PS
: All images credit and content copyright : KBS
Guru Shim
menuliskan di papan “Jumlah laporan Total 62” dan mengatakan kalau akan mulai lari.
Semua pun terlihat panik kalau benar-benar akan lari, mereka pun mengeluh
kalaus udah bilang jangan buat laporan
lagi. Guru Shim mulai berlari di lapangan bola sebanyak 62 kali.
Semua terlihat
gelisah kalau Guru Shim yang berlari, Byung Joo merasa tak percaya guru Shim mau
melakukanya. Kyung Woo menghitung guru Shim baru berlari 36 setengah. Sa Rang
merasa khawatir kalau nanti Guru Shim yang pingsan.
Didalam kelas,
Hee Chan pikir Kalau begini aturannya bisa-bisa dihapuskan, lalu melihat Nam
Joo yang tidak keluar, padahal pacarnya keluar. Nam Joo yang masih kesal mengaku
hanya tak ingin saja keluar seperti tak memperdulikanya.
Mereka
melihat guru Shim seperti ingin pingsan, makin khawatir karena langkahnya makin
lambat. Sa Rang khawatir kalau Guru Shim dehidrasi.Akhirnya mereka melihat Guru
Shim sudah selesai berlari dan langsung berbaring di lapangan.
Semua
terlihat khawatir melihat guru mereka, tapi Guru Shim tersenyum bahagia menatap
langit. Di ruang guru, Guru Shim membuka kaos kaki dan melihat bagian
telapaknya yang melepuh. Guru Goo baru datang langsung mengejek rekan kerjanya
yang bodoh dengan sengaja memukulnya.
“Oh,
ayolah... Kenapa kau melakukan itu pada dirimu sendiri? Di luar sangat panas.” Keluh
Guru Jang
“Tapi apa
kau tahu, aku sama sekali tidak lelah.” Kata Guru Shim bangga. Guru Jang tak
mengerti rekan kerjanya bisa seperti itu.
Eun Ho
berjalan pulang dikagetkan dengan Tuan Hyun menemui anaknya di pakiran dan
langsung memukulnya. Ia pun buru-buru bersembunyi. Tuan Hyun marah karena Tae Woon
yang ingin Menyerahkan diri, menurutnya Apa anak bodoh itu sebegitu pentingnya
bagi anaknya.
“Kau
bilang "Anak bodoh"? Karena Ayah terus begini, makanya aku bahkan
tidak sempat memikirkan tentang Joong Gi. Aku merasa memikirkan dia adalah
perbuatan kriminal, dan merasa buruk.” Ucap Tae Woon.
“Aku juga
sudah melakukan segalanya. Aku melindungi anak dan menjaga kehormatan diriku. Aku
juga sudah memberikan banyak uang pada mereka. Kalau kau masih ingin hidup
denganku, maka hiduplah dengan cara ini, seperti apa yang kuminta.” Kata Tuan
Hyun
“Kau
bilang Cara Ayah?Dengan membeli semua orang? Begitukah?” ucap Tae Woon sinis.
Tuan Hyun ingin memukulnya, Eun Ho tiba-tiba datang dan langsung berteriak
memanggilnya. Tuan Hyun pun menurunkan tanganya.
“Hei. Kau
bilang kau menemukan restoran yang enak. Ayo pergi. Aku lapar.” Ucap Eun Ho dan
langsung menyapa Ayah Tae Woon. Tuan Hyun pun memilih untuk pergi saja.
“Apa kau
baik-baik saja?” tanya Eun Ho khawatir. Tae Woon pikir Eun Ho tak punya pikiran
karena baru saja dipukul oleh ayahnya, jadi sudah pasti sakit.
“Adukan
saja dia pada ibumu. Para ibu biasanya lebih hebat..” kata Eun Ho. Tae Woon
makin kesal mendengarnya, berpikir sedang mengejeknya karena tidak punya ibu.
Eun Ho baru tahu kalau Tae Woon yang tidak punya ibu.
“Aku
benar-benar minta maaf.” Kata Eun Ho merasa bersalah dengan wajah tertunduk.
“Hei.
Kalau kau melihatku dengan penuh rasa kasihan, maka aku akan merasa jadi orang menyedihkan.”
Keluh Tae Woon.
Eun Ho
mengelak kalau itu tak Menyedihkan,
menurutnya Tae Woon itu kaya dan super kurang ajar. Tae Woo langsung memberikan
helm agar naik motornya, Eun Ho binggung mau kemana, Tae Woon mengulang kalau
Eun Ho yang mau makan ke tempat yang enak itu.
Tae Woon
melihat Eun Ho yang makan seperti orang kelaperan mengejak kalau yang dilakukan
hanyalahcbertengkar saja. Eun Ho mengaku kalau sandwichnya Ini benar-benar enak
jadi meminta izin aga bisa memesan lagi. Tae Woon memperbolehkanya, tapi Eun Ho
yang bayar. Eun Ho langsung cemberut mendengarnya, padahal Tae Woon mengatakan
akan mentraktir.
“Kapan
aku bilang? Aku hanya bilang aku tahu tempat makan yang enak. Tapi Kalau kau
merasa kesal, baiklah aku yang traktir. Atau.. kau sajalah yang bayar.” Ucap Tae
Woon seperti mengoda.
“Tidak ada
gunanya aku menyelamatkanmu. Dasar preman.” Ejek Eun Ho.
“Kau
bilang Preman? Padahal tadinya aku mau membelikanmu
es krim.” Kata Tae Woon. Eun Ho kembali bersikap manis ingin makan es krim.
“Ternyata
Kau sebegitu ingin makan es krim denganku?” ejek Tae Woon lalu berdiri dengan
sinis menolak mentraktirnya kalau nanti Eun Ho yang akan gemuk.
Eun Ho
naik motor langsung menyuruh Tae Woon berhenti, Tae Woon binggung, Eun Ho menunjuk
ke sebuah toko bertanya Apa sudah memperbaikinya. Tae Woon binggung apa
maksudnya. Eun Ho mengatakan kalau itu Jam tangan yang Kacanya pecah, lalu
bergegas masuk.
“Kenapa
tidak beli yang baru saja? Mengganti kacanya malah jadi lebih mahal.” Kata pemilik
toko jam
“Mohon
ganti saja kacanya. Dia ini orang kaya.” Kata Eun Ho yang melihat Tae Woon
seperti kecewa.
“Aku
tidak yakin apakah ada kaca yang pas.” Ungkap si pemilik toko. Eun Ho melihat
jam milik Tae Woon seperti mengingat pada seseorang.
“Sepertinya
aku pernah lihat ini sebelumnya.” Ucap Eun Ho. Tae Woon pikir pernah yaitu Di
kelas. Eun Ho mengatakan kalau ini ada Di bus.
Eun Ho
dengan penuh luka terbaring di lantai bus, seseorang dengan jam tangan yang sama
berteriak memanggil Geumdo agar bisa sadar.
Keduanya akhirnya duduk bersama di atap gedung denga memegang jam milik Tae
Woon.
“Jadi
Joong Gi... menyelamatkanmu.” Kata Tae Woon.
“Kalau
begitu dia.. menyelamatkanku, kemudian..” kata Eun Ho merasa tak percaya
Flash Back
Eun Ho
pulang naik bus, Joong Ki dan Tae Woon mengemudikan motornya dengan kecepatan
tinggi. Joong Ki melihat ponselnya berdering dari Dae Hwi, saat itu matanya tak
melihat ada mobil didepanya dan berusaha menghindar yang membuatnya jatuh. Tae
Woon kaget melihat Dae Hwi pun ikut jatuh.
Bus yang
ada dibelakang melihat motor tergeletak di jalan, membanting stir menabrak
tumpukan pasir. Joong Ki yang bisa berdiri mendekati Tae Woon memastikan
keadaanya. Tae Woon dengan kaki terjepit merasa tak masalah tapi menunjuk ke
arah bus.
Joong Ki
akhirnya masuk ke dalam bus mencoba untuk membantu semua yang ada di dalam bus
sampai akhirnya membawa Eun Ho keluar dari bus, Eun Ho setengah tersadar duduk
di depan bus. Tae Woon melihat Joong Ki masuk kembali ke dalam bus, lalu
melihat ada percikan api, lalu berteriak menyurh Joong Ki keluar.
Tiba-tiba
bus meledak dan Joong Ki didalam bus membantu salah satu penumpang, Tae Woon
berteriak histeris karena tak bisa melakukan apapun dengan kaki yan terjepit
motornya.
Eun Ho
menatap jam tangan merasa kalau Tae Woon Pasti rasanya sakit sekali. Tae Woon pikir
Eun Ho juga pasti kesakitan. Keduanya pun hanya diam ternyata mereka mengalami
kejadian yang menyedihkan dalam hidup mereka.
Guru Shim
menuliskan Jumlah total laporan: 48 dan kembali berlari mengelingi lapangan,
mereka semua khawatir dengan Guru Shim yang akan lari untuk 48 putaran, bahkan Masih
banyak putaran yang tersisa. Akhirnya mereka pun memberikan semangat pada Guru
Shim. Guru Goo diam-diam melihatnya.
“Tidak
peduli bagaimanapun aku merasa kasihan dan merasa bersalah pada Pak Shim, Tapi Aku
harus tetap melaporkannya 'kan? Aku juga harus bertahan.” gumam Eun Ho melihat
gurunya yang masih berlari
Eun Ho
dan Sa Rang makan es krim bersama. Sa Rang kesal menyuruh Eun Ho agar bisa
sadar, karena tidak seharusnya mencemaskanTae
Woon atau Dae Hwi dan Waktunya hanya tinggal 2 hari lagi.
“Siapapun
X di antara mereka, aku yakin mereka berdua.. sepertinya punya alasan sendiri.”
Ucap Eun Ho seperti ragu.
“Apa kau
ingat perlakuan macam apa yang sudah kau terima? Ibumu bahkan harus berlutut karena kunyuk macam mereka... Makanya...”
ucap Sa Rang menyadarkan temanya.
Eun Ho
melihat formulir Universitas Hanguk, lalu mengingat semua pelakuaka pada
dirinya. Guru Goo mengatakan “Dan lagi, kalau namamu ada dalam kolom ke-6 di
sekolah, kau tidak layak diperlakukan seperti manusia.”
Lalu
ibunya yang berlutut berkata “Dia tidak bisa dikeluarkan begitu saja. Mohon biarkan dia
lulus!” setelah itu Young Gun yang memarahinya “Kenapa kau mengendap-endap masuk ruang guru dan
membuat semuanya jadi kacau begini?” Eun Ho mencoba menegaskan kalau
bukan ia pelakunya.
Lalu
dilabrak oleh seniornya yang berkata “Sistem pelaporan dan pengurangan poin..Kami semua merasa
tertekan.. karena adanya sistem pelaporan dan pengurangan poin.” Dan
Bit Na menyudutkanya dengan berkata “Aku tahu semua ini terjadi karena kau. Demi menangkap si X.”
Bahkan bukunya harus sampai
basah.
Kepsek
Yang berjalan dengan guru lainya merasa kalau Umpannya sudah terpasang dengan
baik dan Tidak ada yang akan bisa menggagalkan rencana mereka. Guru Park yakin
si pelaku pasti akan tertangkap kalau Si X itu.. pasti akan muncul di hari
seperti ini.
“Apa kita
ini sedang berusaha menangkap Robin Hood?”ejek Guru Jung mengejek. Kepsek Yang
seperti tak mendengar denga jelas.
“Dia
tidak mengatakan apa-apa. Ayo kita masuk.” Ucap Guru Shim mengajak mereka pergi
saja.
“Tunggu
saja sampai kutangkap dia.” Ungkap Kepsek Yang yakin.
“10 anak
dengan pengurangan poin paling banyak harus duduk di depan saat namanya kupanggil.
Dengan jumlah total 62 pengurangan poin. Ra Eun Ho, lalu 51. Hwang Yong Gun.” Ucap
Guru Park.
Eun Ho
hanya diam saja tak mau bergerak, Guru Park kembali memanggil nama Eun Ho dan
juga Young Gun. Akhirnya kedua maju mendapatkan label nama sebagai “Kandidat DO”
Guru Park memanggil nama Park Jong Hye, Park Mi Sun, Choi Hyun Jung, Yeo Seung
Won, Jun Ho Suk., Jun Sang Gil, Han Na Rae Do Shin Woo.
10 orang
duduk di kursi dan saat itu tiba-tiba lampu diruangan mati, Kepsek Yang senang
karena si pelaku sudah menggigit umpannya lalu memanggil petugas keamanan,
layar putih pun turun untuk menyalakan proyektor. Sebuah foto di putar.
Video
tentang Kepsek Yang, berjudul “Inilah
pelanggar dengan nilai pengurangan poin terbanyak.” Yang pertama adalah saat
Kepsek Yang Meninggalkan nampan makan dikurangi 10 poin. Semua murid langsung
tertawa melihatnya. Kepsek Yang memarahi murid dengan kemeja dikeluarkan.
“Melanggar
aturan berseragam, dikurangi 10 poin” semua murid makin tertawa bahagia
melihatnya. Terakhir adalah “Bolos sekolah, dikurangi 15 poin” dan total pengurangan
85 poin: Kepala Sekolah. Mereka pun terhayut dengan video yang diputar.
Lalu
terlihat foto-foto yang diambli diam-diam oleh semua murid dan kirimkan pada
Guru Shim. Tulisan pun terlihat “Lucu sekali, bukan? Apa yang membuatmu merasa berbeda? Ini
adalah teman-teman yang kau khianati demi poin tambahan. Apa kau senang dapat
nilai tambahan?”
Petugas
kemanan berteriak kalau sudah menemukan pelakunya dengan berlari di lantai
atas, Guru Shim dan Petugas Han juga berusaha mengejarnya. Eun Ho tak mau
ketinggalan ingin tahu larinya si pelaku dengan arah yang berbeda, tapi saat
itu juga berpapasan dengan si pelaku.
Si pelaku
terlihat ketakutan, Eun Ho akhirnya membuka terpal menyuruhnya bersembunyi.
Petugas Han yang lainya pun datang merasa yakin si pelaku berlari ke arah yang
sama dan menanyakan pada Eun Ho, apakah melihatnya.
“Aku
bimbang. Kalau aku mengangkat terpal ini, maka aku bisa benar-benar
membersihkan Namaku dan mengungkap siapa X sebenarnya. Ini Benar-benar waktu
yang tepat.” Gumam Eun Ho akhirnya memutuskan berlari ke arah depan
meninggalkan si pelaku yang bersembunyi.
Eun Ho
akhirnya duduk di ruangan kelas, melihat Tae Woon dan Dae Hwi sambil bergumam.
“Kalau kau bertanya.. kenapa
aku tidak menangkap X yang selama ini kukejar. Aku akan menjawab.. karena
selagi mencari X, aku malah menemukan teman baru. Dia bukan sekadar pahlawan yang
membuat kacau sekolah. tapi juga seorang teman sebaya yang menyimpan luka dan rasa
sakitnya sendiri.”
“Umur 18 tahun... Usia di mana
kau bisa berteman dengan siapa saja. Apa kita bisa.. mendapatkan teman sejati di
sekolah ini?”
Guru Shim
naik tangga sampai ke bagian dinding, semua anak yang berkumpul binggung
melihat yang dilakukan guru mereka. Guru Shim langsung melepaskan spanduk yang
menuliskan pengurangan nilai.
“Apa ini
artinya..sistem pelaporan dan pengurangan poin dihapuskan?” ucap Byung Joo. Mereka
pikir seperti itu dan langsung bersorak gembira. Petugas Han melihatnya
memberikan pujian dengan jari jempolnya. Guru Goo juga melihat dari belakang
tersenyum dengan sikap juniornya.
Kepsek
Yang langsung memarahi Guru Shim yang melakukan itu, padahal sebagai gurunya dan
mau mengikuti permainan anak-anak itu dan menyuruh agar menempelkan kembali
pengumumannya. Guru Shim ingin bicara tapi Kepsek Yang terlihat sangat marah.
“Tempelkan
kembali! Berhentilah melakukan hal bodoh.” Ucap Kepsek Yang, Guru Shim akan
pergi membalikan badanya.
“Aku
tidak bisa... Aku tidak bisa mengurangi poin anak-anak lagi.” Ucap Guru Shim
yang berani melawan. Kepsek Yang pikir Guru Shim sudah gila.
“Ya, walaupun
Bapak berpikir aku gila, tak masalah. Tapi aku tidak bisa membuat anak-anak
melaporkan teman mereka demi mendapatkan poin tambahan. Aku adalah guru mereka.”
Ucap Guru Shim.
Guru Jung
yang mendengarnya langsung memberikan kode kalau itu lemparan tepat, Guru Shim mengatakan kalau akan menulis surat
permintaan maaf kalau memang itu yang diinginkan Kepsek Yang.
Kepsek
Yang bener-benar tak percaya menurutnya Sudah tidak ada lagi kedisiplinan di
sekolah ini, bahwa Guru dan murid sama saja lalu memilih untuk pergi dan
menyuruh agar menuliskan surat permintaan
maaf.
Guru Shim
langsung duduk lemas di bangkunya seperti tak percaya bisa melawannya. Guru Koo
juga tak percaya Guru Shim bisa berbicara seperti itu kembali mengumpatnya bodoh.
Eun Ho
melihat formulir “Kompetisi Webtoon Universitas Hanguk”. Sa Rang pikir Eun Ho
sudah kehilangan kesempatan besar. Eun Ho yakin kalau pasti akan menang kali
ini dan akan dapat peringkat pertama, karena punya firasat bagus kali ini.
“Kau
benar-benar terlahir sebagai orang yang positif. Tapi Aku penasaran siapa si X
itu.” Ucap Sa Rang
“Dia
adalah Dae Hwi.” Kata Eun Ho yakin, Sa Rang seperti tak yakin mendengarnya.
“Kenapa
menurutmu dia orangnya?” tanya Sa Rang. Eun Ho mengatakan kalau Dae Hwi sudah
mengabulkan permintaannya.
Flash Back
“Saat
pengumuman pengurangan poin,Aku berharap X akan muncul dan menghukum kepala
sekolah. Foto dia..saat sedang melakukan hal-hal jelek dan beri dia pengurangan
poin juga. Apa menurutmu itu tidak lucu?” ucap Eun Ho
“Kedengarannya
menyenangkan.” Ungkap Dae Hwi. Eun Ho
yakin kalau Dae Hwi yang melakukanya.
Saat itu
beberapa orang mengejar seseorang yang mengunakan penutup kepala sebagai X. Eun
Ho pun ikut mengejar merasa yakin kalau Dae Hwi adalah X dan tahu walaupun tidak
pakai jaket. Dae Hwi berlari menaiki tangga seperti menacri seseorang.
Eun Ho
tiba-tiba ditarik dari belakang dengan ditutup mulutnya, seseorang dengan putup
kepala sebagai X menyelamatkanya sebelum di lihat oleh Dae Hwi. Akhirnya Dae
Hwi pun berlari kearah lain, Eun Ho bisa merasakan nafas terengah-engah dari
pria yang dicurigai sebagai X.
Setelah
itu Eun Ho melepaskan tangan yang menutupi mulutnya dan ingin tahu siapa yang
ada dibalik penutup kepala. Mulutnya langsung melonggo saat melihat Tae Woon
yang berada dibalik jubah untuk menolongnya sebagai X.
Bersambung
ke episode 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar