PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 01 Oktober 2020

Sinopsis Record of Youth Episode 8 Part 1


PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Jeong Ha dan Hye Jun berjalan di lingkungan dengan wajah bahagia. Hye Jun menawarkan untuk mendengarkan musik. Jeong Ha menyetujuinya, mereka pun berjalan sambil mendengarkan musik.

Sementara Hae Hyo baru saja selesai mandi dan akan memakai toner. Hae Na masuk kamar kakaknya bertanya apakah  kenal Jung Ji-a dan apa Pernah berpacaran dengannya. Hae Hyo memberitahu Dulu dia berpacaran dengan Hye-jun.

“Tadi Jin-u membicarakan Ji-a juga.” Ucap Hae Hyo. Hae Na terlihat gugup mencoba mengalihkanya.

“Astaga, selera Hye-jun tinggi.” Komentar Hae Na. Hae Hyo berkomentar kalau Selera Ji-a yang tinggi.

“Hubungan Hye-jun dan pacarnya terlihat baik.” Ucap Hae Hyo dan saat itu Nyonya Kim masuk kamar anaknya. 


“Hubungan siapa yang baik?” tanya Nyonya Kim. Hae Na menjawab  Hye-jun dan pacarnya.

“Apa Hye-jun punya pacar? Siapa?”tanya Nyonya Kim penasaran. Hae Hyo pikir Ibunya tak perlu tahu.

“Dia tak bekerja, tapi malah berpacaran. Bagaimana dengan kariernya?” sindir Nyonya Kim

“Dia dapat peran di Pintu Gerbang.” Ucap Hae Hyo akhirnya ikut duduk. Hae Na memuji Hye-jun hebat sekali.

“Bagaimana denganmu? Kau tak punya pacar dan tak bintangi drama.” Ejek Hae Na. Hae Hyo kesal seperti ingin memukul adiknya. 

'image.png' gagal diupload. TransportError: There was an error during the transport or processing of this request. Error code = 103, Path = /_/BloggerUi/data/batchexecute

“Ibu sedang membuat rencana untuk Hae-hyo. Karena kau sudah baca ini, bacalah naskah-naskah yang lain juga.” Ucap Nyonya Kim memberikan beberapa naskah. Hae Hyo melihat Banyak sekali.

“Kau pikir dia tak ada pekerjaan? Dia bintangi film dan menjadi pemeran utama di web drama. Hanya saja semua itu tak ada yang sukses besar meski dia terus bekerja. Kita harus dapatkan kesuksesan itu.” Ucap Nyonya Kim yakin.

“Aku terlalu beri Ibu kebebasan. Sekarang Ibu terus terang sekali. Biar aku yang urus.” Kata Hae Hyo

“Mari kita jangan bertengkar. Ibu ada di pihakmu. Carilah cara menggunakan ibu dengan baik. Jangan terus diusir. Meski diusir, ibu tak akan menjauh. Jadi, menyerahlah.” Ucap Nyonya Kim menyakinkan.

“Apa yang terjadi jika aku marah?” bisik Hae Hyo pada adiknya. Hae Na menjawab Perang.

“Apa Kau akan menyerah?” tanya Nyonya Kim. Hae Hyo menjawab Tidak. Nyonya Kim pun bisa tersenyum 

Jeong Ha dan Hye Jun duduk ditaman sambil mendengarkan musik. Jeong Ha terlihat nyaman bersadar dibahu Hye Jun, lalu meminta agar mendengarkan yang lain. Hye Jun pun dengan mudah menyentuh earphonenya.

“Aku lapar.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun mengaku sama dan bertanya  mau makan sesuatu

“Tak boleh. Sudah malam, nanti gemuk. Kau juga tak boleh. Kau harus jaga tubuhmu.” Ucap Jeong Ha

“Aku selalu menjaga tubuhku. Makan pun tak apa-apa.” Kata Hye Jun. Jeong Ha tetap melarangnya.

“Kubilang boleh, kenapa kau melarang? Bukankah kau terlalu memaksa?” keluh Hye Jun

“Jadi, kau tak suka?” tanya Jeong Ha. Hye Jun menjawab suka. Keduanya pun dengan senyuman bahagia pergi mencari makan. 


Di sebuah kedai donat, Jeong Ha bertanya Mau pesan apa. Hye Jun pikir mereka harus beli yang Hae-hyo iklankan. Jeong Ha pikir Donat adalah camilan terbaik saat kurang gula. Hye Jun mengejak Kata Jeong Ha  tak akan makan karena takut gemuk.

“Jangan menyerangku dengan hal yang sudah lalu.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun mengerti dan bertanya Mau minum apa

“Kopi. Meski tak akan bisa tidur jika minum sekarang. Aku mau kopi.” Kata Jeong Ha. Hye Jun langsung melarang  itu Tak boleh. Tapi Jeong Ha tetap ingin minum itu.


Hye Jun membawakan dua cangkir susu hangat dan juga donat. Jeong Ha  mengeluh Ini tak adil karena dapat susu, sementara  Hye Jun pesan sesuai keinginannya dan berpoikir pacarnya itu terlalu memaksa. Hye Jun membalasnya seperti yang dilakukan Jeong Ha.

“Jadi, kau tak suka?” ucap Hye Jun. Jeong Ha menjawab suka dan akhirna mulai minum dan makan donat.

“Smoothie dan donat, keduanya manis. Kopi lebih cocok.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun merasa tak mengerti alasan orang meminum kopi karena itu Pahit.

“Kau seperti anak kecil.” Ejek Jeong Ha lalu Hye Jun memberikan tissue karena bibir Jeong Ha yang berlepotan.



“Tanganmu besar sekali... Besarnya bisa separuh wajahmu.” Ucap Jeong Ha.

“Apa ini besar?.. Ahhh... Rupanya besar.” Kata Hye Jun seperti baru menyadari saat menutup wajah Jeong Ha. Jeong Ha mengeluh kalautak bisa lihat.

“Apa Kau merindukanku?” tanya Hye Jun lalu merasa itu Menggelikan. Jeong Ha mengaku kalau suka.

“Apa Kau suka?” tanya Hye Jun heran. Jeong Ha membenarkan. Hye Jun pikir kalau itu kekanak-kanakan

“Karena itu, aku suka. Aku mau kekanak-kanakan saat berpacaran. Aku tak mau terlalu realistis saat berpacaran. Sejak kecil, aku terus hidup menghadapi realitas.” Ucap Jeong Ha

“Jika itu maumu, mari lakukan seperti itu.” Kata Hye Jun. Jeong Ha pikir Hye Jun tak suka.


“Bukan begitu, tapi kemungkinan tak bisa. Makin kau mencintai seseorang, makin kau bertanggung jawab.” Jelas Hye Jun.

“Aku senang karena berpacaran dengan pria baik.” Kata Jeong Ha. Hye Jun pikir Jeong Ha melatihnya seperti itu agar bisa menjadi lebih baik.

“Apa Kau sadar?” kata Jeong Ha. Hye Jun menganguk lalu memberitahu akan mengecat rambut dengan warna hitam.

“Kenapa?” thanya Jeong Ha. Hye Jun memberitahu kalau peranya dokter. Jeong Ha pikir Hye Jun belum dapat naskah.

“Aku sudah tahu karakternya.” Kata Hye Jun. Jeong Ha meminta agar bisa melakukanya.

“Apa kau Tak lelah? Kau sudah sibuk dengan pekerjaanmu.” Ucap Hye Jun.

“Pacarmu seorang penata rias. Aku bisa melakukan itu untukmu. Aku sudah naik pangkat menjadi penata rias resmi. Mereka bilang pengangkatanku sangat cepat.” Kata Jeong Ha bangga.

“Aku merasa nyaman saat bersamamu. Aku merasakan kestabilan.” Ejek Hye Jun


 


“Sesuai dengan arti namaku. An Jeong-ha membuatmu merasa stabil.” Kata Jeong Ha

“Karena namaku berarti "memaafkan", apa aku harus memaafkan semua orang?” ucap Hye Jun

“Ini keuntungan bagiku. Jangan lupa. Apa pun yang aku lakukan, kau harus memaafkanku.” Tegas Jeong Ha. Hye Jun menganguk mengerti.

Jeong ha menyuruh Hye Jun agar makan juga, Hye Jun menolak karena sudah kenyang melihatnya makan. Jeong ha kesal meminta agar segera makan saja.


Nyonya Han sibuk membersihkan debu pada patung di ruangan. Nyonya Kim datang membawa secangkir kopi lalu duduk di teras dan berkata “Maaf, bisakah kau ambilkan komputer tabletku?” Nyonya Han pikir Nyoany Kim Tak perlu sungkan dengan berkata maaf dan langsung mengambilkanya.

“Aku dengar Hye-jun terpilih bintangi drama Pintu Gerbang? Dia Main peran apa?” tanya Nyonya Kim. Nyonya Han kaget dan bingung mendengarnya.

“Kau tak tahu? Sebentar lagi akan tayang. Sepertinya dialognya hanya sedikit dan tak terlalu penting makanya dia tak beri tahu.” Ucap Nyonya Kim menyindir. Nyonya Han pikir seperti itu.

“Kudengar dia punya pacar.”ucap Nyonya Kim. Nyonya Han kaget untuk kedua kalinya. Nyonya Kim pikir Nyonya Han tak tahu juga.

“Kau beruntung sekali. Kau membiarkan anakmu dan mereka hidup dengan baik. Nyaman sekali. Sementara aku harus melakukan banyak hal.” Ucap Nyonya Kim akhirnya berdiri 

“Akting, wajib militer, menikah, merawat cucu untuk Hae-hyo. Kuliah, firma hukum, menikah, persalinan, merawat cucu untuk Hae-na. Kira-kira Kapan berakhir? Tampaknya aku harus urus mereka sampai berusia 70 tahun.” Ucap Nyonya Kim. Nyonya Han hanya terdiam

“Kenapa diam saja? Biasanya kau selalu banyak bicara saat membahas anak.” Ucap Nyonya Kim

“Hari ini, aku tak bisa bicara apa-apa.” Ucap Nyonya Han. Nyonya Kim pikir Nyonya Han terlihat tersinggung, tapi bukan tak bisa berkata-kata.

“Apa Aku terlihat seperti itu?”tanya Nyonya Han. Nyonya Kim membenarkan.

“Begitu? Rupanya aku tak bisa menyembunyikan perasaanku.” Kata Nyonya Han lalu beranjak pergi dengan wajah cemberut.

“Itu… Ada apa dengannya? Aku terlihat jahat jika dia pergi seperti itu.” Ucap Nyonya Kim


Nyonya Han masuk ke ruang cuci dan tak percaya kalau  tak bisa menyembunyikan perasaannya di depan I-yeong sekali pun. Ia pun memasukan baju ke dalam mesin cuci lalu berpikir Hye-jun benar-benar melakukan semuanya sendiri lalu mengeluarkan ponselnya. 


“Apa terjadi sesuatu dengan keluargamu?” tanya Tuan Kim mendengar bunyi ponsel temanya.

“Ini membuatku takut.” Kata Tuan Sa lalu membuka ponselnya. Sang istri mengirimkan pesan pada grup [Hye-jun. Selamat. Ibu dengar kau terpilih bintangi drama.]

“Oh..Benar begitu?] balas Gyeong Jun. Tuan Sa tak percaya dan merasa itu tak benar.

“Ada apa?” tanya Tuan Kim. Tuan Sa memberitahu  Katanya Hye-jun terpilih bintangi drama. Tuan Kim pikir itu bagus.

“Apa kau yakin kali ini?” tanya Tuan Sa. Gyeong Jun membalas  Lihat saja saat tayang jadi Tak perlu tanya begitu.

“Ini hal baik, berbicaralah yang baik.” Tulis Nyonya Han.

 “Sebelumnya juga seperti ini dan tak jadi. Harus lihat sampai akhir. Aku harap kali ini tak jadi juga dan membuat dia sadar.” Keluh Tuan Sa

“Jangan lupa bertemu denganku nanti.” tulis Gyeong Jun. Hye Jun sedang berjalan di lorong melihat Kakaknya bersemangat kembali.

“Kau punya kakak yang baik. Gyeong-jun memang yang terbaik.” Puji sang ayah. 


“Hye-jun sudah membaca, tapi kenapa tak katakan apa pun?” tulis ayahnya. Hye Jun sedang ada didepan rumah Nyonya Lee.

“Masuklah. Aku baru selesai siap-siap untuk kedatanganmu. Bagus, 'kan?” ucap Nyonya Lee yang sudah membuka pintu untuk Hye Jun.

“Lakukan hal lain dengan baik.” Ejek Hye Jun. Nyonya Lee pikir Hye Jun ingin membuatnya sedih. Hye Jun bertanya apakah bisa melakukanya.

“Aku sedih!” kata Nyonya Lee. Nyonya Lee meminta agar Jangan begitu da memuji Nyonya Lee bekerja dengan baik.

“Astaga. Perkataan itu… Hei! Aku berdebar karenamu. Hal seperti ini yang seharusnya diperlihatkan.” Ucap Nyonya Lee bahagia lalu ikut masuk kedalam rumah. 


Nyonya Han sibuk membersihkan kamar Hae Hyo, lalu melihat pesan dari anaknya. Ia tak percaya padahal tanya kenapa tak katakan apa pun, tapi Hye Jun  hanya balas titik-titik. Ia lalu melihat gambar Hae Hyo dalam kamarnya.

“Hae-hyo tampan sekali... Meski tak setampan Hye-jun.” ucap Nyonya Han bangga lalu kembali membersihkan lantai.

“Apa kau sudah mencari orang yang mahir memasak?” tanya Nyonya Kim. Nyonya Han menganguk dan mangatakan kalau orang itu bisa.

“Kau percaya padanya, 'kan?” ucap Nyonya Kim memastikan. Nyonya Han pikir Nyonya Kim tahu kalau Jin U dan orang itu adalah ibunya Jin U

“Apa ini perkumpulan orang tua SD atau apa?” gumam Nyonya Kim dan bertanya Kapan dia bisa datang?

“Aku akan beri nomornya, silakan hubungi dia.” Kata Nyonya Han. Nyonya Kim menganguk mengerti. 


“Omong-omong… Hae-hyo yang beri tahu bahwa Hye-jun punya pacar, 'kan? Sejak kapan mereka berpacaran? Setelah putus dengan mantan pacarnya, dia seperti takkan berpacaran lagi.” Ucap Nyonya Han

“ Namun, dia tak bisa berpacaran saat ini.” Kata Nyonya Kim kembali menyindir.

“Dibiarkan sekali, dia langsung menyerang terus.” Gumam Nyonya Han.

“Zaman sekarang, konon kau harus berterima kasih jika anakmu bisa berpacaran sesuai keinginan sendiri.” Balas Nyonya Han

“Ada apa dengannya? Dia tak mau kalah sepatah kata pun.” Gumam Nyonya  Kim sinis

“Kau tahu banyak hal.”ejek Nyonya Kim. Nyonya Han pun mengucapkan Terima kasih.

“Kenapa dia menerima ini sebagai pujian?” keluh Nyonya Kim dalam hati. Nyonya Han langsung menyalakan vacum cleaner.

“Apa Kau akan terus di sini? Apa tak berisik?” ejek Nyonya Han. Nyonya Kim yang kesal pun akhirnya keluar dari kamar. 


Jeong Ha naik bus menerima telp dari ayahnya,  Tuan Ah bertanya Ada di mana? Jeong Ha menjawab Di bus dan dalam perjalanan ke salon. Tuan Ah pikir Jeong Ha pergi lebih awal ke salon dan meminta agar jangan kaget karena Ayahnya dalam perjalanan ke rumah sakit.

“Aku Nyaris kaget. Apa Terjadi sesuatu dengan istri Ayah?” tanya Jeong Ha terlihat senang mendengar suara ayahnya.

“Kemarin dia melakukan operasi pengencangan wajah. Dia cantik, tapi terus membandingkan dengan wajahnya saat masih muda. Ayah sedang menjemputnya.” Cerita Nyonya Ah

“Dia beruntung sekali punya suami seperti Ayah.” Ucap Jeon Ha bangga

“Kau lebih beruntung karena kau putri ayah. Kapan kau akan menelepon ayah lebih dulu? Ayah merindukanmu, Jeong-ha.” Kata Tuan Ah. Jeong Ha mengaku ia juga rindu.

“Namun, aku di dalam bus. Tak bisa bicara lama-lama.” Kata Jeong Ha. Tuan Ah mengerti dan berjanji akan segera mengunjunginya.

 


Jeong Ha masuk ke dalam salon, beberapa pegawai menatapnya dan saling berbisik  sinis. Ia pun mencoba tak peduli dan pergi ke meja receptionist.  Jin Ju sedang duduk dengan rambut yang sedang di styling.

“Aku riaskan untuk kencan butamu besok. Aku buat kau terlihat menggemaskan.” Ucap Jin Ju.

“Jika kau bersedia, aku sangat berterima kasih.” Kata dua pegawai lainya terlihat bahagia. 


“Apa Kau mau makan salad siang ini? Ada toko salad baru di depan. Jika ada yang mau salad, beri tahu aku. Aku pesankan sekalian.” Ucap Jin Ju. Jeong Ha tak peduli hanya membawa mapnya lalu pergi ke ruangan lain.

“Tolong tanya Su-bin juga.”teriak Jin Ju sengaja menyindir. Pegawai yang lain melihat Jeong Ha itu Mentalnya kuat sekali.

“Benar. Bagaimana aku bisa mengalahkan dia?” ucap Jin Ju dengan wajah sinis.

 


Jeong Ha melihat DAFTAR RESERVASI yang sudah penuh, sambil berkomenta kalau ada Orang yang merusak suasana hatinya dan Orang yang membuatnya lebih menderita. Jin Ju datang berkomentar reservasi Jeong Ha penuh hari ini.

“Tampaknya kau sangat tertarik padaku.” Sindir Jeong Ha. Jin Ju bertanya Kapan  Jeong Ha akan berhenti

“Aku tahu apa pun yang aku lakukan, sulit untuk lepas dari situasi ini.” Ucap Jeong Ha

“Kau pintar. Kau cepat memahami keadaan.” Sindir Jin Ju. Jeong Ha pun ingin tahu alasan Jin Ju melakukan ini


“Kau tahu apa tingkatan tertinggi dari benci? Benci tanpa alasan. Kau tahu apa yang baik dari ini? Aku menjadi bersemangat. Otakku bekerja keras mencari cara untuk mengusirmu.” Ucap Jin Ju sinis

“Setelah dilihat, rupanya kau menyedihkan.” Balas Jeong Ha. Jin Ju tak bia menahan amarah ingin memukl Jeong Ha tapi Jeong Ha bisa menahan tanganya.

“Sekarang aku tahu siapa kau sebenarnya. Aku takkan biarkan kau seenaknya.” Ucap Jeong Ha. Jin Ju hanya menatap sinis. Saat itu ada seseorang yang merekam kejadian tersebut. 




Nyonya Lee  membawakan minuman hangan dan memebrikan naskah PINTU GERBANG – REN. Hye Jun langsung memasukan kedalam tasnya. Nyonya Lee heran Hye Jun Tak membacanya. Hye Jun mengaku mau ke perpustakaan dan mencari materi.

“Departemen apa?” tanya Hye Jun. Nyonya Han menjawab Kedaruratan medis. Hye Jun bertanya Apa ada referensi.

“Apa kau Ingat ER ?” ucap Nyonya Lee. Hye Jun bingung. Nyonya Lee sadar kalau 

Itu drama lama.

“Namun, bukan itu yang penting. Tatapan melodramatismu…” ucap Nyonya Lee penuh semangat. 


“Hentikan. Kau akan terus berpikiran dangkal seperti itu?” keluh Hye Jun. Nyonya Lee pikir  Berpikiran dangkal bukan hal buruk. Itu selera.

“Baik. Aku akan menghormati seleramu.” Kata Hye Jun. Nyonya Lee mengajak Pergi bersama lalu makan siang.

“Tidak. Aku mau belajar. Nanti malam harus bertemu kakakku.” Ucap Hye Jun dan bertanya Nyonya Lee mau ke mana.

“Kau sudah mulai bintangi drama. Aku harus temui wartawan, memberi salam, dan melakukan sedikit sentuhan.” Kata Nyonya Lee. 


Dua wartawan sudah menunggu, Tuan Lee datang menyapa keduanya meminta maaf karena seharusnya menemui lebih awal lalu memberikan kartu namanya. Si wartawan pria mengaku mengenal direktur A June lainnya dengan baik.

“Senang berjumpa denganmu. Ini juniorku.” Ucap si pria memberitahu wanita yang ada disampingnya.

“Ya. Terima kasih atas artikelnya. Silakan duduk. Kau pasti kesulitan karena Do-ha.” Ucap Tuan Lee

“Artikelku itu dapat banyak komentar jahat.” Kata Si wanita. Tuan Lee mengaku mereka juga dihujat, dibilang tak becus.

“Apa Jessica dan Do-ha bermain bersama di miniseri Tangkaplah?” tanya si wanita penasaran.

“Setahuku Jessica sudah pasti, sedangkan Do-ha belum pasti. Aku akan langsung memberitahumu jika sudah diputuskan.” Kata Tuan Lee

“Senangnya. Kau dapat berita eksklusif.” Ucap si pria pada juniornya lalu  terlihat nama JJAMPPONG, LEE MIN-JAE di ponselnya lalu meminta izin untuk mengangkatnya. 


“Kami akan bekerja dengan penulis ternama. Aku akan beri tahu itu juga.” Bisik Tuan Lee. Si wanita pun mengucapkan Terima kasih dengan wajah bahagia.

“Aku sedang ada janji. Nanti aku hubungi lagi.. Baik.”kata Si pria berbicara pada Nyonya Lee

“Apa kau tahu Jjamppong Entertainment?” tanya Si pria. Tuan Lee mengeluh dalam hati Jjamppong lagi

“Apa ada agensi seperti itu?” ucap Tuan Lee berpura-pura tak tahu. Ia heran Kenapa namanya Jjamppong dan menegaskan Industri ini bukan lelucon.

“Meski begitu, dia baik” ucap wartawan. Tuan Lee mengaku  Awalnyahanya berniat memberi salam dan minum teh dengan mereka.

“Tapi setelah bertemu langsung, aku sangat menyukai kalian. Apa kalian suka miras? Bagaimana? Mari mulai bersenang-senang dari siang jika kalian tak keberatan.” Ucap Tuan Lee mencoba menjilat wartawan. 




Hye Jun pergi ke perpustakan sendiri mencari buku tentang KEDARURATAN MEDIS. Ia pun mengambil beberapa buku untuk dramanya. Sementara Do Ha berjalan dengan Tuan Lee ingin tahu  Siapa pria berengsek itu, yaitu Pria yang menyuruhnya bunuh diri.

“Bukan pria. Seorang karyawan swasta wanita. Dia mau diselesaikan secara kekeluargaan, tapi aku bilang tak bisa.” Ucap Tuan Lee. Do Ha pikir  itu Bagus.

“Tapi Tak perlu dilakukan jika kau tak mau.” Kata Tuan Lee. Do Ha merasa  tak bisa menolak setelah bertemu penulis dan sutradara.

“Aku akan menyelesaikan hal sulit. Kau hanya perlu melakukan keinginanmu.” Kata Tuan Lee. 




Akhirnya Do Ha pergi bertemu dengan Sutradara dan penulis, tapi pandanganya ke arah lain. Sutradara pun berpikir Do-ha ternyata diam sekali. Do Ha mengaku  sedikit malu di awal dan mengaku suka karyanya. Sutradara pun mengucapkan Terima kasih.

“Pengarahannya halus, tapi kuat.” Puji Do Ha. Si Sutadara pun senang mendapatkan pujian.

“Mari kita langsung saja. Kau akan ikut serta, 'kan?” ucap si penulis penasaran.

“Kalian sudah menawariku, tentu aku harus melakukannya.” Ucap Do Ha. Tuan Lee tak percaya Do Ha bisa menerima dengan cepat. Si penulis langsung mengucapkan Terima kasih dengan wajah bahagia. 


“Selain Jessica, apa peran lain sudah ditentukan? Siapa pemeran Yeong-min? Dia ada banyak adegan denganku.” Tanya Do Ha

“Ada dua kandidat. Lee Yong-ju atau Tae Yeong-jin. Lalu, untuk peran lain ada Won Hae-hyo dan Lee Ji-seop.” Kata Sutradara

“Hae-hyo! Aku suka Hae-hyo.” Kata Do Ha dengan penuh semangat. Sementara Tuan Lee gugup mendengar nama Hae Hyo.

“Apa Kau dekat dengan Won Hae-hyo?” tanya sutradara. Do Ha mengaku pernah main film dengannya dan menurutnya Hae Hyo orang yang sangat nyaman.

“Begitu. Kami belum pernah bertemu. Aku harus bertemu dia.” Kata sutradara. Tuan Lee terlihat gugup. 


BANK MIRAE CS

Gyeong Jun melayani custumer meminta agar meberikan kartu identitas untuk menerbitkan kembali kartu debit. Si wanita kesal mencoba mencari didompetnya dan mengaku sedang buru-buru jadi meminta agar cepat. Gyeong Jun mengerti.

“Menu penerbitan kartu debit di mana?” tanya Gyeong Jun pada temanya. Manager melihat Gyeong Jun

“Apa Kau tak tahu cara penerbitan kartu?” komentar temanya. Gyeong Jun mengaku Ini bukan pekerjaanku.

“Aku tak tahu. Aku melakukan ini karena dimintai bantuan.”ucap Gyeong Jun santai.

“Ini bukan pekerjaanmu, tapi kau lakukan? Tolong cepat.” Kata si custumer marah. 


“Coba Lihat bagian kiri atas di menu utama.” Kata temanya. Gyeong Jun pun bisa menemukanya dan meminta Nyonya Kim Ju-yun agar bisa mengisi data.  Si wanita kesal karena Dilayani orang yang tak bisa kerja.

“Bukan tak bisa kerja, tapi bukan tugasku. Aku hanya membantu. Mohon pengertiannya.” Ucap Gyeong Jun. Manager yang ada dibelakangnya menahan emosinya. 


Di dalam toilet, dua pria membahas yang Gyeong Jun katakan di depan nasabah, yaitu  sudah seperti pemeriksa fakta. Pria lain tahu Gyeong Jung mau pamer bahwa dia lulusan Universitas Nasional Seoul tapi menurutnya ia tak bisa bekerja.

“Katanya dia kena tipu uang sewa... Ada-ada saja. Dia berlagak pintar. Konon dia kehilangan semua uangnya.” Ucap Si pria mengejek dan saat itu Gyeong Jun pun keluar dari toilet. Keduanya langsung kaget. 


“Kenapa orang selalu membicarakan orang lain di toilet? Dan kenapa orang yang terlibat selalu mendengarnya?” sindir Gyeong Jun.

“Maafkan aku. Mari kita minum miras bersama nanti.” kata si pria berdasi mengulurkan tanganya.

“Tak bisa. Aku sudah ada janji.” Ucap Gyeong Jun. Si Pria pikir lain kali an mengajak temanya pergi. teman yang mengunakan jas meminta maaf pada Gyeong Jun lalu pamit pergi.

“Mereka mudah sekali meminta maaf. Aku ingin memukulnya, tapi tak bisa. Aku perlu pekerjaan ini. Aku harap orang yang menipuku sial tiga keturunan.”ucap Gyeong Jun kesal merapihkan rambutnya.

 


Gyeong Jun kembali ke meja kerjanya, Manager menatap sinis kearah meminta agar mendekat. Gyeong Jun melihat sekeliling memastikan kalau memang untuknya. Akhirnya ia pun mendekati meja Manager. Manger  memberitahu Gyeong Jun kalau Tugasnya  juga termasuk membantu pelanggan saat yang lain sibuk.

“Kenapa kau suka mengategorikan?” ucap managar. Gyeong Jun pikir Jika tak dikategorikan, maka tanggung jawabnya tak jelas.

“Jika tanggung jawab tak jelas, orang tak bersalah bisa dihukum.” Ucap Gyeong Jun. 



“Kau kelahiran 1992, 'kan? Aku kaget. Kau terlihat tua.”sindir Si manager.  Gyeong Ju mengaku Wajahnya tak berubah sejak SMP.

“Aku sampai membaca buku karenamu. “Kelahiran 90-an Datang” Aku berusaha untuk memahamimu. Jika atasan mengatakan sesuatu, dengarkan dan lakukan!” kata Manager. Gyeong Jun akhirnya  mengerti dan  berjanji akan berusaha.

“Kau harus berusaha. Kau harus berusaha 100 kali lebih keras daripada orang lain.” Ucap Manager

"Orang lain"? Apa maksudmu…” kata Gyeong Jun. Manager meminta agar Hentikan dengan panggilan Gyeong Jun “Tukang Serang.”

“Kembali ke tempatmu... Hari ini sampai di sini.” Ucap Manager tak ingin berlama-lama. 

Manager dan dua pegawai lainya berjalan di lobby, lalu melonggo melihat pria tampan yang sedang menunggu. Hye Jun menunggu sang kaka dan langsung melambaikan tangan saat Gyeong Jun keluar dari bank. Gyeong Jun bertanya adiknya ingin makan apa.

“Apa yang enak di sini?” tanya Hye Jun. Gyeong Jun menjawab  Ada galbijjim, kerang panggang… Manager melonggo akhirnya langsung menghampirinya.

“Pak Sa.. Siapa ini?” tanya Manager. Gyeong Jun meminta adiknya memberikan salam pada atasanya. 


“Halo. Namaku Sa Hye-jun.” ucap Hye Jun. Gyeong Jun membertahu kalau Dia adiknya.

“Apa Dia sungguh adikmu?”ucap Manager melonggo tak percaya. Gyeong Jun hanya bisa bergumam “Dunia yang menjijikkan. Memberi peringkat pada orang berdasarkan uang dan wajah.”

“Permisi. Apa kau model? Wajahmu terlihat tak asing.” Kata pegawai lainya.

“Dulu pernah menjadi model. Sekarang aku menjadi aktor.” Kata Hye Jun. Mereka pun senang karena dugaanya benar.

“Kau sangat tampan. Kenapa datang ke sini hari ini?” kata Manager mencoba untuk lebih dekat.

“Gyeong-jun mengajakku makan malam bersama.” Ucap Hye Jun ramah tapi Gyeong Jun seperti tak nyaman.

“Astaga. Aku belum makan malam juga.” Kata Manager. Gyeong Jun pikir managernya Silakan makan malam lalu pamit pergi dan menarik adiknya.

“Dasar bajingan berhati dingin.” Ucap Manager kesal melihat tingkah Gyeong Jun.

***

 Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar