PS
: All images credit and content copyright : SBS
Bong Hee
menuruni tangga merasa terlalu pagi untuk sampai kantornya, sementara Ji Wook akan
sedikit terlambat. Bong Hee pun menyuruh Ji Wook segera pergi dan berharap semoga
semuanya lancar. Ji Wook akan pergi, tapi kembali masuk memberikan ciuman
selamat pagi untuk Bong Hee.
“Kau ini Ciuman
selamat pagi?” ucap Bong Hee agak kaget. Ji Wook pun keluar dari rumah dengan
senyuman bahagia.
Bong Hee
dan Ji Wook saling menelp di tempat yang berbeda, keduanya saling membahas yang
terjadi dalam satu hari. Ji Wook menceritakan ada banyak rapat di luar kantor lalu
saat kembali ke kantor disambut oleh setumpuk besar dokumen.
“Omong-omong..,
kantornya terasa kosong tanpamu.” Ungkap Bong Hee. Ji Wook piki memang seperti
itu dan ingin tahu warna favorit Bong Hee. Bong Hee mengaku menyukai warna biru
lalu merubahnya jadi warna merah.
“Wah, aku
tidak tahu kau adalah perempuan.” Ejek Ji Wook
“Kami menghabiskan malam dengan telepon
membicarakan hal tak berguna.”
Bong Hee
datang ke kantor saat Ji Wook menuruni tangga untuk pergi ke kantor kejaksaan,
mereka pun memberikan ciuman selamat pagi. Ji Wook pun menawarkan agar Bong Hee
tinggal di rumanya seperti sebelumnya. Bong Hee menolak karena menurutnya nanti
tak ada ketegangan.
“Semoga
harimu baik di kantor.” Ucap Bong Hee. Ji Wook pun kesal dengan alasan Bong Hee
tentang ketegangan dalam hubungan mereka, lalu kembali memberikan ciuman di
kening Bong Hee.
“Rasanya sedih untuk mengatakan
selamat tinggal saat kami bertemu.”
Mereka
duduk bersama dilantai atas, sambil mendengarkan musik dan mengenggam tangan.
Keduanya lalu menonton film hitam putih
bersama dan tertawa bahagia. Esok paginya mereka kembali tertidur disofa sama
seperti yang dilakukan sebelumnya.
“Aku adalah kau.., dan kau adalah
aku. Setiap hari jadi sempurna bersamamu.”
Eun Hyuk
berjalan di taman melihat Yoo Jung dari kejauhan dengan wajah sedih. Yoo Jung
melihat Eun Hyuk berusaha untuk kabur, tapi akhirnya memutuskan untuk tetap
berjalan dan berpura-pura sibuk, lalu terkejut saat melihat Eun Hyuk sudah ada
di depanya.
“Cuaca
hari ini bagus.” Ungkap Yoo Jung basi-basi. Eun Hyuk pikir hari ini panas dan
lembab. Yoo Jung terlihat makin serba salah.
“Kurasa
sudah mau musim panas.” Kata Yoo Jung kembali. Eun Hyuk pikir memang sudah
musim panas.
“Aku
sibuk, jadi tidak tahu sekarang musim
apa.” Ungkap Yoo Jung makin serba salah dan memilih untuk pamit pergi saja. Eun
Hyuk langsung menahan Yoo Jung pergi.
“Yoo
Jung... Mari kita bicarakan tentang kita.” Ucap Eun Hyuk. Yoo Jung menganguk
setuju.
Keduanya
duduk di kantin, dengan Yoo Jung yang hanya bisa tertunduk dan Eun Hyuk
menatapnya. Yoo Jung akhirnya meminta maaf atas kejadian hari itu dan meminta
agar menganggap sebagai kesalahan, menurutanya Saat itu sedang berpikiran
lemah.
“Jadi Itu
adalah kesalahan bagimu ? Tapi bukan bagiku. Aku bersungguh-sungguh.
Sebenarnya.., aku sudah punya perasaan sejak lama.” Akui Eun Hyuk
Flash Back
Eun Hyuk
membawa sebuket bunga dan sudah siap untuk menyatakan perasaan pada Yoo Jung
dengan terus berlatih, lalu saat didepan rumah kaget melihat Yoo Jung yang
menyatakan cintanya pada Ji Wook.
“Aku
mencoba untuk berhenti punya perasaan padamu. Aku mengerahkan seluruh tenagaku
untuk melakukan itu. Tapi aku... selalu berakhir melihatmu seperti ini, Yoo
Jung. Jadi, meski itu adalah kesalahan... dan kau berpikiran lemah, aku tak
peduli. Tolong sukai aku, Yoo Jung.” Ungkap Eun Hyuk. Yoo Jung terlihat gugup.
“Aku
masih tidak tahu... ...perasaanku kepadamu. Aku sungguh menyukaimu.., tapi aku
bingung apakah aku menyukaimu sebagai teman atau sebagai pria. Apa itu akan
tetap baik-baik saja bagimu?” kata Yoo Jung
“Itu saja
sudah cukup bagiku.” Ucap Eun Hyuk. Yoo Jung mengeluh kalau Eun Hyuk itu
memiliki kemauan yang sangat kecil.
Eun Hyuk
pikir dirinya itu mendapat lebih dari yang layak didapatkan. Yoo Jung pun mulai
tersenyum dan Eun Hyuk menyuruh Yoo Jung untuk segera makan.
Bong Hee
menemui klien yang memukul suaminya, dan ingin tahu alasanya.
Flash Back
Seorang
pria sedan asik bermain ponselnya dengan tawa bahagia dalam kamar. Istrinya
masuk memberitahu kalau makanan sudah siap. Suaminya mengerti tapi tetap saja
tertawa bahagia dengan ponselnya. Sang istri yang kesal akhirnya memukul kepala suaminya dengan
pemukul baseball, dan membuatnya tak sadarkan diri.
Ji Wook sebagai
jaksa kaget melihat kasusnya, kalau sang istri memukul kepala bagian belakang
suami dengan pemukul baseball. Sang istri membenarkannya, Bong Hee membela kalau klienya itu hanya
memukulnya sekali.
“Karena
pemukul baseball itu termasuk dalam daftar benda berbahaya..,menurut Pasal 258
Ayat 2 Hukum Pidana.., ini bisa dianggap sebagai kejahatan besar. Dengan
dakwaan ini, kau mungkin bisa dipenjara. minimum 1 tahun dan maksimal 10
tahun.” Ucap Ji Wook
“Kalau
begitu, apa aku harus dipenjara?” kata Si bibi khawatir.
“Kau mungkin
saja diberi masa percobaan” ucap Bong Hee. Dan Ji Wook pikir juga Mungkin tidak
dan ingin tahu alasanya.
“Suamiku
selingkuh. Aku memukul kepalanya secara impulsif.” Cerita istrinya.
“Tapi tetap
saja, itu tidak memberikan alasan bagimu untuk melakukan tindakah itu.” Ungkap
Ji Wook
Si bibi
pun hanya bisa tertunduk meminta maaf, Bong Hee pikir Lukanya kecil dan klienya
itu memberi alasan logis untuk tindakannya selain itu mereka juga memiliki surat
pernyataan dari korban bahwa dia tidak ingin istrinya dihukum menurutnya itu
sudah cukup untuk mendapatkan masa percobaannya, Ji Wook pikir kalau bukan ia
yang memutuskanya.
“Jadi,
kapan... perselingkuhan suamimu dimulai?” tanya Ji Wook. Si bibi menjawab kalau
Itu dimulai Juli 1987. Ji Wook dan Bong Hee kaget mendengarnya.
“Apa Kau
mengatakan dimulai Juli 1987?” ucap Ji Wook memastikan kalau tak salah dengar.
Si bibi membenarkan.
“Itu
terjadi 30 tahun lalu. Karena syok dan marah saat itu.., meninggalkan pemukul
baseball tanpa menyadari apa yang sudah dia lakukan. Aku sudah lama bertahan hidup
menderita dengannya.” Ungkap Sang istri.
Ji Wook
berusah mengerti kalau Perselingkuhannya
terjadi 30 tahun yang lalu dan bertahan dengannya.
Ji Wook
dan Bong Hee berjalan ditaman, Bong Hee bertanya apakah Ji Wook tidak bisa
paham dengan klienya itu, menurutnya ia
sedikit memahaminya. Ji Wook pun tidak tahu dan merasa tidak bisa memahaminya.
“Dengarkan
aku. Itu terjadi 30 tahun lalu. Jika perselingkuhannya membuat trauma dan
meninggalkan rasa sakit yang dalam.., dia harusnya menyelesaikannya saat itu, entah
dia cerai atau memukulnya.” Ungkap Ji Wook
“Dia
pasti ingin melakukan itu, tapi mungkin dia tidak bisa. Mungkin dia bertahan
dengannya demi kebaikan anak-anaknya. Atau secara finansial, dia masih belum
bisa melakukan itu. .” Ucap Bong Hee.
“Meski
itu benar, inilah keputusannya “ komentar Ji Wook. Bong Hee pikir Itu bukan
keputusannya. Ji Wook pun ingin tahu apa keputusannya?
“Bagaimanapun,
pikirkan betapa hancur dan sedihnya dia karena memukulnya setelah 30 tahun. Aku
yakin dia merasa sedih.” Ungkap Bong Hee.
“Terlepas
dari alasannya, ini adalah kekerasan. Ini tidak benar.” Komentar Ji Wook.
“Aku
tidak bermaksud membenarkan tindakannya. Poin di sini adalah dia pasti sudah
merasa menyedihkan.” Ungkap Bong Hee.
“Kenapa
dia menahan dendam selama 30 tahun? Katakan bahwa dia tidak bisa menceraikannya
karena alasan keuangan. Lalu, dia pasti sudah sangat marah kepadanya.” Jelas Ji
Wook
Bong Hee
pikir Ini tidak sesederhana seperti yang dikatakan Ji Wook, menurutnya klienya itu sudah mencoba bertahan
dengan suaminta tapi tidak bisa dan mengamuk. Ji Wook pikir Kenapa dia
mengamuk, menurutnya.. Bong Hee langsung menghentikan perdebatan dengan
mengatakan kalau sangat mengerti.
“Klienku
membuat kesalahan. Dia sudah melakukan hal yang buruk.” Kata Bong Hee dengan
nada sedikt tinggi.
“Maksudku
adalah... itu bisa berkembang menjadi pembunuhan dalam keluarga. Kurasa kau
langsung lompat ke kesimpulan.” Jelas Ji Wook
“Kau membuat
klienku jadi pembunuh karena dia memukul dengan stick baseball sekali.” Kata
Bong Hee. Ji Wook pikir bukan seperti itu maksudnya.
“Sangat
sulit dimengerti bagiku kenapa kita harus bertengkar karena ini. Bong Hee, ini
tak ada sangkut pautnya dengan kita. Selain itu, kita tidak menyimpan perasaan
terluka. Kita tidak pernah berkelahi karena itu.” Ucap Ji Wook memegang tangan
Bong Hee.
Bong Hee
melepaskan tangan Ji Wook bertanya apa yang membuat berpikir seperti itu. Ji Wook bertanya apakah Bong Hee punya
perasaan yang terluka. Bong Hee mengaku Pada saat Ji Wook menghindari
ciumannya.
Flash Back
Bong Hee
yang ingin memberikan ciuman setelah membawa jus, dan Ji Wook langsung
menghindarinya karena kegalauan dirinya.
Bong Hee
pikir Ji Wook itu tak tahu perasaanya saat itu, Ji Wook terlihat gugup berusaha
menjelaskanya. Tapi Bong Hee mengaku merasa bisa mengerti dengan perasaannya
kala itu tapi menurutnya kapan pun memikirkannya, masih membuatnya kecewa.
“Awasi
kepalamu... Dendamku mungkin bisa meledak 30 tahun yang akan datang.” Pesan Bong
Hee lalu beranjak pergi. Ji Wook mengejarnya meminta agar menunggunya.
Ji Wook
dkk berjalan bersama, Tuan Byun bertanya-tanya pada Ji Wook yang kelihatan
murung hari ini. Eun Hyuk pikir Ji Wook sedang bertengkar Bong Hee. Tuan Bang
meminta agar Eun Hyuk untuk diam saja. Tuan Byun bertanya kesalahan apa yang
dibuat Ji Wook.
“Itu... Aku
tahu yang kulakukan salah.., ...tapi pada saat yang sama, aku tidak bisa benar-benar
paham apa yang kulakukan salah.” Ucap Ji Wook
“Karena
itulah aku tidak bisa berkencan dengan siapapun. Sangat sulit mengerti kemauan
wanita.” Ungkap Tuan Bang
“Hei,
kalian. Berhenti... Saat jadi seperti ini.., kalian harusnya datang kepadaku
meminta nasihat. Apa ada dari kalian... yang sudah hidup lama dengan wanita
dibanding denganku? Tidak ada, kan? Pengalamanku dengan istriku... selama 30
tahun mengajariku... kalau tak ada jawaban yang tepat.” Jelas Tuan Byun
“Saat
wanita kalian sedang dalam mood yang jelek, jadi budak saja. Dan mengatakan,
"Maafkan aku." Kemudian kalian tidak perlu khawatir apapun lagi.” Saran
Tuan Byun bangga
Tuan Bang
bertanya apakah Dalam keadaan apapun. Tuan Byun mengangguk. Dengan menyuruh
para pria membungkuk dan meminta "Maafkan aku."
Nyonya
Hong membanting gelas terlihat kesal bertanya kesalahan apa yang dibuat. Tuan
Byun pikir pasti bisa menjawabnya, dengan meminta Maaf atas segalanya. Nyonya
Hong benar-benar tak bisa mengerti karena Nyonya Hong itu tidak tahu harus
minta maaf karena apa. Tuan Byun mengaku.
“Oh,
benar. Aku mabuk semalam...” kata Tuan Byun. Nyonya Hong makin tak bisa terima
kalau Tuan Byun yang mabuk karena sebelumnya bilang tidak mabuk.Tuan Byun mengaku kalau hanya
sekali minum
“Kita
bicarakan itu nanti. Aku bukan bicara tentang itu. Apa kesalahanmu yang lain?”
kata Nyonya Hong, Tuan Byun hanya bisa diam sambil mengambil minumanya.
“Coba
Lihatlah dirimu... Kau tak punya petunjuk. Apa Kau pikir meminta maaf akan menyelesaikan
masalah? Apa Kau sudah lupa? Kau bahkan tidak mengatakan kalau anakku tertusuk
perutnya.” Ucap Nyonya Hong
Tuan Byun
mengerti maksudnya, menjelaskan kalau tidak mau membuat Nyonya Hong khawatir saat sedang liburan. Nyonya Hong
menyuruh Tuan Byun untuk diam, menurutnya Liburan itu bukan masalah besar
dengan sikap Tuan Byun membuatnya makin membencinya. Tuan Byun berbisik Luka Ji Wook tidak
seserius itu.
Bong Hee
masuk ke dalam rumah dengan penuh keringat. Ji Hae heran melihat Bong Hee yang berkeringat
larut malah padahal sedang musim panas. Bong Hee menceritakan kalau dirinya hanya
sangat marah. Yoo Jung ingin tahu alasan Bong Hee marah.
“Noh Ji
Wook dan aku bertengkar untuk pertama kalinya.” Cerita Bong Hee. Ji Hae
berkomentar kalau itu bagus. Yoo Jung juga mengaku kalau membuatnya senang.
Bong Hee pun hanya bisa menatap sinis.
“Aku
hanya tidak bisa paham. Kami sangat saling peduli meski melewati semua itu.
Kenapa kami bertengkar karena hal kecil dan tak signifikan? Ini membuatku marah
dan bingung.” Jelas Bong Hee.
“Itu
karena...hal biasa bisa jadi menakutkan. Saat orang-orang di sekitarmu menentang
hubunganmu.., mka cinta di antara kalian berdua semakin dalam.., dan kalian
akan makin lengket. Lalu...” ucap Ji Hae. Bon Hee menunggu kelanjutanya.
“Katakan
saja semua masalah dan rintangan hilang.., dan orang-orang seperti,
"Baiklah. Lakukan apapun yang kalian mau." Saat itulah pasangan
bertengkar dan putus. Saat itulah masalah muncul.” Jelas Ji Hae.
Bong Hee
ingin tahu kenapa bisa seperti itu. Yoo Jung juga penasaran juga. Ji Hae
menjelaskan Saat tak ada masalah dari luar masalah pasti membesar dari dalam,
menurutnya mereka berdua akan mulai memperhatikan kekurangan masing-masing dan
mencari alasan kenapa mereka tidak cocok Lalu akan saling bosan.
“Itulah...
yang akan terjadi dalam waktu dekat.” Ungkap Ji Hae. Bong Hee tak percaya
sambil melempar bantal pada temanya. Ji Hae mengatakan kalau itu adalah fakta. Yoo
Jung menyuruh Bong Hee ikut memukulnya.
“Inilah
yang menunggumu dalam waktu dekat. Itu akan terjadi segera.” Ejek Ji Hae sambil
menari-nari.
Bong Hee
dan Ji Wook bertemu di depan pintu, keduanya pun dengan sedikit tak nyaman
memberikan ciuman selamat pagi. Ji Wook
akhirnya mengungkapkan permintaan maafnya, Bong Hee bertanya alasan minta maaf.
Ji Wook binggung menjelaskan dan mengaku kalau bukan seperti itu. Bong Hee
makin tak mengerti dengan yang diucapkan Ji Wook.
“Maafkan
aku atas segalanya dan Aku tidak tahu.” Kata Ji Wook lalu bergegas pergi.
“Seperti
prediksi.., hidup damai kita sehari-hari memberi kita hadiah. yang disebut
konflik internal.” Gumam Bong Hee melihat sikap Ji Wook.
Bong Hee
masuk ke dalam rumah dengan membawa koper, Ji Wook terlihat bahagia karena Bong
Hee akhirnya kembali, menurutnya itu karena Bong Hee pasti sangat rindu dan
sadar mau tinggal dengannya. Jadi Karena itulah kembali ke rumah. Bong Hee
mengaku kalau bukan itu.
“Aku ada
wawancara dengan media hari ini. Semuanya membicarakan soal bagaimana ketidakbersalahanku
terbuktikan. Aku harus mengambil foto, jadi aku membawa semua pakaianku.” Ucap Bong
Hee. Ji Wook pun hanya bisa menghela nafas panjang.
Bong Hee
keluar dengan baju garis-garis dan Ji Wook berkomentar kalau itu bagus. Bong Hee pikir itu tdak karena tidak terlalu
suka dengan pakaian ini lalu menganti dengan pakaian yang lain. Ji Wook kembali
berkomentar kalau kali ini cukup bagus bahkan terlihat keren. Bong Hee meminta
Ji Wook agar jujur saja dengan wajah sedih kembali masuk kamar.
“Kau
terlihat... Aku tidak tahu bagaimana dengan lengkungan yang ada di tengah. Garis-garis
itu mungkin terlihat terlalu mengganggu juga.” Komentar Ji Wook melihat Bong
Hee keluar dengan senyuman bahagia.
“Ini
pakaian yang paling kusukai sejauh ini, “ ungkap Bong Hee lalu Ji Wook bergumam
kalau mereka menemukan sisi yang tak diketahui datang sebagai kejutan.
[Satu tahun kemudian]
Tuan Bang
membawakan tumpukan berkas diatas meja Ji Wook, sambil mengatakan kalau jangan
menyalakanya tapi Salahkan jaksa utama yang terus menugaskan Ji Wook ke semua kasus, serta salahkan Ji Wook sendiri karena terpilih sebagai jaksa
terburuk tiap tahun.
“Aku
terlalu punya banyak pekerjaan.” Keluh Ji Wook lalu berteriak kesal sambil
mengumpat lalu buru-buru mengirimkan pesan pada Bong Hee. “Bong Hee, kurasa hari ini...Aku tidak bisa makan denganmu
hari ini.Bagaimana ini?”
“Terserah.
Dia mementingkan pekerjaan daripada aku.” Ucap Bong Hee kesal dan disadarkan
oleh seorang klien yang duduk depanya sampai terlonjak kaget.
“Dan kami sedikit berkelahi
karena masalah yang tidak signifikan.”
Bong Hee
dan Ji Wook terlihat sangat sibuk dengan pekerjaan masing-masing sebagai
pengacara dan juga Jaksa. Bong Hee terlihat banyak sekali klien yang datang
memintanya sebagai pengacara.
Ji Wook
memeriksa ponselnya saat didepan mesin foto copy, lalu mengomel sendiri. Tuan
Bang yang mendengarnya bertanya siapa yang dimaksud. Ji Wook mengatakan kalau
Wanita ini sudah hilang 3 hari, bahkan tidak meneleponny sama sekali.
“Apa
Kalian berdua berkelahi lagi?” tanya Tuan Bang, Ji Wook pikir Bukan perkelahian.
“Aku
adalah korban. Dia tidak memberitahu apa kesalahanku...” ucap Ji Wook lalu
terdiam saat melihat Bong Hee yang datang.
Bong Hee
pun menyapa Tuan Bang yang bertanya alasanya, ia mengaku kalau mau makan
jjajangmyeon, Ji Wook yang kesal merasa Bong Hee menganggap kantornya itu
restoran Cina. Bong Hee pikir sebaiknya pergi saja. Ji Wook yang tak bertemu
Bong Hee langsung menahanya untuk tak pergi dan menyuruhnya duduk.
“Ini Golden
Gate, kan? Kami ingin pesan jjajangmyeon ukuran dua porsi dengan seafood dan
dua ukuran biasa. Kami juga ingin daging babi asam manis, ayam pedas, dan udang
cabai. Kami akan memesan semua masakan yang terkenal dari sana. Pacarku yang
sangat kucintai mengunjungiku. Pesan saja yang ada di menu.” Ucap Ji Wook. Bong
Hee yang mendengarnya hanya bisa menahan senyuman bahagia.
“Tapi kehidupan sehari-hari kami
yang damai... tetap berjalan seolah tak ada yang terjadi.”
Yoo Jung
duduk di depan Eun Hyuk dengan tatapan sinis. Eun Hyuk melihatnya bertanya
apakah ada sesuatu yang terjadi. Yoo
Jung mengaku Tidak tapi akhirnya tak bisa menahan amarahnya, karena semalam keluar minum, tapi tidak
meneleponnya bahkan tidak menjawab teleponnya. Eun Hyuk pikir Yoo Jung tahu
tahu perusahaan tempatnya berkerja sebagai pengacara.
“Mereka
mengadakan makan malam tim.Aku pergi sampai larut, Kupikir kau sudah tidur.Dan
aku minum sedikit jadi mabuk juga. Aku takkan melakukannya lagi. Kumohon?” ucap
Eun Hyuk menjelaskan. Yoo Jung yang kesal terlihat masih cemberut.
“Tunggu.
Aku melihatmu tersenyum.” Ucap Eun Hyuk. Yoo Jung pun meminta agar Jangan
pernah lakukan itu lagi. Eun Hyuk berjanji dan menyuruh Yoo Jung makan.
Di
samping mereka terlihat Ji Hae duduk dengan wajah dongkol melihat kemesraaan
keduanya. Eun Hyuk berjanji akan menelepon dan terus menelepon mulai sekarang.
Ji Hae merasa kalau itu tak lucu dan Lebih baik seperti sekarang daripada
keduanya yang hanya tertawa keras.
Ji Hae
minum sendirian di ruang tengah, Bong Hee berbaring masih asyik dengan ponselnya.
Ji Hae pun bertanya apakah Bong Hee
masih suka klepek-klepek dan jatuh cinta tiap kali melihat Ji Wook. Bong
Hee tak mengerti maksud pertanyaan Ji Hae beerpikir sedang mabuk. Ji Hae pikir
Bong Hee tak merasakan itu.
“Ini
memang gila, aku masih klepek-klepek dan jatuh cinta kepadanya.” Kata Ji Hae
“Terkadang,
aku masih jatuh cinta kepadanya.” Ungkap Bong Hee.
“Dia
sangat menjengkelkan. Ada apa denganku?” ungkap Ji Hae seperti merasa salah
bercerita pada Bong Hee.
Ji Wook duduk
sebagai jaksa dan Bong Hee duduk sebagai pengacara di ruang sidang. Akhirnya Ji
Wook memberikan pernyataanya pada hakim, Kesaksian dan pernyataan dari korban yang
menyaksikan tindakan tidak pantas Kang Jin Wook memang sesuai. Karena
pernyataan dan kesaksian mirip dengan apa yang terjadi...
“Tidak
ada bukti seperti rekaman CCTV dan rekaman kamera blackbox. Yang Mulia, tak ada
saksi lain juga.” Ucap Bong Hee.
“Namun,
terdakwa punya catatan ditangkap karena mengadakan pertunjukkan tidak pantas. Urutan
bagaimana dia melepas bajunya sama persis. Jika aku harus memberitahu Anda
urutan melepas bajunya... Dia melepas jaket baru celananya. Setelah itu dia
melepas bajunya. Inilah urutannya.” Kata Ji Wook.
“Tidakkan
Anda pikir terlalu kejam untuk menghukumnya karena dia melakukan kejahatan tersebut,
karena dia mempunyai cacatan kriminal yang sama? Selain itu, urutan melepas
pakaiannya tidak bisa dijadikan bagian dari klaim.” Kata Bong Hee membela diri.
“Terdakwa
menerima terapi karena dia suka pamer. Yang Mulia, menurut catatan kriminalnya,
seperti di sidang ini.., semakin banyak kerumunan dan makin banyak perhatian
yang diberikan orang kepadanya.., keinginannya melakukan hal tidak pantas
membesar.” Jelas Ji Wook
“Dia
disiplin menjalani terapi. Karena dia melakukan yang terbaik..,” kata Bong Hee
dan tiba-tiba panik melihat klienya yang tak bisa menahan hasratnya untuk
membuka baju.
Semua
langsung menutup mata, Bong Hee pun meminta hakim agar dipertimbangkan bahwa
kondisinya sudah benar-benar sembuh. Ji Wook memberitahu kalau Tuan Kang ingin
membuka celananya. Bong Hee mencoba menyadarkan klienya agar tak membuat kacau
persidangan.
Bong Hee
keluar dari ruang sidang masih tak percaya klienya bisa membuka semua pakaian
dalam ruang sidang. Ji Wook pikir sudah mengatakan untuk tidak melindunginya
karena tahu kalau pria itu memang benar-benar mesum. Bong Hee menegaskan kalau
dirinya itu hanya mencoba untuk hidup.
“Ada
20.000 pengacara. Aku tidak boleh pilih-pilih klien.” Tegas Bong Hee. Ji Wook
meminta agar Bong Hee bisa pilih-pilih.
“Omong-omong
ayahmu, Ketua Byun yang menerima kasus ini.” Ucap Bong Hee. Ji Wook mulai
mengumpat kesal pada ayah angkatnya.
“Oh, ya.
Hari ini, terdakwanya mesum. Kenapa kau selalu mendatangiku dengan keras karena
kau tidak mau kalah?” keluh Bong Hee kesal. Ji Wook pikir tak merasa seperti
itu dan balik bertanya dengan sikap Bong Hee.
“Kau
datang kepadaku dengan lebih keras daripada aku.” Kata Ji Wook. Bong Hee
langsung meminta mereka putus saja.
“Bong Hee,
kenapa kau selalu mengatakan itu sehabis sidang? Ini Kebiasaan.” Kata Ji Wook kesal
Bong Hee
pikir tidak mengatakan itu tiap kali. Ji Wook merasa Bong Hee yang selalu
mengatakannya pada sidang sebelumnya dan sebelumnya lagi juga. Bong Hee merasa
Ji Wook hanya melebih-lebihkan. Keduanya langsung tersenyum seperti keduanya
saling bisa mengerti.
“Kuharap... Kuharap...” gumam Bong Hee. Ji Wook bertanya apa yang ingin
dimakan Bong Hee, Bong Hee ingin makan nasi dan Ji Wook mengatakan ingin kakan
mie sup kacang dingin
“Hari-hari kami yang normal dan
biasa akan... berlanjut.”
Eun Hyuk
duduk mengantikan Ji Wook dengan kaca mata yang sama berkata kalau mereka
memiliki lebih banyak pemohon daripada yang mereka kira jadi lebih baik memilih
permohonan untuk ronde pertama. Bong Hee mengangkat tangan ingin ambil peran
untuk evaluasi ronde pertama.
“No, kau
tidak boleh... Kau akan memilih pemohon dilihat dari tampangnya.” Kata Tuan
Byun. Eun Hyuk tahu kalau Bong Hee memang bilang akan memilih pengacara muda
dan tampan. Ji Wook langsung melirik sinis.
“Kenapa
kalian menanggap leluconku serius ?” pikir Bong Hee. Yoo Jung mengangkat tangan
ini memilih yang kedua.
“Tapi
kenapa orang yang bukan dari firma ini ada di sini?” tanya Eun Hyuk heran.
Semua saling
menatap, Ji Wook pikir kalau rumahnya tempat mereka berkumpul. Eun Hyuk
menegaskan kalau ini adalah kantor. Tuan Byun setuju kalau ia juga yang membayar
uang sewa. Ji Wook pikir akan menambah
biaya sewa. Tuan Byun mulai mengumpat, Eun Hyuk tak bisa menahan amarah karena
rapat mereka mulai keluar jalur.
“Pengacara
Eun akan mengevaluasi pemohon. Apa agenda selanjutnya?” ucap Eun Hyuk.
“Kita
menerima tawaran konsultasi hukum di acara radio. Kurasa...” kata Bong Hee lalu
Tuan Byun mulai menyela ucapanya.
“Kata
"radio" membuatku teringat akan sesuatu. Saat aku masih muda dulu... Aku
melamar istriku melalui acara radio.” Cerita Tuan Byun yang mencoba mengingat
siapa penyiarnya saat itu. Tuan Byun mengeluh Tuan Byun yang kembali memulai
dengan ceritanya.
Ji Wook
dan Bong Hee memberi kode untuk segera keluar, Begitu juga Yoo Jung dan Eun
Hyuk. Tuan Byun langsung berteriak marah melihat semua yang keluar ruangan
selain Tuan Bang. Tuan Bang mengaku dirinya sangat kesepian.
“Kenapa
kau tidak ikut pergi besama mereka?” ucap Tuan Byun. Tuan Bang bertanya
haruskan ia pergi juga. Tuan Byun pun
meminta agar menemaninya saja.
Ji Wook
dan Bong Hee berjalan di taman dengan cuaca yang sangat nyaman, lalu Ji Wook
heran karena merasa tak ada seorangpun di dekat mereka. Keduanya melangkah
bersama dengan saling bergenggaman tangan erat, Ji Wook berhenti melangkah dan
menatap Bong Hee.
“Bong
Hee... Aku mencintaimu.” Ungkap Ji Wook. Bong Hee membalas kalau mencintainya
juga. Ji Wook langsung memasangkan sebuah cincin dijari manis Bong Hee.
“Aku... akan
mencintaimu seumur hidupku.” Ucap Ji Wook
“Apa Kau
sedang melamarku sekarang?” tanya Bong Hee yang terlihat gugup. Ji Wook
membenarkan dengan senyuman sumringah.
“Dimana
nyanyian? Apa Kau tidak punya nyanyian?” ucap Bong Hee. Ji Wook kebinggungan. Dan
saat itu Bong Hee memberikan kecupan di bibir Ji Wook.
“Meski
kau tidak bernyanyi untukku.., jawabanku adalah "ya".” Kata Bong Hee.
Ji Wook
bahagia mendengarnya, Bong Hee berjanji mencintai Ji Wook seumur hidupnya,
keduanya pun kembali berjalan dengan Ji Wook yang mulai menyanyi ♪ Ada banyak alasan Kenapa aku mencintaimu♪
“Aku sangat bahagia... karena aku bertemu
denganmu. Kau, cintaku.” Ucap Keduanya bersama-sama sambil bergandengan tangan.
THE
END
good drama
BalasHapuslove untuk couple sweat nhi,,
BalasHapus