Ji Wook
tiba merasakan ada dua ingatan dalam dirinya, lalu berjalan keluar dari kantor
polisi. Ia kembali mengingat saat Tuan Jang memastikan kalau ia bisa mengenali
wajah Tuan Eun sebagai orang yang membunuh ibu dan ayahnya.
Tapi
Sebelumnya ia pernaha berkata kalau tidak ingat siapa orangnya dan tidak tahu,
tapi seperti memang menunjuk si pelaku dengan yakin.
Bong Hee
datang menjenguk Hyun Soo, lalu menerima telp dari Tuan Bang kalau keadaannya
masih sama dan Dokter bilang tidak ada kemajuan. Setelah menutup telp
membalikan badan dan dikagetkan dengan Hyun Soo yang tiba-tiba berdiri
dibelakangnya. Hyun Soo berjalan mendekat, Bong Hee menyebut Hyun Soo dengan
wajah ketakutan.
“Apa Kau
kenal aku?” ucap Hyun Soo seperti hilang ingatan.
Ji Wook
mengemudikan mobilnya, menerima telp dari Tuan Bang memberitahu Jung Hyun Soo
baru saja sadar. Dengan wajah kaget langsung mengatakan akan segera datang. Yoo
Jung pun juga keluar dari ruangan segera bergegas pergi.
[Episode 33 - Menguji Air]
Ji Wook
bergegas pergi ke dalam rumah sakit, saat itu berpapasan pada Hyun Soo yang
berjalan dengan Yoo Jung, tapi Hyun Soo seperti tak peduli berjalan begitu
saja. Ji Wook pun juga hanya menatap binggung. Bong Hee berada didalam ruangan
terlihat gelisah, Ji Wook datang menanyakan keadaanya. Bong Hee mengaku
baik-baik saja.
“Jaksa
Cha dan para petugas polisi membawa Jung Hyun Soo juga. Mereka bilang, harus
memeriksanya.” Jelas Bong Hee
“Sebenarnya,
aku melihatnya di jalan menuju ke sini.” Ucap Ji Wook. Bong Hee ingin tahu
Bagaimana cara Hyun Soo melihatnya.
“Bagiku,
dia kelihatan sedikit aneh.” Ucap Ji Wook.
Flash Back
Bong Hee
menyebut nama Jung Hyun Soo. Lalu Hyun Soo ingin bertanya mengenalnya. Ji Wook
hanya diam saja seperti sangat gelisah mengingat keadaan Hyun Soo.
Hyun Soo
sedang melakukan pemeriksaan, MRI. Bong Hee dan Ji Wook duduk di ruang tunggu.
Yoo Jung datang mengatakan karena takutnya mereka nanti malah menunggu lama
sekali, karena Pemeriksaannya akan memakan waktu lama. Dan juga Meskipun
pemeriksaannya selesai tadi, jadi tidak bisa menemuinya hari ini.
“Yah, aku
sudah memprediksi kami tidak bisa menemuinya hari ini. Telepon aku secepatnya,
kalau sudah bisa menemuinya.” Kata Ji Wook lalu mengajak Bong Hee untuk pergi.
Bong Hee
menujuk ke arah kiri kalau akan pergi kesana. Ji Wook mengatakan akan
mengantarnya. Bong Hee menolak kalau Banyak bis yang bisa dinaiki, lalu
berjalan pergi. Ji Wook terdiam mengingat saat mengatakan kalau ayah Bong Hee adalah
pelakunya.
“Bong
Hee. Apa Kau tahu bis mana yang harus kau naiki?” ucap Ji Wook gugup.
“Ya, aku
tahu dan punya rute bis di kepalaku.”kata Bong Hee. Ji Wook pun tak bisa
berkata-kata lagi membiarkan Bong Hee
Bong Hee
duduk diam dalam halte bus, Ji Wook mengemudikan mobil dengan melihat Bong Hee
yang duduk sendirian, dan memilih untuk membiarkanya.
Tuan Bang
duduk diruang rapat mengatakan kalau semua tak perlu serius dan ingin tau Apa
masalahnya kalau pembunuhnya sadar kembali. Tuan Bang pikir benar karena jangan
khawatir karnea akan mengirim Jung Hyun Soo ke penjara bagaimanapun juga.
“Dia
sedang dijaga, Kepala Bang. Jika kondisi fisiknya baik-baik saja, maka dia akan
segera ditangkap. Jaksa Cha akan mengurusnya.” Ucap Eun Hyu. Tuan Bang pikir benar.
“Hei,
kenapa kau ada di sini?” keluh Tuan Byun pada si anak kecil.
“Dia
bersikeras untuk menemui Pengacara Noh sebelum dia pergi.” Kata Tuan Bang
Tuan Byun
memanggil si anak, Si anak tak
mengubrisnya. Tuan Byun kesal memberitahu kalau sedang bicara kepadanya, Si
anak tetap diam saja. Tuan Byun mengeluh si anak yang tuli. Ji Wook masuk ruang, si anak langsung
menghampiri Ji Wook memeluknya. Tuan Byun makin kesal karena si anak kecil yang
bisa mendengarnya tapi tak mengubrisnya.
Ji Hae
datang ke rumah lalu dikagetkan dengan Bong Hee yang sudah duduk dalam rumah,
Ia mengeluh kalau hampir saja membuat serangan jantung. Bong Hee mengaku sudah
pernah serangan jantung, jadi tidak punya jantung lagi. Ji Hae mengeluh
mendengarnya lalu mengejek Bong Hee zombie.
“Hei,
Jaksa Na... Apakah mudah... untuk mendapat amnesia? Apa itu penyakit yang
sering didapat?” tanya Bong Hee. Ji Hae mengeluh bagaimana bisa mengetahuinya.
“ Apa Kau
membuatkanku daging rebus?” kata Ji Hae melihat panci diatas kompor.
Bong Hee
mengangguk, Ji Hae mencoba makanan buatan Bong Hee, lalu berkomentar kalau Bong
Hee itu seperti sedang Kerasukan dan bertanya apa saja yang dimasukan ke dalam
sup. Bong Hee tak bisa berkata-kata karena memamg tak pandai masak lalu
bergegas mendekati Ji Hae.
“Kau
benar-benar tidak berguna.” Keluh Ji Hae. Bong Hee memberikan amplop mengaku
kalau tidak banya dan menjadi biaya hidupnya. Ji Hae dengan senang hati
langsung melihatnya, tapi malah membuatnya kesal hanya dua lembar 100ribu won.
“Yang benar
saja, kau harus memberiku lebih banyak jika kau masih waras.” Keluh Ji Hae.
“Ji
Hae... aku sungguh... apa kau sedih ” ungkap Bong Hee. Ji Hae bertanya apakah
Bong Hee sedih lagi lalu menegaskan Bukan hanya Bong Hee yang sedih tapi ia
juga sedih.
“Tapi,
aku sangat sedih hari ini.” Kata Bong Hee menatap ke arah Ji Hae yang pergi
masuk kamar.
Ji Wook
mengingat kembali saat Tuan Jang mengatakan
kalau ayah Bong Hee adalah orang yang membunuh ibu dan ayahnya.
Sementara Tuan Byun duduk di ruang tengah melihat surat [Permohonan Penunjukan
Kembali Jaksa Penuntut] Ji Wook menuruni tangga melihat Tuan Byun yang belum
pulang.
“Apa
kau... sedang mencoba untuk jadi jaksa lagi?” tanya Tuan Byun. Ji Wook mengeluh
Tuan Byun yang mengintip barang orang lain.
“Aku
melihatnya tidak sengaja dan Jangan terlalu kejam kepadaku. Apakah tidak cocok
dengan seleramu, menjadi pengacara?” tanya Tuan Byun.
“Aku
hanya sangat frustrasi, tak bisa melakukan apapun... dengan kriminal seperti
Jung Hyun Soo. Aku membiarkan Jung Hyun Soo bebas. Aku sangat ingin menguncinya
di penjara. Tapi benar-benar tak ada yang bisa kulakukan. Kurasa...aku
menikmati menjalankan otoritas pemerintahan. “ kata Ji Wook.
“Aku...
tidak suka saat kau dulu masih jadi jaksa.” Ungkap Tuan Byun. Ji Wook ingin
tahu alasanya.
“Kau
selalu lembur dan tidak dapat istirahat dengan benar. Dan kau selalu harus
berurusan dengan kriminal yang brutal. Pekerjaanmu selalu sangatlah berat. Aku
cemas kalau kau mungkin berakhir seperti ayahmu. Tapi jika itu yang ingin kau
lakukan, aku takkan menghentikanmu.” Jelas Tuan Byun.
“Entahlah...
Aku bertanya-tanya apakah bahkan Pengacara Distrik akan mau memekerjakanku. Kita
harus melihat apa yang akan terjadi.” Ungkap Ji Wook.
Esok pagi
Ji Wook
berbicara pada Tuan Bang kalau ingin tahu lebih spesifik soal kecelakaan orang
tuanya. Dan Hanya itu satu-satunya cara
baginya untuk pergi kepadanya dengan percaya diri dan menanyaikan kenapa dia melakukan
perbuatan semacam itu.
“Aku akan
mencoba untuk mencari penyelidik dari insiden itu.” Ucan Tuan Bang. Ji Wook
seperti merasakan sesuatu pada Tuan Byun.
Dan Tuan Byun bisa menebak kalau Ji Wook merasa berterima kasih
“Yah,
hanya... Hanya sedikit... Tidak, banyak. Aku sangat berterima kasih.” Ungkap Ji
Wook. Tuan Bang menepuk pundak Ji Wook menyuruhnya agar bisa lebih
bersemangat. Ji Wook pun akan beranjak
pergi.
“Apa Kau
mau mengunjungi Jung Hyun Soo?” tanya Tuan Bang. Ji Wook membenarkan.
Ji Wook
menemui Yoo Jung lebih dulu yang terlihat gelisah didepan meja informasi, lalu
menanyakan keadaan Bagaimana keadaan Jung Hyun Soo. Yoo Jung menjelaskan Menurut
MRI dan hasil pemeriksaan impuls elektrik di otaknya, Hyun Soo tidak
menunjukkan adanya gejala sesuatu yang tidak normal.
“Itu
artinya, tidak ada sakit fisik pada otaknya.” Kata Yoo Jung dan Ji Wook sedikit
binggung menjelaskan yang dilihatnya.
“Dia sungguh
terlihat tidak mengenalku.Kalau begitu, itu memberikan kita dua kemungkinan. Dia
benar-benar menderita amnesia disosiatif.., atau... dia benar-benar bohong
kepada kita. Maksudku, dia mungkin sedang berakting seolah. tidak ingat apa
yang terjadi dan tidak ingat siapa aku.” Ucap Ji Wook
“Jika begitu,
mengapa dia melakukannya?” ungkap Yoo Jung heran.
“Aku
tidak tahu. Mungkin dia mencoba menggunakan itu untuk memohon belas kasih saat
di sidang.” Kata Ji Wook
“Mungkin
saja begitu...Pokoknya, dokternya bilang kalau dia menderita pendarahan
otak..,tapi tidak ada kerusakan pada otaknya.Dan amnesia-nya mungkin hanya
gejala sementar jadi kita harus menunggu dan melihatnya. Dan, jika ini amnesia
disosiatif.., mungkin saja itu menyebabkan trauma atau perasaan bersalah.” Ucap
Yoo Jung
“Jung
Hyun Soo sebenarnya bukan tipe orang yang bisa merasa bersalah.” Pikir Ji Wook.
Yoo Jung pun menyetujuinya.
“Bantu
aku dengan otoritasmu... Biarkan aku melihatnya, Jaksa Cha... Kurasa aku harus
menemuinya.” Kata Ji Wook. Yoo Jung pun memutuskan kalau hanya memberi 5 menit.
Yoo Jung
pun membiarkan Ji Wook masuk ruang rawat bertemu dengan Hyun Soo. Hyun Soo langsung menyapanya, lalu mengaku
kalau tidak terlalu yakin, tapi merasa mereka pasti orang yang kenal dengannya,
Ji Wook pun bertanya apakah Hyun Soo mengingatnya dengan menatapnya dari
mata-mata.
“Kita 'kan
kemarin bertemu di lorong.” Ucap Hyun Soo. Ji Wook pikir Hyun Soo punya daya
ingat yang bagus.
“Kurasa
dulunya aku punya daya ingat yang bagus.” Komentar Hyun Soo. Ji Wook pikir itu
sebagai Daya ingat yang luar biasa.
“Tapi aku
tidak ingat apapun saat itu. Apa mungkin, kau tahu apa yang sudah kulakukan? Jika
ada, tolong bilang kepadaku. Aku mohon.” Ucap Hyun Soo.
“Yah, aku
harus mengatakan, itu susah. Aku tidak yakin apakah aku punya jawaban sesuai
maumu.” Kata Ji Wook binggung.
Hyun Soo
mengeluh kalau ini terjadi lagi lalu memukul lemari karena merasa kesal. Ji
Wook terus melihat keadaan Hyun Soo apakah hanya pura-pura lupa. Catatan dokter
kalau Hyun Soo Direkomendasikan
istirahat penuh. Hyun Soo yang terlihat marah langsung meminta maaf dengan
sikapnya.
“Aku
frustrasi karena tidak ada orang yang memberitahuku apapun. Orang-orang terus
berdatangan ke sini dan bertanya apa yang aku ingat. Aku tidak mungkin
didiagnosis amnesia jika bisa ingat. Bukankah aku benar?” ucap Hyun Soo
terlihat fruastasi.
“Apa
sesulit itu untuk mengatakan apa yang kau tahu? Aku membuka mataku, tapi aku
tidak bisa ingat apapun. Ruangan ini dipenuhi polisi, dan mereka bahkan tidak
membiarkanku bergerak. Jaksa wanita itu datang dan bilang sesuatu yang harus
dia katakan. Dia bahkan tidak menjawab pertanyaanku. Aku sejujurnya mau gila
sekarang. Apa kau tahu apa yang sudah kuperbuat?” kata Hyun Soo.
Ji Wook
terus menatapnya, Hyun Soo pikir yang lebih utama sekarang adalah siapa
dirinya. Ji Wook merasa kasihan dan mengaku kalau Hyun Soo memang yang dikenal
olehnya. Hyun Soo tak mengerti maksud ucapan Ji Wook.
“Pertama,
aku dulu menjadi pengacaramu.” Kata Ji Wook
“Pengacara...
Itu artinya... Jika kau pengacaraku, artinya kau ada di pihakku.” Kata Hyun Soo
merasa bersyukur karena punya orang di pihaknya.
“Lalu,
kenapa kau tidak memberitahuku apapun? Kau bilang kau ada di pihakku. Lalu,
kenapa kau tidak memberitahuku apapun? Kau bisa memberitahuku siapa aku ini dan
apa yang telah kulakukan, itu pasti Tidak mungkin sesulit itu. Tidak bisakah
kau memberitahuku?” kata Hyun Soo.
Ji Wook
ingin memberitahu kalau Hyun Soo, saat itu Yoo Jung masuk memberitahu kalau
Waktunya habis, Ji Wook merasa serba salah dan akhirnya pamit pergi pada Hyun
Soo. Yoo Jung pun menatap Hyun Soo seperti masih binggung.
Keduanya
bertemu, Ji Wook mengeluh kalau belum selesai tadi. Yoo Jung pun bertanya
apakah Hyun Soo sedang mengadakan pertunjukan atau tidak. Ji Wook mengaku masih
belum yakin dan akan mengatakan kemungkinannya 50:50, tapi Satu hal yang pasti adalah
kepribadiannya masih sama bahkan dengan hilangnya ingatannya.
Bong Hee
masuk ke dalam ruangan lalu meminta maaf dan menghampiri Jae Hong yang ada di
ruangan rapat. Jae Hong berlari dan Bong
Hee langsung mengejarkanya seperti sangat marah. Tuan Byun yang melihatnya
keduanya berada di level yang sama.
“Ini
tidak benar. Kau harus pulang ke rumah bibimu setelah kelas taekwondo. Kenapa
kau terus datang ke sini?” kata Bong Hee.
“Aku
takut saat ada di rumah bibiku.” Ucap Jae Hong
“Polisi
jahat itu tidak akan bisa kabur dari penjara jadi buang kekhawatiranmu
sekarang.” Kata Bong Hee.
“Aku
selalu bermimpi buruk seperti Ji Wook Ahjussi.” Ungkap Jae Hong
“Biarkan
dia. Dia boleh main ke sini... Nona Kurang Bukti, kau harus kembali bekerja
sekarang. Kau mau liburan selamanya atau apa? Itulah yang ingin kukatakan...” ucap
Tuan Byun.
Jae Hong
memilih untuk mencuci piring. Tuan Byun melihat Jae Hong sangat mandiri dan
mengingatkan pada Ji Wook saat masih kecil. Bong Hee dan Tuan Bang
mendengarnyakanya. Tuan Byun menceritakan Anak-anak menumpahkan sesuatu dan
membuat kesalahan, Tapi Ji Wook sangat mandiri.
“Anak-anak
harusnya kekanakan.., tapi dia bertingkah dewasa melebihi orang dewasa
sesungguhnya.” Kata Tuan Byun.
“Kakeklah
yang dewasa dan tua, bukan aku.” Ejek Jae Hong, Tuan Bang tersenyum
mendengarnya.
“Dan kau
sama kurang ajarnya seperti Ji Wook.” Balas Tuan Byun. Saat itu Ji Wook masuk rumah.
Jae Hong langsung menghampiri Ji Wook sambil memeluknya.
Bong Hee
mengajak Jae Hong kalau akan mengantarnya pulang. Ji Wook menahan Bong Hee agar
bicara sebentar. Bong Hee pun hanya diam saja, keduanya bertemu di lantai atas.
“Kau harus
mengakhiri liburanmu sekarang. Karena masalah pribadi, aku akan memberi waktu
lagi. Aku juga punya hal yang harus ditata, jadi, mari kita lebih banyak
bekerja secara terpisah. Tapi, ini sudah waktunya bagimu untuk bekerja. “. Akan
susah bagimu untuk kembali jika kau terus menyeretnya” Kata Ji Wook
“Baiklah.
Aku akan memikirkannya, Pengacara Noh.” Ucap Bong Hee. J Wook pikir Bong Hee
bisa memikirkan apa yang mau nanti dan mengajak untuk rapat lebih dulu.
Bong Hee
kaget bertanya Apakah sekarang. Ji Wook pikir Memangnya kapan lagi, karena Banyak
pekerjaan yang harus dilakukan dan mengaja segera pergi. Bong Hee pun tak bisa
menolaknya.
Eun Hyuk
mengatakan kalau ini untuk kerugian yang terjadi karena penurunan nilai
properti jadi minta dievalusai. Tapi seperti biasanya, tidak mudah untuk memperkirakan
kerugian secara akurat. Tuan Bang setuju menurutnya untuk membuktikannya memang
menantang. Eun Hyuk pikir mereka harus dan tiba-tiba disela oleh Tuan Byun.
“Apa benar
kalau Jung Hyun Soo menderita Alzheimer ?” tanya Tuan Byun. Tuan Bang mengeluh
kalau Rapat ini tidak akan menuju kemanapun seperti biasanya.
“Katakan
kepadaku! Apakah itu benar?” tanya Tuan Byun. Ji Wook mengatakan Bukan
Alzheimer, tapi amnesia.
“Itu sama
saja.” Kata Tuan Byun. Eun Hyuk menegaskan bukan hal yang sama. Tuan Bang juga
menyetujuinya. Tuan Byun yakin kalau Si brengsek itu berbohong.
“Ya. Dia
mungkin sedang mengadakan pertunjukan supaya dia mendapat pengurangan hukuman.
Tapi... Itu kelihatan sangat nyata.” Ucap Bong Hee.
“Kau sangat
mudah tertipu sampai-sampai membiarkannya membodohimu.” Ejek Tuan Byun.
Bong Hee
menegaskan bahwa tidak terbodohi. Tuan
Byun pikir kalau Bong Hee adalah hakim pasti akan berkata, "Dia mendapat
pengurangan kapasitas. Tidak bersalah." [Keadaan mental tidak seimbang -->
mengurangi tuduhan] dan pasti akan membebaskan orang sepertinya.
“Karena itulah
aku tidak menjadi hakim.” ucap Bong Hee
“Aku bertaruh
kau tidak bisa. Kau tidak mendapat nilai bagus dari institusi pelatih.” Ejek
Tuan Byun. Bong Hee berpikir kalau Tuan byun memeriksa nilainya juga.
“Itu
semua ada di resume-mu.” Kata Tuan Byun. Bong Hee makin mengejek kalau Tuan
Byun tidak perlu membaca dan mengingat secara detail.
Tuan Byun
berteriak kesal menyuruh Bong Hee agar pergilah berlibur. Ji Wook akhirnya
berteriak kesal agar Tuan Byun berhentillah bicara soal liburan dan rapat jadi
kacau. Tuan Byun sempat kaget mendengar Ji Wook yang berteriak padanya. Bong
Hee akhirnya meminta maaf.
“Kenapa
kau meminta maaf? Kita selalu berakhir kacau karena Ketua Byun. Seperti biasa.”
Kata Eun Hyuk
“Kalian
selalu menyalahkanku. Dengarkan... Apa itu tahun 1985? Ada contoh kasus dari
pelaku yang mengaku kalau dia amnesia.., yang mirip dengan kasus Jung Hyun Soo.
Itu pasti akan membantu.” Kata Tuan Byun lalu beranjak pergi.
“Siapa
mau kopi?” tanya Tuan Byun. Bong Hee dan Tuan Bang mengangkat tanganya. Tuan Byun
yang kesal menyuruh agar menurunkan tanganya.
Yoo Jung
mengikuti ketuanya mengatakan kalau harus mendapat surat perintah dan punya
bukti konkrit. Ketua tahu kalau Yoo Jung yang mengatakan Hyun Soo belum pulih
sepenuhnya. Yoo Jung yakin kalau Pasti Hyun Soo akan pulih sepenuhnya.
“Apa Kau
yakin? Konsensus publik tidak suka. Bagaimana jika kau menangkapnya dan
ternyata salah? Siapa yang mau bertanggung jawab?”kata Tuan Byun, Yoo Jung
ingin berkata tapi di sela oleh ketua.
“Tunggu
sebentar lagi.. Perhatikan apa yang terjadi. Kau harus melihat bagaimana roda
berputar. Mengerti? Kau tak tahu apapun dan hanya menggangguku.” Kata si ketua
sambil mengeluh.
Eun Hyuk
baru keluar melihat Yoo Jung yang duduk sendirian sambil makan dan memegang
laptop. Yoo Jung melonggo melihat Eun Hyuk yang datang membawakan minuman
padanya. Eun Hyuk menyuruh Yoo Jung segera mengambilnya karena nanti akan
jatuh, lalu duduk disampingnya bertanya apa yang sedang dikerjakan.
“Ah, kau
sedang mempelajari soal kondisi Jung Hyun Soo.” Ucap Eun Hyuk melihatnya.
“Ya, aku
belajar medis yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan pekerjaanku.” Kata Yoo
Jung
“Aku mengerti
kau harus bekerja keras. Tapi kau harus makan dengan benar.” Ucap Eun Hyuk.
“Lagipula,
aku tidak punya orang untuk diajak makan jadi Makan sendiri lebih nyaman.” Kata
Yoo Jung
Eun Hyuk
pun bertanya apakah Yoo Jung sungguh dikucilkan saat bekerja setelah sidang
banding itu. Yoo Jung mengeluh Eun Hyuk itu sungguh tidak tahu apapun
mengenainya, Itu bukan karena soal sidang bandingnya. Tapi karena memang
dirinya memang orang buangan.
“Aku
selalu makan sendirian, kecuali beberapa kali makan dengan Jaksa Na” kata Yoo
Jung. Eun Hyuk seperti kasihan mendengarnya lalu mengelap mulut Yoo Jung yang
belepotan.
“Hei..,
kalau makan ya makan, kerja ya kerja. Jangan lakukan keduanya. Aku akan
membacanya dan mempersingkatnya kepadamu.” Kata Eun Hyuk mengambil laptop.
“Ringkasannya
yang menyeluruh, Tapi itu ada 100 halaman.” Ucap Yoo Jung. Eun Hyuk memilih
untuk pergi. Yoo Jung menahan Eun Hyuk dan langsung memohon pada Eun Hyuk
sebagai temanya.
Ji Wook
terlihat gugup melihat Bong Hee duduk didepanya, lalu berkata kalau sudah larut
jadi Bong Hee bisa lanjut besok. Bong Hee pikir hanya akan menyelesaikannya
sekarang. Ji Wook pikir Bong Hee tidak perlu bekerja sampai terlalu larut di hari
pertama kembali kerja, kaena mungkin akan kelelahan. Bong Hee pun mengerti.
“Aku akan
mengantarmu.” Kata Ji Wook. Bong Hee menolak
“Aku tahu
kau tidak membutuhkannya. Lagipula, aku mau keluar juga.” Ungkap Ji Wook tak
ingin dianggap ingin mengantar Bong Hee.
Bersambung
ke episode 34
Tidak ada komentar:
Posting Komentar