PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Jung Hyuk
langsung berkomentar Se Ri yag tak
bohong saat bilang mau mengencani pria setelah pulang kantor. Se Ri mengau Mereka hanya lewat sementara dalam hidupnya.
Jung Hyuk bisa mengerti sambil melihat daun yang ada didepanya.
“Apa Aku
pun hanya lewat sementara dalam hidupmu? Katakan jika sudah lewat.” Ucap Jung
Hyuk
“Astaga,..
apakah Hyeoky Kecil cemburu?”goda Se Ri. Jung Hyuk menegaskan tidak.
“Menurutmu,
salah siapa ini?” kata Se Ri. Jung Hyuk mengeluh kalau dianggap ini salahnya.
“Seharusnya
kau muncul lebih awal dalam hidupku.” Kata Se Ri. Ju Hyuk balik bertanya
“Bagaimana
bisa sementara ada gencatan senjata?” kata Jung Hyuk. Se Ri pikir Itu sebabnya ia begitu pengertian.
“Ini sejarah
menyedihkan, bukan salahmu.. Itu juga terasa sulit bagiku. Aku selalu bertanya "Diakah
takdirku?" Ternyata bukan dia. "Diakah takdirku?" Ternyata bukan
dia juga.. Karena takdirku ada di Utara, aku terus putus hubungan.” Jelas Se Ri
“Itu sangat
melelahkan dan menyebalkan. Karena kita bertemu setelah melewati ujian dan
cobaan, bagaimana kalau kita bolos kerja? Apa kau Mau?” ucap Se Ri mencoba
menenangkan Jung Hyuk.
Di sebuah
bioskop mereka menonton bersama, Se Ri menaikan pembatas kursi. Jung Hyuk hanya
menatapnya lalu memberikan tanganya. Se Ri pun menganggengam tangan Se Ri.
Keduanya
menaiki mobil dengan Se Ri yang mengemudi dengan wajah bahagia. Mereka pun pergi jembatan gantung, Jung Hyuk
bertanya apakah Se Ri merasa puas karena bolos kerja. Se Ri pikir Hari yang
dihabiskan untuk bolos tak pernah memuaskan.
“Karena
terjadi tanpa rencana, maka kau tak bisa melakukan banyak hal. Tapi, ini
mengesankan, walau tak banyak kegiatan.” Kata Jung Hyuk.
“Apakah
kau pernah bolos?” Tanya Se Ri. Jung Hyuk mengaku pernah. Se Ri ingin tahu yang
dilakuan Jung Hyuk.
“Tak
banyak. Aku bolos kuliah, dan bepergian untuk memotret. Lalu aku bertemu
seseorang yang ingin melompat dari jembatan tinggi.” Kata Jung Hyuk. Se Ri
ingin tahu siapa orangnya.
“Dia
seorang wanita. Dia tipe kesukaanku.” Kata Jung Hyuk. Se Ri menyindir Tak heran
Jun Hyuk bilang hari-hari itu berkesan.
“Aku
memintanya memotretku.” Kata Jung Hyuk. Se Ri yang cemburu meminta Jung Hyuk
berhenti.
“Hentikan.
Jangan ceritakan secara merinci.” Kata Se Ri kesal tapi Jung Hyuk terus
berbicara.
“Dia
bertanya kenapa harus memotret di tempat seram. Sembari gemetar, dia mengambil
kameranya.” Cerita Jung Hyuk.
Flash Back
Jung Hyuk
mendekati Se Ri yang akan bunuh diri meminta agar mengambil foto mereka
berdua. Se Ri dengan panik setu meminta
agar memberikan kameranya.
Se Ri
ingin tahu Kejadiannya di mana. Jung Hyuk menjawab Swiss. Yaitu Di Jembatan Panorama Sigriswil
menurutnya Wanita itu sungguh mengesankan. Se Ri hanya bisa melonggo
mendengarnya. Jung Hyuk mengaku Bahkan
setelah Foto itu.
“Aku
memikirkan apakah dia baik-baik saja dan akankah dia melakukan hal buruk lagi?
Karena dia tipe kesukaanku.” Kata Jung Hyuk
“ Lalu...
wanita di sebelahmu saat itu adalah Seo Dan?” kata Se Ri memegang rekaman suara
dirinya.
“Kau
bilang pria itu pantas dapat orang yang lebih baik. Aku penasaran berapa kali
kita telah bertemu.” Kata Jung Hyuk memegang tangan Se Ri.
“Aku
sangat bahagia. Konon, seseorang melihat kilas balik momen terbaik kehidupannya
sesaat sebelum mereka meninggal. Kurasa ini merupakan salah satu momen itu.”
Kata Se Ri bahagia.
Di
restoran ayam, semua memesan segala jenis ayam diatas meja. Semua orang
terlihat saling berbicara dengan suara keras dan berseru. Tentara Pyo bingung Kenapa mereka ribut
sekali. Ju Meok memberitahu kalau mereka melihat pertandingan sepak bola.
“Sungguh
hiburan yang luar biasa... Itu kompetisi internasional.” Kata Eun Dong bangga.
“Siapa
peduli soal kompetisi itu?” keluh tentara Pyo. Tuan Jung pun menyetujuinya.
“Kita
harus fokus dalam misi kita, memulangkan Kapten Ri dengan selamat sampai
pulang.” Kata Tuan Pyo
“Tapi,
ini Korea melawan Jepang.” Ucap Ju Meok. Semua melihat ke arah TV dengan
melonggo.
Akhirnya
semua langsung berteriak melihat pertandingan sepak bola, tak peduli korea
selatan atau utara mereka hanya mengharapkan menang. Saat itu Jung Hyuk dan Se
Ri bingung melihat semua yang berteriak-teriak menonton bola.
Tuan Pyo
melihat Jung Hyuk datang langsung berteriak bahagia karena sat itu gol datang
dan langsung mereka saling berpelukan. Jung Hyuk pun hanya bisa diam saja.
Se Ri dkk
akhirnya duduk sambil menonton bersama,
dan korea akhirnya menang. Se Ri langsung berdiri memberitahu semua
pengunjun kalau akan mentraktir semua ayam hari ini. Jung Hyuk hanya bisa
melongo. Mereka kembali saling bermain sambung kata.
“Yangsongi
beoseot” ucap Se Ri. Tuan Pyo mengeluh kalau Se Ri selalu pilih kata yang
berakhiran seot dan akhirnya langsung minum karena kalah.
Tuan Jung
keluar untuk merokok, koreknya terjatuh saat akan mengambilnya seseorang
membantunya. Ia kaget melihat Tuan Jo yang datang. Tuan Jo dengan nada sinis
mengaku senang rasanya bisa menemuinya di sini. Akhirnya mereka pergi ke sisi
tempat yang lebih gelap.
“Saat aku
tahu kau mengkhianatiku, awalnya aku kesal. Tapi, aku paham. Seseorang tak bisa
selalu makan satu jenis masakan. Tapi, kau harus hadapi kenyataan.” Ucap Tuan
Jo sinis
“Apakah
kau beranggapan Direktur Biro Politik
Umum akan melindungimu saat kau kembali? Lagi pula, kaulah orang yang membunuh
putra sulungnya. Setelah digunakan, kau akan dicampakkan.” Kata Tuan Jo
menyakinkan.
“Apakah
Direktur Biro Politik Umum yang memberimu nafkah selama ini? Apakah Ri Jung
Hyuk yang membebaskan ibumu dari penjara?” kata Tuan Jo menyindir.
“Bisakah
kau pura-pura tak melihatku? Aku mau membalas jasaku kepada Ri Mu Hyuk” kata
Tuan Jung.
“Mana
pilihanmu? Membayar utang kepada orang yang sudah mati, atau menyelamatkan
anakmu?” kata Tuan Jo mengancam. Tuan Jun mulai panik.
“Ini U
Pil tadi pagi” kata Tuan Jo memperlihatkan foto diponselnya. Tuan Jung menangis
melihat anaknya.
“Kesetiaan
dan Keadilan. Keduanya memang bagus. Aku tak mengejar keduanya bukan karena aku
tak tahu itu bagus. Daripada memegang prinsip itu, aku lebih ingin melindungi
keluargaku dan anak-anakku. Itulah sebabnya.” Kata Tuan Jo
“Siapa yang
bisa menyalahkan itu? Aku pernah menjadi pengemis cilik yang terlahir di
jalanan. Aku tak punya orang yang harus kulindungi dan tak takut apa pun. Sebab
itu kupertaruhkan segalanya dan melakukannya.” Tegas Tuan Jo
“Jika kutangkap
Ri Jeong Hyeok di sini dan membawa Yoon Se-ri ke Utara, maka aku bisa naik ke
jabatan yang lebih tinggi. Jadi, tentukan pilihanmu, Kamerad.” Kata Tuan Jo.
Tuan Jun hanya bisa diam saja.
Eun Dong
diatas tempat tidur masih mengunakan topinya, melihat Jung Hyuk tidur dilantai
meminta agar dikasur saja. Jung Hyuk menolak agar Eun Dong bisa menikmati
kasurnya. Eun Dong pun mengucapkan terima kasih.
“Sebelum
bertemu kami, apa kalian tidur di sauna?” tanya Jung Hyuk. Eun Dong
membenarkan.
“Tapi,
tempat itu bagus juga. Ada banyak yang menarik di Selatan.” Kata Eun Dong. Jung
Hyuk ingin tahu Ada apa lagi.
“Aku dan
Ju Meok mampir ke tempat bernama kafe internet. Aku memainkan game komputer untuk
kali pertama.” Cerita Eun Dong
“Kau
bermain gim komputer juga. Baguslah kau sempat mencobanya.” Kata Jung Hyuk
“Awalnya,
aku melihat banyak amatir menembak senapan seperti bocah. Lalu kupikir,
"Akan kutunjukkan caranya", dan mulai bermain. Tapi, ternyata lebih
sulit dari dugaan. Tidak semudah yang terlihat.” Cerita Eun Dong. Jung Hyuk pun
membenarkan.
“Jadi,
aku mempelajari fitur senjata dan armor yang kupunya. Lalu ada berandal Selatan
dengan perlengkapan senjata mahal muncul dan mengacau... Astaga... Aku jadi
marah, dan bilang, "Jangan sembunyi di balik komputer. Aku mau lihat
wajahmu." Cerita Eun Dong.
Jung Hyuk
ingin tahu kelanjutanya. Eun Dong menceritakan orang itu tak datang dan Lagi
pula, menurutnya pria itu cuma salah satu orang kaya yang pembual dan pengecut
lalu mengumpat si “Pemanen Tomat” Jung Hyuk menahan emosi dengan meremas
selimutnya.
“Siapa
namamu di game itu?” tanya Jung Hyuk memastikan. Eun Dong dengan bangga
menjawab Namanya Usaha Terakhir.
“Jadi,
aku...” ucap Eun Dong mencoba bercerita, tapi Jung Hyuk yang kesal menyuruh Eun
Dong Berhenti mengobrol dan tidurlah, karena sudah malam.
“Kau mau
ke mana?” tanya Eun Dong heran melihat Jung Hyuk keluar dari kamar.
“Aku mau
ambil air.. Tidurlah yang nyenyak.” Kata Jung Hyuk yang kesal untuk mereda
emosinya.
Di ruang
makan, Tuan Jung menangis sendirian. Jung Hyuk datang bertanya ada apa. Tuan
Jung buru-buru menghapus air matanya. Jung Hyuk pikir kalau Tuan Jung lapar
maka... Tuan Jung mengaku tak lapar dan akan masuk kamar.
“Apakah
karena kau rindu keluargamu? Kau akan segera bertemu mereka lagi. Ini semua
karena aku. Maafkan aku.” Ucap Jung Hyuk merasa bersalah. Tuan Jung hanya bisa
menatap sedih.
Di dalam
rumah, Nyonya Na mengaku mereka telah memutar otak mencari cara untuk membantu
Nyonya Ma dan Nyonya Hyun juga ingin membahas sesuatu dengannya. Nyonya Ma
ingin tahu apa itu. Nyonya Hyun menceritakan Suaminya tak bisa dihubungi selama
perjalanan bisnis.
“Jadi,
aku menghubungi teman dekatnya dan menanyakan mereka.”kata Nyonya Hyun
“Teman, Apa
maksudmu, para penyadap?” tanya Nyonya Ma. Nyonya Hyun membenarkan.
“Para
penyadap itu hebat. Mereka tahu segalanya soal desa kita.” Kata Nyonya Hyun.
Mereka semua menyetujuinya.
“Lalu
teman-temannya bilang apa kepadamu?” tanya Nyonya Ma penasaran.
“Mereka
bilang, insiden yang melibatkan Letkol terjadi karena Letnan Cho Cheol Gang mencari
aib Direktur Biro Politik Umum.” Kata Nyonya Hyun.
Semua
terkejut mendengarnya, Nyonya Ma makin lemas mendengarnya. Nyonya Yang tak
percaya Beraninya Tuan Jo berusaha mengusik pejabat tinggi menurutnya Jo Cheol
Gang pasti dibunuh diam-diam. Mereka pun heran Kenapa Ri Jung Hyuk harus berada
di perbatasan sekarang. Nyonya Na mengaku tahu.
“Ini
mungkin bukan jalan langsung ke Direktur. Aku tahu jalan pintas terdekatnya.”
Kata Nyonya Na. Semua ingin tahu.
“Keponakan
ibu calon menantu Direktur yang pernah tinggal di Eropa.” Kata Nyonya Na. Semua
terlihat bingung.
Di rumah,
Seung Jung baru saja keluar mandi merasa bahagia karena bisa mandi dengan air
yang direbus di kuali dan sudah menuntaskan segalanya. Tiba-tiba terdengar
gedoran pintu di depan rumah.
“Kamerad
Keponakan dari Eropa, Apa kau ada di dalam? Tolong buka pintunya.” Teriak
Nyonya Na. Seung Jung kaget. Nyonya Yang pikir Seung Jung sedang pergi.
“Dia di
dalam... Kita tadi lihat uap dari kuali keluar dari apartemen ini.” Kata Nyonya
Na. Seung Jung tak percaya kalau dari kamar mandi bisa terlihat uap.
“Terus
ketuk pintunya... Buka pintunya... Kami bisa buka pintunya jika mau.” Kata
Nyonya Na.
Seung
Jung yang sudah mengunci pintu mengeluh kalau itu ilegal. Saat itu terdengar
kalau mereka melihat Dan datang. Nyonya Na mengaku Sebagai kepala desa, jadi mau
memeriksa... Dan langsun mempersilahkan masuk. Seung Jung kaget ingin masuk ke
dalam kamar mandi.
Tapi saat
itu Dan serta para ibu-ibu sudah masuk. Mereka melonggo melihat Seung Jun
bertelanjang dada. Seung Jung pun dengan senyuman dan tingkah konyolnya menyapa
kalau sedang kedatangan banyak tamu.
Akhirnya
mereka duduk di ruang tengah, Nyonya Ma meminta maaf karenamereka tiba-tiba
mampir jadi berharap tidak mengganggunya. Dan dengan sinis mengaku merasa
terganggu. Nyonya Na langsung membahas tentang Seung Jung.
“Kita
ingin bertemu keponakan ibu calon menantu Direktur Biro Politik Umum yang dari
Eropa. Tapi, kita malah kebetulan bertemu calon menantunya.” Kata Nyonya Na.
“Ada urusan
apa kemari?” tanya Dan. Nyonya Ma memperlihatkan cincin yang didapata dari ibu
mertuanya.
“Aku
menyimpannya baik-baik.” Kata Nyonya Ma, Dan pun menyuruh agar menyimpan
baik-baik saja.
“Sebenarnya,
suamiku dipenjara oleh Badan Keamanan. Bisa tolong rekomendasikan dia kepada
Direktur Biro Politik Umum, yang akan jadi mertuamu?” kata Nyonya Ma
“Aku tak
menerima permintaan pribadi. Ada lagi yang ingin kau katakan?” kata Dan sinis.
Saat itu
Seung Jung keluar mengeluh dengan sikap Dan, lalu berusaha akrab dengan
menyentuhnya. Dan langsung menghindar.
Seung Jung meminta Dan agar Jangan kaku lalu memberitahu kalau Dan itu memang
terdengar dingin layaknya angin musim dingin, tapi hatinya sehangat musim semi.
“Sebutkanlah
nama suamimu. Aku akan merekomendasikannya lewat bibiku.” Ucap Seung Jung
“Astaga,
Kamerad Keponakan dari Eropa bisa diajak berdiskusi rupanya. Tolong bantu
kami.” Kata Nyonya Ma bahagia. Seung Jung dengan bangga mengatakan Jangan
cemas...
“Omong-omong,
sepertinya aku pernah bertemu denganmu. Aku pernah melihatmu keluar dari rumah
Kapten Ri.” Kata Seorang ibu. Seung Jung bingung.
“Aku yang
menyuruhnya... Aku harus mengambil sesuatu.” Kata Dan. Semua pun langsung
percaya.
Seung
Jung berjalan keluar apartemen terlhat bahagia karena bisa eluar berkat Dan,
sambil mengeluh tinggal di rumah beberapa hari terakhir terasa itu sulit. Dan
berhenti berjalan memita Seung Jung mengatakan alasan datang ke rumah Jung
Hyuk.
“Kau tahu
Jeong Hyeok ada di perbatasan.” Kata Seung Jung. Dan menegaksan kalau Jangan
coba membohonginya.
“Aku tak
membohongimu, Dan... Aku tak mau bohong. Masalahnya, Ri Jeong Hyuk
menghubungiku dari perbatasan.” Kata Seung Jung. Dan ingin tahu alasanya.
“Jo Cheol
Gang tidak mati saat dipindahkan. Dia menghilang. Dia ke Selata, lalu ingin membawa Se-ri ke Utara dan
menghancurkan keluarga Ri Jung Hyuk.” Kata Seung Jung. Dan ingin tahu
kelanjutanya.
“Lalu, Ri
Jung Hyuk... pergi ke Seoul. Demi
menyelamatkan Se-ri dan menangkap Jo Cheol Gang. Dia tak mau menyulitkan
orang-orang sekitarnya, jadi, dia tak bilang siapa-siapa, dan minta bantuanku.
Jadi, aku membantunya, dan kenalkan dia dengan orang.” Kata Seung Jung
“Entah kenapa
aku melakukannya, tapi... Dan... Apa Kau tak apa-apa?” ucap Seung Jun panik
melihat Dan menangis. Dan langsung menghempaskan tangan Seung Jung.
“Dan.
Maafkan aku... Jangan menangis...” kata Seung Jung. Dan memilih untuk pergi.
Di rumah,
Nyonya Go meminta adiknya agar mengatakan yang ingin diketahuinya. Tuan Go
memberitahu Ada kabar baik dan buruk lalu bertanya mau yang mana lebih dahulu.
Nyonya Go mengumpat agar adiknya Jangan
main-main dan Katakan saja.
“Pertama,
Alberto Gu.. memang pebisnis dari Inggris. Dia memiliki bisnis internasional di
seluruh dunia.” Ucap Tuan Go
“Apa
kabar buruknya?” tanya Nyonya Go. Tuan Go menegaskan Ini kabar buruknya. Nyonya
Go ingin tahu apa maksudnya.
“Direktur
Biro Politik Umum baru-baru ini melacak bisnis ilegal dalam skala besar. Dia
melacak penyelundup, penjual narkoba, dan oknum yang dibayar untuk sembunyikan
penjahat.” Kata Tuan Go
“Apa Kau
baik-baik saja?” kata Nyonya Go yang merasa Tuan Go sedang mabuk.
“Tentu
saja. Berkat kekayaanmu, aku tak tertarik soal uang. Tapi Ada pebisnis Inggris yang
terlibat dalam insiden itu. Dia adalah Alberto Gu.” Kata Tuan Jo. Nyonya Go tak
percaya mendengarnya.
“Badan
Keamanan sedang mencarinya. Tampaknya, dia menggelapkan banyak uang di Selatan
dan kabur ke negara kita.” Jelas Tuan Go
“Lalu apa
kabar baiknya?” tanya Nyonya Go. Tuan Go mengatakan Dan tampaknya tahu soal ini.
Nyonya Go kaget mendengarnya.
“Dia
sudah tahu sejak awal. Artinya, Dan tak jatuh cinta dangan penipu itu.” Kata
Tuan Go
“Kau
bocah gila... Apanya yang berita bagus?” ucap Nyonya Go langsung memeluk
adiknya.
“Kau ini
kenapa? Kenapa? Kenapa Kakak selalu memukuliku? Apa salahku?” keluh Tuan Go
kesal
Se Ri
sibuk memasang masker pada semua wajah tim korea utara, Jung Hyuk heran melihat
Se Ri dan bertanya apa yang dilakukan. Se Ri memberitahu mau menugaskan Ju Meok nanti, jadi mau dia
terlihat tampan lalu menyuruh Ju Meok agar melepas maskernya. Jung Hyuk ingin
tahu tugas apa.
“Dia akan
tampak seperti orang Selatan yang berkelas, dan mengambil sesuatu.” Kata Se Ri
“Aku pun
bisa menjadi orang Selatan yang berkelas. Kemarin, aku berdiri di persimpangan,
dan orang-orang menanyakan arah kepadaku. Mereka pikir aku dari Seoul.”kata
Tentara Pyo
“Bukan
begitu... Ju Meok, sebaiknya kau ganti pakaian sebelum kau pergi.” kata Se Ri.
Ju Meok heran karena harus ganti pakaian.
“Ya. Kami
tak pakai baju sembarangan saat mengerjakan tugas.” Jelas Se Ri.
Akhirnya
Ju Meok keluar dengan jas panjangnya, Semua langsung memuji Ju Meok yang
terlihat tampan bahkan tampak hebat. Se Ri pun melihat Ju Meok Cocok sekali. Ju Meok tak percaya kalau
pakainya memang cocok.
“Apa
Orang Selatan berpakaian begitu saat mengerjakan tugas?” kata Tentara Pyo. Se
Ri membenarkan.
Tentara
Pyo datang ke sebuah cafe dan kaget melihat sosok wanita yang menunggunya.
Seorang wanita duduk menunggu dan Ju Meok terkesima melihat artis idolanya
sambil malu-malu dibalik tiang. Mereka pun duduk sambil minum bersama.
“Benar.
Aku sudah bilang... Se-ri biasanya tak meminta bantuanku seperti ini, tapi dia
bilang butuh bantuanku soal ini. Dia bilang, kau salah satu orang yang paling
dia sukai. Dia bilang, kau dari tempat yang jauh untuk menemuiku. Terima
kasih.” Kata Ji Woo
“Tak
perlu.” Ucap Ju Meok gugup. Ji Woo pikir kalau ada yang ingin dikatakan kata
saja.
“Kau
bilang, mereka yang saling mencintai akan selalu bertemu. Tak peduli seberapa
jauh jarak mereka... Kau akan selalu kembali ke satu sama lain.” Ucap Ju Meok mengikuti kalimat.
“Ya.
Benar... Cinta sejati selalu kembali.” kata Ji Woo ikut tersenyum.
Semua
makan malam, Jun Hyuk bertanya dimana Ju Meok. Tentar Pyo memberitahu kalau Ju
Meok bilang tak lapar. Jun Hyuk heran anak buahnya yang tak lapar.
“Dia tak
mau makan apa pun setelah makan siang sakralnya dengan Aktris Choi Ji-woo.”
Kata Tentara Pyo. Se Ri hanya bisa tersenyum mendengarnya.
Ju Meok
dikamar melihat fotonya dengan Ji Woo dengan pesan “Ju Meok, mari bertemu
lagi.” Wajahnya langsung tersenyum bahagia dan berjanji akan bertemu kembali.
Tapi Ia menyadari kalauhanya bisa bertemu lagi saat Korea bersatu.
“Apakah
kau menjalankan tugas dengan baik?” tanya Se Ri datang masuk kamar.
“Se-ri,
kau menipuku... Kenapa kau menipuku semudah itu?” keluh Ju Meok
“Apa Kau
tak lihat aku melakukan ini tadi pagi?” kata Se Ri menyilangkan jarinya.
Saat Se
Ri berkata kaau Orang Selatan berpakaian begitu saat mengerjakan tugas, jarinya
menyilang tanda kalau sedang berbohong.
Mereka pun ingin tahu apa artinya tangan itu.
"Menyilangkan
jariku." Imperialisme Amerika melakukan ini sebagai pertanda bahwa mereka akan
berbohong.” Ucap Eun dong
“Benar.
Walau aku berbohong, Tuhan akan memaafkanku.” kataSe Ri
“Kenapa
kau begitu toleran terhadap dirimu sendiri?” sindir Tentara Pyo. Tapi Ju Meok
tetap mengucapkan Terima kasih banyak.
“Kau
membuat impianku terwujud. Aku tak punya penyesalan walau
harus mati hari ini.” Kata Ju Meok
“Kau dapat
penghargaan yang sepantasnya. Penghargaan Cinta Gelombang Korea. Eun Dong, kau
mendapatkanPenghargaan Kebaikan. Dan... Chi Su, kau dapatPenghargaan Kulit
Kepala Wangi.”kata Se Ri menangis haru
“Apa Kita
mulai mengucapkan perpisahan lagi?” tanya Eun Dong. Se Ri pikir seperti itu.
“Kita
kembali mengucapkan perpisahan seperti biasanya. Siapa tahu? Mungkin ini bukan
kali terakhir. Walau begitu, kita harus ucapkan perpisahan selagi sempat.” Kata
Se Ri
“
Omong-omong, kuberikan kartuku agar kalian bisa hamburkan uangku, tapi kalian
tak habiskan banyak. Jadi, aku siapkan hadiah untuk kalian.” Kata Se Ri.
Di ruang
tengah semua berkumpul, Jung Hyuk bertanya apakah mereka sudah siap untuk
pergi. Semua membenarkan, tentara Pyo memberitahu kalau akan mengirim bus lain
agar atlet lain tidak sadar dan bertanya apakah Jung Hyuk tak ikut.
“Pria
bernama Manajer Oh akan menghubungiku. Kalian pergi lebih dahulu. Aku akan ikut
begitu selesai.” Ucap Jung Hyuk
Saat itu
Tuan Jo mendengarkan suara Jung Hyuk berpikir itu sudah bagus, karena akan
memancingnya lewat Manajer Oh. Ia meminta agar untuk sementara, bersikap dengan
wajar dan laporkan lokasi Jung Hyuk dan Se-ri.
Bersambung
ke Part 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar