PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 06 Juli 2017

Sinopsis Suspicious Partner Episode 33

PS : All images credit and content copyright : SBS
Ji Wook tiba merasakan ada dua ingatan dalam dirinya, lalu berjalan keluar dari kantor polisi. Ia kembali mengingat saat Tuan Jang memastikan kalau ia bisa mengenali wajah Tuan Eun sebagai orang yang membunuh ibu dan ayahnya. 
Tapi Sebelumnya ia pernaha berkata kalau tidak ingat siapa orangnya dan tidak tahu, tapi seperti memang menunjuk si pelaku dengan yakin. 

Bong Hee datang menjenguk Hyun Soo, lalu menerima telp dari Tuan Bang kalau keadaannya masih sama dan Dokter bilang tidak ada kemajuan. Setelah menutup telp membalikan badan dan dikagetkan dengan Hyun Soo yang tiba-tiba berdiri dibelakangnya. Hyun Soo berjalan mendekat, Bong Hee menyebut Hyun Soo dengan wajah ketakutan.
“Apa Kau kenal aku?” ucap Hyun Soo seperti hilang ingatan. 

Ji Wook mengemudikan mobilnya, menerima telp dari Tuan Bang memberitahu Jung Hyun Soo baru saja sadar. Dengan wajah kaget langsung mengatakan akan segera datang. Yoo Jung pun juga keluar dari ruangan segera bergegas pergi.
[Episode 33 - Menguji Air]
Ji Wook bergegas pergi ke dalam rumah sakit, saat itu berpapasan pada Hyun Soo yang berjalan dengan Yoo Jung, tapi Hyun Soo seperti tak peduli berjalan begitu saja. Ji Wook pun juga hanya menatap binggung. Bong Hee berada didalam ruangan terlihat gelisah, Ji Wook datang menanyakan keadaanya. Bong Hee mengaku baik-baik saja.
“Jaksa Cha dan para petugas polisi membawa Jung Hyun Soo juga. Mereka bilang, harus memeriksanya.” Jelas Bong Hee
“Sebenarnya, aku melihatnya di jalan menuju ke sini.” Ucap Ji Wook. Bong Hee ingin tahu Bagaimana cara Hyun Soo melihatnya.
“Bagiku, dia kelihatan sedikit aneh.” Ucap Ji Wook.
Flash Back
Bong Hee menyebut nama Jung Hyun Soo. Lalu Hyun Soo ingin bertanya mengenalnya. Ji Wook hanya diam saja seperti sangat gelisah mengingat keadaan Hyun Soo. 

Hyun Soo sedang melakukan pemeriksaan, MRI. Bong Hee dan Ji Wook duduk di ruang tunggu. Yoo Jung datang mengatakan karena takutnya mereka nanti malah menunggu lama sekali, karena Pemeriksaannya akan memakan waktu lama. Dan juga Meskipun pemeriksaannya selesai tadi, jadi tidak bisa menemuinya hari ini.
“Yah, aku sudah memprediksi kami tidak bisa menemuinya hari ini. Telepon aku secepatnya, kalau sudah bisa menemuinya.” Kata Ji Wook lalu mengajak Bong Hee untuk pergi. 

Bong Hee menujuk ke arah kiri kalau akan pergi kesana. Ji Wook mengatakan akan mengantarnya. Bong Hee menolak kalau Banyak bis yang bisa dinaiki, lalu berjalan pergi. Ji Wook terdiam mengingat saat mengatakan kalau ayah Bong Hee adalah pelakunya.
“Bong Hee. Apa Kau tahu bis mana yang harus kau naiki?” ucap Ji Wook gugup.
“Ya, aku tahu dan punya rute bis di kepalaku.”kata Bong Hee. Ji Wook pun tak bisa berkata-kata lagi membiarkan Bong Hee

Bong Hee duduk diam dalam halte bus, Ji Wook mengemudikan mobil dengan melihat Bong Hee yang duduk sendirian, dan memilih untuk membiarkanya.
Tuan Bang duduk diruang rapat mengatakan kalau semua tak perlu serius dan ingin tau Apa masalahnya kalau pembunuhnya sadar kembali. Tuan Bang pikir benar karena jangan khawatir karnea akan mengirim Jung Hyun Soo ke penjara bagaimanapun juga.
“Dia sedang dijaga, Kepala Bang. Jika kondisi fisiknya baik-baik saja, maka dia akan segera ditangkap. Jaksa Cha akan mengurusnya.” Ucap Eun Hyu. Tuan Bang pikir benar.
“Hei, kenapa kau ada di sini?” keluh Tuan Byun pada si anak kecil.
“Dia bersikeras untuk menemui Pengacara Noh sebelum dia pergi.” Kata Tuan Bang
Tuan Byun memanggil si anak,  Si anak tak mengubrisnya. Tuan Byun kesal memberitahu kalau sedang bicara kepadanya, Si anak tetap diam saja. Tuan Byun mengeluh si anak yang tuli.  Ji Wook masuk ruang, si anak langsung menghampiri Ji Wook memeluknya. Tuan Byun makin kesal karena si anak kecil yang bisa mendengarnya tapi tak mengubrisnya.


Ji Hae datang ke rumah lalu dikagetkan dengan Bong Hee yang sudah duduk dalam rumah, Ia mengeluh kalau hampir saja membuat serangan jantung. Bong Hee mengaku sudah pernah serangan jantung, jadi tidak punya jantung lagi. Ji Hae mengeluh mendengarnya lalu mengejek Bong Hee zombie.
“Hei, Jaksa Na... Apakah mudah... untuk mendapat amnesia? Apa itu penyakit yang sering didapat?” tanya Bong Hee. Ji Hae mengeluh bagaimana bisa mengetahuinya.
“ Apa Kau membuatkanku daging rebus?” kata Ji Hae melihat panci diatas kompor.
Bong Hee mengangguk, Ji Hae mencoba makanan buatan Bong Hee, lalu berkomentar kalau Bong Hee itu seperti sedang Kerasukan dan bertanya apa saja yang dimasukan ke dalam sup. Bong Hee tak bisa berkata-kata karena memamg tak pandai masak lalu bergegas mendekati Ji Hae.
“Kau benar-benar tidak berguna.” Keluh Ji Hae. Bong Hee memberikan amplop mengaku kalau tidak banya dan menjadi biaya hidupnya. Ji Hae dengan senang hati langsung melihatnya, tapi malah membuatnya kesal hanya dua lembar 100ribu won.
“Yang benar saja, kau harus memberiku lebih banyak jika kau masih waras.” Keluh Ji Hae.
“Ji Hae... aku sungguh... apa kau sedih ” ungkap Bong Hee. Ji Hae bertanya apakah Bong Hee sedih lagi lalu menegaskan Bukan hanya Bong Hee yang sedih tapi ia juga sedih.
“Tapi, aku sangat sedih hari ini.” Kata Bong Hee menatap ke arah Ji Hae yang pergi masuk kamar. 


Ji Wook mengingat kembali saat Tuan Jang mengatakan  kalau ayah Bong Hee adalah orang yang membunuh ibu dan ayahnya. Sementara Tuan Byun duduk di ruang tengah melihat surat [Permohonan Penunjukan Kembali Jaksa Penuntut] Ji Wook menuruni tangga melihat Tuan Byun yang belum pulang.
“Apa kau... sedang mencoba untuk jadi jaksa lagi?” tanya Tuan Byun. Ji Wook mengeluh Tuan Byun yang mengintip barang orang lain.
“Aku melihatnya tidak sengaja dan Jangan terlalu kejam kepadaku. Apakah tidak cocok dengan seleramu, menjadi pengacara?” tanya Tuan Byun.
“Aku hanya sangat frustrasi, tak bisa melakukan apapun... dengan kriminal seperti Jung Hyun Soo. Aku membiarkan Jung Hyun Soo bebas. Aku sangat ingin menguncinya di penjara. Tapi benar-benar tak ada yang bisa kulakukan. Kurasa...aku menikmati menjalankan otoritas pemerintahan. “ kata Ji Wook.
“Aku... tidak suka saat kau dulu masih jadi jaksa.” Ungkap Tuan Byun. Ji Wook ingin tahu alasanya.
“Kau selalu lembur dan tidak dapat istirahat dengan benar. Dan kau selalu harus berurusan dengan kriminal yang brutal. Pekerjaanmu selalu sangatlah berat. Aku cemas kalau kau mungkin berakhir seperti ayahmu. Tapi jika itu yang ingin kau lakukan, aku takkan menghentikanmu.” Jelas Tuan Byun.
“Entahlah... Aku bertanya-tanya apakah bahkan Pengacara Distrik akan mau memekerjakanku. Kita harus melihat apa yang akan terjadi.” Ungkap Ji Wook. 


Esok pagi
Ji Wook berbicara pada Tuan Bang kalau ingin tahu lebih spesifik soal kecelakaan orang tuanya. Dan  Hanya itu satu-satunya cara baginya untuk pergi kepadanya dengan percaya diri dan menanyaikan kenapa dia melakukan perbuatan semacam itu.
“Aku akan mencoba untuk mencari penyelidik dari insiden itu.” Ucan Tuan Bang. Ji Wook seperti merasakan sesuatu pada Tuan Byun.  Dan Tuan Byun bisa menebak kalau Ji Wook merasa berterima kasih
“Yah, hanya... Hanya sedikit... Tidak, banyak. Aku sangat berterima kasih.” Ungkap Ji Wook. Tuan Bang menepuk pundak Ji Wook menyuruhnya agar bisa lebih bersemangat.  Ji Wook pun akan beranjak pergi.
“Apa Kau mau mengunjungi Jung Hyun Soo?” tanya Tuan Bang. Ji Wook membenarkan. 

Ji Wook menemui Yoo Jung lebih dulu yang terlihat gelisah didepan meja informasi, lalu menanyakan keadaan Bagaimana keadaan Jung Hyun Soo. Yoo Jung menjelaskan Menurut MRI dan hasil pemeriksaan impuls elektrik di otaknya, Hyun Soo tidak menunjukkan adanya gejala sesuatu yang tidak normal.
“Itu artinya, tidak ada sakit fisik pada otaknya.” Kata Yoo Jung dan Ji Wook sedikit binggung menjelaskan yang dilihatnya.
“Dia sungguh terlihat tidak mengenalku.Kalau begitu, itu memberikan kita dua kemungkinan. Dia benar-benar menderita amnesia disosiatif.., atau... dia benar-benar bohong kepada kita. Maksudku, dia mungkin sedang berakting seolah. tidak ingat apa yang terjadi dan tidak ingat siapa aku.” Ucap Ji Wook
“Jika begitu, mengapa dia melakukannya?” ungkap Yoo Jung heran.

“Aku tidak tahu. Mungkin dia mencoba menggunakan itu untuk memohon belas kasih saat di sidang.” Kata Ji Wook
“Mungkin saja begitu...Pokoknya, dokternya bilang kalau dia menderita pendarahan otak..,tapi tidak ada kerusakan pada otaknya.Dan amnesia-nya mungkin hanya gejala sementar jadi kita harus menunggu dan melihatnya. Dan, jika ini amnesia disosiatif.., mungkin saja itu menyebabkan trauma atau perasaan bersalah.” Ucap Yoo Jung
“Jung Hyun Soo sebenarnya bukan tipe orang yang bisa merasa bersalah.” Pikir Ji Wook. Yoo Jung pun menyetujuinya.
“Bantu aku dengan otoritasmu... Biarkan aku melihatnya, Jaksa Cha... Kurasa aku harus menemuinya.” Kata Ji Wook. Yoo Jung pun memutuskan kalau hanya memberi 5 menit.


Yoo Jung pun membiarkan Ji Wook masuk ruang rawat bertemu dengan Hyun Soo.  Hyun Soo langsung menyapanya, lalu mengaku kalau tidak terlalu yakin, tapi merasa mereka pasti orang yang kenal dengannya, Ji Wook pun bertanya apakah Hyun Soo mengingatnya dengan menatapnya dari mata-mata.
“Kita 'kan kemarin bertemu di lorong.” Ucap Hyun Soo. Ji Wook pikir Hyun Soo punya daya ingat yang bagus.
“Kurasa dulunya aku punya daya ingat yang bagus.” Komentar Hyun Soo. Ji Wook pikir itu sebagai Daya ingat yang luar biasa.
“Tapi aku tidak ingat apapun saat itu. Apa mungkin, kau tahu apa yang sudah kulakukan? Jika ada, tolong bilang kepadaku. Aku mohon.” Ucap Hyun Soo.
“Yah, aku harus mengatakan, itu susah. Aku tidak yakin apakah aku punya jawaban sesuai maumu.” Kata Ji Wook binggung.
Hyun Soo mengeluh kalau ini terjadi lagi lalu memukul lemari karena merasa kesal. Ji Wook terus melihat keadaan Hyun Soo apakah hanya pura-pura lupa. Catatan dokter kalau Hyun Soo  Direkomendasikan istirahat penuh. Hyun Soo yang terlihat marah langsung meminta maaf dengan sikapnya.
“Aku frustrasi karena tidak ada orang yang memberitahuku apapun. Orang-orang terus berdatangan ke sini dan bertanya apa yang aku ingat. Aku tidak mungkin didiagnosis amnesia jika bisa ingat. Bukankah aku benar?” ucap Hyun Soo terlihat fruastasi.
“Apa sesulit itu untuk mengatakan apa yang kau tahu? Aku membuka mataku, tapi aku tidak bisa ingat apapun. Ruangan ini dipenuhi polisi, dan mereka bahkan tidak membiarkanku bergerak. Jaksa wanita itu datang dan bilang sesuatu yang harus dia katakan. Dia bahkan tidak menjawab pertanyaanku. Aku sejujurnya mau gila sekarang. Apa kau tahu apa yang sudah kuperbuat?” kata Hyun Soo.
Ji Wook terus menatapnya, Hyun Soo pikir yang lebih utama sekarang adalah siapa dirinya. Ji Wook merasa kasihan dan mengaku kalau Hyun Soo memang yang dikenal olehnya. Hyun Soo tak mengerti maksud ucapan Ji Wook.

“Pertama, aku dulu menjadi pengacaramu.” Kata Ji Wook
“Pengacara... Itu artinya... Jika kau pengacaraku, artinya kau ada di pihakku.” Kata Hyun Soo merasa bersyukur karena punya orang di pihaknya.
“Lalu, kenapa kau tidak memberitahuku apapun? Kau bilang kau ada di pihakku. Lalu, kenapa kau tidak memberitahuku apapun? Kau bisa memberitahuku siapa aku ini dan apa yang telah kulakukan, itu pasti Tidak mungkin sesulit itu. Tidak bisakah kau memberitahuku?” kata Hyun Soo.

Ji Wook ingin memberitahu kalau Hyun Soo, saat itu Yoo Jung masuk memberitahu kalau Waktunya habis, Ji Wook merasa serba salah dan akhirnya pamit pergi pada Hyun Soo. Yoo Jung pun menatap Hyun Soo seperti masih binggung. 

Keduanya bertemu, Ji Wook mengeluh kalau belum selesai tadi. Yoo Jung pun bertanya apakah Hyun Soo sedang mengadakan pertunjukan atau tidak. Ji Wook mengaku masih belum yakin dan akan mengatakan kemungkinannya 50:50, tapi Satu hal yang pasti adalah kepribadiannya masih sama bahkan dengan hilangnya ingatannya.

Bong Hee masuk ke dalam ruangan lalu meminta maaf dan menghampiri Jae Hong yang ada di ruangan rapat. Jae Hong berlari dan  Bong Hee langsung mengejarkanya seperti sangat marah. Tuan Byun yang melihatnya keduanya berada di level yang sama.
“Ini tidak benar. Kau harus pulang ke rumah bibimu setelah kelas taekwondo. Kenapa kau terus datang ke sini?” kata Bong Hee.
“Aku takut saat ada di rumah bibiku.” Ucap Jae Hong
“Polisi jahat itu tidak akan bisa kabur dari penjara jadi buang kekhawatiranmu sekarang.” Kata Bong Hee.
“Aku selalu bermimpi buruk seperti Ji Wook Ahjussi.” Ungkap Jae Hong
“Biarkan dia. Dia boleh main ke sini... Nona Kurang Bukti, kau harus kembali bekerja sekarang. Kau mau liburan selamanya atau apa? Itulah yang ingin kukatakan...” ucap Tuan Byun. 

Jae Hong memilih untuk mencuci piring. Tuan Byun melihat Jae Hong sangat mandiri dan mengingatkan pada Ji Wook saat masih kecil. Bong Hee dan Tuan Bang mendengarnyakanya. Tuan Byun menceritakan Anak-anak menumpahkan sesuatu dan membuat kesalahan, Tapi Ji Wook sangat mandiri.
“Anak-anak harusnya kekanakan.., tapi dia bertingkah dewasa melebihi orang dewasa sesungguhnya.” Kata Tuan Byun.
“Kakeklah yang dewasa dan tua, bukan aku.” Ejek Jae Hong, Tuan Bang tersenyum mendengarnya.
“Dan kau sama kurang ajarnya seperti Ji Wook.” Balas Tuan Byun. Saat itu Ji Wook masuk rumah. Jae Hong langsung menghampiri Ji Wook sambil memeluknya.
Bong Hee mengajak Jae Hong kalau akan mengantarnya pulang. Ji Wook menahan Bong Hee agar bicara sebentar. Bong Hee pun hanya diam saja, keduanya bertemu di lantai atas. 

“Kau harus mengakhiri liburanmu sekarang. Karena masalah pribadi, aku akan memberi waktu lagi. Aku juga punya hal yang harus ditata, jadi, mari kita lebih banyak bekerja secara terpisah. Tapi, ini sudah waktunya bagimu untuk bekerja. “. Akan susah bagimu untuk kembali jika kau terus menyeretnya” Kata Ji Wook
“Baiklah. Aku akan memikirkannya, Pengacara Noh.” Ucap Bong Hee. J Wook pikir Bong Hee bisa memikirkan apa yang mau nanti dan mengajak untuk rapat lebih dulu.
Bong Hee kaget bertanya Apakah sekarang. Ji Wook pikir Memangnya kapan lagi, karena Banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan mengaja segera pergi. Bong Hee pun tak bisa menolaknya. 


Eun Hyuk mengatakan kalau ini untuk kerugian yang terjadi karena penurunan nilai properti jadi minta dievalusai. Tapi seperti biasanya, tidak mudah untuk memperkirakan kerugian secara akurat. Tuan Bang setuju menurutnya untuk membuktikannya memang menantang. Eun Hyuk pikir mereka harus dan tiba-tiba disela oleh Tuan Byun.
“Apa benar kalau Jung Hyun Soo menderita Alzheimer ?” tanya Tuan Byun. Tuan Bang mengeluh kalau Rapat ini tidak akan menuju kemanapun seperti biasanya.
“Katakan kepadaku! Apakah itu benar?” tanya Tuan Byun. Ji Wook mengatakan Bukan Alzheimer, tapi amnesia.
“Itu sama saja.” Kata Tuan Byun. Eun Hyuk menegaskan bukan hal yang sama. Tuan Bang juga menyetujuinya. Tuan Byun yakin kalau Si brengsek itu berbohong.
“Ya. Dia mungkin sedang mengadakan pertunjukan supaya dia mendapat pengurangan hukuman. Tapi... Itu kelihatan sangat nyata.” Ucap Bong Hee.
“Kau sangat mudah tertipu sampai-sampai membiarkannya membodohimu.” Ejek Tuan Byun. 

Bong Hee menegaskan bahwa  tidak terbodohi. Tuan Byun pikir kalau Bong Hee adalah hakim pasti akan berkata, "Dia mendapat pengurangan kapasitas. Tidak bersalah." [Keadaan mental tidak seimbang --> mengurangi tuduhan] dan pasti akan membebaskan orang sepertinya.
“Karena itulah aku tidak menjadi hakim.” ucap Bong Hee
“Aku bertaruh kau tidak bisa. Kau tidak mendapat nilai bagus dari institusi pelatih.” Ejek Tuan Byun. Bong Hee berpikir kalau Tuan byun memeriksa nilainya juga.
“Itu semua ada di resume-mu.” Kata Tuan Byun. Bong Hee makin mengejek kalau Tuan Byun tidak perlu membaca dan mengingat secara detail.
Tuan Byun berteriak kesal menyuruh Bong Hee agar pergilah berlibur. Ji Wook akhirnya berteriak kesal agar Tuan Byun berhentillah bicara soal liburan dan rapat jadi kacau. Tuan Byun sempat kaget mendengar Ji Wook yang berteriak padanya. Bong Hee akhirnya meminta maaf.
“Kenapa kau meminta maaf? Kita selalu berakhir kacau karena Ketua Byun. Seperti biasa.” Kata Eun Hyuk
“Kalian selalu menyalahkanku. Dengarkan... Apa itu tahun 1985? Ada contoh kasus dari pelaku yang mengaku kalau dia amnesia.., yang mirip dengan kasus Jung Hyun Soo. Itu pasti akan membantu.” Kata Tuan Byun lalu beranjak pergi.
“Siapa mau kopi?” tanya Tuan Byun. Bong Hee dan Tuan Bang mengangkat tanganya. Tuan Byun yang kesal menyuruh agar menurunkan tanganya. 


Yoo Jung mengikuti ketuanya mengatakan kalau harus mendapat surat perintah dan punya bukti konkrit. Ketua tahu kalau Yoo Jung yang mengatakan Hyun Soo belum pulih sepenuhnya. Yoo Jung yakin kalau Pasti Hyun Soo akan pulih sepenuhnya.
“Apa Kau yakin? Konsensus publik tidak suka. Bagaimana jika kau menangkapnya dan ternyata salah? Siapa yang mau bertanggung jawab?”kata Tuan Byun, Yoo Jung ingin berkata tapi di sela oleh ketua.
“Tunggu sebentar lagi.. Perhatikan apa yang terjadi. Kau harus melihat bagaimana roda berputar. Mengerti? Kau tak tahu apapun dan hanya menggangguku.” Kata si ketua sambil mengeluh.

Eun Hyuk baru keluar melihat Yoo Jung yang duduk sendirian sambil makan dan memegang laptop. Yoo Jung melonggo melihat Eun Hyuk yang datang membawakan minuman padanya. Eun Hyuk menyuruh Yoo Jung segera mengambilnya karena nanti akan jatuh, lalu duduk disampingnya bertanya apa yang sedang dikerjakan.
“Ah, kau sedang mempelajari soal kondisi Jung Hyun Soo.” Ucap Eun Hyuk melihatnya.
“Ya, aku belajar medis yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan pekerjaanku.” Kata Yoo Jung  
“Aku mengerti kau harus bekerja keras. Tapi kau harus makan dengan benar.” Ucap Eun Hyuk.
“Lagipula, aku tidak punya orang untuk diajak makan jadi Makan sendiri lebih nyaman.” Kata Yoo Jung
Eun Hyuk pun bertanya apakah Yoo Jung sungguh dikucilkan saat bekerja setelah sidang banding itu. Yoo Jung mengeluh Eun Hyuk itu sungguh tidak tahu apapun mengenainya, Itu bukan karena soal sidang bandingnya. Tapi karena memang dirinya memang orang buangan.
“Aku selalu makan sendirian, kecuali beberapa kali makan dengan Jaksa Na” kata Yoo Jung. Eun Hyuk seperti kasihan mendengarnya lalu mengelap mulut Yoo Jung yang belepotan.
“Hei.., kalau makan ya makan, kerja ya kerja. Jangan lakukan keduanya. Aku akan membacanya dan mempersingkatnya kepadamu.” Kata Eun Hyuk mengambil laptop.
“Ringkasannya yang menyeluruh, Tapi itu ada 100 halaman.” Ucap Yoo Jung. Eun Hyuk memilih untuk pergi. Yoo Jung menahan Eun Hyuk dan langsung memohon pada Eun Hyuk sebagai temanya. 



Ji Wook terlihat gugup melihat Bong Hee duduk didepanya, lalu berkata kalau sudah larut jadi Bong Hee bisa lanjut besok. Bong Hee pikir hanya akan menyelesaikannya sekarang. Ji Wook pikir Bong Hee tidak perlu bekerja sampai terlalu larut di hari pertama kembali kerja, kaena mungkin akan kelelahan. Bong Hee pun mengerti.
“Aku akan mengantarmu.” Kata Ji Wook. Bong Hee menolak
“Aku tahu kau tidak membutuhkannya. Lagipula, aku mau keluar juga.” Ungkap Ji Wook tak ingin dianggap ingin mengantar Bong Hee.
Bersambung ke episode 34

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar