Sul Hee
mengambil gambar Selfie jarinya setelah melakukan manipadi. Pegawai Choi
melihat langsung berkomentar kalau Ponsel merah muda, kuku merah muda, dan
wajah merah muda Sul Hee tampak serasi. Sul Hee pun tersipu malu mendengarnya.
“Dahulu
ada jamur di kuku tanganku. Kini semuanya sudah hilang.” Jelas Pegawai Choi.
Sul Hee mengangguk mengerti.
“Kukuku
menjadi sedikit miring dan aku terlalu malu untuk berjabat tangan dengan para
pembeli. Aku sebenarnya jarang melakukannya, hanya sesekali. Jadi Bisakah kau merahasiakannya?”
kata Pegawai Choi mengarahkan jari kelingking untuk berjanji.
“Tidak
perlu janji jari kelingking. Aku tidak akan membocorkannya.” Kata Sul Hee.
“Begitu
rupanya, tapi aku telanjur menunggu.” Ucap Pegawai Choi. Akhirnya Sul Hee pun
mengulurkan jari kelingkingnya.
Saat itu
Joo Man berjalan melihat keduanya saling bersentuhan jari kelingking. Sul Hee
berjanji tidak akan memberi tahu siapa pun kalau kukunya sedang di obati karena
jamur kuku dan Akan dirahasiakan. Pegawai Choi memberitahu kalau Sekarang
kukunya sudah tidak berjamur dan hanya.
Sul Hee
menyela kalau sudah mengerti, Joo Man terus melihat keduanya yang terlihat
akrab berbicara dengan mendekatkan jari kelingking. Sul Hee merasa kalau
Kukunya pendek dan jelek. Pegawai Choi pikir kalau kuku Sul Hee cantik bahkan
jarinya juga. Sul Hee tersipu malu mendengarnya. Pegawai Choi bahkan berani
memuji kalau Seluruh diri Sul Hee cantik. bahkan mengingat namanya. Joo Man
melihat dari kejauhan tak bisa menahan rasa sedihnya memilih untuk masuk.
Joo Man
masuk ke dalam lift, teringat kembali
saat bersama Sul Hee diam-diam merek saling bergandengan tangan dan buru-buru
melepaskan tangan ketika ada pegawai lain yang datang. Saat pintu terbuka, Ye
Jin masuk lift dan langsung meminta maaf pada Joo Man karena itu salahnya
kemarin.
“Ye
Jin... Maukah keluar untuk minum-minum?” ucap Joo Man. Ye Jin sedikit kaget
mendengarnya.
Dong Man
mulai berlatih dengan John, seperti tak kuat melawat tehnik si pria brazil.
Jhon menyuruh Dong Man agar berdiri dan memperlihatkan kemampuanya. Dong Man
pun mencoba melawan tapi malah kena pitingan dibagian tangan dan meminta agar
melepaskan karena sudah menyerah.
Tapi Jhon
tetap memitingnya menyuruh Dong Man agar Jangan menyerah, Dong Man terus
berkata kalau sudah menyerah. John menegaksan kalau Jangan menyerah jika
bertarung dengannya. Dong Man tetap mengaku sudah menyerah. Akhirnya John
melepaskan tanganya. Dong Man pun memegang tangan yang kesakitan.
“Coba Lihat
dia, Pelatih... Dia terus menyerangku meski aku sudah menyerah. Dia bisa
membunuhku dan tidak segan-segan.” Keluh Dong Man
“Jika
memang sakit, coba ucapkan dalam bahasa Inggris... Kamu tidak bisa bahasa
Inggris jadi Hadapilah. Aku tidak bisa membantumu.” Kata Pelatih Hwang berdiri
diluar ring.
“Kenapa
atlet tidak disuruh untuk belajar saat sekolah? Dia seharusnya disokong oleh
negaranya.” Keluh Dong Man
“Dong
Man, kamu akan menguasai tiga teknik kuncian dalam dua bulan.” Kata John dengan
bahasa ingrisnya. Dong Man hanya mengerti tiga lalu mengangguk setuju.
Joo Man
dan Ye Jin duduk bersama di restoran ayam, Ye Jin mengaku bersalah atas perpisahan keduanya dan juga bimbang karena dirinya, bahkan Mungkin sulit bagi Joo Man sekarang, tapi
tetap akan menunggunya.
“Ye
Jin... Setelah sekian lama, mungkin aku akan bertemu wanita selain Sul Hee.
Meskipun begitu, bukan kau orangnya.” Kata Joo Man. Ye Jin kaget mendengarnya
dan ingin tahu alasanya.
“Kau akan
terus mengingatkanku padanya, jadi, mana bisa kita berhubungan?” ucap Joo Man.
Ye Jin tak mengerti maksud Joo Man
“Bukannya
kita tidak bisa berhubungan karena dia.” Kata Ye Jin
“Aku
bimbang karena Sul Hee, Kau mengingatkanku kepada Sul Hee dahulu. Saat kau
merusak mesin fotokopi, terlibat kecelakaan, dan rokmu sobek saat kau mabuk, aku
tidak bisa mengabaikanmu.” Cerita Joo Man.
Flash Back
Sul Hee
dengan sedih mengatakan kalau sudah merusakanya lagi dan menangis karena selalu
menyebabkan masalah. Ye Jin pun melakukan hal yang sama saat didepan mesin foto
kopi. Disaat menyatakan perasaanya, Sul
Hee blak-blakan mengatakan pada Joo Man dan saat itu mereka berciuman. Ye Jin juga mengatakan hal yang sama
dilakukan Sul Hee dengan blak-blakan mengakui perasaanya.
“Jadi,
bukan karena kau menyukaiku? Apa itu alasannya?” ucap Ye Jin tak percaya
“Itu
kesalahanku. Aku putus dengan Sul Hee, tapi aku tidak berniat berhubungan
denganmu. Karena inilah aku ingin bicara denganmu.” Jelas Joo Man.
Dong Man
dan Ae Ra duduk bersama, terlihat saling memberikan perhatian. Pelatih Hwang
membawakan makanan berbisik pada Dong Man kalau Jangan berkencan di truk
makanan. Akhirnya Dong Man memberitahu kalau
Tanggalnya sudah ditetapkan. Di depan keduanya Jhon asik menikmati
Sundae.
“Tahun depan,
aku akan berumur 30 tahun. Aku harus menutup usia 20-an dengan menjalani
ambisiku. Itulah yang kupikirkan. Tidak ada jaminan aku akan makin hebat tahun
depan. Aku akan mencoba sesuatu.” Kata Dong Man menyakinkanya. Ae Ra hanya
menatap Dong Man lalu mulai memperlihatkan gaya Aegyonya.
“Ae Ra
tidak menyukainya... Aku tidak mau kau melakukannya. Jangan mengungkit ambisi.
Itu omong kosong. “ ungkap Ae Ra dengan gaya Aegyonya. Ketiga pria yang
mendengarnya hanya bisa melonggo mendengar tingkan Ae Ra.
“Dong Man
sedih... Ae Ra terus melarang Dong Man untuk bertarung. Itu membuatku sedih.
Aku kesal sekali.” Ungkap Dong Man tak mau kalah memperlihatkan Aegyonya.
Kali ini
Pelatih Hwang dan Jhon melonggo karena Dong Man memperlihatkan Aegyonya. Dengan
penjelasan "Dong Man marah karena Ae Ra melarangnya bertarung”. Pelatih
Hwang yang kesal memberitahu Dong Man kalau sedang memegang pisau. Saat itu Joo
Man baru saja pulang, Ae Ra buru-buru pamit pergi seperti tak ingin bertemu
dengan Dong Man.
Ae Ra
pulang melihat pesan masu ke dalam ponselnya "Hasil wawancara pembaca
berita Cheongju KBC Anda lulus wawancara kedua" Ae Ra malah binggung Kenapa
mereka meluluskannya padahal sebelumnya
sudah mengacaukannya, Kyung Joo tiba-tiba datang mengagetkan Ae Ra. Ae
ra langsung bertanya ada apa. Kyung Joo terlihat gugup.
“Ada apa?”
tanya Ae Ra ingin tahu. Kyung Joo mengaku kalau Alamat ini ada di GPS.
“Dong Man
mengisi acara itu, tapi aku tidak memberinya kupon hadiah. Aku mendapatkan
alamatnya untuk mengirimnya lewat pos. Jadi, aku ingin berbicara dengannya.”
Jelas Kyung Joo. Ae Ra ingin tahu mengenai apa.
“Dia
tidak akan mengisi acaramu.” Tegas Ae Ra. Kyung Joo memberikan keranjang buah
agar Ae Ra menerimanya.
“Ini buah-buahan.
Ada stroberi juga dan Kau menyukai stroberi.” Kata Kyung Joo.
Ae Ra
mengingat saat Kyung Joo menunggunya dengan hujan yang turun membawa sekotak
buah. Lalu menegaskan kalau Sejak hari itu, tidak makan stroberi lagi. Kyung
Joo mengaku kalau tidak sama seperti dahulu lagi dan sangat ingin bertemu
dengan Ae Ra dan Dong Man.
“Aku tidak
percaya manusia bisa berubah. Jangan pernah kembali lagi.” Tegas Ae Ra lalu
memilih untuk pergi. Kyung Joo melihat sikap Ae Ra benar-benar membuatnya
kesal.
Akhirnya
Ia menelp seseorang mengatakan tayangkan
saja siarannya dan akan mengurusnya jadi Lakukan saja.
Dong Man
melihat Joo Man yang duduk disampingnya, lalu meminta agar Jangan menangis karena akan mengejek sampai
cucu ketiga dewasa. Joo Man hanya diam saja.
Dong Man ingin tahu ada apa dan Kenapa, apakah Joo Man merasa ingin mati
dan Apa seluruh dunianya terasa hancur.
“Orang
bilang manusia punya diafragma, tapi manusia tidak merasakan atau punya masalah
dengan itu. Jadi, kita tidak tahu diafragma itu ada. Kini seolah diafragmaku
menghilang. Aku tidak bisa bernapas...” ungkap Joo Man
“Kenapa
kau menyinggung diafragmamu? Memang kamu kuliah kedokteran?” keluh Dong
Man
“Manusia
mati tanpa diafragma. Itu menakutkan.” Jelas Joo Man. Pelatih Hwang memeluk Joo
Man merasa sangat mengerti, Dong Man mengejek pelatih Hwang agar Jangan berlagak
tahu.
“Diafragma.
Aku paham rasanya.” Ungkap pelatih Hwang. Dong Man mengejek kalau Pelatih Hwang
tidak paham dan tidak pernah punya pacar.
Pelatih
Hwang kesal mendengarnya dengan menegaskan bahwa juga bisa melakukannya dan
menyukainya. Dong Man malah semakin yakin kalau Pelatih Hwang tidak mengerti
dan selalu sendiri. Pelatih Hwang tak ingin bertengkar mengajak mereka semua
minum termasuk Jhon.
Ae Ra
duduk di pinggir tempat tidur, Dong Man duduk dimeja makan. Lalu Ae Ra mengeluh
yang dilakukan Dong Man dan mengaku lapar.
Dong Man meminta agar Ae Ra itu bernyali
seperti biasanya dan bersikapTenanglah dan dukungnya.
“Aku
tidak pernah tenang. Saat membayangkan kau dipukuli oleh Tak Su, maka aku
merasa mual. Aku berharap kamu tidak melakukannya. Kau sudah memulai hidup baru
dan melupakan Tak Su. Jangan melawan Tak Su lagi.” Pinta Ae Ra
“Aku
tidak pernah melupakannya satu hari pun. Aku berpura-pura lupa dengan melakukan
banyak pekerjaan aneh. Meskipun aku sangat lelah, tapi aku terus memimpikan kejadian
tanggal 3 November 2007. Aku selalu berada di pertandingan itu. Aku selalu
kalah. Aku terjatuh dan tidak bangkit lagi.” Ungkap Dong Man. Ae Ra kesal
mendengarnya.
“Saat
kubuka mataku, aku bersikap seolah aku baik-baik saja, lalu aku bekerja. Aku hanya
terus berputar-putar di dalam akuarium. Aku bersikap seolah tidak berpikir. Aku
hanya keluar untuk mencari makan.” Cerita Dong Man.
Ae Ra
merasa Dong Man adalah orang bodoh terbaik yang dikenal dan kesal Dong Man yang
tak memberitahu kalau menderita selama ini.
Dong man menegaskan kalau butuh waktu sepuluh tahun untuk kembali ke
ring jadi meminta Ae Ra agar membiarkan melakukanya. Ae Ra mengeluh Dong Man
memang sungguh menyebalkan.
“Kenapa
aku harus pindah ke Seosan? Seharusnya kita pindah ke Dangjin.” Keluh Ae Ra.
Ae Ra
berkomentar kalau Sul Hee memang jika ingin berhenti, keluar saja dan tinggal
menelp lalu keluar dari kantor, serta akan bertemu dalam waktu satu jam menemuinya.
“Seandainya
kamu pria” ungkap Sul Hee menyangkanya. Ae Ra meminta agar Sul Hee bisa cepat.
“Omong-omong,
Ae Ra... Sebaiknya kalian berdua tidak berpacaran... Pria dan wanita berubah. Aku
tidak ingin kalian berdua menjadi seperti kami. Bagiku, kalian tampak sangat
manis.” Kata Sul Hee selesai memilih roti dan Ae Ra pun hanya bisa diam saja.
Ae Ra
mengoleskan selai pada Roti, lalu memberikan Dong Man yang sedang tertidur.
Dong Man mengunyah roti lalu membentangkan tanganya, Ae Ra melihat Dong Man
ingin mendekat memperingatakan agar Jangan macam-macam. Dong Man merengek agar
Ae Ra segera mendekat. Ae Ra akhirnya
mendekat Dong Man dengan saling berpelukan diatas tempat tidur.
“Bagaimana
kabar Sul Hee?” tanya Dong Man. Ae Ra berkata kalau Sul Hee pergi ke kantor.
Dong Man ingin tahu keadaanya. Ae Ra mengatakan sudah pasti tak baik-baik saja.
“Aku
kasihan padanya dan tidak bisa menceritakan soal kita kepadanya.”ucap Ae Ra.
Dong Man juga mengaku tidak bisa memberi tahu Joo Man.
“Apa
rencanamu soal Jang Kyung Koo?” tanya Ae Ra. Dong Man mengatakan akan bicara langsung kepadanya dan menolaknya.
“Bagaimana
dengan Tak Su?” tanya Ae Ra. Dong Man hanya menjawab dengan ciuman. Ae Ra
mengeluh kalau tidak minta dicium. Dong Man bertanya apakah Ae Ra hari ini ada
wawancara dan sungguh ingin melakukannya. Ae Ra memperingatkan Dong man Jangan
mengalihkan pembicaraan.
“Jika kau
benar-benar melawannya, aku tidak akan menemuimu lagi dan Tidak ada lagi ciuman.
Hubungan kita akan berakhir.” Tegas Ae Ra
“Kau
tidak perlu melakukan apa pun untukku.” Kata Dong Man lalu membanjiri ciuman pada
Ae Ra.
Ae Ra
sudah siap pergi, Nam Il tiba-tiba sudah ada didepan mobil menyuruh Ae Ra untuk
Naik karena akan mengantarnya. Ae Ra pikir Nam Il yang tidak tahu tujuannya.
Nam Il pun tak peduli karena akan tetap mengantarnya. Ae Ra binggung ingin tahu
alasanya.
“Aku
tertarik padamu.” Tegas Ae Ra sudah menolaknya.
“Ini
menggangguku, tapi juga menarik.” Ungkap Nam Il blak-blakan.
“Kau
harus tahu bahwa kekasihku seorang petarung. Selain itu, aku orang gila. Dan
juga aku tidak suka pria yang tampan dan kasar.” Tegas Ae Ra.
“Apa Aku ini
tampan?” kata Nam Il mengoda. Ae Ra hanya menatapnya karena memang sempat
terkesima.
“Pokoknya,
aku tidak tertarik padamu” tegas Ae Ra.
“Kau
tidak pernah tahu. Kau mungkin akhirnya akan menyukaiku selamanya.” Balas Nam
Il seperti sangat yakin. Ae Ra merasa kalau Nam Il sedang mabuk lalu berjalan
pergi.
Ae Ra
menjalani tes dengan memandu acara turnamen MMA Korea mengunakan bahasa
inggris, semua juri didepanya melihat Ae Ra yang lancar membawakan acara. Lalu ia melakukan tes wawancara.
“Pewarta
ring yang harus mengucapkan kata-kata pertama harus bersemangat, tidak seperti
yang lain.” ucap Ae Ra dengan penuh keyakinan.
Joo Man
berbaring dengan tangan menutupi matanya, pesan masuk ke dalam pesan dari Sul
Hee “Aku butuh barang-barangku...” Lalu akhirnya Joo Man membereskan
barang-barang milik Sul Hee dalam kardus.
Flash Back
Joo Man
mengingat saat berbaring di paha Sul Hee akan menyemprotnyagaram bambu yang
bagus untuk rinitis. Lalu Joo Man menjerit kesakitan saat Sul Hee menyemportkan
pada hidungnya.
“Aku
hanya ingin menikmati hal-hal kecil bersamamu. Pasti akan menyenangkan...”
ungkap Sul Hee
“Kau
bilang Hal-hal kecil? Hal-hal kecil... Kenapa kebahagiaan harus begitu kecil?”
ucap Dong Man tak Suka mendengarnya.
“Sul Hee
bilang, hal-hal kecil membuatnya bahagia. Pengorbanannya baik dan itu tidak
sepele.” Ungkap Joo Man menangis tersedu-sedu.
Joo Man
menekan bel rumah lalu Sul Hee keluar dari rumah dan memberikan kotak barang
milik Sul Hee dan meminta agar menjelaskan karena hanya itu saja yang mengisi
seluruh ruangan. Sul Hee dibuat binggung.
“Bisa dibilang
kau tinggal bersamaku. Kenapa hanya ini yang kamu punya? Kau hanya mengenakan
kaus usangku, tapi kenapa kamu hanya memakai sampel gratis? Aku benci kamu
melakukan ini! Melihatmu melakukan ini membuatku ingin dipromosikan, bekerja
lebih keras, dan menambah jam kerja agar kau tidak akan bersikap seolah begitu
miskin.” Kata Joo Man kesal
“Apa aku
pernah memintanya? Apa aku bilang itu penting?” tegas Sul Hee.
“Itu
tidak penting bagimu, tapi penting bagiku!” tegas Joo Man. Sul Hee tahu kalau
itu Pasti itu penting dan akan masuk ke dalam rumah.
“.Teman-teman
penulis blogmu tinggal di rumah yang bagus, punya bak cuci yang bagus dan memanggang
kue di oven yang bagus. Kau juga menuliskan komentar bahwa rumah mereka bagus.”
Ungkap Joo Man sebelum Sul Hee masuk rumah.
“Pernahkah
aku bilang bahwa aku iri pada mereka?” tegas Sul Hee.
“Aku
hanya membencinya Karena itulah aku membangun semua bisnis dengan barang populer
itu dan bekerja keras agar naik jabatan.” Balsa Joo Man
“Sepertinya
aku hanya beban bagimu. Karena itukah kau menunda pernikahan kita selama enam
tahun?” ucap Sul Hee.
Joo Man
menegaskan mana mungkin bisa membuat harus tinggal di apartemen studio bahkan
taka tahu dan tidak sanggup memberimu yang terbaik, tapi setidaknya ingin
memberi pada Sul Hee yang cukup layak. Menurutnya Harga dirinya sangat terluka untuk
mengatakan hal menyedihkan seperti ini, tapi Ia ingin punya minimal sewa
tahunan.
“Aku sudah
membanting tulang selama enam tahun, tapi "cukup layak" itu terlalu
sulit diraih.” Tegas Joo Man lalu pergi menaiki tangga. Sul Hee hanya berdiri
didepan rumahnya.
Bibi
Ganako melihat foto kenangaan, Saat Ae Ra, Dong Man dan Sul HEe masih kecil. Lalu
terdengar suara bel, Bibi Ganako berpikir kalau Nam Il yang datang.
Ae Ra dan
Dong Man keluar rumah mengambil pesanan jajangmyung dan babi asam manis. Ae Ra
melihat didepan pintu melihat bekas mangkuk dan bertanya kenapa kurir tidak
pernah mengambil mangkuk dari lantai atas. Si kurir mengaku selalu mengambilnya
dan memesan setiap hari. Dong Man heran Ae Ra yang menanyakan hal itu
“Jika
kalian saling kenal, maukah kalian memesan bersama? Dia selalu memesan hanya
satu mangkuk.” Keluh si kurir. Ae Ra bertanya apakah si kuris pernah
melihatnya.
“Dia
membayar di aplikasi dan menyuruh untuk menaruhnya dan Beberapa hari ini dia
belum memesan.”ucap si kurir. Dong Man seperti tak peduli mengajak Ae Ra aga
segera masuk saja.
Bibi
Ganako membuka pintu kaget melihat Ayah Ae Ra yang datang ke rumahnya. Keduanya
minum teh bersama di dalam rumah, Tuan Choi sangat marah dengan yang dilakukan
bibi Ganako karena sebelumnya bilang
tidak akan pernah kembali.
“Aku
tidak pernah berencana untuk kembali. Tapi Bayangkan betapa buruknya
perbuatanku.” Ungkap Bibi Ganako dan saat itu terdengar suara bel rumah.
Ae Ra
membawa mangku ke atas meja memberitahu mendapat pesan dari KBC Cheongjuuntuk
tahap akhir wawancara dan RFC juga
menelepon kalau masuk tahap akhir. Dong Man pikir Mungkin sebaiknya mereka
merayakannya malam ini. Ae Ra memberitahu kalau keduanya di hari Jumat. Dong
Man pun ingin tahu rencana Ae Ra.
“Entahlah...
Aku harus memikirkannya.” Ucap Ae Ra lalu memisahkan beberapa potong daging
pada piring.
“Apa itu
untuk Sul Hee?” tanya Dong Man kaget. Ae Ra memberitahu kalau Sul Hee sedang
tidak enak badan.
Dong Man
pun menanyakan nasib Joo Man. Ae Ra kesal untuk apa membawakan makanan lalu
memisahkan mangkuk lain. Dong Man
memikirkan sesuatu, lalu Ae Ra membenarkan kalau makanan ini untuk wanita di
lantai atas.
Bibi
Ganako kaget saat melihat Ayah Dong Man yang datang ke rumahnya. Tuan Ko
mengeluh dengan yang dilakukan Bibi Ganako karena harus tinggal di dekat rumah
anaknya, Saat itu Tuan Choi keluar dari persembunyianya. Bibi Ganako dibuat
binggung kedatangan keduanya.
Saat itu
terdengar suara bunyi bel, Tuan Choi makin kesal bertanya Sekarang siapa lagi.
Saat itu terdengar suara Dong Man dan Ae Ra yang memanggil dari depan pintu.
Ketiganya hanya diam saja, Dong Man pikir Bibi Ganako sedang keluar. Tuan Choi
pikir mereka harus berpura-pura tidak ada orang di rumah lalu mematikan lampu.
Bibi
Ganako terlambat melarang Tuan Choi tak melakukanya. Dong Man dan Ae Ra pun
melihat lampu mati kalau ada di rumah dan baru saja mematikan lampu lalu
berpikir kalau belnya rusak.
“Bibi... Ada
kiriman.” Teriak Dong Man. Saat itu Bibi Ganako membuka pintu langsung bertanya
ada apa datang.
“Izinkan
aku membawa ini ke dalam.” Kata Dong Man lalu segera masuk tanpa bisa Bibi
Ganako melarangnya.
“Memesan
satu hidangan saja sangatlah aneh.” Ucap Ae Ra. Bibi Ganako pikir tidak pernah
meminta ini.
“Apa Kau
suka menuang atau mencelupkannya?” tanya Dong Man. Bibi Ganako menjawab kalau
suka Menuang.
Dong Man
mengangguk mengerti lalu terdengar suara Bibi Ganako panik. Lalu Dong Man berpikir
kalau ada orang lainya. Bibi Ganako berpikir tak mungkin ada yang lain. Ae Ra
bertanya apakah Nam Il tidak di rumah. Bibi Ganako ingin membenarkan tapi Nam
Il tiba-tiba masuk kamar. Nam Il heran melihat Dong Man dan Ae Ra ada didalam
rumahnya lalu melihat ada banyak sepatu didepan rumah.
Dong Man
akhirnya menyuruh mereka semua diam, karena yakin ada seseorang dalam rumah.
Bibi Ganako panik. Dalam persembunyianya, Tuan Ko berkomentar tak mengerti dan
harus bersembunyi bersama Tuan Choi membuat Harga dirinya terluka.Tuan Choi
mengaku juga seperti itu.
Bibi
Ganako yang panik menyuruh mereka pergi saja karena sudah mengantarkannya, Dong
Man mengambil stick Golf memberitahu kalau Belakangan ini terjadi perampokan di
sekitar lingkungan dan sudah siap untuk memukulnya. Bibi Ganako makin pamit.
Epilog
Dong Man
melihat Ae Ra yang sudah tidur pulas lalu sengaja memencet hidung agar tak bisa
bernafas tapi Ae ra masih saja tertidur pulas. Ia mengeluh Naluri bertahan
hidupnya luar biasa dan kenapa tidak pulang saja untuk tidur bahkan membuatnya
tersiksa. Ae Ra terbangun dan langsung memeluk Dong Man semakn tertidur pulas.
Dong Man
menjauhkan nyamuk dari wajah Ae Ra yang tertidur dan mengeluh karena tertidur
di mana pun dengan mudahnya,lalu sengaja menutup hidungnya tapi Ae Ra tetap
saja tertidur pulas. Dong Man bertanya apakah Ae ra tidak mau pulang dan
berteriak agar bangun.
“Kamu
akan digigit nyamuk!” teriak Dong Man lalu menepuk kepala Ae Ra yang terkena
nyamuk. Dan Ae Ra tetap tertidur pulas tanpa terganggu.
Bersambung
ke episode 14
Lagu yg wkt dong man mengira ada maling itu judulny apa??
BalasHapus