PS
: All images credit and content copyright : SBS
Bong Hee
berbaring dengan tatapan kosong, tiba-tiba bangun bemmbuat Ji Hae kaget dengan
mengejeknya agar bangun tidur seperti orang normal. Bong Hee dengan wajah
melasnya bertanya Jam berapa ini, Ji Hae pikir Bong Hee harusnya tanya hari apa
ini.
“Kau sudah
berbaring di sofa itu sepanjang akhir pekan. Kau bahkan tidak mandi.” Ucap Ji
Hae
“Ah,
begitu. Akhir pekan... sudah berakhir.” Kata Bong Hee. Ji Hae mengejek kalu bau
bau sofanya akan seperti Bong Hee.
“Ji Hye,
aku... merasa plin plan.” Ungkap Bong Hee. Ji Hae tak mengerti maksud ucapan Ji
Hae.
“Aku
tiba-tiba tersadar.” Kata Bong Hee.
Flash Back
“Aku bertanya-tanya... kenapa aku
teringat hari itu.”
Bong Hee
membawakan jus dan ingin memberikan ciuman pagi hari, tapi Ji Wook malah
menghindarinya.
“Bagaimana jika sesuatu terjadi di
antara kami lagi? Hubungan kami ini kacau. Bisakah kami memulai lagi?”
Bong Hee
seperti tak sadar setelah mencium Ji Wook dan mereka berciuman dalam ruangan
pengadilan. Ji Wook memanggilnya dan menahan tanganya. Bong Hee dengan gugup
mengaku kalau lupa Ada sidang yang harus dihadiri. Ji Wook hanya bisa menatap
binggung.
“Aku tiba-tiba sadar akan hal itu”
“Ini
bahkan tidak mengejutkanku lagi sekarang. Lebih baik Mandi saja sana.” Keluh Ji
Hae lalu mendengar suara bel dan binggung siapa yang datang di akhir pekan.
Saat
membuka pintu, Ji Hae membuka pintu dan kaget ternyata yang datang adalah Ji
Wook. Ji Wook sedikit gugup menyapa Ji Hae, Bong Hee dengan rambut berantakan
ingin tahu siapa yang datang.
“Aku tahu
datang ke sini bisa berarti aku mengganggumu. Apa Pengacara Eun ada di dalam?”
kata Ji Wook
“Masuklah
dan ganggu dia. Tolong turunkan dia dari sofa.” Kata Ji Hae kesal. Ji Wook pun
masuk ke dalam pintu rumah.
“Bong
Hee, bangun.” Teriak Ji Wook. Bong Hee dengan gugup bertanya kenapa harus
bangun.
“Keluarlah.
Kita harus bicara.” Kata Ji Wook. Ji Hae melihat Bong Hee menyuruh agar
merapihkan rambutnya dulu.
“Tidak,
aku tidak bisa... Aku belum cuci muka.” Ucap Bong Hee menutup wajahnya karena
malu.
“Aku
sudah melihat itu sebelumnya.” Kata Ji Wook. Bong Hee malu karena juga belum cuci
rambut.
“Aku juga
sudah pernah melihatnya... Ahh.. Maksudku... Tapi, tetap saja... Aku 'kan sudah
bilang kepadamu, kau masih cantik meskipun kau jorok” kata Ji Wook. Ji Hae
langsung tertawa mengejek. Ji Wook langsung melirik sinis. Ji Hae langsung
meminta maaf.
Bong Hee
akhirnya mengikuti Ji Wook sampai ke taman dengan merapihkan rambutnya. Ji Wook
dengan wajah kesal membalikan badan, kalau sudah menelepon sepanjang akhir pekan.
Bong Hee mengaku Ponsel kehabisan baterai.
“Bukannya
kau sedang menghindariku?”kata Ji Wook.
Bong Hee mengaku bukan seperti itu.
“Kenapa
kau menghindariku?” tanya Ji Wook. Bong Hee pikir kata "Menghindari"
bukan kata yang tepat tapi itu takut. Ji Wook ingin tahu takut dengan apa.
“Saat aku
memikirkan soal kita, maka aku selalu seperti itu. Setelah kita dekat, sesuatu
yang buruk akan selalu terjadi. Saat kita memulai kencan, saling suka, dan
berciuman... Setelah momen-momen bahagia itu.., maka beberapa hal terjadi dan
semua jadi kacau. Seseorang selalu terluka. Pada akhirnya, kita putus.” Ucap
Bong Hee seperti mengalami trauma.
Ji Wook
pun bertanya apakah Bong Hee ingin kabur sekarang, Bong Hee mengaku karena
alasan itu maka dirinya kabur. Ji Wook bisa
mengerti itu tapi tetap saja ingin mengajak Bong Hee untuk kencan. Bong Hee
melonggo binggung dan mulai sedikit
gugup berbicara.
“Apa kau
bahkan mendengarku? Butuh keberanian bagiku untuk mengatakan ini.” Ungkap Bong
Hee.
“Lalu,
apa Kau menyarankan agar kita bertingkah seolah tak ada yang terjadi?” kata Ji
Wook. Bong Hee mengaku bukan seperti itu maksudnya.
“Lalu,
haruskah kita pacaran lagi seperti ini?” tanya Ji Wook. Bong Hee mengangguk.
“Lalu,
kenapa kau melakukan itu kepadaku saat ada di ruang sidang?” keluh Ji Wook
kesal.
“Tidak,
itu... Aku melakukan itu karena ada seseorang bilang aku harus mengikuti kata
hatiku. Aku melakukannya tanpa menyadarinya.” Jelas Bong Hee.
“Kau harusnya
bertanggung jawab jika kau menikmati perasaanmu. Lalu Bagaimana denganku? Apa
yang harus kulakukan kalau begitu?” keluh Ji Wook kesal
Bong Hee
berusaha menjelaskan kalau itu cuma ciuman dan Tak perlu tanggung jawab untuk
itu lalu bertanya apakah Ji Wook tak takut sesuatu yang buruk akan terjadi
lagi. Ji Wook seperti tak peduli menurutnya Biarkan saja itu terjadi dan tidak
masalah baginya.
“Bagaimana
bisa kau sangat berterus terang?” tanya Bong Hee.
“Aku
hanya... Putus denganmu adalah hal yang lebih menakutkan. Bagiku, itulah hal
paling menakutkan. Jadi, tolong jawab aku sekarang. Apa yang mau kau lakukan? Kita
pacaran lagi atau tidak? Apakah Tidak mau?”kata Ji Wook.
“Ayo kita
Pacaran. Memang hal terburuk yang bisa terjadi kepada kita adalah putus Tapi Ayo
pacaran.” Ucap Bong Hee mantap.
Bong Hee
sibuk memasang anting, Ji Hae yang melihatnya mengulangi kata-katanya kalau jadi plin plan dan takut. Bong Hee
menceritakan kalau Ji Wook yang meyakinkannya dan membuat kasus banding yang
sesungguhnya, lalu terlihat sangat gugup karena mau kencan.
“Kalian
'kan sudah lama pacaran.” Pikir Ji Hae. Bong Hee bisa mengerti.
“Tapi
saat kami mulai pacaran.., seseorang kena tusuk. Jadi, kami secara teknis tidak
pernah pergi berkencan.” Cerita Bong Hee.
“Tapi
kalian berdua hidup bersama untuk waktu yang lama.” Balas Ji Hae.
“Tapi,
kami hanya tidur sekali.” Akui Bong Hee. Ji Hae kesal memberitahu kalau tidak
ingin tahu detailnya. Bong Hee pun hanya bisa meminta maaf. Maaf.
Ji Hae mengeluh
dengan bau selimut seperti ingin membuangnya karena bau. Bong Hee
bertanya-tanya apa yang harus dibicarakan selama kencan, lalu mencari tahu
apakah memiliki parfum. Ia pikir Ji Hae akan meminjamkannya. Ji Hae langsung
menolak, Bong Hee seperti berpikir kalau Ji Hae akan meminjamkan dan
mengucapkan Terima kasih.
“Hei, aku
bilang tidak.” Teriak Ji Hae kesal. Bong Hee pun menanyakan wajahnya dan ingin
tahu terlihat cantik. Ji Hae mengaku Tidak terlalu.
“Apa Aku
tidak terlihat cantik? Penglihatanmu sudah rusak.” Ejek Bong Hee akan pamit
pergi.
Ji Hae
menyuruh Bong Hee agar duduk lagi, Bong Hee akhirnya menurut. Ji Hae mengejek
dengan make up yang digunakan Bong Hee untuk berkencan, kalau makeup paling
ngetren jaman sekarang yaitu Drunk Makeup dengan mengunakan blush on. Bong Hee
pun diam sambil bertanya kembali apakah boleh menggunakan parfumnya. Ji Hae
hanya bisa mengejek dan membiarkannya Bong Hee mengunakanya.
Ji Wook
masih menunggu ditaman dan sedikit bingung melihat wajah Bong Hee yang berbeda,
tapi seperti belum terbiasa. Bong Hee bertanya Kenapa. Ji Wook mengaku tak
masalah, mengaku kalau Pipi Bong Hee lucu lalu bertanya Apa yang harus mereka
lakukan hari ini.
“Ada banyak
hal yang ingin aku lakukan. Bagaimana kalau kita makan dulu?” kata Bong Hee. Ji
Wook pun ingi tahu apa yang ingin dimakan Bong Hee.
“Ada
banyak yang ingin aku makan. Tapi Daripada makan, bagaimana jika minum?” kata
Bong Hee. Ji Wook pun setuju dan mengajak pergi dengan mengandeng tangan Bong
Hee bertanya ingin minum apa.
[Pengadilan
Daerah Cabang Goyang]
Jaksa
Jang duduk dibalik papan nama “Terdakwa” terlihat tertunduk dan sedikit menahan
sedih saat bicara pada hakim. Bong Hee dan Ji Wook duduk melihat pengadilan
Jaksa Jang. Akhirnya Jaksa Jang pun mengaku alasan ingin tahu kebenaran dari
kasus anaknya.
“Sebagai
pegawai hukum yang harus mengikuti dan menuruti hukum lebih dari siapapun.., saya
sangat menyesal karena melakukan perilaku yang bertentangan dengan hukum
seperti penangkapan ilegal dan salah dalam memenjarakan seseorang.” Ucap Jaksa
Jang
“Namun..,
saya ingin memberi tahu kalau saya tidak melakukan pembunuhan. Saya hanya
mengambil senjata dari TKP sebagai tindakan untuk melindungi diri dan melawan
orang yang berbahaya. Saya tidak berniat membunuh siapapun. Saya harap pengadilan
akan mengakui fakta ini.” Ungkap Jaksa Jang
Bong Hee
pun berbisik pada Ji Wook menanyakan
putusannya. Ji Wook juga tak tahu. Menurutnya Jika tuduhan percobaan
pembunuhan dibatalkan maka mungkin akan dapat masa percobaan. Bong Hee pun
mengangguk mengerti.
Ji Wook
dan Bong Hee keluar dari pintu yang berbeda dan bertemu dengan Jaksa Jang yang
juga keluar dari pintu lainya. Ji Wook mengatakan secara pribadi kalau Jaksa
Distrik, lalu mengingat kalau jabatan sudah dilepaskan.
“Kuharap
mantan PD kami... punya rasa malu. Sampai jumpa.” Ucap Ji Wook dan berjalan
pergi. Bong Hee pun ngikutinya tanpa banyak bicara.
Jaksa
Jang baru saja keluar dari pengadilan, Beberapa wartawan sudah menunggu dan
langsung mengerubunginya dan langsung menanyakan pertanyaan.
“Bagaimana
pemikiran Anda mengenai kemarahan publik kepada Anda, mantan PD yang melanggar
hukum?”
“Apa Anda
setuju dengan kekuatan itu, Anda akan bisa melepas tuduhan kriminalnya?”
“Ada kontroversi
yang memanas seputar balas dendam pribadi Anda. Bagaimana pemikiran Anda dengan
itu?”
“Bagaimana
menurut Anda mengenai pemecatan Anda yang dilakukan dengan tidak hormat? Apa
Anda punya niat membunuh?”
Jaksa
Jang memilih tak menjawab dan masuk ke dalam mobil dan pergi.
Berita TV
“PD Jang Moo Young dipecat dengan tidak hormat dari posisinya. Mantan Ketua Kantor
Kejaksaan Daerah Sunho menjadi tersangka dan berakhir dihukum karena dakwaan
yang ditujukan kepadanya. Dia tetap diam saat reporter menanyakan...”
Tuan Byun
menonton bersama Bong Hee dan Eun Hyuk merasa Memalukan. Karena Jaksa Jang itu
terlalu tua untuk berada di dalam kekacauan itu, bahkan tidak pernah suka
kepadanya tapi merasa buruk kepadanya.
“Melihat
kalian berdua lebih mengecewakanku.” Ungkap Tuan Byun. Eun Hyuk merasa tak
percaya Tuan Byun berkomentar seperti itu.
“Sekarang,
aku yang menanggung hidup kalian berdua.”kata Eun Hyuk. Bong Hee pun mencari
perhatian dengan mengaku akan bekerja keras.
“Aku
juga. Aku juga akan bekerja keras.” Ungkap Tuan Byun. Eun Hyuk tersenyum sambil mengejek akalu merasa sudah jadi guru
di tempat penitipan anak.
“Kau
jangan pergi kemana-mana” kata Tuan Byun merayu. Bong Hee pun berjanji akan
baik-baik kepadanya. Tuan Byun dan bertanya Kapan sidang akhir Jung Hyun Soo.
Hyun Soo
duduk dibangku terdakwa, dan Ji Wook sebagai Jaksa mulai berbicara pada Hakim
bahwa Terdakwa Jung Hyun Soo dengan brutal membunuh para pemerkosa dalam kasus
Park So Young demi membalas kematiannya.
“Dia juga
membunuh saksi kasus, karena berpikir mereka akan menghalanginya melakukan tindak
kriminal. Terlebih lagi, terdakwa berlanjut membenarkan perbuatannya tanpa rasa
bersalah maupun menyesal.” Ucap Ji Wook dengan penekanan.
“Dia
sangat marah karena pembunuhannya, dihentikan. Mempertimbangkan kebenarannya
bahwa dia melakukan pembunuhan tingkat satu berantai dan dia tidak merasa
menyesal maupun bersalah.., Saya meminta hukuman seumur hidup bertujuan untuk
memisahkannya dari kehidupan sosial.” Kata Ji Wook. Hyun Soo di bangku terdakwa
pun hanya diam saja.
Pemberitahuan
di lampu depan ruangan [Sidang sedang berlangsung] Hakim pun siap memberikan
keputusan.
“Mempertimbangkan
bahwa terdakwa melanggar hukum dan melakukan pembunuhan berantai karena balas
dendam.., dan juga tindak kriminalnya yang bersifat kejam dan melangar.., Saya
akan menghukum terdakwa, Jung Hyun Soo.., untuk dipenjara seumur hidup.” Ucap
Hakim.
Bong Hee
mendengar langsung menghela nafas lega, Eun Hyuk yang ikut duduk disejajarnya
pun mengucapkan selamat. Tuan Bang pun
juga senang karena akhirnya Bong Hee dapat membuktikan ketidakbersalahannya. Ji
Wook dan Bong Hee pun saling memberikan senyuman.
Bong Hee
keluar dari ruangan, Ji Wook berjalan disebelahnya dan mengenggam tangan Bong
Hee dengan berbisik mengucapkan selamat.
Lalu Bong Hee pergi menemui ibunya, Nyonya Park membentangkan tanganya
mereka pun berpelukan dengan wajah haru seperti beban mereka selama ini sudah
hilang.
“Ibu,
semuanya sekarang tahu kalau aku tidak bersalah. Aku akhirnya membuktikan
ketidakbersalahanku.” Cerita Bong Hee duduk bersama. Ibunya mengaku sduah tahu
“Aku tahu
seberapa stresnya dirimu selama ini. Selamat, Putriku.” Kata Nyonya Park
“Aku tahu
ini sangat sulit juga bagimu dan Ibu.. Mengenai Ayah, Akan lebih bagusnya jika
aku bisa membuktikan ketidakbersalahannya.” Kata Bong Hee.
Flash Back
“Aku
ingin menyelesaikan isu mengenai ayahmu.., tapi tak ada yang bisa dilakukan
secara legal. Karena saat itu dia tidak benar-benar didakwa.., jadi tak ada
bukti untuk mengoreksinya. Dan UU batas kasus pencemaran nama ayahmu adalah 3
tahun. Aku sungguh minta maaf.” Kata Ji Wook merasa bersalah. Bong Hee hanya
bisa diam saja memberikan senyuman.
“Tidak
masalah. Yang penting adalah yang masih hidup harus bahagia.” Ungkap Ibu Bong
Hee. Bong Hee merasakan sesuatu yang kurang, Ibu Bong Hee menyelanya.
“Kau sudah
menyelesaikan tuduhanmu yang salah itu, jadi semuanya baik-baik saja sekarang. Aku
tak berharap lebih. Aku yakin ayahmu berpikiran sama. "Ini sudah cukup
bagus." Aku yakin dia berpikiran begitu sekarang.” Kata Nyonya Park. Bong
Hee pun bisa mengerti.
“Ayo pulang.
Aku akan membuatkan sesuatu yang enak. Kita harus merayakannya.” Ajak Nyonya
Park.
Bong Hee
ingin mengaku dan minta maaf karena ada janji dengan seseorang. Ibunya pun
mengejek anaknya kalau mau bertemu si ganteng itu.
Ji Wook
duduk dibelakang seperti sudah tak sabar menunggu, lalu melihat ke arah Tuan
Bang yang sedang bertemu terpidana dengan menasehati walaupun hanya mengambil dompet yang
tergeletak, maka akan dikenakan Pasal 360 Hukum Pidana. Si terpidana meminta
maaf.
“Korban
sudah setuju untuk menyelesaikannya, jadi tolong tulis permintaan maaf formal juga
surat banding. Mengerti?” ucap Tuan Bang. Si pria pun mengerti lalu Tuan Bang
menyuruh pergi.
“Baiklah.
Kalau begitu, aku harus pergi siang ini.” Kata Ji Wook membawa jasnya. Tuan
Bang menahan ingin tahu kemana Ji Wook akan pergi.
“Kita
sudah selesai, kan?” pikir Ji Wook. Tuan Bang mengatakan mereka punya kasus tambahan dengan menunjuk ke arah
meja dengan tumpukan berkas.
“kapan
kita dapat banyak kasus tambahan?” ucap Ji Wook binggung, Tuan Bang mengaku
kalau belum lama.
“Kurasa
kau tidak dengar karena kau terlalu sibuk dengan dokumen-dokumen itu. Kejadiannya
tadi pagi-pagi.” Jelas Tuan Bang. Ji Wook sedikit mengumpat.
Tuan Bang
bisa mendengar Ji Wook yang menyumpahinya, Ji Wook mengelak kalau tidak
menyumpah dan mengajak mereka agar segara berkerja daan memanggil terdakwa
untuk datang cepat lalu kembali duduk di meja kerja.
Bong Hee
menunggu bangku taman, Ji Wook mengirimkan pesan “Bagaimana ini? Kelihatannya
aku akan sedikit terlambat. Apa kau tak apa?”. Bong Hee membalasnya kalau suka
menunggu., tapi menurutnya Ini kedengaran sangat putus asa.
“Aku akan
baik-baik saja, Kau bisa datang nanti.” Balas Bong Hee lalu mencari keyword
[Tempat berkencan] dan menemuikan artikel 10 tempat berkencan terbaik di Seoul.
Beberapa
saat kemudian, Ji Wook mengirimkan pesan kembali “Aku sungguh minta maaf. Ini
akan lebih lama.” Bong Hee pun membalas “Tak apa. Kau tak perlu terburu-buru.”
Tuan Bang
menginterogasi Ko Min Soo. Ji Wook yang benar-benar tergesah-gesah mengatakan
kalau Dari rekaman CCTV sampai DNA ada banyak bukti jadi meminta agar mengakui
saja. Ia pun sedikit mengancam kalau tak
mengaku takkan memberi kesempatan banding, untuk mengurangi hukuman untuk terdakwa.
“Aku tak
punya waktu sekarang, jadi sangat buru-buru sekarang. Karena itu, aku tak mau
mengerti. Aku ada janji penting.., jadi aku hanya akan memberimu 30 detik. Aku
biasanya memberi 2 menit saat tidak terburu-buru.., tapi sekarang aku tak bisa
memberi waktu lebih dari 30 detik. Tolong mengaku.” Ucap Ji Wook mengoceh cepat
dan mulai menghitungnya. Tuan Bang hanya bisa menatap binggung melihat Bong
Hee.
Bong Hee
duduk diam dan melihat Ji Hae yang sedang biacra dengan Yoo Jung. Ji Hae
mengeluh kalau Yoo Jung tak punya orang untuk diajak makan dan minum selain
dirinya. Yoo Jung mengaku Tak punya. Bong Hee tiba –tiba langsung datang
mengatakan agar Makan dengan saja lalu berjalan pergi. Ji Hae sempat kesal lalu
akhirnya teriak meminta agar menunggunya.
Ketiganya
terlihat sudah mulai sedikit mabuk, Yoo Jung mengatakan kalau Ji Wook akan
lebih sering mengecewakanya mulai sekarang, menurutnya Beban kerja jaksa itu
gila dan Ji Wook bisa jadi gila kerja. Bong Hee pikir Yoo Jung memberi nasihat
kepadanya sebagai mantan pacarnya.
“Aii, ini
adegan dari drama yang jahat atau apa?” ejek Ji Hae yang melihatnya.
“Hei,
mantan pacarku selingkuh denganmu.” Komentar Bong Hee. Yoo Jung pun langsung
memanggil Ji Hae langsung dengan sinis.
“Apa Kau
tertarik dengan Eun Hyuk?” tanya Yoo Jung. Ji Hae sempat terkejut pada memilih
dengan mengataka Apa yang akan dilakukan jika menjawab ya. Yoo Jung benar-benar
tak percaya Ji Hae berani mengatakanya.
“Kenapa
kau selalu jatuh cinta kepada orang yang sudah jadi milik orang lain? Jangan
seperti itu.” Kata Bong Hee membela
“Hei...
Aku tidak tahu kalau dia punya perasaan kepada... Aku sungguh tidak tahu.” Kata
Ji Hae.
Yoo Jung
pun bertanya apakah Eun Hyuk menyukai seseorang dan ingin tahu siapa orangnya.
Ji Hae yang mendengarnya merasa jengkel saja. Bong Hee pun juga merasa seperti
itu. Yoo Jung ingin tahu dan meminta memberitahu siapa orangnya karena tak
tahu. Ji Hae menyuapi makanan untuk Yoo Jung saja.
Ji Wook
akan masuk ke dalam restoran, Eun Hyuk melihatnya langsung memanggil dan
bertanya kenapa datang, lalu bisa mengerti kalau Bong Hee pasti yang menelpnya.
Ji Wook bisa menebak kalau Yoo Jung yang menelp Eun Hyuk. Eun Hyuk membenarkan dan juga Ji Hae dengan
gugup. Ji Wook pun menanyaka apa maksud dengan Ji Hae.
“Kurasa
kau salah paham. Ini bukan seperti yang kau pikirkan.” Ucap Eun Hyuk. Tapi Ji
Wook seperti tak peduli memilih untuk masuk. Eun Hyuk berusaha menyakinkan
kalau memang semua salah paham.
Eun Hyuk
dan Ji Wook hanya bisa menghela nafas melihat tiga wanita yang terlihat mabuk.
Bong Hee dkk menyapa dengan lambaian tangan. JI Hae langsung bertanya apakah
Eun Hyuk itu sedang memanfaatkanya Yoo Jung pun mengeluh dengan sikap Eun Hyuk.
Eun Hyuk berusaha mengelak yang dikatakan. Akhirnya Ji Wook mengajak Bong Hee
untuk segera pergi dari restoran.
“Hei,
tunggu. Apa kau benar-benar akan meninggalkanku dengan dua orang ini?” ucap Eun
Hyuk panik karena harus membawa dua wanita.
“Eun
Hyuk, jangan jalani hidupmu seperti itu. Mengerti? Jadilah dirimu sendiri.”
Pesan Ji Wook. Eun Hyuk berusaha menjelaskan tapi Ji Wook sudah lebih dulu
keluar dari restoran.
Yoo Jung
dan Ji Hae tiba-tiba saling memberikan tanda cinta untuk Eun Hyuk. Eun Hyuk
hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah keduanya. Ji Wook
mengendong Bong Hee pulang, dengan senyuman menanyakan keadaan. Bong Hee
mengaku baik-baik saja dan memberikan kecupan di pipi Ji Wook, lalu tiba-tiba
merasa mual dan ingin muntah. Ji Wook langsung panik, tapi Bong Hee ternyata
hanya mengjahili pacarnya saja.
Keduanya
pun tertawa, Ji Wook meminta agar jangan mengodanya. Bong Hee malah dengan
sengaja menutup mata Ji Wook saat berjalan. Ji Wook meminta agar jangan
melakukanya. Bong Hee kembali merasakan mual, Ji Wook yakin kalau itu hanya
bohongan.
Bong Hee
mengaku benar-benar ingin muntah, Ji Wook ingin segera menurunkanya, Bong Hee
membuka mulutnya dengan wajah bahagia kalau hanya bercanda. Ji Wook yang gemas
akhirnya berlari kencang mengendong Bong Hee.
Eun Hyuk
membawa Yoo Jung masuk ke rumah, Yoo Jung mengeluh karena minum banyak sekali,
lalu tiba-tiba terhenti menanyakan keberadaan Ji Hae. Eun Hyuk mengingatkan
kalau mereka baru saja mengantarnya kerumahnya. Yoo Jung seperti baru
mengingatnya.
“Kau dulu
bisa minum banyak. Kenapa kau bisa mabuk hanya minum sedikit saja?” ucap Eun
Hyuk. Yoo Jung mengaku kalau itu kan memang dulu.
“Sekarang,
tubuhku berubah tiap tahun” akui Yoo Jung. Eun Hyuk bisa mengerti lalu pamit
pergi dan menyuruh Yoo Jung agar mandi dan tidur.
Yoo Jung
mengangguk mengerti dan berjalan ke
ruang tengah, tapi tubuhnya hampir jatuh. Eun Hyuk bisa melihat dan langsung
menahanya sebelum jatuh, keduanya saling menatap sangat dalam. Eun Hyuk
akhirnya menyadarkan diri, menanyakan keadaan Yoo Jung. Yoo Jung mengaku kalau
baik-baik saja.
Eun Hyuk
melepaskan tangan dan menyuruh Yoo Jung untuk segera tidur, lalu pamit pergi.
Yoo Jung menahan dan mengenggam tangan Eun Hyuk sebelum pergi, lalu meminta
maaf dan mengaku kalau merasa sangat
mabuk sekarang.
Eun Hyuk
pun tak bisa menahan perasaanya memberiakan ciuman untuk Yoo Jung, setelah itu
meminta maaf juga. Keduanya saling menatap dan Yoo Jung pun menarik jas Eun
Hyuk, mereka pun berciuman.
Ji Wook
sedang asik membaca buku diatas tempat tidur. Bong Hee terbangun tersenyum
melihat Ji Wook yang ada disampinganya, keduanya saling bertanya apakah tidurmu
dengan nyenyak. Ji Wook menganguk dengan senyumanya, Bong Hee tiba-tiba
tersadar berada di kamar Ji Wook lalu melihat dibalik selimut.
“Apa yang
terjadi?” ucap Bong Hee panik. Ji Wook heran Bong Hee yang tidak ingat. Bong
Hee mengangguk dengan mengigit jarinya. Ji Wook yang kesal memilih untuk turun
dari tempat tidur untuk mengambilkan air.
“Semalam,
apakah kita... Yang aku tanyakan adalah... Dari semua hal yang tidak kuingat...
Maksudku...” ucap Bong Hee terlihat gugup. Ji Wook menunggunya, Bong Hee pikir
Ji Wook pasti tahu apa maksud ucapanya.
“Emm...,
kau tahu. Aku....bukan... ...orang suci.” Akui Ji Wook lalu bergegas pergi
karena malu.
“Kenapa
juga aku tidak ingat? Tentu, aku ingat.” Ucap Bong Hee yang berhasil mengoda Ji
Wook, lalu kembali tertidur dengan wajah tersenyum sumringah.
Bersambung ke episode 40
Tidak ada komentar:
Posting Komentar