingat Jung Hyuk apa
pun yang terjadi.
Sementara
di Korea Utara, sebuah taksi berhenti di depan jalan yang rusak. Supir taksi
memberitahu Tak bisa lebih jauh karena jalannya diblokir. Nyonya Ko mengeluh
kalau tak bisa lebih jauh lalu membayar dan turun sambil mengeluh karena
jalannya diblokir.
“Ini Sudah
larut malam, aku tak menduga bisa bertemu denganmu.” Sapa Nyonya Yang melihat
Nyonya Go datang. Nyonya Go pun menyapa dengan ramah.
“Syukurlah
kau kemari.. Banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan.” Kata Nyonya Na. Nyonya
Go terlihat bingung.
“Tempatnya
sudah siap, lalu kenapa pengantin barunya tidak terlihat?” tanya Nyonya Na
heran.
“Seperti
yang kalian ketahui, Jung Hyuk dapat tugas darurat di perbatasan.” Jelas Nyonya
Go. Nyonya Na pun bisa mempercayainya.
“Hanya
saja, aku melihat pria aneh masuk ke rumah itu. Sebagai kepala desa kawasan
ini, aku mau berkunjung untuk memeriksanya.” Kata Nyonya Na. Nyonya Go langsung
memberikan cream wajah pada keduanya.
“Seharusnya
kuberikan lebih awal. Selamat Tahun Baru.” Kata Nyonya Go. Keduanya merasa tak
perlu tapi tak bisa menolaknya.
“Pria
aneh yang kalian lihat itu adalah keponakanku. Namanya Alberto. Dia baru pulang
dari Eropa saat dipanggil kembali. Aku menyuruhnya tinggal di Pyongyang, tapi
dia ingin tinggal di sini karena rindu perdesaan.” Jelas Nyonya Do.
Keduanya menganguk
mengerti, Nyonya Do beralasan kalau kualitas udara di sini lebih baik. Mereka
pun menganguk menyetujuinya. Nyonya Do pun langsung pamit pergi. Keduanya
langsung melihat Nyonya Do yang tampak sangat terburu-buru.
“Dia
berbohong saat bilang pria itu keponakannya.” Kata Nyonya Na. Nyonya Yang pun
menyetujuinya.
“Apa Dan
berselingkuh?” kata Nyonya Na. Nyonaya Yang pikir ini bisa jadi pertumpahan
darah.
Nyonya Go
masuk rumah kaget melihat Seung Jung ada di dalam. Seung Jung menyapa Nyonya Go
dengan ramah dan senyuman lebar. Nyonya Go memanggilnya Kamerad Al. Seung Jung
membenarkan dan mengaku pernah bertemu
pada ibu mertuanya.
“Aku
sempat berencana mengunjungi Ibu di Pyongyang.” Kata Seung Jung. Nyonya Go
kaget mendengarnya.
“Aku
tersanjung Ibu mau repot-repot datang sendiri.” Kata Seung Jung. Nyonya Go
bertanya apakah anaknya ada di rumah.
“Ya...
Dia di sini, tapi dia minum vodka sampai pagi, lalu pingsan.” Jelas Seung
Jung. Nyonya Go kaget mendengar Dan
melakukan lagi.
“Aku baru
mau membangunkannya, dan membuatkannya sup ikan pollack.” Ucap Seung Jung
memperlihatka nampan berisi mangkuk.
Nyonya Go
mulai terkesima dengan masakan Seung Jung. Seung Jung pikir kalau Dan tak
bilang menginap semalam. Nyonya Go mengaku Ponselnya mati seharian. Seung Jung
pikir kalau Nyonya Go sangat terkejut. Nyonya Go panik kalau dianggap terkejut.
“Aku
minta maaf untuk mewakilinya, jadi, tolong jangan marahi Dan.” Kata Seung Jung
“Di mana
Dan?” tanya Nyonya Go panik. Seung Jung memberitahu Dan adan di kamar ini.
Nyonya Go menunjuk kamar didepanya. Seung Jung membenarkannya.
Nyonya Go
bergegas masuk tak percaya melihat anaknya duduk, ia langsung membangunkan
anaknya sambil memukulnya. Dan membuka
matanya tapi terlihat masuk bingung. Nyonya Go menyuruuh anaknya bangun. Dan
akhirnya duduk lalu mulai tersadar.
“Ibu
pasti belum makan malam juga... Keluarlah, kita makan bersama.”ucap Seung Jung
melonggokan wajahnya di depan pintu.
Seung
Jung menaruh lauk diatas meja untuk makan bersama. Nyonya Go menyindir
kalau Semua lauk ini tampak tak asing dan Baru
kemarin masih ada di kulkasnya. Se Ri hanya diam saja. Seung Jung menyalakan
lilin karena menurutnya tiap meja butuh lilin.
“Kudengar
kau warga Inggris. Apa pekerjaan orang tuamu?” kata Nyonya Go blak-blakan. Se
Ri mengeluh dengan sikap ibunya.
“Ayahku
menjalankan bisnis. Dia sudah lama wafat. Ibuku menikah lagi, kami tak pernah
bertemu selama 17 tahun.” Ucap Seung Jung. Nyonya Go mulai percaya.
“Ada
hubungan apa antara kau dan Dan?”tanya Nyonya Go. Dan panik mendengarnya.
“Aku
telah terpikat dengan Dan. Aku sudah tahu dia menyukai dan bertunangan dengan
pria lain.” Kata Seung Jung. Se Ri kaget mendengarnya.
“Kenapa
kau menyukai Dan?” tanya Nyonya Go. Seung Jung melihat Dan itu memiliki
Wataknya yang tegas dan gayanya yang elegan.
“Rasa
percaya diri, dan sikap anggun yang membuatnya lebih kuat. Itu semua alasanku.
Kurasa semua sifatnya ini berasal dari ibunya.” Kata Seung Jung. Nyonya Go
langsung tersipu malu mendengarnya.
Nyonya Go
akhirnya pulang mengaku menyukai Seung Jung karna menyadari bahwa Ia mewariskan
gayanya pada Dan yang elegan. Ia melihat Seung Jung itu sangat bijak dan jeli
menilai orang. Dan mengeluh kalau Hubungan mereka itu tak seperti dugaan
Ibunya.
“Tapi,
dia menggendongmu pulang, dan kau bermalam dengannya di apartemen dari
ibu.”ucap Nyonya Go
“Aku
sudah bilang.. Aku membiarkannya menginap karena sesuatu.” Tegas Dan
“Saat
Jung Hyuk kembali dari perbatasan, apakah kau masih mau menikahinya?” kata
Nyonya Go
“Kenapa
tidak? Aku tunangannya.”tegas Dan yakin.
Tuan Do
keluar dari motel dan memastikan tak ada yang mengikutinya dari belakang. Jung
Hyuk langsung menyerangnya, dan mencekiknya karena tahu Tuan Do itu orangnya.
Tuan Do tak mengenal Jung Hyuk ingin tahu siapa dia. Jung Hyuk pikir Tuan Do
seharusnya tahu.
“Aku
ingat. Kita pernah bicara lewat telepon, Pak Ri Jung Hyuk” kata Tuan Do
“Kau tak
datang, dan malah mengutus orang lain.” Kata Jung Hyuk marah. Tuan Do mengaku ada
urusan penting saat itu.
“Seharusnya
aku tak melakukannya. Aku mengecewakanmu. Maaf.” Kata Tuan Do
“Goo
Seung Jun memberitahuku bahwa kau broker berbakat yang tak bisa dipercaya.”
Kata Jung Hyuk
“Dilihat
dari pekerjaannya, aku menghubungkan orang tanpa perlu bersikap loyal.”
Komentar Tuan Do
“Kau tak
perlu loyal kepadaku. Kau hanya perlu menjawab pertanyaanku. Aku punya
pertanyaan.” Kata Jung Hyuk.
Se Ri
membahas Pesta Olahraga Militer Dunia akan berakhir dalam lima hari pada Tuan
Jung jadi mengartikan kalau bus timnya pulang hari itu. Tuan Jung membenarkan
kalau mereka harus naik bus itu apa pun
yang terjadi.
“Lebih
aman bagi Jung Hyuk menaiki bus itu.” Kata Se Ri. Tuan Jung memberitahu kalau Ayahnya
mengambil risiko walau berbahaya.
“Tapi,
jika dia tak pulang, posisinya tak akan aman lagi.”Jelas Tuan Jung
“Percuma
jika dia gagal pulang tapi Dia harus pulang apa pun yang terjadi.” Kata Se Ri.
Nyonya Go
berbicara di telp seperti pelayan di rumah Se Ri kalau melarangnya datang. Si
Bibi memberitahu kalau Se Ri bilang ingin berbenah rumah sendiri, jadi belum ke
rumahnya selama dua pekan.
“Apa
Maksudmu, Yoon Se-ri mencuci baju dan membersihkan ruma tanpa bantuan pengurus
rumah?” ucap Nyonya Go tak percaya mendengarnya.
Di rumah,
Se Ri memakai vacum cleaner. Eun Dong keluar kamar bertanya apa yang sedang
dilakuan. Se Ri mengaku sedang berbenah. Eun Dong tak percaya dengan benda yang
ada ditangan Se Ri yang menurutnya Ada
banyak benda menarik di Selatan.
“Aku
pasti membelikanmu semuanya jika bisa kau bawa pulang.” Kata Se Ri tersenyum
melihta Eun Dong sangat terkesima dengan vacum cleaner.
Se Ri
memperlihatkan kartu kredit hitamnya lalu memberitahu kalau ini semacam kartu
ajaib dan Orang-orang biasa menyebutnya “Karbu”. Semua bingung apa maksudnya
itu. Se Ri menyebut Kartu kreditnyaitu “Kartu Ibu.”
“Karena
kartu ini milik Se-ri, mari sebut Karse.”jelas Se Ri. Tuan Pyo yang tak
mengerti meminta Se Ri agar Langsung saja ke intinya.
“Kau mau
kami apakan kartu itu?” kata Tuan Pyo. Se Ri memberitahu Karse merupakan kartu tanpa batas.
“Kalian
bisa membeli apa pun dengan ini.”ucap Se Ri. Semua tak percaya mendengarnya.
“Kau tak
kenal takut. Kau tak percaya saat aku bilang akan menjadikanmu pengemis suatu
hari nanti?” kata Tuan Pyo mengejek.
“Tidak...
Silakan habiskan seluruh uangku... Dan Ganti juga pakaian kalian. Pyo Chi Su,
kau terparah... Ini membuatku gila. Kalian seperti teroris mode.” Ejek Se Ri
“Teroris?
Kau pikir kami siapa? Kami bukan teroris...
Kami bukan seperti itu.” Tegas Tuan Pyo marah
“Teroris
mode tak ada hubungannya dengan aksi meneror. Artinya, kau tak punya selera
berpakaian.” Jelas Se Ri.
“Kami
punya selera berpakaian!” ucap Tuan Pyo marah. Se Ri menegaskan Tidak punya.
Jadi meminta mereka agar melakukan yang terbaik.
“Sebelum
kalian pergi, aku mau memberikan hadiah. Beli semua yang kalian inginkan,
santaplah makanan, dan kenakan pakaian sesuka kalian.” Ucap Se Ri. Mereka hanya
bisa melonggo.
Mereka
akhirnya berjalan di tempat perbelanjan di toko celama jins. Tuan Pyo
berkomentar Jika dilihat sekilas, Selatan seperti negara yang kaya Tapi, pasarnya
mengungkap kebenarannya dan menunjuk sebuah celan yang menurutnya Robek hingga
mirip kain pel.
“Seharusnya
mereka jahit terlebih dahulu.” Ucap Tuan Jung. Ju Meok memberitahu Orang-orang pakai celana jin ini untuk
bergaya.
“Gaya
apanya! Lututmu akan kedinginan.” Kata Tuan Pyo. Saat itu Tentara Park keluar
dengan jeans robek-robek.
“Berikan
aku celana jin yang sama.” Kata Ju Meok. Semua tak percaya kalau Tentara Park
sangat cocok dengan celana jeans model baru.
Eun Dong
pergi melihat kebagian toko topi, mainkan topi bonek yang bisa bergerak
kupingnya. Tuan Pyo bertanya apakah Eun Dong suka itu. Eun Dong menganguk. Tuan
Pyo pun menyruh agar membeli semua warna bahkan Beli sepuluh.
“Apa Aku
boleh melakukannya? Adik-adikku pasti suka.” ucap Eun Dong tak percaya. Tuan Pyo membenarkan dan melihat harganya.
“Harga
satunya... Lima ribu won? Tidak murah, tapi... Lupakan. Beli semuanya.” Kata
Tuan Pyo tak peduli
“Adakah
pakaian yang kau suka?” tanya Tuan Pyo. Eun Dong mengaku Ada banyak sekali pakaian jadi bingung harus
pilih yang mana.
“Hanya
ini... yang aku butuhkan.” Kata Eun Dong menujuk topi yang dinginkanya melihat
bergerak ketika di tekan.
Di sebuah
taman, beberapa orang sedang menyanyi dengan seragam seperti memperlihatkan
keterampilanya. Tuan Pyo heran bertanya Mereka sedang apa. Tuan Jung berpikir mereka
pengemis. Tuan Pyo merasa sudah menduga kalau Banyak pengemis di mana-mana.
“Aku mau
pakaian itu.” Ucap Eun Dong terkesima melihat pakaian seragam yang dipakai oleh
anggot band.
Eun Dong
seperti sangat bahagia mengunakan seragam lalu berjalan menyusuri jalan. Empat
pria dewasa pun berjalan dibelakangnya dengan banyak belanjaan di tanganya,
mereka sudah seperti orang korea selatan.
Di
ruangan rapat, Nyonya Go duduk di tengah meja mengajak mereka membahas
pergantian Pimpinan Seri’s Choice sekali
lagi. Salah satu petinggi mengatakan Bahasan itu ditolak setelah Pimpinan Yoon
kembali.
“Bagaimana
kalau Pimpinan Yoon memiliki kelemahan besar yang mencegahnya menjalankan
perusahaan? Bukankah kalian ingin tahu di mana Pimpinan Yoon saat dia
menghilang?” kata Nyonya Go yang membuat semua mulai berbisik.
Saat itu
Nyonya Han masuk ruangan dengan tatapan sinis. Nyonya Go kaget ibu mertuanya
yang datang.
Keduanya
akhirnya bertemu, Nyonya Han tahu Nyonya Go itu mau menusuknya dari belakang
begitu Se ri kembali hidup-hidup. Ia menyindir kalau Nyonya Go itu sungguh
wanita mengagumkan. Nyonya Go beralasan berusaha keras agar putra Nyonya Han sukses.
“Jika kau
menganggapku orang jahat, maka aku akan kecewa. Tak ada ibu yang mau
mengorbankan putrinya agar putranya sukses. Aku sudah tahu di mana Se-ri saat
itu, termasuk fakta bahwa kau dan Se-hyeong mencegahnya kabur lebih awal.” Kata
Nyonya Han.
“Suamiku
juga sudah tahu... Bukankah Se-hyeong ada urusan di Hong Kong? Minta dia segera
kembali, Datanglah ke rumah bersamanya.” Kata Nyonya Han. Nyonya Go terlihat
kaget.
Sek Hong
dan pengawai penjualan masuk ke dalam ruangan menyalakan TV memperlihatkan foto
di SNS, kalau Semalam, Cha Sang-u mengunggah sesuatu yang jelas ditujukan
kepadamu di akun media sosialnya. Se Ri panik karena sedang ada Jung Hyuk
disampingnya.
“Itu
pasti untuk wanita lain.” Kata Se Ri seolah tak peduli. Sek Hong membaca
caption foto "Syukurlah kau pulang dengan selamat. Mau pergi lagi?
Sekarang pukul 02.00, dan alkohol membuatku jujur."
“Itu
sudah jelas pesan untukmu.” Kata Sek Hong. Se Ri mengeluh mereka yang
meributkan unggahan mabuk seseorang
“Hentikan,
dan...”kata Se Ri marah mematikan TV. Pegawai memberitahu kalau wartawan
menanyakan apakah Se ri akan rujuk dengannya.
“Rujuk
apanya!” kata Se Ri marah. Jung Hyuk hanya diam saja. Pegawaipikir Ini sudah pernah terjadi.
“Saat dia
mengencani Shin Yeong-woong.” Kata Pegawainya. Sek Hong pikir Bukan, saat dia
mengencani idola, Won Ji-hun.
“Hubungan
mereka putus-sambung. Ini Sungguh kacau.” Komentar pegawai. Se Ri makin marah
menyuruh mereka berhenti.
“Aku
sangat sibuk saat ini, dan tak sempat bahas ocehan tak jelas ini. Cepat,
kembali bekerja.” Kata Se Ri. Keduanya menganguk mengerti dan akan keluar dari
ruangan.
“Hei...
Lee Hyeok, kau sedang apa?.. Ayo pergi” kata Sek Hong. Se Ri langsung
melarangnya.
“Hyeok
tetap di sini...Aku punya perintah penting dan rahasia untuknya. Cepat,
keluarlah.” Kata Se Ri. Sek Hong yang bingung langsug menganguk mengerti lalu
keluar.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar