PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Di depan
STASIUN CHEONGDAM, Eun Dong menunggu dengan kedingingan tapi Jung Hyuk
belum datang. Ia pun dengan wajah kesal
sudah menduganya kalau Pemanen Tomat itu pengecut.
Jung Hyuk
akhrinya duduk dengan wajah kesal, Se Ri datang memberitahu kalau sudah
mengaturnya untuk versi anak-anak jadi tak bisa mengakses situs gamehs dan situs
dewasa dan hanya boleh gunakan internet dua jam sehari.
“Bermain gim
berlebihan sangat berbahaya bagi pria yang kompetitif sepertimu.” Ucap Se Ri
“Astaga,
ini berlebihan.” Keluh Jung Hyuk. Se Ri menegaskan tidak tapi Jung Hyuk tetap
merasa berlebihan, mereka pun saling adu mulut.
“Aku
menyuruhmu mencari informasi, tapi kau malah ingin berkelahi dengan pria bernama
Pemanen Tomat?” keluh tentara Pyo.
“Maafkan
aku.” Kata Eun Dong tertunduk, lalu tentara Pyo pun ingin tahu yang dilakukan
tentara Park.
“Aku
sempat mencari di sekitar kawasan Cheongdam-dong. Tapi, aku mengalami
kesulitan.” Ucap Tentara Park. Mereka ingin tahu apa yang terjadi.
“Tiap aku
melangkah, orang-orang mendekatiku dan memberiku kartu-kartu ini.” Ucap Tentara
Park memperlihatkan kartu nama ditanganya.
Mereka bingung
melihat kartu nama SN,YJ, JYB lalu
bertanya-tanya Kode apa ini lalu ingin tahu Mereka bilang apa.
Flash Back
Seorang
pria datang memberikan kartu nama Tentara Park, bertanya dari agensi mana dan
terntara Park itu adalah orang yang mereka cari.
Mereka
pun akhirnya memastikan kalau orang itu yang mencari Tentara Park. Tuan Jung
pikir kalau berpikir itu dari Badan Intelijen Nasional. Tuan Pyo pikir kalau
Tentara Park yang mengungkap penyamaran. Tentara Park pikir tak seperti orang
luar tapi bisa berbaur dengan orang Selatan.
“Tapi,
kau memang agak mirip orang Utara.” Kata Tentara Pyo. Tentara Park pun meminta
maaf.
“Pastikan
memakai masker dan menunduk saat kau keluar.” Ucap tentara Pyo. Tentara Park
menganguk mengerti.
“Aku tahu
tak mudah, tapi ternyata lebih sulit menemukan mereka.” Kata Tuan Jung
mengeluh. Mereka pun setuju.
“Ini tak
mudah sama sekali. Uang kita pun makin menipis.” Ucap Tuan Jung lalu menyimpan
uang dari Tuan Pyo.
Sementara
di Korea utara, Teman Tuan Cho ada diruangan sedang membaca koran. Anak buahnya
kalau sudah mendapat kabar dari Letnan Kolonel Jo, bahwa bilang melihat Ri Jung
Hyeuk di Selatan dan akan menghubungi keluarga Yoon Se-ri lalu membawanya
kemari untuk mengungkap segalanya.
“Apa Kau
tahu? Jika ini sampai gagal, aku bisa terseret masalah ini. Aku yakin Direktur
Biro Politik Umum sudah tahu soal ini. Jangan gegabah sebelum semuanya jelas.” Kata
Si pria. Anak buahnya menganguk mengerti.
Dan baru
saja akan tidur melihat nama “AL” di ponselnya, lalu mengangkat dan bertanya
kenapa masih bangun. Seung Jung dengan
badan dalam selimut memberitahu kalau Tak
ada listrik seharian di sini. Dan pikir itu bagus.
“Pasti
gelap di sana. Diamlah dan tidur.” Kata Dan tak peduli. Seung Jung mengaku Di
sini dingin sekali jadi sakit.
“Aku tak
bisa isi ulang baterai ponselku...” ucap Seung Jung lalu telpnya pun mati.
Dan tak
peduli memilih untuk tidur saja, tapi seperti kepikiran akhirnya menyalakan
lampu kamar lalu pergi ke kulkas membawa bahan makana. Ia menegaskan kalau Seung Jung Jika bohong, maka akan membuatnya
menyesal.
Dan masuk
ke apartementnya dengan lampu yang mati lalu dengan senternya memanggil Seung
Jung. Tapi tak terdengar lalu kakinya menendang sesuatu dan langsung terdengar
jeritan,Seung Jung ternyatar berbaring di lantai.
“Kau
sedang apa di sini?” ucap Dan heran. Seung Jung pikir Dan bisa melihatnya kalau
sekarat lalu mengeluh kalau senternya itu membuat matanya sakit.
Seung
Jung akhirnya berbaring di tempat tidur merasa tak percaya kalau bisa melihat
napasnya. Sementara Dan sibuk didapur memasak dengan kemampuanya memasukan
garam semaunya. Ia lalu masuk kamar menyuruh Seung Jung bangun.
“Aku Tak
mau, dingin.” Ucap Seung Jung. Dan langsung memukul dengan sendok agar bangun.
“Kau Tak
boleh pukul pasien.” Keluh Seung Jung lalu melihat Dan yang memasak bubur
untuknya dengan senyuman bahagia mengucapkan Terima kasih.
“Jika kau
lebih teliti, maka kau bisa menemukan perapian dan kayu bakar.” Ucap Dan
“Siapa
yang mengira ada perapian di apartemen? Astaga, bubur ini luar biasa.” Ucap Seung
Jung mulai memakan bubur dengan senyuman.
“Apakah seenak
itu?” kata Dan. Seung Jung mengaku Asin sekali. Dan akan mengambil buburnya.
“Tidak,
tak apa-apa... Aku memang terlihat kaya dari kecil, tapi aku punya kisah yang
akan membuatmu menangis tersedu-sedu. Bubur ini mengingatkan hari-hariku
menyantap bubur asin.” Kata Seung Jung
“Apakah
itu salah satu bualanmu lagi?” sindir Dan. Seung Jung terlihat bingung.
“Apa Kau
pikir aku tak tahu, orang macam apa kau di Selatan?” kata Dan
Flash Back
Tuan Go
akan memberikan berkas tapi bingung kenapa Dan mau membaca ini. Dan mengaku untuk menghabiskan
waktu. Tuan Go pun langsung memberikan berkasnya, Dan pun tahu tentang Tuan Go
dari berita dimajalah.
“Setelah
Se-ri membatalkan pertunangan denganmu, kau membawa kabur dana luar negeri dari
perusahaan kakak keduanya. Seorang pebisnis Inggris, Goo”
Dan bisa
tahu kalau itu adalah Seung Jung, Seung
Jung tak percaya Dan bisa mengumpulkan informasi juga lalu memuji memang wanita
sempurna. Dan memperingatkan Seung Jung kalau ingin menipunya maka jangan bermimpi.
“Aku tak
memimpikan itu. Saat merasakan ini, aku memang teringat masa laluku dan makan
malam terakhirku dengan keluargaku. Ayahku ditipu oleh orang kepercayaannya, jadi,
dia kehilangan perusahaannya.” Cerita Seung Jung
“Kami
malah pindah ke Inggris. Aku kesulitan mencerna makanan di sana. Tak ada yang
enak, dan kami tak punya uang. Suatu hari, untuk makan malam, kami makan bubur hanya
dengan garam.” Cerita Seung Jung
“Dan Apa
itu makan malam terakhirmu dengan keluargamu?” tanya Dan terlihat bersimpati.
“Ayahku
meninggal setelah itu, dan ibuku menikah lagi. Aku juga masuk sekolah kejuruan.”
Ucap Seung Jung
“Kau
sudah melihat keadaan ayahmu setelah ditipu. Kenapa kau menipu orang lain?”
kata Dan
Seung Jung
pikir kalau sedang balas dendam, Dan pun menduga orang-orang yang menghancurkan
bisnis ayah Seung Jung adalah keluarga Se Ri. Seung Jung membenarkan dan mau kembalikan seperti dahulu.
“Awalnya,
aku mau jadi menantunya agar bisa menembus benteng musuh layaknya Kuda Troya.” Ucap
Seung Jung.
Flash Back
Se Ri
yang dijodohkan oleh sang kakak langsung menegaskan pada Seung Jung
“Aku
takkan terbuai. Aku bisa lihat segalanya. Kau hanya menyiapkan fondasinya saat
ini, untuk tujuan lebih besar. Tampaknya kau mau menikahiku agar bisa memiliki
semuanya. Kurasa itu takkan terjadi” ucap Se Ri. Seung Jung hanya diam saja.
“Aku
tumbuh di keluarga kompetitif, jadi, pengamatanku tajam. Ambillah uang jajan
dari kakakku dan selesaikan. Ucap Se Ri dingin.
“Aku
gagal karena Se-ri terlalu cerdas. Tapi, kakak-kakaknya bodoh, jadi, aku
mencoba. Kakak keduanya sangat serakah dan Memikat hati orang serakah merupakan
hal termudah.” Kata Seung Jung
“Awalnya,
aku pikir mendapatkan kembali uang ayahku dan bunganya merupakan balas dendam
yang pantas. Karena ayahku ditipu, sudah sewajarnya aku membalas, tapi entah
kenapa, tak melegakan. Ini Hanya membuatku pusing.” Ungkap Seung Jung.
“Ada yang
bilang, menjadi bahagia merupakan balas dendam terbaik. Bukankah mengembalikan
semua uang dan menjalani hidup bahagia tanpa beban akan jadi balas dendam sejatiku,
Nona Seo?” ucap Seung Jung
“Siapa
yang bilang begitu? Jika seseorang membuatku menangis, maka aku akan membuat dia
menangis darah, itu baru balas dendam.” Kata Dan sinis. Seung Jung memuji Dan
yang memang hebat.
“Kapan
kau akan balas dendam jika bersantai seperti orang lemah? Kau harus fokus
memulihkan diri, agar bisa kembali ke Selatan dan hancurkan keluarganya!” ucap
Dan penuh amarah
“Apa Kau
ingin aku balas dendam, atau kau mau mewakiliku?” ucap Seung Jung.
Dan seperti
frustasi membuka laci dan mengeluarkan alkohol dan langsunbg meminumnya dari
botol. Seung Jung panik karena Dan meminum alkohol.
Se Ri
berjalan keluar kamar melihat Jung Hyuk yang menatap keluar jendela, lalu
memanggilnya bertanya sedang apa di sana. Jung Hyuk memegang sekaleng bir dan
menawarkan Se Ri. Se Ri mengaku mau minum tapi bukan bir, akhirnya mereka duduk
sambill minum soju.
“Aku
mulai mabuk.” kata Se Ri. Jung Hyuk tak percaya Se Ri sudah mabuk. Se Ri
mengaku Sangat mabuk.
“Syukurlah.”
Ucap Jung Hyuk tersenyum. Se Ri melihat Jung Hyuk pasti senang.
“Jika kau
sangat mabuk, maka aku mau mengatakan sesuatu.” Kata Jung Hyuk. Se Ri ingin
tahu Jung Hyuk akan mengatakan apa.
“Apa kau Mau
bilang aku cantik?” ucap Se Ri. Jung Hyuk mengaku bukan itu. Se Ri mengeluh
Jung Hyuk masih saja tegas saat mabuk.
“Aku tak
mau kembali... Aku tak mau kembali. Aku hanya ingin di sini bersamamu.” Ucap Jung
Hyuk
“Kurasa
aku sudah mau sadar.” Kata Se Ri. Jung Hyuk terlihat bingung da menegaskan Se
Ri tak bisa melakuanya.
“Aku
belum sadar... Cepat Lanjutkan... Aku sangat mabuk saat ini. Saat sadar dari
ini, aku tak akan ingat apa pun. Jadi, katakan semua yang ingin kau katakan.” Ucap
Se Ri menuangkan soju juga.
“Aku mau
menikahimu di sini,dan mempunyai anak yang mirip denganmu.” Kata Jung Hyuk
“Aku mau
anak perempuan” ucap Se Ri. Jung Hyuk mengatakan ingin akan anak kembar.
“Apa?
Kembar? Aku hampir sadar lagi.” Keluh Se Ri. Jung Hyuk mengeluh kalau berharap
tidak seperti itu. Se Ri pun meminta agar melanjutkan yang diingikan Jung Hyuk.
“Aku mau
bermain piano lagi.” Kata Jung Hyuk. Se Ri pikir Jung Hyuk harus bermain lagi.
“Aku akan
mengatur konser piano untukmu. Dinilai dari bakatmu, kau bisa tampil di Pusat
Kesenian Seoul... Tunggu... Haruskah kubeli Pusat Kesenian Seoul itu? Kurasa
aku bisa membelinya.” Kata Se Ri
“Kau
memang mabuk.” ejek Jung Hyuk. Se Ri mengaku sangat mabuk bahkan tak akan bisa
sadar dari ini.
“Aku mau
melihat rambutmu memutih dan kulitmu keriput. Dirimu yang menua. Kau pasti
masih cantik.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri pikir seperti itu. “Aku akan menua dengan
sangat perlahan. Jika kau mau melihatnya, kau harus tetap di sisiku dalam waktu
yang cukup lama.” Kata Se Ri . Jung Hyuk pikir harus melakukannya.
“Jung
Hyuk, kau bisa tetap di sisiku selama mungkin, tapi jangan minum dengan orang
lain. Menurutku, kau lebih menarik saat mabuk. Memikirkan wanita lain melihatmu
mabuk seperti ini membuatku khawatir hingga tak bisa tidur nyenyak.” Ungkap Se
Ri menatap Jung Hyuk.
“Kau
harus selalu minum di rumah... Mari lakukan itu. Janji hanya minum di rumah... Berjanjilah.”
Kata Se Ri memberika jari kelingkingnya, saat itu Jung Hyuk pun akhirnya
mengaitkan jarinya.
Nyonya Go
membuka pintu kamar anaknya dan kaget karena tak ada dialam kamar. Ia panik karena
Dan tidak pulang semalam. Seung Jung terbangun dengan kepala yan sakit dan
kaget ternyata Dan tidur disampingnya dengan memeluk botol.
“Dia
sangat bersikeras habiskan sebotol kemarin... Kenapa dia bisa tidur nyenyak di
sebelah penipu? Kenapa kau seceroboh ini?” ucap Seung Jung menatap Dan dengan
senyuman lalu menutup wajah Dan yang terkena matahari.
Di rumah
Nyonya Go mencoba menelp Dan tak ponselnya tak aktif, Tuan Go panik kalau Dan yang tak menjawab.
Nyonya Go mengaku Seumur hidup, belum pernah merasakan pengaruhny sebagai
jenderal bintang satu. I apikir Inilah kesempatan adiknya.
“Tunjukkan
kekuasaanmu.” Ucap Nyonya Go. Tuan Go bingung dan ingin tahu bagaimana caranya.
“Cari
tahu segalanya mengenai pria itu, Alberto.” Kata Nyonya Go. Tua Go pikir pasti.
Di desa
terlihat ada kesedihan, semua ibu-ibu mencuci dalam diam. Nyonya Hyun pikir
mereka seharusnya mengunjunginya walau sekali karena sudah beberapa hari Nona
Ma tak keluar rumah. Nyonya Na ingin tahu rencana Nyonya Hyun.
“Bagaimana
kalau kita kunjungi istri yang suaminya tertangkap dan mengalami ketidakadilan?”
ucap Nyonya Na.
“Benar.
Kita tak tahu kapan anggota keluarga lain akan ditangkap. Berbahaya
mengunjunginya.” Ucap Nyonya Yang
“Walau begitu,
aku sudah tak melihatnya beberapa hari. Aku bahkan tak tahu apakah dia punya
cukup kayu.” Kata Nyonya Hyun kasihan.
“Dengarlah.
Badan Keamanan sangat ketat mengawasi mereka. Jika kau mengunjungi rumahnya dan
ditangkap dengan keluarganya, aku tak bisa membantumu. Jadi, kalian harus jaga
sikap.” Ucap Nyonya Na. Semua menganguk mengerti.
Jung Hyuk
memakai setelah jas dan juga jam tanganya. Se Ri keluar kamar bertanya apakah
sudah siap, lalu memuji kalau tampak tampan hari ini. Jung Hyuk tahu kalau Se
Ri bilang ada acara besar hari ini. Se Ri memberitahu Ada banyak orang juga.
“Benar
sekali. Itu sebabnya, aku butuh pengawalku di dekatku... Tapi Tunggu. Ini
jamnya.” Kata Se Ri tak percaya. Jung Hyuk bingung Jam apa.
“Aku
menceritakan jam ini.”kata Se Ri tak percaya melihat jam tangan yang ditangan
Jung Hyuk.
Flash Back
Se Ri
memberitahu saat kereta berhenti memberitahu ada jam tangan pria bagus di
pegadaian itu. Jung Hyuk tak mendengarnya. Se Ri mengeluh Jung Hyuk yang tak
mendengarnya, lalu merasa Orang-orang di sini tak dengarkannya.
Saat mereka
akan pergi ke perbatasan korea, Se Ri memberitahu kalau kehilangan hadiahnya
setelah baru membelikannya Padahal itu jam tangan klasik yang bagus.
“Inikah
jam yang kau bicarakan?” tanya Jung Hyuk. Se Ri membenarkan dan ingin tahu
dapat jam ini dari mana.
“Ini sulit
kupercaya. Kau juga menyelamatkanku tanpa sadar.” Kata Jung Hyuk. Se Ri tak
percaya mendengarnya.
“Apa Aku
menyelamatkanmu tanpa tahu kau menyelamatkanku?” ucap Se Ri. Jung Hyuk
membenarkan.
Tuan Jung
dkk melihat iklan cara SE Ri’s CHOICE DEBUT DI RUANG PAMERAN. Tuan Jung pikir
ini kesempatan emas mereka karena Se-ri pasti
datang ke acara ini. Eun Dong memikirkan
Bagaimana kalau merka diusir lagi seperti waktu itu.
“Bukankah
kita harus berdandan seperti pria Selatan?” kata Ju Meok
Akhirnya Semua
wartawan sudah berkumpul diacara DAPUR DAN KAMAR MANDI: PERABOT RUMAH. Se Ri
terlihat gugup mengaku Sudah lama sejak
kali terakhir bicara di hadapan umum.
Jung Hyuk menatap seperti menenangkanya.
“Bagaimana
penampilanku?” tanya Se Ri. Jung Hyuk mengaku
tampak luar biasa.
“Kau tak
terlihat gugup... Jangan khawatir. Bicara saja di depan mereka.” Kata Jung
Hyuk.
Akhirnya
semua tamu mendengarkan suara MC, Si pria memberitahu Pertama, mari sambut
Pimpinan Pilihan Seri yang kembali secara ajaib, yaitu Yoon Se Ri. Se Ri pun
keluar dari belakang berdiri diatas panggung.
“Kami
sudah lama mempersiapkan peluncuran Pilihan Interior di Pilihan Seri. Akhirnya
ini dimulai. Aku berterima kasih kepada hadirin karena merayakannya bersamaku.
Aku yakin, hilangnya diriku membuat kalian tak nyaman.” Ucap Se Ri.
“Aku akan
bekerja lebih keras karena sudah membuat kalian cemas. Berkat kalian,
perusahaan kita bisa tumbuh dan menghasilkan banyak keuntungan. Jadi, aku
mengirimkan kalian hadiah.” Kata Se Ri lalu terdengar semua suara ponsel
mendengar didalam ruangan.
“Sekarang...
Ini bonus spesial... Terima kasih atas usaha kalian... Baiklah. Mari kita buka
toko ini dan mulai menjual.” Ucap Se Ri. Semua menjerit bahagia dan terlihat
senang menerima bonus.
“Aku akan
bekerja keras!” kata pegawai. Jung Hyuk yang ada dibelakang menatap Se Ri
dengan senyuman.
Lima
sekawan akhirnya masuk ke dalam gedung, Tuan Pyo yakin Setelah berdandan, tak
ada yang berani menghina penampilan merekea jadi hanya perlu perhatikan ucapan. Ju Meok
pikir Di Selatan, orang kaya akan
berkata begini.
"Berapa?
Berapa yang kau butuhkan?" kata Ju Meok. Tuan Jung pikir hanya harus
bersikap gigih dalam menanyakan harga
“Tampaknya
tak sesulit itu.” Ucap Tuan Jung lalu mengaja mereka segera maju jalan.
Tuan Pyo duduk
diatas sofa dengan gaya angkuhnya bertanya “Berapa harga ini?” pegawai menjawab
Harganya 3.710.000 won. Tuan Pyo pikir Jika itu harga untuk meja, sofa panjang, dan kursi,
maka semuanya masih masuk akal.
“Itu
harga untuk kursinya.” Kata Pegawai. Tuan Pyo menutupi rasa kagetnya mengaku
masih masuk akal.
“Ini stok
terakhir kami.. Apa Mau membelinya?”
tanya pegawai. Tuan Pyo pikir harus membelinya.
“Sebelum
membuat keputusan, aku mau bertemu dengan pimpinan perusahaan. Aku ingin
bertanya soal produknya.” Kata Tentara Pyo
“Kau bisa
bertanya kepadaku.” kata pegawai. Tentara Pyo akhirnya memilih untuk pergi.
Tentara
Pyo melihat ke sisi lain kalau akan membelinya. Pegawai wanita melihat Tuan Pyo
yang akan membeli meja konsol. Tuan Pyo mengaku bukan sambil menunjuk ke meja. Pegawai
menegaskan mengatakan itu meja konsol.
“Bukan,
dengarkan aku.. Aku mau beli ini, itu, dan perabot di sana. Berapa harga semua
barang di sini? Bagi orang sepertiku, waktu adalah emas. Memilih perabot itu
membuang waktu.” Kata Tuan Pyo. Ju Meok dan Tentara Park menyetujuinya.
“Apa Kau
mau beli semuanya?” tanya si pegawai. Tuan Pyo pikir membeli semua yang ada di sini akan lebih
cepat jika bicara ke pemiliknya.
“Menegosiasikan
harganya akan lebih cepat seperti itu.” Kata Tuan Pyo. Pegawai pikir kalau
bicara dengan mereka lebih cepat. Akhirnya Tuan Pyo memilih pergi.
Tiga
pegawai akhirnya melihat Tuan Pyo dkk kalau terus memaksa ingin menemui
Pimpinan dan merasa ada yang aneh dengan mereka. Pegawai wanita mengaku sudah
mendengar dari kantor pusat kalau Pimpinan hampir diserang penguntit beberapa
hari lalu.
“Haruskah
kita panggil petugas...” kata Si pegawai pria dan kaget melihat Tuan Jung
tiba-tiba sudah ada dibelakang menguping.
“Ada yang
bisa kubantu?” tanya pegawai. Tuan Jung mengaku Tidak butuh lalu bergegas pergi
dengan memasukin pintu tanpa ada ruanganya.
Akhirnya
Tuan Jung bergegas memberikan tiga pria kalau baru menguping dan Misi mereka
ketahuan jadi mengajak agar pergi. Tuan Pyo kaget ingin tahu alasanya lalu
melihat petugas yang ditemui saat datang ke gedung Se Ri.
“Jika dia
melaporkan kita... Hei, kita pergi sekarang.” Kata Tuan Jung lalu teringat
dengan Eun Dong.
“Eun
Dong. Eun Dong di mana? Eun Dong ke mana? Cari Eun Dong.” Kata Tuan Jung dan
mereka pun mencari si Maknae.
Mereka
akhirnya melihat Eun Dong yang tertidur didalam etalase tepat tidur. Mereka pun
mencoba membangukan Eun Dong dari luar. Eun Dong tertidur nyenyak lalu akhirnya
membuka matanya. Mereka memberitahu Eun Don kalau hampir tertangkap jadi meyuruhnya
Keluar.
Eun Dong
akhirnya bergegas keluar dari ruangan dan mereka pun melihat petugas
mengejarnya. Eun Dong sempat terjatuh, Jung Hyuk sedang berjalan melihat anak
buahnya, Tentara Park membantu Eun Dong untuk berlari.
“Permisi...
Pak! Sepatumu! Kau lupa sepatu... Astaga.” Teriak petugas. Jung Hyuk pun
melihat sepatu Eun Dong yang tertinggal.
Mereka
pun pergi lebih jauh, dengan nafas terengah-engah.
Tentara Park pikir petugas tak mengejar mereka lagi. Tuan Jung merasa sudah
menduga kalau Mereka cepat sadar tapi heran Kenapa dia bisa tahu dan mengejar
mereka.
“Tepat
sekali... Aku ketakutan karena Eun Dong... Lalu Sepatumu kenapa?” ucap Tuan Pyo
melihat Eun Dong hanya mengunakan kaos kaki yang bolong.
“Gawat.
Aku terburu-buru tadi. Aku melupakannya.” Ucap Eun Dong. Tuan Pyo langsung
memarahinya.
“Seharusnya
jangan ceroboh. Di luar dingin... Ayo Duduklah. Kenapa kau malah tidur di kasur
itu? Apa misi kita tidur?” ucap Tuan Pyo memarahinya.
“Maaf...Aku
tak pernah tidur di kasur senyaman itu, jadi...”kata Eun Dong. Tuan Jung pikir
tak perlu menjelaskanya.
“Dia juga tak bermaksud tidur di sana. Dia
hanya kelelahan.” Kata Tuan Jung membela.
Tuan Pyo
pun membuka sepatu agar Eun Dong yang memakainya. Eun Dong menolak karena
merasa baik-baik saja. Tuan Pyo pun memarahi Eun Dong kalau kakinya yang akan
terluka karena tak bisa ke rumah sakit. Eun Dong pun mengucapakan maaf. Saat itu
seseorang datang membawakan sepatu.
Bersambung
ke part 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar