Dong Man
bertanya apakah Kyung Koo bersikap seperti itu karena ingin membalas dendam
atau masih menginginkan Ae Ra. Kyung Koo pikir Dong Man Lihat saja acaranya
karena ebentar lagi akan disiarkan. Dong Man yakin Kyung Koo mengarang cerita
agar dirinya tampak bodoh.
“Tanpa
sebuah kisah, apa ada yang peduli dengan petarung tidak dikenal?” kata Kyung
Koo, Dong Man melonggo bingung.
“Cerita
dan penyuntingannya saling berhubungan. Aku merekam tandukan yang disengaja.
Aku membuatmu terlihat bagus jadi Lihat saja sendiri.” Kata Kyung Koo. Dong Man
terlihat tak percaya.
Dong Man
menonton dari ponselnya seorang pria memberikan pendapat “Dari sudut
pandangku,ini tindakan yang disengaja. Sepertinya dia sengaja membuat
pertarungan dianulir.” Tak Su masih ada dirumah sakit mengumpat kesal merasa
kalau Video ini diedit untuk membuatnya tampak buruk.
“Sutradaranya
bertekad menciptakan fiksi dengan fakta. Dia memutar tandukan itu dalam gerak
lambat dan memasukkan wawancara. Ini sungguh kacau.” Ucap Tak Su marah
“Orang-orang
kita tidak dapat menghadapi reaksi media.” Kata Tae Hee.
“Tidakkah
kau tahu mereka sedang merekam Dong Man?” ucap Tak Su. Tae Hee meminta Tak Su
agar jangan panik.
“Sekalipun
itu gegar otak ringan, kau perlu santai dan tetap tenang.” Kata Jae Hee.
“Biarkan
aku menjelaskannya. Aku tidak akan pernah melawan monster itu lagi. Mintalah
media untuk berhenti bicara. Pastikan pembicaraan tentang pertandingan ulang tidak
dimulai.” Ungkap Tak Su
Dong Man
melihat dibagian akhir "Kami mendukung Dong Man, bintang yang sedang naik
daun" merasa tak percaya. Kyung Koo mengejek kalau itu memang bagus dan
membuatnya terharu bahkan ingin menangis. Dong Man mengelak.
“Apa
wajahku... Apa kau mengedit wajahku? Apa yang kau lakukan?” ucap Dong Man
merasa wajahnya berbeda. Kyung Koo hanya bisa mengeluh.
Tuan Ko
menonton acara di rumah, Ibu Dong Man memukulnya, Tuan Ko heran karena ibu Dong
Man memukul suaminya dengan sangat keras.
Ibu Dong Man mengeluh menurutnya Jika Tuan Ko tahu anak mereka akan
terluka seperti itu, maka seharusnya menghentikannya tapi malah mendukungnya.
“Ini
olahraga... Dia berada di dalam kandang.” Kata ayah Dong Man
“Bagaimana
bisa aku melihatnya berdarah?” ungkap Ibu Dong Man terdengar suara Dong Hee
dari kamar memanggil ayahnya.
“Dong
Hee, apa kau ingin sesuatu?” tanya Ayah Dong Man masuk kamar melihat anaknya
duduk di meja belajar.
“Aku
ingin bertemu Dong Man. Aku punya sesuatu untuk diberikan kepadanya.” Kata Dong
Hee.
Nam Il
memberikan menu baru dalam restoran dan Kyung Koo memilih satu menu ayah, Dong
Man sedang melihat ponsel dengan foto seorang wanita dan juga anak yang lucu. Kyung Koo menceritakan kalau Istrinya dahulu
adalah seorang peserta pelatihan idola dan sangat cantik.
“Putri
kami sangat lucu karena dia mewarisi wajah ibunya. Orang memanggilnya peri.
Coba kau Lihat?!! Kau salah mengerti.” Kata Kyung Koo.
“Kenapa kau
harus menemui Ae Ra dan mengejarnya?” Dong Man binggung.
“Putriku
sangat menggemaskan,kan? Belum lama ini, dia diganggu di sekolah. Seorang anak
bernama Choi Ji Ho memulainya. Ternyata dia berpikir bahwa jika tidak ada yang
menyukai putriku, maka putriku hanya akan bermain dengannya.” Cerita Kyung Koo
Kyung Koo
mengingat dengan perkataan pada Ae Ra “Jika tidak ada yang menyukaimu maka kamu
mungkin akan menjadi pacarku” dan Itu menyadarkannya kalau sepenuhnya adalah karma.
“Apa yang
kulakukan berbalik kepada putriku. Itu sebabnya aku datang mencarimu. Aku ingin
menyingkirkan karma ini.” Ucap Kyung Koo
“Apa
akhir-akhir ini kau pergi ke gereja?” komentar Dong Man tak percaya
mendengarnya.
Ae Ra
membawa panci makanan didepan rumah Dong Man, Bibi Ganako baru saja pulang
berkomentar kalau Ae Ra seharusnya tidak memasak dan mengantarnya kepada para
pria. Ae Ra menyapa ramah bibi pemilik rumha.
“Kau
tidak terlihat seperti ibu rumah tangga.” Komentar Bibi Ganako. Ae Ra mengeluh
Bibi Ganako yang sangat usil.
“Apa kau
makan mi instan lagi?” ejek Ae Ra. Bibi Ganako mengejek Ae Ra sangat usil. Ae
Ra ikut naik tangga, Bibi Ganako binggung kenapa Ae ra ikut naik denganya.
“Makanlah
bersamaku.” Kata Ae Ra. Bibi Ganako bertanya kenapa mereka harus makan bersama.
“Kita
sama-sama tidak punya teman makan sekarang.” Kata Ae Ra lalu menaiki tangga.
Ibu Joo
Man melihat isi lemari anaknya dengan obat, lalu berkomentar kalau Butuh waktu
20 tahun dan tidak bisa mengobatinya, tapi Sul Hee mengobati rinitis anaknya.
Sul Hee baru saja pulang melihat Ibu Joo Man dan menyapa dengan ramah. Ibu Joo
Man bertanya kenapa Sul Hee tidak
bekerja.
“Aku
bekerja setengah hari karena ada paket yang harus kukirim.” Kata Sul Hee
“Omong-omong,
kenapa kalian berdua putus? Apa karena aku Atau... Apa karena saudarinya?”
tanya Ibu Joo Man penasaran
“Tidak,
bukan seperti itu.” Ucap Sul Hee. Ibu Joo Man ingin tahu alasanya. Sul Hee
mengaku kalau Semua terjadi begitu saja.
“Sul
Hee... Jangan bohong kepadaku, katakan yang sebenarnya. Apa Joo Man berselingkuh
darimu?” kata Ibu Joo Man. Sul Hee hanya diam saja. Ibu Joo Man mengumpat marah
dengan tingkah anaknya.
Keduanya
akhirnya duduk di halte bus bersama. Sul Hee mencoba menenangkan kalau Joo Man sebenarnya
tidak benar-benar berselingkuh. Ibu Joo Man menceritakan kalau Sebenarnya, saat
ayah Joo Man masih hidup,memiliki dua kekasih selain dirinya. Sul Hee sempat
kaget mendengarnya.
“Aku
jatuh sakit dua kali karena hal itu. Kau tidak boleh hidup seperti itu dan tidak
pantas menderita seperti itu.” Ucap Ibu Joo Man. Sul Hee mengaku tidak tahu
itu.
“Terkadang
seorang ibu bisa menjadi licik. Jika anakmu berharga, maka kau harus tahu bahwa
anak-anak lain juga berharga. Namun aku terus mengasihani putraku. Dia selalu
sangat melindungimu. Kurasa aku cemburu dan merasa kesepian.” Ungkap Ibu Joo
Man
“Tidak
apa-apa. Aku baik-baik saja sekarang.” Kata Sul Hee. Ibu Joo Man merasa
bersalah juga.
“Jika
kalian kembali bersama, maka aku tidak akan pernah mengunjungi rumahmu. Kau
tidak perlu menghadiri acara keluarga.Aku tidak akan membiarkan kakaknya Joo Man meneleponmu lagi. Aku bersumpah.” Ucap
Ibu Joo Man
Ae Ra
meminta maaf pada Ibu Joo Man, Ibu Joo Man merasa dirinya bodoh karena tidak
ingin kehilangan diri Sul Hee maka bersikap konyol. Sul Hee mengaku sangat
menyesal hubungan mereka yang tidak
berhasil. Ibu Joo Man berpesan walaupun Meskipun tidak melihatnya lagi maka
tolong jaga dirinya lalu bergegas masuk ke dalam bus.
Dong Man
pun berpisah dengan Kyung Koo mengaku akan mengunjungi tempatmu kapan-kapan
untuk melihat perinya itu. Kyung Koo lalu bertanya apakah Dong Man mengenal
Hwang Bok Hee. Dong Man binggung siapa yan dimaksud.
Bibi
Ganako duduk di meja makan dan Ae Ra membuka hasil makanan dalam panci. Bibi
Ganako mengeluh itu sup apa atau rebusan. Ae Ra mengatakan kalau Ini rebusan
ikan makerel dengan menceritakan kalau Orang tuanya memiliki restoran rebusan
ikan.
“Kenapa
ada orang yang membuat rebusan makerel?” keluh Bibi Ganako mengejek.
“Ayahku
payah dalam memancing. Dahulu dia seorang nelayan dan tidak pernah bisa
menangkap ikan mahal. Dia selalu mendapatkan ikan sauri Pasifik atau makerel.
Kami memiliki keluarga besar karena tinggal dengan kakek dan nenekku, tapi
hanya ada satu ikan makerel. Ibuku pun marah, dia menaruhnya ke dalam air, lalu
merebusnya. Tapi ayahku menyukainya, Karena itulah kami membuka restoran, tapi
usaha itu tidak sukses.” Cerita Ae Ra yang terus mengoceh.
“Hei..
Apa Kau biasa banyak bicara saat makan? Kepalaku mulai terasa sakit.” Ucap bibi
Ganako sinis.
“Bagaimana
dengan Bibi? Apa Bibi hanya makan? Bibi seharusnya mengobrol... “ kata Ae Ra
“Pencernaanku
terganggu jika ada yang bicara. Jadi, ambil makananmu dan pergilah ke kamarmu.”
Ucap Bibi Ganako
“Kalau begitu,
Bibi makan saja sendiri. Aku kembali nanti untuk mengambil pancinya. Jadi
Makanlah dan Pantas saja tidak ada yang menemanimu makan.” Kata Ae Ra sinis
lalu memilih untuk segera meninggalkan rumah. Bibi ganako hanya bisa menangis
sendirian.
Flash Back
PD sedang
melihat video Dong Man dkk, Bibi Ganako masuk dengan wajah marah menyebut si PD
bukan manusia. Si PD merasa Bibi Ganako tak perlu datang. Ibu Ganko merasa PD
merasa Teganya melakukan ini kepada anak-anak.
Sebuah
koran bertuliskan judul berita "Aktris Film Dewasa, Hwang Bok Hee Ternyata
Seorang Ibu Tunggal" Bibi Ganako merasa si PD salah sebuh menganggapnya
sebagai aktris film dewasa, menurutnya
denga kalimatnya itu bisa menghancurkan karier aktingnya.
“Kau
sudah membuatku mustahil untuk menjadi seorang ibu.” Ucap bibi Ganako dan si PD
seperti tak peduli dan memilih pergi. Bibi Ganako menahanya dan memohon.
“Pratinjaunya
sudah ditayangkan. Kita tidak bisa membatalkan suatu acara. Ayolah, kamu pasti
tahu itu. Jangan membuatku kesulitan.” Ucap PD
“Tolong
bantu aku... Acara ini tidak boleh ditayangkan di TV. Kini anakku mengerti
segalanya. Apa salah anakku? Anakku, Ae Ra... Tolong jangan ganggu Ae Ra. Kau
tidak boleh memberi tahu seorang anak bahwa ibunya adalah bintang film dewasa.
Itu terlalu kejam. ” Kata bibi Ganako berlutut.
Bibi
Ganako menemani Ae Ra yang sedang tertidur. Tuan Choi mengatakan kalau sampai
orang tuanya tahu bahwa bibi ganako ada dirumahnya mereka akan mengamuk lagi.
Bibi Ganako memanggil Tuan Choi.
“Aku bahkan
tidak bisa merawat anakku dan diusir karena menanggalkan bajuku di sebuah film.
Besok aku akan pergi ke Jepang. Apa aku tidak boleh bernyanyi untuk anakku
sekali saja?” ucap Bibi Ganako dengan menyanyikan lagi lirik "Memakai topi
merah"
Dong Man
mencari keywor nama bibi Hwang Bok Hee dan terlihat artikel "Bintang Film
Dewasa, Hwang Bok Hee, adalah Seorang Ibu Tunggal?" dan binggung dengan
film "Dwarf Flower" lalu seperti mengingatkan sesuatu.
Flash Back
Bibi
Ganako menemui Dong Man dengan penuh kasih sayang memberikan sebuah permen
karamel. Dong Man langsung memakanya. Bibi Ganako berpesan agar Dong Man
Lindungilah Ae Ra seperti yang biasa dilakukan untuk mengantikan dirinya.
Dong Man
mengingat Bibi Ganako adalah si Bibi Karamel itu.
Ae Ra
menuruni tangga. Nam Il yang baru pulang mengeluh Ae Ra yang terus datang
kerumahnya. Ae Ra mengaku kalau ingin makan bersama Bibi Ganako. Nam Il ingin
tahu alasanya dengan nada sinis.
“Kenapa
kau sangat mempedulikan ibuku? Kenapa kau berpura-pura baik?” ucap Nam Il
“Apa
makan bersamanya adalah berpura-pura baik?” komentar Ae Ra
“Aku
cenderung percaya bahwa pada dasarnya semua orang itu jahat. Setiap aku
melihatmu, maka aku ingin mengujimu untuk melihat apa kau benar-benar baik dan
memang sepolos itu.” Ucap Nam Il dingin
“Dengar...
Semua orang sama saja dalam hal itu. Semua orang lemah dan tidak percaya diri.
Kau sangat sensitifm Sepertinya kau mengalami pubertas.” Ejek Ae Ra lalu
memilih pergi. Nam Il terdiam seperti mengingatkan sesuatu.
Bibi
Ganako memarahinya sambil memukulnya kalau seperti mengalami pubertas dengan menato lengannya
dan menyuruh agar menghapusnya. Nam Il
kesal menurutnya tak ada masalahnya untuk bibi Ganako dan kenapa harus
memukulnya.
“Jika kau
anak nakal, tapi tidak ada yang memukulmu, maka itu akan menjadi hal paling
menyedihkan dalam hidupmu. Tidak akan kubiarkan Kim Nam Il menjadi begitu
menyedihkan. Sekarang, Kim Nam Il adalah putra Hwang Bok Hee yang baik. Jika
tamparan adalah obat, aku akan memukulmu. Paham?” kata Bibi Ganako. Nam Il
hanya diam saja.
Ae Ra
yang menuruni tangga berkomentar kalau Nam Il bahwa Tamparan adalah obat bagi
berandal sepertinya. Nam Il hanya diam saja, lalu masuk ke rumah melihat bibi
Ganako duduk sambil tertunduk. Ia pun bertanya
kenapa "Nam Il"
“Dia
seorang gadis. Apa Ibu begitu sedih karena dia? Apa Ibu pernah sesedih itu
karena aku?” kata Nam Il. Bibi Ganako ingin masuk kamar karena sedang lelah.
“Saat
bisnis Ibu bangkrut, Ibu menangis sendirian, dan terkena kanker, siapa yang
mendampingi Ibu? Apa Ae Ra ada di sana?” kata Nam Il. Bibi Ganako seperti tak
ingin Nam Il membahasnya.
“Mari
kita kembali ke Jepang, Bu.” Ucap Nam Il.
"Sasana
Hwang Jang Ho"
Dong Man
panik mondar mandir di depan gedung bertanya-tanya Kenapa Dong Hee tiba-tiba
datang, lalu sebuah mobil datang. Tuan Ko memnta maaf karena terlambat. Dong
Man melihat adiknya di dalam mobil lalu mengangkatnya duduk di kursi roda dan
melihat sepatu yang dipakai adiknya. Ia mengingat saat itu mengirimkan hadiah
sepatu untuk adiknya langsung dari toko sepatu.
“Kau
memakai sepatu kets baru.” Ucap Dong Man senang. Dong Hee hanya tertunduk saja.
“Bukankah
kamu kemari untuk menemui kakak? Kenapa kau tidak mau menatap kakak? Apa Kau
masih tidak mau bicara kepada kakak?” kata Dong Hee. Dong Hee tetap diam saja.
Dong Man pun mengajak ayahnya untuk masuk saja.
Dong Hee
menarik tangan kakaknya, lalu meminta agar kakaknya Jangan kalah lagi. Dong Man tak percaya kalau
adiknya mau bicara denganya. Dong Hee kesal karena Dong Man membuatnya merasa
bersalah selama 10 tahun dan itu sangat kejam.
“Sudah kakak
bilang, itu bukan karena kau.” Kata Dong Man. Dong Hee memberikan sebuah
kliping Dong Man
“Aku
penggemar Kakak. Aku butuh waktu 10 tahun untuk membuat buku kliping ini. Jadi,
jangan kalah lagi. Aku lebih tidak suka melihat Kakak tidak sanggup berdiri
daripada aku tidak bisa berdiri. Jadi, jangan pernah kalah lagi.” Kata Dong
Hee.
Beberapa
wartawan dibawa masuk ke dalam gedung, salah seorang menjelaskan kalau Dong Man
berlatih. Dong Man yang ada diatas merasa tidak paham dengan yang terjadi.
Pelatih Hwang terlihat sibuk memberitahu kalau Dong Man ada empat wawancara,
pemotretan majalah,pemotretan poster untuk taman bermain air...
“Kau
bilang Taman bermain air?” ucap Dong Man heran
“Ya, tapi
kau harus melepas kausmu. Dan Kau juga mendapat penawaran untuk iklan TV. Efek
tampil di TV benar-benar besar. Dan kau harus Dengar... Orang yang ada disana,
Dia asisten direktur di RFC. Presdir mereka menyuruhnya untuk mendapatkan
persetujuanmu untuk bertanding ulang melawan Tak Su.” Kata Pelatih Hwang. Dong
Man binggung ingin tahu alassanya.
“Mereka
ingin pertarungan yang adil.” Kata Pelatih Hwang
“Tapi mungkin
aku tidak bisa melanjutkan menjadi petarung.” Kata Dong Hee. Pelatih Hwang tahu
kalau Rasanya menakutkan setelah cedera seperti itu.
“Mereka bilang
retakan tengkorak bisa sembuh dengan sendirinya. Itu cedera yang wajar bagi
petarung. Begitu pemain bisbol terkena bola di wajahnya, sulit baginya untuk
kembali bermain. Trauma sangatlah sulit.” Kata Pelatih Hwang
“Ini
bukan karena trauma. Jika terus melakukan ini, maka aku harus merelakan hal
yang besar.” Ucap Dong Man
Dong Man
mendatangi Bibi Ganako dirumah. Bibi Ganako binggung bertanya Ada perlu apa
datang selarut ini. Dong Man seperti sangat serius bertemu dengan bibi Ganako.
Ae Ra sudah menunggu di atap mengatakan sudah melihat artikel itu dan sudah
memutuskan.
Flash Back
Dong Man
berbicara didepan wartawan mengaku takut, karena Itu kali pertamanya tidak bisa
mendengar, bahkan sungguh ketakutan. Ia mengaku kalau Trauma cedera itu dan Hal yang paling ditakutkan saat tidak bisa
mendengar adalah mungkin dirinya tidak pernah bisa berdiri di dalam ring lagi.
“Kalau
begitu, kamu akan bertarung lagi?” tanya wartawan. Dong Man menjawab “ya”
“Aku
meminta pertarungan ulang melawan Kim Tak Su.” Kata Dong Man.
Ae Ra
duduk dengan mata berkaca-kaca kalau mereka Kputus dengan cara yang aneh. Dong
Man bertanya apakah mereka harus melakukan hal ini karena dirinya benar-benartidak
bisa melepasnya. Ae Ra mengatakan Saat Dong Man tidak bisa mendengar, maka melakukan
semua cara yang egois.
“Aku
tidak pernah pergi ke Sekolah Minggu, tapi aku pergi ke ibadah doa pagi. Aku
memohon dan meminta, "Jika Tuhan mengabulkan permintaan ini, mulai saat
ini aku akan bersikap baik." Aku sungguh-sungguh berdoa.” Cerita Ae Ra
“Apa Agar
kondisiku membaik?” tanya Dong Man. Ae Ra mengaku Bukan.
“Aku
memohon agar kau berhenti menjadi petarung. Setiap kali ayahku melaut, nenekku
akan berdoa dengan rosarionya sepanjang hari. Lalu nenekku mengidap demensia
dan melupakan nama ayahku, tapi setiap cuacanya berangin, maka nenekku meminta
rosarionya. Nenek terjebak di sana seumur hidupnya.” Cerita Ae Ra saat itu menangis melihat Dong Man yang berbaring disampingnya.
“Katanya,
"Setiap kali ayahmu melaut, nenek sangat gelisah hingga tidak bisa
bernapas." Sepertinya aku tidak mampu hidup seperti itu. Bahkan meskipun
hanya bertahan selama sepekan.” Ungkap Ae Ra
“Aku juga
takut... Aku takut akan kehilangan pendengaranku lagi. Aku takut kena pukul dan
cedera. Tapi hal yang lebih membuatku takut adalah kembali. Jika aku diberi tahu
bahwa semua ini hanya mimpi dan aku harus kembali untuk membasmi kutu, maka
aku... Aku tidak akan bertahan sehari pun. Aku tidak ingin menjadi seperti
dahulu lagi. Aku tidak ingin hidup tanpa impian.” Ungkap Dong Man
Ae Ra
mengaku sejujurnya sudah tahu bahwa Dong Man tidak akan berhenti. Dong Man
mengaku kalau semua ini bukan sekadar impiannya tapi juga impian ayahnya, Dong
Hee, dan Pelatih lalu memohon agar e Ra percaya.
“Sepertinya
ini artinya, kita bahkan tidak bisa berteman, kan?”ucap Ae Ra.
“Tidak,
aku tidak bisa. Aku tidak bersembunyi, bertele-tele, atau berniat untuk putus
denganmu. Aku tidak bisa hanya menjadi temanmu lagi.” Kata Dong Man
Ae Ra
mengerti lalu mengucapakan selamat tinggal, Dong Man menahanya seperti tak
ingin Ae Ra melakuka ini dan bisa mendampinginya. Ae Ra mengaku tidak sanggup
melihatnya dan Itu terlalu sulit, bahkan Sangat sulit.
“Andai
saja... kita tidak pernah memulai semua ini.” Ucap Ae Ra lalu berjalan pergi
melepaskan tangan Dong Man. Dong Man pun hanya bisa menangis melihat kepergian
Ae Ra.
[Epilog]
Dong Man
datang ke rumah bibi Ganako. Bibi Ganako binggung ada perlu apa Dong Man datang
malam hari. Dong Man mengatakan pada
Bibi Ganako kalau Mulai saat ini, tolong lindungi Ae Ra karena Sepertinya ia
tidak bisa melindunginya lagi. Bibi Ganako tak percaya mendengarnya.
“Aku
tidak pernah mengatakannya, tapi aku sangat berterima kasih kepadamu.” Ucap
bibi Ganako karena Dong Man bisa mengenalinya.
“Tidak
perlu berterima kasih. Jika dipikir-pikir, semuanya bukan karena karamel yang
Bibi berikan kepadaku. Sepertinya sudah sejak awal Ae Ra begitu berarti bagiku.”
Ucap Dong Man
Bersambung
ke episode 16
Makasih sinopsisnya ya kaaak 😊😊
BalasHapus