PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 10 Februari 2020

Sinopsis Crash Landing On You Episode 14 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Jung Hyuk kaget melihat Se Ri dalam mobil sudah tak sadarkan diri. Ia langsung mengarahkan pistolnya pada Tuan Jung dan menembaknya tanpa ampun. Tuan Jo terjatuh dan langsung bersembunyi, lalu melihat pistol tak jauh darinya.
Saat itu seseorang mengambilnya, Tuan Jung mengambil pistol dan siap menarik pelatuk pada Tuan Jo yang selama ini selalu merendahkanya.  Tuan Jo menatapnya, Tuan Jung sambi menutup matanya siap menembak tapi yang terjadi Tuan Jo malah kabur.
Ia mencoba mencari Tuan Jo tapi tak terlihat di matanya, tapi hanya tetesan darah Tuan Jo yang terlihat dijalan. Se Ri akhirnya dibawa oleh ambulance dengan bantuan CPR. 



Di depan bus, Pelatih terlihat kebingungan karena belum ada yang datang. Akhirnya Ia menelp memberitahu  Belum ada yang datang dan Tak ada yang bisa kuhubungi. Ia berpikir kalau Mungkin terjadi sesuatu dan bertanya apa yang harus dilakukan karena mereka harus segera pergi.

Jung Hyuk menemani Se Ri masuk ruangan IGD, petugas memberitahu Se Ri dengan  Pasien luka tembak di dada dan sudah dapat infus. Dokter kaget mendengarnya dan langsung meminta agar ke ruang operasi. Jung Hyuk menatap dengan wajah sedih
“Sudah berapa lama? Tanya Dokter. Petugas memberitahu  Transportasinya butuh 11 menit tapi mereka sudah resusitasi.
“Cek organ vitalnya... Siapkan infus dan hitung darah lengkap.” Perintah Dokter.
“Tekanan darah 60 per 40. Saturasi darah 80.” Kata Perawat. Dokter Pikir Tekanan darah pasien rendah jadi memilih untuk mengunakan keduanya.
“Siapkan darahnya. Lukanya mengakibatkan pneumotoraks dan hemotoraks. Kita butuh intubasi dada Siapkan transfusi darah, dan minta rontgen.” Kata Dokter. Perawat menganguk mengerti.
Jung Hyuk hanya terdiam dari kejauhan, Dokter akhirnya menghampiri bertanya apakah ia walinya. Jung Hyuk membenarkan.  Dokter memberitahu kalau Situasinya sangat gawat karena Lukanya mengakibatkan paru-paru bocor jadi akan memasukkan selang.
“Setelah itu, kami keluarkan pelurunya.” Ucap Dokter. Jung Hyuk menatap kosong Se Ri yang diruang IGD, seperti jiwanya hilang sesaat.
“Aku pernah punya kakak. Setelah kehilangan dia, aku menderita. Itu sebabnya, aku bertekad. Aku berjanji kepada diriku, aku tak akan kehilangan siapa pun. Aku berjanji tak akan hidup bahagia. Aku berjanji untuk menjalani hidup anpa mimpi akan masa depan.”
Jung Hyuk pun melihat semua keluarga Se Ri sudah menunggu didepan ruang operasi. Semua memperlihatkan wajah tegang. Jung Hyuk tak mau mendekat dan saat Se Ri keluar pun hanya menatap dari depan pintu ruang rawat.
“Sejak saat itu, tidurku tak pernah lelap, aku tak pernah bercanda, tak pernah bermain piano, dan tak pernah mencintai seseorang. Sampai kau mendarat di duniaku suatu hari. Seperti itulah hidupku.”
Nyonya Han sempat melihat Jung Hyuk didepan pintu tapi diabaikan. Jung Hyuk terus melihat Se Ri yang masih mengunakan alat bantu nafas.
“Kini, aku berubah. Walau harus khawatir kehilangan dirimu tiap hari, aku ingin memilikimu dalam hidupku. Walau hatiku terluka karena mimpi itu tak akan terwujud, aku ingin memimpikan masa depan.”
“Jadi... kumohon, tetaplah hidup. Tetaplah hidup dan dengarkan ucapanku. Masih ada kisah yang belum kuceritakan kepadamu.” 


Tuan Ri kaget mendapatan laporan kalau Tak ada yang menaiki busnya bahkan Tak satu pun. Anak buahnya membenarkan kaau Busnya menunggu dua jam setelah waktu yang ditentukan, tapi tak ada yang datang. Bahkan  tak bisa menghubungi mereka.
“Begitu Badan Militer mengetahuinya, situasi akan memburuk. Siapa yang tahu soal ini?” tanya Tuan Ri.
“Sejauh ini, hanya sersan yang diutus dan aku yang tahu soal ini, Pak. “ kata anak buahnya.
“Badan Keamanan dan Badan Militer akan memberikan ceramah persenjataan dan pidato mengenai Pesta Olahraga Militer Dunia. Jadi Bersiaplah.” Kata Tuan Ri. Anak buahnya mengerti.
“Masalahnya adalah Direktur Militer. Tampaknya dia punya koneksidengan Jo Cheol Gang. Kita butuh rencana untuk nanti. Bahkan mereka yang ditugaskan membawanya pulang tak kembali.” kata Tuan Ri terlihat gugup.


Sementara diluar rumah sakit terlihat gugup dan panik. Tuan Pyo mengeluh kalau hampir gila karena Se Ri belum juga sadar.  Ju Meok piir kalau mungkin mereka kehabisan darah. Eun Dong sedih karena Se-ri kehilangan banyak darah.
“Golongan darahku O. Bukankah dia bilang golongan darahnya O? Jika mereka butuh lebih banyak darah, aku bisa donorkan.” Kata Tuan Pyo siap pergi.
“Golongan darahnya juga sama dengan Kapten Ri. Jika butuh darah lagi, dia pasti sudah mendonorkannya.” Ucap Tentara Park.
“Rumah sakit di Selatan punya banyak stok darah, pasti bukan karena itu.” Kata Ju Meok yakin
“Lalu kenapa dia belum sadarkan diri? Ini Sudah tiga hari! Bagaimana kalau sesuatu yang buruk terjadi?”Kata Tentara Pyo sedih mengingat kenangan dengan Se Ri. 

Flash Back
Se Ri membahas kalau sudah memberikan kartunya agar  bisa hamburkan uangnya tapi mereka tak habiskan banyak Jadi menyiapkan hadiah untuk merkea karena Ia adalah pemilik perusahaan mode jadi ingin memberi mereka satu set pakaian.
“Aku mengukurnya dengan mataku, semoga cocok.” Kata Se Ri. Tentara Pyo pikir Se Ri tak perlu repot.

Mereka akhirnya berganti pakaian dengan jas yang sangat bagus.  Se Ri pikir Pakaian bagus memang membuat kesan karena semua tampak modis.  Tentara Pyo pikir kalau tak pernah berpakaian serapi ini, tapi saat berdandan, jadi mereka bisa seperti warga Seoul.
“Aku jadi paham kenapa orang-orang menanyakan arah kepadamu. Kau mirip pria dari Seoul.” Ucap Se Ri. Tuan Pyo pun terlihat bangga.
“Jas Eun Dong mungkin kekecilan.” Komentar Se Ri. Eun Dong merasa tidak karena ukurannya pas dan hangat dan menyukainya.
“Aku merasa seperti tukang menumpang. Aku merasa bersalah.” Kata Tuan Jung
“Jangan begitu. Kau ambil risiko dan keputusan sulit... Kau tak tahu aku sangat bersyukur.” Ucap Se Ri
“Tak sebanding dengan perbuatanku dahulu.” Kata Tuan Jung masih saja merasa bersalah.
“Aku pernah bertemu U Pil. Dia bilang ayahnya memberi nasihat agar dia bersikap baik kepada teman-temannya. Tapi, aku malah menasihati sebaliknya. Aku bilang dunia tidak seindah itu.” Kata Se Ri
“Aku menasihatinya untuk menyerang sebelum diserang orang lain. Walau aku bilang begitu, aku berharap ayahnya U Pil benar dari lubuk hatiku. Aku berharap dunia menjadi tempat yang indah. Maka setidaknya kita bisa saling bicara lagi.” Ungkap Se Ri. 


RUMAH SAKIT TAEHEUNG
Di atap rumah sakit, Polisi membahas kalau mereka saling menembak, lalu mobilnya lewat. Sek Hon mengatakan kalau itu yang didengarnya.  Polisi ingin tahu apakahTak sengaja lewat karena menurutnya Orang biasa pasti kabur dalam situasi berbahaya.
“Itu maksudku. Jika dia mau kabur, ada banyak jalan di belakangnya. Kenapa dia harus memasuki wilayah itu?” kata Sek Hong 
“Kau benar. Bahkan lewat saat peluru diletuskan. Dia malah memasuki TKP agar terkena peluru.” Ucap Pegawai.
“Tapi, dia tak mungkin begitu... Dia mustahil begitu.” Kata Sek Hong. Pegawai pikir kalau  Se Ri Tak akan pernah.
“Jadi Diakah orang yang diselamatkan Bu Yoon Se-ri?” tanya Polisi menujuk ke arah Tuan Park yang menangis.
Tuan Park kembali menangis histeris. Sek Hong mengatakan bukan dia.  Lal mengeluh kenapa Tuan park ada disana. Tuan Park tak percaya kalau Se Ri baru saja kembali dengan selamat. Dan sekarang..lalu mencengkram baju Polisi.
“Siapa pun bajingan itu, tolong tangkap dia. Aku mohon, Pak.” Ucap Tuan Park. Sek Hong mencoba melepaskan tanganya Tuan Park sambil meminta maaf.
“Jadi Di mana saksinya?” tanya Polisi. Sek Hong akan memanggilnya dan menyuruh Tuan Park berdiri saja. Tuan Park berlutut sambil memohon. Sek Hong mengajak Tuan Park agar pulang saja. 


Jung Hyuk menunggu didepan ruang rawat. Nyonya Do dan Nyonya Go keluar dari ruangan. Nyonya Do sempat menatap Jung Hyuk dan melihat Sek Hong datang dan langsung memanggilnya.  Nyonya Do bertanya Siapa pria itu, dengan menunjuk ke arah Jung Hyuk.
“Dia pengawal pribadi Bu Yoon.” Kata Sek Hong. Nyonya Go diam-diam mendengarnya.
“Astaga. Pengawal pribadi? Apa Dia menawarkan jasa pengawalan?” kata Nyonya Do tak percaya. Sek Hong membenarkan.
“Dia dari agensi mana?Apa Kau punya nomor teleponnya?” tanya Nyonya Do. Sek Hong terlihat bingung. 

Saat itu Nyonya Do mengingat saat dokter keluarga ke rumah Se Ri dan Se Hyung bertanya apakah ada seorang pria. Dokter membenarka. Akhirnya Nyonya Do meminta agar mengirimkan resume orang itu kepadanya. Sek Hong bingung dan ingin tahu alasanya.
“Saat aku menyuruhmu, lakukan saja... Jangan balik bertanya.” Kata Nyonya Do sinis.
“Baik, Bu... Aku hanya akan menjawab. Bu Yoon memegang resumenya, aku tidak punya. Walaupun aku punya aku tak bisa berikan kepadamu tanpa izin Bu Yoon. Aku permisi.” Ucap Sek Hong lalu melangkah pergi.
“Seri’s Choice  sangat jeli dalam mencari pegawai bagus.” Ucap Nyonya Go menyindir. 

Jung Hyuk akhirnya bertemu dengan polisi karena  mau meminta pernyataannya sebagai saksi karena Kecelakaan senjata di Seoul tidak sering terjadi. Polis memberitahu kalau sudah menganalisis rekaman kameranya.
“tapi pernyataan darimu bisa membantu kami menangkap pelakunya. Boleh lihat identitasmu?” ucap Polisi
Jung Hyuk mengeluarkan parposnya. Polis melihat paspr REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK dan KARTU PENDUDUK LUAR NEGERI. Ia pun merasa yakin kalau Jung Hyuk orang Tionghoa. Jung Hyuk bertanya Adakah laporan soal orang lain yang terkena tembakan
“Tidak, tak ada.” Kata Polisi. Jung Hyuk ingin tahu Apakah  sudah mencari fasilitas medis ilegal di dekat TKP. Polisi terlihat bingung.
“Penjahat itu juga terkena luka tembak. Dia tak bisa dirawat di rumah sakit umum, dia pasti gunakan fasilitas seperti itu.” Kata Jung Hyuk yakin. 


Saat itu di sebuah rumah sakit ilegal, pria tua sudah merawat Tuan Jo. Manager Oh memastikan kalau Tuan Jo baik-baik saja. Si prai mengeluh kalau sudah menyuruh mengeluarkan pelurunya dan  sudah melakukan jadi meminta agar Pastikan membayarnya.
“Tentu. Aku bayar tunai di akhir bulan.” Kata Manager Oh dan akhirnya duduk didepan Tuan Jo setengah sadar.
“Bagaimana rasanya mendapat kesempatan kedua?” ucap Manager Oh. Tuan Jo mengeluh ingin tahu alasan menyelamatkanya.
“Karena aku tak bisa membiarkan klienku mati sebelum mendapatkan sisa uangnya. Dan tentunya kau harus membayar biaya operasi hari ini.” Ucap Manager Oh.
“Kapitalisme menyelamatkan nyawaku.” Komentar Tuan Jo. Manager Oh pikir seperti itu.
“Bayarlah dengan sesuai, dan kembali ke tempat asalmu, lakukan urusanmu. Kau tak boleh di sini. Jika kau mati di sini, segalanya akan makin rumit, dan aku bisa kena masalah besar.” Ucap Manager Oh
“Lalu Yoon Se-ri? Apa yang terjadi dengannya?” kata Tuan Jo penasaran. 


Se Ri masih terbaring tanpa alat bantu nafas, seperti sudah tak sadarkan diri. Nyonya Go duduk disofa berkomentar kalau sebaiknya memecat pengawal yang berdiri di pintu itu. Se Joon heran kenapa tiba-tiba melakukan itu.
“Kita tak bisa memercayainya. Dia ada di tempat kejadian, dan investigasi polisi masih berlangsung. Ada yang tak beres.” Kata Nyonya Go curiga.
“Dia benar. Kita seharusnya sudah memecatnya. Aku begitu terkejut hingga tak terpikir olehku.” Ucap Se Hyung mengeluarkan ponselnya. 

Sek Hong akhirnya bertemu dengan Jung Hyuk lalu dengan gugup merasa canggung dan meminta maaf.  Ia merasa Se Ri itumemang begitu, jadi tak ada yang bisa diperbuat. Jung Hyuk hanya diam saja.
“Maksudku, sejak kapan mereka peduli soal Bu Yoon? Mereka bilang kau tampak mencurigakan dan tak bisa memercayaimu. Mereka mau merekrut pengawal sendiri. Bagiku, mereka yang mencurigakan.” Ucap Sek Hong lalu melihat Tuan Park datang sambil menangis.
“Hei, kau. Jangan menangis. Kau memperburuk suasana.” Keluh Sek Hong. Tuan Park masih saja terus menangis. 


Di korea utaran, Anak Nyonya Ma berlari masuk rumah memberitahu ibunya kalau sang ayah sudah datang. Letkol akhirnya masuk dengan wjah lusuh memanggil sang istri dan meminta agar memeluknya. Nyonya Ma berlari dan langsung memukulnya.
“Sudah kubilang! Jo Cheol Gang, bajingan itu bermata aneh kau seharusnya menjauhinya!” ucap Nyonya Ma kesal
“Maafkan aku. Itu semua salahku.” Kata Letkol. Nyonya Ma pikir sudah memperingatkan suaminya sebelumnya.
“Nam Sik jadi bodoh karena menurun darimu, jadi, jangan pakai otakmu.” Kata Nyonya Ma kesal.
“Ibu benar soal itu. Nilaiku paling bagus saat menebak jawabannya, bukan memikirkannya.” Kata Nam Sik bangga.
Nyonya Ma akhirnya hanya bisa mengeluh keduanya itu memang bodoh.  Letkol akhirnya mencoba menenangakan istrnya lalu berjanji tak akan memakai otak dan akan bersikap baik lalu mereka saling berpelukan. 

Di rumah Nyonya Ma terlihat sudah banyak orang yang berkumpul. Mereka semua sibuk masak. Nyonya Hyun membuat sup diluar rumah. Nyonya Ma keluar dari kamar dengan dress yang dibuat Se Ri lalu ingin tahu penampilanya.
“Yeong Ae, kau memang memiliki naluri keseimbangan. Kau hampir sama elegannya dengan pemilik mal itu, tapi kau tak tampak terlalu arogan. Pakaian itu menampilkan kesopanan dan kemodisan dengan seimbang.” Komentar Nyonya Na. Nyonya Ma tersipu malu mendengarnya.
“Yeong Ae, cobalah ini.” Kata Nyonya Na memberika gorengan. Nyonya Ma mencoba dan menurutnya kalau Bumbunya pas.
“Aku sudah pernah bilang, mulai hari ini, kau harus perhatikan segala yang keluar dari mulutmu, bukan apa yang masuk ke mulutmu.” Kata Nyonya Ma memperingati.
“Jangan khawatir. Jika aku mabuk dan mengatakan hal bodoh hari ini, aku akan mencukur rambutku.” Kata Nyonya Na
“Aku akan membotakimu.” Tegas Nyonya Ma. Nyonya Na pun menyetujuinya. 


Saat itu mereka memberitahu kalau Nyonya Go sudah datang. Nyonya Go pun duduk bersama dengan ibu-ibu lalu berkomentar kalau Jamuan makanan lokal yang segar jad pasti cocok dengan sampanye yang dibawa dan menuruh diatas meja.
“Astaga, tapi ini barang langka... Apa itu sampanye?” kata Nyonya Ma. Semua merasa tak bingung apa yang dibawa Nyonya Go.
“Ini pasti minuman enak.” Kata Nyonya Na. Akhirnya semua langsung menuangkan wine dalam cangkir.
“Lain kali, aku akan bawa gelas sampanye juga... Baiklah. Sekarang... Mari minum!” kata Nyonya Go. Semua pun mulai bersulang. 

Nyonya Go menium sedikit tapi semua ibu-ibu langsung meminum satu teguk. Nyonya Maberkomentar kalau Manisnya dan seperti air. Nyonya Na pun ikut senang. Nyonya Ma mengaku Entah bagaimana caranya membalas kebaikan Nyonya Go .
“Jangan bilang begitu. Kalian tetangga Jung Hyuk dan kalian seperti dirinya bagiku. Aku ingin lakukan apa pun untuk membantu kalian. Jadi, pada dasarnya kita satu!” kata Nyonya Go. Semua pun menyetujuinya.
Mereka pun sudah mulai mabuk karena meminum banyak wine. 

“Karena kau begitu sukses di Pyongyang, kukira kau akan menakutkan dan lantang seperti macan.” Ucap Nyonya Ma mabuk
“Wol Suk, ayolah. Apa maksudmu? Ayo Terus makan saja.” Kata Nyonya Ma gugup.
“Tak apa-apa. Seharusnya ini acara makan malam santai.” Kata Nyonya Go santai.
“Kukira kau akan seseram macan dan juga lantang. Walau kau sedikit lantang, kau tak semenakutkan itu.” Ucap Nyonya Na
“Kurasa aku memang sedikit lantang.” Ungkap Nyonya Go. Nyonya Na membenarkan.
“Tidak, bukan itu maksudnya. Bu Go adalah orang yang baik.” Kata Nyonya Ma mencoba menenangkan Nyonya Na.
“Pernikahannya dibatalkan. Pasti tak mudah menjadi dirimu untuk membantu kami.” Kata Nyonya Na. Nyonya Yang langsung menutup mulut temanya. Nyonya Go terlihat menahan emosi.
“Apa Aku jadi orang jahat lagi? Kalian pasti sependapat. Kalian bilang pria dari Eropa itu bukan keponakannya...” kata Nyonya Na dan Nyonya Ma langsung mencubitnya. Nyonya Na mengeluh mencubitnya.
“Jadi, itu maksudmu. Kamerad Al memang keponakanku.” Kata Nyonya Go
“Ayolah. Itu perselingkuhan balas dendam!” ucap Nyonya Na. Nyonya Ma langsung mencubitnya kembali.
“Astaga. Dia terlalu mabuk..Cepat Bawa dia.” Kata Nyonya Ma. Nyonya Yang pun mengajak Nyonya Na pulang saja.
“Kau sedang apa? Aku belum mabuk. Kalian semua bilang begitu. Kalian bilang pria dari Eropa itu lebih cocok dengan putrinya. Ayo Lepaskan!” kata Nyonya Na
“Berhenti.... Ulangi perkataanmu.” Kata Nyonya Go. Nyonya Na menajwab Pria dari Eropa itu cocok menjadi pasangan putrinya.
“Bukan. Sebelumnya.” Ucap Nyonya Go. Nyonya Na pikir mengatakan kalau belum mabuk. Nyonya Ma menjawab Bukan. Sebelumnya.
“Selingkuh balas dendam?” ucap Nyonya Na. Nyonya Go kaget kalau itu "Selingkuh balas dendam"...
“Apa Maksudmu, Jung Hyuk pernah berselingkuh?” kata Nyonya Go. Nyonya Na bingung merasa tak mengerti ucapanya.
“Jung Hyuk berselingkuh? Dengan siapa?” tanya Nyonya Go marah lalu mengingat yang teringat ucapan Tentara Pyo. 



“Dia berlari di ladang ranjau, tapi ranjaunya tak meledak. Aku menembaknya, tapi meleset. Dia bilang, dia burung layang-layang dari Selatan. Dia sudah gila.” Ucap Tentara Pyo.
“Dia pasti membohongiku soal makan daging dua kali sehari di Selatan. Dia bilang dia pemilih, tapi dia makan segalanya. Satu-satunya yang positif darinya adalah sampo yang membuat kepalamu wangi seperti bunga.” Ungkap Tentara Pyo dan menyuruh agar mencatatnya.
Nyonya Go terlihat sangat mara sambil memukul meja, semua orang ketakutan. 

Nyonya Go mengingat saat Jung Hyuk mengatakan Ini sudah dijanjikan jadi Harus mereka tepati. Nyonya Go terlihat sedih menyandarkan kepala di lift. Ia mengingat kembali karena anaknya tampak sedih di hari pindahannya. Dan mengaku tak apa-apa.
“Ibu... Jangan khawatir... Apa pun yang terjadi, aku akan menikahinya, dan hidup bahagia selamanya.” Ucap Dan menyakinkan ibunya. 

Pintu lift terbuka. Dan langsung mengeluh pada ibunya karena tidak angkat telepon. Nyonya Go pikir Dan tak pernah lihat ibunya mengangkat telepon saat minum. Dan pu meminta agar Nyonya Go memegang tanganya agar bisa jalan masuk ke apartement.

Dan akhirnya membawa ibunya masuk ke dalam rumah lalu mengeluh kalau ibunya yang minum banyak. Nyonya Go memanggil anaknya. Dan pun bertanya ada apa dengan ibunya dan apakah mau bilang sesuatu. Nyonya Dan langsung meminta anaknya agar Jangan cemaskan ibunya, dan berbahagialah.
“Kenapa tiba-tiba begini?” ucap Dan heran. Nyonya Go piki sudah pasti seperti itu.
“Ibu akan mengatakan hal-hal yang seharusnya sebagai ibumu. Tapi, jangan terlalu mendengarkan ibu. Lakukan apa yang kau mau, dan hiduplah dengan bahagia. Itulah maksud ibu.” Ucap Nyonya Go lalu berbaring disofa.
“Kenapa tidur di sini? Tidurlah di kamar.” Keluh Dan melihat ibunya.
“Ibu khawatir kau akan menjalani hidup yang tidak bahagia setelah ibu mati. Ibu khawatir sudah keliru. Ibu sangat takut itu bisa terjadi.” Kata Nyonya Go. Dan hanya bisa menatap ibunya dan menarik selimut. 


RUMAH SAKIT TAEHEUNG
Kakak Se Ri berkumpul di ruang rawat. Se Hyung memberitahu kalau akan mengirimkan tim keamanannya kemari. Se Joon tak mau kalah kaalu  juga punya bahkan Salah satunya juara judo, dan... Nyonya Do menambahkan kalau jago tembak.
“Ada peraih medali perunggu dalam olahraga tembak juga.” Kata Se Joon.
“Bawahanku pernah di Gedung Biru. Kami akan mengatur semua pengurus, pengawal Se-ri, dan semuanya. Jadi, kau bisa...” ucap Se Hyung dan tiba-tiba Nyonya Go berteriak.
“Astaga. Dia bergerak... Dia baru saja bergerak.” Teriak Nyonya Do. Semua langsung kaget dan mendekati Se Ri terlihat sudah mengerakan matanya.
“Dia membuka mata... Aku lihat pupilnya... Tolong panggil guru... Maksudku, dokternya. Dia sudah siuman.” ucap Nyonya Do melihat perawat datang. Perawat pun keluar dari ruangan.
“Astaga. Kau tak apa-apa? Apa ini Luka tembak di Korea Selatan? Memangnya ini Hollywood?” ucap Nyonya Do sedih.
Saat itu  Se Ri dengan jarinya meminta agar mendekat. Nyonya Do mendekatkan wajahnya. Se Ri dengan kekuatan yang masih lemah  langsung berkata “Enyahlah.”  Nyonya Do tak mendengarnya. Se Ri kembali mengulang “Enyahlah kalian.”
“Dia bilang, "Enyahlah." Dia ingin kita semua pergi.” kata Nyonya Do.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar