PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Di rumah
keluarga Yoon, Semua berkumpul di ruang tengah terlihat sangat tegang lalu
mendengar suara barang yang pecah. Nyonya Do pank karena ada yang pecah. Se
Joon yang duduk disampingnya merasa kalau itu wajar dan peganglah tangannya
saja.
“Ayah..
Apa Ayah tahu berapa usia barang itu? Jangan hancurkan begini...” kata Se Hyung
sudah melihat ayahnya yang memegang tongkat golf.
“Seharusnya
kau jujur kepada ayah selagi punya kesempatan.” Kata Tuan Yoon marah.
Flash Back
Tuan Yoon
duduk diam saat Sek Hong dan Tuan Park datang. Tapi Se Hyung berteriak marah pada
ayahnya berkata “Apakah Ayah akan percaya orang-orang asing ini, atau aku,
putra Ayah?” Tuan Yoon saat itu sangat mempercayai anaknya.
“Ayah
sempat memercayaimu.” Akui Tuan Yoon. Se Hyun pun meminta agar terus
memercayainya.
“Itu
hanya salah paham.” Kata Se Hyung. Tuan Yoon berteriak menyuruh anaknya diam.
“Memangnya
kenapa ayah menunjukmu untuk jabatan itu? Apa Karena kau kompeten? Jangan
konyol! Karena kau yang paling tak kompeten. Kau layaknya keset bagi istrimu, dan
selalu mudah ditipu.” Kata Tuan Yoon marah
“Ayah kira
kau menyadari kekuranganmu, dan akan minta bantuan orang lain, alih-alih
mengerjakannya sendiri. Ayah kira kau akan begitu. Itulah alasan ayah memberimu
jabatan.” Kata Tuan Yoon
“Alasan
aku dipilih Ayah di antara saudaraku yang lain karena aku yang paling tidak
cakap?” ucap Se Hyung tak percaya
“Ayah
tahu itu, tapi ayah tak tahu seberapa kurangnya dirimu! Ayah telah salah. Ayah
akan mengadakan rapat umum pemegang saham. Terima saja takdirmu dan bersiap
diturunkan.” Kata Tuan Yoon.
“Kenapa
Ayah begini kepadaku?” keluh Se Hyung dan saat itu Nyonya Do masuk langsung
berlutut didepan ayah mertunya.
“Ayah
Mertua, aku paham kenapa kau murka. Mohon maafkan kami karena tak bilang lebih
awal.” Kata Nyonya Go. Tuan Yoon menyuruh agar segera berdiri.
“Aku tak
mau melihat kalian, keluarlah!” kata Tuan Yoon marah. Nyonya Go memberikan
amplop ditanganya.
“Tolong
lihat ini. Tentukan setelah melihat itu.” Kata Nyonya Go dan Tuan Yoon melihat
foto Se Ri dengan seoran pria seperti sedang berkencan.
“Itu Gu
Seung Jung. Dia dan Se-ri bersembunyi di Utara. Apa Ayah Mertua pikir itu
kebetulan Ini yang belakangan kami ketahui saat menyelidikinya.” Kata Nyonya
Go. Tuan Yoon terihat mulai percaya
“Ingatkah
Gu Myeong-su, presdir Perusahaan Guryong, yang Ayah Mertua ambil alih 20 tahun
lalu? Seung Jung adalah putranya. Dia sengaja menyamar dan mendekati keluarga
kita.” Kata Nyonya Go. Tuan Yoon kaget mendengarnya.
“Kami
harus memastikannya sebelum mengungkap ini. Maafkan kami.” Kata Nyonya Go. Se
Hyung melirik istrinya.
“Ayah,
sejujurnya, banyak pikiran dalam benakku. "Kenapa mereka bersama di Utara
padahal mereka batal menikah? Apakah uang yang dia curi berhubungan dengan
Se-ri?" Tapi, aku menyuruhnya memulangkan Se-ri lebih dahulu.” Cerita Se
Hyun mulai berbohong kembali
“Saat
itulah dia bilang untuk menyerahkan setengah uang yang dia gelapkan. Tapi, aku bisa apa? Prioritasku mengembalikan
Se-ri.” Kata Se Hyung. Tuan Yoon pun mulai bicara.
“Aku akan
memastikan apakah kalian masih membohongiku, atau memang Se-ri melakukan itu.Jika
kalian ketahuan berbohong lagi, bukan hanya jabatan yang hilang, tapi juga
segalanya yang kau miliki.” Kata Tuan Yoon lalu meminta agar menghubungi Se Ri.
Se Ri
berbicara di telp menegaskan tak mau bicara dengan kakaknya. Se Hyung mengaku
juga tak mau lalu memberitahu Ayah memanggil adiknya jadi meminta agar cepat datang dan juga
memberitahu kalau Ibu juga sedang tidak sehat.
“Ada apa?
Karena darah rendahnya?” kata Se Ri khawatir. Se Hyung mengeluh kalau ini semua
karena Se Ri.
“Pernahkah
kau membantu keluarga kita?” sindir Se Hyung. Se Ri meminta agar memberitahu
ayahnya kalau akan segera datang.
Di dalam
mobil, Se Hyung bersama dengan Tuan Jo lalu sengaja mematikan black boxnya. Ia lalu
memberikan peta kalau itu rute yang diambil Se-ri untuk datang ke rumahnya. Ia
juga tahu adiknya mengemudikan mobilnya
sendiri, jadi bisa melakukan sesukanya.
“Apa Maksudmu
aku boleh membawa atau menyingkirkannya sesukaku?” kata Tuan Jo memastikan.
“Lakukan apa
pun yang kau mau kepadanya. Aku tak mau dia ada di dekatku. Itu saja.” Kata Se
Hyung sudah tak peduli.
Se Ri pun
berpikir kalau sebaiknya bersiap-siap dan naik ke dalam mobil. Saat itu Tuan
Jung melaporkan pada Tuan Jo kalau Se-ri baru saja pergi dan mereka juga akan
segera pergi. Sebuah bus sudah disiapkan dan menunggu kedatanganya, tapi
seperti Ju Meok dkk belum juga datang.
Mobil Se
Ri melintas dengan jalanan yang kosong, saat itu beberapa petugas langsung
memasang tanda “ DILARANG MASUK” Se Ri terlihat sedikit gugup lalu tiba-tiba
empat mobil mencoba menyerempetnya. Saat
itu Se Ri pun berhenti dan melihat
banyak orang yang akan menyerangnya.
Manager
Oh gugup dalam gudang sudah banyak anak buahnya, lalu berkomentar kalau Jung
Hyuk seharusnya sampai sebentar lagi jadi
Karena dia tiba sebentar lagi tugasnya sudah selesai dan boleh pergi. Tuan Jo
menahanya.
“Begitu
aku membunuhnya, dan menaiki kapal dengan Se-ri, saat itulah tugasmu selesai.”kata
Tuan Jo
“Aku sudah
aturkan tempat dan waktu, dan dia akan sampai. Tugasku sudah selesai di sini.” Kata
Manager Oh lalu melihat Jung Hyuk akhirnya datang.
“Sudah
kuduga... Ini Sudah kuduga kau akan datang... Kau bukan pengecut yang
meninggalkan Se-ri dan pulang ke Utara karena tahu aku masih di sini.” Kata Tuan
Jo menyindir.
“Kau
benar... Aku tak berencana meninggalkan wanitaku sendiri. Selama kau masih ada
di sini, maka aku tak akan kembali.” kata Jung Hyuk. Akhirnya mereka pun
berkelahi dengan Jung Hyuk melawan semuanya.
Manager
Oh ketakutan melihat memilih untuk keluar dari gudang. Tapi saat itu sebuah
mobil merah datang. Terlihat Tuan Park dkk datang untuk membantu Jung Hyuk.
Flash Back
Jun Hyuk
melihat sikap Tuan Park langsung bertanya apakah mau bilang sesuatu kepadanya
dan kalau memang ada lebih baik mengatakanya. Tuan Park menatap Jung Hyuk
mengaku Seumur hidupnya selalu melaporkan semua yang didengarkan.
“Tapi,
kau tanya yang kupikirkan... Terima kasih... Akan kuberi tahu apa yang sedang
kupikirkan... Aku bertemu Cho Cheol Gang hari ini. Dia mengancamku dengan foto
anakku.” Ucap Tuan Jung
“Aku
ketakutan... Tapi, aku akan melawan kali ini.” Tegas Tuan Jung
Mereka
pun berkumpul, Tuan Pyo bertanya apakah Jung Hyuk tak ikut dengan mereka. Jung
Hyuk mengatakan harus ke suatu tempat
karena Pria bernama Manajer Oh akan menghubunginya dan pergi lebih dahulu jadi akan
ikut begitu selesai.
Saat itu
Tuan Jung sengaja merekam setelah itu mereka semua saling menyilangkan tangan
kalau sedang berbohong tapi bisa dimaafkan.
Se Ri pun
meminta kakaknya memberitahu ayahnya kalau akan datang. Setelah itu berbicara
dengan Jung Hyuk dkk kalau mau percaya
kalau ibuny sedang tak sehat lalu bertanya apakah yakin kakaknya bersekutu dengan
Jo Cheol Gang dan merencanakan ini
“Kita
akan cari tahu... Jangan ketakutan. Tak seperti dirimu saja. Kenapa takut saat
ada kami di sini?” kata Tuan Pyo. Mereka semua membenarkan.
Saat itu
mobil Se Ri pergi meninggalkan rumah, Tuan Jo melapor kalau baru saja pergi.
Mobil Se Ri pun mulai berhenti dan semua masuk ke dalam mobil. Saat mobil Se Ri
terkepung, Tentara Pyo dkk langsung membuka pintu dan melawan semua geng yang
disewa oleh Tuan Jo.
“Bagaimana,
Eun Dong? Jangan berlebihan dan membuatmu tak tumbuh besar!” kata Tuan Pyo
“Jangan
cemas, aku baik-baik saja.” Kata Eun Dong. Tuan Pyo terkena pukulan dibagian
kepala. Se Ri menjerit ketakutan tapi Tuan Pyo baik-baik saja bahkan bisa melawan.
“Apa itu
tadi? Dia memang luar biasa.” Ucap Se Ri tak percaya dan meminta agar mereka
bisa berhati-hati.
“Jangan
cemas... Kami dari pasukan khusus. Di luar sangat dingin. Tetaplah di dalam.” Kata
Tuan Pyo.
“Kuharap
mereka tak terluka.” Kata Se Ri gugup. Sementara Tuan Pyo terus melawan tanpa
ampun.
Tuan Jung
yang duduk dibelakang pun ikut melawan saat pintu bagasi terbuka. Mereka pun
tak percaya Tuan Jung bisa melawan preman. Setelah itu mereka pun langsung
pergi.
Akhirnyasemua
masuk masuk ke dalam gudang saat Jung Hyuk sudah mulai kewalahan. Se Ri dalam mobil langsung meminta mereka
agar bisa berhati-hati. Saat itu preman yang ditemui Se Ri sebelumnya datang.
Ia memastikan lebih dulu kalau tak perlu bayar biaya sewa selama tahun depan
“Kalian
tak perlu bayar selama dua tahun... Jadi, majulah! Cepat!” kata Se Ri. Semua
pun bergegas pergi.
“Kapten
Ri, kami datang!” teriak Tuan Jung masuk gudang. Tuan Jo melihat Tuan Jung
datang.
“Ternyata
kau sudah memilih... Jadi, inilah keputusanku.” Kata Tuan Jo menyindir dan
mengeluarkan pistol. Jung Hyuk langsung menyelamatkanya.
Perkelahian
pun terjadi, Jung Hyuk dkk mencoba
melawan semuanya. Saat itu Jung Hyuk tak melihat sosok Tuan Jo, ternyata Tuan
Jo menyendera Tuan Jung dibawa keluar. Jung Hyuk langsung mengambil pisto
mengarahkan pada Tuan JO
“Hei, apa
yang kau lakukan? Tembak... Kenapa tak bisa membunuh orang rendahan sepertinya?
Kau sangat lemah.” Ejek Tuan Jo.
Jung Hyuk
teralihkan saat beberapa orang menyerangnya dan Tuan Jung sudah dibawa keluar
dari gedung. Se Ri didalam mobil terlihat kebingungan dan takut karena
mendengar suara tembakan. Ia lalu melihat seseorang keluar menarik orang lain
dan langsung memukulnya.
“Siapa
mereka?” kata Se Ri lalu melihat Jung Hyuk keluar dan Tuan Jo sengaja
bersembunyi dengan mengambil pistol lain dalam mobilnya.
“Tidak...
Jangan kemari...” kata Se Ri melihat Jung Hyuk makin mendekat. Tuan Jo sudah
bersiap mengarahkan pistolnya, tapi saat itu sebuah mobil datang dan peluru
mengenai jendela mobil.
Jung Hyuk
kaget melihat Se Ri dalam mobil sudah tak sadarkan diri. Ia langsung
mengarahkan pistolnya pada Tuan Jung dan menembaknya tanpa ampun. Tuan Jo
terjatuh dan langsung bersembunyi, lalu melihat pistol tak jauh darinya.
Saat itu
seseorang mengambilnya, Tuan Jung mengambil pistol dan siap menarik pelatuk
pada Tuan Jo yang selama ini selalu merendahkanya. Sementara Jung Hyuk
mengeluarkan Se Ri dari mobil, panik karean terluka dibagian perutnya.
“Konon, seseorang melihat kilas
balik momen terbaik kehidupannya sesaat sebelum mereka meninggal. Kurasa ini merupakan
salah satu momen itu.”
Se Ri
mengingat kenangan dengan Jung Hyuk ketika di Korea utara, saat Jung Hyuk
mengingat rambutnya. Saat pertama kali menciumnya di rumah sakit, menaiki
sepeda bersama. Lalu kebersamaan saat bersama Jung Hyuk di Korea selatan.
“Tahun depan,
dan tahun setelahnya, dan bahkan setelah itu, semuanya akan bahagia. Karena aku
akan memikirkanmu. Aku akan bersyukur sudah terlahir ke dunia ini. Aku akan
bersyukur orang yang kucintai masih bernapas.” Ucap Jung Hyuk berjanji saat Se
Ri ulang tahun.
“Jung Hyuk Sejujurnya, apa yang kau
katakan kepadaku sudah cukup. Aku bisa menikmati kebahagiaan yang dicurahkan
kepadaku.”
“Tidak... Kau salah. Itu tidaklah cukup... Aku
masih ingin mengatakan sesuatu. Ada sesuatu yang belum kukatakan... Aku mencintaimu.
Aku mencintaimu, Se-ri.” Kata Jung Hyuk.
EPILOG
Tuan Pyo
merasa Dari yang Man Bok katakan kepadanya menurutnya Jung Hyuk itusudah
kelewatan karena kaptenya itu tak akan bisa selesaikan ini dengan
mempertaruhkan nyawanya. Jung Hyuk
akhirnya meminta maaf pada semuanya.
“Tapi,
aku tak bisa pergi.. Pergilah dahulu,
dan...” ucap Jung Hyuk.
“Kami
ingin kau pertaruhkan lagi... Dan Masih ada lagi... Kau punya kami. Kami dari
pasukanmu. Di situasi saat ini, kau sama pentingnya dengan negara kita. Berikan
perintahmu.” Ucap Tuan Pyo
“Aku tak
bisa.” Ucap Jung Hyuk. Ju Meok memberitahu kalau Se-ri menjadi teman yang berharga bagi mereka
semua.
“Berikan
perintahmu kepada kami.” Kata Ju Meok. Akhirnya Jung Hyuk memanggil semua anak
buahnya.
“Sersan
Kepala Pyo... Letnan Park.... Sersan Kim... Pratu Geum... Kerahkan seluruh
kemampuan kalian demi melindungi Se-ri. Itu saja. Kalian kuandalkan.” Kata Jung
Hyuk. Semua pun siap melakukanya.
Se Ri
masih tak sadarkan diri, Jung Hyuk menangis histeris melihat Se Ri. Ju Meok dkk
akhirnya datang melihat Se Ri lalu mencoba mencari pertolongan.
Bersambung
ke episode 14
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar