Nam Il memberikan
menu baru ayamm di restoran ingin tahu apakah bibi Ganako menyukainya. Bibi
Ganako mencoba dan berkomentar Rasanya enak. Nam Il berkomentar kalau berpikir
ponsel itu adalah kunci untuk kekayaan. Bibi Ganko mengaku Jika punya banyak
uang,maka akan membelanjakannya. Dan tidak akan memberikannya kepada anaknya.
“Ibu
membuatku terlihat buruk dan menempatkanku dalam situasi buruk.” Kata Nam Il.
“Nam Il..
Di Jepang, polisi mengatakan kepadaku bahwa mereka menangkap si pencopet. Saat
itulah aku bertemu Kim Nam Il yang berusia 15 tahun. Kim Nam Il yang lahir di
Korea pada tahun 1989. Seorang yatim piatu tanpa wali. Ibu terkejut. Apa Kau
menjadi kesal karena ibumu mengecewakanmu? Kamu mengingatkan ibu pada putri
yang tidak dapat ibu besarkan.” Cerita Bibi Ganako.
“Llalu
Apa Ibu membesarkan Nam Il alih-alih Nam
Il?” kata Nam Il
“Kau
bukan penggantinya, tapi Kau putraku. Sejak saat itu, ibu hidup untukmu. Aku
tidak menyelamatkanmu tapi Kaulah yang menyelamatkan ibu. Apa aku akan
meninggalkanmu karena menemukan Ae Ra, Bodoh?” kata Ibu Ae Ra
Nam Il
menahan harunya merasa Ibunya itu sedang mencoba membuatnya menangis menurutany
karena Hanya bibi Ganako yang dimilikinya jadi
pasti merasa cemburu. Bibi Ganako mengejek anaknya yang belum dewasa
lalu bertanya Apa penerbangan mereka besok pukul 7 malam.
“Aku akan
pergi ke Jepang sendiri. Ibu tinggallah sedikit lebih lama. Kita bersama selama
14 tahun, tapi Ibu menghabiskan waktu kurang dari setahun bersamanya. Anggaplah
aku meminjamkan Ibu kepadanya. Habiskanlah lebih banyak waktu di sini.”kata Nam
Il
“Kau
tidak selalu perhatian seperti ini.” Ucap Bibi Ganako, mereka pun minum bersama.
Sul Hee
membawakan minuman mengeluh Joo Man yang datang
dan memperdulikan hari ulang tahun ayah mantan kekasihnya.Joo Man
mengeluh kalau sakit karena terkena pukulan dari kakak Sul Hee, Sul Hee pikir itu karena Dong tidak bisa
mengucapkan sepatah kata pun.
“Sul Hee,
kamu tahu... Kakak ketigamu... “ ucap Joo Man sambil minum air. Sul Hee merasa
kalau kakaknya manis.
“Dia
harus menjadi seorang tentara.” Kata Joo Man. Sul Hee pikir Tusuk ibu jari Joo
Man di rumah. Joo Man berpikir apakah itu maksudnya sendiri menusuknya Dengan jarum.
“Punggungku
masih sakit dan Seluruh punggungku bisa terinfeksi. Sialan.” Ucap Joo Man. Sul
Hee yang mendengar Joo Man mengumpat langsung berteriak memanggil kakaknya. Joo
Man panik mencoba menahan Sul Hee agar tak bicara.
Tak Su menarik
pelatih Choi keluar.Pelatih Choi bertanya apa yang dingikan sekarang. Tak Suk
pikir Jika murid Pelatih Choi selama 15 tahun berakhir menjadi pecundang, maka
hidupnya juga akan sia-sia. Pelatih Choi seperti tak peduli.
“Dong Man
sedang syuting iklan, menggunakan media, dan mengancamku.Kami harus bertarung.”
Ucap Tak Su.
“
Bagaimana tepatnya? Apa Kau akan menyuap orang dan mencoba berbuat curang?”
kata Pelatih Choi sudah tahu kelicikan Tak Su.
“Aku akan
benar-benar bertarung jadi Ikut saja denganku. Aku tidak akan kalah kali ini.”
Tegas Tak Su yakin.
Jhon
keluar dengan membawa koper. Pelatih Hwang bertanya apakah Jhon membawa
paspornya karena tidak bisa pergi tanpa itu. Jhon dengan bahasa inggrisnya
mengucapkan Terima kasih untuk segalanya pada pelatih Hwang dengan memanggilnya
Sundae.
“Apa Dia baru
saja memanggilku "Sundae"?” ucap Pelatih Hwang yang tak mengerti.
“Dong
Man... Maafkan aku karena melatihmu begitu keras, tapi kita hanya punya waktu dua
bulan untuk mempersiapkanmu.” Ucap Jhon. Dong Man dengan gugup mengatakan
“Sorry”
“Kenapa
aku meminta maaf? Aku hanya bisa bilang terima kasih. Terima kasih, Kawan.”
Ucap Dong Man dengan bahasa inggrisnya.
“Maafkan
aku sudah membentakmu dan segalanya.” Ucap John
“Kita
tidak akan bertemu lagi, tapi sampai jumpa lagi.” Kata Dong Man
“Kamu
tidak pernah tahu. Kita mungkin akan segera bertemu di ring.”ungkap Jhon.
Pelatih Hwang yang tak mengerti hanya menyetujui kalau Jhon bisa datang untuk
makan sundae lalu memberikan makanan.
"Sasana
Kebugaran Dongchun"
Ae Ra
naik ke atas ring menjadi pembawa acara untuk pertandingan besar malam ini
yaitu Inilah predator terbaik RFC, Kim Tak Su melawan bintang yang naik daun
yang mengguncang oktagon, Ko Dong Man dan Pertandingan akan segera dimulai.
Tuan Choi
dan Tuan Ko dan Dong Hee, serta Sul Hee dan Joo Man menonton. Bibi Ganako
melihat Ae Ra dengan bangga kalau putrinya mendapatkan bakat itu dariku. Joo
Man pun masuk ke dalam ruangan pertandingan.
Tuan Ko
merasa bangga kalau Dong Man sangat keren. Dong man memberitahu pada pelatih
Hwang kalau akan bertarung di ronde pertama lalu Dari ronde kedua... Pelatih
Hwang menyela kalau Dong Man. Bisa Lakukan saja apa yang duinginkan serta
Lupakan soal latihan.
“Hanya
untuk hari ini, aku tidak akan berteriak menyuruhmu melakukan sesuatu.” Ucap
Pelatih Hwang. Dong Man binggung dengan pelatihnya.
“Coba kau
Lihat dan Pikirkan itu... Dong Man. Hanya berdiri di sini sudah menjadikanmu
pemenang.” Kata Pelatih Hwang melihat sekeliling ruang pertandingan.
“Aku
tidak suka akhir yang ambigu. Jika aku menang, aku ingin menang dengan benar
dan mengakhirinya selamanya.” Tegas Dong Man. Pelatih Hwang pun setuju untuk
mengalahkan mereka.
Tak Su
akhirnya di panggi masuk dan terlihat sangat percaya diri lalu masuk ke dalam
ring. Kali ini Tak Su kembali ingin
menggunakan lantai sejak awal dan Dong Man tak melawanya. Wasit pun menyuruh
agar Tak Su segera berdiri. Ae Ra memberanikan diri menonton dari luar
ring. Akhirnya Tak Su sengeja menekan
Dong Man
“Tidak
bisakah kau bertarung di lantai? Ini batasmu, kan?” ejek Tak Su
“Apa Hanya
ini kemampuan terbaikmu? Terima kasih untuk pertunjukannya. Aku akan mulai
bermain sekarang.” Kata Dong Man lalu mendorongnya.
Akhirnya
Dong Man membanting Tak Su dan memberikan pukulan, Tak Su bisa melawan dengan
mengunci leher Dong Man. Dong man bisa mengunci leher Tak Su, pelatih Choi
menyuruh Tak Su agar loloskan diri. Wasit akhirnya menyuruh mereka berhenti.
Tak Su
duduk di sudut ring dengan pelatih Choi,
tak percaya Dong Man yang mulai bertarung di lantai. Pelataih Choi pikir
tidak punya pilihan jadi lebih baik Hadapilah Dong Man. Tae Hee tak setuju
menurutnya mereka lebih baik tunggu keputusan juri.
“Jika
kamu bisa bertahan, aku akan mewujudkannya.” Ucap Tae Hee menghapus keringat
Tak Su
“Apa Kau
yakin tidak akan melatihku?” tanya Dong Man. Pelatih Hwang mengeluh kenapa harus repot-repot melatih
binatang. Pertandingan akan dimulai. Ae Ra berdiri di depan ring terlihat
tegang.
“Aku
sudah menyuruhmu untuk melakukannya dengan benar jika kau akan meniru.” Kata
Dong Man lalu dengan kakinya lalu memberikan tendangan pada Tak Su.
Saat itu
juga Tak Su seperti tak sadarkan diri, Dan wasit pun memberitahu kalau Tak Su
sudah KO. Semua orang yang menonton langsung berteriak gembira. Dong Man jatuh
lemas bisa mengalahakn Tak Su.
Ia
mengingat kembali saat harus mengalah dengan Tak Su, lalu berterik pada ayahnya
“Aku harus melindungi Dong Hee hingga akhir. Seharusnya aku tidak bertarung
jika tahu tidak bisa menang.” Dan menemui Pelatih Hwang kalau “Aku sangat ingin
melakukannya.” Lalu Dong Man berteriak histeri yang terakhir kalinya kalau
masih sanggup bertarung dengan luka dibagian matanya.
Setelah
Wasit memberitahu pemenang adalah Dong Man, Dong Man berteriak meluapkan semua
tekanan. Ae Ra dan Pelatih Hwang menangis haru melihatnya. Sul Hee dan Joo Man
memberikan tepuk tangan begitu juga Tuan Ko, Tuan Choi dan juga Dong Hee yang
bangga melihat dong Man di rumah Ibu Dong Man dan ibu-ibu menonton
pertandingan.
“Sebaiknya
kupatahkan kakinya untuk menghentikannya bertarung.” Ucap Ibu Dong Man merasa
kasihan. Tapi teman ibu2nya merasa bangga melihat Dong Man yang meraih mendali
emas. Hye Ran membereskan barang-barangnya menonton dari TV, lalu berkomentar
Dong Man itu begitu keren.
Dong Man
pun memberikan sabuk emasnya pada Pelatih Hwang, Pelatih Hwang dengan wajah
haru mengangkatnya. Dong Man mengejek melihatnya. Ae Ra akhirnya naik sebagai
MC dengan berkomentar kalau bahwa tidak ada petarung di Korea yang mampu
mengalahkannya dan Sepertinya bisa dikatakan, ini adalah prestasi yang diraih
setelah 10 tahun.
“Bisakah
Anda menceritakan bagaimana perasaanmu?” tanya Ae Ran menahan harunya.
“Dahulu
teknik lantaiku lemah. Aku senang karena bisa mengatasinya. Aku ingin berterima
kasih kepada semua pendukungku.” Kata Dong Man
“Kami
akan mengadakan wawancara mendetail di studio. Ko Dong Man. Dengan tulus
kuucapkan selamat untukmu.” Ucap Ae Ra. Semua pun menuruni ring.
“Aku tidak
bisa hidup tanpamu, tapi aku tidak bisa memintamu menerimaku kembali seandainya
kita putus lagi.” Kata Dong Man. Ae Ra pikir Seharusnya aku mendengarkan Sul
Hee.
“Jadi, mari
melupakan hubungan ini dan menghentikan bisnis. Mari kita hidup bersama... Hiduplah
bersamaku.” Kata Dong Man. Ae Ra pikir Dong Man ingin pindah rumah.
“Hei.. Jika
kita berciuman, artinya berpacaran... Jika kita hidup bersama, artinya
pernikahan. Menikahlah denganku. Aku tidak bisa hidup tanpamu. Begitulah
perasaanku selama 20 tahun. Jika harus memilih antara tidak pernah melihatmu
atau melihatmu setiap hari,aku akan memilih untuk melihatmu selamanya.” Ucap
Dong Man
“Bagaimana
dengan pertarungan MMA?” tanya Ae Ra
“Kau...
Kau... Kaulah orangnya... Memang hanya kau. Menikahlah denganku.” Kata Dong
Man. Ae Ra mengejek kenapa Dong Man harus bertanya. Dong Man pun memeluk Ae Ra
dalam ring dengan erat.
Bibi
Ganako yang melihatnya mengejek kalau tak ada yang bisa menghentikan dua anak
muda itu. Tuan Choi mengumpat kesal pada Dong Man yang sampai membuat Ae Ra hingga
menangis. Tuan Ko tak terima anaknya yang diumpat.
Joo Man
mencari kesempatan dengan memegang tangan Sul Hee. Sul Hee mengatakan kalau
hanya mengizinkanny menggenggam tangannya
sebentar saja karena Orang juga sesekali bergandengan saat menonton
sepak bola dan tidak memaafkannya serta tidak berpacaran lagi. Joo Man
tiba-tiba mencium pipi Sul Hee.
“Kenapa
kau menciumku? Kenapa kau menciumku?” ucap Sul Hee sambil memukul kepala Joo
Man
“Aku
tidak keberatan dipukul hingga mati karena menciummu.” Ucap Joo Man. Sul Hee
kembali memukul kepala Joo Man dengan kesal.
Diatas
meja terlihat amplop bertuliskan "Undangan Pernikahan, Ko Dong Man dan
Choi Ae Ra" dan Dong Man memasukan ke dalam amplop. Ae Ra sambil
mengunakan masker mengeluh kalau Pernikahan itu sederhana bukan karena keinginannya
tapi karena terpaksa.
“Mempelai
prianya tidak tahu apa pun dan sangat tidak siap. Apa bagimu pernikahan adalah
lelucon?” kata Dong Man kesal.
“Kita
harus merencanakan apa yang akan kita lakukan... Percayalah kepadaku. Aku punya
rencana.” Kata Dong Man
“Kau
tidak boleh menyusun rencana dan tidak boleh memforsir kepalamu.” Kata Ae Ra.
Dong Man mengangguk mengerti lalu mendengarkan suara dari lantai atas.
“Joo Man,
apa kau sedang meremukkan bawang putih?” teriak Dong Man. Ae Ra pikir kenapa
Joo Man harus melakukan itu.
“Sepertinya...
Aku tahu suara ini.” Ucap Ae Ra. Joo Man mengeluh apa lagi sekarang. Ae Ra
menyuruh Joo Man segera berdiri.
Keduanya
masuk rumah Joo Man dan melihat sedang duduk dilantai. Dong Man bertanya apakah
temanya itu sedang mengupas plum hijau karena Seperti itulah suaranya. Joo Man
mengeluh meminta Dong Man agar Berhentilah memanggilku "Diafragma".
“Kenapa
kau mengupas plum hijau?” tanya Ae Ra curiga.
“Ini
hanya pekerjaan sampingan. Aku membantu Sul Hee mengolah ekstrak plum. Untuk
setiap mangkuk yang kukupas, aku mendapat sejumlah uang.” Jelas Joo Man
“Joo Man,
Apa kau tahu bahwa Sul Hee sering kabur dari rumah saat dia masih kecil? Dia datang
ke rumahku karena kakaknya merobek bonekanya. Dia datang ke rumahnya. Karena
ibunya tidak membelikannya gaun untuk piknik. Coba tebak apa yang selalu dia
lakukan?” kata Ae Ra lalu menemukan Sul Hee yang bersembunyi.
“Sul
Hee... Kau bilang tidak akan pernah menerima Joo Man lagi dan akan pergi ke
Seoul.” Kata Ae Ra mengejek.
“Siapa
bilang aku menerimanya lagi? Kami hanya mengupas plum hijau.” Ucap Sul Hee
“Kau
terlalu sibuk dengan undangan kalian. Siapa lagi yang akan membantunya?” kata
Joo Man membela
“Sul Hee.
Bersikaplah keren dan campakkan dia. Mulailah dari awal, dan...” ucap Sul Hee
langsung disela oleh Joo Man
“Kenapa
semua orang harus bersikap keren? Terkadang, aku ingin memukulinya, tapi... “
kata Sul Hee dan akhirnya Joo Man memeluk Sul HEe dengan erat.
“Biarkan
kami saling mencintai.” Ucap Joo Man. Dong Man sedari tadi hanya melihatnya
mengeluh kalau Seharusnya memberikan tendangan terbang.
Bibi
Ganako menaruh minuman di atap gedung, Ae Ra mengeluh kalau tidak pernah
memintanya untuk menyumbang minuman alkohol. Bibi Ganako dengan gugup duduk di
samping Ae Ra.
“Kalau
begitu, aku akan mulai memanggilmu "Ibu".” Kata Ae Ra. Bibi Ganako
tak percaya apakah secepat itu.
“Bersikap
penuh kasih sayang sejak awal pasti terasa aneh, tapi memanggil ibuku dengan
namanya sangatlah kasar.” Ucap Ae Ra. Bibi Ganako pun setuju dan mengucapkan Terima
kasih sudah bersikap sopan.
“Selain
itu, "Dwarf Flower" agak mengagumkan. Aku bangga pada Ibu. Itu layak
memenangi Penghargaan Film Cannes.” Ungkap AeRa
“Kenapa kamu
menonton film seperti itu? Kau membuat ibu malu.” Kata Bibi Ganako.
“Apa
terlalu canggung jika mengadakan makan malam formal bersama ayah Dong Man?”
kata Ae Ra
“Sama
sekali tidak. Dahulu, setiap pria di Seosan menyukai ibu. Tapi dia tidak cukup
keren, bahkan untuk bicara kepada ibu.” Kata Bibi Ganako. Ae Ra mengaku senang
mendengarnya.
Ia lalu
bertanya apakah itu artinya sekarang dirinya jadi kaya, Bibi Ganao menegaskan
bahaa sudah hidup sendirian dan mengurus dirinya sendiri, lalu Ketiga bisnisnya
gagal dan Utangnya hanya beberapa ratus ribu dolar lagi. Ae Ra kaget
mendengarnya. Bibi Ganako mengaku kalau Vila dan toko, semuanya digadaikan.
“Ibu juga
menjual sebagian vila untuk melunasi utang dan
hanya punya rumah yang kau tempati itu. Jadi Pastikan kau tidak
terlambat membayar sewa, Bayarlah tepat waktu.” Ucap bibi Ganako
“Seharusnya
aku tahu... Kenapa aku tidak pernah mendapat kelonggaran?” keluh Ae Ra
“Ibu
membeli Sasana Hwang Jang Ho dan harus mendukung kalian. Utang ibu bertambah
karenamu.” Tegas Bibi Ganako
“Omong-omong,
kenapa namaku Nam Il? Aku seorang perempuan.” Kata Ae Ra. Bibi Ganako mengaku
kalau itu Nama janin. Ae Ra ingin tahu artinya. Bib Ganako mengaku tidak tahu.
Bibi
Ganako bertemu dengan pelatih Hwang sambil minum di truk sundae. Pelatih Hwang
bertanya Kenapa namanya "Nam
Il". Bibi Ganako menceritakan kalau Jalan Tol Namil adalah tempat Ae Ra.
Pelatih Hwang mengartikan kalau Jalan tol bibi Hwang itu melahirkan dia.
“Bagaimana
kehidupanmu saat itu hingga kamu melahirkan di jalan tol?” tanya Pelatih Hwang
“Bukan. Saat
kamu keluar dari Tol Namil, ada Penginapan Namil jadi Di sanalah kami membuat dia.” Ucap Bibi
Ganako malu-malu. Pelatih Hwang terlihat malu mendengarnya.
“Hei.
Jang Ho... Haruskah kita memulai bisnis sundae? Mari mengikuti impian lainnya.”
Ucap Bibi Ganako melihat truk "Sundae Atlet Nasional"
Hye Ran
melihat amplop bertuliskan "Selamat atas pernikahan kalian" lalu note
diatasnya “Berbahagialah. Jika ada jalan, aku akan kembali.” Dengan senyuman
pergi meninggalkan rumah yang selama ini ditempatinya.
Poster
bergambar Pelatih Hwang dan Dong Man yang dengan bertuliskan "Peraih Medali Perak Olimpiade, Juara
RFC" Ae Ra mengeluh dengan bertanya apakah Ini rencana yang dikatakan Dong
Man. Dong Man mengaku kalau akan memulai bisnis.
“Kami akan
bekerja sama untuk mengelola bisnis ini, dan dia hanya akan bertarung selama
musim tanding.” Ucap Pelatih Hwang, Ae ra melirik sinis mendengarnya.
“Kubilang
aku akan memberitahunya setelah mendaftarkan pernikahan.” Bisik Dong Man
“Haruskah
kalian menghabiskan sisa hidup bersama?” sindir Ae Ra
“Kami
setuju untuk menjalani hidup ini bersama-sama.” Kata Dong Man
“Ae Ra.
Kau tahu, mungkin hidup kita berkaitan dalam banyak hal.” Ungkap Pelatih Hwang.
Dong Man
merasa kalau perkataan itu membuatnya gugup,
Pelatih Hwang mengaku kalau punya firasat mereka akan saling bertemu
seumur hidup. Ae Ra makin heran mendengarnya. Pelatih Hwang mengatakan akalu
hanya ingin Ae Ra memandangnya sebagai pemuda yang menggemaskan.
“Bagaimana
bisa kau menggemaskan?” keluh Ae Ra. Pelatih Hwang mengaku kalau ibu Ae Ra
bilang dirinya menggemaskan.
“Hei.. Jangan
terlalu akrab. Hal itu akan terasa aneh.” Kata Dong Man enggan Pelatih Hwang
memeluknya.
“Apa
hanya kalian yang boleh jatuh cinta? Aku juga bisa.” Kata Pelatih Hwang tak mau
kalah.
Semua
berkumpul di atap, Don Man mengajak mereka minum bir. Ae Ra mengomel kalau
Besok pernikahan merkea dan Hari ini
Dong Man tidak boleh minum. Don Man seperti merengek. Akhirnya Ae Ra
memperbolehkan Satu gelas saja dan Joo Man akan memesan ceker ayam.
“Apa ibumu
membelikanmu tempat tinggal?” tanya Sul Hee.
“Ibuku
punya utang beberapa ratus ribu dolar. Jadi, pastikan kalian membayar sewa
tepat waktu.” Kata Ae Ra
“Andai
saja aku diuntungkan karena kenal anak dari bibi pemilik gedung. Apa Kau akan
pindah ke rumah Dong Man?” tanya Sul Hee
“Entahlah.
Dia tidak punya rencana apa pun. Dia berpikir hidup bersama berarti sudah
menikah.” Kata Ae Ra sinis
“Apa kau
harus punya rencana dalam menjalani hidup? Lebih menyenangkan jika tanpa
rencana. Rencana belum tentu terwujud. Jika hidup memang tidak terduga, maka
bisa saja menyenangkan.” Kata Dong Man
“Apa yang
merasukiku hingga aku bersedia hidup bersamanya?” keluh Ae Ra sambil
mengelengken kepalanya.
“Jika
kita tidak nekat, kau tidak akan menjadi pembawa acara. Aku tidak akan menjadi petarung. Sul Hee
tidak akan menjadi presdir. Dan Joo Man tidak akan menemukan diafragmanya.” Kata
Dong Man. Joo Man mengeluh seperti Dong Man yang begitu terobsesi dengan diafragma.
“Tetaplah
bermain walau tidak bisa menang. Hidup semau kita adalah kemenangan. Siapa yang
peduli opini orang lain?” ucap Dong Man
“ Kau
harus nekat untuk mendapatkan hadiah terbesar.” Kata Sul Hee sambil makan snack
“Jangan
hiraukan apa yang dimakan orang lain.” Kata Joo man sambil membersihkan bibi
Sul Hee
“Tempat
aku berada adalah liga utama.” Ucap Ae Ra lalu mereka pun bersulang.
“Dong
Man, saat kau menjadi pria yang sudah menikah...” kata Ae Ra. Dong Man
tiba-tiba langsung menghela nafas. Ae Ra kesal melihatnya.
“Kenapa
kamu menghela napas?” ucap Ae Ra kesal. Dong Man mengaku kalau itu Karena bahagia.
[Epilog]
Ae Ra
bangun dengan wajah kebingunan dan Dong Man pun terbangun karena digigit nyamuk.
Ae Ra binggung karena Hari ini pernikahannya tapi kenapa malah tidur di atap.
Dong Man memanggil Chewbacca mengejeknya kalau sedang bermimpi?
“Apa? Kau
panggil aku Chewbacca? Kenapa aku kembali menjadi Chewbacca?” ucap Ae Ra. Sul
Hee dan Joo Man tidur di tenda ikut duduk disamping Ae Ra.
“Hari ini
kau tampak lebih jelek.” Ejek Dong Man, Ae Ra pikir hari ini adalah hari
pernikahaknya.
“Apa kau
ingin menikah? Dengan siapa? Apa Kau punya pacar?” tanya Joo Man
“Aku
pasti salah posisi tidur. Apa Semua itu
hanya mimpi? Ini Sulit kupercaya!” ungkap Ae Ra benar-benar binggung.
Dong Man
memberikan kecupan di pipi Ae Ra merasa kalau Ae Ra menggemaskan sekali lalu
merasa sangat menggemaskan karena dia masih mabuk. Sul Hee pikir itu hanya untuk
Dong Man saja.
“Memikirkan
bisa menggodanya seumur hidupku sungguh membuatku bersemangat. Hidup ini akan
sangat menyenangkan dan Pasti akan menyenangkan.” Ucap Dong Man bahagia melihat
Ae Ra yang kebingungan.
“Benar,
bukan? Ini hari pernikahanku. Kenapa kita tidur di sini sebelum pernikahan
kita?” teriak Ae Ra dan akhirnya semua hanya bisa tersenyum lalu mengucapkan
terimakasih karena telah menyaksikan Fight For My Way.
The End
Happy ending...thx ...ditunggu sinopsis lainnya
BalasHapusKereeen,ditunggu ya sinopsis cerita yg lain
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusseo joon oppa keren.. dari mulai she was pretty sampai fight my way ini ia tampilnya perfect banget.. lucu.. slalu romance comedy yg dimainin.. :D
BalasHapusYeahh happy anding,ditunggu sinopsis korea yg lainnya
BalasHapusKok aku baper sama kisahnya joo man dan sul hee ya? Perempuan kadang menyerah kebahagiaan Mereka untuk lelaki yg mereka cintai tanpa memikirkan kebahagian diri sendiri... Sedih bgt pas ibunya seul hee liat anaknya lg beres2 di rumah camer... Setiap ibu pasti merasa tiap anaknya berharga tapi melupakan bahwa anak org lain juga berharga bagi ortunya... Makasih ya sudah kasih sinopsisnya
BalasHapusBaper baper baaapeerr😑
BalasHapusepilog terakhirx membingungkan g menikah cm kumpul doang
BalasHapusGemesin dramanya.(〒﹏〒)
BalasHapus