Dong Man
berteriak histeris seperti kebinggungan. Ae Ra ikut panik bertanya apa yang
terjadi pada Dong Man. Dong Man binggung kenapa Ae Ra berbicara tapi tak
didengar olehnya.
“Kenapa
semuanya begitu sunyi? Kenapa sunyi sekali? Kenapa?” teriak Dong Man histeris.
“Badai
sudah berlalu dan dunia pun menggelap.” Gumam Dong Man
Joo Man
memepersilahkan Sul Hee masuk rumahnya mengaku kalau tak menyangka akan datang.
Sul Hee menyuruh Joo Man agar segera Berbaring. Joo Man kaget Sul Hee yang
menyuruhnya Berbaring.
“Bukankah
seharusnya kita berbicara lebih dahulu?” pikir Joo Man
“Kau
tidak bisa mengobati punggungmu sendiri.” Kata Sul Hee. Akhirnya Joo Man pun
berbaring dengan Sul Hee mengobati luka kabara dibagian punggungnya.
“Kenapa
kau melakukannya? Kenapa... Kenapa kau... Sikapmu saat ini sungguh konyol.”
Ucap Sul Hee sambil menahan rasa sedih.
“Aku
tidak keberatan jika kau berpacaran dengan Chan Ho. Aku akan menunggu...
Kuharap kau tidak berpacaran dengannya, tapi meskipun kau berpacaran, maka aku
akan menunggumu. Kau boleh menyakitiku. Kau boleh menyakitiku sesukamu, tapi
aku akan tetap menunggumu.” Ucap Joo Man pasrah.
“Apa aku harus
berpacaran dengan Chan Ho hanya untuk menyakitimu?” kata Sul Hee
“Aku akan
menunggumu sampai aku berumur 50 tahun.” Kata Joo Man
“Lakukan
saja sesukamu. Aku tidak seperti dahulu lagi. Aku tidak akan tertipu tipu
dayamu yang payah.” Ucap Sul Hee ketus. Joo Man tak percaya kalau Sul Hee bisa
bicara ketus seperti Ae Ra.
“Pada
zaman Joseon, orang yang berselingkuh diberi cap. Kakimu tersandung saat
memindahkan paket Ye Jin. Punggungmu melepuh terkena arang tadi. Kau sedang
dihukum. Jadi, aku tidak kasihan sedikit pun. Aku hanya mengoleskan krim
kepadamu dan Hanya itu.” Tegas Sul Hee lalu menyuruh Joo Man agar kembali
berbaring.
Ae Ra
hanya bisa menangis melihat Dong Man yang melakukan CT Scan. Bibi Ganako datang
dengan wajah panik bertanya pada pelatih Hwang memastikan kalau keadaan Dong
Man baik-baik saja. Ae Ra akhirnya bertemu dengan Dokter.
“Dia
mengalami gegar otak, jadi, dia tidak bisa mendengar untuk sementara. Berdasarkan
hasil pemindaiannya, kerusakannya tidak parah, jadi, dia akan segera pulih.”
Ucap Dokter. Ae Ra bisa mengucap syukur.
“Masalahnya,
ada keretakan halus di daerah temporalisnya.” Kata Dokter. Ae Ra pun mulai
sedikit panik.
Bibi
Ganako duduk di ruang tunggu, mengaku Sejujurnya sedikit menangis saat melihat
ponsel lipat itu. Pelatih Hwang apakah memang hanya Sedikit. Bibi Ganako
mengaku kalau menangis tersedu-sedu.
“Hanya
ponsel lipat itu cara untuk menunjukkan seperti apa kehidupan Hwang Bok Hee
yang asli bukan Hwang Bok Hee yang konyol. Simpanlah ponsel itu baik-baik untuk
saat ini.” Ucap Bibi Ganako.
“Kupikir
kau adalah pejuang yang tidak terusik oleh apa pun, tapi...” kata pelatih Hwang
“Tapi apa
ternyata aku cengeng?” kata bibi Ganako. Pelatih Hwang mengaku kalau Bibi
Ganako itu justru terlihat lebih keren.
“Saat aku
masih muda, aku menjadi asisten di Studio Foto Rose. Aku sangat suka berada di
depan kamera. Saat bertemu suamiku, aku memutuskan untuk berhenti, tapi hasrat
di dalam diriku tidak padam. Aku ingin berada di depan kamera dan menjadi
aktris.” Cerita Bibi Ganako.
Pelatih
Hwang mengerti karena itulah Bibi Ganako mengikuti audisi film itu. Bibi Ganak
mendengar peluangnya 1.000 banding 1, maka ia menyembunyikannya untuk
mengalahkan peluang 1.000 banding 1 itu. Dan ia tahu kalau Dahulu, tidak ada
yang menginginkan aktris baru yang punya anak maka Saat itulah hidupnya mulai
kacau.
‘Hei... Ayolah.
Itu tidak benar-benar kacau... Kau peri dalam poster di kamarku.”kata Pelatih
Hwang ingin menyemangati.
“Jalan
yang kupilih sungguh sulit.”ungkap Bibi Ganako.
Ae Ra
membuat bubur dan menaruh dalam mangkuk, lalu memanggil Dong Man untuk makan.
Dong Man terlihat hanya terbaring dengan mata tertutup dan luka. Ae Ra mengajak Dong Man bangun, tapi Dong Man
tetap tak bergeming. Malam harinya, Ae Ra hanya menatap Dong Man tetap hanya
berbaring.
“Dong Man
tidur berhari-hari.” Gumam Ae Ra setelah berbelanja.
Ae Ra
menaruh bubur kotak makan lalu menaruhkan note pada panci untuk Dong Man
“Makanlah... Ibu Negaramu, Choi.” Dong Man akhirnya duduk sambil menonton TV
tapi seperti tak mendengar apapun hanya memindahkan channel saja. Ae Ra hanya
bisa menatap dan melihat Dong Man kembali berbaring.
Dong Man,
Sul Hee dan Pelatih Hwang bergantian melihat Dong Man yang masih terus
berbaring, dengan sesekali membereskan ruangan dan memberikan makan. Ae Ra
berbaring disamping Dong Man, sambil menepuk-nepuknya dan menyanyikanya seperti
bayi.
[Episode 15 - Air mata yang tidak terlihat
siapa pun]
Ae Ra
datang menemui seniornya memastikan kalau
benar-benar akan tampil di televisi. Si pria memberitahu kalau Itu acara
MMA, jadi, tidak banyak yang menonton, tapi itu acara terkenal di antara para
penggemar. Ae Ra ingin tahu kenapa harus dirinya.
“Kami selalu
memakai pembawa acara pria dan semuanya terlihat menjemukan setelah sekian
lama. Yang terpenting, kurasa kau akan menunjukkan inovasi dan keberanian.
Jadi, aku merekomendasikanmu. Sutradara produksi melihat videomu dan langsung
menerimamu.” Kata si pria.
Ae Ra
dibawa masuk ke dalam sebuah studio seperti menyangka bisa masuk dengan mic dan
juga kursi yang akan ditempatnya selama acara berlangsung.
Chan Ho
melepasakan cangkang lobster, bersama dengan Direktur Choi. Joo Man memberitahu
Memang agak mahal untuk menjualnya di acara belanja televisi, jadi mereka bisa
memasukkan saus untuk menjadikannya paket.
“Pak Kim,
apa kau mau capit dan isi perutnya dipisah?” tanya Chan Ho
“Ya... Kita
harus memberi lebih banyak pilihan kepada konsumen untuk membuat pendekatan
yang strategis.” Kata Joo Man
Direktur
Choi tak mengerti strategi apa, dan melihat Joo Man yang tiba-tiba menangis.
Keduanya binggung melihat Joo Man mengusap air mata yang tiba-tiba mengalir.
Flash Back
Joo Man
dan Sul Hee pergi ke sebuah restoran, Ia berkata kalau Ini gaji pertamanya dan
ingin mentraktir Sul Hee makanan enak,jadi mencari-cari di seluruh
Cheongdam-dong. Sul Hee melihat menu cafe seperti takju. Joo Man memikirkan apa
yang akan mereka pesan.
“Joo Man
Kudengar dari suatu tempat kecoak kukus rasanya sama seperti lobster.” Ucap Sul
Hee. Joo Man terlihat binggung.
“Apa Kau
tahu? Aku sedikit jijik, jadi tidak bisa memakan ini. Ayo kita pergi ke
restoran lain.” Kata Sul Hee
“Kau
khawatir harganya mahal, kan?” ungkap Joo Man bisa menebak. Sul Hee mengaku
bukan itu.
“Tapi bukankah
57 dolar terlalu mahal? Itu hanya serangga dari laut.” Kata Sul Hee
“Sul Hee,
tidak bisakah kita menikmati waktu kita?” kata Joo Man memohon. Akhirnya Sul
Hee pun tak menolak dan menyuruh Joo Man mulai memesan.
Sul Hee
membuka lobster dan memberikan dagingnya pada Joo Man, Joo Man mengeluh Sul Hee
yang memberikan semuanya padanya dan apakah Sul Hee hanya akan memakan
kentangnya. Sul Hee terlihat binggung.
“Setiap
kau melakukan ini, maka aku menjadi agak sedih.” Kata Joo Man kesal
“Ada apa,
Joo Man? Kenapa hidungmu membesar lagi?” ejek Sul Hee melihat Joo Man kesal
“Kenapa
kau membuatku terlihat seperti orang jahat? Jangan begitu. Kau akan membuatku
sedih.” Ungkap Joo Man. Sul Hee mengangguk mengerti, kalau akan memakan ekornya.
Joo Man
menaruh sekotak makanan dan juga boneka, tapi saat itu Sul hee sudah datang
melihat Joo Man. Keduanya pun saling menatap, Sul Hee meminta Joo Man berhenti
dan cukup melakukanya. Joo Man menceritakan kalau tadi menangis di kantor dan
sudah mempermalukan diri sendiri.
“Aku
tahu. Itu menjadi buah bibir di kantor. Chan Ho tahu kita pernah berpacaran.”
Kata Sul Hee
“Itu
bagus... Kita sudah berpacaran enam tahun dan menjalani dua bulan yang buruk.
Sisanya sangatlah menyenangkan. Bisakah kamu melupakan semuanya?” kata Joo Man
“Aku
merindukan kebersamaan kita selama enam tahun,tapi karena dua bulan terakhir,
maka aku tidak mau kembali ke sana. Aku melihatmu berubah. Aku tidak bisa
melakukannya lagi.” Ungkap Sul Hee.
“Kau juga
berubah. Kenapa kau bersikap seakan kau tidak berubah?” kata Joo Man. Sul Hee
pun bertanya apa yang berubah darinya.
“Dahulu
kau tidak pernah mencemaskan apa pun dan kau naif. Sebelumnya kau seperti anak
anjing putih yang lugu. Kenapa kau mengaitkannya dengan anak anjing? Setelah
bertemu denganku, kau menjadi dewasa dan mulai sadar akan dirimu. Setiap kau
melakukan itu, aku menyalahkan diri sendiri. Itu menyakitkan bagiku.” Ungkap
Joo Man
“Baiklah.
Aku berubah dan kau juga berubah. Jadi... “ ucap Sul Hee dan langsung disela
oleh Joo Man.
“Tidak...Aku
tidak mau. Aku tidak bisa berpisah denganmu. Kau mengaku tidak menyesal karena
sudah berusaha. Aku juga akan berusaha sekuat tenaga. Aku tidak akan melupakanmu
agar tidak menyesal. Jadi, terimalah ini.” Kata Joo Man memberikan barang
bawanya.
“Aku
sangat mencintaimu dan tidak akan menikahi orang lain. Aku juga butuh salep
hari ini. Jadi, datanglah. Jika aku terinfeksi, aku bisa mati.” Teriak Joo Man
dari atas tangga lalu masuk ke dalam rumah. Sul Hee hanya bisa menatapnya.
Ae Ra
masuk ke ruang siaran bertemu dengan seorang atlet, memberitahu kalau Sebelum
memulai siaran, akan melakukan wawancara singkat. Dan memberikan pertanyaan
pertama. Si pria pun mengangguk mengerti.
“Kudengar
cedera punggungmu cukup parah. Tidakkah kau takut kembali ke ring?” kata Ae Ra
“Aku
beruntung cederaku tidak terlalu parah.” Ucap Si pria. Ae Ra kaget karena si
pria mengaku beruntung?
“Bayangkan
Sam Vasquez atau Gary Goodridge. Itu bisa lebih menakutkan.” Ungkap Si pria. Ae
Ra makin penasaran yang terjadi pada keduanya.
Ae Ra
masuk rumah sambil berteriak membuka lemari es kalau menyimpan bubur di kulkas jadi meminta Dong
Man agar makan kalau bangun dan Jangan hanya tidur dan tidak makan apa pun.
Dong Man tiba-tiba memeluk Ae Ra dari belakang sambil mengeluh karena berteriak
“Apa Kau
bisa mendengarku? Apa Kau bisa mendengar semuanya sekarang?” kata Ae Ra
menatapnya. Dong Man mengaku sudah bisa.
“Aku
mendengarmu sejak kau datang.” Ungkap Dong Man. Ae Ra mengeluh Dong Man yang
memang keterlaluan.
“Aku
sangat takut dan Benar-benar takut.” Kata Ae Ra. Dong Man pun memeluknya dengan erat.
Bibi
Ganako menyelonong masuk ke dalam lorong sebuah gedung, Seorang wanita mengejarnya
bertanya alasan Bibi Ganako datang dan melarang untuk masuk. Saat masuk ruangan
seorang pria seperti direktur sempat kaget dan akhirnya membiarkan Bibi Ganako.
Keduanya pun duduk disofa.
“Kau
terlihat sehat...” ucap Bibi Ganako pada si pria
“Aku berusaha
mencarimu ke mana-mana.” Kata si pria lalu berlutut didepan bibi ganako.
Dong Man
makan es krim sambil menceritakan kalau betapa menakutkannya tidak bisa
mendengar selama lima menit, menurutnya Seolah seluruh dunia sudah dipadamkan
dan Rasanya seperti berada di dasar lautan. bahkan tidak bisa bernapas.
“Kau sudah
bisa mendengarku, kan? Tidak berdenging, kan?” kata Ae Ra memastikan. Dong Man
mengaku baik-baik saja dan menyuruh agar Ae Ra mencoba es krimnya.
“Ini
enak. Kenapa kau tidak makan?” kata Dong Man. Ae Ra binggung melihat Dong Man
yang tenang sekali.
“Dong
Man... Kau benar-benar bisa mendengarku dengan baik,kan? Kalau begitu, kau
tidak membutuhkan istirahat total, kan?” kata Ae Ra. Dong Man terlihat
binggung.
“Kalau
begitu, dengarkan aku baik-baik. Ada keretakan di tengkorakmu.” Ucap Dong Man.
Flash Back
Dokter
memberitahu keadaan Dong Man, yaitu ada keretakan kecil di daerah
temporalisnya. Ae Ra sempat kaget. Dong Man menjelaskan Keretakan di daerah
temporalis bisa sembuh tanpa pengobatan jadi Itu bukan masalah besar.
“Tapi
keretakannya ada di dekat koklea. Jika dia terkena benturan lagi di daerah yang
sama...” kata Dong Man
Ae ra
memberitahu kalau Dong Man mengalami benturan lagi, maka bisa tuli selamanya.
Ia menegaskan Dong Man bisa terjebak di samudra itu selamanya. Dong Man tak
percaya kalau itu hanya omong kosong saja karena sudah bisa mendengar jelas.
“Jadi,
kesimpulannya, kau tidak bisa bertarung lagi. Aku tidak mengizinkan.” Tegas Ae
Ra. Dong Man mengerti
“Aku akan
menemui dokternya lebih dahulu dan mendengarnya darinya.” Kata Dong Man
“Petarung
bernama Sam Vasquez dinyatakan mati otak dan meninggal dalam enam pekan. Gary
Goodridge terserang ensefalopati traumatis kronis di usia 40-an. Itu contoh
kasus yang ekstrem.” Kata Ae Ra
“Saat
bertarung, cedera sering terjadi.” Ucap Dong Man. Ae Ra tak percaya kalau Dong
Man seperti enteng mengatakan Sering terjadi.
“Kenapa
aku harus melihatmu sering cedera?” keluh Ae Ra
“Ae Ra.. Jika
aku hendak berhenti secepat itu, aku tidak akan memulai lagi setelah 10 tahun.”
Kata Dong Man meminta pengertian.
Ae Ra
akhirnya membiarkan Dong Man melakukan sesukanya, dengan memberikan ancaman Jika memutuskan
untuk bertarung lagi, maka hubungan mereka akan berakhir. Dong Man terdiam
mendengar ancaman pacarnya.
Bibi
Ganako mengaku kalau ini sudah lebih dari 20 tahun dan masih tidak bisa
memaafkannya. Si pria masih berlutut didepan bibi Ganako. Bibi Ganako
menegaskan meskipun si pria berlutut tidak akan mengembalikan tahun-tahun yang
dihabiskan dengan berdiam diri.
“Namun, tetaplah
seperti itu lebih lama lagi. Aku ingin melihatnya lebih lama lagi.” Ungkap Bibi
Ganako.
Flash Back
Bibi
Ganako mengejar si pria yang berjalan ke lorong. Si pria dengan ketus menyuruh
bibi Ganako melepaskanya dan memberitahu kalau Pratinjaunya sudah ditayangkan
jadi tidak bisa membatalkan suatu acara. Bibi Ganako memohon
“Jangan
membuatku kesulitan.” Ucap si pria. Bibi Ganako memohon sambil berlutut dan
meminta agar bisa membantunya.
“Acara
ini tidak boleh ditayangkan di TV.” Kata Bibi Ganako.
Kyung Koo
duduk di ruangan melihat siaran yang akan ditampilkan lalu meminta agar
berhenti dan meminta agar mencari Dong Man di VCR 3 dan melihatanya.
“Apa kau
yakin kita boleh menyiarkan ini?”kata PD lain. Kyung Koo mengaku yakin. Saat
itu bibi Ganako dan PD masuk ruangan.
Dong Man
bertanya pada Ae Ra bertanya apakah serius dengan perkatannya. Ae Ra pikir Dong
Man bisa mengetahuinya dengan kembali ke ring. Dong Man pikir Ae ra tidak bisa
memerasnya dengan ini hanya karena dirinya sangat mencintainya dan tidak bisa
memilih.
“Aku akan
melindungimu meski itu berarti bermain curang.” Bertarunglah lagi, maka
hubungan kita berakhir. Kita bahkan tidak bisa berteman dan tidak akan pernah
bertemu lagi selamanya.” Ucap Ae Ra langsung masuk rumah.
Dong Man
hanya diam saja lalu menerima telp dari ayahnya, dan berteriak kaget mengetahui kalau masuk Di
TV dan dalam pratinjau.
Ketua
meminta agar menuunjukkan rekamannya dahulu. Kyung Koo mengatakan Acara itu
disiarkan satu jam lagi jadi Tidak ada waktu untuk pemeriksaan lagi, lalu
bertanya siapa bibi Ganako yang ada didepanya.
“Pak
Jang. Apa orang yang kau rekam setuju dengan siaran ini? Dari apa yang
kudengar, kau dan Ko Dong Man pernah bertemu sebagai tersangka dan korban. Apa
kau diizinkan menggunakan program ini untuk membalas dendam?” kata Bibi Ganako
“Itu
terjadi di masa lalu. Siapa kau sebenarnya?” kata Kyung Koo.
“Kau
tanya Aku? Aku mewakili Dong Man.” Tegas bib Ganako.
Ae Ra
pergi ke pasar dan melihat beberapa sayuran setelah itu melihat kalau harga
ikan makarel yang cukup murah, lalu kembali ke rumah dengan barang belanjanya
dan tak melihat Dong Man dalam rumah sambil bertanya-tanya kemana perginya.
“Apa dia
di pusat kebugaran?” ucap Ae Ra lalu mendengar suara sesuatu yang digeser.
“Dia
pasti ada di lantai atas. Tapi Apa yang dia seret? Apa... Apa dia gantung diri?
Dia tidak boleh bunuh diri di kamar atas.”pikir Ae Ra lalu berlari ke luar
kamar dan mengendor pintu rumah Hye Ran.
Hye Ran
membuka pintu dan ingin menutup melihat Ae Ra yang datang. Ae Ra bisa membuka
pintu rumah dan menyelonong masuk, Hye Ran mengomel karena Ae Ra tidak bisa
menerobos seperti ini. Ae Ra pikir sebelumnya Hye Ran yang menerobos ke
kamarnya atau Dong Man, lalu melihat kursi didalam kamar mandi.
“Untuk
apa kursi itu? Kenapa kursi itu ada di sana? Matilah 60 tahun lagi secara
diam-diam di tempat lain. Kenapa di kamar atas...” ucap Ae Ra mengomel.
“Kenapa
aku mau mati? Aku sedang mengganti lampu kamar mandi.” Ucap Hye Ran.
Ae Ra
merasa bersalah berpikiran buruk lalu melihat tagihan yang belum dibayar. Hye
Ran langsung menyembunyikanya, lalu merasa kalau Ae Ra berpikir dirinya menang. Ae Ra mendengar dari rumor kalau Hye
Ran mendapatkan tunjangan berjumlah
besar.
“Untuk
apa aku menerima uang mereka? Seperti kata orang, aku anak manja. Apa mereka
pikir aku akan pergi dengan banyak uang? Sudah kubilang dengan jelas bahwa aku
tidak ingin satu sen pun, lalu aku pergi.” Tegas Hye Ran
“Jadi
Itukah sebabnya kau menyewakan tempat 300 dolar sebulan?” kata Ae Ra merasa tak
percaya
“Kutanya
apa kau sudah merasa sudah menang. Kau yang paling tahu arti diriku bagi Dong
Man, Dia akan membawaku kembali. Aku tidak akan menyerahkannya kepadamu. Lama
mengenal seseorang hanya bagus untuk pertemanan dan kesetiaan.” Kata Hye Ran.
Ae Ra bergumam kalau Bagi Hye Ran, ini adalah...
“Jangan
merasa kau sudah menang.” Ucap Hye ran
“Satu-satunya
cara untuk mempertahankan harga dirinya.” Gumam Ae Ra lalu pergi ke dalam kamar
mandi dan naik kursi.
Hye Ran
binggung apa yang dilakukanya, Ae Ra
tahu kalau Hye Ran telah kesulitan dengan ini selama sepekan karena mengingat
sebelumnya mendengar bunyi dari lantai atas saat ada dikamar Dong Man. Hye Ran hanya diam saja. Ae Ra menyuruh Hye
ran agar memegang kursi saat mengantikan lampu.
Dong Man
bertemu dengan Kyung Koo meminta agar Jangan menyiarkan acara itu dan menolak
untuk wawancara. Kyung Koo mengatakan kalau Acaranya akan segera disiarkan.
Dong Man menyuruh agar membatalkanya. Kyung Koo tetap menolak,
“Ae Ra
benar, kalau Orang tidak pernah berubah.” Ucap Dong Man
“Aku memberi
tahu sesuatu kepada Ae Ra. Bahwa aku bukan Jang Kyung Koo yang dahulu, Bahwa
aku tidak payah atau ceroboh.” Ungkap Kyung Koo.
Flash Back
Ae Ra
kaget melihat Kyung Koo berdiri dengan basah kuyup bertanya apa yang dilakukan
didekat rumahnya dan apa yang dibawa. Kyung Koo tahu dalam profilnya kalau Ae
Ra yang ingin stroberi.
“Apa Kau
pikir aku memintamu untuk membelikanku stroberi? Kau menyatakan perasaan kepadaku
sehari setelah meninggalkan pacarmu dan membuatku menarik diri dari acara itu.
Kau terus mengirim pesan teks. Bahkan Kau memberi tahu orang-orang bahwa kita
berpacaran. “ kata Ae Ra dengan nada tinggi.
“Itulah
yang kuinginkan.” Ucap Kyung Koo. Ae Ra tak percaya kalau itu tak masuk akal.
“Kenapa
aku harus dikucilkan gara-gara kau?” ucap Ae Ra marah
“Jika
tidak ada yang menyukaimu, mungkin kau akan menjadi pacarku.” Kata Kyung Koo
yang posesif. Ae ra mengeluh Logika bodoh macam apa ini.
Saat itu
Dong Man datang dan langsung memukul Kyung Koo dan memperingatkan agar Jangan
datang lagi. Kyung Koo kaget kalau Dong Man bisa datang sedang militer. Dong
Man menegaskan kalau sedang cuti 100 hari dan Masa wajib militernya tinggal 546
hari lagi.
“Jika
kamu mengganggunya lagi, aku akan keluar dari militer. Aku akan membawa senapan
K2. Kuperingatkan kau. Jangan ganggu Ae Ra lagi. Mengerti?” tegas Dong Man
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar