PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Seung
Jung berteriak kesal keluar dari gedung ke atap, lalu merasa tak percaya kalau
akhir hidupnya akan seperti ini.
“Tapi,
kenapa aku memikirkan wanita itu saat ini?” ucap Seung Jung kesal lalu mencoba
menenangkan diri.
Saat itu
beberapa orang keluar dari pintu dan bisa menemukan Seung Jung, Seung Jung
hanya bisa melonggo melihat ternyata CEO Chun juga datang dengan senapan laras
panjang.
Di depan
laptop, Tuan Jo membaca pesa yang dikirimkan oleh rekan kerjanya
“Direktur Ri menangani ini lebih baik dari
dugaan. Kami memberikannya foto,< tapi dia beralasan bahwa misi ini untuk
membawa Yoon Se-ri. Direktur Ri menjamin kalau Ri Jung Hyuk kembali dalam
beberapa hari. Singkirkan Ri Jung Huk. Jika kau gagal menyingkirkannya, tak ada
gunanya kau kembali.”
Tuan Jo
akan pergi tapi saat itu juga Jung Hyuk datang dengan pistolnya. Anggota BIN
pun mengejar dari luar menyuruh mereka agar meurunkan senjata mereka. Jung Hyuk
tetap dengan pistolnya sementara Tuan JO hanya diam saja.
“Jika jatuhkan
senjata dan ikuti kami, hukuman kalian akan dikurangi.“Biar kuulangi. Turunkan
senjata kalian! ”ucap Tuan BIN. Jung Hyuk hanya menatapnya.
“Alam
semesta mendukungmu sejak lahir, tapi tampaknya semesta mendukungku. Turunkan
senjatamu. Orang sepertimu tak akan bisa menembakku.” Kata Tuan Jo.
Jung Hyuk
tetap mengangkatnya dengan banyak titik yang siap terkena tembakan jauh. Angota
BIN kembali memberikan peringatan “Biar kuulangi. Turunkan senjata kalian! Jika
menembak, kami akan menembak.” Jung
Hyuk tetap mengangkat pistolnya.
“Kenapa?
Tak bisa memutuskan? Jika kau menembakku, maka kau akan mati juga... Benar... Pria
yang lahir di kalangan atas sepertimutak boleh mati di tempat kumuh begini.”
Ejek Tuan Jo setelah membalikan badan.
Saat itu
Tuan Jo langsung mengeluarkan pistol dan siap menembak Jung Hyuk. Tapi Jung
Hyuk bisa menghindar dengan berguling di lantai. Anggota BIN yang mendengar
suara tembakan langsung melepaskan tembakan jarak jauh, Tuan Jo pun terkena
tembakan pada titik merah di tubuhnya.
Jung Hyuk
melihat Tuan Jo yang sudah jatuh di lantai tapi masih bisa berbicara. Tuan Jo
menegaskan kalau Jung Hyuk tak bisa kembali karena ia sudah kirim semuanya
yaitu Bukti. Ia merasa kalau Itu semua
yang yang membuktikan Jung Hyuk bersama Se Ri di Korea Selatan.
“Jika kau
kembali, orang tuamu akan dieksekusi. Menurutmu kenapa ayahmu memilih tak menyelidiki
pembunuhan kakakmu?Itu karena dia tahu bahwa dialah penyebab kematian putranya.Sebab
itulah dia menguburnya.” Kata Tuan Jo. Jung Hyuk hanya bisa terdiam dengan mata
berkaca-kaca.
“Karena
itulah, aku yakin ayahmu ingin kau mati di sini. Situasi kita sama. Kau tak
bisa kembali. Walau kau kembali ke Utara, atau ditangkap di sini, orang tuamu
akan tetap mati. Jadi, marilah kita pergi bersama.” Ucap Tuan Jo.
Jung Hyuk
terlihat sangat shock dengan ucapan Tuan Jo dan siap menembak kepalanya, tapi
Anggota BIN datang menyuruh Jung Hyuka agar meletakkan pistolnya. Jung Hyuk
seperti masih tak bisa melepaskan pistolnya.
“Letakkan
pistolmu!” perintah anggota BIN. Akhirnya Jung Hyuk pun sadar dan langsung
melepaskan pistol ditanganya.
Hujan
turun makin deras, Tuan Jung melihat ke arah jendela dengan tatapan sedih.
Tentara Park meihat Tuan Jung yang termenung. Tuan Jung mengaku hanya penasaran
apakah hujan juga di desa mereka. Se Ri tahu kalau Tuan Jung pasti memikirkan
keluarganya.
“Hujannya
makin deras... Ke mana perginya Jung Hyuk? Kenapa dia belum kembali?” ucap Se
Ri khawatir dan mencoba menelp Jung Hyuk tapi ponselnya tak aktif.
“Ponselnya
juga mati.” kata Se Ri bingung dan Jung Hyuk sudah dibawa anggota BIN keluar
dari tempat persembunyian Tuan Jo.
Sementara
di korea utara, Nyonya Na sudah mengerai rambutnya, wajahnya terlihat tegang
lalu menyuruh agar Nyonya Yang mencukurnya.
Nyonya Yang memastikan kalau Nyonya Na sungguh mau dibotaki. Nyonya Na
membenarkan.
“Aku tak
peduli kau mau dicukur atau tidak. Lakukan saja di rumahmu.”ucap Nyonya Na
yakin
“Kenapa
melakukan ini di rumahku semalam ini?” keluh Nyonya Ma kesal. Nyonya Na pikir mau
melakukan penebusan ini di tempat kekacauan terjadi untuk introspeksi diri.
“Baiklah...
Kulakukan sekarang.” Kata Nyonya Yang siap dengan cukur rambut, tapi terdengar
teriakan dari luar memanggil “Ibu”
“Ada
masalah. Keluarlah!” teriak Anak dari Nyonya Ma. Ketiganya pun kaget.
Nyonya
Hyun ditarik paksa oleh dua orang suruhan Tuan Jo, tapi meminta agar menitipkan
sang anak pada teman-temanya setelah itu akan ikut mereka. Mereka tak peduli
dan terus membawa Nyonya Hyun pergi dengan U Pil
“Bawa
saja aku. Biarkan putraku tinggal.” Kata Nyonya Hyun. Mereka menyuruh keduanya
segera naik mobil.
“Ibuku
dan aku tak akan pergi bersama kalian!” teriak U Pil berusaha melindungi
ibunya. Mereka akan memukul U Pil tapi terdengar terikan.
“Hentikan!
Turunkan tanganmu.” Teriak Nyonya Ma dkk akhirnya datang. Keduanya binggung
dengan mereka lihat didepanya.
“Aku
sedang mencuci baju. Aku istri Letkol Batalion Polisi Militer.” Ucap Nyonya Ma
membawa pemukul kayu
“Aku
sedang bercocok tanam. Namaku Na Wol Suk, kepala desa ini. Aku tak bisa
mengabaikan saat orang luar bertamu tanpa melapor kepadaku dan berusaha membawa
tetangga kami secara paksa, bukankah begitu?” kata Nyonya Na yakin dengan
membawa cangkul kecil ditanganya.
“Namaku
Ryu Jeong Min. Aku dari Badan Keamanan.” Kata si pria. Nyonya Ma mengerti
“Kalau
begitu, sampaikan salamku kepada Ma Yeong Seop, direktur Badan Keamanan. Kami
sangat akrab.” Ucap Nyonya Ma. Keduanya langsung menganguk mengerti dan akan
menyampaikanya lalu mengajak Nyonya Hyun dan anaknya pergi.
“Omong-omong,
Ma Yeong Seop itu adikku... Dia bukan direktur... Apa Mereka membohongi kita? Kalian
siapa?” kata Nyonya Ma.Keduanya langsung mengumpat kesal.
“Bisakah
seseorang bekerja di Badan Keamanan tanpa tahu nama bosnya?” sindir Nyonya Ma.
Semua ibu-ibu yang ada diluar rumah pun membenarkan kalau itu tak mungkin.
“Myeong
Sun, kenapa cuma berdiri? Kemarilah bersama U Pil.” Kata Nyonya Na menarik
Nyonya Hyun agar mendekat.
Nyonya
Hyun pun bergegas mendekati para tetangganya dengan wajah ketakutan. Keduanya
pun memilih untuk pergi. Nyonya Ma mengejek kalau mereka bisa pergi selagi
sempat.
“Jika
tidak, akan kupanggil Letkol, dan kubuat kalian menyesal menyamar sebagai agen
Badan Keamanan. Enyahlah!” ucap Nyonya Ma heran tak tahu siapa dua pria yang
tiba-tiba datang.
“Ada apa
ini? Kau belum dengar kabar dari suamimu di Pyongyang. Siapa mereka?” ucap
Nyonya Na heran. Nyonya Hyun pun juga tak tahu.
“Myeong
Sun, kau dan putramu menginaplah bersama kami. Tak ada yang lebih aman selain
rumahku di desa ini. Ya?” kata Nyonya Ma. Nyonya Hyun pun mengucapkan Terima
kasih.
“Ayo.
Biar kubuatkan makanan untukmu.” Kata Nyonya Ma dan Mereka pun membantu Nyonya
Hyun untuk berdiri dan meminta agar U Pil, jangan menangis.
Se Hyung
terlihat frustasi duduk di tangga darurat. Nyonya Go mendekat mengeluh Sedang
apa disana padahal sudah mencarinya ke mana-mana. Se Hyung mengeluh kalau Semua
berakhir karena diri istrinya. Nyonya Go menegaskan Belum berakhir, karena
mereka masih punya satu peluang.
“Peluang
apa?” tanya Se Hyung bingung. Nyonya Go berkomentar kalau Tampaknya adiknya itu sangat berani.
“Dia
membawa orang-orang yang tinggal bersamanya dari Utara. Orang-orang yang
bersama pengawalnya. Aku baru saja bicara dengan Cho Cheol Gang.” Kata Nyonya
Do. Se Hyung kaget mendengarnya.
Didepan
mesin penjual minuman, Eun Dong bingung apa yang ada didepanya. Ju Meok
memberitahu kalau ini mesin penjual minuman dan Jika mau minuman, akan
membelikan. Eun Dong yang polos mengartinya, susu hangat akan keluar dari kotak
itu.
“Adakah
tempat ketel untuk merebus susunya di dalam?” tanya Eun Dong bingung.
“Apa Kau
sungguh berpikir ada ketel di dalam mesin ini? Saat kau masukkan koin, dan
memesannya, seseorang di dalam mesin ini akan menghangatkan minuman dan
menyajikannya.” Kata Tuan Pyo membohonginya.
Eun Dong
pun percaya, Ju Meok mencoba menahan tawanya karena Eun Dong mudah dibodohi.
Tuan Pyo pikir Eun Dong bisa paham kalau betapa menakutkannya kapitalisme itu,
karena harus tinggal di tempat sempit itu seharian dan menyajikan minuman.
“Itu pasti
melelahkan.” Ucap Eun Dong. Ju Meok pun memberikan koin agar Eun Dong membeli
susu hangatnya
“Tidak.
Tak akan kuminum... Pasti sulit bekerja di tempat sesempit itu. Aku tak mau
menambah bebannya.” Ucap Eun Dong lalu berbicara di depan lubang memberikan
semangat “Semoga sukses.”
Saat akan pergi, beberapa anggota BIN datang. Tuan
Pyo dkk akhirnya mengajak mereka untuk segera kabur saja. Mereka pun heran
melihat ketiganya yang lari.
Di
ruangan rawat, anggota BIN masuk. Se Ri bingung siapa mereka yang tiba-tiba
menyelonong masuk. Anggota BIN pun memastikan keadaan Se Ri lebih dulu. Se Ri
pun bertanya ada apa tiba-tiba masuk kamar rawatnya. Tuan Jung dan Tentara Park
akhirnya ditangkap.
“Tunggu.
Aku bisa jelaskan.” Ucap Se Ri mencoba menahannya. Anggota Bin menegasan harus
menginterogasi mereka.
“Kami
akan baik-baik saja. Tetaplah di sini.” Kata Tuan Jung. Tentara Park pun
memastikan Se Ri Jangan menyusul mereka. Se Ri pun kebingungan mencoba turun
dari tempat tidurnya.
Sementara
di ruangan gelap, Tentara Pyo dkk bersembunyi. Tentara Pyo yakin Mereka akan
menemukan ketiganya. Ju Meok pun ingin tahu apa yang akan mereka lakukan. Tentara Pyo pikir mereka sudah dengar Badan
Keamanan di Korea Selatan.
“Begitu
masuk, kau tak bisa keluar hidup-hidup. Aku pernah dengar soal itu saat masih
di Utara. Bahkan dari yang kudengar, kuku kita dicabut sebelum dimulai. Mereka
juga tak memberimu sebutir nasi atau setetes air.” Ucap Tentara Pyo. Keduanya
terlihat ketakutan.
“Aku tak
masalah jika mati di sini karena orang tuaku telah tiada. Tapi, kau tak seperti
aku. Kau tulang punggung, Eun Dong. Bukankah kau harus kembali, bertemu ibu dan
adikmu?” kata Tentara Pyo
“Kim Ju
Meok. Ayahmu mengirimkan kita banyak kentang dan jagung, jadi, kami bersikap
baik kepadamu. Bukankah kau harus membantu ayahmu? Aku akan keluar dan
memancing mereka. Kalian harus lari.” Ucap Tentara Pyo.
Keduanya
merasa tak bisa melakukan, tapi tentara Pyo tetap akan melakukanya lalu
bergegas keluar. Anggota BIN Melihat Tentara Pyo berusaha memancing untuk
mengejarnya. Keduanya hanya bisa menatap tentara Pyo yang menaiki tangga.
“Bukankah
itu jalan buntu?” kata salah seorang anggota Bin. Anggota yang lain pun
membenarkan.
“Kau
berjaga saja di sini. Saat dia kembali, tangkap. Kalian ikut aku. Mari kita
masuk.” Ucap Petugas Bin akhirnya masuk ke ruangan persembunyian Eun Dong dan
Ju Meok.
Se Ri
mencoba menghentikan anggota BIN di lobby. Anak buah Jung Hyuk panik melihat Se
Ri bahkan memarahinya karena belum boleh keluar dan Masih terlalu cepat untuk
bergerak. Bahkan Tentara Pyo khawatir kalau kondisi Se Ri memburuk.
“Bawa aku
bersama kalian. Aku bisa jelaskan semua. Ini semua terjadi karena aku, Interogasi
aku dahulu.” Kata Se Ri menahan semua yang diabwa pergi.
“Tentu. Kami
akan jadwalkan pertemuan denganmu juga. Doktermu bilang, kau belum boleh
keluar.” Kata Anggota BIN
“Tidak,
aku tak apa-apa... Aku ikut mereka.” Ucap Se Ri dan dari lantai atas. Se Hyung
dan Nyonya Do tersenyum puas.
“Hei!
Doktermu sudah melarang! Kenapa kau membantah perintah dokter? Tetaplah di
tempat tidurmu, Jangan lupa minum obat!” ucap Tentara Pyo dkk saat dibawa
anggota Bin. Se Ri hanya bisa menangis. Ibunya datang langsung memeluk sang
anak.
“Tenanglah...
Mereka tidak salah.” Kata Nyonya Han. Tapi Se Ri merasa kalau Ini semua karena
dirinya.
“Tidak.
Ini bukan karena dirimu... Tak apa-apa... Kau akan baik-baik saja.” Kata Nyonya
Han menenangkan anaknya. Se Ri kebingungan dengan yang harus dilakukanya.
Se Ri
akhirnya dibawa kembali ke ruang rawat dengan keadaan yang tak stabil. Jung
Hyuk pun sudah ada di BIN dengan wajah tegang. Sementara Tentara Pyo dkk dibawa
pergi dengan minibus.
Tentara
Pyo pikir Dalam menghadapi situasi ini, mereka pasti memberikan racun yang bisa
membunuh langsung begitu dimasukkan ke mulut. Ju Meok seperti tak percaya
karena mereka bahkan tak memberikan senjata.
“Jadi,
kau tak punya rencana? Kau ingat apa yang dikatakan oleh pria dari Divisi 11
itu?” ucap Ju Meok yakin.
Mereka
mengingat si pria training Hijau mengatakan “Tempat ini juga bisa ditinggali.
Jadi, jangan takut. Paham?” Tentara Pyo pun mengingatan kondisi saat itu. Ketika si pria memanggil Dong-gu. Dong Gu
memberitahu kalau mereka berlima yang akan mengurusnya lalu berlari begitu
saja.
“Bayangkan
apa yang telah dia alami sampai dia jadi begitu. Membuatku berpikir dia pasti
disiksa dengan sesuatu seperti disetrum. Itu menurutku.” Ucap Tentara Pyo.
Semua
hanya bisa melonggo dan ketakutan dengan ucapan Tentara Pyo. Sementara tentara
BIN menatap Tentara Pyo terlihat sangat sinis. Mereka pun akhirnya duduk dalam
diam.
Akhirnya
mereka sampai di BADAN INTELIJEN
NASIONAL, semua berbaris didepan lobby. Petugas BIN memberitahu Mulai sekarang, emerka harus kenakan sepatu yang
disediakan organisasi. Mereka pun menganti sepatu yang sudah disediakan.
“Ambil
kotak yang ada di depan kalian dan ikuti aku.” Kata Petugas lalu melihat
barang-barang yang mereka pakai dan bawa sebagai “BARANG-BARANG SITAAN”
Semua pun
memberikan tanda tangan setelah berganti pakaian seperti seragam tanahan.
Setelah itu foto untuk profile mereka dan pengecekan darah. Tentara Pyo pun
ketakutan saat akan disuntik jarum.
Tentara
Pyo pun dimasukan ke dalam ruangan lalu dipasang alat tekanan darah dan
tubuhnya diikat serta tanganya menyentuh sesuatu. Ia tahu kalau saat ini akan
tiba jadi mereka bisa melakukan apa pun semaunya.
“Aku, Pyo
Chi Su, tak akan mengatakan apa pun.” Tegas Tentara Pyo. Saat itu di ruang
kontrol petugas memanggilnya.
“Mohon tenang,
dan jawab pertanyaannya. Pertama, kami akan menguji...” ucap Petugas dan
langsung disela.
“Aku tak
akan bilang apa pun. Kalian hanya akan menyia-nyiakan listrik. Jika mau bunuh
aku, bunuh sekarang. Aku tak mau memohon-mohon agar tetap hidup.” Kata Tentara
Pyo
“Pak Pyo,
tampaknya kau sangat gugup.” Kata Petugas melihat grafik dilayar
"Gugup"?
Siksaan payah ini tak membuatku takut! Tidak mungkin!” kata Tentara Pyo
“Tunggu...
Kurasa kau berbohong. Mesin ini mendeteksi kebohongan.” Kata Petugas. Tentara
Pyo kaget mendengarnya.
“Apa Ada
mesin yang bisa begitu?” ucap Tentara Pyo heran. Petugas pikir kalau Tentara
Pyo banyak berteriak sejak tadi jadi
pasti lapar
“Bagaimana
kalau makan dahulu, dan ulangi saat sudah tak tegang.” Kata Petugas. Tentara
Pyo merasa kalau ia baik-baik saja dan tak lapar.
Tentara
Pyo menatap makanan diatas meja seperti sangat waspada dan ketakutan. Saat itu
Eun Dong datang menyapa Tentara Pyo dengan wajah bahagia. Tentara Pyo langsung
memastikan juniornya baik-baik saja dngan melihat tangan dan tubuhnya.
“Ya.
Mereka bilang kita bisa makan sebanyak yang kita mau.” Kata Eun Dong tersenyum
bahagia.
“Kau
kemari demi makanannya?” keluh Tentara Pyo. Eun Dong akhirnya tertunduk meminta
maaf.
“Cara
mendapatkan hati priaadalah melalui makanan. Mereka mengira kita akan mengumbar
rahasia jika kita kenyang.”kata Tentara Pyo yakin
“Mereka
sudah tahu semuanya.” Ucap Eun Dong. Tentara Pyo bertanya tentang apa itu.
“Mereka
bahkan tahu kampung halamanku.” Kata Eun Dong bangga.
Flash Back
Di
ruangan interogasi, petugas memperlihatkan foto satelit dan itu kampung halaman Eun Dong. Eun Dong membenarkan
wajahnya terlihat bahagia bisa melihat kampung halamannya, lalu memberitahu
kalau ada sekolahnya.
“Di
sebelahnya ada Bukit Azalea. Di musim semi, bukit itu akan dipenuhi bunga
azalea. Aku tinggal di sebelahnya.” Ucap Eun Dong. Petugas lebih memperbesar
lagi gambarnya.
“Ya! Itu
rumahku... Bisa lihat ibuku juga? Aku mau lihat ibuku.” Ucap eun Dong penuh
rasa bahagia.
“Entah
bagaimana mereka bisa temukan. Mereka sungguh hebat.” Ucap Eun Dong heran.
“Kenapa
mereka menunjukkan kampung halamanmu?” kata Tentara Pyo. Eun Dong juga tak
tahu.
“tapi tak
ada siksaan dengan setruman... Mereka baik.” Ucap Eun Dong yakin.
“Mereka
sedang memanipulasimu...Tetap tegar.” Ucap Tentara Pyo. Eun Dong pun ingin tahu apakah Kapten Ri ada
di sini juga.
Jung Hyuk
sudah duduk diruangan interogasi dan hanya diam saja. Petugas pikir kalau Jung
Hyuk tak akan bicara. Ketua BIN mengetahui kalau Jung Hyuk belum makan apa pun
jadi meminta agar membiarkan tidur saja dahulu.
“Omong-omong,
benarkah dia putra Direktur Biro Politik Umum? Jika benar, ini masalah besar.
Jika Korea Utara sampai tahu, bisa terjadi kekacauan di sana.” Ucap Petugas
“Kita
harus menyelidikinya lagi.” Kata Ketua BIN dan melihat Jung Hyuk tampak terlalu
tenang
“Apa Mungkin
dia bertekad melakukan sesuatu?” kata Ketua Bin terus menatap Jung Hyuk seperti
patung hidup.
“Alasan
klasik. Demi orang tuanya di Utara, serta menghindari apa pun yang menjatuhkan Se-ri
dan orang yang membantunya, dia tampak mau menanggung semuanya. Itu Bisa
terlihat dari matanya.” Ucap Petugas.
“Apa Kau
cenayang?” kata Tuan Bin mengejek. Si petugas pikir kalau bisa mengangapnya berpengalaman.
Kepala BIN hanya bisa mengeluh mendengarnya.
Tuan Ri
kaget mengertahui anak buah dan anaknya dibawa BIN. Juniornya memberitahu kalau
merka masih belum memahami situasinya, tapi Kapten Ri tertangkap dan mereka tak
bisa menghentikannya. Tuan Ri kebingungan memikirkan nasib anaknya.
“Apa Setidaknya
dia selamat?” kata Tuan Ri memastikan anaknya baik-baik saja.
“Ya, Pak.
Cho Cheol Gang ditemukan tewas di tempat,tapi Kapten Ri selamat.” Kata anak
buahnya. Tuan Ri menganguk mengerti.
“Akan
kucari informasinya lagi lewat jalur rahasia di Selatan. Tapi, untuk
berjaga-jaga, aku ingin kau bersiap, Pak.”ucap anak buahnya. Tuan Ri hanya bisa
terdiam saja.
Sementara
Seung Jung sudah dibawa oleh pria berjas dan juga Tuan Chun. Ia tak percaya
kalau banyak sekali dengan nada mengejek tahu dari mana kalau ia pandai
bertarung. Ia pun menyapa Tuan Chun yang duduk disampingnya.
“Pak
Cheon. Aku tahu kita sudah lama tak bertemu, tapi kenapa kau bisa cepat
melupakan?”ucap Seung Jung. Tuan Chun menyuruh Seung Jung agar diam.
“Kau tahu
aku cemas saat Badan Keamanan menangkapmu? Kau dibayar berapa untuk ini? Berapa
hargaku? Katakan berapa hargaku?” kata Seung Jung. Tuan Chun meminta agar Seung
Jung tetap Diam dengan memberikan plester pada mulutnya.
“Kita
bepergian beberapa hari untuk sampai perbatasan Tiongkok. Kini sudah malam, mari
menginap di dekat pasar.” Kata Tuan Chun. Semua pun menganguk setuju.
Seo Joon
dan istrinya terlihat bahagia mulai bersulang, lalu Nyonya Do dengan wajah
sumringah kalau Sebentar lagi. Se Joon pun tahu. Saat si berandal Se Hyung
menjadi presdir, maka ia membuka tiga botol wine.
“Tiga
botol wine dan dua botol wiski. Kita campur semuanya, hingga pengar parah.”
Ucap Nyonya Do ikut bahagia.
“Ya. Seharusnya
jangan campur alkohol. Rasanya baru kemarin. Aku tak tahu Yoon Se-ri hidup
kembali dan menyingkirkan Se-hyeong begitu saja.”ucap Se Joon. Nyonya Do ikut
sengan mengajak Bersulang.
Se Joon
minum dan tiba-tiba terdiam. Nyonya Do heran ada apa dengan suaminya. Se Joon
merasa kalau ada firasat buruk dan Entah kenapa punya firasat ini belum
berakhir.
“Kau
benar... Ayahmu seharusnya memanggilmu dan bilang, "Se-jun, kau yang
terbaik. Kenapa sulit sekali kembali kepadamu? Kini ayah sadar ayah tak bisa
mengabaikanmu sampai ayah mati, Se-jun." Dia pasti bilang begitu.”ucap
Nyonya Do yakin.
Se Joon
hanya diam saja. Nyonya Do pikir kalau ponsel suaminya disenyapkan jadi Periksa
lagi. Se Joon buru-buru memastikan dan baik-baik saja lalu mengeluh kalau sang
istri itu membuatnya takut.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar