PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 11 Juli 2017

Sinopsis Fight My Way Episode 14 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Ae Ra menatap Dong Man yang tidur bertelanjang dada sambil berkomentar pacarnya seperti anjing dengan Rambutnya yang begitu halus. Dong Man bertanya-tanya apakah Ae Ra sungguh membiusnya, karena tidak mau bangun.
“Apa Kau mau tidur saja? Aku akan mengurus Pelatih Hwang.” Kata Ae Ra. Dong Man pikir Ae Ra harus tahu dan menatapnya.
“Kupikir aku sangat menyukaimu belakangan ini. Aku sangat menyukaimu sampai bertanya-tanya mungkinkah aku bisa menyukai seseorang seperti itu. Semua itu tidak berarti.” Ungkap Dong Man. Ae Ra merasa tak percaya mendengarnya.
“Sejak kemarin, aku menyukaimu 500 kali lipat.” Kata Dong Man. Ae Ra mengeluh kali ini Dong Man yang begitu terus terang.
“Kau bisa membuatku terkena aritmia” Kata Ae Ra.
“Bagaimana aku bisa menolakmu selama 20 tahun? Pasti aku bodoh.” Ungkap Dong Man. Ae Ra seperti tak percaya kalau Dong Man memang begitu menyukainya.
“Aku suka perut buncitmu, tangan dan kakimu yang pendek, bahkan aromamu. Aromamu seperti makanan favoritku, sup rumput laut. Aku sangat menyukaimu.” Ungkap Dong Man lalu memeluknya, Tapi Ae Ra mengeluh karena dirinya yang berbau seperti sup rumput laut. 

Ae Ra ingin masuk ke dalam rumah tapi gugup lalu bertanya apakah Dong Man Mau masuk bersama-sama. Dong Man langsung mengelengkan kepala. Ae Ra mengumpat kesal Dong Man yang sangat menyebalkan. Dong Man mengaku sangat malu dan tidak mau memikirkannya.
“Kau bilang ingin melindungiku.” Kata Ae Ra kesal. Dong Man pikir Seharusnya itu obrolan antarwanita saja.
“Lalu Aku harus bilang apa? Seharusnya aku mengeringkan rambutku.” Kata Ae Ra gugup.
Dong Man menatap Ae Ra, lalu Ae Ra berpikir Dong Man ingin menemaninya tapi Dong Man hanya ingin memberikan semangat. Ae Ra hanya bisa mengumpat kesal. 


Sul Hee mengetik dengan laptopnya, terlihat bahagia menatap jarinya yang mengunakan riasan. Ae Ra masuk rumah dengan berkomentar kalau diluar cerah jadi lebih baik menjemur pakaian, lalu merasa kepanasan karena hampir seperti musim panas.
“Ini memang bulan Juli.” Ucap Sul Hee lalu tersenyum bahagia. Ae Ra pun tak bisa berkata apa-apa.
“Kau sudah menahan diri selama 20 tahun, tapi akhirnya kau menyerah.” Ungkap Sul Hee. Ae Ra hanya bisa tersenyum. 

Dong Man masuk ke dalam rumah melihat Joo Man yang berbaring di lantai. Joo Man memperingatkan Dong Man Jangan masuk begitu saja dengan membuka kuncinya. Dong Man mengeluh kalau Joo Man bukan pacarnya dan bertanya apa yang sedang dilakukanya.
“Kau menangis, kan?” kata Dong Man, Joo Man mengusap ujung matanya.  Dong Man yakin kalau Joo Man memang benar menangis. Dong Man mengelak kalau hanya menguap.
“Apa kau diputuskan? Apa diafragmamu terkoyak?” ejek Dong Man
“Jangan gunakan diafragmaku sebagai leluconmu.” Balas Joo Man dengan kembali berbaring dilantai.
“Jangan permalukan dirimu dan bangkitlah... Joo Man...Aku mengenalmu selama 10 tahun, tapi aku sudah mengenal Sul Hee selama 20 tahun. Jika kalian bertengkar, tentu saja aku memihak Sul Hee.” Ungkap Dong Man.
Joo Man menyuruh temanya keluar saja. Dong man menegaskan bahwa Sul Hee lebih dari 99 persen baik, bahkan 100 persen baik. Menurutanya Sul Hee menakjubkan dan terlalu baik untuk Joo Man. Joo Man juga melihat Sul Hee seperti malaikat.
“Tapi aku tidak memercayai pria lain. Kaulah pria terbaik. Jadi, turunlah dan mohon kepadanya.” Kata Dong Man
“Tapi di rumah itu.. Ae Ra juga berada di sana.” ungkap Joo Man tak yakin.


Dong Man sambil memasukan nasi dalam mangkuk, memberitahu bahwa dan ada pertandingan hari ini. Jadi mereka berempat harus sarapan dan sudah menjadi kebiasaan mereka bersama. Ae Ra memberikan sumpit dengan membanting, Dong Man mengeluh dengan sikap Ae Ra pada Joo Man.
“Tidak apa-apa... Aku menyukai sumpit kayu.” Ucap Joo Man. Ae Ra membawakan piring memberitahu Telurnya hanya ada tiga.
“Aku tidak perlu telur. Kadar kolesterolku tinggi.” Kata Joo Man. Ae Ra berteriak memanggil Sul Hee agar makan karena Dong Man saja bisa makan.
Sul Hee tiba-tiba memanggil Ae Ra. Joo Man dan Ae Ra berjalan mendekati Sul Hee didepan komputer. Sul Hee berpikir kalau penipuan dengan membawa komentar “Sul Hee, apa arak premnya dijual? Aku ingin membeli arak murbeinya.”

“Ada apa dengan mereka? Kenapa ingin membeli arakku? Mungkinkah ini penipuan?” ungkap Sul Hee tak percaya
“Kau akan mendapatkan uang. Mustahil itu penipuan. Justru kau yang bisa menipu. Kau bisa mendapatkan uang dan tidak mengirimkan araknya.” Kata Dong Man.
Joo Man berkomentar kalau Ada banyak orang aneh. Ae Ra pikir Itu karena arak buatan Sul Hee bagus. Semua orang ingin membelinya, lalu pesan masuk ke dalam komentar “ aku juga akan membelinya.” Sul Hee bisa melihat Peri Mabuk juga ingin membelinya. Joo Man merasa Nama penggunanya mencurigakan.
“Kurasa mereka semua ingin mencobanya. Setelah satu permintaan, permintaan lain berdatangan.” Kata Dong Man
“Apa yang terjadi? Harus kujual dengan harga berapa?” kata Sul Hee. Ae Ra pikir mereka harus memikirkan biaya utamanya dan keuntungan yang ingin dimilikinya. Sul Hee juga belum tahu.
“Pendapatan bersih harus mempertimbangkan biaya tidak terduga.” Kata Joo Man. Sul Hee pikir kalau itu harganya 70 sen. Dong Man pikir lebih baik Sul Hee berkata tidak dijual.
“Kalau begitu, buat 80 sen.” Kata Sul Hee. Dong Man pikir itu tidak cukup untuk tarif bus ke kantor pos.
“Kalau begitu, 1 dolar dan 10 sen.” Ucap Sul Hee. Semua hanya bsia memilih pergi saja karena Sul Hee tak bisa menentukan harga yang tinggi. 

"Sasana Tinju Dongchun"
Si pria menyapa Kyung Koo yang sudah lama mendengar tentangnya. Kyung Koo pun mengucapkan terima kasih atas bantuannya dengan bisa meliput pertandingan Dong Man. Sementara Dong Man dan Ae Ra duduk di ruangan lainya, Dong Man menyakinkan kalau baik-baik saja dan tidak takut. Ae Ra hanya bisa menghela nafas.
“Kenapa kau menghela napas saat pacarmu akan bertanding?” keluh Dong Man. Ae Ra hanya bisa memukul Dong Man, kali ini Dong Man heran tiba-tiba Ae Ra memukul kepalanya.
“Aku batal menyuruhmu memenangkan pertandingan hari ini. Kau boleh kalah. Tidak masalah jika kau kalah. Jadi, menyerahlah. Jika kesakitan, menyerahlah.” Kata Ae Ra
“Aku bahkan belum mulai. Apa Kau ingin aku menyerah?” ucap Dong Man
“Jika tidak, aku akan naik ke ring dan mengacaukan pertandingan. Aku akan melompati pembatas oktagon.” Ungkap Ae Ra
Dong Man akhirnya mengangguk setuju, kalau akan menyerah jika merasa akan mati, bahkan akan berbaring dan menyerah. Tapi jika bisa menahannya, maka akan menang dan  tidak akan setengah hati.Ae Ra melihat Mata Dong Man kembali berapi-api.
“Karena itu kamu juga harus berusaha yang terbaik hari ini. Tunjukkan kehebatanmu kepada mereka.” Ucap Dong Man 


Ye Jin bertemu Sul Hee di cafe, menceritakan Pekan lalu,minum-minum bersama Joo Man sampai pukul 11 malam. Sul Hee pikir Ye Jin tidak perlu memberitahunya lagi. Ye Jin mengaku kalau menolak Joo Man  tepat pukul 8 malam dan hanya membicarakan Sul Hee selama tiga jam.
“Pak Kim..akan memilihmu daripada putri Mansour.”kata Ye Jin 

Flash Back
Ye Jin dengan setengah mabuk mengajak Joo Man untuk pulang,  Joo Man berdiri mengaku kalau Sejujurnya Tidak penting jika keluarga Ye Jin memiliki Kaki Khinzir Granny Park.
“Meski putri Mansour mendekatiku, maka aku tetap memilih Sul Hee.” Kata Joo Man. Ye Jin mengaku kalau sangat mengerti.
“Sul Hee lebih cantik daripada Kim Tae Hee. Dia mirip Lee Young Ae.” Kata Joo Man
“Kau mirip Park Bo Gum dan Lee Young Ae” ungkap Ye Jin kembali mengajak Joo Man pergi.
“Rambutnya pun... Rambutnya hanya cocok untuk Sul Hee. Karena itu rambutnya cantik. Jika rambutmu begitu...” kata Joo Man
“Begitu juga denganku. Di antara semua pria yang kusukai, kau yang tergemuk.” Keluh Ye Jin
“Kenapa aku malah putus dengan Sul Hee? Astaga. Aku pantas mati.” Ucap Joo Man sambil memukul kepalanya. 

Ye Jin pikir Karena Sul Hee makan Joo Man telah menolaknya sejak awal. Ia mengingat saat pertama kali minum mengetahui Joo Man yang tinggal di Oksu-dong dan juga akan ke arah sana. Direktur Choi menyuruh Joo Man agar ikut dengan Ye Jin saja. Tapi Dong Man langsung menolaknya.
Saat sampai didekat Joo Man, Ye Jin mengajak makan toppoki bersama, Joo Man menolak menurutnya lebih baik Lain kali saja dan akan mengumpulkan semua pegawai magang dan mentraktirnya tteokbokki.
“Ye Jin... Aku ingin kamu berhenti...” kata Joo Man saat memberitahu semuanya kalau berkencan dengan Sul Hee. Saat Joo Man mengantar Ye Jin mengatakan kalau perkataan serius meminta agar bisa berhenti. 

“Meskipun dia menolak, kukira dia tidak serius.” Ucap Ye Jin. Sul Hee tak ingin berlama-lama lagi meminta Ye Jin memberitahu yang ingin dikatakan. Ye Jin memberikan sesuatu pada Sul Hee.
“Awalnya aku tidak mau menggambar Pak Kim di sana, tapi akhirnya kulakukan.” Ucap Ye Jin dan Sul Hee melihat isinya figura dengan wajah dirinya dengan Joo Man
Sul Hee pun ingin tahu alasan Ye Jin memberikan itu padanya, Ye Jin mengaku itu Agar merasa tenang, Ia juga tidak mau mendapat karma karena membuat orang sebaik itu menangis menurutnya itu Rasanya menyiksa.
“Aku sungguh ingin meminta maaf dengan tulus sebelum pergi.” Kata Ye Jin. Sul Hee bertanya apakah Ye Jin akan pergi ke suatu tempat?



Sul Hee dkk minum bersama bersama dengan Joo Man dan Ye Jin serta Direktur Choi. Ye Jin pikir Karena ini hari jadi perusahaan, jadi akan menganggap ini pesta perpisahannya. Direktur Choi mengeluh dengan yang dilakukan Ye Jin.
“Kami tidak bisa melepas kepergianmu ke Inggris seperti ini.” Kata Direktur Choi Seorang wanita mengetahui kalau pria Inggris sangat memikat.
“Aku tidak akan tertarik dengan pria lagi. Aku akan fokus pada kuliah.” Ucap Ye Jin
Sul Hee milih untuk memotong daging panggang, Joo Man memilih untuk membantunya dengan mengambil gunting. Chan So memanggil Sul He yang duduk di sampinganya. Joo Man yang mendengarnya terlihat cemburu.
“Kapan kau kembali ke sana? Maukah kamu pergi bersamaku lain kali? Akan lebih menyenangkan jika pergi bersama orang lain.” Ucap Chan Ho
“Tentu. Akan kuperiksa apa aku ada waktu luang.” Kata Sul Hee. Dong Man tak ingin Chan Ho lebih dekat memberikan sepotong daging.
“Sepertinya aku akan mati jika memakan ini.” Kata Chan Ho. Joo Man pikir Itu sudah matang sempurna karena pasti belum mencicipinya.
“Sepertinya akhir pekan waktu yang tidak pas, kan? Mungkin kau sudah punya rencana lain, kan? Pasti kau punya pacar, Benarkan?” ucap Chan Ho
Joo Man yang mendengarnya bergumam aagar Chan Ho itu Berhentilah bertanya. Sul Hee pikir Chan Ho itu tidak tahu, kalau pernah punya pacar,tapi baru-baru ini mereka putus. Dong Man berteriak memanggil pelayan kalau butuh arang lagi. 



Ae Ra naik keatas ring membawa acara MMA dengan percaya diri walaupun terlihat gugup. Nam il dan bibi Ganako ikut menonton dibangku penonton, Dong Man masuk lebih dulu ke dalam ruangan pertandingan.  Kyung Koo siap mengambil gambar untuk Dong Man. Ae Ra gugup melihat Dong Man yang sudah siap naik keatas ring.
“Ini bukan pertarungan terakhirmu, tapi pertarungan perdanamu. Apa pun caranya, hindari cedera. Jangan terkecoh akan kecepatannya. Kau tidak siap untuk teknik lantai. Ingatlah.” Pesan pelatih Hwang
“Aku perlu 10 tahun untuk sampai di sini, Pelatih. Aku akan bertarung tanpa penyesalan.” Kata Dong Man. Pelatih Hwang pun memberikan pelindung gigi lalu memeluknya 

Dong Man pun langsung masuk ke dalam ring, Nam Il yang duduk dibangku penonton bertanya siapa dia dan Yang mana, dengan menunjuk ke arah Dong Man dan Ae Ra ingin tahu Siapa di antara keduanya.
Akhirnya Tak Su masuk dengan sikap angkuh dan jubah panjangnya, komentator memberitahu Pertarungan akan terdiri dari tiga babak. Dan Im Tae Wook akan menjadi wasit utama. Wasit Im pun memulai pertandingan. Ae Ra menutup mata tak berani melihat. 

Si bibi berteriak kalau sudah menyuruh pada suaminya agar bisa  mengalasinya dengan piring karena Itu berbahaya. Si suaminya seperti tak peduli meminta agar angkat pemanggangnya. Direktur Choi mengangkat tangan tak sengaja meyenggol bara, Tiba-tiba Joo Man berlari melindungi Sul Hee dan saat itu batu bara panas jatuh di punggung Joo Man. Sul Hee kaget melihat baju Joo Man yang sudah bolong terkena batu bara. 

Dong Man dan Tak Su mulai saling melawan tapi bisa sama-sama menghindar. Dong Man akhirnya bisa memberikan tendangan di kepala Tak Su yang membuatnya terjatuh, wasit memisahkan keduanya untuk istirahat.
“Hei, aku yakin tadi dia terhuyung-huyung. Saat ini dia setengah sadar.” Ucap Pelatih Hwang pada Dong Man
“Tak Su, teknik berdiri tidak akan berhasil. Buatlah dia terjatuh.” Kata tae Hee.
“Waspadalah dan tetap berdiri. Mengerti?” ucap Pelatih Hwang tapi Tae Hee menyuruh Tak Su agar mengacaukan pikiranya.
“Buatlah dia marah Lalu jatuhkan dia ke lantai.” Ucap Tae Hee.
Pertandingan pun kembali dimulai, Dong Man kembali memberikan tendangan dan Tak Su bisa menyerang dengan memeluknya lalu Dong Man bisa melepaskanya. Tak Su sengaja berbaring di lantai dan menyuruh Dong Man menyerang, tapi Dong Man seperti tak ingin melakukanya. Akhirnya wasit menyuruh Tak Su untuk berdiri.

Dong Man mencoba menyerang dan Tak Su kembali berbaring agar Dong Man berani menyerangnya. Pelatih Hwang berteriak agar Jangan terkecoh dan Tetaplah berdiri. Tak Su terus menantang agar Dong Man mau maju. Wasit kembali menyuruh Tak Su untuk bangun. Akhirnya Tak Su menyerang Dong Man dan mengunci kakinya. Dong Man seperti kesusahan melepaskan cengkraman Tak Su.
“Apa Kau takut pada lantai? Karena adikmu selalu duduk, Apa kau ingin bertarung sambil berdiri?” ucap Tak Su
“Jangan, Dong Man!” teriak Pelatih Hwang saat Tak Su melompat ke tubuh Dong Man. Akhirnya Dong Man pun menjatuhkan Tak Su dan terlihat Tak Su seperti sengaja membenturkan kepalanya. Tae Hee terlihat senang melihat Tak Su melakukanya.

Flash Back
Tae Hee mengatakan kalau Tak Su harus membuat Sundulan kepala yang disengaja karena sulit diketahui jika  membuatnya tampak bagus. Menurutnya Jika Tak Su terdesak, incar kepalanya dengan kepala miliknya dan mereka harus mengincar hasil seri. Tak Su terlihat mengumpat kesal.
“Jika kau membuatnya seakan kau memimpin pertarungan, sesudahnya aku akan mengurus media.” Kata Tae Hee. 


Pelatih Hwang dan Ae Ra melotot kaget melihat Dong Man yang mengeluarkan darah dari bagian wajahnya. Ae Ra tak percaya melihat Dong Man yang terluka.
Flash Back
Dong Man menyuapi Ae Ra dalam kamarnya. Ae Ra mencium tangan Dong Man lalu bagian dengkul dan bertanya dimana lagi bisa terluka. Dong Man bertanya apa yang sedang dilakuka Ae Ra sekarang. Ae Ra mengaku kalau Itu mantra.
“Agar kamu tidak kena pukul di tempat yang kucium. Agar kamu tidak terluka” kata Ae Ra ingin mencium ditelinga. Dong Man menolak karena  Telinganya sakit.
“Kalau begitu... Jangan kena pukul di mata.” Ucap Ae Ra mencium di matanya.  Dong Man menunjuk ke bagian ujur bibirnya. Ae Ra pun memberikan ciumannya. Dong Man menujuk ke bagian dahi, Ae Ra pun memberikan ciuman. Dong Man pun juga mengatakan bibirnya, Ae Ra dengan mudah memberikanya.
“Aku sama sekali tidak bisa menggerakkan kakiku.” Gumam Ae Ra sambil menangis melihat Dong Man yang sedang di periksa oleh Dokter. 

Sul Hee dan Joo Man duduk di halte bersama, Joo Man masuk lebih dulu masuk ke dalam bus membayar tiket dua orang, lalu menatap Sul Hee seperti tak bisa untuk membayar sendiri. Keduanya pun duduk berbeda tempat duduk, Bus berhenti mendadak. Joo Man merasakan punggungnya terasa sakit, Sul Hee menatap seperti tetap tak peduli.
***
Dokter memberitahu Luka Dong Man yang serius. Dong Man mengaku dirinya baik-baik saja dan Jangan hentikan pertarungannya bahkan sanggup bertarung. Dokter mengelengkan kepala kalau tak mungkin bisa dilanjutkan.
“Pelatih. Jangan biarkan mereka menghentikan pertarungan.” Teriak Dong Man pada pelatih Hwang. Akhirnya Wasit menghentikan pertandingan. Dong Man berteriak histeris agar jangan menghentikan pertandingan.
“Pada 2 menit 17 detik, karena cedera Ko Dong Man dari serangan ilegal yang tidak disengaja, pertarungan akan berakhir dengan hasil seri.” Ucap keputusan wasit.
Dong Man terus berteriak masih sanggup bertarung hingga akhir seperti masih tak terima kalau berhenti begitu saja. Ae Ra hanya bisa menatap sedih melihatnya. Bibi Ganako seperti tak tega memilih untuk keluar dari ruangan pertandingan dan Nam Il mengikutinya. 

Nam il memanggil bibi Ganako “Ibu” bertanya apakah ia sedih. Bibi Ganako hanya menatapnya. Nam Il lalu berkata kalau pasti bibi Ganako yakin  tidak lagi suka jika dipanggil "Ibu", Bibi Ganako agak binggung mendengarnya.
“Belakangan ini ada banyak anjing terlantar. Tapi, dari banyak alasan kenapa anjing diterlantarkan, ada satu alasan yang indah dan keji. Saat seorang bayi lahir, orang tua yang penyayang menelantarkan anjing yang mereka besarkan.” Ucap Nam Il menyindir.
“Apa maksudmu?” tanya Bibi Ganako menatap Nam Il
“Wajar saja aku menyerang jika seseorang merebut milikku.” Ucap Nam Il
“ Aku sudah melarangmu mengganggu anak-anak.”kata Bibi Ganako.
“Tapi, Ibu... Apa yang Ibu lakukan dengan ponsel itu?” kata Nam Il 

Joo Man baru saja selesai mandi dan aka membaringkan tubuhnya di kasur, lalu mengaduh kesakitan karena bekas luka bakarnya. Saat itu terdengar suara bel rumahnya, Joo Man pikir Dong Man sambil mengumpat saat membuka pintu dan melihat Sul Hee yang datang kerumahnya membawa kotak obat.
***
Dong Man hanya diam saja di dalam ring sementara Tak Su memberikan pernyataan pada wartawan mengaku memimpin pertarungan dan sangat kecewa pertarungannya dihentikan karena cedera Dong Man maka Secara teknis, hasilnya seri.
“Hei.. Tak Su.. Kepalamu tidak apa-apa?” ucap Pelatih Choi datang melihatnya. Tak Suk mengeluh pelatih Choi yang baru saja datang.  Saat itu Tak Su mimisan dan langsung jatuh pingsan. Semua panik melihatnya. 

Tak Suk dibawa ke dalam ambulance dengan tak sadarkan diri, pelatih Hwang meminta agar pelatih Choi menelpnya dari rumah sakit. Ae Ra hanya bisa menatap sedih ambulance yang membawa Tak Su pergi. Dong Man keluar denga mata masih memar.
Pelatih Hwang melihatnya dan mengajak Dong Man pergi karena harus ikut denganya untuk memeriksa ke dokter. Dong Man melihat Ae Ra yang berjalan begitu saja saat saling menatap akhirnya Dong Man pun menahan Ae Ra agar tak pergi.
“Kau pasti takut... Maafkan aku, Ae Ra.” Ucap Dong Man memeluk Ae Ra
“Aku sudah menyuruhmu untuk menyerah. Pelatih menyuruhmu untuk menghindari lantai! Kenapa kau berkencan denganku jika tetap berbuat semaumu? Kenapa kau bilang mencintaiku?” ucap Ae Ra marah
“Maaf... Aku melakukan kesalahan... Aku tidak begitu terluka. Jadi, semua baik-baik saja, kan?” ucap Dong Man 


“Apa Kau tidak lihat Tak Su dibawa ke ambulans? Tidak bisakah kau tidak melakukan ini? Apa Kau sadar betapa kejamya sikapmu kepadaku? Sesering apa pun aku melihatmu terkena pukulan... Aku tidak sanggup melakukannya. Aku tidak sanggup melihatnya! Jika kamu ingin melanjutkan ini, aku tidak mau kita berpacaran.” Ucap Ae Ra
Dong Man seperti tak bisa mendengarnya apa yang dikatakan Ae Ra.  Ae Ra terus berteriak menyuruh Dong Man agar berhenti. Dong Man memanggil Ae Ra seperti kebingungan. Ae Ra bertanya ada apa dengan Dong Man.
“Kenapa bicaramu seperti itu? Kenapa kau tidak bersuara? Kenapa semuanya hening? Kenapa begitu sunyi? Kenapa?” teriak Dong Man panik tak bisa mendengar apapun.
“Badai menerpa dan dunia menjadi gelap.”
Epilog
Dong Man dan Ae Ra tidur bersama, lalu Ae Ra bertanya haruskan matikan lampunya. Dong Man pikir Tidak perlu bertanya. Ae Ra pikir kalau Lampunya sudah mati. Dilayar pun terlihat tulisan peringatan "Fight For My Way tidak sesuai bagi pemirsa di bawah usia 15 tahun"
bersambung ke episode 15

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

                                                                                                                                                                                  


1 komentar:

  1. Adegan sul hee dan ye jin duduk dicafe, judul lagu yg diputar dicafe tsb...ad yg tau? Tell me plz

    BalasHapus