Si Pelaku
misterius sedang berada dalam sebuah ruangan, seperti ruangan khusus. Ada satu
dirigen “Sirup Jagung” dan itu digunakan saat menjebak guru Koo dikamar mandi
membuatnya tak bisa bergerak karena lengket. Lalu Foto wajah Kepsek Yang
digunakan untuk menempel pada Drone. Dan juga sebuah lem yang digunakan ketiga
Eun Ho melihatnya dalam ruangan guru dan membuat ledakan dari api.
Saat itu
juga si pelaku dengan sengaja mencoret dan menempelkan stiker pada mobil guru.
Petugas Han melihatnya dari balik pohon, dibelakang Guru Shim juga melihat si
pelaku dan keduanya diam – diam berusaha untuk mendekat.
Petugas
Han menyuruh Guru Shim mendekat lebih dulu,Guru Shim berjalan pelahan tapi
kakinya malah menginjak botol kaleng kosong yang membuatnya berbunyi. Si Pelaku
pun bisa mendengarnya dan langsung kabur. Petugas Han akhirnya mengejar lebih
dulu si pelaku.
Eun Ho
dan Sa Rang berjalan pulang bersama. Sa Rang merasa kesal pada pihak sekolah
karena Nama temanya sudah bersih dan sekarang pelaku aslinya muncul tapi malah
masih mengurangi poinnya. Eun Ho mengetahui kalau itu karena masuk ruang guru
tanpa izin dan mencoba untuk mencuri.
“Ini
semua karena si kunyuk itu. Siapa sebenarnya dia?” ucap Sa Rang kesal
“Dia itu
bajingan.” Ungkap Eun Ho juga tak kalah geram,
“Eun Ho.
Jangan terlalu mencemaskan hal itu.” Ucap Sa Rang memberikan sengaja dan keduanya saling memberikan tanda cinta dengan
tangan diatas kepala.
Tiba-tiba
si pelaku berlari didepan Eun Ho yang sedang mengambil sepeda. Eun Ho dengan
mulut melonggo langsung ikut mengejar bersama dengan Guru Shim dan juga Petugas
Han sambil berteriak agar berhenti. Tiba-tiba Guru Jung datang dari arah
samping dan bisa menangkap si pelaku dengan tanganya.
“Akhirnya
tertangkap juga.” Ungkap Guru Jang. Petugas Han pun datang dengan terpogoh-gopoh karena harus
berlari dengan sepatuh heels. Eun Ho pun juga kelelahan. Semua ingin tahu siapa
yang ada dibalik jaket, Guru Jang sudah siap menariknya.
[Episode 3 - Curigai Temanmu]
Kepsek
Yang tak percaya melihat ternyata Duk Soo ada dibalik sweater hitam. Duk Soo mengaku kalau hany meniru-niru si
pelaku karena menurutku itu keren. Petugas Han yakin Duk Soo mengatakan yang
sebenarnya.
“Dia
sedang bersama dengan teman-temannya saat
insiden itu terjadi.” Kata Petugas Han yang sudah melihat rekaman CCTV. Kepsek
Yang benar-benar tak habis pikir dengan tingkah anak didiknya. Saat itu datang Guru Goo dengan pakaian yang
sama.
“Aku
memergoki dia sedang mencoba melemparkan telur di kantin. Dia juga bilang hanya
meniru-niru si pelaku. Aku yakin ini adalah kejahatan tiruan.” Ucap Guru Yang
“Kurangi..
poin mereka berdua. Aku tidak bisa percaya kalau perusuh-perusuh ini.. akan semakin merajalela di sekolah.” Ucap
Kepsek Yang marah
“Itu
karena kepala sekolahnya.. juga adalah seorang perusuh.” Komentar Guru Jang
yang berani
“Walaupun
kau benar.. tapi tidak usah dikatakan juga.” Ungkap Guru Park dan Kepsek Yang lalu menerima telp dari Tuan
Hyun.
Kepsek
Yang langsung mengucapkan peminta maaf dan akan segera menemuinya. Guru Park
ingin tahu apa yang dikatakan Tuan Hyuk apakah tidak akan melepaskan begitu
saja,atau meminta Kepsek Yang untuk
berhenti kalau gagal menemukan pelakunya.Kepsek Yang terlihat uring-uringan
menyuruh Guru Park diam saja,
“Kalian
Menghilanglah dari pandanganku.. Pergi dan Keluarlah.” Ucap Kepsek Yang
menyuruh semua keluar dari ruanganya. Guru Goo pun mengajak pelaku gadungan
untuk ikut denganya.
“Kita
harus menangkap pelakunya.” Kata Kepsek Yang pada Guru Park.
Salah
satu murid memanggil Eun Ho kalau memberitahu Kepala sekolah ingin bertemu
dengannya. Eun Ho mengeluh menurutnya Kalau terlalu sering bertemu, bisa-bisa
jadi teman akrabnya. Diruangan, Eun Ho kaget dianggap sebagai Kaki tangan
sipelaku
“Aku
hanya bicara tentang kemungkinannya. Kenapa dia menerbangkan drone dan membuat
keributan? Aku yakin kau akan menanggung hukumannya sendiri kalau dia tidak
melakukan sesuatu.” Ucap Kepsek Yang
“Tapi itu
Benar bukan aku, Pak. “ ucap Eun Ho mencoba untuk menyakinkanya. Kepsek Yang
merasa tak peduli menyuruh memutuskan kalau akan memberikan memberi satu
kesempatan besar.
Sa Rang
yang mendengar merasa Ini tidak masuk akal. Eun Ho pun hanya bisa diam saja.
“Kalian
akan diberi..5 poin tambahan untuk setiap
laporan yang kalian buat.Menyembunyikan tindakan buruk temanmu..
bukanlah sesuatu yang baik. Kalian harus segera melaporkannya. Itu adalah cara
menunjukkan kesetiaan pada temanmu. Apa Kalian mengerti?” ucap Kepsek Yang
seperti sedikit mengancam.
Semua
langsung mengeluh kalau ini tidak masuk akal danTidak bisa dipercaya. Eun Ho
hanya bisa melonggo menonton siaran kepala sekolah. Di ruangan, Kepsek
mengebrak meja sampai semua orang kaget. Guru Shim dan anak yang lain pun
sedikit ketakutan melihatnya.
“Poin
kalian akan ditempel secara terbuka dua hari sekali dan Dua minggu dari
sekarang,kami akan mengumumkan 10 anak yang memiliki poin terendah dari semua
siswa. Kalau ada siswa yang menerima terlalu banyak pengurangan nilai, maka
mereka akan diskorsing bahkan bisa dikeluarkan.. mengikuti aturan yang berlaku di
sekolah ini.” Tegas Kepala Sekolah.
Byung Goo
mengeluh Kepala sekolah benar-benar tidak masuk akal. Nam Joo pikir Kepsek Yang
ingin mereka saling serang kalau ingin selamat .Hak Jong pikir Nam Joo meminta
pihak sekolah melaporkan seseorang dan kalau
tidak mau kehilangan poin.
“Bagaimana
menurutmu, Ketua?”tanya Duk Soo pada Dae Hwi
“Ya
sudah, kita jangan saling melaporkan.” Ucap murid lainya, Mereka semua pun
membenarkan tindakan itu dan bisa saling mempercayai.
“Bagaimana
bisa aku percaya itu?” komentar Hee Chan dengan sinis keluar dari kelas. Dae
Hwi hanya bisa terdiam.
Sa Rang
mengumpat kesal karena menurutnya Sekolah sudah gila karena seharusnya tak
boleh memperlakukan mereka seperti ini. Eun Ho berbisi kalau Sepertinya ini
semua karena salahnya. Sa Rang kaget mendengarnya.
Flash Back
Eun Ho
tak percaya kalau Kepsek Yang ingin meminta agar dirinya menangkap pelakunya.
Kepsek Yang tahu kalau Eun Ho tak ingin poinnya dikurangi jadi hanya meminta
agar membawa pelakunya saja.
“Ini
semua.. demi menangkap si X itu 'kan?”ucap Sa Rang dengan berbisik
“Dia
bilang kalau kita saling memperhatikan satu sama lain, maka seseorang yang
mencurigakan akan muncul.” Ucap Eun Ho
“Aku
tidak menyangka dia benar-benar memikirkan hal semacam itu. Jadi dia mau kita
menangkap X dengan tangan kita sendiri.” Kata Sa Rang. Eun Ho mengangguk
setuju.
“Kalau
poinku sampai dikurangi, maka aku tidak akan bisa kuliah. Ke kampus manapun
tidak akan diterima.” Ucap Eun Ho frustasi.
Mereka
pergi ke tempat les mengambar, si pegawai dengan yakin kalau Eun Ho bisa masuk
Hanguk. Eun Ho tak percaya mendengarnya begitu juga Sa Rang yang mengantar
temanya. Lalu Sa Rang memberitahu Eun Ho
ada di level 6, dan Peringkatnya
280.
“Kalau
kau bisa masuk 3 besar dalam kontesnya, kemudian memasukkan nilai sekolah dan
portofoliomu, maka kau masih punya kesempatan besar akan diterima.” Jelas si
pegawai. Eun Ho hanya tertunduk memikirkan nilainya.
“Bagaimana
kalau poin di sekolahnya tinggal sedikit? Poinnya lebih sedikit dari yang kau
bayangkan.” Tanya Sa Rang. Si pegawai pikir Itu bisa jadi masalah.
“Aku akan
menambah poinku lagi kalau begitu. Aku akan menambah poinku, dengan menangkap X
dan memastikan diriku masuk Hanguk. Ayo kita tangkap dia.” Ungkap Eun Ho
mengebrak meja dengan sangat yakin.
Eun Ho
berlari mengejar Kyung Woo dengan mengendong gitarnya, langsung bertanya apakah
tak melihat si Pelaku karena melihat keduanya berada dalam atap. Kyung Woo bertanya
apakah Eun Ho sangat ingin menangkapnya dan apa yang akan dilakukan kalau
berhasil menangkapnya.
“Aku akan
menyuruhnya menyerahkan diri.”ucap Eun Ho
“Tetap
saja, yang menyelamatkan kau adalah dia.”
Kata Kyung Woo.Eun Ho pikir benar juga.
“Tapi aku
sedang di ujung tanduk sekarang. Aku harus menangkapnya. Kalau tidak, aku tidak akan bisa kuliah, dan hidupku akan
berakhir.” Ucap Eun Ho
“Kenapa
sih di negara ini, hidup kita harus berakhir kalau tidak berhasil masuk
kuliah?” keluh Kyung Woo. Eun Ho juga tak mengerti lalu tiba-tiba berhenti
melangkah.
Eun Ho
pikir si pelaku sedang mempermainkan mempermaikanya Karena kelihatan gampangan,
Kyung Woo pikir si pelaku pasti sangat ketakutan dan tidak punya kesempatan
memikirkan hal lain karena keadaannya jadi seperti ini.
“Cara
bicaramu.. seolah-olah kau ini pelakunya.” Komentar Eun Ho
“Aku
tidak mau menuduh seseorang, tapi aku tidak bisa pura-pura tidak tahu padahal aku tahu. Apa hal-hal
semacam ini tidak diajarkan di sekolah?” kata Kyun Woo lalu beranjak pergi.
Eun Ho
masuk kelas mencari sesuatu di dalam tasnya, lalu membuka loker tapi dikejutkan
dengan sesuatu yang ada didalamnya dan melihat sekeliling kelas tak ada yang
mencurigkanya. Tiba –tiba Tae Woon datang datang pintu depan dan Dae Hwi dari pintu
belakang memanggil Eun Ho. Eun Ho kaget melihat keduanya dengan sebuah note
ditanganya (Dae Hwi dan Tae Woon tidak ada
di aula.)
“Kenapa
kau kelihatan kaget?” ucap Tae Woon setelah saling menatap sinsi pada Dae Hwi.
Eun Ho mengelengkan kepala dengan menyembunyikan note di belakang badanya dan
ingin tahu kenapa Tae Woon menemuinya.
“Apa yang
dikatakan oleh Pak Kepala Sekolah? Apa kau sudah membersihkan namamu?” tanya
Tae Woon. Eun Ho mengaku memang bisa dibilang seperti itu.
“Tapi..
dia mau menangkap pelakunya, tidak peduli bagaimanapun caranya.” Ucap Eun Ho.
“Pelaku
yang sebenarnya.. pasti sedang merasa cemas sekarang.” Kata Dae Hwi mengarakan
pandangan sinis pada Tae Woon.
Tae Woon
juga berpikir sepert itu, Eun Ho melihat keduanya seperti saling menuduh
sebagai pelaku, Tae Woon pikir tak mungkn kalau si pelaku akan aman setelah apa
yang di lakukan, lalu meminta Eun Ho memberitahu kalau memang membutuhkan
bantuan. Eun Ho menganguk setuju,
sementara Dae Hwi mengejek Tae Woon yang ingin memberikan bantuan.
Eun Ho
menemui Guru Shim untuk menanyakan sesuatu, Guru Shim mengingat pada hari itu
ia memberikan izin pada Dae Hwi untuk mengambil spanduk peringatan ulang tahun
sekolah dan Tae Woon ada di ruang UKS karena katanya sedang tak enak badan, karena
bertemu dengannya di sana.
“Apa dia
baik-baik saja sekarang?” ucap Guru Shim seperti khawatir. Eun Ho pun mulai
berpikir siapa lagi pelaku yang akan dicurigainya.
Dae Hwi
melihat Kyung Woo duduk dengan gitarnya lalu bertanya Bagaimana kabar lagu yang
sedang ditulisnya, Kyung Woo langsung membahas tentang drone. Dae Hwi terlihat
sedikit gugup mendengarnya.
“Si X
pasti sengaja menerbangkannya untuk membersihkan nama Eun Ho, benark 'kan?”
ucap Kyung Woo. Dae Hwi pikir seperti itu.
“Bagaimana
dengan spanduknya?” tanya Kyung Woo. Dae Hwi terlihat sedikit gugup. Kyung Woo
menjelaskan yang dimaksud adalah Spanduk untuk peringatan ulang tahun sekolah,
Dae Hwi mengaku kalau Hasilnya bagus lalu berjalan pergi. Kyung Woo seperti
mencurigai Dae Hwi.
Eun Ho
duduk sendirian melihat hasil gambar seperti seorang pahlawan dengan jubahnya
yang sedang duduk. Kyung Woo tiba-tiba duduk disampingnya dengan bangga kalau
Eun Ho itu tidak pernah lihat cowok ganteng sebelumnya karena terlihat gugup
sekali.
“Padahal aku
baru saja selesai makan.” Ucap Eun Ho seperti ingin muntah mendengarnya. Tae
Woon malah makin mengejek Eun Ho yang makan banyak sekali tadi.
“Omong-omong..
Menurutmu siapa pelakunya? Si X, Itu julukan yang diberikan teman-teman
padanya. Dia membuat tanda X hari itu. Benar-benar ide yang orisinal. Mungkin
saja.. dia melakukan itu untuk menyelamatkanku, 'kan, Dengan menerbangkan drone
itu?” ucap Eun Ho bangga dan seperti menuduk Tae Woon pelakunya.
“Kau mau
tanya atau mau menuduhku. Pilih salah satunya.” Keluh Tae Woon. Eun Ho serba
salah dan akhirnya Tae Woon berdiri dari tempat duduknya dengan wajah kesal.
“Apa dia
sebegitu kurang kerjaannya, sampai menerbangkan drone demi kau? Si X mungkin saja
tidak mau dikait-kaitkan.. dengan orang tolol sepertimu.” Ucap Tae Woon. Eun Ho
ingin marah karena diejek tolot, tapi dengan Tae Woon melempar bola basket ke
arahnya membuat nyalinya jadi ciut.
“Apa
Orang seperti itu berjuang demi keadilan? Ahh... Tidak mungkin dan tak akan
dipercaya” ucap Eun Ho melihat Tae Woon bermain basket dilapangan.
Eun Ho
menarik Sa Rang keluar dari kelas. Sa Rang berteriak melihat note yang
diperlihatkan Eun Ho padanya lalu bertanya apakah memang itu sesuatu
kebenaranya. Eun Ho juga ingin tahu itu benar atau tidak.
“Kalau
begitu apa pelakunya adalah Tae Woon atau Dae Hwi?” ucap Sa Rang dengan sedikit
berteriak. Eun Ho memohon pada Sa Rang agar jangan membuat suara gaduh.
“Tidak
mungkin.. Kau 'kan sudah tahu mereka bagaimana.” Kata Sa Rang. Eun Ho juga tahu
dengan hal itu.
“Song Dae
Hwi.. Dia adalah Juara kelas. Dia juga Ketua Osis. Calon mahasiswa Seoyul.”
Ucap Sa Rang yang bisa membayangkan Dae Hwi yang dielu-elukan oleh semua murid
karena kepintaranya.
Sementara
Tae Woon sangat di istimewakan oleh sekoah karena ayahnya sebagai direktur dan
pemilik sekolah. Sa Rang tahu Harta milik Geumdo yang sangat dibanggakan dan
disayangi oleh Kepala Sekolah.
“Hyun Tae
Woon. Anak dari direktur Geumdo. Bahkan
guru-gurupun membungkuk kalau bertemu dia, dianggap Direktur Geumdo masa depan.”
Ucap Sa Rang
Sa Rang
pikir Kenapa anak-anak seperti mereka harus membuat kekacauan di sekolah, Eun
Ho berpikir Mungkin saja pengirimnya adalah pelaku yang sebenarnya dan untuk
membuatnya curiga pada mereka. Tapi Sa Rang mengingat kalau Eun Ho mengatakan Tae
Woon dan Dae Hwi memang tidak ada di aula.
“Itu.. Aku
juga yakin sih ada banyak siswa yang tidak berada di aula waktu itu.” Ucap Eun
Ho menatap kembali note yang bertuliskan (Dae Hwi dan Tae Woon tidak ada di
dalam aula.)
Keluarga
Ra makan malam bersama, Nyonya Kim bertanya pakah Kesimpulannya, tersangka
pertama adalah anak dari direktur sekolah dan yang satunya adalah si juara
kelas. Eun Ho membenarkan. Nyonya Kim pikir sekarang Pertanyaannya, siapa yang
melakukannya.
Tuan Ra
yang memasak ingin tahu komentar istrinya yang mencicipi masakanya, tapi
seperti Nyonya Kim tak begitu peduli. Tae Sik berkomentar kalau Yang kaya adalah pelakunya. Tuan Ra ingin
tahu pendapat dari dua anaknya tentang masakanya.
“Fakta
kalau dia sanggup menerbangkan sebuah drone adalah petunjuk kalau dia orang
kaya. Karena aku sudah memberimu petunjuk, pinjamkan padaku 5 dolar.” Ucap Tae
Shik mencari kesempatan. Ibunya langsung memarahi anaknya.
“Jalanmu
untuk jadi manusia itu masih panjang.” Keluh Eun Ho. Tae Sik mencoba negosiasi
untuk meminjam 3 dollar.
“Anak-anak
yang berprestasi di sekolah biasanya merasa tertekan. Mungkin juga itu cara
mereka menghilangkan stres.” Komentar Nyonya Kim.
“Aku
memanggang ikannya dengan sangat baik hari ini..” ungkap Tuan Ra seperti ingin memberikan
perhatian.
Tiba-tiba
Eun Ho membenarkan ucapan ibunya, kalau Dae Hwi memang belajar sangat keras.
Tuan Ra tak bisa lagi menahan kesalnya menyuruh mereke berhenti mengambil semua
makan diatas meja. Nyonya Kim binggung dengan sikap suaminya,
“Apa
posisiku sebenarnya di keluarga ini? Apa aku koki? Apa susahnya.. mengatakan
makanannya enak atau tidak?” keluh Tuan Ra seperti tak dihargai.
Eun Ho
dan Tae Sik akhirnya berusaha memuji dengan gaya berlebihan kalau rasanya enak,
begitu juga Nyonya Kim. Tuan Ra masih
kesal, mereka pun berusaha merayu agar Tuan Ra tak marah dengan terus memuji
masakannya.
Eun Ho
berjalan menuruni tangga mengingat ucapan Tae Sik “Yang kaya pasti adalah
pelakunya. Fakta kalau dia sanggup menerbangkan sebuah drone adalah bukti kalau
dia punya banyak uang.” Lalu melihat Tae Woon yang masuk ke ruang guru.
Akhirnya
Eun Ho ikut masuk ingin mengetahui Tae Woon, tapi tak melihat ada orang didalam
ruangan kepala sekolah, padahal melihat Tae Woon masuk. Saat itu terdengar suara
kepala Sekolah yang ingin mencari ponselnya.
Eun Ho
mulai panik dan saat itu juga tanganya ditarik. Kepsek Yang masuk melihat ponselnya diatas meja, lalu terlihat
curiga dengan menatap kearah dinding depan. Tae Woon sedang menutup mulut Eun
Ho bersembunyi dibalik bendera. Kepsek Yang menatap dalam dan akhirnya bisa
bersin lalu keluar dari ruangan.
Tae Woon
melepaskan tangan dan keduanya seperti bisa bernafas lega Eun Ho pun menanyakan
alasan Tae Woon datang. Tae Woon mengaku kalau ayahnya menyuruhku datang ke
kantor kepala untuk mengambil sesuatu lalu menaruh sesuatu diatas meja, lalu
bertanya balik pada Eun Ho. Eun Ho terlihat binggung menjelaskanya.
“Tapi..
kenapa kau sampai harus bersembunyi?” tanya Eun Ho heran. Tae Woon mengaku kalau itu karena Eun Ho yang
masuk.
“Kukira
kau akan melakukan sesuatu yang buruk. Kalau kau membuat masalah di sekolah
kita, maka kau akan dihukum.” Kata Tae Woon. Eun Ho menegaskan kalau bukan
seperti itu, Tae Woon kembali mendekat yang membuat Eun Ho gugup lalu berjalan
pergi. Eun Ho dengan kesal pun mengikutinya keluar.
Saat
keluar keduanya dikejutkan dengan Kepsek Yang dan Guru Park ada di depan mereka. Kepsek Yang
pun bertanya Apa yang mereka berdua lakukan di dalam. Tae Woon mengaku Ayahnya
menyuruh untuka mengambil sesuatu. Kepsek Yang pun menanyakan pada Eun Ho, Eun
Ho terlihat binggung.
“Dia
hanya mengikutiku.” Kata Tae Woon. Eun Ho berusaha menjelaskan bukan seperti
itu maksudnya.
“Padahal
sudah kubilang, kau sebaiknya berhati-hati.. karena kau adalah salah satu tersangka
kaki tangan.” Ucap Kepsek Yang.
“Dia sama
sekali tidak mungkin jadi kaki tangan.”kata Tae Woon. Kedua guru binggung dan
bertanya kenapa bukan Eun Ho.
“Dia sama
sekali tidak pintar dan Juga tidak seterampil itu. Dia juga agak sedikit bodoh.
Siapa yang mau menjadikan dia kaki tangan? Kecuali pelakunya memang ingin
tertangkap.” Ucap Tae Woon. Eun Ho kesal dianggap bodoh oleh Tae Woon.
“Aku
pasti akan mengatakan semua pada ayahku.” Kata Tae Woon lalu beranjak pergi.
Eun Ho pun bergegas mengikutinya. Kepsek Yang bertanya-tanya Apa yang ingin
dikatakan semua pada ayah Tae Woon.
Eun Ho
masih tak terima dianggap Agak bodoh dan mengancam ingin membunuhnya. Tae Woon
pikir Eun Ho itu tidak bisa mencerna semua ini, Eun Ho dibuat binggung dengan
perkataan Tae Woon.
“Aku
menarik kembali perkataanku.. bahwa .. Kau ini SANGAT bodoh.” Ucap Tae Woon.
Eun Ho makin kesal Tae Woon terus mengejeknya.
“Sepertinya
barusan.. aku menyelamatkanmu dari sebuah keadaan yang membahayakan.” Kata Tae
Woon. Eun Ho pikir bukan seperti itu maksudnya.
“Coba
Dengar... Kau masuk ke dalam kantor kepala sekolah. Aku melihatmu masuk.
Haruskah kugunakan ini untuk mendapatkan poin tambahan?” ucap Tae Woon.
Eun Ho
pikir Tae Woon sedang mengancamnya, Tae Woon mengaku lebih suka mintai
pertolongan daripada dianggap mengancam, Eun Ho hanya bisa menghela nafas
panjang melihat Tae Woon yang berjalan pergi.
Kepsek
Yang bertanya apa itu kedengaran seperti
ancaman, tapi menurutnya kalau tu Semacam peringatan lalu mengulang perkataan
Ta Woon "Aku pasti akan mengatakan semuanya pada ayahku." Dan ingin
tahu pendapat Guru Yang mengatakan hal itu.
“Dia
bilang "Pasti akan." Itu adalah kalimat yang sulit. Mungkin maksudnya
kalau kau gagal menangkap pelakunya, maka dia akan melaporkanmu pada ayahnya?”
ucap Guru Park. Kepsek Yang tak yakin.
“Kau 'kan
Wakil Kepala Sekolah. Berpikirlah seperti orang yang berkelas.” Ucap Kepsek
Yang
“Padahal
di sini masih ada satu orang lagi yang tidak berkelas. Pokoknya, kalau kau
tidak punya rencana, maka kau mungkin akan habis dikunyah-kunyah oleh direktur.”
Kata Guru Park
“Coba
Lihat... Karena kita sudah memasang umpan, maka aku berharap pelaku akan
menggigitnya.” Ucap Kepsek Yang kalau akan memulainya. Guru Park pikir Kali ini
umpannya luar biasa bagus.
Guru Shim
duduk diruangan terlihat kesal sendiri karena harus membuat laporan dari berkas
“Total Pengurangan Poin Siswa kelas 11-1” lalu akhirnya seperti duduk dalam
ruangan rapat berbiacara kalau Sistem pengurangan poin ini membuat anak-ana
saling curiga satu sama lain jadi harus dihapuskan serta tidak pantas.
“Apanya
yang tidak pantas? Ini benar-benar.. metode bertahan yang sangat dibutuhkan di
saat-saat seperti ini. Kalau aku tidak menembak duluan, seseorang akan
menembakku.” Ucap Guru Shim duduk dengan nada bicara seperti Kepala Sekolah.
“Kau benar.
Mereka sedang saling tembak, Seperti orang gila. Mereka akan menembak
teman-temannya, guru-gurunya, semuanya.” Ungkap Guru Shim menirukan gaya bicara
Guru Park
“Anak-anak
zaman sekarang sangat menjengkelkan. Aku bukan ibu mereka.” Keluh Guru Shim
dengan gaya Guru Jang yang suka bersolek.
“Begitu
kau keluar dari sekolah, yang akan kau hadapi adalah medan perang Kalau sekolah
tidak melatih mereka dengan keras.. Dengan keras.. dan kejam....” Komentar Guru
Shim Meniru Malaikat Maut yaitu guru Goo yang suka membawa kayu untuk memukul.
Saat itu
terdengar bunyi suara pukulan kayu, Guru Shim benar-benar kaget karena berpikir
kalau diruangan hanya sendirian. Guru Goo berdiri dari balik kursinya sambil
berkata “Kalau kita tidak melatih mereka dengan kejam, anak-anak akan mudah
kalah.” Guru Shim hanya bisa berteriak frustasi setelah Guru Goo keluar dari
ruangan.
Sebuah pengumuman
hasil pengurangan Poin Sementara ditempat dengan slogan “ Tidak ada
diskriminasi, Terpercaya”. Semua berkumpul, Sa Rang dengan bangga kalau tak ada
yang dikurangi. Eun Ho binggung melihat poinya, Byung Joo benar-benar merasa
kalau semua hanya omong kosong.
“Hei.
Bukankah kita janji tidak saling melaporkan?” ucap Byung Joo. Semua murid juga
binggung dan bertanya-tanya siapa yang melakukannya?
“Lihat
itu... Pengurangan 39 poin?!! Baiklah. Jadi ini yang mereka inginkan.” Kata Eun
Ho memikirkan siapa yang melaporkanya. Sa Ran pikir itu yang membuatnya dipanggil
ke ruangan kepala sekolah.
“Coba
lihat, Apa Dae Hwi dapat pengurangan 5?” kata Duk Soo heran begitu juga yang
lainya. Mereka pun mulai bertanya-tanya siapa yang melaporkan Dae Hwi. Hee Chan
berdiri dibelakangnya tersenyum dingin.
Flash Back
Hee Chan
masuk mobil bertemu dengan ibunya kembali. Ibu Hee Chan langsung memuji anaknya. Kalau Ini adalah kesempatan
dan ingin tahu kelemahan Dae Hwi jadi bisa dilaporkan untuk mengurangi poin.
“Hanya
dia yang peringkatnya ada di atasmu. Jadi biarkan poinnya berkurang..nanti
nilainya akan turun. Kau akan lebih difavoritkan guru nantinya.” Ucap Ibu Hee Chan tak ingin
anaknya berada diperingkat dua.
Bit Na
melihat nilainya yang berkurang 13 poin dan langsung berteriak marah siapa yang
melakukanya, Tapi saat itu banyak orang
yang mengambl gambar untuk melakukan sikap Bit Na agar mengurangi poin. Bit Na
pun menghentikan sikap sombongnya.
Jung Il
langsung menemui Guru Shim merasa tidak paham kenapa poinku bisa berkurang.
Guru Shim memperlihatkan Jung Il yang merokok pada foto diponselnya. Jung Il pun tak bisa berbuat apa-apa karena memang itu
buktinya.
Guru Shim
pikir kalau mereka membuat anak-anak bertengkar dan saling curiga satu sama lain
menurutnya bagi sebuah sekolah kalau tidak pantas dilakukan. Guru Goo bertanya
Bagaimana kalau mereka berada di luar sekolah.
“Begitu
mereka meninggalkan sekolah, dunia akan memberikan mereka sesuatu yang lebih
kejam dari ini. Kita hanya sedang mengajari mereka bahwa kau tidak seharusnya
mempercayai semua orang.” Ucap Guru Goo. Guru Shim pikir tetap saja.
“Kenapa?
Aku malah lebih suka tidak merepotkan
diri. Itu adalah cara terbaik untuk mengontrol anak-anak tanpa mengeluarkan banyak
tenaga.” Komentar Guru Jang.
“Seorang
guru.. tentu harus bersikap layaknya guru agar anak-anak bisa patuh.” Ejek Guru
Jung memakai jaketnya untuk mengajar.
“Kau
mengatakan itu agar aku bisa dengar, ya?” keluh Guru Jang kesal, Guru Jung
seperti memang lebih suka bicara didepan orang.
“Tentu
saja, aku mengatakannya pada diriku
sendiri.” Ucap Guru Jung lalu keluar dari ruangan. Guru Jang terlihat hanya
bisa menahan amarahnya.
Jung Il
masuk kelas langsun menuduh Hak Joong yang senang sekarang, dapat poin tambahan
karena melaporkan teman-temannya. Hak Joong binggung dan mengaku bukan ia yang
melakukannya. Jung Il tahu kalau hanya Hak Joong adalah satu-satunya yang tahu
tentang merokok. Hak Joong menyakinan kalau bukan ia pelakunya.
“Coba
kulihat ponselmu.” Ucap Jung Il. Hak Joong pun tak ingin temanya melihat
ponselnya tanpa alasan. Keduanya pun salin mendorong, Dae Hwi pun turun tangan
merelai keduanya.
Saat itu
juga Bit Na sibuk mengambil gambar, Keduanya langsung marah. Bit Na mengaku
kalau sedang selfie. Keduanya pun
mengejar Bit an ingin melihat apakah foto mereka diambil agar mengurangi poin.
Sa Rang merasa
Kepala sekolah pasti akan senang menyaksikan ini karena Sekolah ini semakin
gila saja. Lalu melihat gambar apa yang dibuat Eun Ho sekarang. Eun Ho
memperlihatkan pada Sa Rang.
Cerita yang dibuat oleh Eun Ho
Semua
anak berkumpul didepan garis polisi dengan bertanya-tanya Apa ada yang
meninggal. Mereka berkata kalau seseorang jatuh. Guru Shim menjadi seorang
polisi mengetahui kalau seseorang terjatuh. Guru Jung keluar sebagai pendeta
seperti ketakutan.
“Ini
gila.. Dia jadi gila.. karena mendapatkan terlalu banyak pengurangan poin
Sekolah ini sudah sinting. Ini jelas karena ulah.. si setan X. Kita harus
segera melarikan diri!” ungkap Guru Jung ketakutan dan kabur. Guru Shim
benar-benar kebingungan lalu merasakan ada seseorang yang melempar batu
padanya. Eun Ho melempar batu dengan tatapan kosong dan Guru Shim pun mendekat.
“Jangan
mau dibodohi. Ini semua adalah ulah kepala sekolah iblis dan akibat
kelicikannya.” Ucap Eun Ho.
Saat itu
seorang keluar dengan Tae Woon membuka penutup kepala dengan bangga kalau
dirinya adalah X. Eun Ho pun ketakutan berjalan mundur dan melihat Dae Hwi dibelakang
dengan jubah yang sama. Dae Hwi bertanya Apa yang paling penting sekarang
menurutnya Yang paling penting adalah.. poin.
“Jadi apa
kalian berdua bekerja sama? Kalian komplotan 'kan?” kata Eun Ho. Dan keduanya
mendekat membuat Guru Shim dan Eun Ho ketakutan saat itu juga Sa Rang keluar
dari balik jendela mengambil gambar dari ponselnya.
“Poinmu
dikurangi 10 karena tidak pakai seragam. Umpannya ternyata sudah kalian makan. Kalian
bahkan tidak tahu mana hal yang lebih penting. Apa yang kalian lakukan?” ucap
Sa Rang tertawa seperti nenek sihir.
Sa Rang meminta
agar Issue sebagai pemeran utamanya karena benar-benar akan terkenal. Eun Ho
melihat nama idol, Cherry on Top dengan nada mengejek melihat majalah yang
dipeluk temanya. Sa Rang merasa Issue sangat seksi lalu memeluknya. Eun Ho
sibuk menatap gambar dua orang yang dicurigainya.
Bersambung ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar