Ae Ra
menatap Dong Man yang tidur bertelanjang dada sambil berkomentar pacarnya
seperti anjing dengan Rambutnya yang begitu halus. Dong Man bertanya-tanya
apakah Ae Ra sungguh membiusnya, karena tidak mau bangun.
“Apa Kau
mau tidur saja? Aku akan mengurus Pelatih Hwang.” Kata Ae Ra. Dong Man pikir Ae
Ra harus tahu dan menatapnya.
“Kupikir aku
sangat menyukaimu belakangan ini. Aku sangat menyukaimu sampai bertanya-tanya mungkinkah
aku bisa menyukai seseorang seperti itu. Semua itu tidak berarti.” Ungkap Dong
Man. Ae Ra merasa tak percaya mendengarnya.
“Sejak
kemarin, aku menyukaimu 500 kali lipat.” Kata Dong Man. Ae Ra mengeluh kali ini
Dong Man yang begitu terus terang.
“Kau bisa
membuatku terkena aritmia” Kata Ae Ra.
“Bagaimana
aku bisa menolakmu selama 20 tahun? Pasti aku bodoh.” Ungkap Dong Man. Ae Ra
seperti tak percaya kalau Dong Man memang begitu menyukainya.
“Aku suka
perut buncitmu, tangan dan kakimu yang pendek, bahkan aromamu. Aromamu seperti
makanan favoritku, sup rumput laut. Aku sangat menyukaimu.” Ungkap Dong Man
lalu memeluknya, Tapi Ae Ra mengeluh karena dirinya yang berbau seperti sup
rumput laut.
Ae Ra
ingin masuk ke dalam rumah tapi gugup lalu bertanya apakah Dong Man Mau masuk
bersama-sama. Dong Man langsung mengelengkan kepala. Ae Ra mengumpat kesal Dong
Man yang sangat menyebalkan. Dong Man mengaku sangat malu dan tidak mau
memikirkannya.
“Kau
bilang ingin melindungiku.” Kata Ae Ra kesal. Dong Man pikir Seharusnya itu
obrolan antarwanita saja.
“Lalu Aku
harus bilang apa? Seharusnya aku mengeringkan rambutku.” Kata Ae Ra gugup.
Dong Man
menatap Ae Ra, lalu Ae Ra berpikir Dong Man ingin menemaninya tapi Dong Man
hanya ingin memberikan semangat. Ae Ra hanya bisa mengumpat kesal.
Sul Hee
mengetik dengan laptopnya, terlihat bahagia menatap jarinya yang mengunakan
riasan. Ae Ra masuk rumah dengan berkomentar kalau diluar cerah jadi lebih baik
menjemur pakaian, lalu merasa kepanasan karena hampir seperti musim panas.
“Ini
memang bulan Juli.” Ucap Sul Hee lalu tersenyum bahagia. Ae Ra pun tak bisa
berkata apa-apa.
“Kau sudah
menahan diri selama 20 tahun, tapi akhirnya kau menyerah.” Ungkap Sul Hee. Ae
Ra hanya bisa tersenyum.
Dong Man
masuk ke dalam rumah melihat Joo Man yang berbaring di lantai. Joo Man
memperingatkan Dong Man Jangan masuk begitu saja dengan membuka kuncinya. Dong
Man mengeluh kalau Joo Man bukan pacarnya dan bertanya apa yang sedang
dilakukanya.
“Kau
menangis, kan?” kata Dong Man, Joo Man mengusap ujung matanya. Dong Man yakin kalau Joo Man memang benar
menangis. Dong Man mengelak kalau hanya menguap.
“Apa kau
diputuskan? Apa diafragmamu terkoyak?” ejek Dong Man
“Jangan
gunakan diafragmaku sebagai leluconmu.” Balas Joo Man dengan kembali berbaring
dilantai.
“Jangan
permalukan dirimu dan bangkitlah... Joo Man...Aku mengenalmu selama 10 tahun, tapi
aku sudah mengenal Sul Hee selama 20 tahun. Jika kalian bertengkar, tentu saja
aku memihak Sul Hee.” Ungkap Dong Man.
Joo Man
menyuruh temanya keluar saja. Dong man menegaskan bahwa Sul Hee lebih dari 99
persen baik, bahkan 100 persen baik. Menurutanya Sul Hee menakjubkan dan
terlalu baik untuk Joo Man. Joo Man juga melihat Sul Hee seperti malaikat.
“Tapi aku
tidak memercayai pria lain. Kaulah pria terbaik. Jadi, turunlah dan mohon
kepadanya.” Kata Dong Man
“Tapi di
rumah itu.. Ae Ra juga berada di sana.” ungkap Joo Man tak yakin.
Dong Man
sambil memasukan nasi dalam mangkuk, memberitahu bahwa dan ada pertandingan
hari ini. Jadi mereka berempat harus sarapan dan sudah menjadi kebiasaan mereka
bersama. Ae Ra memberikan sumpit dengan membanting, Dong Man mengeluh dengan
sikap Ae Ra pada Joo Man.
“Tidak
apa-apa... Aku menyukai sumpit kayu.” Ucap Joo Man. Ae Ra membawakan piring
memberitahu Telurnya hanya ada tiga.
“Aku
tidak perlu telur. Kadar kolesterolku tinggi.” Kata Joo Man. Ae Ra berteriak
memanggil Sul Hee agar makan karena Dong Man saja bisa makan.
Sul Hee
tiba-tiba memanggil Ae Ra. Joo Man dan Ae Ra berjalan mendekati Sul Hee didepan
komputer. Sul Hee berpikir kalau penipuan dengan membawa komentar “Sul Hee, apa arak
premnya dijual? Aku ingin membeli arak murbeinya.”
“Ada apa
dengan mereka? Kenapa ingin membeli arakku? Mungkinkah ini penipuan?” ungkap
Sul Hee tak percaya
“Kau akan
mendapatkan uang. Mustahil itu penipuan. Justru kau yang bisa menipu. Kau bisa
mendapatkan uang dan tidak mengirimkan araknya.” Kata Dong Man.
Joo Man
berkomentar kalau Ada banyak orang aneh. Ae Ra pikir Itu karena arak buatan Sul
Hee bagus. Semua orang ingin membelinya, lalu pesan masuk ke dalam komentar “
aku juga akan membelinya.” Sul Hee bisa melihat Peri Mabuk juga ingin
membelinya. Joo Man merasa Nama penggunanya mencurigakan.
“Kurasa
mereka semua ingin mencobanya. Setelah satu permintaan, permintaan lain
berdatangan.” Kata Dong Man
“Apa yang
terjadi? Harus kujual dengan harga berapa?” kata Sul Hee. Ae Ra pikir mereka
harus memikirkan biaya utamanya dan keuntungan yang ingin dimilikinya. Sul Hee
juga belum tahu.
“Pendapatan
bersih harus mempertimbangkan biaya tidak terduga.” Kata Joo Man. Sul Hee pikir
kalau itu harganya 70 sen. Dong Man pikir lebih baik Sul Hee berkata tidak
dijual.
“Kalau
begitu, buat 80 sen.” Kata Sul Hee. Dong Man pikir itu tidak cukup untuk tarif
bus ke kantor pos.
“Kalau
begitu, 1 dolar dan 10 sen.” Ucap Sul Hee. Semua hanya bsia memilih pergi saja
karena Sul Hee tak bisa menentukan harga yang tinggi.
"Sasana
Tinju Dongchun"
Si pria
menyapa Kyung Koo yang sudah lama mendengar tentangnya. Kyung Koo pun
mengucapkan terima kasih atas bantuannya dengan bisa meliput pertandingan Dong
Man. Sementara Dong Man dan Ae Ra duduk di ruangan lainya, Dong Man menyakinkan
kalau baik-baik saja dan tidak takut. Ae Ra hanya bisa menghela nafas.
“Kenapa
kau menghela napas saat pacarmu akan bertanding?” keluh Dong Man. Ae Ra hanya
bisa memukul Dong Man, kali ini Dong Man heran tiba-tiba Ae Ra memukul
kepalanya.
“Aku
batal menyuruhmu memenangkan pertandingan hari ini. Kau boleh kalah. Tidak
masalah jika kau kalah. Jadi, menyerahlah. Jika kesakitan, menyerahlah.” Kata
Ae Ra
“Aku
bahkan belum mulai. Apa Kau ingin aku menyerah?” ucap Dong Man
“Jika
tidak, aku akan naik ke ring dan mengacaukan pertandingan. Aku akan melompati
pembatas oktagon.” Ungkap Ae Ra
Dong Man
akhirnya mengangguk setuju, kalau akan menyerah jika merasa akan mati, bahkan
akan berbaring dan menyerah. Tapi jika bisa menahannya, maka akan menang
dan tidak akan setengah hati.Ae Ra
melihat Mata Dong Man kembali berapi-api.
“Karena
itu kamu juga harus berusaha yang terbaik hari ini. Tunjukkan kehebatanmu
kepada mereka.” Ucap Dong Man
Ye Jin
bertemu Sul Hee di cafe, menceritakan Pekan lalu,minum-minum bersama Joo Man sampai
pukul 11 malam. Sul Hee pikir Ye Jin tidak perlu memberitahunya lagi. Ye Jin
mengaku kalau menolak Joo Man tepat
pukul 8 malam dan hanya membicarakan Sul Hee selama tiga jam.
“Pak
Kim..akan memilihmu daripada putri Mansour.”kata Ye Jin
Flash Back
Ye Jin
dengan setengah mabuk mengajak Joo Man untuk pulang, Joo Man berdiri mengaku kalau Sejujurnya
Tidak penting jika keluarga Ye Jin memiliki Kaki Khinzir Granny Park.
“Meski
putri Mansour mendekatiku, maka aku tetap memilih Sul Hee.” Kata Joo Man. Ye
Jin mengaku kalau sangat mengerti.
“Sul Hee lebih
cantik daripada Kim Tae Hee. Dia mirip Lee Young Ae.” Kata Joo Man
“Kau mirip
Park Bo Gum dan Lee Young Ae” ungkap Ye Jin kembali mengajak Joo Man pergi.
“Rambutnya
pun... Rambutnya hanya cocok untuk Sul Hee. Karena itu rambutnya cantik. Jika
rambutmu begitu...” kata Joo Man
“Begitu
juga denganku. Di antara semua pria yang kusukai, kau yang tergemuk.” Keluh Ye
Jin
“Kenapa
aku malah putus dengan Sul Hee? Astaga. Aku pantas mati.” Ucap Joo Man sambil
memukul kepalanya.
Ye Jin
pikir Karena Sul Hee makan Joo Man telah menolaknya sejak awal. Ia mengingat
saat pertama kali minum mengetahui Joo Man yang tinggal di Oksu-dong dan juga
akan ke arah sana. Direktur Choi menyuruh Joo Man agar ikut dengan Ye Jin saja.
Tapi Dong Man langsung menolaknya.
Saat
sampai didekat Joo Man, Ye Jin mengajak makan toppoki bersama, Joo Man menolak
menurutnya lebih baik Lain kali saja dan akan mengumpulkan semua pegawai magang
dan mentraktirnya tteokbokki.
“Ye
Jin... Aku ingin kamu berhenti...” kata Joo Man saat memberitahu semuanya kalau
berkencan dengan Sul Hee. Saat Joo Man mengantar Ye Jin mengatakan kalau
perkataan serius meminta agar bisa berhenti.
“Meskipun
dia menolak, kukira dia tidak serius.” Ucap Ye Jin. Sul Hee tak ingin
berlama-lama lagi meminta Ye Jin memberitahu yang ingin dikatakan. Ye Jin
memberikan sesuatu pada Sul Hee.
“Awalnya
aku tidak mau menggambar Pak Kim di sana, tapi akhirnya kulakukan.” Ucap Ye Jin
dan Sul Hee melihat isinya figura dengan wajah dirinya dengan Joo Man
Sul Hee
pun ingin tahu alasan Ye Jin memberikan itu padanya, Ye Jin mengaku itu Agar
merasa tenang, Ia juga tidak mau mendapat karma karena membuat orang sebaik itu
menangis menurutnya itu Rasanya menyiksa.
“Aku
sungguh ingin meminta maaf dengan tulus sebelum pergi.” Kata Ye Jin. Sul Hee
bertanya apakah Ye Jin akan pergi ke suatu tempat?
Sul Hee
dkk minum bersama bersama dengan Joo Man dan Ye Jin serta Direktur Choi. Ye Jin
pikir Karena ini hari jadi perusahaan, jadi akan menganggap ini pesta
perpisahannya. Direktur Choi mengeluh dengan yang dilakukan Ye Jin.
“Kami
tidak bisa melepas kepergianmu ke Inggris seperti ini.” Kata Direktur Choi
Seorang wanita mengetahui kalau pria Inggris sangat memikat.
“Aku
tidak akan tertarik dengan pria lagi. Aku akan fokus pada kuliah.” Ucap Ye Jin
Sul Hee
milih untuk memotong daging panggang, Joo Man memilih untuk membantunya dengan
mengambil gunting. Chan So memanggil Sul He yang duduk di sampinganya. Joo Man
yang mendengarnya terlihat cemburu.
“Kapan
kau kembali ke sana? Maukah kamu pergi bersamaku lain kali? Akan lebih
menyenangkan jika pergi bersama orang lain.” Ucap Chan Ho
“Tentu.
Akan kuperiksa apa aku ada waktu luang.” Kata Sul Hee. Dong Man tak ingin Chan
Ho lebih dekat memberikan sepotong daging.
“Sepertinya
aku akan mati jika memakan ini.” Kata Chan Ho. Joo Man pikir Itu sudah matang
sempurna karena pasti belum mencicipinya.
“Sepertinya
akhir pekan waktu yang tidak pas, kan? Mungkin kau sudah punya rencana lain,
kan? Pasti kau punya pacar, Benarkan?” ucap Chan Ho
Joo Man
yang mendengarnya bergumam aagar Chan Ho itu Berhentilah bertanya. Sul Hee
pikir Chan Ho itu tidak tahu, kalau pernah punya pacar,tapi baru-baru ini
mereka putus. Dong Man berteriak memanggil pelayan kalau butuh arang lagi.
Ae Ra
naik keatas ring membawa acara MMA dengan percaya diri walaupun terlihat gugup.
Nam il dan bibi Ganako ikut menonton dibangku penonton, Dong Man masuk lebih
dulu ke dalam ruangan pertandingan.
Kyung Koo siap mengambil gambar untuk Dong Man. Ae Ra gugup melihat Dong
Man yang sudah siap naik keatas ring.
“Ini
bukan pertarungan terakhirmu, tapi pertarungan perdanamu. Apa pun caranya,
hindari cedera. Jangan terkecoh akan kecepatannya. Kau tidak siap untuk teknik
lantai. Ingatlah.” Pesan pelatih Hwang
“Aku
perlu 10 tahun untuk sampai di sini, Pelatih. Aku akan bertarung tanpa
penyesalan.” Kata Dong Man. Pelatih Hwang pun memberikan pelindung gigi lalu
memeluknya
Dong Man
pun langsung masuk ke dalam ring, Nam Il yang duduk dibangku penonton bertanya
siapa dia dan Yang mana, dengan menunjuk ke arah Dong Man dan Ae Ra ingin tahu
Siapa di antara keduanya.
Akhirnya
Tak Su masuk dengan sikap angkuh dan jubah panjangnya, komentator memberitahu Pertarungan
akan terdiri dari tiga babak. Dan Im Tae Wook akan menjadi wasit utama. Wasit
Im pun memulai pertandingan. Ae Ra menutup mata tak berani melihat.
Si bibi
berteriak kalau sudah menyuruh pada suaminya agar bisa mengalasinya dengan piring karena Itu
berbahaya. Si suaminya seperti tak peduli meminta agar angkat pemanggangnya.
Direktur Choi mengangkat tangan tak sengaja meyenggol bara, Tiba-tiba Joo Man
berlari melindungi Sul Hee dan saat itu batu bara panas jatuh di punggung Joo
Man. Sul Hee kaget melihat baju Joo Man yang sudah bolong terkena batu bara.
Dong Man
dan Tak Su mulai saling melawan tapi bisa sama-sama menghindar. Dong Man
akhirnya bisa memberikan tendangan di kepala Tak Su yang membuatnya terjatuh,
wasit memisahkan keduanya untuk istirahat.
“Hei, aku
yakin tadi dia terhuyung-huyung. Saat ini dia setengah sadar.” Ucap Pelatih
Hwang pada Dong Man
“Tak Su,
teknik berdiri tidak akan berhasil. Buatlah dia terjatuh.” Kata tae Hee.
“Waspadalah
dan tetap berdiri. Mengerti?” ucap Pelatih Hwang tapi Tae Hee menyuruh Tak Su
agar mengacaukan pikiranya.
“Buatlah
dia marah Lalu jatuhkan dia ke lantai.” Ucap Tae Hee.
Pertandingan
pun kembali dimulai, Dong Man kembali memberikan tendangan dan Tak Su bisa
menyerang dengan memeluknya lalu Dong Man bisa melepaskanya. Tak Su sengaja
berbaring di lantai dan menyuruh Dong Man menyerang, tapi Dong Man seperti tak
ingin melakukanya. Akhirnya wasit menyuruh Tak Su untuk berdiri.
Dong Man
mencoba menyerang dan Tak Su kembali berbaring agar Dong Man berani
menyerangnya. Pelatih Hwang berteriak agar Jangan terkecoh dan Tetaplah
berdiri. Tak Su terus menantang agar Dong Man mau maju. Wasit kembali menyuruh
Tak Su untuk bangun. Akhirnya Tak Su menyerang Dong Man dan mengunci kakinya.
Dong Man seperti kesusahan melepaskan cengkraman Tak Su.
“Apa Kau
takut pada lantai? Karena adikmu selalu duduk, Apa kau ingin bertarung sambil
berdiri?” ucap Tak Su
“Jangan,
Dong Man!” teriak Pelatih Hwang saat Tak Su melompat ke tubuh Dong Man.
Akhirnya Dong Man pun menjatuhkan Tak Su dan terlihat Tak Su seperti sengaja
membenturkan kepalanya. Tae Hee terlihat senang melihat Tak Su melakukanya.
Flash Back
Tae Hee
mengatakan kalau Tak Su harus membuat Sundulan kepala yang disengaja karena
sulit diketahui jika membuatnya tampak
bagus. Menurutnya Jika Tak Su terdesak, incar kepalanya dengan kepala miliknya
dan mereka harus mengincar hasil seri. Tak Su terlihat mengumpat kesal.
“Jika kau
membuatnya seakan kau memimpin pertarungan, sesudahnya aku akan mengurus media.”
Kata Tae Hee.
Pelatih
Hwang dan Ae Ra melotot kaget melihat Dong Man yang mengeluarkan darah dari
bagian wajahnya. Ae Ra tak percaya melihat Dong Man yang terluka.
Flash Back
Dong Man
menyuapi Ae Ra dalam kamarnya. Ae Ra mencium tangan Dong Man lalu bagian
dengkul dan bertanya dimana lagi bisa terluka. Dong Man bertanya apa yang
sedang dilakuka Ae Ra sekarang. Ae Ra mengaku kalau Itu mantra.
“Agar
kamu tidak kena pukul di tempat yang kucium. Agar kamu tidak terluka” kata Ae
Ra ingin mencium ditelinga. Dong Man menolak karena Telinganya sakit.
“Kalau
begitu... Jangan kena pukul di mata.” Ucap Ae Ra mencium di matanya. Dong Man menunjuk ke bagian ujur bibirnya. Ae
Ra pun memberikan ciumannya. Dong Man menujuk ke bagian dahi, Ae Ra pun
memberikan ciuman. Dong Man pun juga mengatakan bibirnya, Ae Ra dengan mudah
memberikanya.
“Aku sama
sekali tidak bisa menggerakkan kakiku.” Gumam Ae Ra sambil menangis melihat Dong
Man yang sedang di periksa oleh Dokter.
Sul Hee
dan Joo Man duduk di halte bersama, Joo Man masuk lebih dulu masuk ke dalam bus
membayar tiket dua orang, lalu menatap Sul Hee seperti tak bisa untuk membayar
sendiri. Keduanya pun duduk berbeda tempat duduk, Bus berhenti mendadak. Joo
Man merasakan punggungnya terasa sakit, Sul Hee menatap seperti tetap tak
peduli.
***
Dokter
memberitahu Luka Dong Man yang serius. Dong Man mengaku dirinya baik-baik saja
dan Jangan hentikan pertarungannya bahkan sanggup bertarung. Dokter
mengelengkan kepala kalau tak mungkin bisa dilanjutkan.
“Pelatih.
Jangan biarkan mereka menghentikan pertarungan.” Teriak Dong Man pada pelatih
Hwang. Akhirnya Wasit menghentikan pertandingan. Dong Man berteriak histeris
agar jangan menghentikan pertandingan.
“Pada 2
menit 17 detik, karena cedera Ko Dong Man dari serangan ilegal yang tidak
disengaja, pertarungan akan berakhir dengan hasil seri.” Ucap keputusan wasit.
Dong Man
terus berteriak masih sanggup bertarung hingga akhir seperti masih tak terima
kalau berhenti begitu saja. Ae Ra hanya bisa menatap sedih melihatnya. Bibi
Ganako seperti tak tega memilih untuk keluar dari ruangan pertandingan dan Nam
Il mengikutinya.
Nam il
memanggil bibi Ganako “Ibu” bertanya apakah ia sedih. Bibi Ganako hanya
menatapnya. Nam Il lalu berkata kalau pasti bibi Ganako yakin tidak lagi suka jika dipanggil
"Ibu", Bibi Ganako agak binggung mendengarnya.
“Belakangan
ini ada banyak anjing terlantar. Tapi, dari banyak alasan kenapa anjing
diterlantarkan, ada satu alasan yang indah dan keji. Saat seorang bayi lahir,
orang tua yang penyayang menelantarkan anjing yang mereka besarkan.” Ucap Nam
Il menyindir.
“Apa
maksudmu?” tanya Bibi Ganako menatap Nam Il
“Wajar
saja aku menyerang jika seseorang merebut milikku.” Ucap Nam Il
“ Aku sudah
melarangmu mengganggu anak-anak.”kata Bibi Ganako.
“Tapi, Ibu...
Apa yang Ibu lakukan dengan ponsel itu?” kata Nam Il
Joo Man
baru saja selesai mandi dan aka membaringkan tubuhnya di kasur, lalu mengaduh
kesakitan karena bekas luka bakarnya. Saat itu terdengar suara bel rumahnya,
Joo Man pikir Dong Man sambil mengumpat saat membuka pintu dan melihat Sul Hee
yang datang kerumahnya membawa kotak obat.
***
Dong Man
hanya diam saja di dalam ring sementara Tak Su memberikan pernyataan pada
wartawan mengaku memimpin pertarungan dan sangat kecewa pertarungannya
dihentikan karena cedera Dong Man maka Secara teknis, hasilnya seri.
“Hei..
Tak Su.. Kepalamu tidak apa-apa?” ucap Pelatih Choi datang melihatnya. Tak Suk
mengeluh pelatih Choi yang baru saja datang. Saat itu Tak Su mimisan dan langsung jatuh
pingsan. Semua panik melihatnya.
Tak Suk
dibawa ke dalam ambulance dengan tak sadarkan diri, pelatih Hwang meminta agar
pelatih Choi menelpnya dari rumah sakit. Ae Ra hanya bisa menatap sedih
ambulance yang membawa Tak Su pergi. Dong Man keluar denga mata masih memar.
Pelatih
Hwang melihatnya dan mengajak Dong Man pergi karena harus ikut denganya untuk memeriksa
ke dokter. Dong Man melihat Ae Ra yang berjalan begitu saja saat saling menatap
akhirnya Dong Man pun menahan Ae Ra agar tak pergi.
“Kau
pasti takut... Maafkan aku, Ae Ra.” Ucap Dong Man memeluk Ae Ra
“Aku sudah
menyuruhmu untuk menyerah. Pelatih menyuruhmu untuk menghindari lantai! Kenapa kau
berkencan denganku jika tetap berbuat semaumu? Kenapa kau bilang mencintaiku?”
ucap Ae Ra marah
“Maaf... Aku
melakukan kesalahan... Aku tidak begitu terluka. Jadi, semua baik-baik saja, kan?”
ucap Dong Man
“Apa Kau
tidak lihat Tak Su dibawa ke ambulans? Tidak bisakah kau tidak melakukan ini?
Apa Kau sadar betapa kejamya sikapmu kepadaku? Sesering apa pun aku melihatmu
terkena pukulan... Aku tidak sanggup melakukannya. Aku tidak sanggup
melihatnya! Jika kamu ingin melanjutkan ini, aku tidak mau kita berpacaran.”
Ucap Ae Ra
Dong Man
seperti tak bisa mendengarnya apa yang dikatakan Ae Ra. Ae Ra terus berteriak menyuruh Dong Man agar
berhenti. Dong Man memanggil Ae Ra seperti kebingungan. Ae Ra bertanya ada apa dengan
Dong Man.
“Kenapa
bicaramu seperti itu? Kenapa kau tidak bersuara? Kenapa semuanya hening? Kenapa
begitu sunyi? Kenapa?” teriak Dong Man panik tak bisa mendengar apapun.
“Badai
menerpa dan dunia menjadi gelap.”
Epilog
Dong Man
dan Ae Ra tidur bersama, lalu Ae Ra bertanya haruskan matikan lampunya. Dong
Man pikir Tidak perlu bertanya. Ae Ra pikir kalau Lampunya sudah mati. Dilayar
pun terlihat tulisan peringatan "Fight For My Way tidak sesuai bagi
pemirsa di bawah usia 15 tahun"
bersambung ke episode 15
Adegan sul hee dan ye jin duduk dicafe, judul lagu yg diputar dicafe tsb...ad yg tau? Tell me plz
BalasHapus