Beberapa
pria sudah menunggu didepan sekolah seperti menunggu seorang artis. Dae Hwi mengajak pacarnya yang pulang lebih
cepat hari ini dan belajar. Nam Joo pikir Dae Hwi yang selalu pulang lebih
cepat. Dae Hwi berjanji akan membelikan sesuatu yang enak setelah ujian nanti.
Nam Jo mengangguk setuju.
“Tapi.. kau akan meminjamkan catatan semua pelajaran,
'kan?” kata Nam Joo, Dae Hwi dengan baik hati meminjamkan catatanya.
“Tidak
usah repot-repot mempelajari semuanya. Pelajari saja soal yang sudah kutandai
dengan tinta merah.” Kata Dae Hwi, Nam Joo pun mengucapkan terimakasih pada
pacarnya.
Sebuah
mobil datang, Dae Hwi langsung pamit pergi. Nam Joo pun membiarkan Dae Hwi
pergi dengan melihat banyak fans yang menunggu didepan gerbang, begitu juga Dae
Hwi yang mengikutinya sampai mobil.
Di sebuah
jalan, banyak sekali spanduk bertuliskan “Persiapan Ujian, Penerimaan Terjamin,
100% Terjamin, Les Bahasa Inggris” Semua tempat les seperti memberi janji pada
semua murid untuk lulus dan Para orang tua pun sibuk memberikan pelajaran
tambahan. Hyun Woo dengan motornya berhenti pada sebuah tempat les “Moonjun”
Flash Back
Tae Woon
bertemu dengan ayahnya kembal, Tuan Hyun memarahinya kalau Jangan membuatnya
malu lagi dengan nilainya dan peringkat 288 Hyun Tae Woon, lalu menyuruhnya
agar daftar di tempat les, sebelum mencabut semua kartu kreditnya.
Dae Hwi
duduk didalam mobil bersama dengan Kim Hee Chan, dengan menyuruhnya agar
menghafal semua yang ada dihalaman itu, lalu Baca dengan baik dan jawab contoh
pertanyaannya dan menunjuk bagian yang akan masuk ke dalam ujian..
“Kau
keren... Ujian pertengahan lalu semua soal yang kau prediksikan keluar.”kata
Hee Chan bangga.
“Selusin
guru les sama sekali tidak ada gunanya. Tidak sebanding denganmu, Dae Hwi.”
Ungkap Ibu Hee Chan duduk dibelakang dengan nada mengejek Hee Chan hanya bisa
menatap sedih dengan komentar ibunya.
Tae Woon
datang ke tempat les, pegawai menjelaskan Biayanya 3000 dolar..per mata
pelajaran dengan guru les top, serta 5000 dolar biaya essai untuk dua minggu les. Tae Woon langsung memotong,
agar mendaftarkan ke level 5 atau enam dari semua kelas favorit mereka.
“Kau
harus memilih apa yang cocok untukmu.. Kau
ada di level berapa?” tanya pegawai
“Ahh...
Tidak jadi juga tidak apa-apa... Tidak belajar juga tidak masalah bagiku...
Kami ini orang kaya, jadi Masukkan saja aku ke
beberapa kelas yang ada. Buat supaya aku kelihatan keren.” Jelas Tae
Woon.
Ibu Hee
Chan memberikan banyak uang dan langsung memberikan pada Dae Hwi sebagai
bayaranya. Dae Hwi mengambil dan langsung mengucapkan Terima kasih.
“Aku
berharap Hee Chan bisa mengalahkanmu kali ini.” Sindir Ibu Hee Chan. Dae Hwi
hanya berkomentar Hee Chan pasti bisa, tapi Hee Chan tetap seperti tak suka
dengan sikap ibunya.
Saat
turun dari mobil, Hee Chan bersama ibunya pergi lebih dulu masuk ke dalam
tempat les dan Dae Hwi memilih untuk berjalan kaki pulang. Eun Ho sedang
membagikan brosur dan tersadar melihat Dae Hwi yang mengambil brosurnya. Dae
Hwi akhirnya melihat Eun Ho yang berkerja part time dekat tempat les.
“Buang
saja brosurnya kalau kau berani. Aku
menghabiskan keringat dan air mata membagikannya.” Ungkap Eun Ho mengejek
“Apa
bayarannya mahal?” tanya Dae Hwi. Eun Ho mengaku itu lumayan.
“Baguslah.
Aku benar-benar iri. Apa yang akan kau lakukan dengan uang gajimu?” tanya Dae
Hwi
“Aku mau
beli tablet yang bagus, karena mau menggambar webtoon.” Jelas Eun Ho.
Dae Hwi
ingat tentang Universitas Hanguk dan merasa iri karena punya impian. Eun Ho pun
heran dengan bertanya apakah Dae Hwi tak memilki impian. Dae Hwi seperti
memikirkan impianya, dengan melihat brosuer yang di sebarkan Eun Ho (Kami akan
membuatmu lulus ujian masuk Universitas Seoul!)
Dae Hwi
pulang menaiki bus sambil menatap sedih keluar jendela, saat sampai rumah yang dijadikan Salon melihat dua ahjumma dan
ibunya sedang minum dengan setengah mabuk. Dua ahjumma melihat Dae Hwi yang
datang memberitahu ibu Dae Hwi kalau anaknya sudah pulang.
“Ya
ampun. Dia tampan sekali... Kau benar-benar beruntung Anakku les di banyak
tempat.” Ungkap salah satu ahjumma melihat Dae Hwi
“Kau tahu
'kan, orang bilang kau butuh uang banyak untuk membuat anakmu sukses? Itu semua
omong kosong. Coba Lihat saja Dae Hwi. Apa dia pernah les? Apa dia butuh guru
les?” kata ibu Dae Hwi bangga. Dua ahjumma pun makin merasa iri melihat ibu Dae
Hwi yang beruntung.
Dae Hwi
memilih untuk masuk kamar melihat tingkah ibunya yang lebih suka mabuk, Ibunya
bertanya apakah Dae Hwi tak lapar dan menawarinay ayam goreng.
Dae Hwi masuk
dalam kamar dengan tulisan note diseluruh kamarnya “ Kau mau berubah, atau
diubah?” “Kami akan membuatmu lolos masuk ke Univrsitas Seoul!” lalu membuka
plester ditanganya terlihat ada luka dan menganti plesternya.
Sementara
di rumah Eun Ho merengek pada ibunya kalau ingin ikut les, dan memohon agar
sebulan saja karena setelah dapat ide untuk ceritanya maka... Ibu Eun Ho heran
dengan anaknya butuh les untuk menggambar komik bahkan Peringkatnya saja sudah
sangat parah. Eun Ho menegaksan kalau ini Bukan komik tapi Webtoon.
“Itu yang
akan membuatku lulus masuk universitas... Universitas Hanguk.” Ucap Eun Ho
menyakinkan ibunya.
“Eun Ho..
Aku suka dengan sikap ambisiusmu, tapi sebaiknya periksakan dirimu ke dokter
besok. Coba ibu... Lihat saja, sebentar
lagi dia pasti akan bilang mau masuk ke Universitas Seoul.” Ejek kakaknya pada
sang adik. Eun Ho hanya bisa melirik sinis pada sang kakak.
“Ibu... Aku
sungguh bisa masuk ke Hanguk. Zaman sekarang kalau jago menggambar pun, bisa
masuk ke kampus top. Ada 2000 cara lebih untuk bisa masuk kuliah.” Rengek Eun Ho.
“Diamlah!
Bisnis keluarga kita juga sedang tidak bagus. Dan si Kunyuk yang satu itu saja hanya menganggur
sepanjang hari. Kita tidak punya uang untuk memasukkanmu les komik.” Tegas ibunya.
“Terserahlah.
Aku tidak akan kuliah, tidak akan jatuh cinta, dan tidak akan menikah. Aku akan
hidup sendirian seumur hidup, dan semua ini adalah salah Ibu. Aku tidak akan
menikah.” Kata Eun Ho lalu masuk ke dalam kamarnya.
Ibu Eun
Ho heran melihat sikap anaknya, Kakak
Eun Ho merasa adiknya itu sebaiknya diperiksakan ke dokter. Tuan Ra masuk
bertanya apakah Eun Ho mau menikah. Istrinya langsung melirik sinis, Tuan Ra
pikir anaknya sudah dewasa. Ibu Eun Ho mengeluh dengan yang dikatakan suaminya
lalu mengeluh dengan yang dijalani hidupnya.
Eun Ho
duduk dimeja belajar menatap buku Sastra lalu tulisan jadwal Ujian Percobaan
Ketiga di Bulan Mei!. Seperti tak merasakan sebuah ide, lalu tiba-tiba seperti
sebuah ide muncul dalam pikiran dan menelp Sa Rang dengan memberitahu sudah
menemukan ceritanya kalau adalah cerita sejarah jadi meminta agar
mendengarkanya.
“Kau
tidak belajar, ya? Besok 'kan ujian.” Ucap Sa Rang yang juga sibuk menonton
idolanya didepan komputer.
“Aku
hanya butuh 5 menit, jadi Dengarkan dulu.” Kata Eun Ho sampai akhirnya tertawa
diatas tempat tidur mendengarkan cerita seseorang yang kentut di depan kepala
sekolah.
Lalu Sa
Rang memberitahu kalau mereka sudah 1 jam berbicara di telp. Sa Eun Ho seperti
tak sadar lalu melihat jamnya kalau sudah 1 jam dan belum mulai belajar lalu
menutup telpnya dan duduk di depan meja belajar.
“Pertama,
mari buat rencana, yaitu Rencana A. Sekarang sudah jam 9, jadi. aku punya waktu
10 jam sampai pukul 7. Ada banyak waktu.” Kata Eun Ho mulai menulis dalam
bukunya.
“Kami selalu merasa gila dan cemas selama
ujian. Sebagian orang merasa begitu mereka meletakkan pulpen, ada seribu
kompetisi lain yang siap menyerang, dan mereka akan belajar sampai jari mereka
melepuh. Mereka akan menggertakkan gigi kuat-kuat dan melalui semua itu.”
“Kami adalah anak-anak 18 tahun...
Kami masih muda. Yang Sedihnya bukan orang tua kami, tapi kamilah yang meyakini kalau hidup
ditentukan saat seseorang berusia 18 tahun.”
Semua pelajar
terlihat sangat serius belajar demi masa depan mereka.
Para guru
membawa berkas soal untuk masing-masing kelas, Di kelas semua terlihat tegang
dan Sa Rang pamit pergi pada Eun Ho dan akan mentraktirnya Toppoki setelah
ujian. Eun Ho merasa iri pada temanya.
“Sepertinya
aku juga sebaiknya ikut ujian masuk PNS saja.” Kata Eun Ho
“Jangan
membuat sainganku bertambah dan pergilah saja sana ke Hanguk.” Ejek Sa Rang
“Apa kau
benar-benar harus meninggalkan sekolah
sekarang? Aku mohon jangan pergi” rengek Eun Ho sambil memeluk temanya.
“Eun
Pal-ku ini rupanya lumayan obsesif juga ternyata. Jawab saja soal ujianmu.” Kata
Sa Rang
“Ujian
ini tidak ada artinya bagiku, jadi Jangan pergi.” Kata Eun Ho. Se Rng mengingatkan
kalau Eun Ho itu anak SMA pamit pergi
karena harus ke perpustakaan dulu.
Guru Goo
membagikan lembaran pada meja paling depan setelah itu menyuruh semua memberikan
pada bagian belakang. Semua pun sudah
siap dengan mengerjakan soal ujian. Guru Goo memberitahu bahwa Mulai sekarang
nilai ujian akan menentukan peringkat di sekolah ini.
“Yang
bodoh dan malas akan jadi orang-orang menyedihkan, suka berburuk sangka, dan
akan menderita.” Kata Guru Goo dan menyuruh mereka Mulai mengerjakan.
Tepat jam
9, tiba-tiba terdengar lagu dari speaker seperti ada yang memutar dari ruangan
radio. Semua dibuat binggung, tapi Eun Ho dkk terlihat gembira sampai akhirnya
air untuk tanda kebakaran pun keluar membuat semua ruangan basah, seperti hujan
dalam ruangan.
Beberapa murid
lainya, merasa kalau sangat keren dan karena Belakangan ini suasana terlalu
tenang, jadi Benar-bena kejutan yang luar biasa. Mereka mulai menari-nari
seperti dibawah hujan dengan wajah bahagia. Eun Ho pun menjerit bahagia.
Dalam
ruangan guru terjadi kegaduhan karena semua terkena air, beberapa murid meras
Di antara semua keisengan, ini benar-benar luar biasa dan Ketika para guru
bilang akan ada ujian tambahan, maka sudah berharap ini terjadi. Tapi menurutny yang lain kalau tetap saja, ini
adalah sebuah keisengan yang luar biasa.
Guru Shim
keluar dari ruangan dan melihat sosok wanita dengan pakaian seragam membawa
payung berjalan ke depan Guru Shim dengan membagi payungnya. Guru Han Soo Jin,
berkomentar kalau Sekolah yang luar biasa. Guru Shim masih melonggo binggung
seperti terpana dengan kecantikan Guru Han.
“Pasti
menyenangkan.. Bukankah begitu?” ucap guru Han lalu berjalan pergi. Guru Shim masih
melonggo binggung melihatnya. Eun Ho duduk sendirian dalam kelas seperti
terlihat bahagia karena ujian mereka bisa digagalkan.
Semua berkumpul
di dalam auditorium dengan beberapa anak yang sudah berganti pakaian termasuk
Eun Ho. Kepsek Yang terlihat sangat marah karena menurutnya kejadian seperti ini
seperti penghinaan dan bukan sekolah.
“Kalau kau
bertindak nakal di sekolah, maka sekolah tidak akan tinggal diam. Jangan kalian
kira ujiannya dibatalkan. Ujiannya akan diulang dalam tempo seminggu dan akan
segera dijadwalkan.” Tegas Kepsek Yang. Sementar Eun Ho sibuk mengambar dengan
notenya dan mulai mengeluh dengan ucapan Kepsek Yang.
“Aku adalah
pimpinan di sekolah ini. Kalau sesuatu semacam ini terjadi lagi, maka kau akan
diskorsing! Tanpa batasan waktu!” tegas Kepsek Yang.
Saat itu
Eun Ho tiba-tiba berteriak kalau ini bagus juga tentang Seorang pahlawan kelas
persiapanm menurutnya akan jadi cerita
yang keren dan ternyata Kepala sekolah adalah penjahatnya, bicara pada Sa Rang
yang ada disampingnya.
Tiba-tiba
semua hening dan bisa mendengarkan saura Eun Ho, Sa Rang yang menjadi temanya
mengeluh kalau dirinya pasti akan mengatakannya dalam hati saja.
Di ruang
guru, semua basah gara-gara air pemadam api.. Guru Park merasa Penyiramnya
berfungsi dengan baik dengan kertas yang basah semuanya, Kepsek Yang datang dan
hampir saja terjatuh karena licin lalu berteriak agar mereka segera meletakan
grafiknya sekarang. Guru Shim yang terburu-buru pun akhirya terjatuh untuk
memasangnya.
“Aku
tahu.. segalanya sedikit berantakan hari ini, tapi.. Petugas Kepolisian Han Soo
Ji akan mengurus semua urusan di sekolah kita.” Kata Kepsek Han. Guru Shim
melonggo ternyata Petugas Han yang tadi ditemuinya.
“Coba
kalu Lihat ini... Tekanan darahku naik. Etika di sekolah ini benar benar sudah
jatuh ke jurang.” Teriak Kepsek Yang marah.
“Kita
harus membereskan mereka semua. Kalau perlu, kirimkan mereka ke penjara.” Ucap Guru
Park
“Sadarlah
kau. Siapa yang mau kau kirimkan ke penjara?” kata Kepsek Yang. Guru Park pikir
mereka tidak bisa membiarkan ini begitu saja.
Kepsek
Yang setuju kalau mereka harus dipenjara lalu memberikan senyuman pada Petugas Han
kalau ingin memenjarakan si pelaku. Petugas Han pun berjanji akan melakukan yang
terbaik menemukan pelakunya. Salah seorang guru wanita merasa Anak-anak zaman
sekarang benar-benar sudah kelewatan dan Sepertinya pelakunya tidak hanya 1 atau
2 anak saja.
“Ini
sudah direncanaka dan bukan sesuatu keisengan
yang biasa dilakukan anak-anak.” Kata Guru Goo
“Permisi...
Mungkin saja pelakunya bukan dari sekolah kita. Seperti pepatah zaman dulu, kau
tidak bersalah sampai ada bukti yang menunjukkannya..” kata Guru Shim yang
masih sibuk memasang grafik
“Diamlah.
Karena kau yang mengajarkan tata krama, bekerja samalah dengan petugas
kepolisian dan tangkap pelakunya. Direktur bisa mengamuk kalau dia sampai tahu!”
teriak Kepsek Yang marah melempar koran basah ke arah kepala Guru Shim lalu
keluar dari ruangan.
“Tapi Apa
selama ini ada kejadian yang lain di sini?” tanya petugas Han. Semua guru
terdiam seperti mengingat kejadian sebelumnya.
Di bagian
foto guru, salah satu foto sengaja di
gambar dengan spidol wajah putih memberikan rambut dan juga kumis, lalu guru
Goo seperti terjebak dalam toilet dan Direktur Hyun kaget karena kepalanya
dalam patung tiba-tiba hilang dan yang terakhir adalah keran pendeteksi
kebakaran pun terbuka membasahi semua kertas ujian.
“Rentetan kejadian yang
mengacak-acak sekolah mulai terjadi. Pelakunya masih belum ditemukan. Siapa kira-kira?
Kenapa dia melakukannya? Semua orang penasaran, tapi sama sekali tidak ada
petunjuk. Benar-benar sekolah yang luar biasa! Siapa kira-kira pelakunya?”
Di kelas
lain
Dae Hwi
pikir si pelaku tidak akan bisamelakukan ini sendirian, karena Ini terlalu
besar. Hee Chan pkir Mungkin saja semacam organisasi rahasia, yaitu Mereka
tidak saling kenal satu sama lain, dan melakukan apa yang sudah ditugaskan pada
pelaku.
“Mungkin
saja orang luar, bukan siswa.” Pikir Ko Hak Joong
“Kalau
begitu, apa motifnya? Kenapa mereka melakukannya?” tanya Yoo Bit Na, Nam Joo
yang duduk dibelakangnya hanya bisa mengeleng karena tak mungkn bisa
mengetahuinya.
Won Byung
Goo berjalan dengan Tae Woon, berpendapat kalau mereka semua mungkin semacam Avengers.
Tapi Tae Woon pikir Mereka hanya sekelompok orang-orang kekanakan yang tak
punya pikiran. Tapi Byung Goo yakin kalau
Sepertinya mungkin saja mereka ada dalam sebuah organisasi rahasia yang
besar. Tae Woon hanya menatapnya.
“Kenapa? Apa
aku terlalu pintar?” ucap Byung Goo bangga, Tae Woon seperti lelah menyuruh
temanya itu minum susunya saja semua.
Eun Ho
makan bersama Sa Rang yakin kalau Pelakunya 1 orang. Sa Rang ingin tahu
alasanya Kenapa hanya 1 orang. Eun Ho merasa kalau Firasatnya mengatakan begitu
dan menurutnya Pahlawan itu biasanya adalah orang-orang yang kesepian. Sa Rang
binggung Eun Ho menyebut si pelaku itu pahlawan.
“ini Keren
sekali. Seorang penegak keadilan, yang menyelamatka kita dari keputus-asaan. Apapun
itu, tetaplah lakukan hal-hal keren macam ini.Biarkan aku masuk Hanguk dengan bantuanmu.”
Ungkap Eun Ho membayangkan si pelaku yang duduk di atap sendirian. Sa Rang pun
memberikan semangat pada temanya.
Beberapa orang
berkumpul dalam sebuah ruangan, seperti agen rahasia lalu memberikan kabar agar
si pelaku tetaplah tenang, Berhati-hatilah dan tunggu kabar darinya. Si pelaku
bisa mengerti.
Dae Hwi
dan Tae Woon tak sengaja berpapasan keduanya sama-sama memegang ponsel, seperti
sedang perang dingin. Akhirnya Tae Woon berjalan lebih dulu sambil mengeluh
kalau Benar-benar hari yang menyebalkan.
“Apa kau
suka hidup seperti itu?” ucap Dae Hwi dengan nada penuh amarah. Tae Woon
kembali berjalan mendekati Dae Hwi.
“Anak-anak
akan suka jika tahu identitas yang sebenarnya dari Ketua OSIS kita.” Ejek Tae
Woon.
“Kau pasti
rindu dengan pukulanku” balas Dae Hwi. Tae Woon pikir tidak akan mengelak,
keduanya saling menatap dengan penuh dendam lalu Dae Hwi pun pergi lebih dulu sambil
mengumpat temanya itu psiko.
Guru Goo
menuliskan puisi berjudul bendera, lalu memberikan waktu pada muridnya waktu 10
menit untuk puisinya, setelah itu dalam waktu 10 menit juga, interpretasikan
puisinya. Semua menjawab paham. Eun Ho terlihat sibuk mengambar sampai
akhirnnya kayu yang dibawa Guru Goo ada diatas buku gambarnya.
Eun Ho
panik ingin menjelaskan tapi Guru Goo sudah mengambil buku gambarnya. Guru Goo
memanggil Eun Ho dengan Peringkat 280 mengetahui kalau memang bodoh jadi tidak
akan menyalahkannya, kalau tidak paham ucapannya.
“Datang
dan ambillah ini kalau kau sudah lulus nanti.” Ucap Guru Goo. Eun Ho panik
karena itu hasil gambar untuk komiknya. Saat itu Tae Woon sedang memainkan
ponselnya ikut juga diambil dan Guru Goo berjalan keluar dari ruang kelas
karena bel pelajaran berakhir.
Eun Ho
mengejar gurunya meminta maaf dan berjanji tidak akan melakukannya lagi jadi
meminta agar mengembalikan buku gambar itu karena sangat penting baginya.
“Walaupun
ada hal yang lebih besar yang diambil darimu, yang bisa kau lakukan hanya
meminta dan memohon agar itu dikembalikan, 'kan? Kau benar-benar menyedihkan.” Sindir
guru Goo.
“Aku ingin
ponselku dikembalikan. Itu adalah hadiah Dari ayahku.” Kata Tae Woon. Guru Goo
dengan mudah mengembalikanya pada Tae Woon.
“Lalu, bagaimana
denganku? Aku juga mau milikku dikembalikan. Kalau mau dikembalikan secepat
ini, kenapa sejak awal Bapak mengambilnya?” keluh Eun Ho tak terima
“Karena
Aku harus patuh pada peraturan.” Ucap Guru Goo.
“Menaati
peraturan memang penting, tapi ini tidak adil. Kenapa Bapak mengembalikan
miliknya tapi milikku tidak?” kata Eun Ho tak terima.
“Kalau
begitu kau carilah seseorang yang kuat yang bisa menjadi koneksimu di sini.
Koneksi itu sangat kuat sampai bisa meruntuhkan segala aturan. Siapa yang
peduli itu tidak adil Ini adalah kenyataan kejam dari kehidupan sosial kita.” Tegas
Guru Goo.
Eun Ho
pikir tak bisa harus menerimanya begitu saja, menurutnya ini benar-benar tidak
adil, bahkan tak harus tinga diam saja dan
membiarkan orang lain mengambil miliknya bahkan harus berjuang sampai mati agar
semua orang mendapatkan kesetaraan!
Tae Woon
akan pergi, Eun Ho menahanya bertanya apakah Tae Woon tak setuju dengan
perkataanya, seperti meminta bantuan. Tae Woon pikir Tidak ada yang harus
diperjuangkan sampai mati. Eun Ho merengek meminta Guru Goo mengembalikan
sebelum pergi lebih jauh.
“Kau bisa
mengeluh soal itu kalau kau sudah punya kekuatan untuk mengubah kenyataan ini. Kekuatan
macam apa yang kau kira kau punyai di sekolah ini? Hei, Peringkat 280.” Ucap Guru
Goo. Eun Ho terus mengikuti Guru Goo agar bisa mengembalikan buku gambarnya.
Eun Ho
menemui Tae Woon merasa yakin Guru Goo akan mengembalikan kalau ia yang meminta
jadi meminta bantuanya. Tae Woon pikir Kenapa harus membantunya. Eun Ho mengaku
kalau Benda itu sangat penting baginya dan sangat memerlukannya agar bisa
kuliah jadi akan ikut kompetisi membuat webtoon serta masuk ke Universitas
Hanguk.
“Ini
tidak adil.. Ponselmu dikembalikan... Apa ini masuk akal?” ucap Eun Ho masih
kesal
“Dia
bilang semua ini masuk akal... Itu yang dikatakan Pak Guru tadi.” Kata Tae Woon.
Eun Ho kesal dengan sikap Tae Woon.
“Kenapa
kau.. Teman sekelasmu sedang ada dalam masalah. Bahkan kalaupun kau tidak bisa
melakukan sesuatu seperti yang sudah
dilakukan oleh pahlawan sekolah kita.. tidak bisakah setidaknya kau menolongku?”
kata Eun Ho.
Tae Woon
makin mengejek dengan Eun Ho yang menyebut pahlawan “Hero” seperti
anak-anak. Eun Ho mengakunya dan memohon
agar Tae Woo bisa bicara pada Guru Goo dengan memperlihatkan Agyeo. Tae Woon
meminta agar Eun Ho itu diam dan pergi dengan sepeda motornya.
Perpustakaan
Sa Rang
serius belajar tapi seperti terganggu dengan sikap terganggu dengan temanya,
Eun Ho duduk gelisah mengoyankan kaki dan juga mengigit kukunya, lalu tiba-tiba
tertawa, menangis dan kebingunan. Sa Rang menutup buku untuk menjadi PNS
memberitahu kalau harus pergi ke tempat les dan menanyaka keadaan temanya.
“Aku
harus pergi juga... Aku harus masuk Hanguk.” Ucap Eun Ho lalu berdiri.
Eun Ho
mengendap-ngendap masuk ke lorong sekolah yang sudah gelap, lalu berjalan
merangkak masuk ke dalam ruang guru dan melihat ada grafik yang berserakan
dilantai. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu, lalu berjalan melihat sosok pria
dengan menutupi wajahnya dengan jaket sedang membakar kertas dalam ember seng. Keduanya
seperti saling menatap dan Eun Ho kaget melihat si pelaku ada didepan matanya.
Bersambung ke episode 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar