Duk Soo
memanggil Eun Ho yang minta pengurangan nilaimu dibatalkan . Eun Ho pikir
Setidaknya harus berusaha. Sementara Sa Rang masih saja terkesima dengan Issue
sebagai cowonya. Eun Ho dai Duk Soo mencabut rumput ditaman.
“Mau
sampai kapan kita selesai mencabuti semuanya? Ini membuatku gila. Aku tidak
sanggup lagi.” Keluh Duk Soo
“Kau tidak
punya pilihan lain. Kenapa kau melakukan sesuatu yang akan membuatmu
dilaporkan? Kau membuat suasana hatiku rusak. Semua ini salahku.” Ucap Eun Ho
sambil memukul Duk Soo.
Duk Soo
mencoba menghindar dan Dae Hwi datang memberikan minuman pada keduanya, Duk Soo mengucapkan terimakasih dan hampir
mati karena dehidrasi. Duk Soo curiga karena Dae Hwi yang mendadak memberi
minuman. Dae Hwi mengaku hanya merasa keduanya pasti akan kepanasan.
“Bukan
karena.. kau merasa bersalah pada kami 'kan?” ucap Eun Ho curiga. Dae Hwi
terlihat sedikit gugup.
“Hei.... Kami
ini punya hubungan yang dekat.” Ucap Duk Soo memeluk Dae Hwi dengan bangga.
“Kalau
ada cara untuk mengurangi pemotongan poin kalian.. aku akan memberitahu kalian.”
Kata Dae Hwi. Duk Soo pun berterimakasih.
Byung Joo
membacakan puisi di depan kelas pada pelajar Guru Goo “Seperti kue beras yang
lengket maka cinta juga akan membuat mereka lengket. Jangan merasa tertekan dan
tetaplah bersama dalam keabadian. Selamanya.” Guru Goo akhirnya memanggil Eun
Ho sebagai yang terakhir.
Oke. Yang
terakhir. Ra Eun Ho.
“Judulnya.
"Ini semua.. karena si X." Oleh Ra Eun Ho.” Kata Eun Ho. Semua pun
diam mendengarnya.
"Ini semua karena si X. Pengurangan
poin yang tidak seharusnya. Resiko akan dikeluarkan. Nilaiku jadi
"busuk". Aku sudah menyerah pada bangku kuliah. Ibuku sampai harus datang ke
ruang guru. Harus berlutut karena seseorang. Orang yang menghancurkan.. masa
SMA kita.. adalah seseorang bernama "X"... X... Saat aku memanggil
namamu, kau pasti.. akan kuhabisi, mengerti? Kau akan mati, mengerti? Kau pasti
akan mati.”
Semua
yang mendengarnya bisa menahan tawa, saat itu juga Tae Woon dan Dae Hwi seperti
mendalami puisi yang dibuat Eun Ho.
Guru Goo
pun selesai mengajar dan saat bel berbunyi Guru Shim masuk ruangan memberikan
kunci pada Dae Hwi kalaulupa membawa kunci utamanya. Dae Hwi mengaku juga harus menyerahkan semua formulir
belajar mandiri dan Guru Shim pun pamit pergi. Eun Ho melirik dari tempat
duduknya dengan wajah curiga.
“Ketua.. Kenapa
dia memberikan kunci utamanya padamu?” tanya Eun Ho.
“Oh, aku
harus ke beberapa ruangan sekaligus. Wakil Ketua Osis dan aku masing-masing
pegang satu kunci.” Jelas Dae Hwi.
Eun Ho
curiga dengan Dae Hwi terus mengikutinya sampai ke belakang sekolah, sampai
akhirnya ternyata melihat Dae Hwi yang bertemu dengan Nam Joo
sembunyi-sembunyi. Dae Hwi bertanya alasan Nam Joo yang memanggilnya untuk
datang. Eun Ho mencoba mengintip dari balik semak.
Nam Joo
menarik Dae Hwi seperti ingin menciumnya, tiba-tiba Tae Woon sudah berdiri
dibelakang Eun Ho bertanya apa yang dilakukaya. Eun Ho panik saat Tae Woon
melotot yang dilakukan Nam Joo dan Dae Hwi.
Dae Hwi
menolak saat Nam Joo ingin menciumnya, terlihat binggung dengan sikap pacarnya.
Nam Joo pun menanyakan alasan Dae Hwi ingin berpacaran denganya. Dae Hwi terlihat binggung akhirnya mengaku
kalau Nam Joo cantik.
“Kebanyakan
orang akan menjawab, "Karena aku menyukaimu" saat mereka ditanya
begitu.” Ucap Nam Joo terlihat kecewa.
“Apa aku
membuatmu tersinggung? Aku menyukai segala yang ada pada dirimu. Kecantikanmu..
semuanya.” Jelas Dae Hwi. Nam Joo bertanya apakah memang Semua yang ada
padanya. Dae Hwi pun memberikan kecupan di kening Nam Joo.
Eun Ho
jalan dengan Tae Woon dengan wajah gugup, lalu dengan terbata-bata bertanya
apakah Tae Woon pernah berciuman. Tae Woon pikir Eun Ho gila menanyakan
pertanyaan itu. Eun Ho mengartikan Tae Woon yang juga belum pernah.
“Tentu
saja. Bukan cuma aku yang belum pernah ciuman.”kata Eun Hoo. Tae Wook pikir Eun
Ho makin gila mengartikan hal itu.
“Tentu
saja aku pernah... Bahkan anak SD pun pernah.” Kata Tae Woon. Eun Ho berbicara
sendiri kalau Anak-anak sekarang gesit
juga rupanya.
“Kenapa?
Apa kau.. mau berciuman dengan si Jong
"Burung" itu atau apa pun itu?” kata Tae Woon dengan nada tinggi.
“Kenapa
memangnya? Itu 'kan bukan urusanmu. Bukan urusanmu, aku mau bergulat dengannya
atau mau menciumnya. Jangan ikut campur.” Kata Eun Ho.
Tae Woon
menegaskan Eun Hoo masih di bawah umur tahu. Byung Joo sambil meminum susu
datang bertanya apa yang ingin dilakuan Eun Ho dengan seekor burung.Eun Ho yang
gugup memilih untuk pergi.
“Apa Eun
Ho memelihara burung? Wah, kau benar-benar pejuang lingkungan yang hebat.
Haruskah aku memelihara burung juga?” ungkap Byung Joo polos. Tae Woon hanya
bisa melarang Byung Joo melakukanya.
Keluarga
Ra bersiap-siap untuk berjualan ayam, Tuan
Ra merasa kalau Eun Ho lapar dan ingin melihatnya. Nyonya Kim dengan
pisaunya memperingatkan Tuan Ra agar tak menganggunya Eun Ho karena mereka
harus tenang dan memastikan agar tetap nyaman, serta Jangan sampai mereka membuatnya stres.
“Benar.
Ini demi masa depannya.” Ucap Tae Sik. Nyonya Kim memperingatakan kalau mereka
tak boleh menganggunya.
Eun Ho
berada di kamar, Tuan Ra masuk memberikan makanan meminta anaknya agar jangan
menghiraukan dan terus mengambar. Lalu ibunya ikut memasuk membawa segelas teh
hangat, agar Ini membantu berkonsentrasi.
Tae Sik
ikut berdiri di depan pintu. Eun Ho kesal melihatnya. Tae Sik memperlihatkan
selembar uang kalau itu sudah seperti nyawa bagikny. Eun Ho terlihat bahagia
mengambilnya, Tae Sik menasehati Eun Ho agar meLakukan yang terbaik untuk
kompetisinya.
Sa Rang
duduk di halte sambil mengoceh "Nama macam apa itu Cherry on Top?"
den berpikir kalau itu Anggota cadangan dan mengumpat kalau Mereka semua pasti
sudah ingin mati. Kyung Woo datang bertanya siapa yang dilihatnya. Sa Rang pun
mendekat memperlihatkan ponselnya kalau itu adalah “Issue-ku tercinta.”
“Bukankah
dia tampak bersinar? Bukankah dia keren?” kata Sa Rang, Kyung Woo langsung
mengelengkan kepala. Sa Rang yang kesal memilih untuk menjauh.
“Tariannya
tidak sesuai dengan Nada dan suaranya tidak cocok dengan lagunya.” Ucap Kyung
Woo. Sa Rang makin kesal mendengarnya.
“Suaranya
lebih bagus darimu, tahu.” Kata Sa Rang. Kyung Woo pun hanaya diam saja.
Sa Rang
memberikan pijatan pada Eun Ho kalau Ini akan membuat tubuh dan jiwanya rileks
dengan bangga kalau dirinya adalah ahli kalau soal ujian. Eun Ho pun
mengucapkan terimakasih dengan merasakan senang merasakan pijatan dari temanya.
“Kau ikut
tes di mana lagi sekarang?” tanya Eun Ho. Sa Rang mengatakan Perekrutan PNS di Chungnam dan Gyeongbu dan Dua
malam. Eun Ho bertanya apakah itu maksudnya 3 hari.
“Aku
sudah mulai bosan” keluh Eun Ho. Sa Rang memijat bagian kepala kaau ini akan
menjernihkan Eun Ho karena ia hanya pergi 3 hari saja.
**
Guru Goo
masuk ke dalam kelas, Sa Rang sedang memijat melonggo dan menutup wajah
temannya karena terkesima. Dengan wajah
terpanan, Sa Rang mengatakan Mungkin tidak akan ikut ujian kali ini dan tidak ingin
meninggalkan sekolah ini bahkan sedetikpun.
“Kita
kedatangan murid pindahan. Dia adalah seorang penyanyi terkenal. Jadi Siapa
namamu?” ucap Guru Goo mencoba memperkenalkan murid baru.
“Issue....
Hai teman-teman... Aku baru pindah hari ini... Namaku Kang Hyun Il. Senang
bertemu dengan kalian.” Kata Issue memperkenakan diri. Sa Rang melihat Idolnya
tak bisa menutupi kebohongan kalau sangat menyukainya.
Eun Ho
mempersiapkan Buku sketsa, Tiket dan siap berangkat. Tae Woon sambil berjalan
bertanya apakah Eun Hao akan pergi ke acara kompetisinya, lalu dengan nada
mengejek agar memastikan tak ada yang terlupa dengan panggilan bodoh. Eun Ho
kesal dipanggil bodoh.
“Apa Kau
sebegitu sukanya mengusili orang?” keluh Eun Ho kesal, Tae Woon mengaku tak
seperti itu.
“Aku
hanya suka mengusili orang-orang bodoh saja.” Kata Tae Woon. Eun Ho pikir kalau
dirinya lebih dewasa jadi harus sabar.
Eun Ho
sudah siap pergi tapi melihat ban sepedanya yang kempes lagi, saat itu juga
mengambil helm dan mendekati Tae Woon seperti ingin menumpang. Tae Woon menyuruh
Eun Ho agar naik bus saja dan Jangan naik sepeda tua itu lagi.
“Aku
tidak bisa naik bus... Bisa tidak aku...” ucap Eun Ho berusaah merayu.
“Aku
sibuk sekali mulai detik ini. Aku harus belajar supaya bisa lebih dewasa.” Kata
Tae Woon.
“Hei,
jantanlah. Jangan jadi cowok pelit. Aku membuatmu kesal, benar'kan? Tentu...
Kalau jadi kau, aku juga akan kesal.” Ucap Eun Ho terus mencoba agar Tae Woon
mau mengantarnya.
“Jadi,
dirimu yang sudah dewasa ini.. Tidak bisakah kau mengantarku? Aku tidak boleh
sampai telat ke acara kompetisinya.” Kata Eun Ho
“Kau
harus bilang "Kumohon beri aku tumpangan, Oppa” kata Tae Woon. Eun Ho pun
tak bisa memanggil temanya sendiri “Oppa”
Tapi
akhirnya Eun Ho pun diantar sampai ke tempat kompetisi dan langsung turun dari
motor lalu berlari masuk. Tae Woon melihat Eun Ho masih mengunakan helm ingin
memberitahu untuk melepaskanya. Eun Ho kembali berlari pada Tae Woon, dengan
gaya genitnya mengucapkan terimakasih. Tae Woon hanya bisa tersenyum melihat
tingkah Eun Ho yang lucu, lalu mengirimkan pesan “Lepaskan helmnya dan
bersikaplah dewasa.”
Bit Na
dan teman lainya mendatangi guru Shim kalau pasti tahu siapa orangnya dan
berjanjitidak akan mengatakannya pada siapapun. Guru Shim menegaskan kalau tidak
bisa mengatakannya. Bit Nam pikir tidak adil kaena Yang menerima dan
mempercayai semua laporan itu guru Shim.
“Apa
Bapak sudah memeriksa..fotonya asli atau tidak? Itu bisa saja dipalsukan.”kata
Bit Nam membela diri.
“Bapak
ragu mereka akan memalsukannya. Jadi Mari kita saling percaya.” Kata Guru Shim.
“Sekolah
jadi kacau begini karena Ra Eun Ho. Kudengar Eun Ho kemungkinan adalah kaki
tangannya X?” ucap Guru Jang seperti di sengaja. Guru Shim langsung berteriak
memperingatkan guru Jang kalau Itu tidak benar.
“Apa
maksudmu tidak benar? Kudengar sistem pengurangan poin ini dilakukan untuk
menangkap X.” Kata Guru Jang. Guru Jung langsung berpura-pura kalau ada lalat
yang lewat
“Kenapa
Eun Ho.. sampai melakukan itu? Kenapa dia menyebabkan semua kekacauan ini?”komentar
guru lainya. Guru Jang juga berpikiran yang sama.
Bit Na
langsung menyimpulkan kalau semua karena Eun Ho, Guru Shim menegaskan kalau itu
bukan karena Ra On.
Akhirnya
Bit Na kembali ke kelas langsung melabrak Eun Ho kalau semua itu terjadi
karenanya. Eun Ho dibuat binggung. Bit Na mengaku kalau mendengar sistem
pelaporan dan pengurangan poin ini bisa ada karena Eun Ho, dikarenak sekolah
ingin menangkap X. Eun Ho menjelaskan bukan seperti itu.
“Sistem
poin ini ada.. karena dia. Kepala Sekolah dan dia berkonspirasi untuk membuat
kita menangkap si X dengan tangan kita sendiri. Kau dengar juga, 'kan?” ucap
Bit Na meminta saksi. Temanya pun mengaku kalau bisa mendengarnya.
“Kita
saling serang karena kau. Hei! Apa yang akan kau lakukan pada nilai-nilai
sekolahku? Eun Ho! Sebaiknya kau bereskan semua ini.”teriak semua anak yang
menyudutkan Ra On. Tae Woon hanya menatap dengan senyuman mengejek.
“Sudah
cukup, Kita masih belum tahu
kepastiannya. Jadi hentikan semua ini. Lagipula X 'kan belum tertangkap.” Ucap Dae
Hwi membela.
“Itu
sudah pasti, Pak Shim yang bilang. Apa yang akan kau lakukan sekarang?” kata Bit
Na merasa Eun Ho pasti senang.
Eun Ho
duduk ditaman lalu 3 pria mendekatinya lalu bertanya siapa mereka. Salah satu
pria memberitahu kalau ia adalah kaka seniornya dengan memperlihatkan name
tagnya. Ia memberitahu kalau Ujian masuk
kuliah sudah di depan mata dan mereka harus dibuat stres karena adanya sistem
pengurangan poin ini.
“Kami
adalah anak-anak kelas 3 yang stres. Tapi kau sepertinya santai sekali.” Ucap Si
senior. Eun Ho menegaskan kalau bukan ia. Tapi si senior tak percaya merasa Eun
Ho yang berbohong lalu mengambil buku gambar Eun Ho.
Eun Ho
meminta dikembalikan tapi karena pendek tak bisa mengambilnya, saat itu Tae Woon
datang bisa mengambil buku gambar milik Eun Ho dengan mengeluh kalau Ini
benar-benar menjengkelkan. Kakak kelasnya menyuruh Tae Woon untuk
mengulanginya.
“Persis
seperti apa yang kau dengar. Aku merasa jengkel padamu.”ucap Tae Woon. Si senior
tak terima karena berani bicara pada yang lebih tua.
“Aku
memang sudah kurang ajar dari sananya. Aku tidak punya etika. Aku memang
berengsek. Jadi kalau kau masih mau hidup, enyahlah sana.” Kata Tae Woon.
Si senior
mulai menyerang, tapi Tae Woon bisa membuat seniornya jatuh. Dengan wajah tak
terima si senior menegaskan bahwa Ini namanya kekerasan di sekolah. Tae Woon
pun tak takut agar melaporkan saja dan
pasti seniornya itu akan dikeluarkan karena sekolah ini miliknya.
Eun Ho
pun hanya diam saja. Salah satunya tahu kalau Tae Woon adalah anak direktur
sekolah. Salah satunya pun hanya bisa mengancam Eun Ho lalu bergegas pergi. Tae
Woon pun mengembalikan buku gambar milik Eun Ho dan Eun Ho pun melangkah pergi.
Eun Ho
masuk kelas dengan wajah sedih melihat lokernya kalau sudah banyak air dan
membuat semua bukunya basah. Bit Na yang melihatnya, tersenyum licik bisa
membalas dendam. Akhirnya Eun Ho pergi ke ruangan Kepsek dengan wajah kesal.
“Bapak
'kan sudah janji akan menghapus semua pengurangan Poinku kalau aku berhasil
menangkap X.” Ucap Eun Ho marah
“Eun
Ho... Kau akhirnya sadar juga.” Ucap Kepsek Yang
“Hapus
semua pengurangan poinku dan tulislah rekomendasi untukku. Katakan bahwa aku
ini adalah orang yang berjasa menegakkan kedisiplinan di sekolah ini.” Ucap Eun
Ho. Kepsek Yang menyetujuinya.
“Dan Bawa
saja si kunyuk itu ke sini.” Kata Kepsek Yang. Eun Ho menegaskan akan
membawanya Bagaimanapun caranya.
Tae Woon
berdiri di pakiran melihat Eun Ho merasa kalau seharusnya berterima kasih tadi.
Eun Ho yang sinis mengaaku tidak akan berterima kasih. Tae Woon dibuat kesal
mendengarnya.
“Tunggu
saja sampai aku berhasil menangkap.. X atau Y, atau siapalah itu. Maka Akan
kubunuh dia.” Tegas Eun Ho penuh amarah lalu pergi dengan sepedanya.
Tae Woon
berdiri diatap gedung, teringat kembali kenangannya dengan jam tangan berwarna
biru.
Flash Back
Tiga jam
tangan dipakai bersama-sama, Tae Woon, Dae Hwi dan satu teman lainya,
mengelukan nama Im Joong Gi. Mereka berpelukan kalau dengan berkata kalau Ini bukan jam persahabatan atau semacamnya.
Lalu
mereka naik motor bersama, terlihat ada sesuatu yang terbakar. Tae Woon menelp
ayahnya kalau Ada sebuah kecelakaan dan Joong Gi, terlihat Tae Woon yang
tergeletak berteriak histeris memanggil Joong Gi.
Tae Woon
menangis mengingat temanya, Eun Ho pergi ke tengah jalan tepat di bawah tiang
menaruh sebuah bunga dan berdoa. Dae Hwi menatap ponselnya membaca sebuah
berita “Balapan liar di jalan telah menewaskan satu orang” sebuah jam tangan
masih disimpan olehnya. Saat kejadian, Dae Hwi berteriak bertanya apa yang
terjadi pada Tae Woon.
Tae Woon
dibawa oleh beberapa orang, dan di bagian kalender kalau hari ini adalah
peringatan 1 tahun kematian Joong Gi. Lilin dinyalankan didepan foto kebersaan
ketiganya.
Tae Woon
datang dengan motornya, sang ayah sudah berdiri dipakiran. Tuan Hyun mengomel kalau sudah memperingatkan
jangan mengendarai motor itu dan
mengeluh anaknya yang memilih hobi yang membahayakan seperti itu. Tae Woon
terlihat marah dengan perbuataan yang dilakukan ayahnya.
“Berhenti
naik motor tidak akan bisa mengembalikan keadaan.” Kata Tae Woon
“Ayah tidak
tertarik pada semua itu, jadi berhentilah bersikap angkuh. Ayah tidak akan
berubah pikiran.” Tegas Tuan Hyun.
“Karena
itulah aku berusaha menemukan sesuatu yang besar, karena Ayah tidak akan
berubah karena sesuatu yang kecil.” Balas Tae Woon.
Semua
baru saja selesai belajar, Eun Ho sibuk
mengeringkan bukunya. Tae Woon masuk dan melihat tasnya yang jatuh dan sangat
marah ketika meliat jam tanganya jatuh dan pecah. Ia langsung melempar kursi
dan bertanya siapa yang melakukan itu padanya.
“Mengakulah
selagi aku masih bicara baik-baik. Siapa yang merusak ini?” teriak Tae Woon
langsung menendang meja dan menuduh siapa yang melakukanya. Semua terlihat
ketakutan.
“Apa
kelihatannya suasana hatiku sedang baik sekarang? Katakan padaku siapa yang
melakukannya. Siapa yang merusaknya, brengsek!” teriak Tae Woon marah
“ Sudah
cukup!” ucap Dae Hwi sebagai ketua kelas lalu melihat jam tangan milik Tae Woon,
seperti berusaha menahan rasa sedihnya.
Akhirnya Dae
Hwi menyuruh semua keluar Tapi Tae Woon mengancam kalau ada yang keluar maka
mereka semua akan mati. Dae Hwi berteriak menyuruh semua keluar. Akhirnya
mereka semua pun keluar dari ruangan. Eun Ho seperti tak ingin pergi, tapi Duk
Soo menariknya agar meninggalkan keduanya.
Tae Woon
langsung mengancam Dae Hwi yang ingin mati, Dae Hwi mendekat meminta Tae Woon
agar berhenti. Tae Woon menyuruh Dae Hwi diam dan menegaskan Suasana hatiku sedang buruk
sekarang.
“Kalau
kau memakai.. sampah itu, apa semua dosamu akan hilang juga?” kata Dae Hwi
“Kau
bilan ini Sampah? Kau sebut itu "sampah"?!!” ucap Tae Woon tak
terima.
Eun Ho
berjalan keluar tapi terlihat tak tenang, akhirnya menyuruh Duk Soo pergi lebih dulu dan kembali
berlari masuk ke dalam gedung. Tae Woon dan Dae Hwi pun mulai berkelahi dalam
kelas, saling memukul dan menendang.
Dae Hwi
dengan wajah babak belur, mengumpat Tae Woon yang pengecut. Tae Woon
memperingatkan Dae Hwai agar diam sebelu menghancurkanya. Dae Hwi pikir memang Itulah rencananya,
karena ingin menghancurkan sampah sekolah ini.
“Pasti akan
sangat menyenangkan.. kalau anak-anak tahu apa yang sudah kau lakukan.” Ucap Tae
Woon.
“Diamlah
kau, Pembunuh.” Balas Dae Hwi. Keduanya pun kembali berlari saling mendorong
dan berguling. Eun Ho masuk kelas melongo tak percaya keduanya bisa berkelahi.
Tae Woon dan Dae Hwi saling menatap seperti ingin saling membunuh.
Bersambung
ke episode 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar