PS
: All images credit and content copyright : KBS
Eun Ho
dan Bo Ra akhirnya duduk bersama, terpaksa harus menuliskan surat permohonan
maaf dan mengaku bersalah. Eun Ho mengumpat kesal dengan semua yang terjadi
padanya. Bo Ra pun meminta maaf, karena
semua adalah kesalahanya.
“Bukan, ini
tak masalah. Pada dasarnya mereka memang membenciku. Tapi... apa yang terjadi
padamu?” kata Eun Ho. Bo Ra pikir kalau itu
“Aku
tidak percaya kau yang melakukannya. Aku
yakin kau punya alasan.” Ucap Eun Ho. Bo Ra mengaku kalau seperti tak memiliki
alasan.
“Kau
tahu... Kita mungkin akan dikeluarkan, 'kan?” ucap Bo Ra sedikit ketakutan.
“ Itu
konyol. Kita tidak membunuh orang-orang. Tapi mereka terus berusaha mengusir
kita.” jelas Eun Ho yakin.
Bo Ra
pikir Itu lebih baik untuk sekolah yang tak memiliki anak murid seperti mereka,
karena mereka mendapat nilah rendah dan kita miskin. Eun Ho tak setuju menurutnya
kalau mereka yang memiliki nilai rendah dan miskin bkan berarti anak yang
nakal, lalu mengumpat kesal dengan membuang lembaran kertasnya. Bo Ra hanya bisa
tersenyum melihatnya.
Dae Hwi
menemui guru Shim, memberikan lembaran surat petisi yang sudah diisi. Guru Shim
pun mengucapkan terimakasih. Lalu Dae Hwi menenyakan apakah Eun Ho dan Bo Ra
akan baik-baik saja, Guru Shim pun sangat berharap seperti itu.
**
Guru Shim
dan Petugas Han melihat rekaman CCTV, melihat dari layar seseorang dengan jaket
yang ditutup wajahnya Petugas Han yakin kalau Anak ini tahu persis dimana posisi
kamera dan Cukup pintar. Guru Shim pikir si pelaku bukan seorang amatir.
“Jika
bukan amatir...mungkin saja pelakunya bukan siswa, 'kan? Betul 'kan. Eun Ho
tidak mungkin...” kata Guru Shim berusaha untuk menyakinkan.
“Justru
siswa lah yang tahu persis posisi kamera. Khususnya siswa yang sering pergi ke
ruang guru.” Ucap Petugas Han tiba-tiba merasa sangat lapar.
“Apa ada
Ramyeon?” tanya Petugas Han santai. Guru Shim malah panik mendengar Petugas Na
yang ingin Ramyeon, karen diartikan sebagai kiasan utk mengajak tidur
“Kenapa
juga jam segini aku ingin ramyeon dengan seorang wanita. Aku tidak seperti itu...
Kau hanya rekan kerjaku...” ucap Guru Shim.
“Maksudku,
kita makan ramyeon di jalanan. Memangnya apa yang kau pikirkan?”kata Petugas
Han heran dan tiba-tiba sengaja mendekat sampai membuat Guru Shim mundur dan
sedikit panik.
Petugas
Han dengan posisi mendekati Guru Shim mengatakan kalau Pelakunya ada di dalam sekolah. Guru Shim pun
terlihat bisa bernafas lega saat Petugas Han jauh darinya.
Dalam
sebuah kelas, bertuliskan “Tempat Les Moonjun” beberapa anak memegang ponselnya
dengan menonton video CCTV si pelaku. Seseorang mengirimkan pesan dalam grup harus
cepat melakukan sesuatu. Murid lainya memastikan kalau Itu tidak akan menyakiti
mereka. Si pelaku meminta agar mereka Jangan melakukan hal mencurigakan.
Eun Ho
sedang berjalan di taman sekolah, lalu Petugas Han memanggilnya dan menunjuk
sebuah bukti kalau Mungkin ini pelakunya. Eun Ho dibuat binggung. Petugas Han
memberitahu kalau Seseorang yang memiliki darah yang menempel pada kaca
jendela. Eun Ho mengingat saat si pelaku melompat dan terkena sedikit pecehan
kaca saat akan pergi.
Seorang
pelajar pria terlihat membuang tissue dengan noda darah di toilet. Dae Hwi dan
Tae Woon bermain basket di lapangan, Byung Goo tiba-tiba dikagetkan dengan
sosok seseorang yang duduk ditangga seperti hantu. Tae Woon merasa kalau Byung Goo lebih
menakutkan.
Eu Ho
melihat semua pria dengan berusaha melihat ke bagian pinggang yang terluka.
Akhirnya ia berusaha masuk dalam kerumunan dengan memuji permaian seperti hanya
untuk berbasa basi sambil memegang bagian perut. Hee Chan mengeluh apa yang
dilakukan Eun Ho sebenarnya. Eun Ho pun pergi karena Hee Chan tak mengeluh
sakit.
“Hei, Dae
Hwi! Permainan basketmu sangat hebat dan Gerakanmu sangat bagus.” Kata Eun Ho.
Dae Hwi pun ingin memberikan contoh sementara Eun Ho ingin melihat bagian
pinggan dengan menarik bagian kaosnya.
Nam Joo
langsung berteriak marah sebagai pacaranya. Eun Ho berusaha menjelaskan tidak
bermaksud melihatnya atau semacamnya menurutnya tidak ada yang perlu dilihat
sambil berjalan dan memukul perut Byung Goo.
Byung Goo
langsung berteriak kesakitan, Eun Ho panik melihat Byung Goo yang kesakitan dan
ingin memeriksanya. Byung Goo mengaku kalau perutnya kram. Eun Ho kesal lalu
melihat Tae Woon yang akan pergi meninggalka lapangan.
Eun Ho kembali
berbasa basi melihat Tae Woon yang berkeringat dan ingin membantu untuk
mengelapnya jadi meminta agar melepaskan bajunya. Tae Woon heran dengan yang dilakukan Eun Ho.
Akhirnya Eun Ho mencoba cara yang lain kalau Tae Woon bau sampai tidak bisa
bernafas. Tae Woon pun bertanya aapa yang dicarinya.
“Memangnya
aku terlihat sedang mencari sesuatu? Tapi Biarkan aku melihat... pinggangmu.”
Ucap Eun Ho. Tae Woon langsung menolak.
“Jangan berani-berani
mengintip badanku. Apa Kau memikirkan sesuatu yang mesum?” ucap Tae Woon marah
lalu pergi ke tempat cuci tangan. Eun Ho benar-benar tak percaya di anggap
mesum dan mendekatinya.
Tae Woon
menyuruh Eun Ho agar Pergi, tapi Eun Ho tetap diam. Tae Woo akhirnya ingin
menyiram dengan air dan berhasil membuat Eun Ho pun berlari pergi. Saat itu
juga keran yang dipakai Tae Woon malah bocor membuat semua jadi basah.
Eun Ho
mendengar suara air yang mengalir deras lalu berbalik dan melihat Tae Woon
dengan bertelanjang datang membasahi tubuhnya dengan selang air. Matanya pun
berusaha melihat apakah ada luka dibagian tubuh Tae Woon, setelah selesai Tae
Woon sadar Eun Ho menatapnya dari kejauhan dan buru-buru menutupi badanya.
“Oke.. Baiklah.
Kau lihat saja.. Apa Kau senang?” ucap Tae Woon sengaja memperlihatkan badanya.
Eun Ho pun terus menatapnya. Tae Woon kesal sendiri karena Eun Ho malah
membuatnya takut. Eun Ho duduk dengan wajah kesal tak bisa menemukan pelakunya.
Eun Ho
duduk di kelas sambil mengambar, Guru Goo memanggilnya dari depan pintu kelas
agar ikut denganya. Akhirnya Ra Eun keluar dari ruang guru, Guru Goo
memberitahu kalau sudah memanggil Orang tuanya, bahwa komite disiplin sedang
rapat.
Eun Ho
melihat nama ibunya yang terlihat layar ponsel menelpnya, ibu Eun Ho dengan
motornya membawa banyak kotak makan berisi ayam dibawa ke sekolah Eun Ho.
Nyonya
Kim menemui Guru Goo langsung meminta maaf untuk anaknya yang belum dewasa
Bahkan mungkin tidak tahu apa yang dilakukan. Ia mengaku kalau Eun Ho tahu
hanya menggambar komik jadi tidak tahu apa-apa tentang kenyataan, bahkan dengan
sangat marah berpikir akan mematahkan kakinya serta berjanji tidak akan terjadi
lagi.
“Ada masa
tunggu selama 3 bulan. Lebih baik baginya mundur secara sukarela daripada
dikeluarkan.” Kata Guru Goo
“Aku mohon..
Jangan lakukan itu. Dia tidak boleh dikeluarkan. Dia tidak bisa bertahan hidup
tanpa ijazah SMA. Kumohon, Aku mohon padamu.” Ucap Ibu Eun Ho sambil menahan
Guru Goo dan berlutut agar Eun Ho bisa lulus. Guru Shim seperti tak enak hati
juga.
“Bangunlah.”
Kata Eun Ho. Nyonya Kim dan Guru Shim kaget mendengarnya. Eun Ho menyuruh
ibunya agar bisa Bangun.
“Aku
tidak melakukan kesalahan. Bukan aku yang melakukannya. Kenapa kau memohon padahal
aku tidak salah apa-apa? Aku akan pergi dari sekolah bodoh ini.” Ucap Eun Ho
melawan
Ibunya
langsung menyuruh Eun Ho agar diam dan Jangan bicara. Eun Ho terus berteriak kalau
bukan dirinya yang melakukannya. Akhirnya Nyonya Kim berjalan lebih dulu tangga
sambil menangis, Eun Ho tak tega memanggil ibunya. Nyonya Kim membalikan
badanya menyuruh anaknya agar masuk saja ke dalam kelas. Eun Ho pun hanya bisa
menangis.
Kepsek
Yang langsung membung kotak ayam merasa kalau itu diangap sebagai sogokan, dan Guru
Goo berkata kalau harus menunggu keputusan akhir untuk menentukan hukuman Ra
Eun Ho. Menurutnya Eun Ho mungkin terlihat berada di TKP, tapi satu-satunya bukti
mereka tak menemukan secara langsung
dari kamera CCTV.
“Masalahnya
adalah kita tidak memiliki bukti yang kuat.” Kata Guru Koo.
“Apakah
ada bukti yang menunjukkan dia tak bersalah? Kau mendengar tembakan, lalu lari,
dan kau melihat seseorang memegang senjata. Wajar jika mencurigai orang
bersenjata itu. Direktur sudah memerintahkannya. Keluarkan dia atau usir dia.” Tegas
Kepsek Yang.
“Si
pelaku atau pahlawan, atau siapapun itu harus dihentikan. Seseorang yang tidak
bersalah akan di keluarkan.” Ucap Sa Rang berbaring diatas meja lalu memanggil
Dae Hwi yang duduk didepanya.
“Bukankah
kita harus melakukan sesuatu?” kata Sa Rang, Dae Hwi membenarkan tapi menurutnya
Kepala sekolah sangat keras kepala, jadi Semuanya akan sia-sia.
Sa Rang
merengek memohon pada Dae Hwi, tapi Dae Hwi tetap tak bisa melakukanya. Sa Rang
hanya bisa mengumpat kesal memikirkan kalau bisa gila dengan Pahlawan yang hanya
seorang pengecut yang kekanak-kanakan.
Saat itu
Tae Woon keluar dari ruang kelas, Sa Rang langsung mendekat Tae Woon dengan
senyuman meminta agar temanya itu berbicara dengan ayahnya karena yakin bukan
Eun Ho pelakunya dan menurutnya Ini tidak adil.
“Kenapa
dia begitu bodoh?” keluh Tae Woon sinis kluar dari kelas. Sa Rang hanya bisa mengumpat
Tae Woon adalah manusia tak berperasaan.
Nyonya
Kim memotong ayam dengan pisau seperti melampiaskan amarahnya, Eun Ho meminta
maaf pada ibunya dan mengaku kalau
benar-benar ingin berhenti sekolah. Nyonya Kim pun ingin tahu apa yang
akan kau lakukan dan Bagaimana dengan kuliah.
“Aku akan
menggambar webtoons dan menjadi terkenal. Aku akan bekerja keras.” Ucap Eun Ho
menyakinkan ibunya.
“Mari
laporkan sekolahnya. Mereka menjebaknya, ini penghinaan. Mari kita tuntut mereka.
Kita bisa menang. Aku akan melakukannya.” Ungkap Tae Sik, Nyonya Kim menyuruh
Tae Sik jangan ikut campur.
“Mereka
membeda-bedakan siswanya. Aku benci. Semua ini karena aku siswa yang nakal. Karena
itulah mereka merendahkanku.” Ucap Eun Ho.
Nyonya
Kim pikir itu tak masalah dan menyuruh anaknya bisa belajar lebih giat saja,
menurutnya Eun Ho tahu kalau perlu nilai yang bagus agar dapat dihargai
orang-orang. Eun Ho hanya bisa menghela nafas dan pergi ke taman dengan
mengantungkan kakinya pada tiang olahraga.
Beberapa mobil
berjejer masuk sekolah, ibu Sa Rang dan yang lainya masuk kedalam sekolah. Eun
Ho berdiri diruang guru dengan mendengar komentar sinis kalau dirinya sangat memalukan
dengan mengharuskan pergi. Ia pun hanya bisa menahan amarah sambil meremas
tanganya.
Akhirnya
Ia duduk dikelas dengan “Surat Permintaan Pengunduran Diri” didepanya. Terdengar
temanya yang menyanyi di taman, dengan
lirik “ Apa kau
ingat, Hari pertama kita bertemu. Apa kau ingat, Saat kita duduk bersama.”
Ia
menatap kolom “Alasan mengundurkan diri” lalu berkata kalau lebih memilih
menggambar daripada menulis dan Kenapa sekolah bodohnya ini terus menerus
menyuruh menulis.
Akhirnya
Ia datang menemui Guru Goo diruang guru, memberikan suratnya dan pamit pergi.
Guru Goo pun memanggil Guru Shim untuk membaca surat Eun Ho. Guru Shim hanya
bisa menatap Eun Ho yang berjalan pergi di depan ruang guru. Eun Ho pun hanya
menangis keluar dari sekolah.
“Mendapat peringkat rendah... itu
berarti kau tidak berhak bersekolah.”
Bo Ra
hanya bisa menatap sedih saat Young Gun dkk mengambil semua barang-barang dalam
minimarket tanpa membayar.
“Hal yang paling menyebalkan ditengah
diskriminasi tersebut tidak ada orang dewasa yang mengatakan bahwa sekolah
tidak boleh melakukan diskriminasi dan diskrimnasi itu salah. Tidak ada seorang
pun.”
Guru Shim
hanya bisa duduk diam dalam ruanganya, ada sebuah surat petis dan juga surat
pengunduran diri dari Eun Ho. Saat itu seorang ibu seperti ibu Young Gun hanya
bisa menatapnya, setelah itu bergegas pergi seperti tak ingin mengenalinya.
“Dunia
luar... jauh lebih kejam.” Ucap Guru Goo pada Guru Shim sebelum pergi.
“Tepat
sekali. Kita malah mendorong mereka ke dunia yang kejam itu. Sekolah apa ini.
Ini salah... Pihak sekolah... terlalu mudah mengeluarkan siswanya dari sekolah.
Anak-anak tidak punya tempat lain untuk dikunjungi.” Ucap Guru Shim lalu keluar
dari ruang guru.
Guru Shim
pergi menemui ayah Eun Ho sambil meminum dan meminta maaf. Tuan Ra pikir Jangan meminta maaf karena tahu
kalau Guru Shim itu sudah mencoba yang terbaik bahkan menggunakan uangnya untuk
memberikan kertas petisi kepada anak-anak jadi mengucapkan terimakasih.
“Aku
senang orang seperti anda menjadi gurunya.” Ungkap Tuan Ra
“Tidak...
Aku bukanlah seorang guru... Seharusnya aku mati saja.” Ungkap Guru Shim merasa
bersalah.
“Tidak.
Berhentilah bicara bahwa kau ingin mati. Orang yang tidak kompeten itu
sepertiku... Aku bukanlah seorang ayah. Aku akan mati duluan.” Kata Tuan Ra.
Guru Shim
kali ini yang meminta agar Tuan Ra bisa menghentikanya, menurutnya ia yang
lebih baik mati saja. Tuan Ra menyuruh Guru Shim sekolah bahkan memarahinya
karena berlutut meminta maaf.
“Apa Kau
menyebut tempat ini sekolah? Etika murid sekolah ini sudah mencapai titik
paling rendah. Kami sudah mengatakan bahwa tidak akan membiarkan tindakan yang
tidak semestinya ini. Ra Eun Ho adalah pelaku. dibalik semua tindakan tidak
terpuji ini.” Ucap Kepsek Yang marah-marah diatas podium.
Eun Ho
pun seperti disidang di depan satu sekolah dalam auditorim, saat tu sebuah
drone masuk ke dalam seseorang seperti sedang mengendalikanya. Kepsek Yang
kaget melihat wajahnya ada di atas drone. Guru Park pun bertanya-tanya siapa
yang berani memasak wajah kepala sekolah. Semua anak-anak tertawa melihatnya.
“Petugas
Han.... Kenapa kau diam saja?” teriak Kepsek Yang. Byung Joo melihat kalau
semua itu Hebat dan luar biasa.
“Itu
artinya bukan Eun Ho pelakunya, 'kan?” ucap Byung Joo. Sa Rang dan Eun Ho
berteriak bahagia kalau itu bisa membuktikan semuanya.
“Aku sudah
tahu bukan Eun Ho pelakunya. Hal ini terus menerus bertambah rumit. Tanda apa
itu tanda X?” ucap Duk Soo
“Pelakunya
akhirnya ingin mengungkapkan identitasnya.” Ungkap Nam Joo. Semua anak langsung
memberikan tepuk tangan pada drone yang memberikan bukti. Kepsek Yang berteriak
menyuruh agar menurunkanya. Dan drone pun pergi keluar dari ruangan, semua
langsung berlari mengikutinya.
Eun Ho
ikut mengikuti Guru Shim dan Petugas Han keluar dari ruangan. Sementara Guru
Goo melihat sosok orang yang mengendalikan drone dilantai atas. Mereka semua
melihat drone naik ke atas, Petugas Han tahu kalau Sebuah Drone tidak bisa terbang lebih dari 15
menit jadi tidak boleh kehilangan jejaknya.
Guru Shim
memutuskan untuk mengejar pergi ke arah lain. Eun Ho melihat gurunya pergi ke
arah yang berbeda, lalu memilih untuk berjalan mundur. Guru Shim mengejarnya
sampai lapangan dan membiarkan pergi dengan senyuman, Eun Ho melihat seseorang
yang berlari ke atap gedung.
Seseorang
keluar dari balik kursi, Eun Ho tak percaya kalau Yoon Kyung Woo adalah
pelakunya. Kyung Woo memberitahu kalau untuk mengambil gitarnya. Eun Ho masih
tak percaya kalau melakuknya, Kyung Woo menyakinkan kalau ia bukan pelakunya lalu pamit pergi. Eun Ho pun ikut
berlari meninggalkan atap dan saat itu pelaku yang bersembunyi pun keluar.
Petugas
Han, Guru Shim dan Eun Ho melihat dari CCTV saa Drone keluar dari auditorium.
Eun Ho pun bisa melihat Kyung Woo di auditorium jadi bisa memastikan kalau
memang bukan pelakunya lalu keluar dari ruangan. Petugas Han lalu melihat
rekaman CCTV Guru Shim dan bertanya
alasan tiba-tiba berhenti.
“Aku
mungkin tidak bisa melakukan segalanya tapi aku bisa "tidak
melakukan" apa-apa.” Kata Guru Shim
Eun Ho
kembali ke kelas memeriksa tasnya, lalu membuka loker menemukan sesuatu dan
langsung melihat sekeliling. Tae Woon datang dari arah pintu depan memanggil
Eun Ho dan Dae Hwi juga datang dari pintu belakang. Eun Ho seperti ketakutan melihat
keduanya makin mendekat, ditangan sebuah note bertuliskan (Dae Hwi and Tae Woon tidak ada di lorong.)
Bersambung episode 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar