PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 22 Juli 2017

Sinopsis School 2017 Episode 1 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Beberapa pria sudah menunggu didepan sekolah seperti menunggu seorang artis.  Dae Hwi mengajak pacarnya yang pulang lebih cepat hari ini dan belajar. Nam Joo pikir Dae Hwi yang selalu pulang lebih cepat. Dae Hwi berjanji akan membelikan sesuatu yang enak setelah ujian nanti. Nam Jo mengangguk setuju.
 “Tapi.. kau akan meminjamkan catatan semua pelajaran, 'kan?” kata Nam Joo, Dae Hwi dengan baik hati meminjamkan catatanya.
“Tidak usah repot-repot mempelajari semuanya. Pelajari saja soal yang sudah kutandai dengan tinta merah.” Kata Dae Hwi, Nam Joo pun mengucapkan terimakasih pada pacarnya.
Sebuah mobil datang, Dae Hwi langsung pamit pergi. Nam Joo pun membiarkan Dae Hwi pergi dengan melihat banyak fans yang menunggu didepan gerbang, begitu juga Dae Hwi yang mengikutinya sampai mobil. 

Di sebuah jalan, banyak sekali spanduk bertuliskan “Persiapan Ujian, Penerimaan Terjamin, 100% Terjamin, Les Bahasa Inggris” Semua tempat les seperti memberi janji pada semua murid untuk lulus dan Para orang tua pun sibuk memberikan pelajaran tambahan. Hyun Woo dengan motornya berhenti pada sebuah tempat les “Moonjun”
Flash Back
Tae Woon bertemu dengan ayahnya kembal, Tuan Hyun memarahinya kalau Jangan membuatnya malu lagi dengan nilainya dan peringkat 288 Hyun Tae Woon, lalu menyuruhnya agar daftar di tempat les, sebelum mencabut semua kartu kreditnya. 

Dae Hwi duduk didalam mobil bersama dengan Kim Hee Chan, dengan menyuruhnya agar menghafal semua yang ada dihalaman itu, lalu Baca dengan baik dan jawab contoh pertanyaannya dan menunjuk bagian yang akan masuk ke dalam ujian..
“Kau keren... Ujian pertengahan lalu semua soal yang kau prediksikan keluar.”kata Hee Chan bangga.
“Selusin guru les sama sekali tidak ada gunanya. Tidak sebanding denganmu, Dae Hwi.” Ungkap Ibu Hee Chan duduk dibelakang dengan nada mengejek Hee Chan hanya bisa menatap sedih dengan komentar ibunya.

Tae Woon datang ke tempat les, pegawai menjelaskan Biayanya 3000 dolar..per mata pelajaran dengan guru les top, serta 5000 dolar biaya essai untuk  dua minggu les. Tae Woon langsung memotong, agar mendaftarkan ke level 5 atau enam dari semua kelas favorit mereka.
“Kau harus memilih apa yang  cocok untukmu.. Kau ada di level berapa?” tanya pegawai
“Ahh... Tidak jadi juga tidak apa-apa... Tidak belajar juga tidak masalah bagiku... Kami ini orang kaya, jadi Masukkan saja aku ke  beberapa kelas yang ada. Buat supaya aku kelihatan keren.” Jelas Tae Woon. 

Ibu Hee Chan memberikan banyak uang dan langsung memberikan pada Dae Hwi sebagai bayaranya. Dae Hwi mengambil dan langsung mengucapkan Terima kasih.
“Aku berharap Hee Chan bisa mengalahkanmu kali ini.” Sindir Ibu Hee Chan. Dae Hwi hanya berkomentar Hee Chan pasti bisa, tapi Hee Chan tetap seperti tak suka dengan sikap ibunya.  

Saat turun dari mobil, Hee Chan bersama ibunya pergi lebih dulu masuk ke dalam tempat les dan Dae Hwi memilih untuk berjalan kaki pulang. Eun Ho sedang membagikan brosur dan tersadar melihat Dae Hwi yang mengambil brosurnya. Dae Hwi akhirnya melihat Eun Ho yang berkerja part time dekat tempat les.
“Buang saja brosurnya  kalau kau berani. Aku menghabiskan keringat dan air mata membagikannya.” Ungkap Eun Ho mengejek
“Apa bayarannya mahal?” tanya Dae Hwi. Eun Ho mengaku itu lumayan.
“Baguslah. Aku benar-benar iri. Apa yang akan kau lakukan dengan uang gajimu?” tanya Dae Hwi
“Aku mau beli tablet yang bagus, karena mau menggambar webtoon.” Jelas Eun Ho.
Dae Hwi ingat tentang Universitas Hanguk dan merasa iri karena punya impian. Eun Ho pun heran dengan bertanya apakah Dae Hwi tak memilki impian. Dae Hwi seperti memikirkan impianya, dengan melihat brosuer yang di sebarkan Eun Ho (Kami akan membuatmu lulus ujian masuk Universitas Seoul!)

Dae Hwi pulang menaiki bus sambil menatap sedih keluar jendela, saat sampai rumah  yang dijadikan Salon melihat dua ahjumma dan ibunya sedang minum dengan setengah mabuk. Dua ahjumma melihat Dae Hwi yang datang memberitahu ibu Dae Hwi kalau anaknya sudah pulang.
“Ya ampun. Dia tampan sekali... Kau benar-benar beruntung Anakku les di banyak tempat.” Ungkap salah satu ahjumma melihat Dae Hwi
“Kau tahu 'kan, orang bilang kau butuh uang banyak untuk membuat anakmu sukses? Itu semua omong kosong. Coba Lihat saja Dae Hwi. Apa dia pernah les? Apa dia butuh guru les?” kata ibu Dae Hwi bangga. Dua ahjumma pun makin merasa iri melihat ibu Dae Hwi yang beruntung.
Dae Hwi memilih untuk masuk kamar melihat tingkah ibunya yang lebih suka mabuk, Ibunya bertanya apakah Dae Hwi tak lapar dan menawarinay ayam goreng. 
Dae Hwi masuk dalam kamar dengan tulisan note diseluruh kamarnya “ Kau mau berubah, atau diubah?” “Kami akan membuatmu lolos masuk ke Univrsitas Seoul!” lalu membuka plester ditanganya terlihat ada luka dan menganti plesternya. 
Sementara di rumah Eun Ho merengek pada ibunya kalau ingin ikut les, dan memohon agar sebulan saja karena setelah dapat ide untuk ceritanya maka... Ibu Eun Ho heran dengan anaknya butuh les untuk menggambar komik bahkan Peringkatnya saja sudah sangat parah. Eun Ho menegaksan kalau ini Bukan komik tapi Webtoon.
“Itu yang akan membuatku lulus masuk universitas... Universitas Hanguk.” Ucap Eun Ho menyakinkan ibunya.
“Eun Ho.. Aku suka dengan sikap ambisiusmu, tapi sebaiknya periksakan dirimu ke dokter besok. Coba ibu...  Lihat saja, sebentar lagi dia pasti akan bilang mau masuk ke Universitas Seoul.” Ejek kakaknya pada sang adik. Eun Ho hanya bisa melirik sinis pada sang kakak.
“Ibu... Aku sungguh bisa masuk ke Hanguk. Zaman sekarang kalau jago menggambar pun, bisa masuk ke kampus top. Ada 2000 cara lebih untuk bisa masuk kuliah.” Rengek Eun Ho.
“Diamlah! Bisnis keluarga kita juga sedang tidak bagus. Dan si  Kunyuk yang satu itu saja hanya menganggur sepanjang hari. Kita tidak punya uang untuk memasukkanmu les komik.” Tegas ibunya.
“Terserahlah. Aku tidak akan kuliah, tidak akan jatuh cinta, dan tidak akan menikah. Aku akan hidup sendirian seumur hidup, dan semua ini adalah salah Ibu. Aku tidak akan menikah.” Kata Eun Ho lalu masuk ke dalam kamarnya.
Ibu Eun Ho heran melihat sikap anaknya,  Kakak Eun Ho merasa adiknya itu sebaiknya diperiksakan ke dokter. Tuan Ra masuk bertanya apakah Eun Ho mau menikah. Istrinya langsung melirik sinis, Tuan Ra pikir anaknya sudah dewasa. Ibu Eun Ho mengeluh dengan yang dikatakan suaminya lalu mengeluh dengan yang dijalani hidupnya. 


Eun Ho duduk dimeja belajar menatap buku Sastra lalu tulisan jadwal Ujian Percobaan Ketiga di Bulan Mei!. Seperti tak merasakan sebuah ide, lalu tiba-tiba seperti sebuah ide muncul dalam pikiran dan menelp Sa Rang dengan memberitahu sudah menemukan ceritanya kalau adalah cerita sejarah jadi meminta agar mendengarkanya.
“Kau tidak belajar, ya? Besok 'kan ujian.” Ucap Sa Rang yang juga sibuk menonton idolanya didepan komputer.
“Aku hanya butuh 5 menit, jadi Dengarkan dulu.” Kata Eun Ho sampai akhirnya tertawa diatas tempat tidur mendengarkan cerita seseorang yang kentut di depan kepala sekolah.
Lalu Sa Rang memberitahu kalau mereka sudah 1 jam berbicara di telp. Sa Eun Ho seperti tak sadar lalu melihat jamnya kalau sudah 1 jam dan belum mulai belajar lalu menutup telpnya dan duduk di depan meja belajar.

“Pertama, mari buat rencana, yaitu Rencana A. Sekarang sudah jam 9, jadi. aku punya waktu 10 jam sampai pukul 7. Ada banyak waktu.” Kata Eun Ho mulai menulis dalam bukunya. 
“Kami selalu merasa gila dan cemas selama ujian. Sebagian orang merasa begitu mereka meletakkan pulpen, ada seribu kompetisi lain yang siap menyerang, dan mereka akan belajar sampai jari mereka melepuh. Mereka akan menggertakkan gigi kuat-kuat dan melalui semua itu.”
“Kami adalah anak-anak 18 tahun... Kami masih muda. Yang Sedihnya bukan orang tua kami,  tapi kamilah yang meyakini kalau hidup ditentukan saat seseorang berusia 18 tahun.”
Semua pelajar terlihat sangat serius belajar demi masa depan mereka.


 (Hari-H Ujian Percobaan Ketiga)
Para guru membawa berkas soal untuk masing-masing kelas, Di kelas semua terlihat tegang dan Sa Rang pamit pergi pada Eun Ho dan akan mentraktirnya Toppoki setelah ujian. Eun Ho merasa iri pada temanya.
“Sepertinya aku juga sebaiknya ikut ujian masuk PNS saja.” Kata Eun Ho
“Jangan membuat sainganku bertambah dan pergilah saja sana ke Hanguk.” Ejek Sa Rang
“Apa kau benar-benar harus  meninggalkan sekolah sekarang? Aku mohon jangan pergi” rengek Eun Ho sambil memeluk temanya.
“Eun Pal-ku ini rupanya lumayan obsesif juga ternyata. Jawab saja soal ujianmu.” Kata Sa Rang
“Ujian ini tidak ada artinya bagiku, jadi Jangan pergi.” Kata Eun Ho. Se Rng mengingatkan kalau Eun Ho itu anak SMA pamit pergi  karena harus ke perpustakaan dulu.

Guru Goo membagikan lembaran pada meja paling depan setelah itu menyuruh semua memberikan pada bagian belakang.  Semua pun sudah siap dengan mengerjakan soal ujian. Guru Goo memberitahu bahwa Mulai sekarang nilai ujian akan menentukan peringkat di sekolah ini.
“Yang bodoh dan malas akan jadi orang-orang menyedihkan, suka berburuk sangka, dan akan menderita.” Kata Guru Goo dan menyuruh mereka Mulai mengerjakan.
Tepat jam 9, tiba-tiba terdengar lagu dari speaker seperti ada yang memutar dari ruangan radio. Semua dibuat binggung, tapi Eun Ho dkk terlihat gembira sampai akhirnya air untuk tanda kebakaran pun keluar membuat semua ruangan basah, seperti hujan dalam ruangan.
Beberapa murid lainya, merasa kalau sangat keren dan karena Belakangan ini suasana terlalu tenang, jadi Benar-bena kejutan yang luar biasa. Mereka mulai menari-nari seperti dibawah hujan dengan wajah bahagia. Eun Ho pun menjerit bahagia. 

Dalam ruangan guru terjadi kegaduhan karena semua terkena air, beberapa murid meras Di antara semua keisengan, ini benar-benar luar biasa dan Ketika para guru bilang akan ada ujian tambahan, maka sudah berharap ini terjadi. Tapi  menurutny yang lain kalau tetap saja, ini adalah sebuah keisengan yang luar biasa.
Guru Shim keluar dari ruangan dan melihat sosok wanita dengan pakaian seragam membawa payung berjalan ke depan Guru Shim dengan membagi payungnya. Guru Han Soo Jin, berkomentar kalau Sekolah yang luar biasa. Guru Shim masih melonggo binggung seperti terpana dengan kecantikan Guru Han.
“Pasti menyenangkan.. Bukankah begitu?” ucap guru Han lalu berjalan pergi. Guru Shim masih melonggo binggung melihatnya. Eun Ho duduk sendirian dalam kelas seperti terlihat bahagia karena ujian mereka bisa digagalkan. 

Semua berkumpul di dalam auditorium dengan beberapa anak yang sudah berganti pakaian termasuk Eun Ho. Kepsek Yang terlihat sangat marah karena menurutnya kejadian seperti ini seperti penghinaan dan bukan sekolah.
“Kalau kau bertindak nakal di sekolah, maka sekolah tidak akan tinggal diam. Jangan kalian kira ujiannya dibatalkan. Ujiannya akan diulang dalam tempo seminggu dan akan segera dijadwalkan.” Tegas Kepsek Yang. Sementar Eun Ho sibuk mengambar dengan notenya dan mulai mengeluh dengan ucapan Kepsek Yang.
“Aku adalah pimpinan di sekolah ini. Kalau sesuatu semacam ini terjadi lagi, maka kau akan diskorsing! Tanpa batasan waktu!” tegas Kepsek Yang.
Saat itu Eun Ho tiba-tiba berteriak kalau ini bagus juga tentang Seorang pahlawan kelas persiapanm menurutnya  akan jadi cerita yang keren dan ternyata Kepala sekolah adalah penjahatnya, bicara pada Sa Rang yang ada disampingnya.
Tiba-tiba semua hening dan bisa mendengarkan saura Eun Ho, Sa Rang yang menjadi temanya mengeluh kalau dirinya pasti akan mengatakannya dalam hati saja.

Di ruang guru, semua basah gara-gara air pemadam api.. Guru Park merasa Penyiramnya berfungsi dengan baik dengan kertas yang basah semuanya, Kepsek Yang datang dan hampir saja terjatuh karena licin lalu berteriak agar mereka segera meletakan grafiknya sekarang. Guru Shim yang terburu-buru pun akhirya terjatuh untuk memasangnya.
“Aku tahu.. segalanya sedikit berantakan hari ini, tapi.. Petugas Kepolisian Han Soo Ji akan mengurus semua urusan di sekolah kita.” Kata Kepsek Han. Guru Shim melonggo ternyata Petugas Han yang tadi ditemuinya.
“Coba kalu Lihat ini... Tekanan darahku naik. Etika di sekolah ini benar benar sudah jatuh ke jurang.” Teriak Kepsek Yang marah.
“Kita harus membereskan mereka semua. Kalau perlu, kirimkan mereka ke penjara.” Ucap Guru Park
“Sadarlah kau. Siapa yang mau kau kirimkan ke penjara?” kata Kepsek Yang. Guru Park pikir mereka tidak bisa membiarkan ini begitu saja.

Kepsek Yang setuju kalau mereka harus dipenjara lalu memberikan senyuman pada Petugas Han kalau ingin memenjarakan si pelaku. Petugas Han pun berjanji akan melakukan yang terbaik menemukan pelakunya. Salah seorang guru wanita merasa Anak-anak zaman sekarang benar-benar sudah kelewatan dan Sepertinya pelakunya tidak hanya 1 atau 2 anak saja.
“Ini sudah direncanaka dan  bukan sesuatu keisengan yang biasa dilakukan anak-anak.” Kata Guru Goo
“Permisi... Mungkin saja pelakunya bukan dari sekolah kita. Seperti pepatah zaman dulu, kau tidak bersalah sampai ada bukti yang menunjukkannya..” kata Guru Shim yang masih sibuk memasang grafik
“Diamlah. Karena kau yang mengajarkan tata krama, bekerja samalah dengan petugas kepolisian dan tangkap pelakunya. Direktur bisa mengamuk kalau dia sampai tahu!” teriak Kepsek Yang marah melempar koran basah ke arah kepala Guru Shim lalu keluar dari ruangan.
“Tapi Apa selama ini ada kejadian yang lain di sini?” tanya petugas Han. Semua guru terdiam seperti mengingat kejadian sebelumnya. 
Di bagian foto guru,  salah satu foto sengaja di gambar dengan spidol wajah putih memberikan rambut dan juga kumis, lalu guru Goo seperti terjebak dalam toilet dan Direktur Hyun kaget karena kepalanya dalam patung tiba-tiba hilang dan yang terakhir adalah keran pendeteksi kebakaran pun terbuka membasahi semua kertas ujian.
“Rentetan kejadian yang mengacak-acak sekolah mulai terjadi. Pelakunya masih belum ditemukan. Siapa kira-kira? Kenapa dia melakukannya? Semua orang penasaran, tapi sama sekali tidak ada petunjuk. Benar-benar sekolah yang luar biasa! Siapa kira-kira pelakunya?”

Di kelas lain
Dae Hwi pikir si pelaku tidak akan bisamelakukan ini sendirian, karena Ini terlalu besar. Hee Chan pkir Mungkin saja semacam organisasi rahasia, yaitu Mereka tidak saling kenal satu sama lain, dan melakukan apa yang sudah ditugaskan pada pelaku.
“Mungkin saja orang luar, bukan siswa.” Pikir Ko Hak Joong
“Kalau begitu, apa motifnya? Kenapa mereka melakukannya?” tanya Yoo Bit Na, Nam Joo yang duduk dibelakangnya hanya bisa mengeleng karena tak mungkn bisa mengetahuinya. 

Won Byung Goo berjalan dengan Tae Woon, berpendapat kalau mereka semua mungkin semacam Avengers. Tapi Tae Woon pikir Mereka hanya sekelompok orang-orang kekanakan yang tak punya pikiran. Tapi Byung Goo yakin kalau  Sepertinya mungkin saja mereka ada dalam sebuah organisasi rahasia yang besar. Tae Woon hanya menatapnya.
“Kenapa? Apa aku terlalu pintar?” ucap Byung Goo bangga, Tae Woon seperti lelah menyuruh temanya itu minum susunya saja semua. 
Eun Ho makan bersama Sa Rang yakin kalau Pelakunya 1 orang. Sa Rang ingin tahu alasanya Kenapa hanya 1 orang. Eun Ho merasa kalau Firasatnya mengatakan begitu dan menurutnya Pahlawan itu biasanya adalah orang-orang yang kesepian. Sa Rang binggung Eun Ho menyebut si pelaku itu pahlawan.
“ini Keren sekali. Seorang penegak keadilan, yang menyelamatka kita dari keputus-asaan. Apapun itu, tetaplah lakukan hal-hal keren macam ini.Biarkan aku masuk Hanguk dengan bantuanmu.” Ungkap Eun Ho membayangkan si pelaku yang duduk di atap sendirian. Sa Rang pun memberikan semangat pada temanya. 

Beberapa orang berkumpul dalam sebuah ruangan, seperti agen rahasia lalu memberikan kabar agar si pelaku tetaplah tenang, Berhati-hatilah dan tunggu kabar darinya. Si pelaku bisa mengerti.
Dae Hwi dan Tae Woon tak sengaja berpapasan keduanya sama-sama memegang ponsel, seperti sedang perang dingin. Akhirnya Tae Woon berjalan lebih dulu sambil mengeluh kalau Benar-benar hari yang menyebalkan.
“Apa kau suka hidup seperti itu?” ucap Dae Hwi dengan nada penuh amarah. Tae Woon kembali berjalan mendekati Dae Hwi.
“Anak-anak akan suka jika tahu identitas yang sebenarnya dari Ketua OSIS kita.” Ejek Tae Woon.
“Kau pasti rindu dengan pukulanku” balas Dae Hwi. Tae Woon pikir tidak akan mengelak, keduanya saling menatap dengan penuh dendam lalu Dae Hwi pun pergi lebih dulu sambil mengumpat temanya itu  psiko.

Guru Goo menuliskan puisi berjudul bendera, lalu memberikan waktu pada muridnya waktu 10 menit untuk puisinya, setelah itu dalam waktu 10 menit juga, interpretasikan puisinya. Semua menjawab paham. Eun Ho terlihat sibuk mengambar sampai akhirnnya kayu yang dibawa Guru Goo ada diatas buku gambarnya.
Eun Ho panik ingin menjelaskan tapi Guru Goo sudah mengambil buku gambarnya. Guru Goo memanggil Eun Ho dengan Peringkat 280 mengetahui kalau memang bodoh jadi tidak akan menyalahkannya, kalau tidak paham ucapannya.
“Datang dan ambillah ini kalau kau sudah lulus nanti.” Ucap Guru Goo. Eun Ho panik karena itu hasil gambar untuk komiknya. Saat itu Tae Woon sedang memainkan ponselnya ikut juga diambil dan Guru Goo berjalan keluar dari ruang kelas karena bel pelajaran berakhir. 

Eun Ho mengejar gurunya meminta maaf dan berjanji tidak akan melakukannya lagi jadi meminta agar mengembalikan buku gambar itu karena sangat penting baginya.
“Walaupun ada hal yang lebih besar yang diambil darimu, yang bisa kau lakukan hanya meminta dan memohon agar itu dikembalikan, 'kan? Kau benar-benar menyedihkan.” Sindir guru Goo.
“Aku ingin ponselku dikembalikan. Itu adalah hadiah Dari ayahku.” Kata Tae Woon. Guru Goo dengan mudah mengembalikanya pada Tae Woon.
“Lalu, bagaimana denganku? Aku juga mau milikku dikembalikan. Kalau mau dikembalikan secepat ini, kenapa sejak awal Bapak mengambilnya?” keluh Eun Ho tak terima
“Karena Aku harus patuh pada peraturan.” Ucap Guru Goo.
“Menaati peraturan memang penting, tapi ini tidak adil. Kenapa Bapak mengembalikan miliknya tapi milikku tidak?” kata Eun Ho tak terima.
“Kalau begitu kau carilah seseorang yang kuat yang bisa menjadi koneksimu di sini. Koneksi itu sangat kuat sampai bisa meruntuhkan segala aturan. Siapa yang peduli itu tidak adil Ini adalah kenyataan kejam dari kehidupan sosial kita.” Tegas Guru Goo.
Eun Ho pikir tak bisa harus menerimanya begitu saja, menurutnya ini benar-benar tidak adil, bahkan tak harus tinga diam saja  dan membiarkan orang lain mengambil miliknya bahkan harus berjuang sampai mati agar semua orang mendapatkan  kesetaraan!
Tae Woon akan pergi, Eun Ho menahanya bertanya apakah Tae Woon tak setuju dengan perkataanya, seperti meminta bantuan. Tae Woon pikir Tidak ada yang harus diperjuangkan sampai mati. Eun Ho merengek meminta Guru Goo mengembalikan sebelum pergi lebih jauh.
“Kau bisa mengeluh soal itu kalau kau sudah punya kekuatan untuk mengubah kenyataan ini. Kekuatan macam apa yang kau kira kau punyai di sekolah ini? Hei, Peringkat 280.” Ucap Guru Goo. Eun Ho terus mengikuti Guru Goo agar bisa mengembalikan buku gambarnya. 



Eun Ho menemui Tae Woon merasa yakin Guru Goo akan mengembalikan kalau ia yang meminta jadi meminta bantuanya. Tae Woon pikir Kenapa harus membantunya. Eun Ho mengaku kalau Benda itu sangat penting baginya dan sangat memerlukannya agar bisa kuliah jadi akan ikut kompetisi membuat webtoon serta masuk ke Universitas Hanguk.
“Ini tidak adil.. Ponselmu dikembalikan... Apa ini masuk akal?” ucap Eun Ho masih kesal
“Dia bilang semua ini masuk akal... Itu yang dikatakan Pak Guru tadi.” Kata Tae Woon. Eun Ho kesal dengan sikap Tae Woon.
“Kenapa kau.. Teman sekelasmu sedang ada dalam masalah. Bahkan kalaupun kau tidak bisa melakukan sesuatu seperti  yang sudah dilakukan oleh pahlawan sekolah kita.. tidak bisakah setidaknya kau menolongku?” kata Eun Ho.
Tae Woon makin mengejek dengan Eun Ho yang menyebut pahlawan “Hero” seperti anak-anak.  Eun Ho mengakunya dan memohon agar Tae Woo bisa bicara pada Guru Goo dengan memperlihatkan Agyeo. Tae Woon meminta agar Eun Ho itu diam dan pergi dengan sepeda motornya. 

Perpustakaan
Sa Rang serius belajar tapi seperti terganggu dengan sikap terganggu dengan temanya, Eun Ho duduk gelisah mengoyankan kaki dan juga mengigit kukunya, lalu tiba-tiba tertawa, menangis dan kebingunan. Sa Rang menutup buku untuk menjadi PNS memberitahu kalau harus pergi ke tempat les dan menanyaka keadaan temanya.
“Aku harus pergi juga... Aku harus masuk Hanguk.” Ucap Eun Ho lalu berdiri. 

Eun Ho mengendap-ngendap masuk ke lorong sekolah yang sudah gelap, lalu berjalan merangkak masuk ke dalam ruang guru dan melihat ada grafik yang berserakan dilantai. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu, lalu berjalan melihat sosok pria dengan menutupi wajahnya dengan jaket sedang membakar kertas dalam ember seng. Keduanya seperti saling menatap dan Eun Ho kaget melihat si pelaku ada didepan matanya.  
Bersambung ke episode 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar