PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Eun Dong
melonggo melihat seseorang yang datang
membawa sepatu bahkan memakaikan sepatu. Ia langsung memeluk Jung Hyuk sambil
menangis harus. Jung Hyuk melihat ada buahnya tak percaya meresa sampai datang
jauh-jauh kemari dan caranya sampai ke sini.
Tentara
Park, Ju Meok akhirnya ikut memeluk Jung Hyuk karena akhirnya bertemu juga.
Mereka pun saling berpelukan sambil menangis haru.
Sementara
Se Ri panik mencoba mencari Jung Hyuk sambil menelpnya lau bertanya pada Sek
Hong apakah melihat pengawalnya. Sek Hong mengaku tadi melihatnya. Se Ri
bingung kemana Jung Hyuk karena seharusnya tetap di sisinya.
“Biar
kuomeli dia nanti.” kata Sek Hong. Se Ri pikir tak perlu. Saat itu terlihat Se
Joon dan kakak iparnya datang melambaikan tangan bahagia.
Se Joong
merasa seharusnya Se Ri memberitahu saat mengalami hal semacam itu. Nyonya Do
mengaku ikut prihatin dan berpikir mereka itu keluarga. Se Ri mengeluh kalau
tak paham maksud ucapnya dan mengaku sedang sibuk saat ini.
“Korea
Utara?.. Benarkah Se-hyeong berusaha mencegahmu kembali?” kata Se Joon
berbisik.
“Tentu
saja... Bagaimana bisa dia menyebut dirinya manusia?” kata Nyonya Do. Se Ri
heran ingin tahu mereka tahu dari mana.
“Itu
tidak penting... Yang terpenting kita harus bersatu. Kita hancurkan keluarganya
bersama.” Kata Se Joon
“Itu
alasan kalian kemari?” keluh Se Ri. Se Joon meminta adinya agar mendengar
baik-baik.
“Ibu
akhirnya mendukungku... Jadi, kau harus memihak kami. Jangan blokir nomorku
lagi. Aku kakakmu.” Kata Se Joon.
“Begitu? Lantas
kenapa Ibu dan Kakak tidak bersatu mengusir Se-hyung dan mendukungku? Aku harus
ambil alih perusahaan.” Kata Se Ri. Se Joon kaget mendengarnya.
“Aku rela
serahkan hak sebagai putra sulung, dan selesaikan ini bersamamu. Jangan
bersikap egois.” Tegas Se Joon.
“Katakan
kepadaku, dari mana kalian tahu soal itu?” kata Se Ri. Nyonya Do menyuruh agar
memberi tahu Se Ri.
“Manajer
Oh memberitahuku. Dia pernah menjadi kacung Seung Joon. Aku baru tahu dia
menemui Se Hyung beberapa kali. Jadi, aku memaksanya bicara. Omong-omong, agak
mencurigakan. Dia membeli apartemen 50 pyeong di Gangnam tanpa pinjaman.” Jelas
Se Joon
“Siapa
lagi yang memberinya uang?” kata Nyonya Do. Se Ri meminta Se Hyung cari tahu
siapa dan alasannya, lalu beri tahu dirinya.
Se Joon
tak percaya kalau adiknya menyuruhnya. Se Ri membenarkan karena agak sibuk dan
pamt pergi. Se Joon tak percaya berani Se Ri berani menyuruhnya. Nyony Do mengingatkan
kalau Se Ri meminta agar memberitahunya setelah semuanya jelas.
“Berarti
dia tak akan memblokirmu lagi. Dia setuju untuk memihak kita.” Kata Nyonya Do.
Se Joon pun bisa mengerti. Nyonya Do pun yakin kalau Se Joon berhasil.
Se Ri
bergegas keluar dari gedung mencoba menelp Jung Hyuk dan kaget keberadaanya
sekarang. Akhirnya Se Ri pergi dengan mobilnya, lalu turun dari mobil tak
percaya melihat semua orang datang ke korea selatan. Eun Dong langsung memeluk
Se Ri.
“Aku merindukanmu.”
Kata Ju Meok dan ikut memeluk begitu juga. Tentara Pyo merasa tak percaya kalau
hampir tak mengenalnya.
“Chi Su,
kemarilah.” Ucap Se Ri membuka lebar tanganya. Tentara Pyo meminta jangan
permalukan dengan memeluk Se Ri menangis haru.
“Gwang
Beom, kau juga.. Kau terlihat tampan.” Ungkap Se Ri pada Tentara Park dan
akhirnya langsung memeluk semuanya dengan rasa haru.
“Apa Kalian
baik-baik saja? Aku merindukan kalian.” Ucap Se Ri. Semua memeluk erat Se Ri.
Jung Hyuk
melihat anak buahnya, Tuan Jung pun hanya bisa melihat juga. S Ri tak percaya
melihat rambut mereka yang berubah. Jung Hyuk tak bisa melihat semua anak
buahnya memeluk Se Ri dan langsung melepasaknya menyuruh mereka bisa mengobrol
nanti.
“Namaku
Jung Man Bok.” Ucap Tuan Jung menyapa Se Ri. Se Ri pun mengaku Senang bisa
bertemu.
“Aku
pernah melihatmu beberapa kali di desa, dan pernah dengar suaramu.” Kata Tuan
Jung
“Apa Kau
tahu aku?” kata Se Ri tak percaya. Tuan Jung mengatakan kalau Se Ri adalah Putri
Pemilih. Se Ri pikir mereka yang memberitahunya
“Kau tahu
ungkapan kami, "Dinding punya telinga, pintu punya mata." Bisa
dibilang, dia dinding dan pintu itu.” Ucap Tuan Pyo.
Akhirnya
Se Ri membawa mereka ke rumahnya dengan menekan tombol kunci dengan sidik
jarinya. Semua melonggo tak percaya ada kunci yang sangat hebat, Tuan Pyo
merasa negara kapitalis ini memiliki gagang pintu yang aneh.
“Menurutku
bagus... Ini Hebat.” Puji Ju Meok. Tuan Pyo memperingatkan Jangan tertipu oleh kemewahannya. Se Ri
menyuruh mereka agar masuk.
Semua
melonggo melihat rumah yang luas dan juga mewah, sementra Tuan Jung yang sibuk
mencari sesuatu disetiap cela lampu. Se Ri bertanya apa yang dilakukan. Tuan Jung mengatakan
sedang mencari penyadap. Se Ri tersenyum karena itu tak ada.
“Kau tahu
dari mana? Ini bukan rumahmu.” Kata Tuan Jung. Se Ri heran karena memang ini
adalah rumahnya.
“Maksudmu,
kau tinggal sendiri di rumah besar ini? Ada berapa kamar?” tanya Tuan Pyo
mengejek.
“Ada
lima, kugunakan semua.” Kata Se Ri. Tuan Pyo tak percaya kalau ada Lima kamar
untuknya sendiri?
“Untuk
apa semuanya?” tanya Tuan Pyo. Se Ri menjawab Kamar tidur, ruang kerja, sisanya ruang
olahraga, kamar tamu, dan kamar kosong.
“Kau
cukup lihai. Ini pujian.” Ucap Tuan Pyo. Se Ri hanya bisa tersenyum dan Jung
Hyuk hanya diam saja melihat sikap anak buahnya.
Ju Meok
memainkan keran dengan membuka tutup, merasa tak bisa membayangkan bisa dapat air
panas tiap saat. Eun Dong memutar-mutar lampu merasa paling takjub dengan
listrik yang tiada batas.
“Aku
kagum lantainya hangat walau tak ada perapian.” Kata Tentara Park. Semua pun
menyetujuinya. Mereka semua terkesima
dengan kamar mandi yang luas dan menurutnya tempat ini menarik.
Sementar
di rumah Nyonya Ma terlihat lemas hanya berbaring. Anaknya datang membawakan
bubur membangukan ibunya. Nyonya Ma tak percaya anaknya memasak ini. Anaknya
pikir ibunya harus makan dan memulihkan tenaga.
“Kau
benar... Dunia belum berakhir... Mari makan.” Ucap Nyonya Ma mulai bersemangat
setelah suaminya ditangkap.
“Ibu...
Apa Kita akan meninggalkan desa ini?” tanya anaknya. Nyonya Ma meminta agar
anaknya Jangan bilang begitu.
“Kita belum
tahu apa yang akan terjadi kepada ayahmu.” Kata Nyonya Ma menenangkan anaknya.
“Lalu
kenapa melarangku bermain dengan teman-temanku?” tanya anaknya saat itu
terdengar suara ketukan pintu. Nyonya Ma pun meminta anaknya agar tetap didalam
rumah.
Nyonya Ma
keluar rumah ingin tahu siapa yang datang, ternyata Nyonya Hyun datang membawa
kentang rebus. Nyonya Ma heran temanya yang berani datang, Nyonya Hyun
memberikan kentang rebusnya.
“Kami
punya banyak makanan... Kami baik-baik saja. Bawa pulang.” Kata Nyonya Ma. Saat
itu terdengar suara pintu lagi.
“Kau suka
roti fermentasi, 'kan?” kata Nyonya Yang dan kaget ternyata Nyonya Hyun juga
datang.
“Kapan
kau kemari?” tanya Nyonya Yang. Nyonya Hyun mengaku baru saja.
“Kalian
sungguh tebal muka. Kalian bisa dihukum karena kemari. Ceoat Segera pergi!”
ucap Nyonya Ma
“Makanlah
sampai kenyang. Kau butuh energi untuk bertahan.” Ucap Nyonya Hyun. Nyonya Yang
pun menyetujuinya.
“Apa
Kalian tak dengar aku? Aku minta kalian pergi. Cepat Pergi!” kata Nyonya Ma dan
tiba-tiba terdengar suara wanita lainya.
Nyonya Ma
akhirnya keluar dari rumah dan melihat Nyonya Na memaba gerobak berisi kayu.
Nyonya Na pikir tetanganya itu keluar tepat waktu karena merasa membutuh kayu
lagi jadi membawanya.
“Jika mau
tetap sehat, kamarmu harus...” ucap Nyonya Na lalu terdiam melihat Nyonya Yang
dan Nyonya Hyun yang datang lebih dulu.
“Astaga,
kau tak mau mendengarkan... Berbahaya jika kalian di sini! Pergilah jika tak
mau dihukum!” kata Nyonya Ma. Tapi tiba-tiba tetangga yang lain juga datang.
“Yeong
Ae... Kau harus bertahan.” Ucap Nyonya Ma. Tiba-tiba Nyonya Ma langsung
menangis seperti tak percaya semua orang masih memberikan perhatian padanya.
Nyonya Na dkk pun memeluk Nyonya Ma agar tak menangis.
Se Ri
makan daging panggang bersama dengan Jung Hyuk dkk, lalu bertanya pada Tuan Pyo
apakah merasa enak. Tuan Pyo mengeluh kalau S Se Ri yang berpikir kalau sedang
menikmatinya, tapi karena Se RI sudah menghabiskan stok Kapten Ri jadi melakukan
hal yang sama.
“Kau akan
kelaparan suatu saat.” Ucap Tuan Pyo. Se Ri tersenyum menyuruh Tuan Pyo agar
melanjutkan misinya.
“Jika mau
aku jatuh miskin, kau harus makan semua daging sapi di negara ini.” Kata Se Ri
bangga
“Apa Kau
masih membual?” keluh Tuan Pyo. Se Ri mengaku tidak, sementara Tuan Jung heran
Jung Hyuk yang tak makan.
“Makanlah...
Pasti sangat sulit jauh-jauh kemari. Memikirkannya saja membuatku sedih.” Kata Jung
Hyuk
“Aku
ingin terus terang saja. Kamilah yang menderita, kenapa dia dapat daging paling
banyak.” Keluh Tuan Pyo melihat Jung Hyuk yang menumpu daging hanya untuk Se
Ri. Se Ri tersipu malu melihatnya.
“Kalian
bisa ambil daging sendiri.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri pikir Jung Hyuk berhak
berikan kepada siapa pun.
“Di
Selatan, orang-orang menyebut orang sepertinya "Pria dambaan". Kata Ju
Meok. Se Ri memuji Ju Meok yang tahu segalanya.
"Pria
dambaan"? Itu seperti pekerjaan atau panggilan biasa, 'kan?” tanya Tuan
Pyo heran
“Bisa
dibilang begitu karena mereka memang hebat sesuai julukannya.” Kata Ju Meok
“ Jika
dipikirkan, menyeberangi perbatasan hanya demi seorang wanita memang perbuatan
gila yang pantas dicatat sejarah.” Komentar Tuan Pyo.
“Bukan
begitu. Bukankah sudah kujelaskan apa yang terjadi?” kata Jung Hyuk. Eun Dong
pikir itu benar.
“Jika begitu,
Kapten Ri tak tertandingi. Kapten yang terbaik.” Kata Eun Dong. Semua pun
menyetujuinya. Se Ri pun menyuruh mereka
semua makan lagi.
Se Ri berjalan
dilorong dan medengar Jung Hyuk bersama dengan Tuan Jung. Tuan Jung memberitahu
kalau mereka sudah kehabisan waktu dan Ayahnya menyuruh mereka unuk membawanya
pulang secepat mungkin.
“Kita
harus pulang begitu Pesta Olahraga Militer Dunia berakhir. Ayahmu sudah
memastikan kita akan pulang dengan selamat.” Kata Tuan Jung
“Apa Kau
tak dengar perkataanku tadi? Cheol Gang bisa menculik Se-ri dan membawanya ke
Utara. Dia akan menyerang ayahku dan aku.” Kata Jung Hyuk
“Bagaimana
cara menangkapnya sementara kita tak tahu dia di mana? Kau kehabisan waktu. Se-ri
memiliki status sosial yang tinggi, dan banyak yang mendukungnya. Dia akan
baik-baik saja.” Kata Tuan Jung memastikan. Jung Hyuk hanya bisa diam saja.
Nyonya
Han dan juga Tuan Yoon sedang makan dengan jarak yang sangat jauh. Tuan Yoon
mulai berkomentar Ada pepatah Yahudi
yang mengatakan,"Pria kaya punya pewaris, bukan anak lelaki." Tapi
anaknya tak pernah makan bersama mereka kecuali saat membahas uang.
“Apa Kau
punya sup lain?” tanya Tuan Yoon. Nyonya Han mengingatkan kalau Ini hari ulang
tahun Se-ri.
“Sejak
kapan kau peduli?” ucap Tuan Yoon lalu beranjak pergi. Nyonya Han lal
berkomentar Suaminya pasti sudah tahu.
“Soal
apa?” tanya Tuan Yoon. Nyonya Han menyebut Se-ri terjebak di Korea Utara. Tuan
Yoon berteriak mara
“Kau tak
ke luar negeri untuk urusan bisnis. Pasti kau yang mengurus itu.” Kata Nyonya
Han.
Flash Back
Tuan Yoon
duduk di ruangan interogasi memberikan biodata Se Ri dan memberikan tanda
tangan sebagai ayahnya. Seperti ia
sangat yakin.
Nyonya
Han ingin tahu darimana suaminya bisa mengetahuinya dan Kenapa tak cerita
padanya. Tuan Yoon hanya diam saja. Nyonya Han pikir suaminya merasa ia akan
memanfaatkan itu untuk menjerumuskannya. Tuan Yoon pikir itu tak bisa bilang
tidak.
“Kau juga
pasti tahu, bahwa Se Hyung tahu Se-ri ada di sana dan menyuruh orang untuk
mencegahnya kembali?” kata Nyonya Han.
Flash Back
Tuan Park
dan Sek Hong membawa rekaman suara Se Ri dari walkie Talkie “Ini Se-ri, ganti.”
Tuan Yoon mendengarkanya, Sek Han menjelaskan Polisi mengatakan ini bukan suaranya, bahkan
menolak menganalisis suaranya.
“Kami menerima
banyak laporan tentangnya setelah kabar tersebar. Banyak yang mengaku
melihatnya. Mereka mengaku punya rekaman video dan suaranya. Saat aku
mengunjungi mereka, ternyata semuanya palsu, termasuk ini. Ini penipuan.” Ucap Se
Hyung.
“Bukan,
Pak.” Kata Sek Hong dan Tuan Park menyangkalnya. Se Hyung memberitahu tentang
dua pria yang ada diepanya.
“Kolega
terdekat Se-ri memberi salinan suaranya, dan pria ini, yang mengurus
asuransinya, memalsukan bukti demi dirinya.”kata Se Hyung. Tuan Park mengaku
kalau tak seperti itu.
“Ayah!!!
Apakah Ayah akan percaya orang-orang asing ini, atau aku, putra Ayah?” ucap Se
Hyung mencoba menyakinkan ayahnya. Tuan Yoon hanya diam saja.
“Kau
serius? Benarkah Se Hyung, berusaha mencegahnya kembali?” tanya Nyonya Ma. Tuan
Yoon hanya diam saja.
Jung Hyuk
melihat Se Ri yang akan pergi. Se Ri mengaku ada rapat pagi dan bertanya Apakah
mereka masih tidur, Jung Hyuk pikir anak buahnya pasti kelelahan. Se Ri pun
meminta agar Jung Hyuk tetap bersama mereka hari ini.
“Aku mau
bilang...” kata Jung Hyuk dan disela oleh Se Ri, Se Ri ingin tahu Bagaimana
luka Jung Hyuk.
“Sudah
baik-baik saja. Ini Bukan luka serius.” Kata Jung Hyuk. Se Ri pun mengucap
syukur
“Kau
memegang janjimu. Kau tetap di sini sampai lukamu pulih. Kau tak pergi. Mulai
sekarang, walau kau tiba-tiba hilang, maka aku tak akan terkejut. Aku tak akan
merasa terluka. Aku tak akan menantikanmu. Jadi, jangan khawatir.” Ucap Se Ri
lalu pergi menahan rasa sedihnya.
Se Ri
rapat membahas gaya musim ini yang akan meluncurkan
"Gaya Gadis Rock", Gaya rock pemberontak nan berani yang senada
dengan jaket kulit dan aksesori logam... Sementara Jung Hyuk dkk bergegas pergi
keluar dari rumah.
Se Ri
akan pulang melihat ibunya datang dengan sinis menanyakan alasanya karena harus pergi sekarang. Nyonya Han
langsung duduk dan tahu kalau Se Ri pasti bertemu Se Joon jadi pasti sudah
mendengarnya. Se Ri bertanya balik tahu tentang apa.
“Soal
perbuatan Se Hyung, jadi Dengar baik-baik. Ibu akhirnya mendukungku dan tak
akan membiarkan ini... Jadi...” kata Nyonya Han disela oleh Se R.
“Demi aku
Atau demi anak tertua Ibu, Se Joon?” kata Se Ri menyindir. Ibuya tak percaya Se
Ri bisa mengatakan hal itu
“Ibu
harus yakin. Karena Ibu mulai terdengar seperti ibu kandungku sendiri.” Ucap Se
Ri
“Kau tak
akan memercayai perkataan ibu. Tapi, tidak seperti itu...” ucap Nyonya Han
mencoba menyakinkan.
“Ibu
benar. Aku tak percaya... Ibu tak pernah kembali.” kata Se Ri mengingat
kenangan buruknya.
Flash Back
Se Ri
mengejar ibunya saat dipantai dan langsung memegang tanganya. Nyonya Han
langsung melepaskan tangan anaknya meminta agarmenunggu di sini selagi membeli
minuman hangat. Se Ri menganguk mengerti dan akhirnya menunggu.
Se R
menunggu sendiri sambil memanggil ibunya dan mulai mengantuk. Ia mencoba
menyandarkan diri agar Jangan tertidur karena akan segera kemari. Ia yakin
ibunya akan datang saat menghitung sampai 100.
“Sejak hari
itu, ada laut malam yang dingin di hatiku. Dan matahari tak pernah terbit di
laut itu.”
Pagi
hari, sepasang pria dan wanita berjalan ke pantai membawa anaknya dan melihat
Se Ri tergeletak di tepi pantai dan mencoba membangunkanya.
“Tak peduli
harus kuhitung berapa kali, matahari tak pernah terbit. Ibu juga tak pernah
kembali. Sejak saat itu, satu pemikiran membekas di pikiranku. "Kenapa aku
dilahirkan, dan mengubah hidup ibuku menjadi neraka di dunia? Pasti akan lebih
baik jika aku tak terlahir, Maafkan aku karena aku bernapas." Ucap Se Ri.
“Baik... Kau
tak perlu percaya semua perkataan ibu.” Kata Nyonya Han
“Jangan
mengunjungiku lagi di hari ulang tahunku. Itu yang terburuk.” Ucap Se Ri sinis
lalu keluar dari ruangan.
Di sebuah
ruangan Tuan Oh bertemu dengan Nyonya Do dan juga Se Hyung serta Tuan Jo. Tuan
Oh mengaku merasa bangga dengan pekerjaanya saat bisa menghubungkan orang-orang
yang punya kepentingan serupa. Se Hyung tak percaya kalau mereka punya
kepentingan serupa.
“Tepat
sekali... Menurut penilaianku, kepentingan kalian serupa, tapi tak sama.
Contohnya, kalian berdua ingin Se-ri menghilang. Sementara pria di sini ingin
Yoon Se-ri ikut dengannya.” Ucap Tuan Do menunjuk ke arah Tuan Jo
“Apa Kau
ingin Se-ri ikut denganmu? Apa maksudnya? Apa Kau ingin membawanya kembali ke
Utara?” kata Se Hyung
“Kenapa
kau mau tahu? Bukankah kau senang dia menghilang?” ucap Tuan Jo dingin dan
angkuh.
“Kenapa
sikapnya begitu? Tentu aku harus tahu. Akankah dia baik-baik saja di sana?”
kata Se Hyung
“Aku
harus membawanya ke sana untuk memastikan sesuatu. Dia membuatku kehilangan
banyak hal. Aku harus merebutnya kembali. Tapi, aku tak bisa menjamin
keselamatannya. Bukankah itu yang kau mau? Aku menyingkirkan masalah
mendatangmu.”ucap Tuan Jo
“Tunggu...
Kau bilang "Menyingkirkan"? Ini berlebihan... Dia orang yang
berbahaya.. Apa Kau mau menghancurkan hidupku? Beraninya kau memperkenalkanku
dengannya. Kuanggap pertemuan ini tak ada. Kita tak pernah bertemu.” Kata Se
Hyung lalu keluar dari ruangan penuh amarah.
Manager
Oh mengejar Se Hyung keluar ruangan, Nyonya Do berbicara pada Tuan Jo karena
akan butuh uang untuk menjalankan rencana dan akan butuh informasi.
Tuan Jo
menghentikan mobil didepan apartement, mengingat yang dikatakan Nyonya Do “Apakah
kau tahu tempat tinggalnya?” Ia pun menatap gedung tempat tinggal Se Ri.
Saat itu
Se Ri pulang ke rumah dan terlihat kosong serta gelap. I mengingat yang
dikatakan Jung Hyuk sebelumnya “Kalau begitu...jangan pergi sampai lukanya
pulih. Hanya sampai lukanya pulih. Berjanjilah kepadaku.”
“Begitu
pulih, walau kau langsung menghilang, aku akan menerimanya.” Ucap Se Ri
Se Ri
masuk rumah memanggil Jung Hyuk tapi tak ada sahutan, akhirnya ia berpikir Jung
Hyuk sudah pergi dan langsung menangis histeris karena kepergiaan Jung Hyuk.
Tiba-tiba lampu dirumahnya menyala, Jung Hyuk dkk datang dengan membawa Kue dan
bunga.
“Bukankah
kau bilang perayaan mereka seperti ini? Mereka tampak menyukainya.” Ucap Tuan
Pyo menyalakan Jung Meok.
“Se-ri,
hari ini ulang tahunmu” kata Jung Hyuk dan mencoba menyanyikan lagu Selamat
ulang tahun. Tapi Se Ri malah bergegas pergi keluar rumah. Semua hanya bisa
melonggo bingung.
Se Ri
keluar dari gedung, Jung Hyuk mengejarnya. Se Ri meminta agar Jung Hyuk agar
Jangan mendekatinya karena tampak berantakan sekarang sambil menghapus air
matanya. Jung Hyuk hanya diam saja.
“Maafkan
aku... Kami mengejutkanmu hari ini.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri mengaku bukan
terkejut.
“Aku
ketakutan.Mulai sekarang, aku akan mengingat hari ini saat ulang tahunku. Aku
akan ingat hari bahagia ini.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk langsung memeluknya dari
belakang.
“Sudah
kubilang, jangan mendekat... Aku tak mau kau lihat wajahku.” Ucap Se Ri
“Tahun
depan, dan tahun setelahnya, dan bahkan setelah itu, semuanya akan bahagia. Karena
aku akan memikirkanmu. Aku akan bersyukur sudah terlahir ke dunia ini. Aku akan
bersyukur orang yang kucintai masih bernapas. Karena itulah hari ulang tahunmu akan
selalu jadi hari bahagia.” Kata Jung Hyuk
EPILOG
Jung Hyuk
kesal karena harus kalah bermain games,
dengan wajah kesal tak akan membiarkan begitu saja. Ia lalu melihat alat perekam dan langsung
mendengarnya.
“Hari
ini, tanggal 2 Februari. Ini hari ulang tahunku. Aku berada di atas jembatan di
Sigriswil. Aku tak punya penyesalan. Ayah, Kak Se Joon,Kak Se Hyung dan Ibu.
Aku akan pergi jauh. Jangan hidup terlalu bahagia.< Sesekali cobalah untuk
memikirkanku.”
Saat itu
terdengar Suara Jung Hyuk yang meminta Se Ri agar mengambilnya foto
untuknya. Se Ri yang ketakutan pun
setuju meminta Jung Hyuk agar memberikan kameranya.
“Tapi, di
sini begitu menakutkan... Haruskah di sini dan sekarang?” kata Se Ri yang
akhirnya tak jadi bunuh diri.
Saat foto
bersama, Se Ri melihat Jung Hyuk itu pantas dapat yang lebih baik. Jung Hyuk
teringat semua kenangan dengan Se Ri ternyata sudah bertemu sejak dulu dan
menyelamatkan hidup Se Ri juga.
“Itu
bukan kebetulan... Tapi takdir.” Kata Jung Hyuk dengan senyuman bahagia.
Jung Hyuk
tersenyum bahagia karena sudah sejak dulu bertemu dengan Se Ri dan saling
menyelamatkan dan melindungi. Ia pun keluar membawa dompetnya seperti ingin
bertemu dengan Se Ri, tapi Se Ri sudah pulang. Se Ri bertanya Jung Hyuk akan
kemana. Jung Hyuk berbohong akan bertemu dengan seseorang.
Bersambung
ke episode 13
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar