PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Jung Hyuk
kaget melihat Se Ri dalam mobil sudah tak sadarkan diri. Ia langsung
mengarahkan pistolnya pada Tuan Jung dan menembaknya tanpa ampun. Tuan Jo
terjatuh dan langsung bersembunyi, lalu melihat pistol tak jauh darinya.
Saat itu
seseorang mengambilnya, Tuan Jung mengambil pistol dan siap menarik pelatuk
pada Tuan Jo yang selama ini selalu merendahkanya. Tuan Jo menatapnya, Tuan Jung sambi menutup
matanya siap menembak tapi yang terjadi Tuan Jo malah kabur.
Ia
mencoba mencari Tuan Jo tapi tak terlihat di matanya, tapi hanya tetesan darah
Tuan Jo yang terlihat dijalan. Se Ri akhirnya dibawa oleh ambulance dengan
bantuan CPR.
Di depan
bus, Pelatih terlihat kebingungan karena belum ada yang datang. Akhirnya Ia
menelp memberitahu Belum ada yang datang
dan Tak ada yang bisa kuhubungi. Ia berpikir kalau Mungkin terjadi sesuatu dan
bertanya apa yang harus dilakukan karena mereka harus segera pergi.
Jung Hyuk
menemani Se Ri masuk ruangan IGD, petugas memberitahu Se Ri dengan Pasien luka tembak di dada dan sudah dapat
infus. Dokter kaget mendengarnya dan langsung meminta agar ke ruang operasi.
Jung Hyuk menatap dengan wajah sedih
“Sudah
berapa lama? Tanya Dokter. Petugas memberitahu
Transportasinya butuh 11 menit tapi mereka sudah resusitasi.
“Cek
organ vitalnya... Siapkan infus dan hitung darah lengkap.” Perintah Dokter.
“Tekanan
darah 60 per 40. Saturasi darah 80.” Kata Perawat. Dokter Pikir Tekanan darah
pasien rendah jadi memilih untuk mengunakan keduanya.
“Siapkan
darahnya. Lukanya mengakibatkan pneumotoraks dan hemotoraks. Kita butuh
intubasi dada Siapkan transfusi darah, dan minta rontgen.” Kata Dokter. Perawat
menganguk mengerti.
Jung Hyuk
hanya terdiam dari kejauhan, Dokter akhirnya menghampiri bertanya apakah ia
walinya. Jung Hyuk membenarkan. Dokter
memberitahu kalau Situasinya sangat gawat karena Lukanya mengakibatkan
paru-paru bocor jadi akan memasukkan selang.
“Setelah
itu, kami keluarkan pelurunya.” Ucap Dokter. Jung Hyuk menatap kosong Se Ri
yang diruang IGD, seperti jiwanya hilang sesaat.
“Aku pernah punya kakak. Setelah
kehilangan dia, aku menderita. Itu sebabnya, aku bertekad. Aku berjanji kepada
diriku, aku tak akan kehilangan siapa pun. Aku berjanji tak akan hidup bahagia.
Aku berjanji untuk menjalani hidup anpa mimpi akan masa depan.”
Jung Hyuk
pun melihat semua keluarga Se Ri sudah menunggu didepan ruang operasi. Semua
memperlihatkan wajah tegang. Jung Hyuk tak mau mendekat dan saat Se Ri keluar
pun hanya menatap dari depan pintu ruang rawat.
“Sejak saat itu, tidurku tak pernah
lelap, aku tak pernah bercanda, tak pernah bermain piano, dan tak pernah
mencintai seseorang. Sampai kau mendarat di duniaku suatu hari. Seperti itulah
hidupku.”
Nyonya
Han sempat melihat Jung Hyuk didepan pintu tapi diabaikan. Jung Hyuk terus
melihat Se Ri yang masih mengunakan alat bantu nafas.
“Kini, aku berubah. Walau harus
khawatir kehilangan dirimu tiap hari, aku ingin memilikimu dalam hidupku. Walau
hatiku terluka karena mimpi itu tak akan terwujud, aku ingin memimpikan masa
depan.”
“Jadi... kumohon, tetaplah hidup.
Tetaplah hidup dan dengarkan ucapanku. Masih ada kisah yang belum kuceritakan
kepadamu.”
Tuan Ri
kaget mendapatan laporan kalau Tak ada yang menaiki busnya bahkan Tak satu pun.
Anak buahnya membenarkan kaau Busnya menunggu dua jam setelah waktu yang
ditentukan, tapi tak ada yang datang. Bahkan tak bisa menghubungi mereka.
“Begitu
Badan Militer mengetahuinya, situasi akan memburuk. Siapa yang tahu soal ini?”
tanya Tuan Ri.
“Sejauh ini,
hanya sersan yang diutus dan aku yang tahu soal ini, Pak. “ kata anak buahnya.
“Badan
Keamanan dan Badan Militer akan memberikan ceramah persenjataan dan pidato
mengenai Pesta Olahraga Militer Dunia. Jadi Bersiaplah.” Kata Tuan Ri. Anak
buahnya mengerti.
“Masalahnya
adalah Direktur Militer. Tampaknya dia punya koneksidengan Jo Cheol Gang. Kita
butuh rencana untuk nanti. Bahkan mereka yang ditugaskan membawanya pulang tak
kembali.” kata Tuan Ri terlihat gugup.
Sementara
diluar rumah sakit terlihat gugup dan panik. Tuan Pyo mengeluh kalau hampir
gila karena Se Ri belum juga sadar. Ju
Meok piir kalau mungkin mereka kehabisan darah. Eun Dong sedih karena Se-ri
kehilangan banyak darah.
“Golongan
darahku O. Bukankah dia bilang golongan darahnya O? Jika mereka butuh lebih
banyak darah, aku bisa donorkan.” Kata Tuan Pyo siap pergi.
“Golongan
darahnya juga sama dengan Kapten Ri. Jika butuh darah lagi, dia pasti sudah
mendonorkannya.” Ucap Tentara Park.
“Rumah
sakit di Selatan punya banyak stok darah, pasti bukan karena itu.” Kata Ju Meok
yakin
“Lalu
kenapa dia belum sadarkan diri? Ini Sudah tiga hari! Bagaimana kalau sesuatu
yang buruk terjadi?”Kata Tentara Pyo sedih mengingat kenangan dengan Se Ri.
Flash Back
Se Ri
membahas kalau sudah memberikan kartunya agar
bisa hamburkan uangnya tapi mereka tak habiskan banyak Jadi menyiapkan
hadiah untuk merkea karena Ia adalah pemilik perusahaan mode jadi ingin memberi
mereka satu set pakaian.
“Aku
mengukurnya dengan mataku, semoga cocok.” Kata Se Ri. Tentara Pyo pikir Se Ri tak
perlu repot.
Mereka
akhirnya berganti pakaian dengan jas yang sangat bagus. Se Ri pikir Pakaian bagus memang membuat
kesan karena semua tampak modis. Tentara
Pyo pikir kalau tak pernah berpakaian serapi ini, tapi saat berdandan, jadi
mereka bisa seperti warga Seoul.
“Aku jadi
paham kenapa orang-orang menanyakan arah kepadamu. Kau mirip pria dari Seoul.”
Ucap Se Ri. Tuan Pyo pun terlihat bangga.
“Jas Eun
Dong mungkin kekecilan.” Komentar Se Ri. Eun Dong merasa tidak karena ukurannya
pas dan hangat dan menyukainya.
“Aku merasa
seperti tukang menumpang. Aku merasa bersalah.” Kata Tuan Jung
“Jangan
begitu. Kau ambil risiko dan keputusan sulit... Kau tak tahu aku sangat
bersyukur.” Ucap Se Ri
“Tak
sebanding dengan perbuatanku dahulu.” Kata Tuan Jung masih saja merasa bersalah.
“Aku
pernah bertemu U Pil. Dia bilang ayahnya memberi nasihat agar dia bersikap baik
kepada teman-temannya. Tapi, aku malah menasihati sebaliknya. Aku bilang dunia
tidak seindah itu.” Kata Se Ri
“Aku
menasihatinya untuk menyerang sebelum diserang orang lain. Walau aku bilang
begitu, aku berharap ayahnya U Pil benar dari lubuk hatiku. Aku berharap dunia
menjadi tempat yang indah. Maka setidaknya kita bisa saling bicara lagi.”
Ungkap Se Ri.
RUMAH
SAKIT TAEHEUNG
Di atap
rumah sakit, Polisi membahas kalau mereka saling menembak, lalu mobilnya lewat.
Sek Hon mengatakan kalau itu yang didengarnya.
Polisi ingin tahu apakahTak sengaja lewat karena menurutnya Orang biasa
pasti kabur dalam situasi berbahaya.
“Itu
maksudku. Jika dia mau kabur, ada banyak jalan di belakangnya. Kenapa dia harus
memasuki wilayah itu?” kata Sek Hong
“Kau
benar. Bahkan lewat saat peluru diletuskan. Dia malah memasuki TKP agar terkena
peluru.” Ucap Pegawai.
“Tapi,
dia tak mungkin begitu... Dia mustahil begitu.” Kata Sek Hong. Pegawai pikir
kalau Se Ri Tak akan pernah.
“Jadi Diakah
orang yang diselamatkan Bu Yoon Se-ri?” tanya Polisi menujuk ke arah Tuan Park
yang menangis.
Tuan Park
kembali menangis histeris. Sek Hong mengatakan bukan dia. Lal mengeluh kenapa Tuan park ada disana.
Tuan Park tak percaya kalau Se Ri baru saja kembali dengan selamat. Dan
sekarang..lalu mencengkram baju Polisi.
“Siapa
pun bajingan itu, tolong tangkap dia. Aku mohon, Pak.” Ucap Tuan Park. Sek Hong
mencoba melepaskan tanganya Tuan Park sambil meminta maaf.
“Jadi Di
mana saksinya?” tanya Polisi. Sek Hong akan memanggilnya dan menyuruh Tuan Park
berdiri saja. Tuan Park berlutut sambil memohon. Sek Hong mengajak Tuan Park
agar pulang saja.
Jung Hyuk
menunggu didepan ruang rawat. Nyonya Do dan Nyonya Go keluar dari ruangan.
Nyonya Do sempat menatap Jung Hyuk dan melihat Sek Hong datang dan langsung
memanggilnya. Nyonya Do bertanya Siapa
pria itu, dengan menunjuk ke arah Jung Hyuk.
“Dia
pengawal pribadi Bu Yoon.” Kata Sek Hong. Nyonya Go diam-diam mendengarnya.
“Astaga.
Pengawal pribadi? Apa Dia menawarkan jasa pengawalan?” kata Nyonya Do tak
percaya. Sek Hong membenarkan.
“Dia dari
agensi mana?Apa Kau punya nomor teleponnya?” tanya Nyonya Do. Sek Hong terlihat
bingung.
Saat itu
Nyonya Do mengingat saat dokter keluarga ke rumah Se Ri dan Se Hyung bertanya
apakah ada seorang pria. Dokter membenarka. Akhirnya Nyonya Do meminta agar
mengirimkan resume orang itu kepadanya. Sek Hong bingung dan ingin tahu
alasanya.
“Saat aku
menyuruhmu, lakukan saja... Jangan balik bertanya.” Kata Nyonya Do sinis.
“Baik,
Bu... Aku hanya akan menjawab. Bu Yoon memegang resumenya, aku tidak punya.
Walaupun aku punya aku tak bisa berikan kepadamu tanpa izin Bu Yoon. Aku
permisi.” Ucap Sek Hong lalu melangkah pergi.
“Seri’s
Choice sangat jeli dalam mencari pegawai
bagus.” Ucap Nyonya Go menyindir.
Jung Hyuk
akhirnya bertemu dengan polisi karena
mau meminta pernyataannya sebagai saksi karena Kecelakaan senjata di
Seoul tidak sering terjadi. Polis memberitahu kalau sudah menganalisis rekaman
kameranya.
“tapi
pernyataan darimu bisa membantu kami menangkap pelakunya. Boleh lihat
identitasmu?” ucap Polisi
Jung Hyuk
mengeluarkan parposnya. Polis melihat paspr REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK dan KARTU
PENDUDUK LUAR NEGERI. Ia pun merasa yakin kalau Jung Hyuk orang Tionghoa. Jung
Hyuk bertanya Adakah laporan soal orang lain yang terkena tembakan
“Tidak,
tak ada.” Kata Polisi. Jung Hyuk ingin tahu Apakah sudah mencari fasilitas medis ilegal di dekat
TKP. Polisi terlihat bingung.
“Penjahat
itu juga terkena luka tembak. Dia tak bisa dirawat di rumah sakit umum, dia
pasti gunakan fasilitas seperti itu.” Kata Jung Hyuk yakin.
Saat itu
di sebuah rumah sakit ilegal, pria tua sudah merawat Tuan Jo. Manager Oh
memastikan kalau Tuan Jo baik-baik saja. Si prai mengeluh kalau sudah menyuruh
mengeluarkan pelurunya dan sudah
melakukan jadi meminta agar Pastikan membayarnya.
“Tentu. Aku
bayar tunai di akhir bulan.” Kata Manager Oh dan akhirnya duduk didepan Tuan Jo
setengah sadar.
“Bagaimana
rasanya mendapat kesempatan kedua?” ucap Manager Oh. Tuan Jo mengeluh ingin
tahu alasan menyelamatkanya.
“Karena
aku tak bisa membiarkan klienku mati sebelum mendapatkan sisa uangnya. Dan
tentunya kau harus membayar biaya operasi hari ini.” Ucap Manager Oh.
“Kapitalisme
menyelamatkan nyawaku.” Komentar Tuan Jo. Manager Oh pikir seperti itu.
“Bayarlah
dengan sesuai, dan kembali ke tempat asalmu, lakukan urusanmu. Kau tak boleh di
sini. Jika kau mati di sini, segalanya akan makin rumit, dan aku bisa kena
masalah besar.” Ucap Manager Oh
“Lalu
Yoon Se-ri? Apa yang terjadi dengannya?” kata Tuan Jo penasaran.
Se Ri
masih terbaring tanpa alat bantu nafas, seperti sudah tak sadarkan diri. Nyonya
Go duduk disofa berkomentar kalau sebaiknya memecat pengawal yang berdiri di
pintu itu. Se Joon heran kenapa tiba-tiba melakukan itu.
“Kita tak
bisa memercayainya. Dia ada di tempat kejadian, dan investigasi polisi masih
berlangsung. Ada yang tak beres.” Kata Nyonya Go curiga.
“Dia
benar. Kita seharusnya sudah memecatnya. Aku begitu terkejut hingga tak
terpikir olehku.” Ucap Se Hyung mengeluarkan ponselnya.
Sek Hong
akhirnya bertemu dengan Jung Hyuk lalu dengan gugup merasa canggung dan meminta
maaf. Ia merasa Se Ri itumemang begitu,
jadi tak ada yang bisa diperbuat. Jung Hyuk hanya diam saja.
“Maksudku,
sejak kapan mereka peduli soal Bu Yoon? Mereka bilang kau tampak mencurigakan
dan tak bisa memercayaimu. Mereka mau merekrut pengawal sendiri. Bagiku, mereka
yang mencurigakan.” Ucap Sek Hong lalu melihat Tuan Park datang sambil
menangis.
“Hei,
kau. Jangan menangis. Kau memperburuk suasana.” Keluh Sek Hong. Tuan Park masih
saja terus menangis.
Di korea
utaran, Anak Nyonya Ma berlari masuk rumah memberitahu ibunya kalau sang ayah
sudah datang. Letkol akhirnya masuk dengan wjah lusuh memanggil sang istri dan
meminta agar memeluknya. Nyonya Ma berlari dan langsung memukulnya.
“Sudah
kubilang! Jo Cheol Gang, bajingan itu bermata aneh kau seharusnya menjauhinya!”
ucap Nyonya Ma kesal
“Maafkan
aku. Itu semua salahku.” Kata Letkol. Nyonya Ma pikir sudah memperingatkan
suaminya sebelumnya.
“Nam Sik
jadi bodoh karena menurun darimu, jadi, jangan pakai otakmu.” Kata Nyonya Ma
kesal.
“Ibu
benar soal itu. Nilaiku paling bagus saat menebak jawabannya, bukan
memikirkannya.” Kata Nam Sik bangga.
Nyonya Ma
akhirnya hanya bisa mengeluh keduanya itu memang bodoh. Letkol akhirnya mencoba menenangakan istrnya
lalu berjanji tak akan memakai otak dan akan bersikap baik lalu mereka saling
berpelukan.
Di rumah
Nyonya Ma terlihat sudah banyak orang yang berkumpul. Mereka semua sibuk masak.
Nyonya Hyun membuat sup diluar rumah. Nyonya Ma keluar dari kamar dengan dress
yang dibuat Se Ri lalu ingin tahu penampilanya.
“Yeong
Ae, kau memang memiliki naluri keseimbangan. Kau hampir sama elegannya dengan
pemilik mal itu, tapi kau tak tampak terlalu arogan. Pakaian itu menampilkan
kesopanan dan kemodisan dengan seimbang.” Komentar Nyonya Na. Nyonya Ma tersipu
malu mendengarnya.
“Yeong
Ae, cobalah ini.” Kata Nyonya Na memberika gorengan. Nyonya Ma mencoba dan
menurutnya kalau Bumbunya pas.
“Aku
sudah pernah bilang, mulai hari ini, kau harus perhatikan segala yang keluar
dari mulutmu, bukan apa yang masuk ke mulutmu.” Kata Nyonya Ma memperingati.
“Jangan
khawatir. Jika aku mabuk dan mengatakan hal bodoh hari ini, aku akan mencukur
rambutku.” Kata Nyonya Na
“Aku akan
membotakimu.” Tegas Nyonya Ma. Nyonya Na pun menyetujuinya.
Saat itu
mereka memberitahu kalau Nyonya Go sudah datang. Nyonya Go pun duduk bersama
dengan ibu-ibu lalu berkomentar kalau Jamuan makanan lokal yang segar jad pasti
cocok dengan sampanye yang dibawa dan menuruh diatas meja.
“Astaga,
tapi ini barang langka... Apa itu sampanye?” kata Nyonya Ma. Semua merasa tak
bingung apa yang dibawa Nyonya Go.
“Ini
pasti minuman enak.” Kata Nyonya Na. Akhirnya semua langsung menuangkan wine
dalam cangkir.
“Lain
kali, aku akan bawa gelas sampanye juga... Baiklah. Sekarang... Mari minum!”
kata Nyonya Go. Semua pun mulai bersulang.
Nyonya Go
menium sedikit tapi semua ibu-ibu langsung meminum satu teguk. Nyonya
Maberkomentar kalau Manisnya dan seperti air. Nyonya Na pun ikut senang. Nyonya
Ma mengaku Entah bagaimana caranya membalas kebaikan Nyonya Go .
“Jangan
bilang begitu. Kalian tetangga Jung Hyuk dan kalian seperti dirinya bagiku. Aku
ingin lakukan apa pun untuk membantu kalian. Jadi, pada dasarnya kita satu!”
kata Nyonya Go. Semua pun menyetujuinya.
Mereka
pun sudah mulai mabuk karena meminum banyak wine.
“Karena kau
begitu sukses di Pyongyang, kukira kau akan menakutkan dan lantang seperti
macan.” Ucap Nyonya Ma mabuk
“Wol Suk,
ayolah. Apa maksudmu? Ayo Terus makan saja.” Kata Nyonya Ma gugup.
“Tak
apa-apa. Seharusnya ini acara makan malam santai.” Kata Nyonya Go santai.
“Kukira
kau akan seseram macan dan juga lantang. Walau kau sedikit lantang, kau tak
semenakutkan itu.” Ucap Nyonya Na
“Kurasa
aku memang sedikit lantang.” Ungkap Nyonya Go. Nyonya Na membenarkan.
“Tidak,
bukan itu maksudnya. Bu Go adalah orang yang baik.” Kata Nyonya Ma mencoba
menenangkan Nyonya Na.
“Pernikahannya
dibatalkan. Pasti tak mudah menjadi dirimu untuk membantu kami.” Kata Nyonya
Na. Nyonya Yang langsung menutup mulut temanya. Nyonya Go terlihat menahan
emosi.
“Apa Aku
jadi orang jahat lagi? Kalian pasti sependapat. Kalian bilang pria dari Eropa
itu bukan keponakannya...” kata Nyonya Na dan Nyonya Ma langsung mencubitnya.
Nyonya Na mengeluh mencubitnya.
“Jadi,
itu maksudmu. Kamerad Al memang keponakanku.” Kata Nyonya Go
“Ayolah.
Itu perselingkuhan balas dendam!” ucap Nyonya Na. Nyonya Ma langsung
mencubitnya kembali.
“Astaga.
Dia terlalu mabuk..Cepat Bawa dia.” Kata Nyonya Ma. Nyonya Yang pun mengajak
Nyonya Na pulang saja.
“Kau
sedang apa? Aku belum mabuk. Kalian semua bilang begitu. Kalian bilang pria
dari Eropa itu lebih cocok dengan putrinya. Ayo Lepaskan!” kata Nyonya Na
“Berhenti....
Ulangi perkataanmu.” Kata Nyonya Go. Nyonya Na menajwab Pria dari Eropa itu
cocok menjadi pasangan putrinya.
“Bukan.
Sebelumnya.” Ucap Nyonya Go. Nyonya Na pikir mengatakan kalau belum mabuk.
Nyonya Ma menjawab Bukan. Sebelumnya.
“Selingkuh
balas dendam?” ucap Nyonya Na. Nyonya Go kaget kalau itu "Selingkuh balas
dendam"...
“Apa
Maksudmu, Jung Hyuk pernah berselingkuh?” kata Nyonya Go. Nyonya Na bingung
merasa tak mengerti ucapanya.
“Jung
Hyuk berselingkuh? Dengan siapa?” tanya Nyonya Go marah lalu mengingat yang
teringat ucapan Tentara Pyo.
“Dia
berlari di ladang ranjau, tapi ranjaunya tak meledak. Aku menembaknya, tapi
meleset. Dia bilang, dia burung layang-layang dari Selatan. Dia sudah gila.”
Ucap Tentara Pyo.
“Dia
pasti membohongiku soal makan daging dua kali sehari di Selatan. Dia bilang dia
pemilih, tapi dia makan segalanya. Satu-satunya yang positif darinya adalah
sampo yang membuat kepalamu wangi seperti bunga.” Ungkap Tentara Pyo dan
menyuruh agar mencatatnya.
Nyonya Go
terlihat sangat mara sambil memukul meja, semua orang ketakutan.
Nyonya Go
mengingat saat Jung Hyuk mengatakan Ini sudah dijanjikan jadi Harus mereka
tepati. Nyonya Go terlihat sedih menyandarkan kepala di lift. Ia mengingat
kembali karena anaknya tampak sedih di hari pindahannya. Dan mengaku tak
apa-apa.
“Ibu...
Jangan khawatir... Apa pun yang terjadi, aku akan menikahinya, dan hidup
bahagia selamanya.” Ucap Dan menyakinkan ibunya.
Pintu
lift terbuka. Dan langsung mengeluh pada ibunya karena tidak angkat telepon.
Nyonya Go pikir Dan tak pernah lihat ibunya mengangkat telepon saat minum. Dan
pu meminta agar Nyonya Go memegang tanganya agar bisa jalan masuk ke
apartement.
Dan akhirnya
membawa ibunya masuk ke dalam rumah lalu mengeluh kalau ibunya yang minum
banyak. Nyonya Go memanggil anaknya. Dan pun bertanya ada apa dengan ibunya dan
apakah mau bilang sesuatu. Nyonya Dan langsung meminta anaknya agar Jangan
cemaskan ibunya, dan berbahagialah.
“Kenapa
tiba-tiba begini?” ucap Dan heran. Nyonya Go piki sudah pasti seperti itu.
“Ibu akan
mengatakan hal-hal yang seharusnya sebagai ibumu. Tapi, jangan terlalu
mendengarkan ibu. Lakukan apa yang kau mau, dan hiduplah dengan bahagia. Itulah
maksud ibu.” Ucap Nyonya Go lalu berbaring disofa.
“Kenapa
tidur di sini? Tidurlah di kamar.” Keluh Dan melihat ibunya.
“Ibu
khawatir kau akan menjalani hidup yang tidak bahagia setelah ibu mati. Ibu
khawatir sudah keliru. Ibu sangat takut itu bisa terjadi.” Kata Nyonya Go. Dan
hanya bisa menatap ibunya dan menarik selimut.
RUMAH
SAKIT TAEHEUNG
Kakak Se
Ri berkumpul di ruang rawat. Se Hyung memberitahu kalau akan mengirimkan tim
keamanannya kemari. Se Joon tak mau kalah kaalu
juga punya bahkan Salah satunya juara judo, dan... Nyonya Do menambahkan
kalau jago tembak.
“Ada
peraih medali perunggu dalam olahraga tembak juga.” Kata Se Joon.
“Bawahanku
pernah di Gedung Biru. Kami akan mengatur semua pengurus, pengawal Se-ri, dan
semuanya. Jadi, kau bisa...” ucap Se Hyung dan tiba-tiba Nyonya Go berteriak.
“Astaga.
Dia bergerak... Dia baru saja bergerak.” Teriak Nyonya Do. Semua langsung kaget
dan mendekati Se Ri terlihat sudah mengerakan matanya.
“Dia
membuka mata... Aku lihat pupilnya... Tolong panggil guru... Maksudku,
dokternya. Dia sudah siuman.” ucap Nyonya Do melihat perawat datang. Perawat
pun keluar dari ruangan.
“Astaga.
Kau tak apa-apa? Apa ini Luka tembak di Korea Selatan? Memangnya ini
Hollywood?” ucap Nyonya Do sedih.
Saat
itu Se Ri dengan jarinya meminta agar
mendekat. Nyonya Do mendekatkan wajahnya. Se Ri dengan kekuatan yang masih
lemah langsung berkata “Enyahlah.” Nyonya Do tak mendengarnya. Se Ri kembali
mengulang “Enyahlah kalian.”
“Dia
bilang, "Enyahlah." Dia ingin kita semua pergi.” kata Nyonya Do.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar